Islam dan Pendidikan islam pengertian

1
ISLAM DAN PENDIDIKAN
Pendahuluan

Islam dan Pendidikan dua kata yang memiliki korelasi
yang sangat kuat, karena Islam adalah agama yang sangat
menghargai ilmu pengetahuan. Allah SWT menegaskan
bahwa derajat kemuliaan manusia itu diukur dari kualitas
keimanan dan ilmu pengetahuannya sebagaimana
firmanNya yang artinya: “Allah mengangkat derajat orangorang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan” . (QS Almujadilah ayat 11)
Pada masa Rasulullah SAW dan beberapa generasi
berikutnya sampai kepada puncak kejayaan peradaban
Islam, umat Islam dari generasi ke generasi mampu
melahirkan
manusia-manusia
unggul
yang
telah
memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap
perkembangan dan kemajuan peradaban manusia. Di

antara manusia-manusia unggul dan cerdas itu adalah;
Usamah bin Zaid, menjadi panglima perang di usia delapan
belas tahun dan berhasil merebut kemenangan; Ali bin Ani
Thalib, seorang ahli ilmu pengetahuan; Umar Ibnul Khattab,
ahli pemerintahan; Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafii,
Imam Ahmad bin Hambal, para ahli dalam bidang hokum
yang telah berhasil melakukan kodifikasi hukum Islam yang
sampai hari ini hasil pemikirannya mempengaruhi umat
Islam seluruh dunia; Ibnu Sina, Ibnu Rusyd dan al-Gazhali
yang

2
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tatalaku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (KBBI Edisi
ketiga ,2000, halaman 263).
Pengajaran adalah sebuah proses transformasi ilmu
pengetahuan yang dilakukan oleh sebuah generasi kepada
generasi penerusnya, atau dalam ungkapan yang lebih

operasional, transformasi ilmu pengetahuan dari para
pendidik kepada peserta didik.
Ayat pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW
yang disampaikan oleh malaikat Jibril di Gua Hira` adalah:

   
 
  
 
 
 
 
 
 
   
Lima ayat tersebut di atas secara eksplisit mewajibkan
kepada seluruh manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan
dengan memberikan kunci-kuncinya, yaitu membaca,
menulis dan melakukan penelitian.
Makna Islam

Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. menjelaskan bahwa ajaran
Islam merupakan satu matarantai sejak Nabi Adam hingga
Nabi Muhammad, yang keseluruhannya berdasarkan

3
Wahyu Allah dan dibawa oleh para Nabi serta Rasul Allah.
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama
Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi
Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya sampai
kepada Nabi penutup Muhammad S.A.W., sebagai hidayah
dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa,
dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil,
duniawi dan ukhrawi (Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah/MKCHM butir ke-2). Dari pandangan
tersebut maka Muhammadiyah meletakkan Islam sebagai
ajaran dari Allah yang selain satu juga bersifat menyejarah
dengan dibawa dan didakwahkannya oleh para Nabi dan
Rasul Allah dalam perjalanan sejarah umat manusia,
sehingga kehadiran agama Samawi ini memang untuk
rahmatan lil-‘alamin. Itulah agama Langit untuk kehidupan

manusia1.
Adapun dalil-dalilnya adalah sebagai berikut:

‫ك كن ن‬
‫ن‬
‫ن‬
‫ن‬
‫ن م‬
‫ماَ أون ن‬
‫إ منناَ أون ن‬
‫حيِّ ننناَ إ مل نيِّ ن ن ن‬
‫م ن‬
‫ح نواَلن نب ميِّ ييِّ ن‬
‫حيِّ ننناَ إ ملىَ ننوُ ح‬
‫ن‬
‫عيِّ ن‬
‫حاَقن‬
‫ماَ م‬
‫حيِّ ننناَ إ منلىَ إ مب ننراَ م‬
‫س ن‬

