BATIK SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL. docx

PAP E R
BATIK SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila
Pengampu: IGB Wirya Agung

Oleh:
Ni Made Ratna Putri Udiani (1504505011)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2016

1

2

Kata Pengantar
“Om Swastyastu”
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa

karena atas berkat dan rahmatNyalah maka saya bisa menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Batik sebagai
Identitas Nasional” . Saran dipelukan untuk membangun. Mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah bersedia membantu dalam
pembuatan makalah ini. Dan tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Pak
Wirya Agung selaku dosen pada mata kuliah “Kewarganegaraan” yang telah
memberikan dorongan kepada kami untuk membuat makalah ini.
“Om Santih, Santih, Santih Om”
Denpasar, 8 Mei 2016
Penulis

3

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................................... iii
Daftar Isi..................................................................................................................... iv
BAB I


Pendahuluan....................................................................................... 1
1.1.......................................................................................................Lat
ar Belakang................................................................................... 1
1.2.......................................................................................................Ru
musan Masalah............................................................................. 2
1.3.......................................................................................................Tuj
uan ............................................................................................... 2
1.4.......................................................................................................Ba
tasan Masalah .............................................................................. 3
1.5.......................................................................................................Sis
tematika Penulisan ...................................................................... 3

BAB II

Pembahasan ....................................................................................... 4
2.1. Landasan Teoritis........................................................................ 4
2.1.1 Pengertian Identitas Nasional ................................................... 4
2.1.2 Pengertian dan Sejarah Batik ................................................... 4
2.1.3 Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional ........... 6
2.2 Pembahasan ................................................................................. 6

2.2.1 Pengertian Identitas Nasional ................................................... 6
2.2.2 Faktor-faktor Pedukung Lahirnya Identitas Nasional .............. 7
2.2.3 Proses Terbentuknya Identitas Nasional ................................... 8
2.2.4 Pentingnya Mengetahui Identitas Nasional .............................. 9
2.2.5 Sejarah Batik sebagai Identitas Nasional ................................. 10
2.2.6 Peran Batik sebagai Identitas Nasional .................................... 12
2.2.7 Cara Melestarikan Batik sebagai Identitas Nasional ................ 12

BAB III

Penutup ............................................................................................. 14

4

3.1.Kesimpulan ................................................................................. 15
3.2. Saran ........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
ARTIKEL

5


BAB I
PENDAHULUAN

BAB I pada makalah ini membahas tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah dan sistematika penulisan yang digunakan
untuk menyelesaikan
1.1

Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap makhluk hidup didunia ini

memerlukan identitas atau jatidiri. Selain berfungsi sebagai penjelas dari kepribadian
seseorang terhadap orang lain, identitas atau jatidiri juga dapat diperlukan dalam
berinteraksi. Sebab dalam setiap interaksi masing-masing pelaku mengambil suatu
posisi dan berdasarkan posisi-posisi tersebut masing-masing pelaku menjalankan
peranan-peranan mereka sesuai dengan struktur interaksi yang tengah berlangsung.
Begitu juga dengan suatu negara yang masih memerlukan identitas atau jatidiri
sebagai pengenalan dan penjelas kepribadian dari satu negara ke negara lain.
Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya.

Agar dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas
Nasional Indonesia. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu
hal sehingga menunjukkan suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal
lain. Nasional berasal dari kata nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan
kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan
serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan Identitas Nasional Indonesia
adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan
bangsa-bangsa lain di dunia.Uraiannya mencakup :1.identitas manusia Manusia
merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal dan monopluralistik.
Keadaan manusia yang multidimensional, paradoksal dan sekaligus monopluralistik
tersebut akan mempengaruhi eksistensinya.

