Makalah bentuk pemerintahan dan sistem p
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT berkat
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
penyusun
dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Jenis pemerintahan”
sebagai syarat memenuhi tugas dalam pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
Oleh
karena
itu,
dalam
kesempatan
ini
penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
ibu
, selaku guru pendidikan
kewarganegaraan
2.
Semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian
dan penulisan makalah ini yang tidak dapat penyusun sebutkan
satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna dan masih banyak kekurangan, mengingat kurangnya kemampuan
penulis. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Demikian kata pengantar pada makalah ini, mudah-mudahan makalah yang
dengan kerendahan hati penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi semuanya.
Penulis,
Meliyana
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar.......................................................................... i
Daftar Isi............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................ 1
A.
Latar Belakang.............................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................ 1
C.
Maksud dan Tujuan.......................................... 1
D.
Sistematika Penulisan.................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................... 3
A.
Bentuk-Bentuk Pemerintahan Dan Maknanya.............. 3
B.
Jenis-Jenis Pemerintahan Dan Maknanya...................... 4
C.
Perbedaan Antara Masing-Masing Jenis Pemerintahan........ 8
BAB III PENUTUP.................................................... 10
A.
Kesimpulan.............................................. 10
B.
Saran................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Jenis
pemerintahan
adalah
suatu
jenis
alat
atau
perangkat
pemerintahan untuk mengendalikan dan mengarahkan suatu negara,
jenis pemerintahan mampunyai bermacam-macam alat atau cara untuk
mengatasi persoala-persoalan kenegaraan atas nama rakyat berdasarkan
hukum yang berlaku. Seperti persoalan idiologi, persoalan politik,
persoalan ekonomi, persoalan budaya, persoalan pertahanan, persoalan
keamanan, persoalan penegakan hukum, dan lain-lain.
Persoalan di atas tersebut tidak akan terselesaikan atau terpecahkan
apabila jenis pemerintahan itu sendiri kadang sering salah penerapan
makna atau gunanya alat itu sendiri artinya diselewengkan.
Secara luas, jenis pemerintahan adalah itu bisa menyelesaikan
masalah negara seperti yang di atas. Apabila rakyat bisa ikut andil dalam
menjalankan jenis pemerintahan tersebut sesuai fungsinya. Hingga saat
ini negara yang menerapkan jenis pemerintahan dengan baik atau sesuai
hanya sedikit artinya bisa dihitung.
Secara sempit, jenis pemerintahan adalah hanya sebagai alat untuk
menjalankan roda pemerintahan sehingga kestabilan negara terjaga dan
permasalahan-permasalahan pun dapat berkurang. Dan sebagai tameng
(pelindung) dari adanya pelaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya
itu sendiri.
Jenis pemerintahan adlah penentu atau alat sebagai tameng atau
pelindung supaya negara tidak mudah bokbrok sekiranya untuk jangka
waktu yang lama.
B.
Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis susun adalah sebagai berikut :
1.
2.
Apa saja jenis pemerintahan itu ?
Apa
arti
atau
makna
jenis
pemerintahan
?
(masing-masing
pemerintahan)
3.
Dan apa perbedaannya ?(masing-masing jenis pemerintahan)
C.
Maksud dan Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas penulis memiliki maksud
dan tujuan yang ingin dicepat pada penulisan makalah ini adapun maksud
dan tujuan yaitu :
a.
Ingin mengetahui jenis-jenis pemerintahan
b.
Agar dapat memahami apa makna atau juga jenis pemerintahan
c.
Mengetahui perbedaan masing-masing jenis pemerintahan
D.
Sistematika Permasalah
Sebagai gambaran verbal yang penulis tentukan dalam penulis
makalah ini. Pada sistem penulisannya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Maksud dan Tujuan
D.
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Bentuk-Bentuk Pemerintahan Dan Maknanya
B.
Jenis-Jenis Pemerintahan Dan Maknanya
C.
Perbedaan Antara Masing-Masing Jenis Pemerintahan
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Bentuk-Bentuk Pemerintahan Dan Maknanya
1.
Bentuk Pemerintahan Klasik
Teori-teori tentang bentuk pemerintahan klasik pada umumnya masih
menggabungkan bentuk negara dan bentuk pemerintahan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Mmac Iver dan Leon Duguit yang menyatakan bahwa
bentuk negara sama dengan bentuk pemerintahan Prof. Padmo Wahyono,
SH juga berpendapat bahwa bentuk negara aristokrasi dan demokrasi
adalah bentuk pemerintahan klasik. Sedangkan monarki dan republik
adalah bentuk pemerintahan modern.
Dalam teori klasik bentuk pemerintahan dapat dibedakan atas jumlah
orang yang memerintah dan sifat pemerintahannya. Bentuk pemerintahan
menurut ajaran klasik banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Plato
dan aristoteles. Baik Plato maupun Aristoteles, kedunanya membagi
bentuk pemerintahan ke dalam dua kelompok besar yakni, bentuk yang
paling baik dan bentuk yang buruk (bentuk pemerosotan).
Plato dikenal sebagai orang pertama yang menyelidiki bentuk-bentuk
pemerintahan secara
sistematis dan mendalam. Berdasarkan hasil
penyelidikannya, Plato menyebutkan ada lima bentuk negara yakni
aristokrasi, timokrasi, oligarki, demokrasi, dan tirani.
