Analisa Kepribadian dan perencanaan keuangan

BAB I

A. Biografi dan Kehidupan Tokoh
Nama
: Soe Hok Gie
Lahir
: Jakarta, 17 Desember 1942
Nama Ayah
: Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan
Nama Ibu
: Nio Hoe An
Anak ke: 4 dari 5 bersaudara
Riwayat Pendidikan :
 SD Sin Hwa School (sekolah khusus keturunan China)
 SMP Strada asuhan para Broeder Katolik
 SMA Kanisus jurusan Jakarta sastra
 Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1962–



1969.

Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di
almamaternya.

Prestasi

:



Buku hariannya diterbitkan dengan judul Catatan Seorang



Demonstran (1983)
Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh
karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah
dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan (Bentang,




1995).
Skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, tahun
1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul Di Bawah Lentera
Merah

1



Skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun,
juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan
Kiri Jalan (Bentang, 1997)

Organisasi

:



Pendiri Mapala Universitas Indonesia




Pendiri Radio Ampera



LPKB (Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa)



Gemsos (Gerakan Mahasiswa Sosialis)



Pendiri Grup Diskusi Universitas Indonesia

Meninggal : Gunung Semeru, 16 Desember 1969 akibat menghirup asap
beracun di gunung tersebut.
Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi

dalam bahasa Mandarin . Leluhur Soe Hok Gie sendiri adalah berasal dari
provinsi Hainan, Republik Rakyat Cina. Ia adalah seorang anak muda yang
berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin
mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Buku
hariannya

kemudian

diterbitkan

dengan

judul

Catatan

Seorang

Demonstran (1983).
Pada waktu kelas dua di sekolah menangah ini, prestasi Soe Hok

Gie buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi ia tidak mau
mengulang, ia merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih
2

pindah sekolah dari pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah.
Sebuah sekolah Kristen Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga,
tanpa mengulang. Selama di SMA inilah minat Soe Hok Gie pada sastra
makin mendalam, dan sekaligus dia mulai tertarik pada ilmu sejarah.
Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari sinilah, awal
pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan penuh
kritik.
Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di
SMA, Soe Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi.
Kemuidan kakak beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe
Hok Gie memilih ke fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin
masuk ke fakultas psikologi. Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis
kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar
terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang
mengritik tajam rejim Orde Baru. Gie sangat kecewa dengan sikap temanteman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan
mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus

berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66.
Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan
oposisinya.
Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan
pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung
Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya,

3

“Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the
open air and to eat and sleep with the earth”.
Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari
sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di
gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari
Lubis. Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan
dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.
Soe Hok Gie adalah seorang aktivis yang jiwa nasionalisnya sangat
tinggi. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap
tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam
rezim Orde Baru. Gie adalah sosok intelektual idealis yang menyerukan

kepada generasinya untuk berkata “tidak” terhadap kondisi yang
inconsistent terhadap cita-cita revolusi ’45. Menggelorakan api perjuangan
membela kaum proletar yang tersisih secara ekonomi dan politik. Manusia
baru adalah generasi yang berani mengatakan “tidak” generasi yang sangat
bangga dan sangat sadar akan “sense of mission dan sense of commitment.
Kecaman yang dilontarkan oleh Soe Hok Gie dilandaskan atas
pemikiran yang jujur, tentu atas dasar itikad yang baik. Ia tidak selalu
benar, tapi Ia selalu jujur dalam bertutur, Ia pun tidak melontarkan
kritikan-kritikan dan kecaman-kecamannya tanpa merasa prihatin atas
kondisi yang terjadi pada saat itu.
Dalam perenungannya Gie, menetapkan dengan konsisten sebuah
Quote “Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak
dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah

