UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 TAHUN 1992
TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja
dalam
bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang
hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan
yang
dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua
dan
meninggal dunia.
2. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di
dalam
maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi
kebutuhan masyarakat.
3. Pengusaha adalah :
a. Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan

milik sendiri;
b. Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia dalam
huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia
4. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang memperkerjakan tenaga
kerja
dengan tujuan mencari untuk atau tidak, baik milik swasta maupun milik Negara

STEP 7
Asuransi (JPKM, jamsostek)
1. Sebutkan macam – macam asuransi !
Berdasarkan pendapat tersebut, secara garis besar ada beberapa jenis
asuransi :
1. Ditinjau dari hubungan ketiga komponen asuransi
a. Asuransi tripartied; apabila ketiga komponen asuransi terpisah satu sama lain dan masingmasing berdiri sendiri.
Pelayanan Kesehatan
Peserta PPK
Premi Pembayaran klaim
Badan Asuransi

Gambar 3. Asuransi Tripartied
b. Asuransi bipartied; PPK dapat merupakan milik atau dikontrol oleh perusahaan
asuransi.
BAPEL
Pelayanan Kesehatan
Peserta
Premi
PPK
Gambar 4. Asuransi Bipartied
2. Ditinjau dari jumlah peserta
Ditinjau dari jumlah peserta, asuransi kesehatan dibedakan atas
a. Asuransi kesehatan individu jika pesertanya perorangan.
b. Asuransi kesehatan keluarga jika pesertanya satu keluarga.
c. Asuransi kesehatan kelompok jika pesertanya satu kelompok.

3. Ditinjau dari keikutsertaan anggota
Ditinjau dari keikutsertaan anggota, asuransi kesehatan dibedakan atas :
a. Asuransi kesehatan wajib (Compulsory Health Insurance)
Yaitu asuransi kesehatan yang wajib diikuti oleh suatu kelompok tertentu
misalnya dalam suatu perusahaan atau suatu daerah bahkan suatu negara.

b. Asuransi kesehatan sukarela (Voluntary Health Insurance)
Yaitu asuransi kesehatan yang keikutsertaannya tidak wajib tetapi
diserahkan kepada kemauan dan kemampuan masing-masing.
4. Ditinjau dari kepemilikan badan penyelenggara
Ditinjau dari kepemilikan badan penyelenggara, asuransi kesehatan dibagi
atas:
a. Asuransi kesehatan pemerintah (Government Health Insurance) yaitu
asuransi kesehatan milik pemerintah atau pengelolaan dana dilakukan oleh
pemerintah. Keuntungan yang diperoleh khususnya bagi masyarakat
kurang mampu karena mendapat subsidi dari pemerintah. Di lain pihak,
biasanya mutu pelayanan kurang sempurna sehingga masyarakat merasa
tidak puas.
b. Asuransi kesehatan swasta (Private Health Insurance) yaitu asuransi
kesehatan milik swasta atau pengelolaan dana dilakukan oleh suatu badan
swasta. Keuntungan yang diperoleh biasanya mutu pelayanan relatif lebih
baik, sedangkan kerugiannya sulit dilakukan pengamatan terhadap
penyelenggaranya.
5. Ditinjau dari peranan badan penyelenggara asuransi
Ditinjau dari peranan badan penyelenggara asuransi, asuransi kesehatan dibagi
atas :

a. Hanya bertindak sebagai pengelola dana
Bentuk ini berkaitan dengan model tripartied, merupakan bentuk klasik
dari asuransi kesehatan. Bentuk ini akan merugikan atau menguntungkan
tergantung dari kombinasi dengan sistem pembayaran yang dijalankan.
Jika dikombinasikan dengan reimbursment, akan merugikan. Sebaliknya
jika dikombinasi dengan prepayment akan menguntungkan.
b. Badan penyelenggara asuransi juga bertindak sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan.
Jenis ini sesuai dengan bentuk bipartied, keuntungan yang diperoleh
adalah pengamatan terhadap biaya kesehatan dapat ditingkatkan sehingga
terjadi penghematan. Kerugiannya pelayanan kesehatan yang diberikan
tergantung dari badan penyelenggara bukan kebutuhan masyarakat.
6. Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung
Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung, asuransi kesehatan dapat
dibedakan atas :
a. Menanggung seluruh jenis pelayanan kesehatan, baik pengobatan
(kurative), pemulihan (rehabilitative), peningkatan (promotive) maupun
pencegahan (preventive). Dengan demikian pelayanan yang diberikan
bersifat menyeluruh (comprehensive) dengan tujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan peserta sehingga peserta jarang sakit dan secara timbal

