BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Peningkatan Keakt

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Semarang.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental
design. mengungkapkan desain quasi experimental design mempunyai kelas kontrol,
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen” (Sugiyono, 2011: 116). Dalam pelaksanaan,
peneliti menggunakan bentuk design Posttest only control design yang diadaptasi dari
desain true experimental. Dalam penelitian ini kelas eksperimen dan kelas kontrol
dipilih secara random.

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk
mengetahui peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA
siswa kelas 4 Sekolah Dasar.
3.1.2. Desain Penelitian
Dalam desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

sama-sama diberi pre-test kemudian dicari hasilnya. Setelah itu kelompok
eksperimen

mendapatkan

perlakuan

sedangkan

kelompok

kontrol

tidak

mendapatkan perlakuan. Kemudian keduanya mendapatkan post-test untuk
mengetahui hasil yang telah dilakukan.

O1


X

O3

O2
O4

Gambar 3.1
Desain Penelitian Eksperimen

26

27

Keterangan:
O1

:

Kelas Eksperimen sebelum diberikan perlakuan (pre-test)


O2

: Kelas Eksperimen setelah diberikan perlakuan (post-test)

O3

: Kelas Kontrol sebelum diberikan perlakuan (pre-test)

O4

: Kelas Kontrol setelah diberikan perlakuan (post-test)

X

: Pemberian perlakuan (treatment)

(Sugiyono, 2007 : 79)
Pada awal kegiatan peneliti, siswa diberikan test awal (pretest) untuk
mengetahui kemampuan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum

diberikan perlakuan. Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen juga akan
berguna untuk membuat kelompok-kelompok belajar. Kemudian siswa kelas
eksperimen diberi perlakuan yakni pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe TGT sedangkan siswa kelas kontrol diberikan perlakuan yakni
pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Konvensional. Pada akhir penelitian
guru diberi angket keaktifan belajar sedangkan siswa diberikan tes akhir (posttest)
untuk mengetahui skor keaktifan belajar dan hasil belajar siswa setelah diberikan
perlakuan. Data hasil pemberian angket keaktifan

belajar dan hasil instrumen

pretest-posttest dipakai sebagai data penelitian untuk kemudian diolah dengan
menggunakan analisis stastistik.
3.2. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kemijen 03 yang terletak di Jalan
Cilosari Barat RT 03 RW VIII Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini dilakukan di kelas 4 A SD Negeri Kemijen 03 Semarang
dengan 30 siswa terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan sebagai
kelas eksperimen, dan di kelas 4 B ada 30 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 19

siswa perempuan sebagai kelas kontrol. Subyek penelitian secara rinci disajikan
melalui tabel 3.1 sebagai berikut.

28

Tabel 3.1
Distribusi Subjek Penelitian
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
12
18

4A

Jumlah
Subyek
30

4B


30

19

11

Jumlah

60

31

29

Kelas

Kelas
Penelitian
Eksperimen

Kontrol

3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 tahun
ajaran 2016/2017. Siswa kelas 4 A sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas 4
B sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok ini sudah diuji kesamaan varian
menunjukkan keadaan yang homogen. Artinya data berdistribusi normal dan
memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Berdasarkan dari data
kelompok yang menunjukkan berdistribusi normal dan homogen, maka dapat
dikatakan bahwa kedua kelompok sebelum diberi perlakuan mempunyai
kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eskperimen dapat diberi perlakuan
dengan model pembelajaran kooperaif tipe Teams Games Tournament dan
kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
Konvensional. Setelah kelas kontrol dan kelas eksperimen diberi perlakuan
kemudian diberikan tes akhir. Pelaksanaan dilakukan 2 kali pertemuan seperti
tercantum dalam jadwal penelitian.
1. Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol
Tabel 3.2
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol
No.


Hari/Tanggal

1.

Senin, 1 Agustus 2016

Kegiatan
ƒ Perkenalan dengan siswa.
ƒ Memberikan pretest kepada kelas kontrol

2.