1

Identitas atau jatidiri dapat terlihat ketika sedang melakukan suatu interaksi.
Interaksi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan kelompok
orang lainnya yang berupa tindakan sehingga dapat menandakan adanya hubungan
antar pelaku. Olehkarena itu, seseorang dapat dikatakan mempunyai identitas atau
jatidiri tertentu karena adanya pengakuan dari orang lain yang telah melakuakan
interaksi dengannya. Begitupula dengan negara, dapat dikatakan suatu negara itu

memiliki suatu identitas atau jatidiri negara karena adanya pengakuan oleh negara
lain dalam interaksi yang telah berlangsung.
1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah “Batik sebagai Identitas Nasional” adalah

sebagai berikut.
1.

Bagaimana pengertian dari Identitas Nasional.

2.

Bagaimana faktor-faktor pendukung lahirnya Identitas Nasional.

3.

Bagaimana proses terbentuknya Identitas Nasional.


4.

Bagaimana pentingnya mengetahui Identitas Nasional.

5.

Bagaimana sejarah batik sebagai Identitas Nasional.

6.

Bagaimana peran batik sebagai Identitas Nasional.

7.

Bagaimana cara melestarikan batik sebagai Identitas Nasional.

1.3

Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas Nasional” adalah


sebagai berikut.
1.

Dapat mengetahui pengertian dari Identitas Nasional.

2.

Dapat mengetahui faktor-faktor pendukung lahirnya Identitas Nasional.

3.

Dapat mengetahui proses terbentuknya Identitas Nasional.

4.

Dapat mengetahui pentingnya Identitas Nasional.

5.


Dapat mengetahui sejarah batik sebagai Identitas Nasional.

6.

Dapat mengetahui peran batik sebagai Identitas Nasional.

2

7.

Dapat mengetahui cara melestarikan batik sebagai Identitas Nasional

1.4

Batasan Masalah
Batasan masalah berfungsi agar penulisan atau pembahasan di dalam

makalah ini Bocus pada masalah yang diajukan pada rumusan masalah saja dan tak
melebar kemana-mana. Adapun batasan masalah dari pembuatan makalah ini yaitu
batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian

dari budaya Indonesia yang berperan sebagai Identitas Nasional bangsa Indonesia
yang harus dijaga kelestariannya.
1.5

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas

Nasional” adalah sebagai berikut.
1.

BAB I : PENDAHULUAN
BAB I mendeskripsikan hal-hal yang menjadi latar belakang,
perumusan masalah, batasan masalah, manfaat serta sistematika penulisan
makalah

2.

BAB II : PEMBAHASAN
BAB II berisi landasan teoritis yang berisi tentang pembahasan dan
penelitian tentang ilmu ataupun teori yang sudah pernah dibahas oleh para


ahli

berkaitan dengan tema ”Identitas Nasional”, serta di BAB II juga berisi
pembahasan tentang data yang diperoleh dan dikaitkan dengan ilmu atau

teori

yang sudah ada pada landasan teoritis.

3.

BAB III : KESIMPULAN
BAB III berisi kesimpulan dari hasil pembahasan keseluruhan dan

saran

untuk perbaikan agar makalah dengan tema “Identitas Nasional” menjadi
lebih baik.

3

BAB II
PEMBAHASAN

BAB II berisi tentang beberapa teori-teori yang berhubungan dengan
pembuatan makalah yang membahas definisi-definisi serta berisi pembahasan
berdasarkan landasan teori yang dipaparkan sebelumnya,
2.1

Landasan Teoritis
Landasan teoritis dalam pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas

Nasional” adalah sebagai berikut.
2.1.1

Pengertian Identitas Nasional
Menurut Ismaun (1981: 6), pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya

pertama kali muncul dari pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami
jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan
interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah
laku, serta karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut dengan manusia
lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai
suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor

biologis,

psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku
tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada
seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh
karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang
dalam hubungan dengan manusia lain.
Menurut Parsudi Suparlan, identitas atau jatidiri dapat diartikan sebagai
“pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam suatu
golongan yang dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-ciri yang merupakan
suatu satuan bulat dan menyeluruh, serta menandainya sehingga ia dapat dimasukkan
dalam golongan tersebut.”
2.1.2

