Pajak Subsidi Fungsi Konsumsi Fungsi Pen

Pajak, Subsidi,
Fungsi Biaya, Fungsi Penerimaan,
dan Analisa BEP
LUSIANA ULFA HARDINAWATI, S.EI, M.SI

Pajak
 Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
 Pengenaan pajak akan mempengaruhi keseimbangan
pasar, harga keseimbangan, dan jumlah keseimbangan
barang tersebut.
 Pengenaan pajak akan menyebabkan harga barang naik,
sebab produsen akan berusaha mengalihkan beban pajak
kepada konsumen.

 Pengenaan pajak adalah sebesar t atas setiap unit


barang yang dijual, dimana akan menggeser
kurva penawaran ke atas, dengan P yang akan
bergeser juga.
 Jika persamaan penawaran adalah P = a+bQ, setelah
terkena pajak menjadi
P = a + bQ + t
atau
P = (a+t) + bQ

Contoh Soal
 Persamaan permintaan barang X adalah P = 15 – Q,

persamaan penawarannya adalah P = 3+0,5Q. Pajak
yang dikenakan pada barang tersebut adalah t = 3.
 Berapa harga keseimbangan sebelum dan sesudah
pajak?



P = 15 – Qd

 P = 3 + 0,5Qs


Untuk mencari P dari persamaan Qd=Qs



Jadi:
 Qd = 15 – P
 0,5Qs = -3+P/ Qs = -6+2P


Qs=Qd
 15 – P = -6+2P
 -3P = -21
 P=7


Q = 15-7
 Q=8















Setelah pajak:
Yang berubah hanya penawaran karena P
naik setelah pajak, maka penawaran
barang X naik juga.
P = 15 – Qd → Qd = 15 – P (tetap)
P = 3 + 0,5Qs

P = 3 + 0,5Qs + 3
0,5Qs = -3-3+P → Qs = -12+2P
Qd = Qs
15 – P = -12+2P
-3P = -27 → P2 = 9
Q = 15 – 9
Q2 = 6

Gambar kurva pada barang yang ditambahkan pajak
P
Qs setelah pajak
9

Qs sebelum pajak

E2
t=3
E1

7


Qd
Q
6

8

Pajak ditanggung konsumen
 Pajak ditanggung oleh konsumen (tk) dihitung

dengan cara mengurangi harga keseimbangan
setelah pajak (P2) dengan harga keseimbangan
sebelum pajak (P1).
 Jadi tk dalam soal adalah 9-7 = 2
 Berarti 2/3 pajak ditanggung oleh konsumen.

Pajak ditanggung produsen
 Pajak yang ditanggung oleh produsen (tp) dihitung

dari selisih pajak barang dengan pajak yang

ditanggung konsumen.
 Jadi, 3-2 = 1
 Berarti 1/3 pajak ditanggung oleh produsen

Pajak yang diterima oleh pemerintah
 Pajak

yang diterima oleh pemerintah dihitung
dengan mengalikan jumlah barang (Q) yang terjual
setelah terkena pajak dengan nilai pajak barang.
 Jadi 6 x 3 = 18
 Pajak yang diterima oleh pemerintah dimasukkan

dalam sumber pendapatan negara yang digunakan
untuk menggerakkan perekonomian.

Subsidi
 Pengertian

subsidi itu sendiri adalah sebuah bantuan

keuangan yang diberikan sebuah badan (dalam hal ini oleh
pemerintah) kepada rakyat atau sebuah bentuk usaha.
 Subsidi merupakan kebalikan pajak (negative tax)
 Subsidi pada satu barang akan membuat harga barang
tersebut jadi lebih rendah
 Dengan subsidi (s) kurva penawaran akan bergeser sejajar ke
bawah, dengan P menurun. Jika sebelum subsidi P = a + bQ,
setelah subsidi menjadi
P = a + bQ – s
atau
P = (a-s) + bQ

Contoh Soal
 Fungsi permintaan barang X adalah P=15-Q, fungsi

penawarannya P=3+0,5Q. Subsidi diberikan sebesar
1,5 setiap unit. Berapa harga keseimbangan dengan
dan tanpa subsidi?