Menurut Plato, bentuk pemerintahan yang paling baik adalah
monarki, sedangkan tirani merupakan bentuk pemerosotannya. Diantara
monarki sebagai bentuk ideal dan tirani sebagai bentuk pemerosotannya,
terdapat aritokrasi dengan bentuk pemerosotannya adalah oligarki dan
demokrasi dengan bentuk pemerosotannya adalah mobokrasi.
Aristoteles
mengklasifikasikan
bentuk
–
bentuk
pemerintahan
berdasarkan pengamatan empirik atas konstitusi – konstitusi polis
diYunani
kuno.
Aristotelels
mengklasifikasikan
bentul-bentuk
pemerintahan atas dasar kriteria kuwantitatif dan kualitatif.
Berdasarkan kedua kriteria tersebut, aristoteles mengklasifikasikan
bentuk-bentuk pemerintahan ke dalam tiga bentuk pemerintahan yang
baik dan tiga pemerosotan. Tiga bentuk pemerintahan yang baik adalah
monarki, aristokrasi dan polity.
Bentuk-bentuk pemerintahan yang buruk adalah timur sebagai
bentuk pemerosotan dari monarki, oligarki sebagai bntuk pemerosotoan
dari aristokrasi dan demokrasi sebagai bentuk pemerosotan polity.
2.
Bentuk pemerintahan monarki (kerajaan)
Leon Duguit membedakan pemerintahan dalm bentuk Monarki dan
republik. Untuk membedakan negara mana yang termasuk monarki atau
republik, kita perlu mengetahui kriteria bagaimana kepala negara itu
ditunjuk.
Menurut Leon Duguit, kalau kepala negara ditunjuk berdasarkan
turun-temurun, maka kita berhadapan dengan monarki kalau kepala
negaranya di tunjuk, tidak berdasarkan turun temurun, tetapi dipilih maka
kita berhadapan dengan republik.
Bentuk pemerintahan monarki berlaku apabila suatu negara dikepalai
oleh seorang raja, ratu, syeh atau kaisar yang bersifat turun-temurun dan
untuk jabatan seumur hidup. Bentuk pemerintahan monarki dapat
dibedakan sebagai berikut. Monarki absolut, monarki konstitusional dan
monarki parlementer.
3.
Bentuk Pemerintahan Republik
Bentuk berasal dari kata res publica yang artinya kepentingan umum.
Pemerintahan republika adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat
dan dipimpin oleh seorang presiden untuk masa jabatan tertentu. Bentuk
pemerintahan yang kepala negaranya dipilih oleh rakyat baik secara
langsung maupun tidak untuk jangka waktu tertentu. Berdasarkan bentuk
partisipasi rakyat republik dapat dibedakan atas republik oleh rakyat
parlementer.
Republik oleh rakyat dimaksudkan sebagai bentuk pemerintahan
yang rakyatnya secara langsung mengawasi pemerintahan melalui
refendum (pemungutan suara) atas jalannya pelaksanaan undang-undang
dasar. Republika parlementer merupakan bentuk pemerintahan yang
rakyatnya menjelmakan kekuasaan ditangan dewan perawakilan rakyat.
Dewan ini dipilih oleh rakyat dan memiliki kekuasaan penuh untuk
mewujudkan kehendak rakyat.
B.
Jenis-jenis pemerintahan dan maknanya
1.
Bentuk pemerintahan klasik
a.
Ajaran Plato (429-374 SM)
Plato mengemukakan lima bentuk pemerintahan negara. Kelima bentuk
itu menurut plato harus sesuai dengan sifat-sifat tertentu manusia.
Adapun kelima bentuk itu sebagai berikut :
1)
Aritokrasi
Pemerintahan oleh kaum cendikiawan yang dilaksanakan sesuai
dengan pikiran keadilan. Kekuasaannya dijalankan oleh beberapa orag
yang mewujudkan kesejahteraan umum.
2)
Rimokrasi
Pemerintahan
kemasyuran
negaranya
dan
oleh
golongan
kehormatan.
terlibat
dalam
ghartawan
Pemerintahan
pengaturan
yang
yang
negara
ingin
mencapai
seluruh
guna
warga
mewujudkan
kesejahteraan umum
3)
Oligarki
Pemerintahan
oleh
golongan
hartawan.
Yang
dijalankan
oleh
sekolompok orang yang bertujuan mewujudkan kepentingan kelompoknya
sendiri
4)
Demokasi
Pemerintahan oleh rakyat jelata, bentuk pemerintahan yuang seluruh
warga negaranya terlibat dalam peraturan negara. Namun diantara
mereka yang berkuasa terdapat orang-orang yang kurang baik.
5)
Tirani
Pemerintahan oleh seorang tiran (sewenang-wenang) sehingga jauh
dari cita-cita keadilan. Ebntuk pemerintahan oleh satu orang yang
berusaha mewujudkan kepentingannya sendiri tanpa mengindahkan
kesejahteraan umum.
6)
Monarki
Pemerintahan yang kekuasaannya dipegang oleh satu orang yang
berusaha mewujudkan kesejateraan umum.
b.
Ajaran Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua
kriteria pokok, yaitu jumlah orang yang memegang pucuk pemerintahan
dan
kualitas
pemerintahannya.
Berdasarkan
dua
kriteria
tersebut,
perbedaan bentuk pemerintahan adalah sebagai berikut :
1)
Monarki
Pemerintahan oleh satu orang demi kepentingan umum sifat
pemerintahan ini ideal dan baik.
2)
Tirani
Pemerintahan oleh seseorang demi kepentingan pribadi. Bentuk
pemerintahan ini buruk dan merupakan kememrosotan.
