Diskursus Tentang Nikah Beda Agama (Kajian Al Maqasid As Syari’ah)

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

Diskursus Tentang Nikah Beda Agama
(Kajian Al Maqasid As Syari’ah)
Discourse About Interfaith Marriage (Study of al Maqasid as Syari’ah)
Mega Rani Tiara S.
Calon Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Sumbawa Besar
Jl. Garuda No. 105 Sumbawa Besar
Email: mega.panitera@gmail.com
Abstract
The main issue in this research is to see the extent to which the setting of
interfaith marriage both in terms of positive law and law of Islam by using an
approach Al-Maqasid As Syarai'ah. The method used is normative research which
will be proceed and analyzed in qualitative descriptive. The study concluded that
interfaith marriage is not valid with the current circumstances, referring to the
Qur'an Surah Al Baqarah verse 221, Al Mumtahanah verse 10 and Al Maidah
verse 5.
Keywords: Marriage, interfaith and law
Abstrak

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaturan nikah
beda agama baik dilihat dari sisi hukum positif maupun dari sisi hukum Islam
dengan menggunakan pendekatan Al-Maqasid As Syarai’ah. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian normatif dengan pengolahan dan analisa data
secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan adalah nikah beda
agama adalah tidak sah dengan melihat kondisi saat ini, mengacu pada Al Qur’an
Surat Al Baqarah ayat 221, Al Mumtahanah ayat 10 dan Al Maidah ayat 5.

Kata Kunci : Nikah, beda agama, hukum.

PENDAHULUAN
Tidak ada definisi konkrit

agama)
dilakukan

selain

perkawinan


dimana

yang

masing-masing

mengenai perkawinan campur1 (beda

mempelai memiliki keyakinan agama

1
Definisi perkawinan campur
dalam Undang-Undang Pokok Perkawinan
Pasal 57 adalah perkawinan antara dua orang
yang di Indonesia tunduk pada hukum yang

berlainan,
karena
perbedaan
kewarganegaraan dan salah satu pihak

berkewarganegaraan Indonesia.

Halaman

85

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

"Dan
janganlah
kamu
menikahkan
orang-orang
musyrik (dengan wanitawanita mukmin) sebelum
mereka
beriman.
Sesungguhnya budak yang
mukmin lebih baik dari orang
musyrik
walaupun

dia
menarik hatimu".

yang berbeda, karena pada dasarnya
perkawinan beda agama atau kawin
campur dilarang baik oleh hukum
positif maupun oleh hukum masingmasing agama di Indonesia.
Mengenai
beda

agama

masalah

Islam

nikah

membedakan
Firman


hukumnya menjadi tiga yaitu: 2
1. Perkawinan antara seorang
pria muslim dengan wanita

2. Perkawinan antara seorang
pria muslim dengan wanita

3. Perkawinan antara seorang
wanita muslimah dengan pria

Dari masalah-masalah nikah beda
agama tersebut muncul respon yang
para

tidak

menikahkan
laki-laki


Keharamannya

wanita

Islam

bukan

Islam.

bersifat

mutlak,

artinya wanita Islam mutlak haram

baik laki-laki musyrik atau Ahlul
kitab.

Dengan


begitu

dapat

yang mengharamkan nikah beda
agama, baik sejak zaman sahabat
hingga abad modern ini sepakat
Islam

perkawinan seorang wanita Islam
ialah pasangannya harus pria Islam.
Namun

pemikir

islam. Menurut pandangan ulama

wanita


atas

ditegaskan bahwa satu syarat sahnya

non muslim.

bahwa

di

kawin dengan laki-laki selain Islam

Ahlul Kitab

dari

Allah

menegaskan kepada para wali untuk


dengan

musyrik

berbeda-beda

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

haram

hukumnya kawin dengan pria bukan
Islam. Dasar keharamannya terdapat
di dalam Al Quran Surat Al-Baqarah
ayat 221 yaitu :

berbeda

dengan

perkawinan antar laki-laki muslim

dengan wanita non muslim terdapat
perbedaan di kalangan ulama sendiri.
Mazhab Syafi’i sebagaimana ditulis
oleh

Dr.

berpendapat
antara

Wahbah

Az-Zuhaili

bahwa

pernikahan

laki-laki


muslim

dengan

wanita kafir selain ahli kitab seperti
watsani,

majusi,

penyembah

matahari atau bulan, murtad adalah
tidak sah (batal) berdasarkan firman
2

Masjfuk
Zuhudi,
Masail
Fiqhiyah, Ctk. Ketujuh, PT Gunung Agung,
Jakarta, 1994, hlm. 4

Allah surat Al-Baqarah Ayat 221.
As-Syirazi dalam Al-14 Muhazzab

Halaman

86

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

menegaskan bahwa laki-laki muslim

tentang

haram

kemaslahatan.

menikah

dengan

orang

universalisme
Islam

demi

merupakan

perempuan yang bukan ahli kitab

agama yang sangat menganjurkan

yaitu

seperti

nilai-nilai universal seperti keadilan,

orang

persatuan, persaudaraan, perdamaian

murtad berdasarkan firman Allah

dan nilai-nilai universal lainnya.

dalam surat Al-Baqarah ayat 221.