Pengertian Batik dan Sejarah Batik

4

Menurut Yudoseputro (2000 : 98) bahwa batik berarti gambar yaang ditulis
pada kain dengan mempergunakan malam sebagai media sekaligus penutup kain
batik. Selain itu, seorang ahli seni rupa mengemukakan bahwa seni batik merupakan
hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi nilainya. Karena itu sudah selayaknya
ditingkatkan dan dikembangkan (Widodo, 1983 : 1). Adapun sebuah buku yang
mengatakan bahwa batik adalah bahan sandang yang dibuat berupa tekstil untuk
keperluan kelengkapan hidup sehari-hari. Tekstil yang dibuat dengan teknik atau
proses batik untuk sandang tersebut, berupa kain penutup badan, hiasan rumah
tangga, dan perlengkapan lain yang semuanya dimaksudkan untuk memperindah.
Menurut Widodo (1982 : 2) bahwa seni Batik tetap hidup subur di Indonesia,
dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Bila kita bandingkan batik yang kita kenal
sekarang dengan batik puluhan tahun yang silam, tidak begitu banyak perubahan ;
baik bahan, cara maupun coraknya. Sifat inilah yang menyebabkan seni batik mudah
dipelajari, dari generasi ke generasi.
Menurut Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan ditinjau dari
sejarah kebudayaan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia
telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2).
Menurut Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta,
mengemukakan bahwa jika ditinjau dari sejarahnya batik di Indonesia telah ada sejak
zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7-9). Kotakota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas,
Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta,
Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo,
Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3).
Menurut Yudaseputro (2000 : 97) bahwa sejarah batik diperkirakan dimulai
pada zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses
perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman
Hindu seni batik merupakan karya seni Istana. Dengan bakuan tradisi yang diteruskan
pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun
estetis, pada zaman Islam dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru.

5

2.1.3

Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia

adalah sebagai berikut.
2.1.3.1 Faktor Objektif
Faktor objekrif yaitu faktor yang meliputi faktor geografis-ekologis dan
demografis.
2.1.3.2 Faktor Subjektif
Faktor subjektif yaitu faktor yang meliputi sosial, politik, dan kebudayaan
yang dimiliki bangsa Indonesia.
2.2

Pembahasan
Pembahasan dalam pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas Nasional”

berisi delapan bahasan yaitu sebagai berikut.
2.2.1

Pengertian Identitas Nasional
Identitas nasional berasal dari kata "national identity" yang dapat di artikan

sebagai "kepribadian internasional" atau "jatidiri nasional".Identitas nasional adalah
jatidiri yang dimiliki oleh suatu bangsa.
Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Kata identitas berasal
dari bahasa Inggris identiti yang memiliki pengerian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau
jati diri yangmelekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan
yang lain. Jadi, pengertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa,
kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam
arti lain juga sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang harus
dijnjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang mengatur
mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang
berkembang semakin dinamis di Indonesia. atau juga Istilah Identitas Nasional adalah

6

suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain.
2.2.2

Faktor-faktor Pendukung Lahirnya Identitas Nasional
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta

keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor munculnya identitas suatu
bangsa adalah sebagai berikut.
1.

Faktor Pertama
Mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya. Bagi

bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama wilayah
serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan
kekhasan

masing-masing.

Kesatuan

tersebut

tidak

menghilangkan

keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal dengan Bhineka Tunggal Ika.
2.

Faktor Kedua
Meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan

bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam
hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang
bersifat dinamis. Pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan
oleh tingkat kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa
dan negaranya. Dalam hubungan ini sangat diperlukan persatuan dan kesatuan
bangsa, serta langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
3.

Faktor Ketiga
Mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya

birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur
bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa
Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Demikian pula
menyangkut biroraksi serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa
meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan.

7

4.

Faktor Keempat
Meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui

memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai
oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori
kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat
bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat
strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat

perjuangan,

pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan
identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa ini. Oleh karena itu
pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya
seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan
dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.
2.2.3

Proses Terbentuknya Identitas Nasional
Ada beberapa unsur-unsur yang berperan dalam membentuk identitas

nasional Indonesia adalah sebagai berikut.
1.

