Anemia ringan dan kpd perdatuan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu dan bayi mencerminkan taraf pelayanan kesehatan. Dari
besar kecilnya angka kematian bayi perinatal dapat diperkirakan baik buruknya
pelayanan kebidanan di Indonesia. Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan
perinatal dalam 100.000 persalinan hidup. Sedangkan tingkat kesejahteraan bangsa
ditentukan dengan seberapa jauh gerakan Keluarga Berencana dapat diterima masyarakat.
Di indonesia masih banyak ibu hamil yang kurang memperhatikan kondisi
kesehatannya, salah satu keluhan yang sering ibu rasakan adalah tubuh yang lemas dan
pusing. Hal ini dapat di sebabkan karena Anemia. Anemia merupakan kekurangan zat
besi yang biasa diderita oleh wanita hamil, pada dasarnya anemia merupakan masalah
rasional dan berpengaruh sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20%-89% dengan menetapkan
Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai
yang cukup tinggi. How Swie Tjioeng menemukan angka anemia kehamilan 3,8% pada
trimester I, 13,6% pada trimester II, dan 24,8% pada trimester III.
Anemia dapat berimbas pada persalinan yang bermasalah seperti terjadinya ketuban
pecah dini(KPD). KPD merupakan salah satu penyebab dari infeksi pada bayi maupun
ibu, dimana ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan

berlangsung yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara
kurang dari 5 cm. Penyebab dari KPD tidak / masih belum jelas, maka prefentif tidak
dapat dilakukan kecuali dalam menekan infeksi.
Dengan terjadinya ketuban pecah dini mengharuskan seorang ibu hamil untuk segera
melahirkan anaknya karena selain potensial terjadi infeksi pada bayi maupun ibunya juga
mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Insiden
KPD ini kira-kira 12% semua kehamilan. Meskipun sebagai salah satu infeksi, tetapi
tidak semua KPD berakibat kearah infeksi, hal ini tergantung dari penanganan yang tepat,
disamping oleh kondisi klien sendiri.(Mochtar, Rustam, 2000)
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum

1

Setelah melaksanakan praktek klinik kebidanan pada ibu bersalin dengan anemia
ringan, KPD. Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu
inpartu dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini diharapkan mahasiswa dapat :
a.


Mengumpulkan data sampai dengan analisa data.

b.

Mengidentifikasi diagnosa dan masalah.

c.

Mengidentifikasi masalah potensial.

d.

Mengidentifikasi kebutuhan segera.

e.

Merencanakan asuhan kebidanan.

f.


Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan.

g.

Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.

1.3 METODE PENULISAN
Metode penulisan adalah studi kepustakaan dan studi kasus, yaitu mencari
gambaran yang jelas pada proses kebidanan yang terjadi pada saat sekaran, teknik
pengumpulan data :
1. Wawancara
Pengambilan data dengan Tanya jawab langsung pada klien.
2. Pemriksaan / Observasi
Pengamatan terhadap periaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang
kesehatan pasien.
3. Studi Dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan jalan melihat catatan / status pasien, catatan
perkembangan pasien dan hasilnya.
4. Studi Pustaka

Dari buku-buku penunjang.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I

PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

2

Berisi konsep dasar persalinan, anemia dan KPD serta konsep dasar asuhan
kebidanan.
BAB III TINJAUAN KASUS
Berisi Pengkajian, diagnosa dan penatalaksanaan.
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA


3

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR PERSALINAN
1. Pengertian


Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan / dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir / melalui jalan lain
dengan bantuan / tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 2001 : 157)



Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang
dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain.
(Rustam, Mochtar, 2001 : 91)




Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan / hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
(Unpad, 1983 : 221)



Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar.
(FK. UI, 2001 : 291)

2. Macam persalinan berdasarkan definisi
a. Persalinan spontan
Bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu dan melaui jalan lahir
b. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstaksi dengan forcep
atau dilakukan operasi seksio cesarea.
c. Persalinan Anjuran
Kadang – kadang persalinan tidak mulai dengan sendirinya tetapi baru

berlangsung setelah pemecahan ketuban , pemberian pitocin atau prostaglandin.
(Manuaba, 2000 : 107)
3. Etiologi
Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan.

4

a. Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan
progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan
menyebabkan kekejangan pembuluha darah sehingga timbul his bila kadar
progesterone turun.
b. Teori Plasenta menjadi Tua
Akan

menyebabkan

turunnya

kadar


estrogen

dan

progesterone

yang

menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi.
c. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,
sehingga mengganggu sirkulsai utero – plasenter.
d. Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fluxus frankenhauser) dimana bila
digeser dan ditekan oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi Partus
-

Gangguan laminaria : beberapa laminaria dimasukkan ke dalam kanalis

servikalis dengan tujuan merangsang fluxus frankenhauser.

-

Amnioyomi : pemecahan ketuban.

-

Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan infus.

-

Persalinan dengan tindakan operasi (SC).
(Rustam, Mochtar, 2002 : 92 – 93)

4. Tanda-tanda Persalinan
a.

Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.


b.

Keuar lender berampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil-kecil.

c.

Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d.

Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada.

(Rustam, Mochtar, 2002 : 93)
5. Faktor-faktor Penting dalam Persalinan
a.

5

Power
-


His (kontraksi otot rahim).

-

Kontraksi otot dinding perut.

-

Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan.

b.

Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotondum.
Passanger

Janin dan plasenta.
c.

Passage
Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.

d.

Psikis wanita (ibu)

e.

Penolong
(Manuaba, 2002 : 160)

6. Kala Persalinan
a.

Kala I (Kala pembukaan )
Proses pembukaan servik terdiri dari dua fase, yaitu :
1. Fase laten, berlangsung 8 jam pada multi gravida, 12 jam pada primi gravida,
pembukaan sampai 3 cm, his masih lemah dengan frekuensi his masih jarang.
2. Fase aktif
Fase akselerasi, lamanya 2 jam dengan pembukaan 2-3


cm.