Menurut kalangan Islam liberal ayat-

Sedangkan Al-Malibari menyebutkan

ayat universal dan partikular, dan

bahwa syarat wanita yang dapat

nilai-nilai

dinikah adalah wanita muslimah atau

terkandung di dalam ayat-ayat AI-

kitabiyyah Khalishah.3

Quran yang bersifat universal. Nilai-

orang-orang

penyembah

kafir

berhala

Untuk

dan

perkawinan

antara

universalitas

Islam

nilai ini harus ditegakkan oleh setiap

wanita muslim dengan laki-laki non

Muslim,

muslim semua ulama berpandangan

perbedaan

sama

dengan ayat partikular maka yang

yaitu

karena

mengharamkannya

melihat

lebih

banyak

sehingga

yang

dan

menegakkan

antara

laki-laki

ayat

ada

universal

harus dimenangkan adalah ayat-ayat

mudhratnya daripada manfaatnya,
perkawinan

antara

apabila

universal.

Hal

tujuan

ini

untuk

Islam

yang

muslim dengan wanita non muslim

sebenarnya, yaitu untuk menjaga

sendiri di kalangan para pemikir

kemaslahatan manusia.4 Disamping

islam terdapat perbedaan mengenai

pandangan-pandangan historis dan

wanita non muslim yang termasuk

pluralisme.
Dari

ahli kitab dan yang tidak (musyrik).
Berbeda

dengan

dengan

yang

fenomena-fenomena

berkembang

mengenai

pemikir-pemikir Islam liberal yang

pernikahan beda agama, adalah hal

menganggap bahwa perkawinan beda

yang menarik apabila pernikahan

agama adalah sah (tidak haram).

beda agama ini ditelaah menjadi

Karena dalam pandangan mereka ada

sebuah tulisan

bebrapa hal yang dijadikan landasan

segi normatif dengan memasukkan

yaitu

salah

satunya

yang ditinjau dari

pandangan
4

3
www.google.com. Kawin-bedaagama-persfektif-islam.pdf. diakses pada
tanggal 27 Februari 2009

Imam Hurmain, Pernikahan Beda
Agama dalam Perspektif Jaringan Islam
Liberal.
http://
www.google.com.pernikahanlintasagama.pd
f

Halaman

87

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

konsep

kajian

Al

Maqosid

As

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

Syariah. Al-Maqasid jamak dari almaqsid yang berarti tujuan, ulama

Syariah.

usul

fikih

mendefinisikan

Al

PEMBAHASAN

Maqasid As-Syariah yaitu makna dan

Konsep Al Maqasid As Syaria’ah

tujuan yang yang dikehendaki syarat

Ekistensi hukum Islam di
dunia

adalah

kehidupan
pribadi

untuk

manusia,

maupun

mengatur

baik

selaku

dalam mensyariatkan suatu hukum
bagi kemaslahatan umat manusia. Al-

selaku

Maqasid As-Syariah di kalangan

anggota

ulama usul fikih disebut juga dengan

masyarakat agar dapat bertingkah

asrar

laku sesuai dengan kehendak sang

rahasia yang terdapat di balik hukum

khalik.5

umumnya

yang ditetapkan oleh syarak berupa

ditujukan untuk mengatur kehidupan

kemaslahatan bagi umat manusia

manusia selaku anggota masyarakat

baik di dunia maupun di akhirat.6

Yang

pada

(ordening van het social eleven).

asy-syariah

Sejarah

yaitu

Al

rahasia-

Maqasid

As

Karenanya eksisitensi hukum islam

Syariah ini telah ada atau telah

(terutama syariah) adalah terkait

menjadi

dengan eksistensi manusia sebagai

landasan untuk menetapkan hukum

hamba Allah yang harus tunduk dan

sejak zaman Nabi Muhammad SAW,

patuh pada perintah-Nya. Dan untuk

seperti dikisahkan suatu waktu Nabi

itulah

hukum

pertimbangan

sebagai

islam

melarang

Muhammad SAW melarang kaum

pada

prinsipnya

muslimin menyimpan daging kurban

merusak

kehidupan

manusia

kecuali dalam batas tertentu, sekedar

meskipun

perbuatan

tidak

bekal untuk tiga hari. Akan tetapi,

melanggar hak orang lain maupun

beberapa tahun kemudian peraturan

merugikan orang lain.

yang

perbuatan

yang

itu

Apa yang menjadi tujuan

ditetapkan

Nabi

Muhammad itu dilanggar oleh para

disyariahkan hukum sering dikenal

sahabat.

dengan istilah

disampaikan

Al-Maqasid As-

oleh

Permasalahan
kepada

itu
Nabi

Muhammad. Beliau membenarkan
5

Abddul Ghofur Anshori dan
Yulkarnain
Harahab,
Hukum
Islam
Dinamika
dan
Perkembangannya
di
Indonesia, Ctk. Pertama, Kreasi Total
Media, Yogyakarta, 2008, hlm. 31

tindakan para sahabat itu sambil
6

Ensiklopedi Hukum Islam, PT
Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hlm. 1109.

Halaman

88

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

larangan

ialah melalui ijtihad8.Tujuan hukum

menyimpan daging kurban adalah

islam dapat dilihat dari dua segi yaitu

didasarkan

Al

pertama segi pembuat hukum islam

Daffah (tamu yang terdiri dari orang-

yaitu Allah dan Rasul-Nya dan yang

orang miskin yang datang dari

kedua segi manusia yang menjadi

perkampungan

sekitar

Madinah).

pelaku dan pelaksana hukum islam.