Sejarah
Dibalik Indonesia sebagai negara yang mapan sepeti sekarang, terselip

kejayaan masa lalu ketika zaman kerajaan-kerajaan nusantara yang mempunyai
sejarah yang gemilang yang kini menjadi cambuk bagi masyarakat kekinian. Proses
terbentuknya identitas bangsa Indonesia telah dimulai jauh sebelum Indonesia
merdeka yang berupa nilai-nilai istiadat, kebudayaaan serta religius. Nilai-nilai
tersebut kemudian hari diangkat dan dirumuskan secara formal menjadi Pancasila
yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia
2.

Kebudayaan
Aspek ini diambil dilatarbelakangi oleh Indonesia yang mempunyai nilai-

nilai luhur ilmu. Pengetahuan yang berkembang pesat dari zaman ke zaman adalah

8

salah satu bukti bahwa kebudayaaan mempunyai peranaan penting dalam identitas
sebuah bangsa khususnya Indonesia. Menurut Mr. M Yamin bahwa berdirinya
Negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama
yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. maka dari itu kebudayaan
nenek moyang bangsa ini turut berperan dalam membentuk identitas nasional
Indonesia, karena didalamnya terdapat nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
3.

Suku Bangsa
Indonesia yang kaya akan suku bangsa ini adalah tonggak persatuan dalam

perbedaan yang berasal dari kemajemukan yang diperjuangkan oleh para pendiri
bangsa kita sampai generasi kita dan masa depan. Dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika, para pemimpin negeri ini berusaha mempertahankan kemajemukan
bangsa Indonesia yang merupakan salah satu ciri khas bangsa ini.
4.

Agama
Keragaman agama di Indonesia adalah berkah yang memberikan persatuan

dalam segala makna dalam payung pluralisme serta ditopang dengan UUD dan
Pancasila yang menjamin semua warga negara untuk beragama. Toleransi antar umat
beragama di Indonesia turut berperan dalam penciptaan identitas bangsa.
5.

Bahasa
Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu sebuah bangsa besar ini

adalah identitas yang nyata untuk mempersatukan Indonesia secara besar dalam
keanekaragaman suku bangsa serta budaya.
2.2.4

Pentingnya Mengetahui Identitas Nasional
Sebagaimana diketahui bahwa identitas nasional adalah

jatidiri yang dimiliki oleh warga Negara atau suku bangsa dari suatu
Negara.

Proses

pembentukan

identitas

nasional

umumnya

membutuhkan waktu dan perjuangan panjang diantara warga atau
bangsa yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena identitas
nasional merupakan hasil kesepakatan dari bangsa masyarakat itu
sendiri. Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Sangatlah
9

penting bagi suatu Negara untuk memiliki identitas nasional.
Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat khas dan
menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan
hidup bersama.
Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia
sedang dihadapkan oleh tantangan yang sangat kuat dari kekuatan
internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu
mempertahankan identitas nasional yang menjadi kepribadiannya,
maka bangsa tersebut akan mudah goyah dan terombang ambing
oleh

tantangan

zaman.

Bangsa

yang

tidak mampu

mempertahankan identitas nasional akan menjadi kacau, bimbang
dan kesulitandalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama.
Kondisi suatu bangsa yang sedemikian rupa sudah tentu merupakan
hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk menguasai
bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah tersebut.
2.2.5 Sejarah Batik sebagai Identitas Nasional
Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis
dan "nitik". Jadi kain Baju Batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak
yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan
printing warna. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat
alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan serat
buatan (polyester). Kain yang pembuatan corak Batik Solo dan pewarnaannya tidak
menggunakan teknik ini dikenal dengan kain bercorak batik - biasanya dibuat dalam
skala industri dengan teknik cetak (print) - bukan kain batik. Batik adalah kerajinan
yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia
(khususnya Jawa) sejak lama.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan
mereka dalam membatik Busana Batik dan Blus Batik sebagai mata pencaharian,
10

sehingga di masa lalu pekerjaan membatik Batik Solo adalah pekerjaan eksklusif
perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya lakilaki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik
pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega
Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi
kaum lelaki. Ragam corak dan warna Desain Busana Batik dipengaruhi oleh berbagai
pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan
beberapa corak Busana Batik dan Blus batik hanya boleh dipakai oleh kalangan
tertentu.

Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para

pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti
merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya
adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga
benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga
warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap
mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena
biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing. Teknik
Desain Busana Batik dan membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam.
Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul Batik. Ada yang
menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa
setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak
negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di
Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun
demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari
Indonesia, terutama dari Jawa.
Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak
abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik
masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah
perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan
binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan,

11

relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak
lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal
sekarang ini.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan
variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat
beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong
lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya
sendiri.
2.2.6

Peran Batik sebagai Identitas Nasional
Pergeseran makna batik sebagai identitas, terjadi dalam masayarakat kita.

Misalnya di jaman penjajahan, batik membedakan orang pribumi dengan non
pribumi. Dulu batik dipakai untuk membedakan kelas sosial seseorang, atau
menunjukkan asal daerah seseorang. Tetapi kini makna batik sebagai identitas
mengalami pergeseran dari lingkup daerah ke lingkup nasional, bahkan internasional.
Misalnya, batik menunjukkan identitas orang Indonesia, batik juga berkolaborasi
dengan dengan material lainnya sehingga unsur tradisional menjadi modern, yang
dikenal dengan budaya hybrid. Dari segi fungsi juga mengalami pergeseran. Kalau
dulu batik untuk baju, kemudian bergeser ke interior, bahkan kini bergeser ke product
desain. Lala mencontohkan dalam sebuah lelang, ada mobil yang dicat khusus dengan
corak batik. Atau casing handphone dengan corak batik.
Keberadaan batik sebagai sebagai identitas dan warisan budaya bangsa
Indonesia semakin dekat sejak ditetapkannnya batik sebagai world heritage oleh
UNESCO pada 2 Oktober 2009 dan disambut oleh pemerintah Indonesia dengan
ditetapkannya 2 Oktober sebagai hari Batik Nasional. Dengan demikian
perkembangan ini ada peran pemerintah, masyarakat dan organisasi dalam
masyarakat.
2.2.7

Cara Melestarikan Batik sebagai Identitas Nasional

12

Pengaruh globalisasi dunia menyebabkan budaya luar yang masuk ke
Indonesia dan dampaknya akan mengesampingkan sebagian budaya asli kita. Apalagi
teknologi informasi dan komunikasi sudah sangat canggih seakan menjadi bagian dari
kehidupan kita terutama dikota-kota besar sehingga sangat sulit membendung
pengaruh luar dan jika tidak diambil yang positif, sulit dapat dipadukan dengan
perkembangan kebudayaan kita. Kemajuan informasi dan teknologi ini dimanfaatkan
oleh pecinta batiksebagai sarana pemasaran dan perkembangan budaya batik.
Karena berkurangnya masyarakat yang punya keahlian membatik dan harga
bahan-bahan untuk keperluan batik juga semakin mahal, maka perdagangan produk
batik makin berkurang dan langka. Produksi batik tulis makin menyusut dan hanya
terdapatditempat-tempat tertentu dan terbatas. Produksi batik banyak mengarah pada
seni kriya lukis. Batik tulis sebenarnya juga merupakan perwujudan dari seni kriya
lukis yang penyelesaiannya melibatkan banyak tenaga kerja, oleh karena itu
pelestariannya sangatlah penting.
Salah satu cara pelestarian

