Sosiologi Perkotaan dan Pedesaan dan

Sosiologi Perkotaan dan Pedesaan
Diposkan oleh Scar's Blog di 18.56

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan
komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu
merupakan jaringan perhubungan antara berbagai individu.
Perkataan society datang daripada bahasa Latin societas, "perhubungan baik dengan
orang lain". Perkataan societas diambil dari socius yang berarti "teman", maka makna
masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah
tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan yang sama.
Maka, masyarakat selalu digunakan untuk menggambarkan rakyat sebuah negara. [1]
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu
sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang
hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Dimana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Melihat dari berbagai aspek
kehidupan yang terjadi di masyarakat pada saat ini, masih terjadinya beberapa fenomena
pergeseran nilai, norma serta adat istiadat kaitannya dengan pemahaman tentang masyarakat
desa dan kota. Hal tersebut dapat ditinjau dari ilmu sosiologi, dimana yang menjadi obyek

adalah masyarakat yang dilihat dari hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari
hubungan manusia di dalam masyarakat.

B.
1.
2.
3.
4.

Rumusan Masalah
Apa pengertian dari sosiologi dan masyarakat ?
Bagaimana masyarakat perkotaan ?
Bagaimana masyarakat pedesaan ?
Bagaimana hubungan masyarakat perkotaan dan pedesaan ?

C.
1.
2.
3.
4.


Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari sosiologi dan masyarakat.
Untuk mengetahui tentang masyarakat perkotaan.
Untuk mengetahui tentang masyarakat pedesaan.
Untuk mengetahui hubungan masyarakat perkotaan dan pedesaan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi dan Masyarakat
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari seluruh tingkah laku kehidupan
manusia di suatu lingkungan yang di mana di dalamnya terdapat manusia-manusia lain yang
saling berhubugan antara yang satunya dengan yang lainnya lagi, sehingga terjadi suatu
interaksi di seluruh bidang kehidupan.[2]
Mengenai arti masyarakat, disini kita kemukakan beberapa definisi mengenai
masyarakat darti para sarjana, misalnya :
a. R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap
kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat
mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batasbatas tertentu.
b. M.J Herskovits : Mengatakan bahawa masyarakat adalah kelompok individu yang

diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
c. J.L. Gillin dan J.P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang
terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
d. S.R. Steinmetz : seorang sosiolog bangsa belanda mengatakan, bahwa masyarakat adalah
kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia
yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
e. Hasan Shadily : mendifinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari
beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan
pengaruh-mempengaruhi satu sama lain.
Mengingat definisi-definisi masyarakat tersebut di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
c. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju
kepadakepentingan dan tujuan bersama.

B.
ertian Kota

Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat kota yang tidak
tertentu jumlah penduduknya,. Tekanan pengertian “kota” terletak pada sifat serta ciri
kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.[3]

b. Ciri-ciri masyarakat Perkotaan
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :

a) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain.
b) Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas yang nyata.
c) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh
warga kota dariapada warga desa.
d) Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan
interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor
pribadi.
e) Jalan kehidupan yang cepat dikota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga
pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan
seorang individu.
f) Perubahan-perubahan sosial tampak denagn nyata dikota-kota, karena kota-kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

Definisi dan pembahasan modernisasi
Berikut beberapa pendapat tentang modernisasi :[4]
 Astrid S. Susanto, modernisasi adalah proses menggunakan kesempatan yang diberikan oleh
perubahan demikemajuan. Dalam negara yang menganut sistem demokrasi, manusia yang
menjadi pkok tujuan.
 Alex Inkeles, mengemukakan bahwa ada sikap-sikap tertentu yang menandaimanusia dalam
setiap masyarakat modern. Dan di antara sikap-sikap ini, ada kecenderungan menerima
gagasan-gagasan baru serta mencoba metode-metode baru .
 Louis Irving Horowitz, Modernisasi yang non ideologis pada dasarnya merupakan suatu
istilah teknologi, bukan suatu istilah penilaian. Ia menyangkut penggantian tenaga kerja
manusia oleh mesin-mesin, modernisasi berkaitan dengan komunikasi informasi dalam
tempo cepat, memindah orang an barang dengan cepat, otomasi jasa-jasa, dan sebagainya.
 Soerjono Soekanto, Modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial, yang biasanya
merupakan perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang
biasanya dinamakansosial planning.
Dalam bahasa sosiologi, westernisasi merupakan proses peniruan oleh masyarakat
atau negara tentang kebudayaan dari negara-negara Barat yang dianggap lebih baik dari
kebudayaan negara sendiri.
C. Masyarakat Pedesaan


ertian desa
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan
sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat pemerintahan tersendiri[5]
Sedang menurut Paul H. Landis : Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.

