6 Penerimaan Penugasan dan Perencanaan Audit
Penerimaan
Penugasan &
Perencanaan
AuditAuditing
Standar Auditing
PENERIMAAN PENUGASAN
TAHAPAN AUDIT
PENERIMAAN PENUGASAN AUDIT
MENILAI INTEGRITAS MANAJEMEN
IDENTIFIKASI MASALAH KHUSUS DAN RISIKO TIDAK BIASA
IDENTIFIKASI MASALAH KHUSUS DAN RISIKO TIDAK BIASA
EVALUASI INDEPENDENSI
PUTUSKAN MENERIMA ATAU MENOLAK PENUGASAN
SIAPKAN SURAT PENUGASAN
SIAPKAN SURAT PENUGASAN
PERENCANAAN AUDIT
TAHAPAN PERENCANAAN AUDIT
PROSES AUDIT
MEMAHAMI BISNIS KLIEN
SIKLUS BISNIS KLIEN
ISU KUNCI PEMAHAMAN BISNIS
Manajemen senior
Tujuan dan sasaran manajemen
Sumber daya organisasi
- Sumber daya keuangan
- Sumber daya aset
- Sumber daya manusia
- Sumber daya informasi
- Sumber daya tidak berwujud
ISU KUNCI PEMAHAMAN BISNIS
Produk dan jasa, pasar, kastomer, dan persaingan
- Produk dan jasa
- Pasar dan pangsa pasar
- Persaingan
- Peraturan terkait
Bisnis inti dan siklus operasi
- Bisnis inti
- Struktur biaya
- Siklus operasi
Inventasi dan pendanaan
- Investasi
- Pendanaan
UNSUR YANG PERLU DIPAHAMI
UNSUR YANG PERLU DIPAHAMI
UNSUR YANG PERLU DIPAHAMI
UNSUR YANG PERLU DIPAHAMI
MATERIALI TAS
MATERIALITAS
Materialitas adalah banyaknya informasi akuntansi yang hilang atau salah saji yang menyebabkan pertimbangan orang yang mengandalkan informasi tersebut berubah atau dipengaruhi oleh informasi akuntansi yang hilang atau salah saji tersebut.
Auditor bertanggungjawab untuk menentukan apakah laporan keuangan salah saji material. Apabila terdapat salah saji material, auditor harus menginformasikannya kepada klien untuk dilakukan perbaikan
TAHAPAN PENERAPAN MATERIALITAS
Tentukan judgment Step 1 awal materialitas
Perencanaan lingkup pengujian
Alokasikan
Alokasikan
Step 2 materialitas awal
Step 2 materialitas awal
ke segmen-segmen
ke segmen-segmen
TAHAPAN PENERAPAN MATERIALITAS
Estimasi total Step 3 salah saji di segmen
Estimasi semua Evaluasi
Step 4 (kombinasi) salah saji hasil Bandingkan kombinasi salah saji dengan
Step 5 Judgment materialitas
JUDGMENT AWAL MATERIALITAS
Auditor perlu menentukan sejak awal jumlah salah saji dalam laporan keuangan yang dianggap material Judgment awal ini merupakan jumlah maksimum salah saji yang tidak menyebabkan pertimbangan pengambilan keputusan oleh user berubah
JUDGMENT AWAL MATERIALITAS
Materialitas adalah konsep yang relatif, bukan konsep absolut. Materialitas bisa berbedaan antar-perusahaan.
Basis penentuan materialitas
Basis penentuan materialitas
bisa persentase (misalnya % laba
bisa persentase (misalnya % laba
sebelum pajak) atau nilai
sebelum pajak) atau nilai
(misalnya Rp10.000)
(misalnya Rp10.000)
JUDGMENT AWAL MATERIALITAS
Judgment materialitas pada dua tingkat:
Judgment materialitas pada dua tingkat: 1.
1. Tingkat laporan keuangan: % dari aset Tingkat laporan keuangan: % dari aset 2.
2. Tingkat saldo akun: % dari piutang Tingkat saldo akun: % dari piutang
Konsep materialitas:
Konsep materialitas: 1.