Setelah

Nabi

Muhammad

Dari segi pertama tujuan hukum

menerangkan

bahwa

atas

itu,

bersabda,

kepentingan

"Sekarang

simpanlah

islam

adalah

untuk

daging-daging kurban itu, karena

keperluan

tidak

bersifat primer, sekunder dan tersiar

ada

lagi

tamu

yang

yang

membutuhkannya".
Dari kasus tersebut terlihat,

hidup

memenuhi

dalam

daruriyyat9,

manusia

islami

yang

stilahnya

hajjiyat10

dan

adanya larangan menyimpan daging
kurban diharapkan tujuan syariat
8

dapat dicapai, yakni melapangkan
kaum miskin

yang datang dari

dusun-dusun di pinggiran Madinah.
Setelah alasan pelarangan tersebut
tidak ada lagi, maka larangan itu pun
dihapuskan oleh Nabi SAW. Dan
upaya

seperti

itu,

seterusnya

dilakukan pula oleh para sahabat.
Upaya demikian terlihat jelas dalam
beberapa ketetapan hukum yang
dilakukan oleh Umar Ibn al Khattab.7
Al

Maqasid

As

Syariah

sebagai salah satu tujuan hukum
Islam yang untuk mencapai tujuan
tersebut dapat dilakukan dengan
bebrapa cara yang salah satunya
7
www.google.com. \Maqasid Al
Syariah.htm diakses pada tanggal 07 Maret
2009

Perkataan ijtihad (dalam bahasa
arab) berasal dari kata jahada artinya
bersungguh-sungguh atau mencurahkan
segala daya dalam berusaha.(lihat juga
Othman Ishak, Ijtihad Dalam Perundangan
Islam, Kuala Lumpur :1982). Dalam
hubungan dengan hukum, ijtihad adalah
usaha atau ikhtiar yangsungguh-sungguh
dengan
mempergunakan
segenap
kemampuan yangada dilakukan oleh orang
(ahli hukum) yang memenuhi syarat untuk
merumuskan garis hukum yang belum jelas
atau tidak ada ketentuan di dalam Al Qur’an
dan Sunnah. Dan ijtihad merupakan dasar
dan sarana pengembangan hukum islam.
Lihat juga Muhammad Muslehuddin,
Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran
Orientalis (studi perbandingan system
hokum islam), Ctk. Kedua, PT Tiara
Wacana Yogya, Yogyakarta, 2007, hlm. 97.
Ijtihad (interpretasi) secara literal berarti
berusaha untuk menemukan hukum dari
sumbernya.
9
Daruriyyat (kebutuhan primer)
adalah kebutuhan utama yang harus
dilindungi dan dipelihara sebaik-baiknya
oleh hukum islam agar kemaslahatan hidup
manusia benar-benar terwujud.
10
Hajjiyat (kebutuhan sekunder)
adalah kebutuhan yang diperlukan untuk
mencapai kebutuhan primer seperti contoh
kemerdekaan, persamaan danlainsebaginya
yangbersifat
menunjang
eksistensi
kebutuhan primer.

Halaman

89

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

tahsiniyyat11.

Kemudian

tujuan

hukum

islam

selanjutnya

untuk

ditaati

dan

dilaksanakan

oleh

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

1. Al

Maqasid

Al-Ammah

(tujuan-tujuan umum) yaitu
sesuatu

yang

dipelihara

manusia dalam kehidupan sehari-

syarak serat diusahakan untuk

harinya dan yang terakhir masih dari

dicapai

dalam

tujuan

bidang

syariat

hukum

islam

dari

segi

berbagai
seperti

pertama ialah agar ditaati oleh

menegakkan

manusia

mempertahankan agama dari

maka

manusia

meningkatkan

wajib

kemampuannya

memahami hukum islam dengan

dan

anacaman pihak musuh.
2. Al

Maqasid

Al-Khassah

mempelajari usul al fiqh yaitu dasar

(tujuan-tujuan khusus) yaitu

pembentukan

pemahaman

tujuan yang hendak dicapai

hukum islam sebagai metodeloginya.

dalam topik tertentu seperti

Dan dari segi yang kedua tujuan

tujuan yang hendak dicapai

hukum islam yaitu manusia sendiri

syarak dalam hukum yang

untuk mencapai kehidupan yang

terkait

berbahgia dan sejahtera dengan cara

perkawinan

mengambil manfaat dan mencegah

atau

atau menolak yang mudarat.12

dicapai

dan

Muhammad Thahi bin Asyur
(ahli usul fikih kontemporer dari

dengan

masalah

dan

tujaun

keluarga

yang

syarak

hendak
dalam

ekonomi dan lainya
3. Al

Maqasid

Al-Juz’iyyah

Tunisia) membagi Al Maqasid As-

yaitu tujuan yang hendak

Syariah dilihat dari segi objeknya

diacapai

menjadi tiga bagian yaitu :13

menetapakan hukum syarak

11
Tahsiniyyat (kebutuhan tersier)
adalah kebutuhan hidup manusia selain
darisifat primer dan sekunder itu yang perlu
diadakan dan dipelihara untuk kebaikan
hidup manusia dalam masyarajkat seperti
contoh sandang, pangan dan papan dan
lainnya.
12
Moh. Daud Ali, Pengantar Ilmu
Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia,
Ctk. Keenam, PT. Raja Grafindo Utama,
Jakarta, 1998, hlm. 61-62
13
Ibid.

syarak

dalam

dalam

menetapkan

hukum

wajib,

sunnah,

haram,

makruh dan mubah terhadap
sesuatu

atau

menetapkan

sesuatu menjadi sebab, syarat
dan penghalang. Dibolehkan
untuk
tolong

menjalin
menolong

hubungan
sesama

Halaman

90

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

manusia. Sebagai contoh salat

menurut

diwajibkan untuk memelihara

agamanya.15

agama, perzinaan diharamkan

keyakinan

2. Jiwa,

memelihara
jiwa

dan

untuk memelihara keturunan

menjamin

adalah

dan kehormatan dan lain

memlihara hak untuk hidup

sebagainya.

secara

Menurut Imam Asy-Syatibi

menjamin

terhormat
tidak

dan

terjadinya

(ahli usul fikih Mazhab Maliki)

penganiayaan

untuk

pembunuhan. Mengharamkan

dapat

mewujudkan

dan

kemaslahatan dunia dan akhirat ada

menghilangkan

lima pokok yang harus diwujudkan

sendiri maupun orang lain

dan

tanpa alasan

dipelihara.