Fase dilatasi maksimal, lamanya 2 jam dengan
pembukaan 4-9 cm.



Fase deselerasi, lamanya 2 jam, pembukaan > 9 cm
sampai pembukaan lengkap, bis tiap 3-4 menit selama 45 detik pada
multigravida proses diatas berlangsung lebih cepat.

b.

Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Setelah serviks membuka lengkap, his terkoordinir kuat cepat dan lebih lama kirakira 2-3 menit sekali dengan durasi 50-100 detik. Kepala janin turun masuk ruang
panggul menekan otot-otot dasar panggul secara reflek toris menimbulkan rasa
mengedan sehingga ibu merasa ingin BAB dengan tanda anus terbuka. Saat his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang, dengan his
mengedan terpimpin akan lahir diikuti seluruh badan bayi, kala II pada primi
berlangsung 1½ - 2 jam sedangkan pada multi berlangsung ½ - 1 jam.

c.

6

Kala III (Kala Pengeluaran Uri)

Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit, uterus teraba keras.
Fundus uteri teraba setinggi pusat, beberapa kemudian timbal his pelepasan dan
pengeluaran uri, lepasnya plasenta diperkirakan dengan tanda-tanda :
 Uterus menjadi bundar.
 Tali pusat bertambah panjang.
 Semburan darah secara tiba-tiba.
 Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
Kala III berlangsung 5-30 menit setelah janin lahir.
d.

Kala IV
Melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2
jam pertama observasi yang dilakukan :
 Tingkat kesadaran penderita.
 Pemeriksaan TTV (TD, nadi, suhu, pernafasan).
 Kontraksi, perdarahan.
(Rustam, Mochtar, 2002 : 94 – 97)

2.2

KONSEP DASAR ANEMIA RINGAN
1.

PENGERTIA
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr%. Anemia saat hamil disebut “ potensial danger to mether and child “
(Manuaba, 1998 :
29).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang
dari 11 gr% pada trimester I dan 10,5 gr% pada trimester II
(Saifudin, A.
2001)

2.

PENYEBAB
Anemia sering dijumpai pada kehamilan, hal ini disebabkan karena dalamm
kehamilan keperluan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perdarahan dalam
darah dan sumsum tulang. Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut hidramia atau hipervolumia. Akan tetapi bertambahnya sel-sel darah
tersebut kurang jika dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah. Penambahan tersebut berbanding sebagai berikut yairu plasma
30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Dari kehamilan 8 minggu sampai 40

7

hari post partum kadar hemoglobin, jumlah eritrosit dan nilai hematokrit menurun
selama kehamilan sampai tujuh hari post partum. Dan akan kembali mencapai
angka yang kira-kira sama dengan angka kehamilan setelah 40 hari. Namun apabila
pengenceran terjadi secara berlebihan hingga kadar Hb ibu 11 gr% pada trimester I
dan 10,5 gr% pada trimester II dan III maka hal ini akan berdampak buruk terhadap
ibu maupun janin sehingga dapat menimbulkan keluhan seperti badan lemah, lelah
kurang energy, sakit kepala, pandangan berkunang-kunang dan kalau anemia
sampai berat, dapat berakibat sesak nafas bahkan lemah jantung.
3.

GEJALA DAN TANDA ANEMIA
Keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, keluhan mual
muntah lebih hebat pada hamil muda, pucat dan mudah pingsan.
(Syaifudin,

A.

2001)
4.

ETIOLOGI
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. kurang zat besi dalam diet
3. Mal absorbsi
4. Penyakit kronik misalnya TBC
5. Cacing usus
6. Malaria
7. Kehilangan banyak darah
(Muchtar, R.
2001)

5.

KLASIFIKASI ANEMIA
a.

b.

Klasifikasi menurut WHO kadar Hb untuk ibu hamil dapat digolongkan
sebagai berikut :
1. Hb >11 gr% = normal
2. Hb 9-10 gr% = anemia ringan
3. Hb 7-8 gr% = anemia sedang
4. Hb 15000/m3



Janin mengalami takikardi karena mengalami infeksi intra uterin.

d.

Tentukan tanda-tanda inpartu yaitu adanya kontraksi yang teratur.

e.

Bau cairan ketuban yang khas.

f.

Tes lakmus, jika kertas lakmus berubah menjadi biru, menunjukkan adanya
cairan ketuban.

g.

Tes pakis yaitu meneteskan cairan ketuban pada obyek glas dan biarkan kering
pada pemeriksaan mikroskop menunjukkan krisal cairan amnion dan
menunjukkan gambaran pakis.

h.

Jika keluar cairan ketuban sedikit-sedikit tampung cairan yang keluar dan nilai
1 jam kemudian.

i.

Tentukan pecahnya selaput ketuban, ditentukan dengan adanya cairan ketuban
di vagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan sedikit bagian terbawah
janin / meminta pasien batuk / mengejan.
(Saifudin, 2001 : 218)

12

5.

Tanda dan Gejala
a. Ketuban pecah tiba-tiba.
b. Cairan tampak di introitus.
c. Tidak ada his dalam 1 jam.
(Saifudin, 2002 : M : 113)

6.

Komplikasi
a. Pada Bayi
- IUFD
- Asfiksia
- Prematuritas
b. Pada Ibu
- Partus lama dan infeksi intrauterin
- Atonia uteri
- Infeksi nifas
- Perdarahan post partum

7.

Penanganan
a.

Rawat di rumah sakit

b.

Jangan melakukan pemeriksaan dalam dengan jari, karena tidak
membantu diagnosis dan dapat mengundang infeksi.

c.

Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut kemungkinan
solusi plasenta.

d.

Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) berikan
antibiotik yaitu ampicilin 2 mg IV setiap 6 jam ditambah gentamicin 5 mg/kg
BB setiap 24 jam. Jika persalinan pervaginam hentikan antibiotic pasca
persalinan.

e.

Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu.
- Berikan antibiotik untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin yaitu ampicilin
4 x 500 selama 7 hari ditambah eritromisin 250 mg peroral 3x perhari selama
7 hari.
- Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki kematangan paru janin.

13

- Betametason 12 mg IM dalam 2 dosis setiap 12 jam atau dexametason 6 mg
IM dalam 4 dosis setiap 6 jam.
Catatan : jangan berikan kortikosteroid jika ada infeksi.
 Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu.
 Jika terdapat hisa dan darah dan lendir, kemungkinan terjadi persalinan
preterm.
(Saifudin, 2002 : M-114)
f.

Jika tidak ada infeksi dan usia kehamilan > 37 minggu.
 Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotika profilaksis 2 gr IV
setiap 6 jam / penicillin G 2 juta unit IV setiap 6 jam sampai persalinan.
 Nilai serviks, jika serviks sudah matang, lakukan induksi persalinan dengan
oksitosin. Jika serviks belum matang, matangkan serviks dengan prostaglandin
dan infuse oksitosin / lahirkan dengan SC.

8.

Penatalaksanaan
a. Bila anak belum viable (kurang dari 36 minggu) penderita dianjurkan untuk
beristirahat di tempat tidur dan obat antibiotik, profilaksis, spasmolitik dan
roboransia dengan tujuan untuk mengundur waktu sampai anak viable.
b. Bila anak sudah viable (lebih dari 36 minggu) lakukan induksi partus 6-12 jam
setelah long phase dan berikan antibiotic profilaksis, pada kasus-kasus tertentu
dimana induksi partus dengan drip oksitosin gagal maka lakukan tindakan
operatif, jika pada prom penyelesaian persalinan bisa :
 Partus spontan
 Ekstraksi vacuum
 Ekstraksi forcep
 Embriotomi bila anak sudah meninggal.
 SC bila ada indikasi obstetric.

2.4 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN SOAP
Dalam memberikan asuhan atau pelayanan kebidanan pada pasien, bidan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan metode manajemen
kebidanan. Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah

14

kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan bidan di dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
(Depkes

RI,

2002 : 3 )
Adapun Penerapan manajemen dalam bentuk kegiatan praktek kebidanan
dilakukan melalui suatu proses disebut langkah – langkah proses manajemen kebidanan
Langkah – langkah manajemen kebidanan adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian data Subjektif
2. Pengkajian data Objektif
3. Analisa data
4. Penatalaksanaan
Pengkajian
Didalam langkah pertama ini bidan dibenarkan menduga – duga masalah yang
terdapat pada pasien atau kliennya. Bidan harus mencari dan menggali data atau fakta
baik dari pasien / klien, keluarga maupun anggota tim kesehatan lainnya dan juga hasil
pemeriksaan yang dilakukan bidan sendiri.
A. DATA SUBJEKTIF
Biodata
- Nama
Nama yang jelas dan lengkap bila diperlukan tanyakan nama panggilan sehari –
hari.
(Depkes RI, 2002 :
13 )
Nama penderita dan suaminya ditanyakan untuk dapat mengenal atau memanggil
penderita dan tidak keliru dengan penderita yang lain.
( Ibrahim Cristina, 2001 : 83 )
Nama untuk memudahkan pengenalan dicatat nama lengkap dibeberapa negara nama
tertentu dipergunakan dan dapat menimbulkan kebingungan.
( Kartini Agnes :
65 )
Untuk identitas penderita.

15

( Sulaiman Sastra : 155
)
- Umur
Menentukan resiko kehamilan bila usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun
(Depkes RI, 2000 :
30 )
Umur penting ditanyakan karena ikut prognosa kehamilan, kalau umur terlalu lanjut
atau terlalu tua maka kehamilan lebih banyak resikonya.
( Bagian Obstetri & Ginekologi, FK UNPAD 2000 :
84 )
Untuk mengetahui keadaan ibu terutama pada kehamilan yang pertama atau

primi

para. Apakah ibu termasuk primi para biasa atau primi para tua. Menurut para ahli,
kehamilan yang pertama kali yang baik itu antara umur 19 – 25 tahun, dimana otot masih
bersifat elastis, mudah direnggang. Primi tua dikatakan mulai umur 35 tanun dimana
otot sudah karu, kurang elastis dan sudah direnggang. Terapi menurut pengalaman umur
25 – 35 tahun masih mudah melahirkan. Sehingga ada yana mengubah pendapat diatas.
Jadi melahirkan tidak saja usia 19 – 25 tahun tetapi 19 – 35 tahin primi tua mulai 35
tahun.
( Christina Ibrahim, 2000 :
84 )
Untuk menentukan prognosa kehamilan kalau umur terlalu lanjut / terlalu muda, maka
persalinan lebih banyak resikonya.
( Sulaiman :
54 )
- Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien / klien. Dengan diketahuinya agama pasien / klien akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan kebidanan.
( Depkes RI, Pusdiknakes 2000 :
14 )
Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan dengan ketentuan
agama. Antara lain dalam keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan

16

perawatan dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan, misalnya agama khatolik
Roma memanggil pastor dan sebagainya.
( Christina Ibrahim, 2001 :
84 )
- Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi
sikap perilaku kesehatan seseorang.
( Depkes RI, Pusdiknakes 2001 :
14 )
Makin rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin tinggi sehingga ibu perlu diberi
penyuluhan.
(Depkes RI, 2000 : 30 )
- Pekerjaan
Pekerjaan ibu yang berat baik fisik maupun tekanan mental membahayakan kehamilan.
(Depkes RI, 2000 : 30 )
Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlalu berat, lakukanlah istirahat sebanyak
mungkin. Menurut undang – undangan perburuan, wanita berhak cuti hamil satu
setangah bulan sebelum bersalin dan satu setengah bulan setelah bersalin.
( Saswono Prawiro Hardjo, 2002 : 162
)
Ditanyakan untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi penderita /
klien agar nasehat kita sesuai, kecuali itu untuk mengetahuio apakah pekerjaan itu akan
mengganggu kehamilan atau tidak.
( Christina Ibrahim, 2001 :
84 )
Wanita karier yang hamil mendapat cuti hamil selama tiga bulan, yang dapat diambil
sebelum menjelang kelahiran dan dua bulan setelah persalina. Selama hasil perhatikan
hal – hal yang dapat membahayakan kelamgsungan hamil dan segera memeriksa diri.
( Ida bagus Gede Manuaba, 2001 : 193 )
- Suku Bangsa
Untuk mengadakan statistik tentang kelahiran dan untuk mengetahui kebudayaan yang
dianut mungkin juga untuk menentukan prognosa persalinan dengan melihat keadaan
pinggul wanita asia & afrika. Biasanya mempunyai panggul bundar dan normal dan