‫ب نعند مهم ونأون ن‬
‫ل ونإ م ن‬
‫م ونإ م ن‬
‫س ن‬
‫هيِّ ن‬
‫ن‬
‫ن‬
‫س‬
‫وني نعن ن‬
‫ط ون م‬
‫سنباَ م‬
‫سىَ ونأييوُ ن‬
‫قوُ ن‬
‫عيِّ ن‬
‫ب نواَنل ن‬
‫ب وننيوُن ن ن‬
‫ن‬
َ‫داَنوود ن نزنبوُررا‬
‫ون ن‬
‫ن ونآت نيِّ ننناَ ن‬

‫ماَ ن‬
‫هاَنرو ن‬
‫ن ون ن‬
‫سل نيِّ ن ن‬
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu
sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh
dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak,
Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan
Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud”. (QS AnNisa`/4:163) 2)

4

‫ن‬
ِ‫ذي‬
‫حللاَ نواَل نلل م‬
‫م م‬
‫صىَ ب مللهم ننوُ ر‬
‫ن اَل ي‬
‫ن ن‬

‫شنرع ن ل نك ن ن‬
‫ماَ ون ن‬
‫م ن‬
‫دي م‬
‫ن‬
‫حيِّ نننلاَ إ مل نيِّ نلل ن‬
َ‫سلى‬
‫أون ن‬
‫موُ ن‬
‫م ون ن‬
‫صلليِّ ننناَ ب م هم إ مب ننراَه ميِّلل ن‬
‫ك ون ن‬
‫ملاَ ون ن‬
‫عيِّسىَ أ ن ن‬
‫ن وننل ت نت ن ن‬
‫فنرنقوُاَ فميِّهم‬
‫موُاَ اَل ي‬
‫ن‬
‫ون م ن‬
‫ن أمقيِّ ن‬

‫دي ن‬
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa
yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah
Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.”
(As-Syura/42:13) 3)
Sedangkan Islam dalam pengertian khusus adalah;
Agama yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad saw ialah apa yang diturunkan Allah di dalam
Al-Qur'an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih,
berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta
petunjuk untuk kebaikan manusia dunia dan akhirat.

‫و‬
‫سيي و‬
‫ن‬
‫ه‬
‫وُ ال ل ن‬
‫هيي و‬

‫ه نباِل ل ه‬
‫ل ور ه‬
‫ذيِ ألر و‬
‫سييوُل و ه‬
‫دىَ و‬
‫ه و‬
‫ونديِيي ن‬
‫ل‬
‫هورهه و‬
‫ن ك هل ل ن‬
‫عولىَ ال ل‬
‫ال ل و‬
‫رهو‬
‫ح ل‬
‫ول ويي ل‬
‫ه و‬
‫وُ ك ويي ن‬
‫ديِ ن‬
‫ق ل ني هظ ن‬
‫ر ه‬

‫م ل‬
‫ن‬
‫كوُ و‬
‫ال ل ه‬
‫ش ن‬
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan
membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar
untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun
orang-orang musyrikin tidak menyukai” (QS At-Taubah/9:33)
4)

‫و‬
‫سل لوناِ و‬
‫ن‬
‫م ة‬
‫عاِل و ن‬
‫ة ل نل ل و‬
‫ك إ نلل ور ل‬
‫ماِ ألر و‬
‫مي و‬

‫ح و‬
‫و و‬
‫و‬

5
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS AlAnbiya`/21/107). 5
Di dalam Al-Qur`an terdapat tiga ayat secara eksplisit
yang nenegaskan bahwa Islam adalah agama yang diridhai
Allah SWT, agama yang sempurna dan tidak agama lain
yang diterima Allah selain Islam, sebagai berikut:

َ‫سنلما‬
‫ن م‬
‫ن اَل ي‬
‫إم ن‬
‫عن ند ن اَلل نهم اَنل م ن‬
‫دي ن‬

“Sungguh agama yang diridlai di sisi Allah adalah
agama Islam” (QS Ali Imran/3:19) 6)