3)
Aristoteles
Pemerintahan oleh orang-orang tertentu demi kepentingan sebagian
orang.
Bentuk
pemerintahan
ini
kurang
baik
dan
merupakan
pemerosotan.
4)
Oligarki
Pemerintahan oleh beberapa orang demi kepentingan kelompoknya.
Bentuk pemerintahan ini merupakan pemerosotan dan buruk.
5)
Plitera(republik)
Pemnerintahan oleh seluruh rakyat demi kepentingan umum. Bentuk
pemerintahan ini baik dan ideal
6)
Demokrasi
Pemerintahan oleh beberapa orang demi kepentingan umum. Bentuk
pemerintahan ini baik dan ideal.
c.
Ajaran Polybios (204-122 SM)
Ajaran polybios yang dikenal dengan (Selus Theory) sebenarnya
merupakan pengembangan lebih lanjut dari ajaran aristoteles dengan
sedikit perubahan, yaitu dengan mengganti bentuk pemerintahan ideal
politica dengan demokrasi. Teori siklus polybios dalam bentuk bagan
dapat kita lihat sebagai berikut :
Monarki
Skema teori siklus Polybios
Menurut Polybios, monarki adalah bentuk pemerintahan yang pada
mulanya mendirikan kekuasaan atas rakyat dengan baik dan dapat
dipercaya lama kelamaan keturunan sanga raja (yang kesekian) tidak lagi
menjalankan pemerintahan untuk kepentingan umum, bahkan cenderung
sewenang-wenang dan menindas rakyat, sejak itu monarki bergeser
menjadi tirani.
Dalam situasi pemerintahan tirani yang sewenang-wenang muncullah
kaum bangsawan yang bersekongkol untuk melawan mereka bersatu,
tampil
kemuka
melawan
(mengadakan
pemberontakan).
Sehingga
kekuasaan beralih kepada mereka. Pemerintahan selanjutnya dipegang
oleh beberapa orang dan memperhatikan kepentingan umum serta
bersifat baik. Sejak saat itulah permerintahan berubah dari tirani menjadi
aristokrasi. Aristokrasi yang semula baik dan memperhatikan kepentingan
umum lama kelamaan (keturunannya) tidak lagi menjalankan keadilan
dan hanya mementingkan diri sendiri, keadaan ini mengakibatkan
pemerintahan (aristokrasi) bergeser ke oligarki.
Dalam pemerintahan oligarki yang tidak ada keadilan, rakyat
berontak mengambil alih kekuasaan untuk memperbaiki nasib. Rakyat
menjalankan kekuasaan negara demi kepentingan rakyat. Akibatnya
emerintahan bergeser menjadi demokrasi.
Namun, pemerintahan demokrasi yang awalnya baik lama kelamaan
banyak diwarnai kekacauan kebokbrokan, dan korupsi. Sehingga hukum
sulit ditegakkan. Masing-masing pihak ingin mengatur sendiri keadaan itu
mengakibatkan bergesernya demokrasi menjadi okhlorasi.
Dari pemerintahan okhlorasi ini kemudian muncul seorang yang kuat
dan berani yang dengan kekerasan dapat memegang pemerintahan.
Dengan demikian pemerintahan kembali dipegang oleh satu tangan lagi
dalam bentuk monarki.
Perjalanan siklus pemerintahan di atas memperlihatkan pada kita
akan
adanya
hubungan
kaissal
(sebab
akibat)
antara
bentuk
pemerintahan yang satu dengan yang lain . itulah sebabnya polybios
beranggapan bahwa lahirnya pemerintahan yang satu sebagai akibat dari
pada pemerintahan yang s ebelumnya telah ada.
2.
Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan)
a.
Monarki Absolut
Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara
yang dikepalai oleh seorang (raja, ratu, syah, atau kaisar) yang
kekuasaannya dan kewenangannya tidak terbatas pemerintah raja
merupakan undang-undang yang harus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada diri
raja kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif menyatu dalam ucapan
dan
perbuatannya.
Contohn,
perancis
semasa
luis
XIV
dengan
semboyannya yang dikenal L’etat C’east mal (negara adalah saya).
Raja memegang kekuasaan mutlak atas kekuasaan legislatif eksekutif
dan yudikatif. Oleh karena itu kekuasaan negara terpusat di tangan raja,
pemerintahan ini disebut pula otokrasi.
b.
Monarki Konstitusional
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu
negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi oleh
undang-undang dasar (konstitusi). Proses monarki konstitusional adalah
sebagai berikut :
1)
Adakalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu s endiri
karena ia takut dikudeta. Contoh negara jepang dengan hak octrodi.
2)
Adakalanya proses monarki konstitusional terjadi karena adanya revolusi
rakyat terhadap raja. Contoh inggris yang melahirkan Bill of rights tahun
1689, Yordania, Denmark, Saudi Arabia, dan brunei darussalam.
c.
Monarki parlementer
Monarki parlementer adalah suatu pemerintahan dalam negara yang
dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlementer (DPR)
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Dalam monarki parlementer,
kekuasaan
ekslusif
dipegang
oleh
kabinet
(perdana
mentri)
yang
bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja adalah sebagai kepala
negara (simbol kekuasaan) yang kedudukannya tidak dapat diganggu
gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap
dilaksanakan di inggris, belanda dan malaysia.
3.
Bentuk pemerintahan Republik
a.