17

wanita barat panggulnya ukuran melintang lebih panjang tetapi ukuran belakang lebih
kecil.
( Christina Ibrahim, 2000 : 84 –
85 )
- Alamat
Untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan, bila keadaan mendesak bidan
dapat mengetahui tempat tinggal klien dalam lingkungan.
( Depkes RI, Pusdiknakes 2000 :
14 )
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya
bersamaan, selain itu alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan.
( Christina Ibrahim, 2000 :
84 )
Tulis nama lengkap dengan tanda – tanda penting yang sudah dikenali, dan nomor rumah
(jika ada) untuk merangsang kunjungan rumah, surat menyurat / pesan. Jika ada
perubahan alamat. Alamat baru sangat penting dicatat.
( Kartini Agnes :
65 )
1. Keluhan Utama
Untuk mengetahui hal yang mendorong klien datang ke bidan.
( Depkes RI, Pusdiknakes 2000 :
14 )
Apakah klien datang untuk pemeriksaan kehamilan atau ada pengaduan lain yang
penting.
( FK UNPAD Bandung, 2000 :
154 )
Keluhan – keluhan utama yang sering didapatkan pada wanita hamil yang mengalami
KPD, yaitu :
1. Keluar cairan ketuban
2. Ketuban pecah tiba – tiba
3. Cairan tampak di introitus, tidak ada his dalam 1 jam
Keluhan yang sering di jumpai pada ibu yang mengalami anemi ringan adalah:
1. Pusing

18

2. Mual
3. Lemas
4. Mudah letih.
Keluhan yang sering dialami pada ibu yang hamil pada trimester 3 :
- Nyeri pinggang
Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan yang lanjut
karena titik berat badan pindah ke depan.
( Depkes RI, 2000 :
20 )
- Obsitipasi
Akibat progesteron dan usus yang terdesak, dapat diberikan pencahar ringan. Nasehat
tentang makanan berserat, buah, sayuran dan ekstra cairan.
( Hellen Ferrer 2002 : 70 )
Tingkat progesteron yang meningkat menyebabkan melempemnya usus, kemampuan
gerak otot menurun akibat relaksasi otot rata / halus penyerapan air dalam kolon
meningkat. Tekanan uterus yang membesar atas usus.
( Pusdiknakes 2000 : 7 10 )
2. Riwayat Penyakit.
Meliputi penyakit yang pernah dialami, penyakit yang sedang dialami,penyakit yang
sedang atau pernah dilakukan. Hal ini penting diketahui untuk melihat kemungkinan
adanya penyakit – penyakit yang menyertai dan yang dapat mempengaruhi
kehamilannya, sehubungan dengan keadaan ibu yang lemah pada waktu kehamilan dan
setelah melahirkan.
( Ida bagus Gede Manuaba, 2000 –
272 )
Selama kehamilan semua pasien jantung harus diobservasi teliti untuk mengurangi
mencegah, atau menghilangkan setiap penambahan beban jantung. Misalnya infeksi,
aktivitas yang berlebihan, aritmia, hipervolemia dan obesitas.
( Ben Zion Taber, 2001 : 116 )
- Penyakit jantung
Penyakit jantung disertai kehamilan, pertambahan denyut jantung dapat menguras
cadangan kekuatan jantung sehingga keadaan payah jantung.

19

( Ida bagus Gede Manuaba, 2002 – 272 )
- Diabetes Melitus
Dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang kurang menguntungkan, sebab :
a.) Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap penyakit gula :
- Menimbulkan gejala pada kehamilan, persalinan dan kala nifas
- DM makin kuat.
- Saat persalinan, karena memerlukan tenaga yang besar, dapat terjadi koma di
aberikan.
b.) Pengaruh penyakit gula terhadap janin.
- Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, IUFD dan lahir mati.
- Bayi dengan dismaturitas.
- Bayi dengan cacat bawaan.
- Bayi yang potensial mengalami kelainan syaraf dan jiwa.
- Bayi potensi mengidap penyakit gula.
( Ida bagus Gede Manuaba, 2001 – 281 )
- Anemia
Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam
kehamilan, persalinan maupun nifas. Dan masa selanjutnya berbagai penyakit dapat
timbul akibat anemia seperti :
Abortus, partus promaturus, partus lama karena inertia uteri, pendarahan post partum
karena atonia uteri.
( Saswono Prawiro Hardjo, 2011 : 450
)
- Tuberculosis paru
Penyakit yang tenang tidak membahayakan kelangsungan kehamilan sampai aterm dan
persalinan. Penyakit yang aktif memerlukan pengobatan yang tepat dan pengawasan
yang lebih efektif sehingga dapat mengurangi bahaya terhadap kehamilan dan bayi saat
menyusui.
( Ida bagus Gede Manuaba, 2002 – 274 )
a.) Riwayat Penyakit lalu
Untuk mengetahui penyakit yang pernah dialami ibu selama hamil karena penyakit
yang pernah diderita ibu itu biasa timbul kembali pada waktu hamil atau pada waktu
melahirkan.