Kelima

pokok

tersebut ialah :14

Dalam

1. Agama, pemeliharaan agama
adalah

hal

esensial

yang

dari

paling

diturunkanya

jiwa

diri

yang benar.

hukum

islam

melarang pembunuhan seperti
yang diatur dalam Surat Al
ayat

Israa’

33

yaitu



syariah. Karena agama dalam

Jangalah kamu membunuh

hal ini keseluruhan akidah,

seseorang

syariah dan akhlak adalah

Allah, kecuali demi tegaknya

merupakan

haq.Barangsiapa

kebutuhan

yang

dilarang

yang

pertama dan utama manusia.

dibunuh secara zalim, kami

Tegaknya

beri

agama

secara

kuasa

kepada

sempurna adalah kewajiban

warisnya

yang harus dipenuhi oleh

Namun

setiap

berlebihan dalam menuntut

orang

yang

telah

untuk

ahli

menuntut.

jangan

kamu

mengaku bersyahadat. Untuk

balas

itu maka hukum islam wajib

sungguh

melindungi

pertolongan.”16 Dalam islam

agama

yang

pembunuhan,
berhak

ia

mendapat

dianutnya oleh seseorang dan
menjamin

kemerdekaan

setiap orang untuk beribadah

14

Ibid.

15

Moh. Daud Ali, op. cit. hlm. 63.
Terjemahan Al Quran Surat Al
Israa’ ayat 33 Quran Karim dan Terjemahan
Artinya, ctk ketiga, UII Press, Yogyakarta,
2004, hlm. 502.
16

Halaman

91

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

salah satu aturan tersebut

barang-barang keji perbuatan

adalah hukum qisas17.

setan.

3. Akal,

rusaknya

akal

merupakan rusaknya manusia
secara

keseluruhan

karena

Maka

hindarilah

barang-barang itu agar kamu
bahagia”.18
4. Keturunan

(kehormatan),

dengan adanya akal sebagai

pemeliharaan

sarana untuk membedakan

keturunan

baik dan buruk dan itu tidak

memiliki porsi perhatian yang

dijumpai

serius.

pada

selain

manusia.
pemeliharaanya

terhadap
dalam

Rusaknya

manusia akan mengakibatkan

islam

rusaknya manusia seutuhnya.
Oleh

berkarya,

mensyariahkan

berpendapat.
perbuatan

generasi

Dalam

menjamin kebebasan untuk
berfikir

islam

dan

Dan

segala

yang

dapat

sebab

pernikahan
satunya

itu

islam
lembaga

sebagai

sarana

satu-

yang

sah

mengarah pada rusaknya akal

untuk

oleh islam dilarang secara

keturunan dan kehormatan

tegas.

manusia.

Sebagai

pengharaman
memabukkan
dikenal

contoh
minuman

atau

dengan

terpeliharanya

Sebagai

contoh

larangan berbuat zina yang

yang

diatur dalam Surat Al Israa’

istilah

ayat 32 “ Jangan kamu dekati

khamar yang dalam Al Quran

zina,

diatur dalam Surat Al Maidah

perbuatan keji dan jalan yang

ayat 90 “ Hai orang-orang

paling buruk”19 dan larangan-

beriman, sungguh arak, judi

larangan

dan sajian untuk berhala serta

disebutkan rinci dalam Al

undian

Quran Surat An Nisaa’ ayat

17

tak

lain

adalah

Qisas (hukum bunuh), dalam
seseorang yang melakukan pembunuhan
terhadap orang lain yang berti dy wajib
untuk dibunuh kembali. Karena dalam
membunuh tergantung tiga macam hak yaitu
hak Allah, hak ahli waris dan hak yang
dibunuh.(dalam Sulaiman Rasjid, Fiqh
Islam, ctk. 33, PT Sinar Baru Algesindo,
Bandung, 2000, hlm. 429)

23

zina



itu

saungguh

perkawinan

Kamu

yang

dilarang

mengawini ibu-ibumu, anakanak

perempuan,

saudara-

18
Terjemahan Al Quran Surat Al
Maidah ayat 90, op. cit., hlm.214-215.
19
Terjemahan Al Quran Surat Al
Israa’ ayat 32, loc. cit.

Halaman

92

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

saudaramu

perempuan,

Al Maqosid As Syariah sebagai

saudara-saudara

perempuan

tujuan dari hukum islam. Dimana

ayah mu,..... Sungguh allah

untuk

Maha Pengampun dan Maha

tersebut terdapat beberapa cara salah

Penyayang”.20

satunya ialah metode ijtihad. Apabila

5. Harta, hukum islam mengatur
dan

menilai

pembelanjaanya

tujuan-tujuan

diterapkan dalam kasus nikah beda

sejak

agama adalah akan bertentangan

hingga

dengan konsep pemeliharaan agama.

harta

perolehannya

mencapai

selain

itu

Pemeliharaan agama sebagai salah

juga sangat melindungi harta

satu

yang ada pada diri seseorang.