Republik Absolut
Dalam sistem republik absolut, pemerintahan diktator tanpa ada
pembatasan kekuasaan. Penguasa mengabaikan konstitusi dan untuk
melegitinasi
kekuasaannya
digunakanlah
partai
politik.
Dalam
pemerintahan in parlemen memagang ada namun tidak berfungsi.
b.
Republik Konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, presiden kekuasaan kepala
pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi.
Disamping itu pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.
c.
Republik parlementer
Dalam sistem republik parlementer. Presiden sebagai kepala negara.
Namun
presiden
tidak
dapat
diganggu
gugat.
Sedangkan
kepala
pemerintahan berada di tangan perdana mentri yang bertanggung jawab,
kepada parlemen. Dalam sistem ini kekuasaan legislatif lebih tinggi dari
pada kekuasaan eksekutif.
C.
Perbedaan antara jenis-jenis pemerintahan
Pemerintahan
monarki
adlah
yang
paling
baik
karena
bentuk
pemerintahan yang kekuasaannya dipegang oleh satu orang yang
berusaha mewujudkan kesejahteraan umum. Sedangkan tirani merupakan
bentuk pemerosotannya krena bentuk pemerintahannya oleh satu orang
yang
berusaha
mewujudkan
kepentingan
dirinya
sendiri
tanpa
mengindahkan kesejahteraan umum.
Pemerintahan aristokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dijalankan
oleh
kekeuasaan
dijalankan
oleh
beberapa
orang
yang
berusaha
mewujudkan kesejahteraan umum. Dan pemerosotannya adalah bentuk
pemerintahan oligarki dalah bentuk pemerintahan yang dijalankan oleh
sekelompok orang yang bertujuan mewujudkan kepentingan kelompoknya
sendiri.
Pemerintahan Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang seluruh
warga negaranya terlibat dalam pengaturan negara. Namun diantara
mereka yang berkuasa terdapat orang-orang yang kurang baik. Dan
pemerosotannya adalah mobokrasi.
Tiga bentuk pemerintahan yang baik adalah Monarki, aristokrasi dan
polity. Bentuk pemerintahan yang buruk adalah tirani sebagai bentuk
pemerosotan dan monarki, oligarki sebagai bentuk pemerosotan dari
aristokrasi dan demokrasi sebagai bentuk pemerosotan dari polity.
Kesimpulannya :
-
Setiap bentuk – bentuk pemerintahan mempunyai fungsi danc ara kerja
masing-masing
-
Dan banyak perbedaan fungsi antara masing-masing peneliti pada jenisjenis pemerintahan
-
Dan perbedaan antara pemerintahan monarki dan republik itu dibedakan
sesuai dengan
bagan di atas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasrkan
analisis
dan
uraian
di
atas,
tentang
jenis-jenis
pemerintahan. Maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut :
Bentuk pemerintahan banyak yang berbeda fungsi atau cara kerjanya
menurut ajaran Plato dan Aristoteles yang satu dengan yang lainya saling
berkaitan
Apabila jenis pemerintahan yang kurang tepat cara kerjanya maka
seluruh pemerintahan akan menjadi bokbrok. Awalnya bagus atau sukses
menjalankan pemerintahan yang awal setelah berganti pasangan belum
tentu menajdikan pemerintahan yang baik, melainkan timbul masalah
baru yang tak pernah ada penyelesaiannya
Suatu pemerintahan membina suatu negara dengan menggunakan jenis –
jenis pemerintahan tertentu dan apabila ada masalah diselesaikan dengan
baik sampai tuntas maka dan apabila akan mejadi alat untuk menjaga
kestabilan negara dalam jangka waktu yang cukup lama
Sebelum dibentuk pemerintahan atau negara, sistem pemerintahan
seperti apa yang diterapkan ? bentuk pemerintahan seperti apa? Jenis
pemerintahannya bagaimana ? lebih teliti dan disesuaikan. Apabila ingin
membuahkan negara / pemerintahan atau hasil yang lebih baik atau
bagus.
Sistem, bentuk, jenis, konsep pemerintahan adalah alat atau perangkat
untuk menjaga kestabilan negara, dari kebokbrokan sebagai pelindung
atau tameng untuk waktu yang relatif lama.
B.
Saran
Kami menyadari, bahwa kemampuan kami hanya sampai disini.
Apabila terdapat kata yang salah atau kkeliruan kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Pembahasan makalah ini kiranya perlu mendapat
respon yang positif baik itu berupa saran dan kritik yang mengarah
kepada
penyempurnaan,
guna
mengembangkan
dan
meningkatkan
disiplin ilmu yang sekarang kami pelajari.
Mudah-mudahan makalah ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat
bagi rekan-rekan semua.
DAFTAR PUSTAKA
Apeldorn, L.J. Van. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta : Noordhoof Koff V. 1954
Bustoh, Abu daud. Ilmu Negara. Jakarta : Bumi Aksara. 1990.
Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia. 1988
Djahiri, Achmad Kosasih. Kapita Sosiologi dan kenegaraan. Bandung. Jurusan
PMPKN FPIPS IKIP Bandung. 1989
Djokosutomo. Hukum Tata Negara. Jakarta : Ghalia Indonesia. 1982
__________, Ilmu Negara. Jakarta : Ghalia Indonesia. 1985
Kusnardi Moch dan Ibrahim, Harmaily. Pengantar Hukum tata Negara Indonesia.
