Sistem Pasar Bebas dan Kebijakan Pemerin

Sistem Pasar Bebas
dan Kebijakan
Pemerintah

Oleh: Psi

Filosofi dan Ciri-Ciri Sistem Pasar
Bebas
• Invisible hand (tangan gaib) yaitu apabila
masyarakat diberi kebebasan untuk
melakukan kegiatan ekonomi maka
kebebasan ini akan mewujudkan efisiensi
yang tinggi.
• Pemerintah hanya berperan menyediakan
dan mengembangkan infrastruktur dan
menjalankan administasi pemerintahan.

Corak Kegiatan Ekonomi Pasar
Bebas



Analisis keseimbangan sebagian dan
keseimbangan umum
a. Keseimbangan sebagian: pasar barang dan
pasar faktor produksi
b. Analisis keseimbangan umum: interaksi
diantara berbagai pasar

Analisis Keseimbangan Mengatasi
Masalah Pokok Ekonomi
1. Barang apakah yang perlu diproduksikan
dan dalam jumlah berapa?
2. Bagaimana berbagai jenis barang tersebut
diproduksikan?
3. Untuk siapakah barang tersebut
diproduksikan?

Kebaikan Ekonomi Pasar Bebas
a.

Faktor-faktor produksi akan digunakan dengan

efisien.
b. Kegiatan ekonomi dalam pasar diatur dan
diselaraskan dengan efisien.
c. Pertumbuhan ekonomi yang kuat akan dapat
diwujudkan .
d. Pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan
melakukan kegiatan ekonomi yang disukainya.

Faktor Produksi Dialokasikan
secara Efisien
• Ekonomi pasar bebas tidak mungkin
menggunakan faktor produksi secara
berimbang pada berbagai sektor, wilayah
dan kegiatan sehingga akan muncul
ketidakseimbangan. Satu bidang lebih maju
dari bidang yang lain sehingga pemerataan
pendapatan semakin sulit dicapai.

Efisiensi Penggunaan Faktor
Produksi

• Efisiensi alokatif yaitu
suatu perusahaan
dikatakan mencapai
efisiensi alokatif
apabila tingkat
harganya sama dengan
biaya marjinal.

• Efisiensi produktif
yaitu jika suatu
perusahaan dapat
mencapai biaya
produksi yang paling
minimum. Secara
teoritis dicapai oleh
pasar yang bersaing
sempurna (pasar
bebas).

Keburukan Sistem Ekonomi

Pasar Bebas
1. Akibat-akibat external yang merugikan.
2. Kekurangan produksi barang publik dan
barang merit.
3. Menciptakan kekuasaan monopoli dalam
pasar.
4. Kegagalan membuat penyesuaian dengan
efisien.
5. Distribusi pendapatan tidak merata.

1. Akibat Eksternal yang
Merugikan
• Akibat ini muncul karena perusahaan
diharuskan mencapai efisiensi yang tinggi
sehingga biaya sosial kurang diperhatikan
misalnya membuang limbah tanpa melalui
cara yang aman tetapi langsung ke sungai
atau ke tanah sehingga air tanah di sekitar
perusahaan tidak bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat.


2. Kekurangan Barang Publik
dan Barang Merit
• Barang publik yaitu barang yang penggunaannya
dilakukan secara bersama relatif tidak bisa
disediakan jika tanpa campur tangan pemerintah
karena bagi swasta pembuatan barang publik
adalah sia-sia.
• Barang merit yang baik (merit goods) misalnya
pendidikan kurang diperhatikan oleh pengusaha
yang menganut pasar bebas sebab tidak
mendatangkan hasil yang dinginkan (efisiensi dan
laba).

3. Menciptakan Kekuasaan
Monopoli dalam Pasar
• Sebuah perusahaan yang bersaing bebas dan
memenangkan persaingan akan tumbuh
sebagai monopoli. Jika tidak dikontrol
pemerintah, monopoli ini akan

menyengsarakan masyarakat.

4. Kegagalan Membuat
Penyesuaian dengan Efisien
• Apabila terdapat masalah dalam
perekonomian (misalnya pengangguran)
maka sistem pasar bebas akan bekerja
dengan membuat upah menjadi merosot
sehingga keseimbangan permintaan dan
penawaran seimbang kembali. Pada
kenyataannya mekanisme kurang berjalan.

5. Distribusi Pendapatan Terbagi
dengan Tidak Merata
• Pasar bebas akan melahirkan pemenang
yaitu sebagian pihak yang bekerja lebih
efisien, pekerja yang lebih trampil dan
produktif dan merekalah yang
berpenghasilan lebih tinggi. Sebagian besar
yang lain berpenghasilan rendah karena

kurang efisien, kurang trampil dan kurang
produktif.

Bentuk-Bentuk Campurtangan
Pemerintah
1. Membuat dan melaksanakan peraturan
dan undang-undang.
2. Secara langsung melakukan kegiatan
ekonomi.
3. Melakukan kebijakan fiskal dan moneter.