pemeliharaan agama adalah tujuan

Dalam menjamin harta islam

utama

mengharamkan

pencurian,

demikian karena agama merupakan

menghukum hadd terhadap

pedoman hidup manusia. Apabila

pencuri,

seseorang tidak dapat memelihara

mengharamkan

yang

terpenting,

hukum

islam.

karena

Dikatakan

harta

agamanya sendiri maka tidak ada

orang lain, mengharamkan

lagi yang dapat dijadikan pedoman

riba dan lain sebagainya.

dalam hidupnya. Tidak ada yang

penipuan,

merusak

Konsep Al Maqosid As Syariah

menjadi batasan dalam melakukan

untuk

perbuatan baik dan buruk. Ini berati

menyelesaikan wacana seputar nikah

dia (manusia) akan semakin jauh

beda agama, dimana konsep Al

dengan

Maqosid

seharusrnya.

dapat

digunakan

As

Syariah

ini

juga

digunakan oleh ulama-ulama dalam
menyelesaikan

tujuan

Yang
bertentangan

hidup

yang

kedua

adalah

dengan

konsep

berbagai

masalah

sesuai

dengan

pemeliharaan jiwa, hampir sejalan

yang ada.

dengan konsep pemeliharaan agama.

Setiap persoalan agama yang timbul

Manusia dilahirkan dengan jiwa yang

ditengah

bersih tanpa terkontaminasi oleh

yang

timbul

perkembanagn zaman

muslim,

komunitas
jawaban

masyarakat
hukum

yang

diharapkan adalah solusi hakiki.
20

Terjemahan Al Quran Surat An
Nisaa’ ayat 23, op. cit., hlm.144

sesuatu apapun juga. Perkawinan
pada prinsipnya adalah menyatukan
dua jiwa yang berbeda dan melebur

Halaman

93

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

menjadi satu untuk mencapai tujuan

nafsu (cinta), maka tidak akan dapat

yang sama.21 Yang terjadi apabila

menggunakan akalnya dengan baik

nikah beda agama ini adalah jiwa

(tidak dapat berfikir jernih). Akan

yang ada tidak dapat melebur karena

mudah terbujuk rayu ke dalam

pada

kesesatan

prinsipnya

berbeda.

mereka

adalah

Prinsip-prinsip

yang

berbeda

akan

melahirkan

(murtad)

karena

tidak

menggunakan akal dan fikirannya
dengan

baik.

Maka

yang

yang

pertentangan di dalamnya. Yang ada

demikan tidak ada lagi manfaat yang

tujuan dari perkawinan tersebut tidak

diperoleh selain mudarat yang lebih

akan

besar.

terjuwud

selain

itu

dapat

membuat jiwa menjadi lemah dan

Bertentangan

dengan

konsep

apabila ini terjadi hubungan dengan

pemeliharaan keturunan, tujuan lain

Allah menjadi lemah maka akan

dari

dengan mudah ditarik dari agama

melahirkan

(murtad).

yang

keturunan-keturunan tersebut sebagai

lebih

penerus

Jadi

mudarat

ditimbulkan

akan

menjadi

banyakdari

manfaat

yang

di

suatu

perkawinan

adalah

keturunan.

dari

sebelumnya.

Dimana

umat
Dari

manusia
keturunan

tersebutlah yang nantinya diharapkan

dapatnya.
Yang ketiga yaitu bertentangan

menjadi lebih baik.
Baik itu laki-laki muslim

dengan konsep pemeliharaan akal,
membedakan

dengan ahlu kitab maupun yang

manusia dengan makhluk lainnya.

bukan. Pada zaman Nabi Muhammad

Allah meanugerahkan akal kepada

SAW ketika perkawinan dilakukan

manusia untuk digunakan sebaik-

denagn

baiknya.

mengharuskan

akal

adalah

yang

Akal

yang

telah

terkontamiinasi oleh doktrin-doktrin
21

Dalam Kompilasi Hukum Islam
perkawinan bertujuan untuk mewujudkan
kehidupan rumah tangga yang sakinah,
mawadah dan rahmah. Tidak berbeda jauh
dengan yang diatur dalam Undang-Undang
Pokok Perkawinan yaitu Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
1974
tujuan
perkawinanadalah
membentuk
keluarga(rumah tangga) yang bahgia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.

berbeda

agama

untuk

Nabi

keduanya

memilki keyakinan agama yang sama
karena hal yang demikian ini akan
berdampak bagi kehidupan mereka
selanjutnya

dimana

perkawinan

adalah menyatukan dua jiwa yang
berbeda untuk selanjutnya menjadi

Halaman

94

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

satu di jalan Allah dan menegakkan
syariah.

Nikah Beda Agama Dalam Hak

Yang

terakhir

ialah

bertentangan

dengan

konsep

Pemikiran tentang Hak Asasi

pemeliharaan

terhadap

harta,

Manusia atau HAM ditengarai telah

seseorang yang menikah berbeda

muncul sejak beberapa abad yang

agama maka diantara mereka tidak

lalu, sebagaimana termuat di dalam

dapat

Dengan

Magna Charta (1215), Petition of

demikaian tidak terjadi pemeliharaan

Rights (1628) dan Bill of Rights

terhadap harta. Bila ini terjadi maka

(1689). Terminologi human rights

berdampak

pula

dengan

antara lain muncul sebagai pengganti

keturunannya

karena

terhadap

dari istilah Rights of Man, Rights of

saling

mewarisi.

keturunannya pun tidak dapat saling

Asasi Manusia

Woman atau Natural Rights.23

mewarisi. Karena perbedaan agama

Sebagai salah satu prestasi

mengugurkan hak saling mewarisi.

kemanusiaan terbesar setelah Perang

Dengan begitu keadilan akan tidak

Dunia ke II adalah konseptualisasi

tercapai manakala anak yang satu

dan penyebaran Deklarasi Universal

mendapatkan

Hak

warisan

Asasi

Manusia

pada

10

sedangkanyang lainya tidak karena

Desember

kedua orang tua mereka memilki

bersamaan dengan dua Kovenan

agama yang berbeda.22 Bukannya

Internasional

yang demikan terdapat

Covenant on Civil and Political

mudarat

yang lebih besar.