Selasa, 2 Agustus 2016 ƒ Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol
tentang daur hidup hewan menggunakan
model pembelajaran konvensional.
ƒ Memberikan posttest kepada kelas kontrol

29


Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol di awali dengan perkenalan kepada
siswa kelas 4 A SD Negeri Kemijen 03 Semarang. Setelah perkenalan lalu
dilanjutkan dengan memberikan soal pretest. Materi yang digunakan yaitu
tentang daur hidup hewan. Setelah memberikan pretest dilanjutkan dengan
melakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.
Pada pembelajaran ini dimulai dengan penyampaian materi pembelajaran oleh
guru. Kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru membagikan
lembar kerja kelompok berupa lembar soal, lalu guru memberi penjelasan cara
mengerjakan soal. Setelah siswa mengerti, lalu guru membacakan soal-soal
secara acak. Masing-masing kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan
hasil pekerjaannya sedangkan kelompok yang lain memperhatikan.
2. Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen
Tabel 3.3
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen
No.
1.

Hari/Tanggal

Kegiatan


Senin, 8 Agustus 2016 ƒ Perkenalan dengan siswa
ƒ Memberikan

pretest

kepada

kelas

pada

kelas

eksperimen.
2.

Selasa,9 Agustus 2016 ƒ Kegiatan

pembelajaran


eksperimen tentang daur hidup hewan.
ƒ Memberikan

posttest

kepada

kelas

eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen di awali dengan perkenalan
kepada siswa kelas 4 B SD Negeri Kemijen 03 Semarang. Setelah perkenalan
lalu dilanjutkan dengan memberikan soal pretest. Materi yang digunakan yaitu
tentang daur hidup hewan. Setelah memberikan pretest dilanjutkan dengan
melakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament. Dalam pembelajaran ini dimulai dengan guru
menyampaikan materi dalam presentasi kelas. Kemudian guru membagi siswa
dalam beberapa kelompok, dan mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka
untuk menguasai materi. Kemudian guru mempersiapkan lembar pembagian

30

meja turnamen yang sudah diisi, lembar permainan, lembar jawaban, lembar
skor permainan untuk tiap meja turnamen, dan kartu bernomor. Kemudian guru
mengumumkan penempatan meja turnamen serta mengatur penyusunannya.
Guru meminta salah satu siswa untuk membagikan lembar permainan, lembar
jawaban, kotak kartu nomor, dan skor permainan pada tiap meja untuk memulai
turnamen, para siswa dalam setiap meja turnamen menarik kartu bernomor untuk
menentukan pembaca yang pertama, yaitu siswa yang mendapat nomor tertinggi.
Pembaca mengocok kartu bernomor dan mengambil kartu yang paling atas,
kemudian membaca dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor pada kartu
yang diambil. Setelah pembaca memberikan jawaban, penantang I mempunyai
pilihan untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda atau
melewatinya. Begitu pula dengan penantang II, jika ia mempunyai jawaban yang
berbeda dengan pembaca dan penantang I, maka penantang II atau penantang
terakhir boleh menantang atau memilih untuk melewatinya.
Pada saat turnamen selesai, guru menentukan skor tim dengan menjumlahkan
poin yang telah mereka peroleh dalam pelaksanaan, kemudian guru bersama
siswa membahas dan menyimpulkan pembelajaran. Dan dilanjutkan dengan
memberikan soal posttest tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2014:60) adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai yang terdiri dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel
terikat. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu model
pembelajaran TGT dan model pembelajaran konvensional. Sedangkan variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
keaktifan dan hasil belajar IPA.

31

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa di SD Negeri Kemijen 03 yang terletak di Jalan 6
Cilosari Barat RT. 03 RW. VIII Semarang.
3.4.2. Sampel Penelitian
Sampel menurut Sugiyono (2013:81) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini
adalah siswa kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 yang berjumlah 60 orang. Rincian
sampel penelitian disajikan dalam Tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.4.
Data Siswa Kelas 4 SD Negeri Kemijen 03
Tahun Pelajaran 2015/2016
Kelas
4A
4B

Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
18
11

Jumlah Siswa

12
19
Jumlah

30
30
60

3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes, observasi dan dokumentasi.
1. Tes
Tes bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas 4. Tes dilaksanakan
sebanyak dua kali yaitu dilakukan sebelum perlakuan (pre-test) dan dilakukan
setelah pemberian perlakuan (post-test). Pre test diberikan sebelum perlakuan
untuk mengambil data awal prestasi belajar IPA siswa, post-test diberikan
setelah pemberian perlakuan.