20

( Christina S Ibrahim, 2000 :
841 )
b.) Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah dari keluarga ibu atau orang yang tinggal bersama dengan ibu hamil ada yang
sakit, terutama penyakit menular yang kronis. Ditanyakan pula mungkin dari keluraga
ibu atau suaminya ada yang berpenyakit keturunan.
( Christina S Ibrahim, 2002 :
86 )
3. Riwayat Meanstruasi
Anamnese haid memberikan kesan kepada kita tentang faal alat kandungan. Haid
teratur, teratur tidaknya haid dan siklus dipergunakan untuk memperhitungkan tunggal
persalinan.
( FK UNPAD 2005 : 54 )
HPHT dapat dijabarkan untuk memperhitungkan tanggal tafsiran persalinan.
Bila siklus haid ± 28, rumus yang dipakai adalah rumus neagel yaitu +7, bulan -3, tahun
+1.
( Saswono Prawiro Hardjo, 2007 : 155 )
Menarche adalah terjadinya haid yang pertama kalinya. Menarche terjadi pada usia
pubertas yaitu sekiyar 12 – 16 tahun.
( Rustam Mochtar 2000 )
Untuk siklus haid 35 hari, perkiraan partus adalah hari +14 bulan -3 dari tahun +1.
( Sulaiman Sastrawindia, 2000:
127 )
4. Riwayat Perkawinan
Untuk mengethui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalh kesehatan.
Bila perlu ditanyakan kawin / tidak, lamanya kawin dan kawin berapa kali.
( Depkes RI, 2000 :
55 )
ditanyakan pada ibu berapa lama dan berpa kali kawin. Ini untuk menentukan bagaimana
alat kelamin dalam ibu.
( Christina S Ibrahim, 2000 : 55 )
5. Riwayat kehamilan sekarang
GPAPIAH : Gravida Partus Aterm Prematur Imatur Abortus Hidup dengan usia kehamilan
( Depkes RI, 2001: 15 )

21

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sed..ikit 4x selama kehamilan, yaitu :
- Satu kali pada triwulan pertama
- Satu kali pada triwulan kedua
- Dua kali pada triwulan ketiga
Pelayanan atau asuhan standar minimal termasuk 14T
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal
pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
2) Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)

mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
Ukur tinggi fundus uteri (T3)
Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Pemberian imunisasi TT (T5)
Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan VDRL (T7)
Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T8)
Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T9)
Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T10)
Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T11)
Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T12)
Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan / konseling (T14)

Dimulai dengan pemberian satu tablet perhari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang. Tiap tablet mengandung FeSO3 20 mg ( zat besi 60 mg dan asam folat 500 mg )
minimal masing – masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum dengan teh atau
kopi karena dapat mengganggu penyerapannya.
Imunisasi TT
Antige

Interval

Lama

%

n
TT1

( selang waktu minimal )
Pada kunjungan pertama

perlindungan

perlindungan

TT2
TT3
TT4
TT5

antenatal pertama
4 minggu setelah TT1
6 bulan setelah TT2
1 tahun setelah TT3
1 tahun setelah TT4

3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun

80
95
99
99

/

seumur hidup
( Hanifa Winjosastro, 2002 :90 –
91 )
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

22

Untuk mengetahui apakah persalinan yang lalu berjalan lancar, biasa dan tidak pernah
mengganggu keadaan umum ibu dan ibu pernah mengalami kelainan waktu persalinan
( Christina S Ibrahim, 2000 : 85 )
Untuk mengetahui riwayat kehamilan – kehamilan sebelumnya, meliputi :




Apakah kehamilan terakhir dengan keguguran atau persalinan
Apakah persalinannya normal / disesuaikan dengan tindakan
Bagaimana nasib keadaan anaknya
( Saswono Prawiro Hardjo, 2008 : 133 )

7. Riwayat KB
Perlu ditanyakan kepda ibu yang mengikuti / pernah mengikuti KB sbb :
-

Jenis kontrasepsi yang digunakan

-

Efek samping

-

Alasan pemberhentian kontrasepsi

-

Lamanya menggunakan kontrasepsi
( Depkes RI, 2000 : 16 )

Jenis – jenis atau metode keluarga berencana yang bisa digunakan oleh ibu post partum
dan puerpenium
-

Suntikan KB

-

Non plant / implant

-

AKDR

-

Pil KB hanya progesteron

-

Kontap

-

Metode sederhana
( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 – 34
)

8. Riawayat psikososial
Riwayat ibu hamil dan keluarganya terhadap perubahan psikologis ibu hamil dapat
berbeda – beda. Seorang bidan sebagai tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan
KB / KIA harus mengenal dan mengetahui pandangan keluarga terhadap kehamilan.
Hal yang memerlukan perhatian khusus pada setiap tahap sehingga dapat memberikan
informasi dan konseling serta membantu pasangan untuk mengidentifikasi kebutuhan
mereka,

mengungkapkan

perasaan

dan

perhatiannya,

mencari

jalan

untuk

mengatasinya.
( Depkes RI Pusdiknakes, 1993 : 59 )

23

9. Pola aktifitas sehari – hari
a. Nutrisi
Hal ini penting dalam pengawasan ibu hamil. Karena kekurangan atau kelebihan
nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut.
Kebutuhan beberapa zat yang penting bagi wanita yang tidak hamil dan wanita hamil.
N

GIZI IBU HAMIl

TIDAK

O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Kalori
Protein
Vitamin A (RE)b
Vitamin D (Mg)c
Vitamin E (Mg)d
Asam Karbonat
Folacin
Niasin
Riboflavin
Thiamine
Vitamin Bc
Vitamin B12
Kalsium
Fosfor
Yodium
Besi
Magnesium
Zink

HAMIL
2100
44
800
7,5
10
60
0,4
14
1,3
1,1
2
3
800
800
150
18
300
15

HAMIL
300
30
200
5
2
20
0,4
2
0,3
0,4
0,6
1
400
400
25
Suplemen 90
150
5
( Obstetri William, 2000 :
302 )

b. Eliminasi
Miksi untuk mengetahui keluhan dari saluran kencing yang sering menyertai
kehamilan.
Pada defekasi ada beberapa penyakit yang berasal dari rectum dan colon sering
menimbulkan kesulitan dalam diagnosis ginekologic sehingga pasien harus sering
ditanyakan sering buan air besarnya.
( Sarwono Prawiro Hardjo, 2002 : 136-137 )
c. personal higiene
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Baju hendaknya yang longgar
dan mudah dipakai