agar

anak

cucu

dapat

mengetahui,

mempertahankan dan kreatif memanfaatkan seni kriya batik adalah mengajarkan seni
kriya batik disekolah-sekolah atau mendirikan kursus batik diluar sekolah. Ada
pepatah “tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta” jadi seni kriya batik
ini perlu diperkenalkan kepada anak-anak sedini mungkin, agar tidak punah.
Apabila seni kriya batik yang meliputi peralatan, proses, bahan serta teknik
pewarnaan diberikan sebagai teori bagi para siswa dan dipraktikan maka akan
menghasilkan pengalaman pribadi siswa yang bermanfaat dan mengagumkan jika
dapat direalisasikan. Misalnya ada sekolah kejuruan yang membuka jurusan seni
ktiya batik, maka akan diluluskan pelajar yang mempunyai keahlian membatik tulis
dan suatu saat nanti akan dihasilkan tenaga yang menguasai teknologi pembuatan
batik, tenaga pembuat canting cap batik dari tembaga dan tenaga-tenaga lain dalam
proses pembatikan termasuk pembatik tulis halus.
Sekarang ini sangatlah memprihatinkan bahwa motif-motif batik tidak
dikenal lagi oleh sebagian besar generasi muda, walaupun itu motif-motif yang sangat
sederhana seperti krawung, picis, parang rusak, sidoasih, dan lain-lain.

13

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas Nasional”

adalah sebagai berikut.
1.

Identitas nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh suatu bangsa.

2.

Faktor-faktor munculnya identitas suatu bangsa terdiri dari empat faktor

3.

Unsur-unsur yang berperan dalam membentuk identitas nasional Indonesia
yaitu sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama, dan Bahasa.

4.

Identitas nasional sangat diperlukan supaya suatu bangsa

dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal hal yang
menjadi cita cita dan tujuan hidup bersama.
5.

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak
abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar.

6.

Batik sebagai world heritage oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 dan
pemerintah Indonesia dengan ditetapkannya 2 Oktober sebagai hari Batik
Nasional.

14

7.

Cara pelestarian agar anak cucu dapat mengetahui, mempertahankan

dan

kreatif memanfaatkan seni kriya batik adalah mengajarkan seni kriya batik
disekolah-sekolah atau mendirikan kursus batik diluar sekolah.
3.2

Saran
Diperlukannya kerjasama dari pemerintah, masyarakat, dan dari diri sendiri

untuk memerangi pengikisan identitas nasional. Hal pertama yang harus dilakukan
adalah menumbuhkan kembali sifat-sifat identitas nasional kedalam pribadi manusia
itu sendiri melalui batik sebagai identitas nasional yang keberadaannya harus
dilestarikan.
Daftar Pustaka

Daftar pustaka dari pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas Nasional”
adalah sebagai berikut.
[1]

Herowati, Septi.”Kewarganegaraan Identitas Nasional”.15 Mei 2016
https://www.academia.edu/7011989/Kewarganegaraan_Identitas_Nasional_

[2]

Rizky, Ismail,.”Makalah Identitas Nasional dan Pengertian Negara”.15 Mei
2016
https://www.academia.edu/9410082/MAKALAH_IDENTITAS_NASION
L_DAN_PENGERTIAN_NEGARA

[3]

Munir, Hafik.”Pancasila Sebagai Identitas Nasional Bangsa Indonesia”.15
Mei 2016
https://www.academia.edu/8352416/Pancasila_Sebagai_Identitas_Nasional
Bangsa_Indonesia

[4]

Pangaila, Trimselia.”Makalah Identitas Nasional”.15 Mei 2016
https://www.academia.edu/15260125/Makalah_Identitas_Nasional

[5]

Nana.”Pengertian Batik dan Sejarah Batik Indonesia”.15 Mei 2016
http://nesaci.com/pengertian-batik-dan-sejarah-batik-indonesia/