‫قب نلل ن‬
‫ه‬
‫ن ين ن‬
‫ل م‬
‫ن ي نب نت نمغ غ نيِّ ننر اَنل م ن‬
‫من نلل ن‬
‫ون ن‬
‫سنلماَ م مديرناَ فنل ن ن‬
‫م ن‬
‫رين‬
‫ن اَل ن ن‬
‫ونهنوُن مفيِ اَنل م‬
‫خاَ م‬
‫خنرةم م‬
‫م ن‬
‫س م‬
“Barangsiapa yang mencari agama lain selain Islam
maka ia tidak akan diterima dan kelak di akhirat tergolong
orang-orang yang merugi” (QS Ali Imran/3:15) 7)
Dalam surat Al-Ma'idah:3 Allah juga menegaskan:

‫ن‬
‫اَل نيِّوُ ن‬
‫م‬
‫ن ن ن‬
‫ت ع نل نيِّ نك نلل ن‬
‫ملل ن‬
‫م ن‬
‫م ونأت ن ن‬
‫م مدين نك ن ن‬
‫ت ل نك ن ن‬
‫مل ن ن‬
‫ماَ أك ن ن‬
‫ن‬
‫ن‬
‫ن‬
َ‫ماَ مديرنا‬
‫ممتيِ وننر م‬
‫سل ن‬
‫م اَل م ن‬
‫ت لك ن ن‬
‫ضيِّ ن‬
‫ن معن ن‬

“Hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan
Aku telah cukupkan bagimu nikmat-Ku dan aku telah
meridlai Islam sebagai agamu untukmu”. (QS Al-Maidah/5:3)
8)

Pendidikan Dalam Perspektif Islam
Islam adalah agama dakwah yang mengajak manusia
untuk meng-Esakan Allah serta mempercayai bahwa Nabi

6
Muhammad SAW adalah Rasul-Nya sebagai penyempurna
syariat para Rasul terdahulu. Dalam pandangan Islam
manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di permukaan
bumi (QS Albaqarah/2:30) 9) dan untuk memakmurkannya
(QS Hud/11:61)10). Untuk melaksanakan tugasnya itu
manusia memerlukan ilmu pengetahuan.
Sejak semula jadi, Adam diciptakan sebagai manusia
pertama dan sekaligus menjadi khalifah pertama
di
permukaan bumi, sesungguhnya telah mulai berlangsung
proses pendidikan, yaitu ketika Allah mengajarkan
kepadanya
nama-nama
segala
sesuatu
(QS
Albaqarah/2:31)11), dan setelah itu Allah memerintahkan
kepadanya untuk menjelaskan segala sesuatu kepada para
malaikat. (QS Albaqarah/2:32) 12).
Ibnu Khaldun mempunyai pandangan bahwa ilmu
pengetahuan dan pengajaran merupakan sesuatu yang
natural dalam peradaban manusia. Manusia selalu berpikir
dalam semua ini, dan tidak pernah terlepas dari berfikir
sama sekali. Bahkan getaran pemikiran lebih ce pat
dibanding kedipan mata. Lewat kegiatan berpikir inilah akan
tumbuh berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian 13)
Mengenai pemikiran dan insting yang dianugrahkan
Allah kepada manusia dan makhluk hidup untuk
memperoleh sesuatu yan diinginkannya, maka pemikiran
selalu berkeinginan memperoleh wawasan-wawasan yan
tidak diketahuinya. Akibatnya manusia harus belajar dari
pendahulunya yang memiliki pengetahuan yang belum
diketahuinya, menambah pengetahuan dan wawasan, atau
belajar dari orang yang pernah mendapatkan pengajaran
dari para nabi dan Rasul, yang menyampaikan ajaran
tersebut kepada orang yang ditemuinya. Dengan begitu, ia
mendapatkan
pengajaran tersebut dari mereka dan
berusaha untuk memahami dan mengetahuinya 14).
Menurut Prof. Dr. Achmad Mubarok, MA. pandangan
Islam tentang pendidikan sangatlah luas dan mendalam,

