LAPORAN PRAKTEK KULIAH LAPANGAN PKL

LAPORAN
PRAKTEK KULIAH LAPANGAN (PKL)
PANTAI PANGANDARAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Kuliah Lapangan

Disusun oleh,
Febby Marwah H
Pupung Intan
Rahma Annisa

172170027
172170005
172170007

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2017

1


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan PKL (Praktek Kuliah Lapangan) pantai
Pangandaran yang dilaksanakan pada 21-23 Desember 2017.
Terima kasih kepada :
1. ALLOH SWT yang telah memberikan kesehatan kepada kami sehinggan
bisa mengikuti kegiatan ini
2. Para dosen pembimbing Jurusan Pendidikan Geografi Universitas
Siliwangi yang telah membimbing selama pelaksanaan Praktek Kuliah
Lapangan,
3. Orang tua yang telah mendukung baik secara materi maupun hal lainnya.
4. Rekan angkatan tahun 2017 Jurusan Pendidikan Geografi Universitas
Siliwangi yang telah mengikuti Praktek Kuliah Lapangan dengan baik
sampai akhir kegiatan.
Semoga laporan PKL (Praktek Kuliah Lapangan) pantai Pangandaran dapat
bermanfaat, khususnya bagi yang menulis umumnya bagi yang membaca. Mohon
maaf apabila banyak kesalahan dan kekurangan, karena laporan yang dibuat oleh
penulis masih sangat jauh dari kesempurnaan. Maka penulis mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna menyempurnakan

laporan yang akan dibuat pada masa mendatang.
Tasikmalaya, Desember 2017

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................

i

DAFTAR ISI ...................................................................................................

ii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................


iv

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

1

A. Latar Balakang Masalah ......................................................................

1

B. Permasalahan .......................................................................................

2

C. Rumusan Tujuan ..................................................................................

2

BAB II DESKRIPSI KONDISI LAPANGAN .............................................


3

Kondisi Fisis ..............................................................................................

3

BAB III PEMBAHASAN ..............................................................................

14

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .............................................................

19

DAFTAR PUSTAKA

2

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Kondisi Sekitar Muara Sungai Cikidang............... 5

Tabel 1.2 Skala Ukuran Butir ............................................................................ 14

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Pangandaran........................................................ 3
Gambar 2.2 Tanaman Langkap.......................................................................... 7
Gambar 2.3 Kijang............................................................................................ 7
Gambar 2.4 Monyet Ekor Panjang.................................................................... 8
Gambar 2.5 Gua Kapur Kecil............................................................................ 8
Gambar 2.6 Stalaktit Gua Panggung................................................................. 9
Gambar 2.7 Sungai Cirengganis........................................................................ 11
Gambar 2.8 Gua Jepang..................................................................................... 12
Gambar 2.9 Pantai Madasari............................................................................. 12
Gambar 2.10 Tombolo....................................................................................... 16

4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara maritim dimana lautan lebih luas dari pada daratan
nya, Indonesia pun sudah terkenal dimata dunia dengan keindahan laut dan pulau
nya pantai yang sering didatangi wisatawan asing salah satunya adalah pantai
Pangandaran, sedikit kita bahas asal muasal kata dari Pangandaran itu sendiri
yaitu berasal dari kata ”pangan dan “daran” yang artinya pangan adalah makanan
dan daran adalah pendatang, singkatnya pantai Pangandaran adalah tempat para
pengusaha atau pendatang. Sejak tahun 2012, Pangandaran merupakan kabupaten
baru hasil pemekaran dari kabupaten Ciamis.
Pangandaran menjadi pantai yang paling banyak dikunjungi di sepanjang
pantai Selatan di pulau Jawa bagian Barat yang menyajikan ragam pesona
keindahan pantai yang khas, dan cagar alam yang menyempurnakan
keindahannya. Hal ini yang menjadi daya tarik para wisatawan lokal maupun
mancanegara.
Di samping keindahan pantai Pangandaran yang terletak di desa Pananjung,
kabupaten Pangandaran pun memiliki destinasi wisata lainnya yang unik dan
bahkan belum tereksplore dengan baik. Diantaranya cagar alam Pananjung, pantai
Madasari, Green Canyon/Cukang Taneuh, bahkan muara sungai cikidang, tahun
2017 ini terdapat objek wisata yang menyebabkan daerah sekitar pantai kurang