 P=15-Q


 P=3+0,5Q
 s = 1,5

 Persamaan

pertama
sama
dengan
soal
sebelumnya (P = 7 dan Q
= 8)

 Setelah subsidi

 P = 15 – Qd → Qd = 15 – P (tetap)

 P = 3 + 0,5Q - 1,5
 P = 1,5 + 0,5Q


 -0,5Q = 3 – P/ 0,5Q = -3 + P
 Qs = -3 + 2P

 Qd=Qs

 15-P = -3+2P
 3P = 18
 P=6

 Q = 15-6

 Q=9

P

Qs1
Qs2

E1


7

E2

6

Qd
8

9

Q

Subsidi yang dinikmati konsumen
 Besar subsidi yang dinikmati konsumen (sk) adalah

selisih P sebelum subsidi dikurangi P setelah subsidi.
 Jadi, 7-6 = 1, jadi 1/1,5 atau sekitar 67%

Subsidi yang dinikmati produsen

 Karena

adanya subsidi, biaya produksi yang
dibebankan pada produsen berkurang. Besarnya
bagian subsidi yang dinikmati produsen adalah
subsidi per unit dikurangi subsidi yang dinikmati
konsumen
 Jadi, 1,5-1 = 0,5 atau 0,5/1,5, sekitar 33%

Subsidi yang dibayar oleh pemerintah
 Subsidi

yang dibayar oleh pemerintah sebesar
perkalian jumlah barang yang terjual setelah
disubsidi dengan besarnya subsidi per unit barang.
 Jadi, 9 x 1,5 = 13,5

Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan
 Total Cost → Biaya total, terdiri atas FC+VC
 Fixed Cost → Biaya tetap

 Variable Cost → Biaya variabel

 Total Revenue → Total Penerimaan

Fungsi Biaya
 Biaya total atau total cost yang dikeluarkan oleh

perusahaan terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan
biaya variabel (variable cost). Secara umum
grafiknya adalah sebagai berikut:
C

Total cost
Variable cost

FC = k atau konstanta
VC = f(Q) = vQ
TC/ C = g (Q) = FC + VC = k + vQ

k

0

Fixed cost
Q

Contoh Soal #1
 Biaya tetap (FC) yang dikeluarkan perusahaan

sebesar Rp 20.000, biaya variabel VC = 100Q
 Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan
memproduksi 500 unit barang?

Jawab #1
 FC = 20.000
 VC = 100Q

C

 Q = 500

 C = FC + VC

C = 20.000 + 100Q
70.000

 C = 20.000 + 100Q

 C = 20.000 + 100 (500)
 C = 20.000 +50.000

 C = 70.000

VC = 100 x 500

50.000

20.000

FC

Q

500

Fungsi Penerimaan
 Fungsi Penerimaan atau Total Penerimaan atau

Total Revenue adalah hasil kali jumlah barang
yang terjual dengan harga jual per unit
barang tersebut.
 Jadi,
R=QxP

Contoh soal #1
 Harga Pokok barang yang dihasilkan oleh sebuah

perusahaan adalah Rp 300 per unit, tunjukkan
persamaan kurva dan penerimaan total perusahaan
ini jika barang terjual 250 unit.

Jawab #1
 R=PxQ

 R = 300 x 250

R
R = 300Q

 R = 75.000

75.000

250

Q

Analisa Break Even Point atau Analisa Pulang Pokok
 Analisa Break Even Point atau analisa pulang pokok

berfungsi untuk mengetahui kondisi bisnis suatu
perusahaan.
 Keuntungan positif terjadi ketika Revenue > Total
Cost
 Kerugian terjadi ketika Revenue < Total Cost
 Konsep BEP digunakan untuk mengetahui jumlah
minimum produk yang harus dihasilkan untuk
menututpi biaya produksi dan tidak merugikan
perusahaan.

Gambar kurva BEP
C, R

Revenue
Cost

∏>0

Break Even Point
∏=0

∏=0
Q*

Q

 Area

Q* ke kanan
adalah area keuntungan
 Area Q* ke kiri adalah
area kerugian
 ∏ = profit

Contoh Soal
 Biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah C =

20.000 + 100Q dan penerimaan totalnya R = 100Q.
 Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan dapat
berada pada BEP?
 Apa yang terjadi jika produksi sebanyak 300 unit?

 ∏=R–C

 R=0

 Jika Q 300, maka:

200Q = 20.000 + 100Q
100Q = 20.000
Q = 200

R = 200.300
R = 60.000
C = 20.000 + 100Q
C = 20.000 + 100.300
C = 20.000 + 30.000
C = 50.000

TR = R = 200Q = 40.000

 ∏ = 60.000-50.000

 0 = R-C
 R=C

 ∏ = 10.000

Revenue

C,R,∏
60.000

TC



50.000
40.000
20.000

FC

Q
200

300

VC