7
tetapi secara singkat dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bahwa belajar merupakan perintah utama dari agama Islam.
Hal itu tercermin pada ayat yang pertama kali turun surat Al
'Alaq 1-4, artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan, (2) Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam.” Membaca, secara
psikologis mengandung muatan; proses mental yang tinggi,
proses pengenalan (cognition), ingatan (memory),
pengamatan (perception), pengucapan (verbalization),
pemikiran (reasoning), daya kreasi (creativity) dan sudah
barang tentu proses psikolologi.
Secara sosiologis, membaca juga mengandung muatan:
proses yang menghubungkan perasaan, pemikiran dan
tingkah laku seseorang dengan orang lain. Membaca juga
merupakan sistem perhubungan (Communication system)
yang merupakan syarat mutlak terwujudnya sistem sosial.
Selanjutnya penggunaan bahasa (yang tertulis dan dibaca)
merupakan gudang tempat menyimpan nilai-nilai budaya
yang dipindahkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.15)
Islam sangat mengutamakan membaca, menulis, ilmu
dan belajar atau dalam ungkapan lain Islam mementingkan
urusan pendidikan, sebagaimana Rasulullah SAW
mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu
pengetahuan dengan ungkapan “fariidhatun” dalam bentuk
shighat mubalaghah yang dapat diartikan sangat wajib,
sebagaimana hadist beliau yang artinya: “menuntut ilmu
sangat wajib (fariidhatun) atas setiap pribadi muslim baik
laki-laki maupun perempuan”.
Imam Thanthawi ketika menafsirkan QS Al-Alaq ayat
satu sampai empat memberikan komentar bahwa salah satu

8
tujuannya adalah untuk memberikan catatan
tentang
kepentingan membaca, menulis, ilmu dan belajar 16).
Konsep Pendidikan Islami
Dalam Bahasa Arab ada beberapa istilah yang sering
dpergunakan dalam pengertian pendidikan, yaitu ta’lim.
Tarbiyah dan ta`dib. Namun menurut beberapa ahli
pendidikan, terdapat perbedaan antara ketiga istilah itu.
Ta’lim hanya berarti pengajaran, jadi lebih sempit dari
pendidikan. Sedangkan kata tarbiyah yang lebih sering
dipergunakan di negara-negara yang berbahasa Arab terlalu
luas. Sebab kata tarbiyah juga dipergunakan untuk
binatang,
tumbuh-tumbuhan
dengan
pengertian
memelihara, membela atau menternak 17).
Dr.Yusuf Qaradhawi memberikan pengertian pendidikan
Islam sebagai pendidikan manusia seutuhnya; akal dan
hatinya,
rohani
dan
jasmaninya;
akhlak
dan
keterampilannya. Pendidikan Islam menyiapkan manusia
untuk hidup, baik dalam perang, dan menyiapkan untuk
menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan
kejahatannya, manis dan pahitnya. Menurut DR.
Mohammad Natsir, maksud ‘didikan’ di sini ialah satu
pimpinan jasmani dan ruhani yang menuju kepada
kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusiaan dengan
sesungguhnya.29
Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan
Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hambaAllah. Jadi
menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia yang menghambakankepada Allah. Yang dimaksud
menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Islam
menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu

9
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah
digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut
Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a
Dzariyat ayat 56 :“Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia
kecuali supaya mereka beribadah kepadaKu”. 18)
Tujuan Pendidikan menurut Al-Ghazali seperti dikutip
Abudin Nata, ada dua: Pertama, tercapainya kesempurnaan
insani yang bermuara kepada pendekatan diri kepada Allah.
Kedua, kesempurnaan insasi yang bermuara kepada
kebahagiaan dunia dan akhirat.Oleh karena itu sasaran
pendidikan menurut Al-Ghazali adalah kesempurnaan insani
di dunia dan di akhirat 19)
Baik Abdul Fatah Jalal maupun Al-Ghazali dalam hal
merumuskan tujuan pendidikan Islam sepakat bahwa tujuan
pendidikan harus diarahkan kepada upaya pembentukan
pribadi muslim yang memiliki kesadaran dan komitmen
untuk mengabdi kepada Allah dalam arti yang lebih luas,
yaitu merealisasikan ajaran-ajaran Islam dalam keseluruhan
hidupnya untuk mencapai kesempurnaan insani baik yang
bermuara kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Kurikulum Pendidikan Islam
Attoumy As-Syahbani seperti dikutip oleh Amie Primarni dan
Khairunnas
dalam
bukunya
“Pendidikan
Holistik
mengatakan bahwa kurikulum dalam Pendidikan Islam
menempati posisi yang amat penting. Sebagai sebuah
proses yang hasilnya sudah direncanakan sebelumnya,
maka pelaksanaan pendidikan juga harus memiliki acuan
yang jelas. Acuan tersebut adalah kurikulum 20)
Menurut Amie Primarni, bahwa kurikulum dalam Islam
bertujuan untuk menciptakan sebuah proses pendidikan
yang sesuai dengan ajaran islam atau yang berdasarkan
syariat Islam. Oleh karena itu, sebuah kurikulum dalam
pendidikan Islam harus menganut prinsip-prinsip berikut: (1)

10
selaras dengan agama termasuk ajaran dan nilai-nilainya;
(2) bersifat menyeluruh baik isi maupun kandungannya; (3)
seimbang antara tujuan dan kandungannya; (4) memiliki
kaitan yang erat dengan bakat, minat, kemampuan, dan
kebutuhan belajar. Selain itu juga harus berkaitan dengan
alam sekitar, baik fisik maupun kondisi sosial dimana pelajar
itu akan interaksi dan memperoleh berbagai pegetahuan;
mengapresiasi perbedaan-perbedaan individu, bakat-bakat,
dan kemauan-kemauan di antara para peserta didik; (6)
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan dan
perubahan zaman; (7) membangun hubungan yang erat
antara mata pelajaran, pengalaman dan aktifitas
pembelajaran. 21)
Masih menurut Amie Primarni, berbeda dengan AtToumy As-syahbani, dalam membuat sebuah kurikulum, AlGhazali terlebih dahulu membagi membagi ilmu kepada tiga
kategori, yaitu: (1) ilmu yang buruk, ilmu yang tidak ada
manfaatnya, baik di dunia ataupun di akhirat; (2) ilmu yang
terpuji dan baik yang terkait dengan peribadatan; (3) ilmu
terpuji dalam kadar tertentu. Dari ketiga kelompok ilmu
tersebut, Al-Ghazali membagi lagi menjadi dua bagian,
sesuai dengan kepentingannya, yaitu: (1) ilmu fardhu (wajib)
untuk diketahui oleh semua orang muslim, yaitu ilmu agama;
(2) ilmu yang merupakan fardhu kifayah untuk dipelajari
setiap muslim. Ilmu ini adalah ilmu yang dapat dimanfaatkan
untuk memudahkan urusan duniawi, seoerti ilmu hitung,
kedokteran, teknik, ilmu pertanian dan industri. 22 )
Manajemen Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan yang sebaik apapun tanpa didukung
oleh manajemen yang baik tentu tidak akan tercapai secara
maksimal, karena pendidikan sebagai sebuah proses tentu perlu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang
baik dan terprogram.