pengunjung diantaranya Jojogan, Pepedan hills, Batu Numpang. Dari sekian
banyak ciri khas dan keunikan Pangandaran dan wilayah sekitarnya, hal inilah
yang menjadi sebab dilakukannya observasi dan penelitian mahasiswa Jurusan
Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Siliwangi melalui kegiatan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) untuk menambah
pengetahuan dan wawasan. Serta pemahaman tentang batuan dan proses-proses
alam sehingga akan sangat membantu dalam memahami proses alam yang terjadi
pada objek wisata Pangandaran.
1

2

B. Permasalahan
a. Apa yang membuat pantai Pangandaran banyak dikunjungi oleh
wisatawan dari pada pantai lainnya ?
b. Bagaimana kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat
Pangandaran ?
C. Rumusan Tujuan
a. Mangetahui keunikan pantai Pangandaran,
b. Mengetahui kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat

Pangandaran.

BAB II
DESKRIPSI KONDISI LAPANGAN
A. Kondisi Fisis
Pangandaran merupakan kabupaten yang dimekarkan dari kabupaten Ciamis,
yang disahkan pada 25 Oktober 2012 sesuai UU No.21 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Kabupaten Pangandaran di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten
Pangandaran memiliki objek wisata yang sangat menarik, salah satunya pantai
Pangandaran. Secara geografis kabupaten Pangandaran berada pada koordinat
108° 41 - 109° Bujur Timur dan 07° 41 - 07° 50 Lintang Selatan memiliki luas
wilayah ± 61 km².

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Pangandaran

3

4

Memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Utara : Berbatasan dengan desa Cisarua, desa Ciulu, kecamatan Banjarsari.
Desa Pasawahan, desa Cikupa, desa Sidarahayu kecamatan Purwadadi,
desa Sidamulih kecamatan Pamarican, kabupaten Pamarican, kabupaten
Ciamis dan desa Citalahab, kecamatan Karangjaya, kecamatan Cineam,
kabupaten Tasikmalaya.
b. Timur : Berbatasan dengan Tambaksari desa Sindanegara, desa
Sidamukti,desa Rawapu, desa Rajamulya, kecamatan Kedungreja. Desa
Patimuan, desa Cinyawang, desa Purwodadi, kecamatan Patimuan,
kabupaten Cilacap provinsi Jawa Barat.
c. Selatan : Berbatasan dengan Samudera Hindia.
d. Barat : Berbatasan dengan Pasangrahan kecamatan Cikatomas, desa
Pancawangi, desa Neglasari, desa Mekarsari, desa Tawang, kecamatan
Pancatengah. Desa Cimanuk, kecamatan Cikalong. Desa Mulyasari,
kecamatan Salopa kabupaten Tasikmalaya.
Topografi kawasn ini mulai dari landai sampai berbukit kecil dengan
ketinggian tempat rata- rata 100 meter diatas permukaan laut, sedangkan keadaan
tanahnya redisi jenis podsal kuning, podsal kuning merah, ltosal coklat dan litosal
Objek Observasi Wilayah Kabupaten Pangandaran :
1. Muara Sungai Cikidang
Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang merupakan tempat para nelayan

mengumpulkan dan menjual hasil tangkapan nya serta star untuk melaut mencari
ikan, muara sungai cikidang terdapat didaerah dengan titik koordinat 07 °
46,15” LS dan 108 °

3’

40’ 30,9” BT. Penelitian dimuara sungai cikidang

dilakukan sekitar pukul 17.00 WIB. Saat kami melakukan observasi kesana hanya
beberapa pengunjung yang datang karena bukan merupakan objek wisata dan
hanya terdapat penduduk sekitar yang memancing ikan disana serta sekedar
berenang. Sedimentasi di muara ini cukup baik karena muara ini sendiri kurang
mendapat pengaruh yang kuat dari gelombang air laut. Hal ini terjadi karena
muara ini terletak disekitar pantai Timur dari Semenanjung Pangandaran yang