balik akan menguntungkan badan penyelenggara asuransi.
28
b. Menanggung sebagian pelayanan kesehatan, biasanya yang membutuhkan
biaya besar misalnya perawatan di rumah sakit atau pelayanan kesehatan
yang biayanya kecil misalnya pelayanan kesehatan di puskesmas.
7. Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung
Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung, asuransi kesehatan dibagi atas :
a. Seluruh biaya kesehatan yang diperlukan ditanggung oleh badan
penyelenggara. Keadaan ini dapat mendorong pemanfaatan yang
berlebihan oleh peserta terutama bila keadaan peserta kurang.
b. Hanya sebagian biaya kesehatan yang ditanggung oleh badan
penyelenggara.
Dengan cara ini dapat mengurangi pemanfaatan yang berlebihan atau
moral hazard ditinjau dari pihak peserta karena peserta asuransi harus
memberikan kontribusi yang telah ditetapkan bila memakai layanan
kesehatan (cost sharing).
8. Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan

Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan kesehatan,

asuransi kesehatan terbagi atas :
a. Pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan peserta yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan (reimbursment). Dengan demikian jumlah peserta
berbanding lurus dengan jumlah uang yang diterima oleh penyelenggara
pelayanan kesehatan.
b. Pembayaran berdasarkan kapitasi yaitu berdasarkan jumlah anggota/
penduduk yang dilayani, berdasarkan konsep wilayah.
9. Ditinjau dari waktu pembayaran terhadap PPK
Ditinjau dari waktu pembayaran terhadap PPK, asuransi kesehatan terbagi
atas:
a. Pembayaran setelah pelayanan kesehatan selesai diselenggarakan
(Retrospective Payment), biasanya dihitung berdasarkan service by
service atau patient by patient.
b. Pembayaran di muka (pre payment) yaitu diberikan sebelum pelayanan
diselenggarakan, biasanya perhitungan berdasarkan kapitasi dengan
pelayanan komprehensif dengan tujuan penghematan dan mengurangi
moral hazard dari penyelenggara pelayanan kesehatan.
10. Ditinjau dari jenis jaminan
Ditinjau dari jenis jaminan, asuransi kesehatan dibagi atas :
a. Jaminan dengan uang, yaitu asuransi yang membayar dengan mengganti

biaya pelayanan yang diberikan.
b. Jaminan yang diberikan tidak berupa uang (Managed Care), contohnya :
JPKM, Askes.
Sumber : asuransi kesehatan dan managed care. Hendi Djuhaeni.

2. Apa hak dan kewajiban peserta asuransi kesehatan ?
1. Hak Peserta :
- Memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan paripurna yang berjenjang
sesuai dengan kebutuhannya yang
tertuang dalam paket pemeliharaan kesehatan dalam kontraknya dengan
Bapel.
- Mendapat kartu peserta JPKM sebagai tanda identitas untuk memperoleh
pelayanan di sarana kesehatan yang
ditunjuk.
- Mengajukan keluhan dan memperoleh penyelesaian atas keluhan tersebut.
- Memberikan masukan atau pendapat untuk perbaikan penyelenggaraan
JPKM.
2. Kewajiban Peserta :
- Membayar iuran dimuka secara teratur kepada Bapel JPKM.
- Mentaati segala ketentuan dan kesepakatan.