1. Kuantitatif: % dari aset Kuantitatif: % dari aset 2.
2. Kualitatif: penyebab salah saji Kualitatif: penyebab salah saji
JUDGMENT AWAL MATERIALITAS
KUANTITATIF: Biasanya persentase tertentu misalnya 0.5% - 2% dari:
- Aset •
Biaya
- Pendapatan • Laba
KUALITATIF: Ada kemungkinan suatu item material karena sensitivitas atau faktor konteks, walaupun jumlah item tersebut sebesarnya kecil.
ALOKASI MATERIALITAS
Alokasi materialitas ke segmen-segmen perlu karena bukti audit pada dasarnya juga per segmen Akuntan mengalokasikan materialias ke akun neraca dan rugi laba (ada juga auditor yang mengalokasikan materialitas hanya ke akun neraca karena semua akun rugi laba terrefeksi di akun neraca
Alokasi materialitas ke rekening neraca menunjukkan toleransi salah saji untuk akun tersebut
KESULITAN ALOKASI MATERIALITAS
1. Auditor mengekspektasi akun tertentu lebih salah saji material
2. Baik overstatement dibandingkan dengan akun maupun lain understatemen harus dipertimbangkan.
3. Biaya audit relatif mempengaruhi alokasi
MATERIALITAS DAN BUKTI AUDIT Kecukupan Kecukupan Materialitas Materialitas Bukti Audit Bukti Audit
Berhu bungan terbalik Materialitas yang rendah menyebabkan bukti perlu lebih banyak diperleh untuk Mendapatkan reasonable assurance
RISIKO AUDIT
DEFINISI RISIKO
AUDIT RISK
- AR adalah fungsi dari IR, unsur yang tidak cegah
oleh pengendalian dan tidak terdeteksi oleh auditor.
- Konsep AR
- Berhubungan terbalik dengan reasonable assurance
• Apabila 99% kepastian yang diharapkan, maka AR adalah
1%
- Judgment professional dan AR >AR biasanya ditentukan pada frm policy
- Perlu dibandingkan dari satu audit ke audit lain
AUDIT RISK
MODEL AR
AR = IR x CR x DR AR = IR x CR x DR
DR = AR ÷ (IR × CR)
DR = Ditection Risk direncanakan
AR = Audit Risk yg dapat diterimaIR = Inherent risk CR = Control risk
KOMPONEN AR
Salah saji asumsi tidak ada Total salah
IR pengendalian intern saji _ Dicegah oleh
Salah saji tidak dapat dideteksi dan Pengendalian CR dicegah oleh pengendalian intern intern _
Salah saji tidak dapat Dideteksi
DR oleh auditor dideteksi melalui prosedur audit
= Salah saji yang tepat tidak
Salah saji AR tidak terdeteksi dapat dideteksi
KOMPONEN AR
INHERENT RISK
Faktor yang mempengaruhi IR:
IR tidak dapat
- Sifat bisnis klien diubah oleh
- Kompleksitas transaksi auditor – it
- Hasil audit sebelumnya
just is
- Penugasan pertama/lanjutan
- Hubungan istimewa
- Transaksi nonrutin
- Populasi transaksi
- Judgment
CONTROL RISK
CR adalah fungsi dari efektivitas pengendalian intern klien.
Semakin efektif pengendalian intern, semakin rendah CR.
Sebaliknya, semakin tidak efektif pengendalian intern,
CR tinggi berarti tinggi risiko pengendalian gagal semakin besar CR. CR rendah berarti rendah risiko pengendalian gagal.
Apabila CR tinggi, auditor tidak banyak mengandalkan pengendalian. Apabila CR rendah, auditor dapat mengendalikan pengendalian untuk mengurangi berbagai pengujian.
DETECTION RISK
DR adalah fungsi dari Efektivita s prosedur audit
DETECTION RISK
Auditor dapat mengurangi DR direncanakan
dengan menggunakan lebih banyak pengujian
substantifBukti audit meningkat
Lowerin g Accep table A udit Ris k
DR lebih rendah
APAKAH RISIKO PERLU DIKUANTIFIKASI?