15

Artikel:
Batik Sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Batik adalah ekspresi budaya yang memiliki makna simbolis dan nilai
estetika yang tinggi bagi masyarakat Indonesia. Keunikan yang indah itu membentuk
karakter bangsa yang membedakan dengan bangsa lain sehingga dapat menjadi jati
diri bangsa.
Sepekan lagi masyarakat Indonesia akan memperingati hari Batik Nasional
yang jatuh pada tanggal 2 Oktober. Hal tersebut ditetapkan pemerintah agar seluruh
masayarakat Indonesia menyadari dan turut menghargai warisan budaya leluhur
Indonesia.
Batik adalah ekspresi budaya yang memiliki makna simbolis dan nilai estetika
yang tinggi bagi masyarakat Indonesia. Keunikan yang indah itu merupakan salah
satu pembentuk karakter bangsa Indonesia yang membedakan kita dengan bangsa lain
sehingga dapat menjadi identitas dan jati diri bangsa.

16

”Kalau dulu bagi sebagian besar orang Indonesia, batik hanya pantas
digunakan pada kesempatan tertentu saja. Seperti untuk upacara adat, pada saat
pernikahan, atau acara –acara resmi, maka sekarang penggunaan batik semakin
meluas, bahkan pada masyarakat perkotaan, dimana identitas sulit digali, semakin
banyak orang yang mengenakan batik dalam berbagai kesempatan dan waktu,”
demikian demikian diungkapkan Lala Palupi Santyaputri, dosen Desain Komunikasi
Visual pada FDTP UPH, pada kesempatan bedah buku Isen-Isen dalam Batik Tati
Suroyo, di kampus UPH.
Batik bukan hanya untuk orang Jawa, atau untuk kalangan tertentu saja. Setiap
orang dari berbagai suku dan kelas, kini merasa bangga menggunakan batik. ”Makna
batik kini mengalami pergesaran,” tambah Lala.
Lala mengutip teori yang dikemukakan Stuart Hal mengenai identitas.
Menurut Hall: identitas merupakan persoalan hak untuk menjadi diakui. Ini ada
dalam masa depan dan masa lalu. Identitas bukan sesuatu yang sudah terbentuk dan
tidak bisa berubah, tetapi ini terus berubah sesuai berjalannya waktu. Jadi ini
menyangkut kemampuan untuk beradaptasi dengan ruang dan waktu.
Menurut Lala, pergeseran makna batik sebagai identitas, terjadi dalam
masayarakat kita. Misalnya di jaman penjajahan, batik membedakan orang pribumi
dengan non pribumi. Dulu batik dipakai untuk membedakan kelas sosial seseorang,
atau menunjukkan asal daerah seseorang. Tetapi kini makna batik sebagai identitas
mengalami pergeseran dari lingkup daerah ke lingkup nasional, bahkan internasional.
Misalnya, batik menunjukkan identitas orang Indonesia, batik juga berkolaborasi
dengan dengan material lainnya sehingga unsur tradisional menjadi modern, yang
dikenal dengan budaya hybrid. Dari segi fungsi juga mengalami pergeseran. Kalau
dulu batik untuk baju, kemudian bergeser ke interior, bahkan kini bergeser ke product
desain. Lala mencontohkan dalam sebuah lelang, ada mobil yang dicat khusus dengan
corak batik. Atau casing handphone dengan corak batik.
Keberadaan batik sebagai identitas dan warisan budaya bangsa Indonesia
semakin diakui sejak ditetapkannya batik sebagai world heritage oleh UNESCO pada
2 Oktober 2009. Dan disambut oleh pemerintah Indonesia dengan ditetapkannya 2

17

Oktober sebagai hari batik nasional. Dengan demikian dalam perkembangan ini ada
peran pemerintah, masyarakat, dan organisasi dalam masyarakat.
Lala menutup penjelasannya dengan statement bung karno: negri kita kaya,
kaya, kaya raya, berjiwa besarlah, berimajinasi, gali bekerja, gali bekerja, kita adalah
satu tanah air yang paling cantik di dunia. ”Memang indonesia kaya dan saya percaya
bukan hanya batik, tapi masih banyak hal-hal lain yang bisa kita gali dari budaya
Indonesia,” kata Lala mengakhiri presentasinya. Selamat memperingati hari batik
nasional. (rh)
UPH Media Relations

18