Jakarta : Pusat Studi Hukum tata Negara FHUI. 1983
Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara Untuk SMU Kelas 9. 2008
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT berkat
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
penyusun
dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Jenis pemerintahan”
sebagai syarat memenuhi tugas dalam pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
Oleh
karena
itu,
dalam
kesempatan
ini
penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
ibu
, selaku guru pendidikan
kewarganegaraan
2.
Semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian
dan penulisan makalah ini yang tidak dapat penyusun sebutkan
satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna dan masih banyak kekurangan, mengingat kurangnya kemampuan
penulis. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Demikian kata pengantar pada makalah ini, mudah-mudahan makalah yang
dengan kerendahan hati penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi semuanya.
Penulis,
Meliyana
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar.......................................................................... i
Daftar Isi............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................ 1
A.
Latar Belakang.............................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................ 1
C.
Maksud dan Tujuan.......................................... 1
D.
Sistematika Penulisan.................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................... 3
A.
Bentuk-Bentuk Pemerintahan Dan Maknanya.............. 3
B.
Jenis-Jenis Pemerintahan Dan Maknanya...................... 4
C.
Perbedaan Antara Masing-Masing Jenis Pemerintahan........ 8
BAB III PENUTUP.................................................... 10
A.
Kesimpulan.............................................. 10
B.
Saran................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Jenis
pemerintahan
adalah
suatu
jenis
alat
atau
perangkat
pemerintahan untuk mengendalikan dan mengarahkan suatu negara,
jenis pemerintahan mampunyai bermacam-macam alat atau cara untuk
mengatasi persoala-persoalan kenegaraan atas nama rakyat berdasarkan
hukum yang berlaku. Seperti persoalan idiologi, persoalan politik,
persoalan ekonomi, persoalan budaya, persoalan pertahanan, persoalan
keamanan, persoalan penegakan hukum, dan lain-lain.
Persoalan di atas tersebut tidak akan terselesaikan atau terpecahkan
apabila jenis pemerintahan itu sendiri kadang sering salah penerapan
makna atau gunanya alat itu sendiri artinya diselewengkan.
Secara luas, jenis pemerintahan adalah itu bisa menyelesaikan
masalah negara seperti yang di atas. Apabila rakyat bisa ikut andil dalam
menjalankan jenis pemerintahan tersebut sesuai fungsinya. Hingga saat
ini negara yang menerapkan jenis pemerintahan dengan baik atau sesuai
hanya sedikit artinya bisa dihitung.
Secara sempit, jenis pemerintahan adalah hanya sebagai alat untuk
menjalankan roda pemerintahan sehingga kestabilan negara terjaga dan
permasalahan-permasalahan pun dapat berkurang. Dan sebagai tameng
(pelindung) dari adanya pelaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya
itu sendiri.
Jenis pemerintahan adlah penentu atau alat sebagai tameng atau
pelindung supaya negara tidak mudah bokbrok sekiranya untuk jangka
waktu yang lama.
B.
Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis susun adalah sebagai berikut :
1.
2.
Apa saja jenis pemerintahan itu ?
Apa
arti
atau
makna
jenis
pemerintahan
?
(masing-masing
pemerintahan)
3.
Dan apa perbedaannya ?(masing-masing jenis pemerintahan)
C.
Maksud dan Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas penulis memiliki maksud
dan tujuan yang ingin dicepat pada penulisan makalah ini adapun maksud
dan tujuan yaitu :
a.
Ingin mengetahui jenis-jenis pemerintahan
b.
Agar dapat memahami apa makna atau juga jenis pemerintahan
c.
Mengetahui perbedaan masing-masing jenis pemerintahan
D.
Sistematika Permasalah
Sebagai gambaran verbal yang penulis tentukan dalam penulis
makalah ini. Pada sistem penulisannya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Maksud dan Tujuan
D.
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Bentuk-Bentuk Pemerintahan Dan Maknanya
B.
Jenis-Jenis Pemerintahan Dan Maknanya
C.
Perbedaan Antara Masing-Masing Jenis Pemerintahan
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Bentuk-Bentuk Pemerintahan Dan Maknanya
1.
Bentuk Pemerintahan Klasik
Teori-teori tentang bentuk pemerintahan klasik pada umumnya masih
menggabungkan bentuk negara dan bentuk pemerintahan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Mmac Iver dan Leon Duguit yang menyatakan bahwa
bentuk negara sama dengan bentuk pemerintahan Prof. Padmo Wahyono,
SH juga berpendapat bahwa bentuk negara aristokrasi dan demokrasi
adalah bentuk pemerintahan klasik. Sedangkan monarki dan republik
adalah bentuk pemerintahan modern.
Dalam teori klasik bentuk pemerintahan dapat dibedakan atas jumlah
orang yang memerintah dan sifat pemerintahannya. Bentuk pemerintahan
menurut ajaran klasik banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Plato
dan aristoteles. Baik Plato maupun Aristoteles, kedunanya membagi
bentuk pemerintahan ke dalam dua kelompok besar yakni, bentuk yang
paling baik dan bentuk yang buruk (bentuk pemerosotan).
Plato dikenal sebagai orang pertama yang menyelidiki bentuk-bentuk
pemerintahan secara
sistematis dan mendalam. Berdasarkan hasil
penyelidikannya, Plato menyebutkan ada lima bentuk negara yakni
aristokrasi, timokrasi, oligarki, demokrasi, dan tirani.