32

2. Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang
sedang berlangsung apakah sudah sesuai atau belum serta mengamati aktivitas
siswa selama diberi perlakuan.
3. Dokumentasi
Peneliti melaksanakan metode dokumentasi dengan cara menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen, catatan harian, dan sebagainnya.
3.5.2. Instrumen Pengumpulan Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah soal tes observasi,
dan dokumentasi.
1. Soal Tes
Soal tes ini berasal dari materi IPA, yaitu materi daur hidup makhluk hidup. Soal
tes terdiri dari 30 butir soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengungkap
kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan. Kisi-kisi
instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5.
Kisi-kisi Instrumen Test Materi Daur Hidup Makhluk Hidup
Standar
Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Memahami 1. Mendeskripsikan
daur hidup
daur
hidup
berbagai
hewan
di
makhluk
lingkungan
hidup
sekitar, misalnya
: kecoa, nyamuk,
kupu-kupu dan
kucing

JUMLAH SOAL

Indikator

Nomor Butir

Menjelaskan
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
daur
hidup
,11
hewan
Menyimpulkan
berdasarkan
pengamatan
bahwa
tidak 12,13,14,15,16,17,
semua hewan
18,19,20,21
berubah
bentuk dengan
cara yang sama
Mendeskripsik
22,23,24,25,26,27,
an urutan daur
28,29,30
hidup hewan

Jumlah
Butir

11

10

9
30

33

2. Observasi
Instrumen observasi yang digunakan peneliti adalah ceklis. Peneliti memilih
ceklis karena pencatatannya mudah dan sangat sederhana untuk dianalisis secara
statistik. Kisi-kisi instrumen observasi siswa dapat dilihat pada tabel 3.6 dan
kisi-kisi instrumen observasi guru dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Pedoman Keaktifan Belajar Siswa
No

Aspek Yang
Diamati

1.

Antusias siswa
dalam mengikuti
pempelajaran.

2.

Interaksi siswa
dengan guru.

3.

Kerjasama
kelompok.

4.

Keaktifan siswa
dalam kelompok.

5.

Partisipasi siswa
dalam
menyimpulkan
hasil pembahasan.

Indikator
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
b. Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain.
c. Siswa spontan bekerja apabila diberi tugas.
d. Siswa tidak terpengaruh situasi di luar
kelas.
e. Siswa membaca buku yang relevan.
a. Siswa bertanya kepada guru.
b. Siswa menjawab pertanyaan guru.
c. Siswa memanfaatkan guru sebagai
narasumber.
d. Siswa memanfaatkan guru sebagai
fasilitator.
a. Siswa membantu teman dalam kelompok
yang menjumpai masalah.
b. Siswa meminta bantuan kepada teman jika
mengalami masalah.
c. Siswa mencocokkan jawaban/ konsepsinya
dalam satu kelompok.
d. Adanya pembagian tugas dalam kelompok.
a. Siswa mengemukakan pendapatnya.
b. Siswa menanggapi pertanyaan/ pendapat
teman sejawat.
c. Siswa mengerjakan tugas kelompok.
d. Siswa
menjelaskan
pendapat/
pekerjaannya.
a. Siswa mengacungkan tangan untuk ikut
menyimpulkan.
b. Siswa merespon pertanyaan/ simpulan
teman.
c. Siswa menyempurnakan simpulan yang
dikemukakan oleh temannya.
d. Siswa menghargai pendapat temannya.

Skor

34

Keterangan:
Skor 4 : Sangat Tinggi
Skor 3 : Tinggi
Skor 2 : Sedang
Skor 1 : Rendah
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Observasi Guru dalam melaksanakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
No
Aspek
1. Pra Pembelajaran

2.