1. Membuat Peraturan dan
Undang-Undang
• Tujuan utamanya adalah mempertinggi
efisiensi mekanisme pasar.
• Sebagai penghalang agar kekuasaan
monopoli yang berpotensi merugikan
konsumen dapat dihindari.

2. Terlibat Langsung dalam

Kegiatan Ekonomi
• Ada suatu jenis usaha yang baru bisa
menikmati skala ekonomis jika beroperasi
dalam skala yang sangat besar, untuk jenis
usaha ini tidak ada salahnya jika pemerintah
terlibat dalam bisnis ini misalnya maskapai
penerbangan, pembuatan pelabuhan dll
yang jika dilakukan swasta kurang efisien.

3. Melakukan Kebijakan Fiskal
dan Moneter
• Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang ditempuh
pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian
dengan melakukan perubahan pada pengeluaran
pemerintah, pajak atau subsidi.
• Kebijakan moneter adalah kebijakan yang
ditempuh pemerintah untuk mempengaruhi
perekonomian dengan melakukan perubahan pada
jumlah uang beredar dan suku bunga.


Tujuan Ditetapkanya Kebijakan
Fiskal dan Moneter
1. Untuk mengatasi masalah-masalah
makroekonomi misal pengangguran, kenaikan
harga dan pertumbuhan ekonomi yang kurang
memuaskan.
2. Untuk menjamin agar faktor produksi
dialokasikan pada berbagai kegiatan ekonomi
secara efisien.
3. Untuk membantu terciptanya distribusi
pendapatan yang lebih merata.

Masalah Pengangguran
• Ekonomi pasar bebas gagal mengatasi
masalah pengangguran (kasus depresi di
Inggris) yang membuat JM.Keynes
mengusulkan perlunya campurtangan
pemerintah.

Tujuan Umum Campurtangan

Pemerintah
1. Mengawasi agar akibat eksternal yang merugikan
dapat dihindari.
2. Menyediakan barang publik yang cukup dan
dengan harga yang murah.
3. Mencegah terjadinya monopoli yang merugikan
masyarakat.
4. Mencegah terjadinya praktek penindasan dan
ketidak setaraan dalam masyarakat.
5. Memastikan tercapainya pertumbuhan ekonomi
yang kuat.

STUDI KASUS

Cegah Spekulasi, Pemerintah Akan Tetapkan Batas Atas Harga Tanah
Per Meter
Kamis, 19 Maret 2015 | 20:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Rencana


pemerintah menghapus Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
akan dibarengi dengan aturan baru, yaitu batas atas harga tanah-bangunan. Aturan
baru itu dibuat untuk mencegah terjadinya spekulasi harga tanah per meter di suatu
daerah.
"Kita ingin tingkatkan (konsep Zona Nilai Tanah) menjadi suatu batas atas. Sehingga
ini menjadi instrumen pengendalian yang kita update tiap tahun, yang kemudian
siapapun tidak boleh melakukan spekulasi (harga tanah) terlalu leluasa, ya kan.
Melakukan sebuah lompatan-lompatan yang tanpa terkendali menetapkan harga per
meter," ujar Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursydan Baldan di Kantor
Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Dia menjelaskan, saat ini dalam sistem tanah di Indonesia sudah ada Zona Nilai Tanah
di mana mencatat besaran harga tanah setiap daerah. Menurut Ferry, besaran harga
tanah dalam Zona Nilai Tanah selalu di-update oleh Kementerian Agraria dan Tata
Ruang yang dulu bernama Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Seperti di Yogyakarta, kita tahu nih daerah sini daerah sini harga per meternya berapa,
tiap tahun kita update. Itu adalah sesuatu patokan yang kita sampaikan dalam
konteks bila ada proses ganti rugi," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini pemerintah terus mengkaji rencana
penghapusan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
bagi masyarakat tak mampu. Menurut Ferry, rencana penghapusan PBB dan NJOP
itu tak pernah ditentang Pemerintah Daerah.
"Enggak ada (Pemerintah Daerah yang menolak), mungkin itu karena seakan-akan
dihapuskan PBB-nya. Padahal kan yang kita ajukan adalah bagaimana PBB kan
tanah, jadi masyarakat yang tidak mampu bayar PBB... jangan sampai
ketidakmampuan membayar pajak itu menjadi alat pengusir rakyat dari tanah
miliknya," ucapnya.
Dia melanjutkan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang memiliki kajian bahwa
kepemilikan tanah adalah hak warga negara. Oleh karena itu dia tak ingin ada
masyarakat yang terusir dari tanahnya karena tak bisa bayar pajak. F
erry memastikan, kebijakan PBB dan NJOP masih akan berlaku bagi setiap warga
negara yang mampu membayar pajak dan bagi bangunan komersial. Jadi kata dia,
kebijakan itu tak akan mengurangi pendapatan daerah.

Daftar Pustaka


Sukirno Sadono.1998.Pengantar Teori Mikroekonomi
Edisi Kedua.Jakarta:Rajawali Pers