Menurut Plato, bentuk pemerintahan yang paling baik adalah
monarki, sedangkan tirani merupakan bentuk pemerosotannya. Diantara
monarki sebagai bentuk ideal dan tirani sebagai bentuk pemerosotannya,
terdapat aritokrasi dengan bentuk pemerosotannya adalah oligarki dan
demokrasi dengan bentuk pemerosotannya adalah mobokrasi.
Aristoteles
mengklasifikasikan
bentuk
–
bentuk
pemerintahan
berdasarkan pengamatan empirik atas konstitusi – konstitusi polis
diYunani
kuno.
Aristotelels
mengklasifikasikan
bentul-bentuk
pemerintahan atas dasar kriteria kuwantitatif dan kualitatif.
Berdasarkan kedua kriteria tersebut, aristoteles mengklasifikasikan
bentuk-bentuk pemerintahan ke dalam tiga bentuk pemerintahan yang
baik dan tiga pemerosotan. Tiga bentuk pemerintahan yang baik adalah
monarki, aristokrasi dan polity.
Bentuk-bentuk pemerintahan yang buruk adalah timur sebagai
bentuk pemerosotan dari monarki, oligarki sebagai bntuk pemerosotoan
dari aristokrasi dan demokrasi sebagai bentuk pemerosotan polity.
2.
Bentuk pemerintahan monarki (kerajaan)
Leon Duguit membedakan pemerintahan dalm bentuk Monarki dan
republik. Untuk membedakan negara mana yang termasuk monarki atau
republik, kita perlu mengetahui kriteria bagaimana kepala negara itu
ditunjuk.
Menurut Leon Duguit, kalau kepala negara ditunjuk berdasarkan
turun-temurun, maka kita berhadapan dengan monarki kalau kepala
negaranya di tunjuk, tidak berdasarkan turun temurun, tetapi dipilih maka
kita berhadapan dengan republik.
Bentuk pemerintahan monarki berlaku apabila suatu negara dikepalai
oleh seorang raja, ratu, syeh atau kaisar yang bersifat turun-temurun dan
untuk jabatan seumur hidup. Bentuk pemerintahan monarki dapat
dibedakan sebagai berikut. Monarki absolut, monarki konstitusional dan
monarki parlementer.
3.
Bentuk Pemerintahan Republik
Bentuk berasal dari kata res publica yang artinya kepentingan umum.
Pemerintahan republika adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat
dan dipimpin oleh seorang presiden untuk masa jabatan tertentu. Bentuk
pemerintahan yang kepala negaranya dipilih oleh rakyat baik secara
langsung maupun tidak untuk jangka waktu tertentu. Berdasarkan bentuk
partisipasi rakyat republik dapat dibedakan atas republik oleh rakyat
parlementer.
Republik oleh rakyat dimaksudkan sebagai bentuk pemerintahan
yang rakyatnya secara langsung mengawasi pemerintahan melalui
refendum (pemungutan suara) atas jalannya pelaksanaan undang-undang
dasar. Republika parlementer merupakan bentuk pemerintahan yang
rakyatnya menjelmakan kekuasaan ditangan dewan perawakilan rakyat.
Dewan ini dipilih oleh rakyat dan memiliki kekuasaan penuh untuk
mewujudkan kehendak rakyat.
B.
Jenis-jenis pemerintahan dan maknanya
1.
Bentuk pemerintahan klasik
a.
Ajaran Plato (429-374 SM)
Plato mengemukakan lima bentuk pemerintahan negara. Kelima bentuk
itu menurut plato harus sesuai dengan sifat-sifat tertentu manusia.
Adapun kelima bentuk itu sebagai berikut :
1)
Aritokrasi
Pemerintahan oleh kaum cendikiawan yang dilaksanakan sesuai
dengan pikiran keadilan. Kekuasaannya dijalankan oleh beberapa orag
yang mewujudkan kesejahteraan umum.
2)
Rimokrasi
Pemerintahan
kemasyuran
negaranya
dan
oleh
golongan
kehormatan.
terlibat
dalam
ghartawan
Pemerintahan
pengaturan
yang
yang
negara
ingin
mencapai
seluruh
guna
warga
mewujudkan
kesejahteraan umum
3)
Oligarki
Pemerintahan
oleh
golongan
hartawan.
Yang
dijalankan
oleh
sekolompok orang yang bertujuan mewujudkan kepentingan kelompoknya
sendiri
4)
Demokasi
Pemerintahan oleh rakyat jelata, bentuk pemerintahan yuang seluruh
warga negaranya terlibat dalam peraturan negara. Namun diantara
mereka yang berkuasa terdapat orang-orang yang kurang baik.
5)
Tirani
Pemerintahan oleh seorang tiran (sewenang-wenang) sehingga jauh
dari cita-cita keadilan. Ebntuk pemerintahan oleh satu orang yang
berusaha mewujudkan kepentingannya sendiri tanpa mengindahkan
kesejahteraan umum.
6)
Monarki
Pemerintahan yang kekuasaannya dipegang oleh satu orang yang
berusaha mewujudkan kesejateraan umum.
b.
Ajaran Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua
kriteria pokok, yaitu jumlah orang yang memegang pucuk pemerintahan
dan
kualitas
pemerintahannya.
Berdasarkan
dua
kriteria
tersebut,
perbedaan bentuk pemerintahan adalah sebagai berikut :
1)
Monarki
Pemerintahan oleh satu orang demi kepentingan umum sifat
pemerintahan ini ideal dan baik.
2)
Tirani
Pemerintahan oleh seseorang demi kepentingan pribadi. Bentuk
pemerintahan ini buruk dan merupakan kememrosotan.