ciri Masyarakat desa
Adapun ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah[6] :

a) Masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan
erat bila dibandingkan dengan hubungan mereka dengan masyarakat lainnya di luar batasbatas wilayahnya.
b) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar sistem kekeluargaan.
c) Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian dan pekerjaan-pekerjaan
yang bukan agraris hanya bersifat pedesaan bersifat waktu luang.
D. Hubungan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat
hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan.
Kota tergantung dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti
beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis

pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek perumahan. Proyek
pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya
adalah pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila
pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka
merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa
seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah,
obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyadiakan
tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang,
karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin
menentukan kehidupan perdesaan.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi.
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling
membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses
berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi
merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.[7]

b)

1.)
a.
b.
c.

Sebab-sebab Urbanisasi
Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya.
Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat
sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.

e.
2.)
a.
b.
c.
d.


Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau
panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota
Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah
untuk mendapatkan penghasilan
Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi
industri kerajinan.
Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat
pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia menjalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya
sendiri dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain , maka dari itu manusia
disebut makhluk sosial, Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah
pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik
itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi
fenomena yang terjadi sekarang ini, jauh sekali dari harapan, kesenjangan Sosial, yang kaya

makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang
mudah sekali membunuh saudaranya hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi
fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu
ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
Fenomena-fenomena yang terjadi diatas tidak hanya terjadi dikota saja, ternyata
problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka adalah tempat yang aman, tenang
dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh
dan bebas itu disatu pihak masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa,
karena masyarakat desa yang berurbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif
di desa menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.
B.

Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi perbaikan karya-karya berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.

Ishomuddin. 2005. Sosiologi Perspektif Islam. Malang: UMM Press

Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada
aisriska.files.wordpress.com
christdhawie.blogspot.com
http://saiedbelajarngeblog.blogspot.com/2009

[1]
[2]
[3]
[4]

Dikutip dari aisriska.files.wordpress.com
Dikutip dari christdhawie.blogspot.com
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), Hlm.138.
Ishomuddin, Sosiologi Perspektif Islam, (Malang: UMM Press, 2005)
[5]

Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, 2003, Hal.241
Dikutip dari http://saiedbelajarngeblog.blogspot.com/2009
[7]
H.E Kosim, STBA Yapari Bandung, 1996, Hal. 99
[6]

BAB I
PENDAHULUAN

1.
2.
3.
4.

Latar Belakang Masalah
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Melihat dari berbagai
aspek kehidupan yang terjadi di masyarakat pada saat ini, masih terjadinya beberapa
fenomena pergeseran nilai, norma serta adat istiadat kaitannya dengan pemahaman tentang
masyarakat desa dan kota. Hal tersebut dapat ditinjau dari ilmu sosiologi, dimana yang
menjadi obyek adalah masyarakat yang dilihat dari hubungan antar manusia, dan proses yang
timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Bertolak pada core of the problem dan reasoning yang ada, maka perlu pemahaman
yang jelas mengenai konsep masyarakat kota dan desa yang ditinjau dari segi ilmu sosiologi.
Jadi diharapkan adanya pemahaman yang mendasar agar tidak terjadi suatu penyimpangan
dalam nilai, normadan adat istiadat yang ada dalam masyarakat kota maupun desa.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada diatas, maka yang manjadi garis besar
dalam pembahasan makalah mini ini adalah :
Apa definisi Sosiologi, masyarakat, desa dan kota?
Apa alasan pemahaman terhadap konsep sosiologi perdesaan dan perkotaan itu
penting?
Bagaimana Konsep Sosiologi Desa dan Kota?
Bagaimana Komplesitas Masyarakat Desa Kota dalam perspektif Sosiologi?