24

( Sarwono Prawiro Hardjo, 2000 : 160
)
d. Aktifitas
Kegunaannya yaitu sirkulasi darah menjadi lebih baik, nafsu makan bertambah,
pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang melelahkan dilarang.
Dianjurakan berjalan – jalan dipagi hari dalam udara yang masih segar.
( Rustam Muchtar , 1998 : 61 )
e. Istirahat
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik karena istirahat dan tidur yang
teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
pertumbuhan dan perkembangan janin.
( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 : 140 )
f. seksualitas
Membatasi hubungan seksualitas untuk mencegah abortus dan partus prematurus adalah
kebiasaan yang tidak menguntungkan. Oleh karena itu dianjurkan memakai kondom
agar semen ( mengandung prostalglandin ) tidak merangsang kontraksi uterus.
( Adul Bari Safiudin, 2001 : 98 )
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis
Untuk mengetahui bagaiman keadaan umum ibu. Bila keadaan umumnya baik
agar dipertahankan jangan sampai daya tahan tubuh menurun karena adanya
kehamilan. Untuk mengetahui adanya kelainan yang mempengaruhi kehamilan. Bila
ada kelainan lekas diobati dan disembuhkan agar tidak mempengaruhi kehamilan dan
perkembangan janin.
( Christina S Ibrahim, 1993 : 90 )
2. Tanda – tanda vital
- Tekanan darah
Tekana darah harus selalu diukur setiap kali pemeriksaan kehamilan. Adanya
kenaikan sistolik melebihi 30 mmHg dan kenaikan diastolik 15 mmHg atau tekanan
darah melebihi 140/90 mmHg harus diwaspadai karena keadaan itu gejala preeklampsi
( Depkes RI Pusdiknakes, 1993 : 68 )
- Denyut nadi

25

Nadi yang normal adalah sekitar 80x/menit. Bila nadi lebih dari 100x/menit
maka hal ini menunjukkan adanya kelainan.
( Depkes RI Pusdiknakes, 1994 :
11 )
- Pernapasan
Pernapasan noraml 16 – 24x/menit. Bila pernapasan lebih dari 24x/menit maka
hal ini menunjukkan adanya kelainan.
(Robert Prihardjo, 1996 :
76 )
- Suhu Tubuh
Pertanda sehat : suhu tubuh 36,5 º C - 37º C atau 98,6º F
Pertanda buruk : suhu tubuh diatas 37º C atau 98,6º F. menandakan demam tubuh ibu
merasa demam ( panas )
( Depkes RI Pusdiknakes, 2000 :
67 )
3. Antropometri
- Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi
( Depkes RI Pusdiknakes, 1993 :
66 )
- Berat Badan
penambahan berat badan sekitar 6,5 – 15 kg selam hamil. Kenaikan badan tidak boleh
lebih dari 0,5 kg / mgg
( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 : 136 )
- Lingkar lengan atas
lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat bagi ibu yang kurang / buruk,
sehingga ia berisiko melahirkan BBLR. Dengan demikian bila hal ini diketemukan
sejak awal kehamilan petugas dapat memotivasi ibu agar lebih memperhatikan
kesehatannya serta jumlah dan kualitas makannya.
( Depkes RI Pusdiknakes, 1994 :
10 )
4. Pemeriksaan fisik
- Inspeksi

26

Tujuan dari pemeriksaan pandang ( inspeksi ) adalah untuk melihat keadaan umum
penderita, melihat gejala – gejala kehamilan dan melihat mungkin adanya kelainan.
( Christina S Ibrahim, 1993 :
117 )
Rambut : bersih, pertumbuhan rambut merata, warna hitam, tidak rontok, tidak ada



kelainan


Kepala : simetris



Wajah : tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak oedema, tidak cianocis



Mata : conjungtiva tidak anemis, tidak icterus, simetris
( Christina S Ibrahim, 1993 : 117 )



Hidung : normal, tidak ada polip, bersih, tidak ada kelainan bentuk / deviasi



Mulut : tidak sianosis, tidak pucat, tidak stomatitis
( Christina S Ibrahim, 1993 : 117 )
Gigi : tidak ada caries, tidak keropos yang emnandakan ibu kekurangan kalsium,



tidak ada kerusakan gigi yang menjadi infeksi
( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 : 140 )
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak OMP



( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 : 140 )
Leher : normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, daerah leher akan menjadi



lebih hitam akibat deposit pigmen yang berlebihan.
( Sarwono Prawiro Hardjo, 1999 : 526 )
Dada :



- Paru – paru ; auskultasi respirasi normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi.
( Robert Prihardjo, 1996 : 15 )
- Jantung : irama normal, tidak terdengar dysaritmia
( Ida bagus Gede Manuaba, 1998 : 272 )
- Payudara : hiperpigmentasi pada areola dan papila mamae, simetris, putting susu
menonjol
( FK UNPAD Bandung. 1993 : 160 )
- Palpasi
Memeriksa klien dengan meraba
Leher : tidak ada kelenjar gondok yang membesar, tidak ada stroma, tidak ada



kelenjar lain yang membesar

27

( Christina S Ibrahim, 1993 : 117 )
Axila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada benjolan