4

umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati
muda.”
Sikap terhadap rezim yang berkuasa Soe Hok Gie sebenarnya
menolak kekuasaan, hal ini bisa dilacak dalam beberapa tempat dimana dia

sendiri mengatakan bahwa perjuangan moral yang terakhir adalah untuk
menghabiskan kekuasaan, dengan kata lain kekuasaan adalah antipode dari
moralitas. Dengan demikian secara prinsipil dia memilih untuk berada di
luar lingkaran kekuasaan. Soe Hok Gie menyikapi cara menghadapi rezim
yang berkuasa sangat tegas sesuai dengan perjalanan intelektualnya dan
pengalaman pribadi dan politiknya, terbukti ketika untuk pertama kalinya
dia bertemu langsung dengan Soekarno (inpersona), “kesanku hanya satu,
aku tidak bisa percaya dia sebagai pemimpin Negara karena dia begitu
immoral”,. Dengan prinsip causa efficiens untuk meruntuhkan kekuasaan
gie tidak pernah ragu-ragu untuk mengambil jalur kekuasaan untuk
mewujudkan

keinginan

anti

kekuasan!.dia

merumuskan


untuk

memecahkan dilemanya tentang kekuasaan itu dengan benar-benar
melibatkan dirinya ke dalam suatu pergerakan bawah tanah yang sampai
sekarang tidak banyak di ketahui orang.
Menurut saya, keberaniannya untuk menentang kekuasaan
pemerintahan di usianya yang masih muda, terutama mengapa banyak
yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya
Soekarno, membuat kita ingin mengetahui proses mental yang
melatarbelakangi tingkah lakunya.

5

BAB II
A. Dasar Teori
Perspektif

behaviorisme

menekankan


pentingnya

pengaruh

lingkungan dan situasi terhadap perilaku. Lingkungan membentuk
pribadi manusia melalui proses belajar, dan perilaku manusia itu
sendiri nantinya akan mempengaruhi lingkungan.
Tokoh-tokoh behaviorist yang terkenal di antaranya Ivan Pavlov,
John B. Watson, B.F. Skinner, dan Albert Bandura. Pada makalah ini,
yang akan dibahas terutama adalah prinsip-prinsip belajar menurut
B.F. Skinner dan Social Learning oleh Bandura
B. Sekilas Teori B.F Skinner
Burrhus Frederic Skinner dilahirkan di sebuah kota kecil bernama
Susquehanna, Pennsylvania, pada tahun 1904 dan wafat pada tahun
1990 setelah terserang penyakit leukemia. Skinner dibesarkan dalam
keluarga sederhana, penuh disiplin dan pekerja keras. Ayahnya adalah
seorang jaksa dan ibunya seorang ibu rumah tangga.
Pada tahun 1931, Skinner menyelesaikan sekolahnya dan
memperoleh gelar sarjana psikologi dari Harvard University. Setahun

kemudian ia juga memperoleh gelar doktor (Ph.D) untuk bidang yang

6

sama. Pada tahun 1945, ia menjadi ketua fakultas psikologi di Indiana
University dan tiga tahun kemudian ia pindah ke Harvard dan
mengajar di sana sepanjang karirnya.
1. Analisis Perilaku menurut Skinner
Prinsip dasar pendekatan pada perilaku menurut Skinner adalah
bahwa perilaku manusia terjadi menurut hukum-hukum tertentu.
Perilaku manusia terjadi sebagai akibat dari pengaruh lingkungan
terhadapnya dan Skinner tidak merasa bahwa proses-proses
internal yang terjadi pada manusia penting dalam pembentukan
kepribadian manusia. Karena perilaku manusia terjadi menurut
hukum-hukum tertentu, maka Skinner percaya bahwa perilaku
sebenarnya dapat dikontrol. Cara untuk mengontrol perilaku ini
adalah dengan melakukan analisis fungsional, yang berarti analisis
perilaku berdasarkan hubungan sebab-akibat .
Skinner mengenal 2 jenis conditioning yaitu classical
conditioning

dan

operant

conditioning.

Pada

classical

conditioning, stimulus yang netral (CS) dipasangkan dengan
stimulus yang secara normal memicu respons (UCS) hingga
akhirnya stimulus yang tadinya netral itu juga memicu respons
(CR). Walaupun beberapa perilaku manusia dapat dijelaskan
dengan proses belajar berupa classical conditioning, Skinner
percaya bahwa kebanyakan perilaku manusia dibentuk oleh proses
operant conditioning. Prinsip dasar operant conditioning ini
dipengaruhi oleh law of effect oleh Thorndike, di mana sebuah
perilaku akan menguat apabila setelahnya diberikan reinforcement.