BAB II
PEMBAHASAN
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal-balik
antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama;
keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain
sebagainya (Pitirim Sorokin). Jadi dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sosiologi merupakan
suatu ilmu yang mempelajari seluruh tingkah laku kehidupan manusia di suatu lingkungan
yang di mana di dalamnya terdapat manusia-manusia lain yang saling berhubugan antara
yang satunya dengan yang lainnya lagi, sehingga terjadi suatu interaksi di seluruh bidang
kehidupan.
Masyarakat dalam konteks sosiologi adalah society. Kata society berasal dari istilah
socius, artinya teman dalam mana di suatu pihak bermakna sebagai kawan, tetapi di lain
pihak dapat berarti lawan. Dengan kata lain masyarakat dapat diartikan sebagai kawan atau
sebagai lawan , mereka saling bergaul dan berinteraksi sehingga merupakan suatu sistem
sosial yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Menurut Talcott Parson suatu kelompok dapat disebut masyarakat apabila memenuhi
empat kriteria, yaitu (1) kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu; (2)
rekrutmen seluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi; (3) kesetiaan pada suatu sistem
tindakan untuk bersama; (4) adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.
Sehingga kumpulan penghuni suatu asrama tidak dapat kita namakan masyarakat, karena
mereka tidak dapat memproduksi kebutuhan pokok mereka seperti sandang dan pangan; usia
kelompok ini biasanya tidak melebihi masa hidup salah seorang anggotanya; anggota asrama
direkrut dari keluarga-keluarga dan bukan dari reproduksi; serta anggota asrama tidak terlibat
dalam sosialisasi awal terhadap generasi penghuni asrama berikutnya.
Pengertian Desa menurut Sutardjo Kartodikusuma adalah suatu kesatuan hukum
dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Sedangkan Kota
menurut Wirth adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Masyarakat desa dan masyarakat kota
secara sosiologis dapat ditelaah melalui konsep sistem sosial, sistem interaksi, pertukaran
sosial dan saling ketergantungan. Konsep masyarakat itu adalah sama dengan saling
ketergantungan antara sistem sosial, sistem interaksi dan sistem pertukaran sosial. (lexie M.
Giroth, 2004 : 187).
Bertolak dari pengertian yang ada, maka kita dituntut untuk memahami secara
mendalam mengenai konsep sosiologi masyarakat perdesaan dan perkotaan. Adapun
alasannya adalah agar tidak terjadi penyimpangan atau pengalihan pemahaman kita akan
nilai-nilai yang terkandung dalam interaksi yang terjadi baik di desa maupun di kota.
Pemahaman konsep sosiologi terhadap desa dan kota dapat dihampiri antara lain melalui
tipologi masyarakat dalam hubungannya dengan perdesaan dan perkotaan sebagai tempat
tinggal penduduk yang mempengaruhi gaya hidup mereka.
Teori mengenai tipe masyarakat desa atau gemainschaft, community, komunitas,
paguyuban, rural community, civic society dengan karakteristiknya adalah afektivitas,
orientasi kolektif, partikularisme, askripsi dan diffuseness. Sedangkan masyarakat kota atau
gesselchaft, society, societas, patembayan, urban community, civil society dengan
karakteristiknya adalah netrali afektif, orientasi diri, universalisme, prestasi, dan specifitas.
(Lexie M. Giroth, 2004 : 188) Setelah mamahami konsep sosiologi masyarakat desa dan kota,
maka yang menjadi core of the problem selanjutnya adalah adanya hubungan antara

masyarakat desa dan masyarakat kota, dimana adanya interdependensi atau saling
ketergantungan masyarakat baik yang bertempat tinggal di desa maupun di kota. Hal tersebut
dapat digambarkan dengan adanya kertergantungan antara institusi yang ada dalam
masyarakat baik desa maupun kota.
Interdependensi yang ditunjukkan baik antara institusi agama, ekonomi, politik,
keluarga dan pendidikkan. Kelima institusi ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya, dan
apabila ada yang tidak singkron maka akan terjadi ketimpangan antara masyarakat desa dan
kota. Penekanan ini lebih menitik beratkan adanya keselarasan antara pola perilaku
masyarakat baik desa dan kota, walau hanya dibatasi oleh ruang lingkupnya, yang
berpengaruh kepada karakter atau perilaku masyarakatnya. Tetapi pada dasarnya masyarakat
kota terdiri dari masyarakat desa terlebih dulu, maksudnya dikotapun masih ada pola perilaku
masyarakat desa yang menitik beratkan kepada karakteristik afektivitas, orientasi kolektif,
partikularisme, askripsi dan diffuseness.
Pengertian, Arti dan Definisi Desa Dan Kota
Pengertian Desa
Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1979 Tentang pemerintah daerah Desa adalah
suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum,
yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik
Indonesia. Menurut Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu kesatuan hukum tempat
tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Menurut
prof.Drs.Bintato, desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografis, social, ekonomi,
politik dan kulural yng terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara
timbale balik dengan daerah lain.
Pengertian Kota
Menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia
dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak
kehidupan yang materialistik. Menurut Max Weber Kota adalah suatu tempat yang
penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Secara
Umum Kota merupakan tempat bermukim warga kota , tempat bekerja tempat kegiatan dalam
bidang ekonomi, pemerintahan, dsb.
Sosiologi Perdesaan dan Sosiologi Perkotaan
Sosiologi pedesaan adalah sosiologi yang melukiskan dan mencakup hubungan
manusia didalamnya dan antara kelompok – kelompok yang ada di lingkungan pedesaan
(rural dalam bahasa inggris). Perkataan pedesaan dalam pemakaian sehari- hari mudah saja
untuk dimengerti. Tetapi jika harus diberikan batasan yang tepat adalah sukar juga. Jika kita
ikuti Maksud untuk mempelajari sosiologi pedesaan adalah untuk mengumpulkan keterangan
mengenai masyarakat pedesaan dan hubungan-hubungannya.yang melukiskan setelitinya
tingkah laku, sikap, perasaan, motif, dan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan
pedesaan itu. Hasil dari penelitian sosiologi pedesaan tadi dapat di pergunakan untuk usahausaha perbaikan penghidupan dan kehidupan manusia pedesaan. Misalnya usaha penyuluhan
pertanian.
Sosiologi perkotaan atau yang sering disebut “urban sociology” adalah kajian
sosiologis mengenai kota-kota, seperti prilaku masyarakat kota, pola interaksi masyarakat
kota, hubungan social masyarakat kota, problematika dalam masyarakat kota dan lain-lain.