5

notabene memiliki kekuatan gelombang yang lebih lemah dibandingkan dengan
pantai barat. Dan rencana nya tahun ini 2018 aktifitas nelayan di sekitar pantai
timur dan barat yang sering melaut dan menangkap ikan akan segera dipindahkan

dan dipusatkan ke pelabuhan cikidang ini.
Kondisi unsur-unsur fisik saat observasi di muara sungai Cikidang sekitar
pukul 17.00 WIB disimpulkan sebagai berikut :
No
1.

Nama Alat
GPS (Global

Fungsi

Positioning

Mengetahui posisi

System)

Hasil
South 07o3’46,15’’
East 108o40’30,9’’

Mengetahui

Max. 10,1 Km/h dan Min. 0,6 Km/h.

kecepatan angin
Mengetahui suhu

Jadi, rata-rata = 5,35 Km/h
Suhu : Max. 32oC dan Min. 24oC

4.

Temperature
Salinometer

dan kelembaban
Mengetahui salinitas
Mengetahui

Kelembaban : Max. 75% dan Min. 45%
Salinitas : 10ppt dan suhu 10,08oC

5.

Altimeter

ketinggian

± 15 M diatas permukaan air laut

2.
3.

6.

Anemometer
Digital

Soiltester

permukaan air laut
Mengetahui pH dan
kelembaban tanah

4

2. Cagar Alam Pananjung Pangandaran
Cagar Alam Pananjung adalah sebuah CA yang berada dikawasan pantai
Pangandaran,secara administratif terletak di desa Pangandaran. Sebelum
ditetapkan menjadi cagar alam kawasan hutan ini sebelumnya ditetapkan menjadi
kawasan Suaka Margasatwa (SM). Hal ini berdasarkan Gb tanggal 7 desember
tahun 1934 No 19 Stbl 669. Kawasan ini ditetapkan sebagai SM dengan luas
wilayah 697 Ha, namun luas sebenarnya adalah 530 Ha dan luasan taman laut nya
470 Ha. Berubahnya SM menjadi CA dikarenakan ditemukan nya spesies bunga
Raflesia Padma,maka status ini diresmikan dengan surat keputusan mentri
Pertanian Nomor 34/KMP/1961.

6

Suatu kawasan dapat ditetapkan sebagai CA karena didalamnya terdapat
keadaan alam yang mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau
ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung
secara alami.. Mamiliki suhu 25οC - 30οC serta kelembaban udara sekitar : 80% 90% dengan curah hujan rata rata : 3196 mm/tahun.
Cagar alam Pananjung merupakan tipe hutan hujan tropis, hal ini dapat dilihat
dari ciri-ciri hutan hujan tropis seperti :





Memiliki keanekaragaman hayati,
Pohon tumbuh tinggi, rapat dan berdaun lebat,
Pada dasar hutan terdapat rumput dan lumut,
Memiliki struktur Tajuk (45-60m), dengan bagian-bagian diantaranya :
lapisan kanopi (jenis-jenis pohon ramping, adanya tumbuhan saprofit,

epifit,dan parasit), dan lapisan lantai hujan,
 Curah hujan yang relatif tinggi (cagar alam Pananjung memiliki curah
hujan ±3.196 mm/thn), serta kelembaban diatas 80% (cagar alam
Pananjung memiliki kelembaban antara 80-90%).

Hal yang menarik cagar alam Pananjung juga memiliki vegetasi endemik yaitu
tanaman Obtusifolia (Langkap).

7

Gambar 2.2 Tanaman Langkap
Vegetasi lainnya seperti : Jati (Tectona grandis), Buntut Lutung (Dios
gesiep), Waru Laut (Hibiscus tiliaceus), Katapang (Terminalia cattapa),
Burahol. Satwa liar yang terdapat di cagar alam Pananjung diantaranya :
Kijang (Muntiacus muntjak), Kalong (Pteroptus vampyrus), Monyet ekor
panjang (Macaca fascicularis).