7

Proses ini disebut operant karena organisme beroperasi pada
lingkungannya untuk menghasilkan sebuah efek tertentu. Operant
conditioning berfungsi untuk mengubah kemungkinan sebuah
perilaku akan terjadi. Reinforcement bukanlah aspek yang
menyebabkan terjadinya suatu perilaku, namun reinforcement
meningkatkan kemungkinan sebuah perilaku akan dilakukan
kembali
a. Shaping
Shaping adalah sebuah prosedur di mana lingkungan atau
eksperimenter memberikan reward untuk perilaku yang sedikit
mendekati perilaku yang diinginkan hingga akhirnya perilaku
yang diinginkan tersebut dapat dicapai. Melalui proses
reinforcing

secara

bertahap,

maka

lingkungan

telah

‘membentuk’ serangkaian perilaku yang lebih kompleks.
Misalnya untuk mengajari seorang anak mengenakan pakaian
sendiri, orang tua dapat memberikan reward berupa permen
ketika si anak berhasil memasukkan tangannya ke lengan baju.
Setelah itu orang tua dapat menahan reward sampai anaknya
dapat memasukkan tangan ke lengan baju yang satunya lagi,
mengancingkan bajunya sendiri, dll. sehingga pada akhirnya si
anak berhasil mempelajari cara mengenakan pakaian sendiri.
Begitu sebuah perilaku telah terbentuk, individu akan
menyimpannya dalam memori untuk digunakan di kemudian
hari. Jika suatu saat individu mengalami suatu situasi yang
mirip, dia akan melakukan kembali perilaku yang dulu telah

8

dipelajarinya itu untuk menyelesaikan masalah. Hal ini disebut
generalisasi stimulus. Selanjutnya individu akan melakukan
proses diskriminasi, di mana dia mengidentifikasi hal-hal yang
berbeda

pada

suatu

keadaan

yang

tadinya

telah

digeneralisasikan, sehingga untuk menghadapinya dia dapat
menggunakan perilaku yang sesuai.
b. Reinforcement
Reinforcement memiliki dua efek, yaitu memperkuat
perilaku dan memberi reward pada individu. Jenis-jenis
reinforcement adalah sebagai berikut:
1) Positive reinforcement
Tipe reinforcement di mana

stimulus

yang

menyenangkan diberikan karena suatu perilaku tertentu.
Efeknya meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut
terjadi. Contohnya, jika seseorang memberi pacarnya
bunga mawar, maka pacarnya akan mentraktir makan.
Frekuensi orang ini memberi bunga mawar pada
pacarnya akan bertambah.
2) Negative reinforcement
Tipe reinforcement di mana stimulus yang tidak
menyenangkan akan dihentikan karena suatu perilaku
tertentu. Efeknya meningkatkan kemungkinan perilaku
tersebut terjadi. Contohnya, jika meninggalkan kelas
bisa membebaskan seseorang dari suasana yang berisik
yang

tidak

disukainya,

maka

frekuensi

meninggalkan ruangan kelas akan meningkat

9

dia

3) Punishment
Pemberian stimulus yang tidak menyenangkan karena
suatu

perilaku

tertentu.

Efeknya

menurunkan

kemungkinan perilaku tersebut terjadi. Contohnya jika
seorang anak pulang larut malam, maka dia akan
dihukum orang tuanya. Hal ini menyebabkan frekuensi
anak tersebut pulang larut malam akan berkurang.
Omission training adalah bentuk lain punishment.
Yang dilakukan dalam omission training adalah
penghilangan stimulus yang menyenangkan karena
suatu

perilaku

tertentu.