Perbedaan Masyarakat Desa dan Kota
Masyarakat Pedesaan
1). Perilaku homogen
2). Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3). Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
4). Isolasi sosial, sehingga static
5). Kesatuan dan keutuhan cultural
6). Banyak ritual dan nilai-nilai sacral
7). Kolektivisme
8). Sederhana
9). Mudah curiga
10). Menjunjung tinggi “unggah-ungguh” atau kesopanan
11). Lugas
12). Tertutup dalam hal keuangan
13). Perasaan “minder” terhadap orang kota
14). Menghargai (“ngajeni”) orang lain
15). Jika diberi janji, akan selalu diingat
16). Suka gotong-royong
17). Demokratis
18). Religius
Masyarakat Kota:
1) Perilaku heterogen
2) Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3) Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4) Mobilitassosial,sehingga dinamik
5) Kebauran dan diversifikasi cultural
6) Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular
7) Individualisme
8) Kehidupan keagamaannya berkurang,
9) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada
orang lain (Individualisme).
10) Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas
yang nyata.
11) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh
warga kota.
12) Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga
kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhankebutuhan seorang individu.
13) Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia menjalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya
sendiri dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain , maka dari itu manusia
disebut makhluk sosial. Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah
pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu
kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi
fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan
pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang
Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali
membunuh saudaranya (dekadensi moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak
lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena
itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
Sehubungan dengan itu, barangkali kita berprasangka atau mengira fenomenafenomena yang terjadi diatas hanya terjadi dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda
ada didesa, yang kita sangka adalah tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi),
ternyata telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak
masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat desa yang
berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa pengaruh urbanisasi
menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa menjadi berkurang yang membuat
sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.
Saran - saran
Pembangunan Wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan
wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota. Masalah yang terjadi di
kota tidak terlepas karena adanya problem masalah yang terjadi di desa, kurangnya sumber
daya manusia yang produktif akibat urbanisasi menjadi masalah yang pokok untuk
diselesaikan dan paradigma yang sempit bahwa dengan mengadu nasib dikota maka
kehidupan menjadi bahagia dan sejahtera menjadi masalah serius. Problem itu tidak akan
menjadi masalah serius apabila pemerintah lebih fokus terhadap perkembangan dan
pembangunan desa tertinggal dengan membuka lapangan pekerjaan dipedesaan sekaligus
mengalirnya investasi dari kota dan juga menerapkan desentralisasi otonomi daerah yang
memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi
lebih baik, sehingga kota dan desa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan

BAHAN BACAAN
Beilharz, Peter, 2003, Teori Teori Sosial, Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Coser, Lewis A., 1982, Sociological Theory: A Book of Readings, MacMillan Publishing, Co., Inc.,
USA.
Daldjoeni, N., 1997, Seluk Beluk Masyarakat Kota, Alumni Bandung.
Fatchan, A., 2004, Teori-teori Perubahan Sosial, Yayasan Kampusina Surabaya.
Giddens, Anthony, 2004, Sociology: Introductory Readings, Polity, UK.
Haralambos, Michael dan Martin Holborn, 2000, Sociology, Themes and Perspectives, Fifth Edition,
Collins Educational, London.
Kaldor, Mary, 2004, Global Society, Polity, UK.
Kinloch, Graham C., 2005, Perkembangan dan Paradigma Utama Teori Sosiologi, Pustaka Setia
Bandung.
Leibo, Jefta, 1995, Sosiologi Pedesaan, Andi Offset Yogyakarta.
Ritzer, George, 1996, Modern Sociological Theory, The McGraw-Hill Companies, Inc.
Sanderson, Stephen K., 1993, Sosiologi Makro, Rajawali Press Jakarta.
Sukmana, Oman, 2005, Sosiologi dan Politik Ekonomi, UMM Press Malang.
Sztompka, Piötr, 2005, Sosiologi Perubahan Sosial, Prenada Jakarta.
Zaltman, Gerald, 1972, Processes and Phenomena of Social Change, John Willey & Sons, Inc., New
York.