Gambar 2.3 Kijang

8

Gambar 2.4 Monyet Ekor
Panjang

Cagar alam Pananjung
juga memiliki berbagai macam gua, terdapat gua alami yang sebagian besar
terbentuk karena proses pengangkatan dan ada pula gua buatan.
a. Gua Kapur Kecil
Gambar 2.5 Gua Kapur Kecil

Gua ini merupakan gua kecil yang terbentuk karena pengangkatan terumbu
karang, batuan yang terdapat di gua ini adalah batuan sedimen yaitu gamping atau
kapur, yang menandakan gua ini berasal dari lautan dangkal. Hal ini terjadi karena
adanya subduksi antara lempeng samudera Indo Australia yang menunjam

9

lempeng benua Eurasia. Gua ini sulit untuk dimasuki karena ukurannya yang
terlalu kecil.
Terdapat reaksi kimia yang terjadi di gua ini yaitu :
CaCO3 + H2O + CO2

Ca2(HCO2)

b. Gua Panggung
Gua panggung merupakan gua yang batuannya berjenis batuan sedimen organik
nonklastik, yang berarti berasal dari makhluk hidup. Makhluk hidup tersebut
adalah terumbu-terumbu karang dan tumbuhan. Maka pada zaman dahulu ± 2000
tyl gua ini merupakan lautan dangkal yang sangat indah dan bersih. Bentukanbentukan yang terdapat di gua ini diataranya stalaktit (menggantung ke bawah),
stalakmit (muncul ke atas), heligtit (melebar/meluber), dan tiang (stalakmite dan
stalaktit yang menyatu). Perkembangan stalaktit ± 1 mm/300 thn.

Gambar 2.6 Stalaktit di Gua Panggung
yang dipengaruhi oleh kandungan asam air saat melarutkan batuan kapur,
kandungan asam ini beasal dari air hujan dan tumbuhan-tumbuhan yang telah
mati. Selain itu di dalam gua ini juga terdapat patilasan seseorang yang dianggap
berjasa yang sering disinggahi untuk wisata religi. Menurut legenda yang

10

dipercayai masyarakat sekitar dahulu gua panggung merupakan tempat Mbah Jaga
Lautan yang merupakan anak angkat Nyi Roro Kidul, ia memiliki 7 istri yang
selalu bertengkar. Pada suatu hari istri terakhirnya memncing dan mendapat ikan
yang harus dimakan bersama 7 istrinya. Selepas itu semua istrinya menjadi hidup
rukun. Maka untuk membalas budinya terhadap Nyi Roro Kidul, Mbah Jaga
Lautan bersemedi dan hilang entah kemana.
c. Gua Keramat/Parat
Gua ini memiliki panjang sekitar 105 m. diberi nama Parat karena gua ini
tembus melewati bukit. Gua ini terbentuk karena pengangkatan, dahulu gua ini
merupakan sungai bawah tanah. Hipotesis pembentukan sungai bawah tanah
terjadi karena batuan kapur memiliki diaklas/rekahan sehingga air masuk ke
celah-celah rekahan tersebut melalui ponor. Sama seperti magma, air pun bersifat
mobile. Air terus menerus meresap sehingga jadilah sungai bawah tanah, yang
kemudian terangkat hingga menjadi gua.
d. Sungai Bawah Tanah Cirengganis
Kondisi sungai Cirengganis sekitar pukul 10.55 WIB adalah : pH 7.5 diukur
dengan Solid tester, artinya air sungai Cirengganis memiliki pH basa. Kekeruhan
216 ppm, artinya dalam tingkat kekeruhan sedang. Sedangkan suhu 33,3oC diukur
dengan digital temperature. Sungai bawah tanah terbentuk karena batuan gamping
memiliki rekahan-rekahan yang disebut diaklas sehinngga air merembes ke dalam.
Lubang tempat masuknya air disebut dengan swallow hold. Dengan konsentrasi
garam yang rendah, maka terbentuklah aliran air bawah tanah yang disebut
dengan sinkkinkrik (sungai yang menghilang) hal inilah yang menyebabkan
mengapa pada peta symbol sungai tidak selalu menyambung utuh.
Aliran sungainya kini terhenti, karena mungkin saja terjadi perubahan batuan
kapur di hulu sungainya.