Efeknya

menurunkan

kemungkinan perilaku tersebut terjadi
4) Conditioned and Generalized Reinforcers
Reinforcement tidak harus berupa hal-hal yang
mencukupi kebutuhan primer, misalnya makanan.
Reinforcement

dapat

juga

reinforcers/conditioned

berupa

secondary

reinforcers

yaitu

reinforcement yang tidak berkaitan langsung dengan
pencukupan kebutuhan primer manusia, namun
berkaitan dengan primary reinforcers. Contoh
conditioned reinforcers yang paling umum adalah
uang.
Generalized

reinforcers

adalah

conditioned

reinforcers yang berkaitan dengan lebih dari satu
10

primary reinforcement. Menurut Skinner, terdapat 5
jenis generalized reinforcers
perilaku manusia, yaitu

yang mendasari

perhatian, persetujuan,

kasih sayang, rasa berkuasa atas sesuatu, dan uang.
C. Sekilas Teori Albert Bandura
Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mondare,
Alberta, Canada. Albert menempuh pendidikan kesarjanaannya di
bidang psikologi klinis di Universitas Iowa dan mencapai gelar Ph.D
setahun kemudian pada tahun 1952. Setelah menempuh pelatihan postdoktoral di bidang klinis selama satu tahun, pada tahun 1953 Bandura
bekerja di Universitas Stanford, di mana kini ia menjadi Profesor
David Starr dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial. Ia pernah bekerja
sebagai Ketua Jurusan Psikologi Stanford dan pada tahun 1974 terpilih
menjadi Ketua American Psychological Association. Ia seorang
psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial
serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah
eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis
perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
1. Teori Sosial Kognitif Albert Bandura
Terdapat beberapa asumsi dalam teori Bandura. Pertama, manusia
memiliki kapasitas untuk mengontrol lingkungan dan hidup
mereka. Kedua, personaliti merupakan hasil interaksi dari perilaku,
faktor personal (kognisi), dan lingkungan. Ketiga, Bandura percaya
bahwa banyak pengaruh penting pada hidup manusia bergantung
pada kejadian-kejadian yang tidak terduga sebelumnya. Keempat,

11

manusia memiliki kapasitas untuk menggunakan bahasa dan
simbol-simbol lain untuk mengontrol hidup mereka. Kelima, dan
yang paling penting, manusia memiliki plastisitas atau kemampuan
untuk mempelajari berbagai jenis perilaku.
Bandura menekankan bahwa individu juga dapat belajar melalui
observasi, bukan hanya melalui pengalaman langsung. Pada proses
observasi ini individu dapat melihat konsekuensi dari perilaku
tertentu pada orang lain, lalu proses kognisinya akan menentukan
apakah dia akan mengikuti perilaku tersebut atau tidak. Proses yang
sangat penting dalam observational learning ini adalah modelling.
Bandura percaya bahwa manusia adalah makhluk yang proaktif,
self-reflective, dan self-organized. Manusia adalah makhluk yang
tidak hanya bereaksi begitu saja terhadap pengaruh lingkungan, ia
juga memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi, memanipulasi,
dan mempengaruhi lingkungannya untuk mendapatkan hasil akhir
yang diinginkan.
Bandura (1999b) memandang bahwa self system adalah struktur
kognitif yang membuat perilaku seseorang menjadi konsisten. Self
system ini meliputi self efficacy, self evaluation dan self regulation,
yang memungkinkan individu mengobservasi perilakunya dan
mengevaluasinya untuk menjadi dasar antisipasi bagi kejadian yang
akan datang.
2. Self efficacy

12

Bandura mendefinisikan self-efficacy sebagai “kepercayaan
seseorang pada kemampuan mereka untuk melakukan usaha
yang dapat mengontrol diri dan lingkungan mereka.” Orang
yang memiliki self-efficacy tinggi akan berpikir bahwa mereka
dapat melakukan sesuatu yang dapat mengubah lingkungan
mereka, sementara orang yang memiliki self-efficacy rendah
akan

memiliki

kepercayaan

sebaliknya.

Hal-hal

yang

mempengaruhi self-efficacy di antaranya (1) pengalaman dan
penguasaan, (2)social modelling, (3) persuasi sosial, dan (4)
kondisi fisik dan emosional.
3. Self Regulation
Setelah memiliki self-efficacy, Bandura juga percaya bahwa
manusia

sebenarnya

memiliki

kemampuan

untuk

mengobservasi dan mengontrol sumber daya yang ada untuk
kepentingan dirinya. Hal ini dinamakan self regulation.