( Christina S Ibrahim, 1993 : 117 )
Perut : untuk menetukan besarnya rahim, tuanya kehamilan, letak anak dalam



rahim, bagian – bagian anak dalam rahim, sampai dimana bagian terendah janin masuk
dalam panggul. Ada / tidak keseimbangan antara ukuran kepala janin dan panggul,
janin tunggal / kembar.
( Depkes RI Pusdiknakes, 1993 : 71 )
Leopold I

o

Tujuan untuk menentukan tuanya kehamilan (TFU) dan bagian apa yang terdapat dalam
fundus uteri
( FK UNPAD Bandung. 1993 : 165 )
Menurut spiegelberg, dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simpisis, maka
diperoleh :
22 – 28 mgg : 24 – 25 cm di atas simpisis
28 mgg : 26,2 cm di atas simpisis
30 mgg : 29,5 – 30 cm di atas simpisis
32 mgg : 29,5 – 30 cm di atas simpisis
34 mgg : 31cm di atas simpisis
36 mgg : 32 cm di atas simpisis
38 mgg : 33 cm di atas simpisis
40 mgg : 37,7 cm di atas simpisis
( Rustam Muhtar, 1998 : 53 )
Sebelum bulan ke – III fundus uteri belum teraba dari luar
- Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri 3 jari atas pusat
- Pada kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri pertengahan antara pusat dan prosesus
xifoideus
- Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 1 jari di bawh prosesus xifoideus
dalam hal ini kepala bayi belum masuk pap
- Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri turun sekitar 3 jari bawah prosesus
xifoideus
( FK UNPAD Bandung. 2007 : 162 )

28

Leopold II

o

Tujuan untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letak bagian –
bagian kecil anak
Leopold III

o

Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian ini sudah
masuk / belum terpegang oleh PAP
o Leopold IV
Tujuan untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah masuk PAP
( FK UNPAD Bandung. 2004 :
165 )
5. Pemeriksaan panggul
Panggul luar
- Distansia spinarum : normal 23 -26 cm
- Distansia cristarum : normal 26-29cm
- Distansia tuberum : normal 10,5-11 cm
- Distansia eksterna : normal 18-20 cm
- Lingkar Panggul : normal 80 cm
( Depkes RI Pusdiknakes, 1993 : 31 )
Panggul dalam
- Conjugata vera : conjugata diagonalis – 1,5 cm
- Conjugata diagonalis
o Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum,
jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium
o Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah simpisis dan tempat
ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri
( FK UNPAD Bandung. 1993 : 31 )
6. Pemeriksaan dalam
Keadaan Serviks

: Lunak (keadaan serviks)

Pembukaan

:

Effisement

: (penipisan serviks berapa persen)

Ketuban

: + (pada pasiien KPP)

29

Presentasi

: Kepala

Denominator

: UUK

Hodge

:I

7. Pemeriksaan penunjang
- HB
pemeriksaan HB yang dilakukan pada ibu hamil untuk mendeteksi faktor resiko
kehamilan. Bila kadar HB kurang dari 10gr% berarti ibu dalam keadaan anemia,
terlebih lagi jika kadar Hb tersebut kurang dari 8gr% berarti ibu anemia berat
( Depkes RI Pusdiknakes, 2000 : 81 )
- Urine
Pemeriksaan urine dilakukan pada tiap penderita yang datang untuk periksa
penderita baru, pemeriksaan ulang, dan penderita yang akan bersalin. Tujuannya
untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada urine dan untuk menetukan
diagnosa.
( Christina S Ibrahim, 1993 : 100 )
o Pemeriksaan albumin
Tujuannya untuk mengetahui ada atau tidaknya albumin dalam air kemih dan
untuk mengetahui berapa tinggi albumin dalam urine
( Christina S Ibrahim, 1993 : 100 )
Negatif : tetap jernih
Positif (+) : terlihat kekruhan minimal 0.01 – 0,05 gr%
Positif (++) : kekeruhan nyata dengan butir – butir halus 0,05 – 0,2gr%
Positif (+++) : terlihat gumpalan –gumpalan nyata 0,2 – 0,5gr%
Positif (++++) : gumpalan – gumpalan nyata > 0,5gr%
o Pemeriksaan glokosa
Untuk mngetahui apakah air kemih itu mengandung glukosa / tidak
( Christina S Ibrahim, 1993 : 104 )
Negatif : tetap biru / hijau jernih
Positif (+) : keruh warna hijau agak kuning
Positif (++) : Keruh kehijauan dengan endapan kuning
Positif (+++) : Kuning kemerahan dengan endapan kuning
Positif (++++) : Merah jingga sampai merah bata

30

o Pemeriksaan laksmus : jika kertas laksmus merah berubah menjadi biru berarti air
ketuban sudah merembes
C. ANALISA
Ny X, G .... P .... A ...., umur kehamilan .... minggu, janin tunggal/ kembar, hidup/ mati,
intrauterin/ ekstrauterin, letak memanjang/ melintang, punggung kanan/ kiri, presentasi
kepala/ bokong, UUK, inpartu kala ... fase ... dengan anemia ringan dan ketuban pecah
dini.
D. PENATALAKSANAAN
1.
2.
3.
4.

Melakukan perawatan di rumah sakit.
Memantau TTV sertiap satu jam sekali. (varney, 2009)
Mengukur suhu ibu melalui rektal (varney, 2009)
Apabila muncul tanda atau gejala koriamnionitis segera berkonsultasi dengan dokter

(varney,2009)
5. Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur
6. Melakukan terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan pada selang waktu 6 jam
sampai 24 jam, bila tidak terjadi his yang adekuat.
7. Pada usia kehamilan 24 sampai 32 minggu sat berat janin cukup, pertu di
pertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan, dengan kemungkinan janin tidak
dapat diselamatkan. Jika persalinan menuju ke prematur maka dianjurkan seksio
sesaria.
8. Pemeriksaan USG untuk mengukur distansia biparietal dan perlu melakukan aspirasi
air ketuban untuk melakukan pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan.
BAB III
TINJAUN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “S” GIP00000 UK 40 MINGGU INPARTU KALA
1 FASE LATEN DENGAN ANEMIA RINGAN DAN KETUBAN PECAH DINI
DI PUSKESMAS SEMEMI SURABAYA