- Menandatangani kontrak.
www.depkes.go.id/downloads/JamPemKesMas(JPKM).pdf
3. Bagaimana caranya mendapatkan JPKM ?
Cara menjadi peserta JPKM
1. Untuk menjadi peserta JPKM, sebaiknya dilakukan secara berkelompok
untuk membangun solidaritas dan memudahkan administrasi dengan daya
tawar yang tinggi.
2. Anggota suatu organisasi (perusahaan, sekolah/perguruan tinggi, kelompok
pedagang, organisasi kemasyarakatan,organisasi kepemudaan, dll) dapat
menjadi peserta secara berkelompok dengan menghubungi Bapel JPKM
terdekat.
3. Calon peserta wajib mengisi formulir isian dengan jujur dan jelas.
4. Anggota JPKM membayar sejumlah iuran yang besarnya disepakati
bersama atau disepakati antara Bapel dan Calon peserta melalui
kelompoknya.
5. Setiap peserta JPKM akan mendapatkan kartu identitas JPKM yang akan
berlaku selama masa yang disepakati.
6. Dengan menunjukkan kartu identitas JPKM tersebut, peserta dapat
memeriksakan diri dan mendapat perawatan (jika dianggap perlu) sesuai

dengan ketentuan di tempat-tempat Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK)
yang telah dikontrak oleh Bapel JPKM.
7. Setiap anggota JPKM harus dapat mengerti dan memahami hak dan
kewajibannya sebagai peserta JPKM.
Prosedur memperoleh pelayanan JPKM
Untuk memperoleh pelayanan pada sarana kesehatan, peserta JPKM hanya
perlu menunjukkan identitas kepesertaan
JPKM yang masih berlaku, Pemberian Pelayanan Kesehatan ( PPK ) memeriksa
dan menetapkan jenis pelayanan yang
diberikan sesuai kebutuhan medis peserta.
Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam pemberian pelayanan
kesehatan oleh PPK adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan selesai karena peserta hanya membutuhkan konsultasi.
2. PPk memberikan pengobatan kepada peserta JPKM.
3. PPK memberikan rujukan ke rumah sakit, konsultasi dengan dokter
spesialis atau jika diperlukan rawat inap di
rumah sakit.
4. PPk meminta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan rotgen, dan lain-lain yang
dianggap perlu.

www.depkes.go.id/downloads/JamPemKesMas(JPKM).pdf
4. Mengapa masy memerlukan JPKM dalam pemeliharaan kesehatan ?
1. Biaya pemeliharaan yang semakin meningkat sesuai perkembangan
iptek dan pola penyakit yang berkembang.
2. Pemeliharaan kesehatan memerlukan dana yang berkesinambungan.
3. Tidak semua orang mampu membiayai pemeliharaan kesehatannya
sendiri, karena sakit/ musibah dapat datang dengan tidak dapat
diduga.
4. Pembiayaan pemeliharaan kesehatan secara sendiri-sendiri cenderung
lebih mahal karena bersifat kuratif.
5. Beban biaya dapat ditanggung secara bersama, sehingga lebih ringan.
Terjadi saling membagi resiko biaya sakit.
medicine.uii.ac.id
5. Sebutkan bentuk pelayanan JPKM !
Nomor: 571/MENKES/PER/VII/1993

Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
BAB IV PEMELIHARAAN KESEHATAN
Pasal 16
(1) Pemeliharaan kesehatan dalam program JPKM meliputi pelayanan:

a. Rawat jalan
b. Rawat jalan
c. penunjang
(2) Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:
a. Pemeriksaan dan tindakan medis
b. Perawatan
c. Pelayanan obat
d. Pemeriksaan diagnostik
Pasal 20
Pelayanan pemeriksaan dan tindakan medis sebagaimana dimaksud pasal 16 ayat 2 meliputi:
a. Pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan yang tersedia pada pemberi
pelayanan kesehatan tersebut atau pemberi pelayanan kesehatan yang menjadi rujukannya
sesuai dengan paket pemeliharaan kesehatan
b. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
c. Pemberian pelayanan kesehatan pencegahan termasuk imunisasi
Pasal 21
(1) Pelayanan rawat inap dilakukan pada pemberi pelayanan kesehatan yang menyediakan
fasilitas rawat inap
(2) Pelayanan rawat inap diberikan pada kelas perawatan sesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati
Pasal 22
Upaya pencegahan, termasuk imunisasi, diberikan sesuai dengan kebutuhan
Pasal 23
Pelayanan obat dan pemeriksaan diagnostik dilakukan pada pemberi pelayanan kesehatan yang
menjadi pilihannya atau pemberi pelayanan kesehatan yang ditunjuk sesuai kebutuhan
(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2000. Landasan Hukum
Penyelenggaraan JPKM (Kumpulan Peraturan).Jakarta: Departemen Kesehatan RI
368.382)

Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor: 527/MENKES/PER/VII/1993
Tentang Paket Pemeliharaan Kesehatan dalam Penyelenggaraan program JPKM
BAB III
Jenis dan isi pelayanan kesehatan
Pasal 4
(1) Pemeliharaan kesehatan bagi peserta diselenggarakan melalui pelayanan pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, penyembuhan penyakit, dan pemeliharaan kesehatan
dilaksanakan secara paripurna, berkesinambungan dan bermutu
(2) Isi paket pemeliharaan kesehatan dalam penyelenggaraan program JPKM harus disusun
dan distruktur sesuai kebutuhan peserta dan mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksut
dalam ayat (1)
Pasal 5

Paket pemeliharaan kesehatan terdiri dari:
1. Paket pemeliharaan kesehatan dasar
2. Paket pemeliharaan kesehatan tambahan
Pasal 8
Pelayanan kesehatan dalam paket pemeliharaan kesehatan dasar meliputi pelayanan
a.
b.
c.
d.

Rawat jalan
Rawat inap
Penunjang
Gawat Darurat

Pasal 9
Pelayanan rawat jalan dalam paket pemeliharaan kesehatan dasar meliputi
a.
b.
c.
d.

Pelayanan kesehatan pencegahan
Penyuluhan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan, pengobatan, dan tindakan medis
Pelayanan pemulihan kesehatan

Pasal 11
Pelayanan rawat jalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 harus meliputi:
a. Pemberian imunisasi dasar sesuai ketentuan yang berlaku
b. Pemberian pelayanan Keluarga Berencana sesuai ketentuan yang berlaku
c. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk persalinan sesuai ketentuan yang berlaku

Pasal 13
(1) Pelayanan rawat inap dalam paket pemeliharaan kesehatan dasar sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 harus sesuai dengan kebutuhan medis
(2) Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi 5 hari rawat
Pasal 14
1. Pelayanan kesehatan penunjang sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 berupa
tindakan pemeriksaan guna menunjang pemeriksaan kesehatan, pengobatan, dan
tindakan medis.
2. Pelayanan kesehatan penunjang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat berupa:
a. Pelayanan radio diagnostik atau ultrasonografi
b. Pelayanan pemeriksaan laboratorium klinik
(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2000. Landasan Hukum Penyelenggaraan JPKM
(Kumpulan Peraturan).Jakarta: Departemen Kesehatan RI 368.382)
6. Apa saja kendala dalam pengembangan JPKM ?
1. Rendahnya minat masyarakat untuk menjadi peserta JPKM. Hal ini dapat
karena faktor sosialiasi, pemahaman untuk menerima konsep asuransi
dan program JPKM, masih banyaknya institusi/ perorangan pelayanan
kesehatan yang relatif murah.
2. Tidak siapnya aparat yang menangani program JPKM. Pengelolaan
kesehatan masih dipahami sebagai prinsip sosial dan masil
mengandalkan subsidi pemerintah.

3. Pemberi Pelayanan Kesehatan belum siap dengan konsep kapitasi. Sulit
merubah PPK dari orientasi sakit dengan sistem pemayaran fee for
service ke orientasi sehat.dengan sistem pembayaran kapitasi.
4. Bapel JPKM masih dianggap belum berpengalaman.
5. Komitmen pemerintah rendah.
medicine.uii.ac.id