1948.

Deklarasi

yaitu

itu,

International

Rights dan International Covenant

Terhadap kawin beda agama

on Economic, Social, Cultural Right

tidak ada satupun manfaat yang akan

tahun 1966 secara umum kemudian

diperoleh karena mudarat yang di

dikenal sebagai International Bill of

dapat lebih banyak. Untuk itulah

Human

islam melarang nikah beda agama

Deklarasi dan dua Kovenan itu

karena tujuan yang akan diperoleh

merupakan usaha bersama untuk

Right.

Secara

umum

tidak ada.
23

22

M. Karsayuda, Perkawinan
Beda Agama Menakar Nilai-Nilai Keadilan
Kompilasi Hukum Islam, Ctk. Pertama,
Total Media, Yogyakarta, 2006, hlm. 90.

Mudiarti
Trinaningsih,
Relevansi
Kepastian
Hukum
dalam
Mengatur perkawinan Beda Agama di
Indonesia, Ctk. Pertama, CV Utomo,
Bandung, 2007, hlm. 64.

Halaman

95

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

mewujudkan dunia yang lebih baik,

Human Right in Islam (CDHRI-

berkeadilan

1990)

dan

internasional

kerjasama

yang berguna bagi

yang

dikeluarkan

oleh

Organisasi Konferensi Islam (OKI)
tahun 1990.25

semua. 24
pada

Ada 25 poin penting yang

bertentangan

diatur dalam Cairo Declaration of

dengan Hak Asasi Manusia, bahkan

Human Right in Islam (CDHRI-

sangat

1990) yaitu : 26

Selain
hakekatnya

itu

Islam

tidak

menghormati

hak

dan

kebebasan manusia. Jika prinsip-

1. Manusia adalah satu keuarga

prinsip dalam Al-Qur’an disarikan

tidak

maka terdapat banyak poin yang

diskriminasi.

sangat mendukung prinsip universal

boleh

2. Hak

ada

bentuk

kehidupan

dan

hak asasi manusia. Prinsip-prinsip itu

keselamatan

kemudian tertuang dalam berbagai

terjamin serta tanggungjawab

pertemuan

pihak

umat

Islam.

Yang

pertama adalah Universal Islamic
Declaration of Right, diadakan oleh

seseorang

berkuasa

menentukannya.
3. Dilarangan membunuh pihak

dan

yang tak terlibat, orang tua,

sebuah

wanita dan anak-anak saat

Konferensi di London tahun 1981

berperang. Orang tua harus

yang diikrarkan secara resmi oleh

diberi perawatan. Selain itu

UNISCO di Paris. Deklarasi itu

juga

berisi 23 pasal mengenai hak-hak

tanaman

asasi

pohon.

sekelompok
pemimpin

cendekiawan
Islam

manusia

dalam

menurut

Islam.

dilarang
atau

merusak
menebang

Deklarasi London kemudian diikuti

4. Hak mendapatkan nama baik.

oleh Deklarasi Universal HAM Islam

5. Hak

yang bernama Cairo Declaration of
Hamid Fahmy Zarkasyi, “Hak
Dan
Kebebasan
Beragama
(Dalam
Perspektif
Islam,
DUHAM
dan
keindonesiaan)”, Makalah disampaikan
dalam Lokakarya Nasional Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia, 10 tahun Reformasi,
Quo Vadis Pemajuan dan Penegakan HAM
di Indonesia, Hotel Borobudur, Jakarta 8-11
Juli 2008, hlm. 1.

untuk

menikah

dan

mendirikan keluarga.
6. Hak

wanita

adalah

sama

24

dengan pria dan menikmati
hak-hak untuk dinikmati serta
25

Ibid.
www.google.com/articledetail.php.htm. diakses pada tanggal
26

Halaman

96

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

tanggungjawab.

Suami

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

14. Hak setiap manusia untuk

bertanggungjawab

mendapat keuntungan tanpa

menanggung

monopoli atau penipuan dan

keluarganya

penindasan serta melarang

serta kebajikan.
7. Sejak dilahirkan anak-anak

riba.

memiliki hak. Bayi dalam

15. Hak

kepemilikan

asal

kandungan serta ibunya harus

diperoleh secara sah menurut

dilindungi dan diberi layanan

perundangan.
16. Hak mendapatkan jaminan

khas.
8. Setiap

manusia

menikmati

berhak

perlindungan

atas

setiap

usaha

yang

hasil

atau

mendatangkan

pemilikan secara sah adalah

perundangan.
9. Hak memperoleh ilmu adalah

dilindungi.

suatu

tanggungjawab

dan

17. Setiap manusia berhak untuk

tugas

masyarakat

dan

hidup di dalam lingkungan

untuk

yang bersih serta aman dan

pemerintah
menyelenggarakan

negara

wajib

pendidikan.

menyediakannya.
untuk

18. Setiap manusia berhak untuk

mempengaruhi Muslim untuk

hidup dalam suasana yang

pindah agama.

aman bagi dirinya, agamanya,

10. Melarang

11. Melarang

siapapun

penjajahan

penindasan

dan

terhadap

tanggungannya

dan

sebagainya.
19. Setiap individu adalah sama

siapapun.
12. Hak kebebasan bergerak.

di depan perundangan dan

13. Hak mendapatkan perkerjaan

berhak

serta

keadilan.

keselamatan diri di tempat

20. Melarang

yang

kerja.

dipilih

Tak

boleh

ada

mendapatkan

penahanan

pembatasan

diskriminasi di antara wanita

seseorang

dan pria dalam urusan kerja,

perundangan.

atau

pergerakan
tanpa

kuasa

upah atau lainnya.