- Yes dan No
- Sering dinilai dalam bentuk persentase
- Membutuhkan judgment karena tidak ada angka untuk diukur
- DR perlu dikuantifkasi untuk tujuan pengujian statistik
AR UNTUK SEGMEN
CR dan IR biasanya ditentukan untuk setiap siklus, setiap akun, atau setiap asersi, tidak satu untuk audit secara menyeluruh
RA UNTUK SEGMEN
Siklus Siklus Siklus Pendapatan Pengeluaran Personalia
A
low RB medium high low RP medium low
B
low RA low low
C
RD medium
D
medium high
RISIKO DAN BUKTI AUDIT
AR D D
I I
IR DR Bukti
I I D CR
I Toleransi
Salah Saji
D = hubungan searah I = hubungan terbalik
Situasi RA RB RP RD Bukti
1 High Low Low High Low
2 Low Low Low MediumMedium
3 Low High High Low High
4 Medium MediumMediumMediumMedium
5 High Low MediumMediumMedium RISIKO DAN BUKTI AUDIT
MATRIK KOMPONEN RISIKO
AUDIT RISK
- Auditor sedang merancang program audit untuk sistem penjualan dan piutang.
- IR = 80% (risiko relatif tinggi bahwa salah saji material terjadi)
- CR = 50% (salah saji sebesar 50% kemungkinan
pengendalian tidak mampu mendecah dan mendeteksi)
- DR = 13% (auditor bersedia menerima 13% kesempatan
bahwa pengujian audit tidak dapat mendeteksi salah saji)
- Modelnya menjadi:
- AR = IR x CR x DR
- AR = 0.8 x 0.5 x 0.13
- AR = 0.05
- AR secara menyeluruh adalah 5%
AUDIT RISK
Auditor biasanya menspesifkasi tingkat AR yang dapat diterima untuk mencapai IR dan CR yang dinilai dan kemudian menggunakan model berikut untuk mencari DR: DR = AR/(IR*CR)
Apabila IR atau CR tinggi dan auditor ingin memiliki AR 5%, maka DR perlu dikurangi dengan: DR = AR/ (CR x IR) DR = 0.05/ (0.6 x 0.9) DR = 0.09
PROSEDUR ANALITIS
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis (pengujian analitis) di defnisikan dalam PSA 22 (SA329) sebagai: Evaluasi atas informasi keuangan yang di lakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keunagan …. meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor.
PROSEDUR ANALITIS
Dalam prosedur analisis, ekspektasi auditor dikembangkan pada:
1.Tahap perencanaan audit.
2.Selama dalam tahap pengujian.
3.Tahap penyelesaian audit
LANGKAH PROSEDUR ANALITIS
RASIO KEUANGAN YANG UMUM DALAM PROSEDUR ANALITIS
Short-Term Debt-Paying Ability to Meet Long-
Ability term Debt
- Current Ration
•
Debt to Equity Ratio- Quick Ratio
•
Time Interest Earned- Cash Ratio
- Profitability Ratios
- Liquidity Activity Ratio
Accounts Receivable Gross Profit Percent
•
•
Turnover
- Profit Margin
- Days to Collect
Accounting Receivable
- Inventory Turnover
SHORT-TERM DEBT PAYING ABILITY
(Cash + Marketable securities) Cash ratio
= Current liabilities
(Cash + Marketable securities Quick ratio = + Net accounts receivable)
Current liabilities Current assets
Current ratio =
Current liabilities
LIQUIDITY ACTIVITY RATIO
Accounts receivable turnover Net sales Average gross receivables
= Days to collect receivable
365 days 365 days Accounts receivable turnover
= Inventory turnover
Cost of goods sold Cost of goods sold Average inventory
= Days to sell inventory
365 days 365 days Inventory turnover
=
ABILITY TO MEET LONG- TERM DEBT
Total liabilities Debt to equity =
Total equity Times interest Operating income
= earned Interest expense
PROFITABILITY RATIO
Net income Earnings
= Average common shares outstanding per share
(Net sales – Cost of goods sold) Gross proft
= Net sales percent