7. Apa saja unsur-unsur sebuah asuransi ? (JPKM)
8. Sebukan keuntungan dan kerugian JPKM !
Keuntungan
Dampak Positif JPKM :
• Derajat kesehatan masyarakat meningkat
• Perlindungan kesehatan paripurna
• Efisiensi produksi-konsumsi-sumber daya kesehatan meningkat
• Biaya pemeliharaan kesehatan menurun & lebih efisien
• Jangkauan Yankes meningkat
• Jumlah penduduk sehat meningkat
• Peran swasta & masyarakat dalam pembiayaan kesehatan meningkat
• Subsidi silang
• Realokasi sumber daya untuk yang membutuhkan meningkat
Kerugian :
 Kerugian utama JPKM bagi sebagian orang terletak pada kenyataan bahwa
perawatan diberikan dalam kelompok perawatan pasti yang dikelola
sehingga pemegang polis kehilangan kebebasan untuk memilih mana dan
oleh siapa perawatan dilakukan
eprints.undip.ac.id
9. Siapa saja sasaran JPKM ?
Sasaran JPKM:
- Karyawan perusahaan/ dunia usaha
- Seluruh anggota keluarga/ masyarakat
- Mahasiswa dan pelajar.
- Organisasi sosial dan masyarakat.
medicine.uii.ac.id
10. Apa tujuan JPKM ?
TUJUAN:
Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor: 571/MENKES/PER/VII/1993
Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Bab II Tujuan Program JPKM
Pasal 2
Program JPKM bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
melalui:
a. Pembudayaan perilaku hidup sehat
b. Penciptaan kemandirian masyarakat dalam memilih dan membiayai pelayanan kesehatan
yang diperlukan
c. Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna dengan mengutamakan upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
d. Pemberian jaminan kepada setiap peserta untuk mendapatkan pemeliharaan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhannya, bermutu dan berkesinambungan

e. Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna
Pasal 3
Program JPKM menjamin pemeliharan kesehatan bagi peserta dengan pelayanan yang
paripurna, berkesinambungan, bermutu dan disusun dalam bentuk satu paket pemeliharaan
kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor: 527/MENKES/PER/VII/1993
Tentang Paket Pemeliharaan Kesehatan dalam Penyelenggaraan program JPKM
BAB II
Tujuan
Pasal 3
Penyelenggaraan paket pemeliharaan kesehatan bertujuan:
a. Memberikan kepastian kepada peserta dalam memperoleh perlindungan kesehatan melalui
pelayanan kesehatan paripurna sesuai kebutuhan dan berkesinambungan
b. Menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu
c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pelayanan kesehatan
d. Meningkatkan kesadaran,kemauan, dan keterlibatan peserta dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan mereka
e. Memberikan kepastian terhadap kelancaran peserta dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan
f. Sebagai pedoman bagi badan penyelenggara dalam melaksanakan pemerataan pelayanan
kesehatan
(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2000. Landasan Hukum Penyelenggaraan
JPKM (Kumpulan Peraturan).Jakarta: Departemen Kesehatan RI 368.382)

11. Sebutkan pelaku JPKM beserta kewajiban dan haknya serta bagannya !
1. Peserta JPKM
Hak : mendapatkan paket pemeliharaan kesehatan sesuai ketentuan
Kewajiban : membayar iuran kepada Bapel JPKM
2. Badan Penyelenggara ( Bapel ) JPKM
Hak : memperoleh imbalan atas jasa penyelenggaran JPKM
Kewajiban : menyelenggarakan JPKM sesuai ketentuan yang berlaku
berdasarkan izin operasional yang diberikan
3. Pemberian Pelayanan Kesehatan ( PPK )
Hak : mendapatkan pembayaran praupaya dari Bapel JPKM
Kewajiban : memberikan jasa pelayanan kepada peserta sesuai
ketentuan
4. Badan Pembinan ( Bapim ) JPKM
Hak : memperoleh semua data dan informasi yang berkaitan dengan
penyelenggaraan JPKM diwilayah kerjanya
Kewajiban : mengembangkan, membina dan mendorong (termasuk
mengawasi) penyelenggaraan JPKM
http://www.depkes.go.id/downloads/Pedoman%20Penetapan%20Premi
%20JPKM.
Ciri-ciri Dokter Keluarga:
a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus kedokteran keluarga dan kesehatan
keluarga yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus dengan pendalaman
di bidang ilmu bedah, ilmu kebidanan dan kandungan, kesehatan anak dan, penyakit
dalam.
b. Bertindak sebagai mitra keluarga dalam upaya pemeliharaan kesehatan keluarga