Halaman

97

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

21. Melarang

pengambilan

tebusan bagi apa tujuan pun.
22. Setiap manusia berhak untuk

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

hak mengganti agama. Selain itu
pasal

DUHAM27

16

tentang

perkawinan beda agama juga tidak

bersuara asalkan ia tidak

dapat

diterima

bertentangan dengan prinsip

muslim.

oleh

kalangan

Soal perkawinan beda agama

Syariah.
penyalahgunaan

yang oleh kaum muslim tidak dapat

kuasa dan menegaskan bahwa

diterima dapat dilihat dalam konsep

setiap manusia berhak terlibat

HAM

dalam pengurusan negaranya.

individualisme, konsep kolektivisme

24. Setiap hak dan kebebasan

dan konsep personalisme.28 Konsep

23. Melarang

itu

sendiri

yaitu

seperti yang termaktub dalam

individualisme

deklarasi itu tunduk pada

makna

Syariah Islam.

mempunyai kebebasan yang seluas-

25. Memperingatkan

bahwa

yang

konsep

setiap

mengadung

pribadi

manusia

luasnya dan tidak seorangpun dapat

hanya Syari'ah Islam boleh

menggangunya.

dijadikan

pemerintahpun

tidak

boleh

mencampurinya

kecuali

untuk

untuk

sumber

rujukan

mendapatkan

Bahkan

penjelasan mengenai perkara-

melindungi kebebasan individu yang

perkara di dalam CDHRI.

lainnya. Berbeda dengan konsep
kolektivisme

Lahirnya Cairo Declaration of

makna

yang

bahwa

mengandung

masyarakatadalah

Human Right in Islam ini awalanya

suatu kolektivitas yangberkembang

dikarenakan umat Islam dan negara-

dan

negara Islam secara umum dapat

kekuatan yang mekanis di luar

menerima Universal Declaration of

kehendak

Human
Deklarasi

Rights

(UDHC)

Universal

atau
HAM

(DUHAM) diterima. Namun ada
poin yang menjadi masalah bagi
umat Islam adalah pasal 18 yakni
pasal mengenai hak beragama dan

digerakkan

oleh

individu.

kekuatan-

Konsep

27
Berbunyi (1) setiap laki-laki dan
perempuan,
tanpa
diskriminasi
ras,
kebangsaan atau agama, mempunyai hak
untuk kawin dan mendirikan rumah tangga.
Mereka mempunyai hak yang sama ketika
dan sesudah melangsungkan perkawinan. (2)
Perkawinan harus dilaksanakan dengan
bebas dan dengan persetujuan kedua belah
pihak
28
Mudiarti Trinaningsih., op. cit.,
hlm 82

Halaman

98

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

personalisme

yang

mencoba

eksistensi manusia itu sendiri yang

konsep

relatif atau nisbi dihadapan Tuhan,

konsep

karena

pribadi

eksistensi manusia lainnya. Upaya

mempertemukan
individualisme
kolektivisme
manusia

dan
melihat

tidak

dapat

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

dipandang

alam

untuk

sekitarnya,

melampaui

keterbatasan

sebagai individu yang berdaulat dan

manusiawi

juga tidak dapat dipandang sebagi

berbahaya. Berbahaya bukan pada

kolektivisme.

Yang Maha Tak Terbatas, yaitu

Yaitu

yang

memandang pribadi manusia sebagai

adalah

karena

ilusi

yang

Tuhan tapi pada manusia sendiri.30
Perbedaan

personal sosial.

mendasar

yang

islam

diatur dalam Dekalarasi Universal

kaitannya dengan kebebasan yang

Hak Asasi Manusia dengan yang

merupakan bagian terpenting dari

diatur dalam Cairo Declaration of

hak asasi manusia, Islam dengan

Human Right in Islam yaitu tentang

jelas telah memposisikan manusia

hak untuk menikah dan mendirikan

pada tempat yang mulia. Manusia

keluarga.

adalah

diberi

Declaration of Human Rights setiap

makhluk-

orang (laki-laki dan perempuan)

makhluk yang lain. Ia diciptakan

memilki hak untuk menikah tanpa

dengan sebaik-baik ciptaan.29

memandang suku, kebangsaan dan

Dilihat dalam konsep

makhluk

keutamaan

yang

dibanding

Namun di dalam masalah

Didalam

agama sedangakan

Universal

dalam

Cairo

kebebasan hanya Tuhanlah pemiliki

Declaration of Human Right in Islam

kebebasan dan kehendak mutlak.

hak

Manusia, meski diciptakan sebagai

memandang ras dan kebangsaan.

makhluk

Dan perbedaan agama dapat menjadi

yang

utama

diantara

untuk

ia

penghalang

diberi kebebasan terbatas, sebatas

perkawinan.