11
Prof. Dr. Abdul Aziz Wahab, MA menjelaskan secara
rinci tentang fungsi utama kepemimpinan
pendidikan,
sebagai berikut: (1) Pemimpin membantu terciptanya
Susana persaudaraan , kerjasama dengan penuh rasa
kebebasan; (2) Pemimpin membantu kelompok untuk
mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikn
rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam
menetapkan dan menjelaskan tujuan; (3) Pemimpin
membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja,
yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk
kemudian menetapkan prosedur mana yang lebih raktis dan
efektif; (4) Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil
keputusan bersama dengan
kelompok. Pemimpin
mempunyai tanggung jawab untuk kelompok menyadari
proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai
hasilnya secara jujur dan obektif;
(5) Pemimpin
bertanggung jawab dalam
mengembangkan dan
mempertahankan eksistensi organisasi .23)
Dalam penyelengaraan tugas-tugas kepemimpinan
pendidikan dalam Islam tentu tidak boleh terlepas dari
prinsip-prinsip dan tuntunan Al-Qur`an dan As-Sunnah. Allah
SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah SAW itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut nama Allah” (QS Al-Ahzab:21) 24
Di antara kunci kesuksesan Nabi Muhammad SAW
melaksanakan tugas dakwah dan kepemimpinannya adalah
karena beliau memiliki akhlaq dan sifat-sifat yang sangat
mulia. Ada empat shifat utama yang beliau miliki adalah: (1)
Shiddiq, artinya benar, bukan hanya perkataannya yang
benar, tapi juga perbuatannya juga benar. (2) Amanah,
artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan
diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa

12
urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh
karena itulah Nabi Muhammad SAW dijuluki oleh penduduk
Mekkah dengan gelar “Al Amin” yang artinya terpercaya jauh
sebelum beliau diangkat jadi Nabi. Apa pun yang beliau
ucapkan, penduduk Mekah pasti mempercayainya karena
beliau bukanlah orang yang pembohong; (3) Tabligh, artinya
menyampaikan. Segala firman Allah yang diturunkan
kepada beliau, disampaikan oleh Nabi dan tidak ada
satupun yang disembunyikan meski itu menyinggung Nabi;
(4) Fathonah, artinya Cerdas. Dalam menyampai-kan ayatayat Al Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan
ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.. 25)
Manajemen dan aplikasinya dalam sebuah disain organisasi
kependidikan yang tertata rapi dan kepemimpinan yang
memahami tugas dan tanggung jawabnya dengan baik serta
melaksanakannya sesuai prosedur yang disepakati bersama
adalah sebuah kunci keberhasilan sebuah lembaga
pendidikan Islam.
Sebagaimana atsar sahabat Ali Bin Abi
Thalib yang mengatakan: “Al-Haqqu bi Laa nizhaam,
yughlibuhul
bathilu
bin-nizhaamin”,
sekalipun
26)
keshahihannya dipertanyakan , akan tetapi dapat dimaknai dengan sebuah keteraturan, kerapian, kedisiplinan dan
tanggung jawab dari semua orang-orang yang terlibat di
dalamnya menjadi kekuatan yang luar biasa dan mampu
melahirkan hasil dan pencapaian tujuan yang maksimal. “Atthariiqatu ahammu minal maddah” 27), metodologi lebih
penting dari materi. Artinya sebaik apapun materi yang akan
disampaikan, akan tetapi tanpa didukung oleh metodologi
yang baik, materi yang baik itu tidak akan diterima dan
dipahami dengan baik.
Permasalahan Pendidikan Yang Dihadapi