3)
Aristoteles
Pemerintahan oleh orang-orang tertentu demi kepentingan sebagian
orang.
Bentuk
pemerintahan
ini
kurang
baik
dan
merupakan
pemerosotan.
4)
Oligarki
Pemerintahan oleh beberapa orang demi kepentingan kelompoknya.
Bentuk pemerintahan ini merupakan pemerosotan dan buruk.
5)
Plitera(republik)
Pemnerintahan oleh seluruh rakyat demi kepentingan umum. Bentuk
pemerintahan ini baik dan ideal
6)
Demokrasi
Pemerintahan oleh beberapa orang demi kepentingan umum. Bentuk
pemerintahan ini baik dan ideal.
c.
Ajaran Polybios (204-122 SM)
Ajaran polybios yang dikenal dengan (Selus Theory) sebenarnya
merupakan pengembangan lebih lanjut dari ajaran aristoteles dengan
sedikit perubahan, yaitu dengan mengganti bentuk pemerintahan ideal
politica dengan demokrasi. Teori siklus polybios dalam bentuk bagan
dapat kita lihat sebagai berikut :
Monarki
Skema teori siklus Polybios
Menurut Polybios, monarki adalah bentuk pemerintahan yang pada
mulanya mendirikan kekuasaan atas rakyat dengan baik dan dapat
dipercaya lama kelamaan keturunan sanga raja (yang kesekian) tidak lagi
menjalankan pemerintahan untuk kepentingan umum, bahkan cenderung
sewenang-wenang dan menindas rakyat, sejak itu monarki bergeser
menjadi tirani.
Dalam situasi pemerintahan tirani yang sewenang-wenang muncullah
kaum bangsawan yang bersekongkol untuk melawan mereka bersatu,
tampil
kemuka
melawan
(mengadakan
pemberontakan).
Sehingga
kekuasaan beralih kepada mereka. Pemerintahan selanjutnya dipegang
oleh beberapa orang dan memperhatikan kepentingan umum serta
bersifat baik. Sejak saat itulah permerintahan berubah dari tirani menjadi
aristokrasi. Aristokrasi yang semula baik dan memperhatikan kepentingan
umum lama kelamaan (keturunannya) tidak lagi menjalankan keadilan
dan hanya mementingkan diri sendiri, keadaan ini mengakibatkan
pemerintahan (aristokrasi) bergeser ke oligarki.
Dalam pemerintahan oligarki yang tidak ada keadilan, rakyat
berontak mengambil alih kekuasaan untuk memperbaiki nasib. Rakyat
menjalankan kekuasaan negara demi kepentingan rakyat. Akibatnya
emerintahan bergeser menjadi demokrasi.
Namun, pemerintahan demokrasi yang awalnya baik lama kelamaan
banyak diwarnai kekacauan kebokbrokan, dan korupsi. Sehingga hukum
sulit ditegakkan. Masing-masing pihak ingin mengatur sendiri keadaan itu
mengakibatkan bergesernya demokrasi menjadi okhlorasi.
Dari pemerintahan okhlorasi ini kemudian muncul seorang yang kuat
dan berani yang dengan kekerasan dapat memegang pemerintahan.
Dengan demikian pemerintahan kembali dipegang oleh satu tangan lagi
dalam bentuk monarki.
Perjalanan siklus pemerintahan di atas memperlihatkan pada kita
akan
adanya
hubungan
kaissal
(sebab
akibat)
antara
bentuk
pemerintahan yang satu dengan yang lain . itulah sebabnya polybios
beranggapan bahwa lahirnya pemerintahan yang satu sebagai akibat dari
pada pemerintahan yang s ebelumnya telah ada.
2.
Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan)
a.
Monarki Absolut
Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara
yang dikepalai oleh seorang (raja, ratu, syah, atau kaisar) yang
kekuasaannya dan kewenangannya tidak terbatas pemerintah raja
merupakan undang-undang yang harus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada diri
raja kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif menyatu dalam ucapan
dan
perbuatannya.
Contohn,
perancis
semasa
luis
XIV
dengan
semboyannya yang dikenal L’etat C’east mal (negara adalah saya).
Raja memegang kekuasaan mutlak atas kekuasaan legislatif eksekutif
dan yudikatif. Oleh karena itu kekuasaan negara terpusat di tangan raja,
pemerintahan ini disebut pula otokrasi.
b.
Monarki Konstitusional
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu
negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi oleh
undang-undang dasar (konstitusi). Proses monarki konstitusional adalah
sebagai berikut :
1)
Adakalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu s endiri
karena ia takut dikudeta. Contoh negara jepang dengan hak octrodi.
2)
Adakalanya proses monarki konstitusional terjadi karena adanya revolusi
rakyat terhadap raja. Contoh inggris yang melahirkan Bill of rights tahun
1689, Yordania, Denmark, Saudi Arabia, dan brunei darussalam.
c.
Monarki parlementer
Monarki parlementer adalah suatu pemerintahan dalam negara yang
dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlementer (DPR)
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Dalam monarki parlementer,
kekuasaan
ekslusif
dipegang
oleh
kabinet
(perdana
mentri)
yang
bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja adalah sebagai kepala
negara (simbol kekuasaan) yang kedudukannya tidak dapat diganggu
gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap
dilaksanakan di inggris, belanda dan malaysia.
3.
Bentuk pemerintahan Republik
a.