13

BAB III

A. Analisa Tokoh Sok Hoe Gie Menurut Teori Skinner
Berdasarkan teori Skinner, saya menganalisis kepribadian Soe Hok
Gie

dengan

menggunakan

Negative

Reinforcement.

Negative

reinforcement merupakan tipe reinforcement di mana stimulus yang tidak
menyenangkan akan dihentikan karena suatu perilaku tertentu. Efeknya
ialah meningkatnya perilaku yang dilakukan untuk menghindari stimulus
yangtidak menyenangkan tersebut. Dapat kita lihat pada saat Gie
dikucilkan oleh teman-temannya, kemudian akhirnya dia pergi ke gunung
dan mendapatkan kedamaian saat menikmati pemandangan alam. Perilaku
dikucilkan inilah yang merupakan stimulus yang tidak menyenangkan,
sedangkan efek dari stimulus itu ialah Gie menjadi semakin menyukai
kegiatan mendaki gunung
B. Analisa Tokoh Sok Hoe Gie Menurut Albert Bandura

14

Berdasarkan teori Bandura, kepribadian Soe Hok Gie dengan
menggunakan

Observational

Learning

(modeling)

,

Resiprocal

Determinism dan Self Sytem.
1. Resiprocal Determinism
Determinisme reciprocal adalah istilah kunci yang dikembangkan
oleh Albert Bandura, yang terkenal bekerja di bidang teori kognitif
psikologi sosial. Istilah ini mengacu pada teori Bandura tentang model
yang menunjukkan interaksi lingkungan dan individu. Teori ini
menggabungkan beberapa ide dari behaviorisme, dan menekankan
gagasan

bahwa

lingkungan

hidup

bukan

satu-satunya

yang

mempengaruhi perilaku. Perilaku orang dipengaruhi oleh pola pikir
diri mereka sendiri berdasarkan keyakinan, pemikiran, ide dan juga
lingkungan, sedangkan pola pikir dipengaruhi oleh perilaku mereka
dan sikap melalui cara lingkungan bekerja sehingga dapat disimpulkan
terdapat komunikasi bolak-balik antara tindakan diri internal, serta
lingkungan luar.
Diskusi determinisme sering menggunakan alat bantu visual dalam
bentuk segitiga.

Behavior

Person

Environment

15

Di bagian atas segitiga adalah perilaku, dan dua sudut segitiga
digambarkan sebagai faktor pribadi dan lingkungan. Panah bolak-balik
antara setiap faktor, menunjukkan bahwa terdapat hubungan simetris
antara faktor-faktor tersebut. Gambaran visual mengulang konsep dasar
bahwa manusia dibentuk oleh lingkungan mereka dan membentuknya.
Dengan mengacu pada teori diatas, kami menyimpulkan bahwa
kepribadian dan pola pikir Soe Hok Gie dipengaruhi oleh lingkungan, hal
ini terlihat dari aspirasinya terhadap pemerintah dan kekuasaan secara
gambling dipengaruhi oleh sebuah buku tentang kehidupan Saint John dari
Bernard yang menceritakan bagaimana Saint John menentang moral jaman
itu. Gie menyukai dunia filsafat, dan tidak sedikit pendapat-pendapat filsuf
mempengaruhi pola pikirnya.
2. Observational learning
Berdasarkan observational learning yaitu modeling, tingkah laku
dan kepribadian manusia cenderung meniru. Kepribadian Gie merupakan
modeling dari ayahnya, dimana ayahnya adalah seorang yang tertarik
dengan filsafat dan agama. Dengan minat sang ayah terhadap kedua hal
tersebut, mempengaruhi juga minat Gie.
Hal tersebut dibuktikan dalam salah satu quote yang diambil dari
catatan hariannya Gie: “Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib
terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan

16

yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah
mereka yang mati muda.” Dari kutipan ini dapat kita lihat bahwa Gie
sangat familiar dengan dunia filsafat.
Pada masa mudanya, Soe Hok Gie adalah seorang yang sama
sekali tidak berminat organisasi yang berbau agama apapun dan karena itu
dia menjadi anggota Gemsos(Gerakan Manusia Sosial). Hal ini bisa jadi
merupakan suatu tradisi yang diwarisi dari pihak ayahnya. Karena ayahnya
ikut bergabung dalam kelompok Partai Sosialis Indonesia.