13
Berbagai krisis yang dialami umat Islam di era
globalisasi, dalam berbagai bidang kehidupan; pendidikan,
ekonomi, sosial, budaya, politik, teknologi, dan lainnya,
menurut Abdul Hamid Sulayman, akar penyebab krisis yang
dialami oleh umat ini sejatinya tidak berakar pada persoalan
ekonomi,
politik
atau
teknologi
melainkan
akar
permasalahannya terjangkitnya umat Islam dewasa ini
dengan krisis intelektualisme atau pemikiran. Meminjam
bahasa Abu Sulayman disebut dengan “Crisis of
thought” (Abdul Hamid Abu Sulayman, A Crisis of Muslim
Mind). Sebenarnya, permasalahan krisis intelektualisme
atau pemikiran ini bersumber dari pola pendidikan, karena
sejatinya pemikiran adalah hasil dari sebuah pendidikan.
Krisis pemikiran merupakan akibat dari problem
pendidikan.28
Dr.Yusuf Qaradhawi memberikan pengertian pendidikan
Islam sebagai pendidikan manusia seutuhnya; akal dan
hatinya,
rohani
dan
jasmaninya;
akhlak
dan
keterampilannya. Pendidikan Islam menyiapkan manusia
untuk hidup, baik dalam perang, dan menyiapkan untuk
menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan
kejahatannya, manis dan pahitnya. Menurut DR.
Mohammad Natsir, maksud ‘didikan’ di sini ialah satu
pimpinan jasmani dan ruhani yang menuju kepada
kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusiaan dengan
sesungguhnya.29
SIMPULAN
Ternyata Islam dan Pendidikan memiliki keterkaitan yang
sangat kuat, karena Islam adalah agama rahmat yang
membimbing manusia untuk mendapatkan kebahagiaan
dunia dan akhirat. Manusia diciptakan untuk menjadi
khalifah dan memakmurkan bumi. Untuk melaksanakan

14
tugas kehalifahan itu serta untuk
mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat memerlukan wawasan dan
ilmu pengetahuan. Sedangkan untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan tersebut memerlukan proses pendidikan.

Referensi

1. Sumber:http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/
2010/01/memahami-islam-dalammuhammadiyah.html
2. Alquran dan Terjemahan, Jakarta, Alhadi, 2015 (hal.
104)
3.
4.
5.
6.

Ibid halaman 484
Ibid halaman 192
Ibid halaman 331
Ibid halaman 52

7. Ibid halaman 51
8. Ibid halaman 107
9. Ibid halaman 6
10. Ibid halaman 228

15
11. Ibid halaman 6
12. Loc.cit
13. Khaldun, Terjemahan Mukaddimah Ibnu Khaldun,
Pustaka, Jakarta, 2014 hlm 792
14. Loc.cit
15. sumber:http://islamattrigonal.blogspot.com/2010/12/
pandangan-islam-tentang-pendidikan.html)
16. Kitab Tafsir Alwasiith halaman 597
17. Amie Primarni at al, Pendidikan Holisitik, Jakarta.
AlMawardi Prima, 2013 (hal 111-112)
18. Sumber:https://islamiced.wordpress.com/tugas/ilmupendidikan-islam/pengertian-dasar-dan-tujuanpendidikan-islam/
19. Amie Primarni at al, Pendidikan Holisitik, Jakarta.
AlMawardi Prima, 2013 (hal 113)
20. Amie Primarni at al, Pendidikan Holisitik, Jakarta.
AlMawardi Prima, 2013 (hal 124)
21. Amie Primarni at al, Pendidikan Holisitik, Jakarta.
AlMawardi Prima, 2013 (hal 124-125)
22. Pendidikan Holistik,halaman 126
23. Aziz
Wahab,
Anatomi
Organisasi
Dan
Kepemimpinan Pendidkan,Bandung, Alfabeta, 2011(
halaman 133-134)
24. Wawasan Islam, halaman 58
25. http://media-islam.or.id/2011/10/30/4-sifat-nabishiddiq-amanah-fathonah-dan-tabligh/
26. https://arrasaail.wordpress.com/page/350/
27. http://www.gontor.ac.id/berita/interpretasi-makna-attoriqoh-ahammu

16
28. http://majalahgontor.net/problem-pendidikan-islamdi-indonesia
29. http://www.stidnatsir.ac.id/index.php