11

Gambar 2.7 Sungai Cirengganis
e. Gua Sumur Mudal
Gua ini terbentuk karena adanya air tanah yang mengikis daerah kapur
kemudian melarutkannya dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga
membentuk rongga yang semakin lama semakin besar. Terdapat banyak stalaktit
maupun stalakmite. Juga terdapat kelelawar yang menghuni gua ini, hal ini
menguntungkan karena kotoran kelelawar yang mengandung fosfat guano baik
digunakan untuk pupuk tanaman.
f. Gua Lanang
Gua ini dulunya merupakan keraton pertama Kerajaan Galuh. Sedangkan
keraton yang kedua terdapat di Karang Kamulyan Ciamis. Raja Galuh adalah lakilaki (lanang) yang sedang berkelana.
g. Gua Jepang
Gua ini merupakan gua buatan yang dibuat pada masa Perang Dunia (PD) II
oleh tentara Jepang sebagai tempat pertahanan dari musuh yang datang dari Barat,

12

namun

pada

kenyataannya

musuh menyerang dari bagian
Timur. Karena tidak berguna
lagi

akhirnya

gua

ini

ditinggalkan.
Gambar

2.8

Gua Jepang
3. Pantai Madasari
Pantai Madasari terletak di desa Masawah kecamatan Cimerak, kabupaten
Pangandaran dengan koordinat South 7o 46' 35" , East 108o 30' 2". Di sana ada
enam batu karang. Yakni Batu Gedogan, Batu Sebrotan, Batu Leuit (Karang

Gambar 2.9 Pantai Madasari
Seugeuh), Legok Gandu, Cariuk, dan Pandan Nyampai. Semua batu tersebut
berbentuk indah dan unik. Terlebih Batu Leuit atau warga menyebutnya Karang
Seugeuh. Sebab, batu karang tersebut berada tak jauh dari bibir pantai. Dan di
atasnya terdapat pohon yang tumbuh. Rupanya, seluruh batu karang ada

13

pepohonan juga di atasnya. Batuan-batuan itu terpisah dapt disebabkan oleh tiga
faktor, yaitu karena pengangkatan, deposisi, dan rekontruksi.
Pantai ini memiliki ombak yang relatif besar sehingga dilarang untuk berenang,
pantai Madasari ini tidak terlallu banyak dikunjungi karena letak nya yang belum
di ekspos dan tidak banyak orang yang tau tentang keindahan pantai ini jadi hanya
sedikit orang yang tau dan mau berkunjung.
Disini juga terdapat sedikit sekali pedagang yang berjualan karena tidak terlalu
banyak nya pengunjung namun biasanya sedikit ramai pada hari tertentu saja
seperti hai sabtu dan minggu. Biasa nya yang datang kebanyakan anak remaja.

BAB III
PEMBAHASAN
Muara sungai merupakan tampat bertemunya dua kekuatan besar yaitu
kekuatan laut dan kekuatan darat. Seperti halnya yang terjadi di muara sungai
Cikidang. Dua kekuatan ini sangat mempengaruhi proses geomorfologi yang
terjadi di pantai. Proses sedimentasi sangat terlihat di bagian muara sungai.
Sedimentasi adalah masuknya materi-materi batuan hasil erosi ke dalam suatu
lingkungan, baik melalui media air, angin maupun gletser dan diendapkan di
dalam lingkungan tersebut. Hasil erosi terbawa aliran sungai dalam bentuk
partikel kasar, sedangkan partikel halus sebagai larutan. Untuk membedakan
berbagai macam sedimen perlu dipahami mengenai perbadaan ukuran butir.
Dalam geologi skala yang besar butir yang biasa digunakan sebagai berikut :
Ukuran Butir (mm)
Nama Butir
>256
Boulder (Bongkah)
64-256
Cobble (Berangkal)
4-64
Pebble (Kerakal)
2-4
Granule (Kerikil)
1/16-2
Sand (Pasir)
1/256-1/16
Silt (Lanau)