c. Menyediakan diri sebagai pelaksana pelayanan kesehatan dasar profesional paripurna
dengan berperan sebagai petugas
d. Pelayanan medik dasar dan penasehat serta pendamping keluarga dalam membina
kesehatan termasuk pendayagunaan sumberdaya kesehatan bagi keluarga dan
anggotanya.
(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2000. Landasan Hukum Penyelenggaraan
JPKM (Kumpulan Peraturan).Jakarta: Departemen Kesehatan RI 368.382)
12. Kondisi seperti apa yang dijamin oleh asuransi kesehatan ?
13. Apa landasan hukum JPKM ?
14. Apa prinsip JPKM ?
prinsip penting dari JPKM adalah :
1. Jaminan (pemiliharaan paripurna/ berkesinambungan, mutu, efisien dan efektifitas).
2. Cara penyelenggaraan (mekaniskme pelaksanaan dengan langkah-langkah tertentu JPKM)
3. Azas Usaha Bersama dan Kekeluargaan (usaha bersama dalam peran aktif antara peserta, badan
penyelenggara, dan pemberi pelayanan kesehatan/ penyedia jasa)
4. Pemeliharaan kesehatan yang paripurna (Promotif-Preventif-Kuratif-Rehabilitatif, terpadu dan
berkesinambungan )
5. Pembiayaan secara Praupaya/ prabayar di muka oleh badan penyelenggara kepada PPK.
www.depkes.go.id/downloads/JamPemKesMas(JPKM).pdf
15. Apa perbedaan askes dan JPKM ?

http://repository.unpad.ac.id/bitstream/handle/123456789/1364/asuransi_ke
sehatan_dan_managed_care.pdf
Dokter Keluarga
16. Apa tugas DK ?
17. Apa karakteristik DK ?

fk.uns.ac.id/static/.../BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf
Ciri-ciri Dokter Keluarga:
a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus kedokteran keluarga dan kesehatan
keluarga yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus dengan pendalaman
di bidang ilmu bedah, ilmu kebidanan dan kandungan, kesehatan anak dan, penyakit
dalam.
b. Bertindak sebagai mitra keluarga dalam upaya pemeliharaan kesehatan keluarga
c. Menyediakan diri sebagai pelaksana pelayanan kesehatan dasar profesional paripurna
dengan berperan sebagai petugas
d. Pelayanan medik dasar dan penasehat serta pendamping keluarga dalam membina
kesehatan termasuk pendayagunaan sumberdaya kesehatan bagi keluarga dan
anggotanya.
(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2000. Landasan Hukum Penyelenggaraan
JPKM (Kumpulan Peraturan).Jakarta: Departemen Kesehatan RI 368.382)
18. Apa syarat DK ?
TUJUAN:
Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor: 571/MENKES/PER/VII/1993
Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Bab II Tujuan Program JPKM
Pasal 2
Program JPKM bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
melalui:
f. Pembudayaan perilaku hidup sehat
g. Penciptaan kemandirian masyarakat dalam memilih dan membiayai pelayanan kesehatan
yang diperlukan
h. Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna dengan mengutamakan upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
i. Pemberian jaminan kepada setiap peserta untuk mendapatkan pemeliharaan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhannya, bermutu dan berkesinambungan
j. Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna
Pasal 3
Program JPKM menjamin pemeliharan kesehatan bagi peserta dengan pelayanan yang
paripurna, berkesinambungan, bermutu dan disusun dalam bentuk satu paket pemeliharaan
kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor: 527/MENKES/PER/VII/1993
Tentang Paket Pemeliharaan Kesehatan dalam Penyelenggaraan program JPKM
BAB II
Tujuan
Pasal 3
Penyelenggaraan paket pemeliharaan kesehatan bertujuan:
g. Memberikan kepastian kepada peserta dalam memperoleh perlindungan kesehatan melalui
pelayanan kesehatan paripurna sesuai kebutuhan dan berkesinambungan
h. Menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu
i. Meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pelayanan kesehatan
j. Meningkatkan kesadaran,kemauan, dan keterlibatan peserta dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan mereka
k. Memberikan kepastian terhadap kelancaran peserta dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan
l. Sebagai pedoman bagi badan penyelenggara dalam melaksanakan pemerataan pelayanan
kesehatan
(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2000. Landasan Hukum Penyelenggaraan
JPKM (Kumpulan Peraturan).Jakarta: Departemen Kesehatan RI 368.382)

fk.uns.ac.id/static/.../BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf
19. Apa perbedaan dokter umum dan DK ?
Persamaan :

Azwar Azrul. 1995. Pengantar Dokter Keluarga. Jakarta : Ikatan Dokter
Indonesia
Perbedaan :

Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : Jakarta
20. Apa prinsip DK ?

fk.uns.ac.id/static/.../BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf
21. Apa tujuan DK ?