Kegiatan awal

3.

Kegiatan inti
a. Persiapan
eksperimen

b. Pelaksanaan
eksperimen

c. Pembahasan
eksperimen

Indikator
1) Menyiapkan alat dan bahan
pembelajaran
2) Memeriksa kesiapan siswa
1) Menyampaikan apersepsi dan
memotivasi siswa
2) Menyampaikan tujuan dan
kegiatan pemebelajaran yang
akan dicapai
3) Guru menjelaskan langkahlangkah model pembelajaran
kooperatif tipe TGT
1) Membagi siswa menjadi
beberapa kelompok heterogen
2) Memeriksa kelengkapan alat
dan bahan eksperimen tiap
kelompok
1) Membimbing siswa
melaksanakan eksperimen
2) Menguasai penggunaan alat dan
bahan eksperimen
3) Menguasai materi pembelajaran
4) Berperan sebagai fasilitator
selama kegiatan eksperimen
berlangsung
5) Mendorong siswa berbuat aktif
melakukan eksperimen
1) Membimbing siswa dalam
melaksanakan diskusi kelas
mengenai hasil eksperimen
2) Membahas hasil diskusi
bersama siswa
3) Kejelasan menyajikan konsep
4) Memeberi kesempatan siswa
untuk menyampaikan hal-hal
yang kurang dimengerti

Ya

Tidak

35

4.

Kegiatan akhir

1) Membuat kesimpulan dengan

melibatkan siswa
2) Melakukan evaluasi
3) Memberikan tindak lanjut (PR)
Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui keaktifan siswa yang
berpedoman pada lembar observasi keaktifan siswa. Penilaian dilihat dari hasil
skor pada lembar observasi yang digunakan. Lembar observasi terdiri dari 9 butir
pertanyaan. Penskoran lembar observasi 4 untuk jawaban sangat tinggi, 3 untuk
jawaban tinggi, 2 untuk jawaban sedang dan 1 untuk jawaban rendah.
Persentase diperoleh dari skor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk
menentukan

seberapa

besar

keaktifan

siswa

dalam

mengikuti

proses

pembelajaran. Untuk setiap siklus presentase diperoleh dari rata-rata persentase
keaktifan siswa pada tiap pertemuan. Hasil data obervasi ini dianalisis dengan
pedoman pada :

NP =

R
x 100
SM

Keterangan :
NP

: nilai persen yang dicari atau diharapkan

R

: skor mentah yang diperoleh siswa

SM

: skor maksimum ideal dari angket yang bersangkutan

100

: bilangan tetap. (Ngalim Purwanto, 2006 : 102)

Berdasarkan pendapat tersebut, hasil dan perhitungan persentase penelitian ini,
peneliti menafsirkan ke dalam kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.8.
Kriteria Keaktifan Siswa
Persentase

Skor

Kriteria

75 % – 100 %

64 – 84

Sangat Tinggi

50 % – 74,99 %

43 – 63

Tinggi

25 % – 49,99 %

22 – 42

Sedang

0 % - 24,99 %
0 – 21
Sumber : Acep Yoni (2010 : 175)

Rendah

36

3. Dokumentasi
Instrumen dokumentasi yang digunakan adalah daftar nilai sebelum penelitian
(nilai UTS Ganjil dan pre-test) dan setelah penelitian (post-test). Data-data yang
digunakan untuk memperkuat hasil observasi dan tes antara lain berupa foto-foto
mengenai aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dan hasil
pekerjaan siswa. Foto-foto tersebut digunakan untuk melengkapi data yang
bersifat tekstual.
3.5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen. Menurut Sugiyono (2007: 121), instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) dimana isi instrumen
akan dibandingkan dengan materi pelajaran. Penelitian ini menggunakan indeks
validitas atau Point Beserial Correlation (korelasi point biserial).
Rumus untuk mencari validitas adalah :

γ =

M p − Mt
St

p
q

Keterangan :
γ

= koefisien disertai korelasi point biserial atau indeks validitas

Mp

= rerata skor dari subyek yang menjawab betul pada item yang dicari
korelasinya dengan tes