Proft Operating income = margin Net sales
PROFITABILITY RATIO
Return on Income before taxes = assets Average total assets
Return on
(Income before taxes – Preferred dividends)
common =
Average stockholders’ equity Average stockholders’ equity
equity
PROSEDUR ANALITIS
Terdapat lima jenis prosedur analitis: Membandingkan data klien dengan industri Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya Membandingkan data klien dengan data yang di perkirakan oleh klien
Membandingkan data klien dengan data yang di perkirakan
oleh auditor Membandingkan data klien denga hasil perkiraan yang menggunakan data non keuanganPROSEDUR ANALITIS:
INDUSTRI
Industri Rasio
Klien Industri Rasio
Klien Short-term debt-paying ability: Current ratio
3.86
5.20 Liquidity activity ratio: Inventory turnover
3.36
5.20 Ability to meet long-term obligations: Debt to equity
1.73
2.51 Proftability ratio: Proft margin
0.05
0.07
PERIODE SEBELUMNYA
Net sales $143,086 100.0 $131,226 100.0 Cost of goods sold 103,241 72.1 94,876
72.3 Gross profit $ 39,845 27.9 $ 36,350
27.7 Selling expense 14,810 10.3 12,899
9.8 Administrative expense 17,665 12.4 16,757
12.8 Other 1,689 1.2 2,035
1.6 Earnings before taxes $ 5,681 4.0 $ 4,659
3.5 Income taxes 1,747 1.2 1,465
1.1 Net income $ 3,934 2.8 $ 3,194
2.4 2007 2007 (000) (000) Jumlah Jumlah % % Penjualan Penjualan 2006 2006 (000) (000) Jumlah Jumlah % % Penjualan Penjualan
PROSEDUR ANALITIS:
PERBANDINGAN DENGAN
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis melibatkan rasio dan perbandingan lain yang digunakan untuk mengembangkan ekspektasi auditor.
Prosedur analitis digunakan di tahap perencanaan untuk memahami bisnis dan industri klien.
Prosedur analitis digunakan pada semua tahap audit untuk mengidentifkasi salah saji, mengurangi pengujian detil, dan
STRATEGI AUDIT
STRATEGI AUDIT AWAL
STRATEGI AUDIT AWAL
HUBUNGAN STRATEGI AUDIT HUBUNGAN STRATEGI AUDIT DENGAN SIKLUS TRANSAKSI DENGAN SIKLUS TRANSAKSI Strategi dimaksudkan untuk menggambarkan pendekatan audit terhadap berbagai asersi, bukan pada seluruh audit (entire audit). Namun suatu strategi audit lazim digunakan terhadap sekelompok asersi yang dipengaruhi oleh kelompok transaksi dalam suatu siklus transaksi.
HUBUNGAN STRATEGI AUDIT HUBUNGAN STRATEGI AUDIT DENGAN SIKLUS TRANSAKSI DENGAN SIKLUS TRANSAKSI Berikut ini adalah contoh siklus dan kelompok transaksinya:
MEMAHAMI PENGENDALIAN
PENGERTIAN PENGENDALIAN
INTERN COSO (Committee of Sponsoring Organizations) mendefnisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lain, yang dirancang untuk menyediakan jaminan memKadai untuk mencapai tujuan: Meningkatkan keandalan laporan keuangan Meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
Meningkatkan efektivitas dan efsiensi operasi
KOMPONEN PENGENDALIAN
INTERN
INTERN COSO mengidentifkasi lima komponen pengendalian intern:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian risiko
3. Aktivitas pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan (monitoring)
PROSEDUR MEMAHAMI DAN DOKUMENTASI PEMAHAMAN Prosedur memahami pengendalian intern: Review pengalaman masa lalu dengan klien Mengajukan pertanyaan kepada manajemen Melakukan inspeksi dokumen dan catatan Observasi aktivitas dan operasi perusahaan Dokumentasi hasil pemahaman pengendalian intern:
Bagan alir (fowchart)
Kuesioner
Narasi