22. Bagaimana macam dan bentuk pelayan DK ?
23. Mengapa untuk mendapatkan penggantian biaya perlu surat rujukan dokter
?
 Sebagai bukti
24. Apa pengertian ilmu kedokteran keluarga ?

fk.uns.ac.id/static/.../BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf
25. Jelaskan peranan dan kedudukan DK !
Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 56 tanggal 17 Nopember 1995
Tentang pengembangan Dokter Keluarga dalam Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat
Peran Dokter keluarga dalam penyelenggaraan JPKM
a. Dokter keluarga menyelenggarakan upaya pemeliharaan kesehatan dasar yang dapat
menjamin efisien penggunaan kesehatan.
Karena ia berorientasi pada upaya kesehatan paripurna dengan penekanan pada prevensi
dalam promosi dan karena ia menguasai seluk beluk setiap keluarga yang menjadi mitra
binaannya. Prinsip efisiensi penggunaan sumberdaya kesehatan ini sangat sesuai dengan
prinsip efisiensi dalam JPKM.
b. Dokter keluarga bertindak sebagai pemandu dan pengatur pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan , serta menjamin kelancaran terselenggaranya rujukan medis dan informasi
secara terencana dan tertib.
(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2000. Landasan Hukum
Penyelenggaraan JPKM (Kumpulan Peraturan).Jakarta: Departemen Kesehatan RI
368.382)
26. Jelaskan ruang lingkup pelayanan DK !

fk.uns.ac.id/static/.../BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf
Ruang lingkup dokter keluarga :
Pelayanan dokter keluarga adalah upaya kesehatan dasar paripurna,
mencakup semua kebutuhan dasar kesehatan dalam keluarga, yang
berkembang sesuai dengan perkembangan kesehatan untuk berbagai
kelompok umur termasuk tindakan pertolongan gawat darurat dan
bedah minor, yang mencakup rawat jalan, rawat dirumah dan
pendampingan/pasca rawat inap yang sesuai dengan kebutuhan/indikasi
medic dan kewenangannya.
Departemen Kesehatan RI. 2000. JPKM. Cetakan k eke IV. Jakarta.
a. Kegiatan yang dilaksanakan
Ruang lingkup pertama dari pelayanan dokter keluarga adalah menyangkut kegiatan
yang dilaksanakan. Mudah dipahami kegiatan yang dimaksudkan disini adalah
pelayanan yang diselenggarakan oleh berbagai spesialisasi kedokteran lainnya,
pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi satu syarat
pokok yaitu pelayanan kedokteran yang menyeluruh (comprehensive medical servise)
b. Sasaran pelayanan
Ruang lingkup kedua dari pelayanan dokter keluarga adalah yang menyangkut sasaran
yaitu kepada siapa pelayanan dokter keluarga tersebut ditujukan. Sesuai dengan batasan
yang dimiliki, sasaran yang dimaksudkan disini adalah keluarga sebagai satu unit.
(Azrul Anwar, 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: Yayasan
Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia)