Mt

= skor rata-rata total

St

= standar deviasi skor total

p

= proporsi siswa yang menjawab butir soal itu benar

q

= proporsi siwa yang menjawab butir soal itu salah

(Suharsimi Arikunto, 2010: 326)

Mp dicari dengan :
Mp =

jumlah dari tiap subjek yang menjawab benar
jumlah butir soal yang dijawab benar

37

Mt dicari dengan :
Mt =

∑X
N

Setelah diperoleh indeks validitas pada setiap butir soal dianalisis kemudian
dibandingkan dengan r kritis yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,30.
Klasifikasi indeks validitas yaitu apabila soal tersebut mempunyai indeks
validitas ≥ 0,30 berarti soal tersebut tergolong valid, dan jika sebaliknya, apabila
soal tersebut mempunyai indeks validitas < 0,30 berarti soal tersebut tergolong
tidak valid. Instrumen yang dibuat kemudian diuji coba dan dianalisis. Uji coba
instrumen dilakukan di SD Negeri Kemijen 03. Uji coba dilakukan di kelas 4
yang berjumlah 30 siswa. Butir soal terdiri dari 30 soal.
Tabel 3.9.
Hasil Analisis Uji Validitas

No

Keterangan

1.

Valid

2.

Tidak Valid

Nomor Butir Soal
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 30
8, 16, 22
Jumlah Soal

Jumlah
27
3
30

Berdasarkan hasil uji validitas soal pada tabel 3.9 dari 30 soal terdapat 27 soal
yang valid. Hasil uji validitas angket dapat dilihat di lampiran. Dari jumlah 27
soal angket yang valid, maka digunakan peneliti sebagai instrument penelitian.
Dalam pemilihan setiap harus mengacu pada indikator harus ada minimal 1 soal
untuk mewakilinya.
2. Reliabilitas
Reliabilitias instrumen menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 229), yaitu
berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. instrumen
yang reliabel (Sugiyono, 2007: 121) adalah instrumen yang digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Dalam penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggnakan rumus K-R.20 :

38

⎡ k ⎤
r11 = ⎢

⎣ k − 1⎦

⎡Vt − ∑ p q ⎤


Vt
⎢⎣
⎥⎦

Keterangan :
r 11

= reliabilitas instrumen

k

= banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

Vt

= varians total

p

= proporsi subjek yang menjawab betul

q

=

banyaknya subjek yang skornya 1
N

=

banyaknya subjek yang skornya 0
(q = 1 − p )

(Suharsimi Arikunto, 2010: 231)

Proses penghitungan reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan program komputer
SPSS. Penafsiran angka koefisien reliabilitas ini dengan berpedoman pada
Suharsimi Arikunto (2010: 319), yaitu menggunakan interpretasi terhadap
koefisien korelasi yang diperoleh atau nilai r. Uji reliabilitas dilakukan oleh
bantuan SPSS 16.0. Reliabilitas diuji dengan menggunakan metode Cronbach’s
Alpha. Menurut Widoyoko (2009:170) untuk menentukan tingkat reliabilitas
instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut :
α ≤ 0,7

: tidak dapat diterima

0,7 < α < 0,8

: dapat diterima

0,8 < α ≤ 0,9

: reliabilitas bagus

α > 0,9

: reliabilitas memuaskan

Berdasarkan uji reliabilitas yang diuji dengan menggunakan metode Cronbach’s
Alpha diperoleh koefisien sebesar 0,711 yang berarti instrumen tes hasil belajar
sudah memenuhi reliabilitas dalam kriteria reliabilitas dapat diterima. Untuk
hasil analisis reliabilitas lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 3.10 berikut :
Tabel 3.10.
Hasil Analisis Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.711