Tanggal MKB

: 13 September 2014, pukul 22.00 WIB

Tanggal Pengkajian

: 13 September 2014, pukul 22.00 WIB

No. Register

: H III/167

31

A. Data subyektif
1) Identitas
Nama ibu
: Ny. “S”
Umur
: 29 tahun
Nama suami
Agama
: Islam
Umur
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama
Pendidikan
:SMP
Suku/bangsa
Pekerjaan
: Buruh pabrik
Pendidikan
Alamat
: Klakah Rejo
Pekerjaan
Status asuransi: BPJS
Alamat
2) Keluhan
Ibu mengatakan keluar air sejak pukul 21.30 WIB.
3) Riwayat menstruasi
HPHT : 01-12-2013

: Tn. “B”
: 33 tahun
: Islam
: Jawa/ Indonesia
: SMP
: Montir
: Klakah Rejo

TPL

: 08-09-2014

TPL(USG)

: 14 – 09 -2014

4) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Kehamilan
An
Suami
ak
Ke
Ke
1

H

Persalinan
UK

Pn
ylt

Penol
ong

Jeni
s

A

M

I

L

Anak
Tempat

Nifas

Pn
yu
lit

Jns
kel

BB/
PB

I

N

I

Hidup/
Mati

Pnylt

Pnylt

KB
Lama
Meneteki

Meto
de

5) Riwayat Kehamilan sekarang
a) Kunjungan ANC
 Trimester I : 2 kali kunjungan. Di BPS Sri Hastuti.
Keluhan pusing, mual.
Terapi mevomit, likokalk, ramabion
 Trimester II

: 3 kali kunjungan. Di BPS Sri Hastuti.
Keluhan tidah ada
Terapi likokalk, ramabion
 Trimester III : 3 kali kunjungan, Di BPS Sri Hastuti. Dan 1 kali kunjungan di
Puskesmas Sememi.
Keluhan kenceng-kenceng pada UK 40 mingu.
Terapi likokalk, hufabion, B1, Alinamin

32

Ke
t.

b) Gerak janin pertama kali dirasakan

: saat usia kehamilan 4 bulan, gerakan

aktif.
c) Imunisasi TT
d) Kebiasaan saat hamil

: TT4(2014)
: Ibu tidak merokok, tidak minum jamu,

tidak pijat perut, tidak minum obat-obatan selain yang diberi oleh bidan, ibu tidak
mempunyai binatang peliharaan.
6) Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah menderita penyakit Hipertensi, Asma, Hepatitis, Jantung, Ginjal,
TBC, Toxoplasma, dan HIV/AIDS.
7) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga ada yang memiliki riwayat hipertensi yaitu ibunya.
Dan tidak ada yang memiliki riwayat Asma, Hepatitis, Jantung, Ginjal, TBC,
Toxoplasma, dan HIV/AIDS. Ibu tidak memiliki riwayat keturunan kembar.

8) Pola Kebutuhan Sehari
(1) Nutrisi
Ibu mengatakan Makan 3x/hari. Porsi satu piring dengan nasi, sayuran, lauk pauk,
buah-buahan. Makan terakhir jam 19.00 WIB. Minum 7 gelas/hari..
(2) Eliminasi
Ibu mengatakan BAK ± 8 x/hari. BAB 1x/hari.
(3) Aktivitas
Ibu mengatakan sehari-hari bekerja, namun sejak satu minggu ini ibu cuti dari
pekerjaannya.
(4) Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam 7 jam. Ibu tidak tidur siang.
9) Riwayat perkawinan

33

Status
Kawin
Umur pertama menikah
Lama
10) Riwayat KB
Jenis kontrasepsi

: Menikah
: 1 kali
: 25 tahun
: 4 tahun

: Pil

Lama penggunaan : 3,5 th
Keluhan

: tidak ada

Alasan berhenti

: ingin mempunyai anak

11) Riwayat psiko, sosial kultural spiritual
Ibu mengatakan hubungan dengan suami baik, respon keluarga baik. Dalam
keluarganya tidak ada tradisi atau pantangan yang dilakukan selama kehamilannya.
Ibu berdoa untuk pross persalinannya.
B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
1). Keadaan umum : Baik
2). Kesadaran
: Composmentis
3). Tanda-tanda vital
(1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
(2) Nadi
: 80x/menit
(3) Pernapasan : 20x/menit
(4) Suhu
: 36,5oC
4). Berat badan
Sebelumnya
: 44 kg
Sekarang
: 53 kg
5). Tinggi badan
: 151 cm
6). LILA
: 24,5 cm
2) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
 Wajah
: tidak pucat, tidak oedema
 Mata
: konjungtiva sedikit pucat, sklera putih
 Mulut
: Mukosa bibir lembab, sedikit pucat, tidak ada caries gigi
 Leher
: tidak tampak pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran




34

kelenjar limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara : hiperpigmentasi pada areola mammae, putting susu menonjol
Abdomen : Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan

Genetalia



: keluar lendir bercampur darah disertai dengan rembesan cairan

bening dari vagina
Anus
: tidak ada hemorrhoid
Ekstremitas :
- Atas : tidak oedem
- Bawah
: tidak oedem, tidak varises
b) Palpasi
 Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar



limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara : tidak ada massa yang abnormal, kolostrum sudah keluar.
Abdomen : Terdapat linea nigra.
(1) Leopold I
: TFU 2 jari bawah px. Teraba bulat, lunak, tidak melenting
(2)Leopold II
: Bagian kanan perut ibu teraba keras, datar seperti papan,




bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin.
(3) Leopold III : Teraba keras, bulat, tidak dapat digoyangkan.
(4) Leopold IV : divergen
Mc Donald
: TFU 32 cm
TBJ
: (32-11) x 155 = 3255 g
His


: 2x10’x20”

Ekstrimitas
(1)Atas
: tidak oedem
(2)Bawah : tidak oedem, tidak varises

c) Auskultasi
DJJ

: 136 x/menit

Punctum maximum

: Punggung kanan

3) Data penunjang