27. Bagaimana bentuk prakter DK ? (rs/klinik)
Macam pelayanan pada praktek dokter keluarga:

a. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya
pelayanan rawat jalan saja. Dokter keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan
kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau rawat inap di rumah sakit. Semua
pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek keluarga.
Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut di
rujuk ke rumah sakit.
b. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan, dan perawatan pasien di rumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di
rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak
mempunyai akses dengan rumah sakit.
c. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah,
serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah
mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta
perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh
dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerjasama dengan rumah sakit terdekat
dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat
sendiri pasiennya di rumah.
(Azrul Anwar, 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter
Indonesia)
a. Pelayanan Dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital
based).
Pada bentuk ini pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit.semua
pasien yang berkunjung ke rumah sakit diwajibkan melalui bagian dokter keluarga
(department of family). Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan
spesialistik, baru kemudian dirujuk ke bagian spesialis.
b. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic).
Pada bentuk ini yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik
yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter keluarga.
c. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family
practice)
Pada bentuk ini yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah praktek dokter
keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, menerapkan prinsip-prinsip
pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakannya.
(Azrul Anwar, 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan
Dokter Indonesia)
28. Jelaskan prioritas masalah kesehatan di indonesia saat ini !
1. Pola penyakit yang semakin kompleks, Indonesia saat ini berada pada
pertengahan transisi epidemiologi dimana penyakit tidak menular
meningkat drastis sementara penyakit menular masih menjadi
penyebab penyakit yang utama. Kemudian saat ini penyakit
kardiovaskuler (jantung) menjadi penyebab dari 30 persen kematian
di Jawa dan Bali. Indonesia juga berada diantara sepuluh negara di
dunia dengan penderita diabetes terbesar.
2. Tingginya ketimpangan regional dan sosial ekonomi dalam sistem
kesehatan. Dibanyak propinsi, angka kematian bayi dan anak terlihat
lebih buruk dibandingkan dengan situasi di beberapa negara Asia
termiskin. Kelompok miskin mendapatkan akses kesehatan yang paling
buruk dan umumnya mereka sedikit mendapatkan imunisasi

ataupun mendapatkan bantuan tenaga medis yang terlatih dalam proses
melahirkan.
3. Menurunnya kondisi dan penggunaan fasilitas kesehatan publik serta
kecenderungan penyedia utama fasilitas kesehatan beralih ke pihak swasta.
4. Pembiayaan kesehatan yang rendah dan timpang.
5. Desentralisasi menciptakan tantangan dan memberikan kesempatan
baru.
6. Angka penularan HIV/AIDS meningkat namun wabah tersebut sebagian
besar masih terlokalisir.
LANGKAH PRIORITAS
1.
Memfokuskan pada peningkatan kondisi kesehatan utama dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh.
2. Memusatkan penggunaan dana publik pada penyediaan kesehatan publik
dan tingkatkan kelayakan kondisi kesehatan prioritas
3. Memperkenalkan peran pihak swasta dalam dunia kesehatan.
4. Tinjau ulang pembiayaan kesehatan.
5. Mengelola desentralisasi lembaga-lembaga kesehatan publik.
6. Mengontrol penyebaran HIV/AIDS dengan fokus pada aspek pencegahan.
siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/.../health.pdf
Permasalahan kesehatan di Indonesia saat ini masih didominasi oleh
persoalan mendasar seperti kurang gizi, tingginya kematian ibu melahirkan
dan anak balita serta penyakit infeksi. Stress akibat tekanan ekonomi dan
masalah mendasar lainnya.
Ruang lingkup penelitian iptek di bidang kesehatan tentunya harus sejalan
dengan permasalahan-permasalahan mendasar di bidang kesehatan.
Saat ini, masalah kesehatan di Indonesia masih didominasi oleh persoalan
mendasar seperti : kurang gizi, tingginya angka AKI (angka kematian ibu)
bahkan peringkat pertama di negara Asean, anak balita, penyakit infeksi,
kesadaran yang masih kurang tentang pola hidup sehat, stress kejiwaan
akibat tekanan ekonomi, ketergantungan yang tinggi akan bahan baku obat
(sekitar 350-400 juta dolar AS per tahun) dan peralatan kesehatan ( sekitar
500 juta dolar AS pada tahun 1996/97) asal impor yang berdampak pada
mahalnya harga obat dan biaya kesehatan.
Disamping itu juga buruknya kondisi lingkungan tempat tinggal, kurangnya
mutu pelayanan kesehatan masyarakat di daerah periferi akibat akibat
keterbatasan dana atau fasilitas kerja, perilaku seksual yang menyimpang
dan makin banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba.
Selain dihadapkan pada permasalahan mendasar, terdapat pula potensi
yang belum didayagunakan secara optimal. Sepert ketersediaan berbagai
sumber karbohidrat, protein, lemak dan mineral alamiah yang bergizi
tinggi, cara pengobatan alternatif dan obat tradisional sebagai warisan
budaya bangsa, keanekaragaman hayati tropik dan sumber daya alam non
hayati lainnya sebagai sumber obat-obatan.
http://www.kamusilmiah.com/kesehatan/prioritas-utama-nasional-bidangkesehatan/