N of Items
31

39

3.6. Teknik Analisis Data

Data hasil tes baik pretest maupun posttest dianalisis melalui tiga tahap, yaitu
tahap deskripsi data, tahap uji persyaratan analisis dan tahap pengujian hipotesis.
1. Tahap Deskripsi Data
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat
rangkuman distribusi data pretest dan posttest dan hasil statistik deskriptif
program komputer SPSS 16 for windows.
2. Tahap Uji Prasarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap kelas
mempunyai distribusi data yang normal atau tidak, apabila data berdistribusi
normal maka dapat digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data
tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik nonparametrik. Acuan
data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi/probabitas > 0,05.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data
yang akan dianalisis dan uji homogenitas untuk memastikan kelompok data
berasal dari varian yang homogen. Kriterianya adalah signifikansi hasil
perhitungan lebih besar dari >0.05 dengan bantuan program SPSS 16.0 for
version windows. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov.
Tabel 3.11.
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Kelompok
Nilai

Statistic

Df

Sig.

Shapiro-Wilk
Statistic

Df

Sig.

Pre_Test_Eksperimen

.146

30

.105

.935

30

.067

Pre_Test_Kontrol

.121

30

.200*

.962

30

.356

a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan Tabel 3.11 di atas bahwa hasil uji kesetaraan dengan
bantuan program SPSS 16 (statistical product and service solution). Dari
hasil output di atas pada kolom kolmogorov-Smirnov bahwa dapat di ketahui

40

skor signifikansi kelas eksperimen sebesar 0,200 dan skor signifikan kelas
kontrol sebesar 0,200.
Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa skor kelas eksperimen dan skor kelas kontrol
adalah berdistribusi normal. Jadi kesimpulannya dari sekolah tersebut yaitu
SD Negeri Kemijen 03 sebelum diberi treatmen sekolah tersebut setara atau
biasa di katakan sama.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sama atau tidaknya
varian populasi data. Dalam uji kesetaraan data ini menggunakan bantuan
SPSS for windows version 16,0 yaitu dengan tabel F test (Levanes Test).
Menurut Priyanto (2010:115) kriteria pengujian uji homogenitas untuk
menentukan kedua kelompok berasal dari kelompok homogen atau tidak
adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 berarti data kedua kelompok
berasal dari kelompok yang homogen sebaliknya jika signifikansi hasil
perhitungan < 0,05 berarti data kedua kelompok berasal dari kelompok yang
tidak homogen. Uji kesamaan dua varian digunakan untuk menguji apakah
kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua
variansnya. Hasil pengolahan data kedua kelas dapat dilihat dalam table 3.12
berikut ini :
Tabel 3.12.
Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol SD
Negeri Kemijen 03 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic
.756

df1

df2
1

Sig.
58

.388

Berdasarkan Tabel 3.12 di atas diketahui levene statistic test sebesar
0,756 dengan probabilitas Sig 0,388 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua populasi memiliki Variance sama, jadi kedua kelas homogen, atau
dengan kata lain kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama.

41

Setelah dilaksanakan uji homogenitas yang menunjukkan bahwa
kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama maka kelas 4 SD Negeri
Kemijen 03 Semarang maka kedua kelas tersebut dapat digunakan dalam
penelitian.
c. Tahap Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan uji t yaitu Independent T-Test. Uji hipotesis bertujuan
untuk menjawab rumusan masalah. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
1) Terdapat perbedaan peningkatan keaktifan model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) kelas 4 SD Kemijen 03.
2) Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) kelas 4 SD Kemijen 03.
Dasar

pengambilan

keputusan

dengan

membaca

nilai

Sig.

(2-tailed) yang terdapat pada output olah data SPSS versi 16, dengan aturan
(Duwi Priyatno, 2012:43)
Jika uji beda rata-rata keaktifan belajar dan hasil belajar kedua
kelompok menghasilkan signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan
Ha ditolak. Sedangkan jika hasil signifikansi kurang dari 0,05 maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Untuk mengetahui seberapa besar signifikansi
perbedaan rata-rata maka dilakukan Uji Independent Sample Test
menggunakan bantuan SPSS 16. Setelah dilakukan uji perbedaan rata-rata
menggunakan uji Independent Sample Test maka dapat menjawab hipotesis.
Dengan demikian perbedaan hasil belajar yang signifikan bisa diketahui
dengan menguji beda rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.