3. Self System
Self system terdiri dari 3 tahap yaitu self efficacy, self regulation,
self evaluation .Tetapi di dalam kehidupan Soe Hok Gie kami hanya dapat
menemukan kesesuaian kepribadiannya dengan salah satu tahap dari
ketiga tahap tersebut yaitu self efficacy.
Self efficacy ialah percaya akan kemampuan dirinya sendiri tanpa
orang lain. Hal ini dibuktikan pada saat SMP, dia merasa yang paling
pintar pada mata pelajaran ilmu bumi, tetapi ketika ujian ia mendapat nilai
rendah dan merasa diperlakukan sewenang-wenang oleh gurunya. Dapat
kita lihat dari catatan harian Gie pada tanggal 4 Maret 1957: “Hari ini
adalah hari ketika dendam mulai membatu. Ulangan ilmu bumiku 8 tetapi
dikurangi 3 jadi tinggal 5. Aku tak senang akan itu. Aku iri karena dikelas

17

merupakan orang ketiga terpandai dari ulangan tersebut. Aku percaya
bahwa setidak-tidaknya aku yang terpandai dalam ilmu bumi dari seluruh
kelas.”

BAB IV
A. Kesimpulan
Soe Hok Gie adalah seorang aktifis yang sangat terkenal karena
kritikannya yang tajam terhadap pemerintahan Soekarno. Berdasarkan
teori behaviorisme, perilaku Gie tersebut banyak dipengaruhi oleh
lingkungan. Seperti yang diceritakan bahwa banyak yang meyakini
gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan
termasuk orang pertama yang mengritik tajam rezim Orde Baru.
Sehingga lingkungan-lingkungan tersebut mempengaruhi kepribadian
sosok sok hoe gie.
Sesuai analisa kepribadian menurut teori behaviorisme yang
dikemukakan oleh Albert Bandura dan B.F Skinner didapati pengaruh
lingkungan yang mempengaruhi pola pikir gie, serta juga modelling
dari sang ayah sehingga menyukai sastra, dan juga rasa percaya pada
dri sendiri tanpa memerlukan orang lain yang tampak pada saat masa
remaja gie. Negative reinforcement yang diterima oleh gie pada saat

18

dikucilkan oleh teman–temannya yang menghasilkan stimulus tidak
menyenangkan yang berefek gie suka kegiatan mendaki gunung.
B. Kesulitan yang dihadapi
Kesulitan yang saya hadapi cukup banyak, saya sudah
menyelesaikan makalah dengan mengangkat tokoh Adolf Hitler
dengan teori kepribadian Albert Adler tetapi ternyata ada seorang
teman yang sudah mengambil tokoh beserta teori yang sama, akhirnya
saya mengalah dan menganti judul dan membuat makalah baru pada
saat sehari sebelum deadline pengumpulan tugas ini. Akhirnya saya
memilih tokoh Sok Hoe Gie, sosok yang sudah saya kenal dengan
membaca buku dan menonton film tentangnya membuat saya mengerti
bagaimana kehidupannya.
Awalnya saya hanya menganalisa tokoh ini berdasarkan teori B.F
Skinner, sebelumnya saya pernah membaca catatan seorang teman
tentang teori Albert Bandura yang juga tokoh behaviorisme. Dan
akhirnya saya membuat analisa kepribadian tokoh Sok Hoe Gie
berdasarkan dua teori behaviorisme oleh B.F Skinner dan Albert
Bandura.
Kesulitan yang saya alami awalnya adalah untuk mengerti tentang
teori Albert Bandura, dan akhirnya saya mendapati banyak kepribadian
Sok Hoe Gie yang dapat saya analisa menurut teori Albert Bandura
dan juga B.F Skinner.

19

DAFTAR PUSTAKA

Dhakidae, Daniel et al ed. 2005. Soe Hok Gie : Catatan Seorang Demonstran.
Jakarta : LP3ES
Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2002. Theories of Personality, 5th edition. USA:
McGraw Hill

20