makhluk-makhluk

yang

lain,

menikah

untuk

tanpa

ikatan

suatu

kapasitasnya sebagai makhluk yang

Komunitas Islam liberal melihat

hidup dimuka bumi yang memiliki

nikah beda agama adalah sesuatau

banyak keterbatasan. Keterbatasan

yang wajar dan sah-sah saja karena

manusia

karena
29

pertama-tama

Kami ciptakan manusia
sebaik-baik ciptaan… (QS 95:4)

30
Hossein Nasr, Seyyed, Islamic
Life and Thought, George Allen & Unwin,
London, Boston, Sydney, 17-18.

Halaman

99

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

mereka mengacu dan menjadikan

muslim maka hukum dari nikah

Universal Declaration of Human

tersebut adalah tidak sah (haram),

ukurnya.

apabila laki-laki muslim menikah

Dengan kata lain bahwa menikah

dengan wanita non muslim (musyrik)

adalah setiap orang tanpa adanya

maka

diskriminasi

tersebut adalah nikah tidak sah

sebagai

Rights

tolak

suku,

kebangsaan

hukum

dari

pernikahan

(haram).

apalagi agama.

Terakhir
antara

PENUTUP
Masalah nikah beda agama

laki-laki

yaitu

pernikahan

muslim

dengan

wanita muslim (ahli kitab) awalnya

agaknya akan tetap menjadi masalah

dapat

selama setiap orang tidak memilki

pengecualian

pandangan yang sama. Bukan berarti

memiliki iman yang cukup kuat

setiap orang

dimana dengan adanya pernikahan

diharuskan untuk

dibolehkan

dengan

laki-laki

muslim

sama.

tersebut dimungkinkan untuk dapat

Setidaknya pandangan dari kaum

menarik wanita non muslim tadi

ulama yang memilki keilmuan lebih

mengikuti agama laki-laki muslim.

agaknya harus terus berfikir dan

Jadi tidak sembarangan laki-laki

menggali agar di dapatkannya suatu

muslim

keadilan yang hakiki dan itu tidak

wanita muslim. Akan tetapi karena

bertentangan dengan hukum syari’ah.

perkawinan antara laki-laki muslim

memilki

pandangan

yang

dapat

menikah

dengan

nikah

dengan wanita non muslim (ahli

beda agama adalah tidak sah dengan

kitab) sering dijadikan alat oleh

melihat kondisi saat ini, mengacu

orang-orang yang bukan islam untuk

pada Al Qur’an Surat Al Baqarah

melakukan

ayat 221, Al Mumtahanah ayat 10

pernikahan beda agama harus dijauhi

dan Al Maidah ayat 5. Dalam

dan ditetapkan haram.

Kesimpulan

berbagai

penulis

penafsiran

ketiga

membahas seputar nikah beda agama

menikah

apabila
dengan

wanita

muslim

laki-laki

maka

31

Dengan

ayat

tersebut yang sering digunakan untuk

adalah

permutadan

non

31

Jaih Mubarok, Modernisasi
Hukum Perkawinan di Indonesia, Ctk.
Pertama, Pustaka Bani Quraisy, Bandung,
2005, hlm. 101 sebagaimana dikutip dalam
Yusuf Basri, Fatwa Ulam aOrmas Islam
tentang Pernikahan Beda Agama (MUI,
Muhammadiyah, Persis, dan NU), IAIN
SGD, Bandung, 2004, hlm. 188-189.

Halaman

100

Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016

ISSN ELEKTRONIK 2477-0124

demikan konsep dari Al Maqasid As
Syariah sebagai pegangan untuk
dapat diterapkan dan terus dijaga.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abddul Ghofur
Anshori dan
Yulkarnain Harahab. 2008.
Hukum Islam Dinamika dan
Perkembangannya
di
Indonesia, Ctk. Pertama, Kreasi
Total Media, Yogyakarta.
Ensiklopedi Hukum Islam, PT Ichtiar
Baru Van Hoeve, Jakarta.
Jaih Mubarok. 2005. Modernisasi
Hukum
Perkawinan
di
Indonesia,
Ctk.
Pertama,
Pustaka
Bani
Quraisy,
Bandung.
Masjfuk Zuhudi. 1994. Masail
Fiqhiyah, Ctk. Ketujuh, PT
Gunung Agung, Jakarta.
Moh. Daud Ali. 1998. Pengantar
Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia, Ctk.
Keenam, PT. Raja Grafindo
Utama, Jakarta.

Makalah
Hamid Fahmy Zarkasyi, “Hak Dan
Kebebasan Beragama (Dalam
Perspektif Islam, DUHAM dan
keindonesiaan)”,
Makalah
disampaikan dalam Lokakarya
Nasional Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia, 10 tahun
Reformasi,
Quo
Vadis
Pemajuan dan Penegakan
HAM di Indonesia, Hotel
Borobudur, Jakarta 8-11 Juli
2008.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Undang-Undang
Pokok Perkawinan
Kompilasi Hukum Islam
Cairo Declaration of Human Right in
Islam (CDHRI-1990)
Data Elektronik
Imam Hurmain, Pernikahan Beda
Agama dalam Perspektif Jaringan
Islam
Liberal.
http://
www.google.com.pernikahanlintasag
ama.pdf

M. Karsayuda. 2006. Perkawinan
Beda Agama Menakar NilaiNilai
Keadilan
Kompilasi
Hukum Islam, Ctk. Pertama,
Total Media, Yogyakarta.
Mudiarti
Trinaningsih.
2007.
Relevansi Kepastian Hukum
dalam Mengatur perkawinan
Beda Agama di Indonesia, Ctk.
Pertama, CV Utomo, Bandung.
Qur’an Karim Dan Terjemahan
Artinya. 2004. ctk ketiga, UII
Press, Yogyakarta.

Halaman

101