Republik Absolut
Dalam sistem republik absolut, pemerintahan diktator tanpa ada
pembatasan kekuasaan. Penguasa mengabaikan konstitusi dan untuk
melegitinasi
kekuasaannya
digunakanlah
partai
politik.
Dalam
pemerintahan in parlemen memagang ada namun tidak berfungsi.
b.
Republik Konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, presiden kekuasaan kepala
pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi.
Disamping itu pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.
c.
Republik parlementer
Dalam sistem republik parlementer. Presiden sebagai kepala negara.
Namun
presiden
tidak
dapat
diganggu
gugat.
Sedangkan
kepala
pemerintahan berada di tangan perdana mentri yang bertanggung jawab,
kepada parlemen. Dalam sistem ini kekuasaan legislatif lebih tinggi dari
pada kekuasaan eksekutif.
C.
Perbedaan antara jenis-jenis pemerintahan
Pemerintahan
monarki
adlah
yang
paling
baik
karena
bentuk
pemerintahan yang kekuasaannya dipegang oleh satu orang yang
berusaha mewujudkan kesejahteraan umum. Sedangkan tirani merupakan
bentuk pemerosotannya krena bentuk pemerintahannya oleh satu orang
yang
berusaha
mewujudkan
kepentingan
dirinya
sendiri
tanpa
mengindahkan kesejahteraan umum.
Pemerintahan aristokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dijalankan
oleh
kekeuasaan
dijalankan
oleh
beberapa
orang
yang
berusaha
mewujudkan kesejahteraan umum. Dan pemerosotannya adalah bentuk
pemerintahan oligarki dalah bentuk pemerintahan yang dijalankan oleh
sekelompok orang yang bertujuan mewujudkan kepentingan kelompoknya
sendiri.
Pemerintahan Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang seluruh
warga negaranya terlibat dalam pengaturan negara. Namun diantara
mereka yang berkuasa terdapat orang-orang yang kurang baik. Dan
pemerosotannya adalah mobokrasi.
Tiga bentuk pemerintahan yang baik adalah Monarki, aristokrasi dan
polity. Bentuk pemerintahan yang buruk adalah tirani sebagai bentuk
pemerosotan dan monarki, oligarki sebagai bentuk pemerosotan dari
aristokrasi dan demokrasi sebagai bentuk pemerosotan dari polity.
Kesimpulannya :
-
Setiap bentuk – bentuk pemerintahan mempunyai fungsi danc ara kerja
masing-masing
-
Dan banyak perbedaan fungsi antara masing-masing peneliti pada jenisjenis pemerintahan
-
Dan perbedaan antara pemerintahan monarki dan republik itu dibedakan
sesuai dengan
bagan di atas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasrkan
analisis
dan
uraian
di
atas,
tentang
jenis-jenis
pemerintahan. Maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut :
Bentuk pemerintahan banyak yang berbeda fungsi atau cara kerjanya
menurut ajaran Plato dan Aristoteles yang satu dengan yang lainya saling
berkaitan
Apabila jenis pemerintahan yang kurang tepat cara kerjanya maka
seluruh pemerintahan akan menjadi bokbrok. Awalnya bagus atau sukses
menjalankan pemerintahan yang awal setelah berganti pasangan belum
tentu menajdikan pemerintahan yang baik, melainkan timbul masalah
baru yang tak pernah ada penyelesaiannya
Suatu pemerintahan membina suatu negara dengan menggunakan jenis –
jenis pemerintahan tertentu dan apabila ada masalah diselesaikan dengan
baik sampai tuntas maka dan apabila akan mejadi alat untuk menjaga
kestabilan negara dalam jangka waktu yang cukup lama
Sebelum dibentuk pemerintahan atau negara, sistem pemerintahan
seperti apa yang diterapkan ? bentuk pemerintahan seperti apa? Jenis
pemerintahannya bagaimana ? lebih teliti dan disesuaikan. Apabila ingin
membuahkan negara / pemerintahan atau hasil yang lebih baik atau
bagus.
Sistem, bentuk, jenis, konsep pemerintahan adalah alat atau perangkat
untuk menjaga kestabilan negara, dari kebokbrokan sebagai pelindung
atau tameng untuk waktu yang relatif lama.
B.
Saran
Kami menyadari, bahwa kemampuan kami hanya sampai disini.
Apabila terdapat kata yang salah atau kkeliruan kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Pembahasan makalah ini kiranya perlu mendapat
respon yang positif baik itu berupa saran dan kritik yang mengarah
kepada
penyempurnaan,
guna
mengembangkan
dan
meningkatkan
disiplin ilmu yang sekarang kami pelajari.
Mudah-mudahan makalah ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat
bagi rekan-rekan semua.
DAFTAR PUSTAKA
Apeldorn, L.J. Van. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta : Noordhoof Koff V. 1954
Bustoh, Abu daud. Ilmu Negara. Jakarta : Bumi Aksara. 1990.
Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia. 1988
Djahiri, Achmad Kosasih. Kapita Sosiologi dan kenegaraan. Bandung. Jurusan
PMPKN FPIPS IKIP Bandung. 1989
Djokosutomo. Hukum Tata Negara. Jakarta : Ghalia Indonesia. 1982
__________, Ilmu Negara. Jakarta : Ghalia Indonesia. 1985
Kusnardi Moch dan Ibrahim, Harmaily. Pengantar Hukum tata Negara Indonesia.
Jakarta : Pusat Studi Hukum tata Negara FHUI. 1983
Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara Untuk SMU Kelas 9. 2008
----------------------------------------------------------------------------------------------------