Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
AGENDA RISET PTM PEMBINAAN BALAI
Pelindung: dr. Siswanto, MHP, DTM; Ketua Redaksi: Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes; Ketua Pelaksana : Drs. Damanhuri; Redaksi: Irlina Raswanti Irawan, SKM, dr. Armedy Ronny Hasugian; Koresponden: Nuzuliyati Nurhidayati, SKM, MKM Design: Yessy Desviyanti; Administrasi: Maemunah
PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK
Newsletter PTTK&EK
Daftar Isi
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, akhirnya
01 Eulogy Garnet dan Keikhlasan
Newsletter Pusat TTK dan EK nomor perdana ini dapat kami terbitkan.
Hidup Seorang Endang
Media ini merupakan sarana penyebarluasan informasi kegiatan yang dilaksanakan di
Rahayu Sedyaningsih
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik atau disingkat Pusat TTK
Ully Adhie Mulyani, M.Si, Apt.
dan EK. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1144/MENKES/PER/
02 In memoriam…
VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan dibentuklah Pusat
Perginya Seorang Perintis
Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (Pusat TTK dan EK) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
drh. Endi Ridwan Aset Pusat TTK dan EK, baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sumberdaya
03 Apa Itu penelitian Klinis ?
lainnya, merupakan gabungan dari aset Pusat Penelitian dan Pengembangan dr. Siswanto, MHP, DTM
(Puslitbang) Gizi dan Makanan (P3GM) dan aset Puslitbang Biomedis dan Farmasi
06 Pengembangan Proposal
(Puslitbang BMF).
Penelitian Healthcare
Dengan adanya perubahan tersebut, peneliti yang berada di Pusat TTK dan
Associated Infections
EK menjadi lebih beragam kepakarannya. Aktifitas peneliti dilaksanakan di Bogor Ully Adhie Mulyani, M.Si, Apt.
dan Jakarta. Melalui media ini diharapkan semua peneliti mendapatkan informasi
08 INA RESPOND
semua kegiatan yang telah dan sedang dilaksanakan. Secara lebih luas, media ini juga sebagai sarana penyebarluasan informasi kegiatan Pusat TTK dan EK di lingkungan
dr. M. Karyana, M.Kes
Badan Litbangkes.
10 Pertemuan Pembahasan
Pada penerbitan perdana ini disampaikan beberapa informasi antara lain
Agenda Riset Penyakit Tidak
tentang: Apa Itu Clinical Research?, Sinkronisasi Regulasi Penelitian Klinis,
Menular Tahun 2013-2020
Pengembangan Proposal HAI, Sekilas tentang Pembinaan Balai, Resensi Buku,
drg. Lelly Andayasari, M.Kes
kegiatan Raker Pusat TTK dan EK, Penyusunan Permenkes tentang Registrasi
12 Penyusunan Peraturan Menteri
Penelitian Klinik, Penyusunan Roadmap Penyakit Menular dan Tidak Menular serta
Kesehatan tentang Registrasi
informasi seputar kegiatan penelitian tahun 2012. Selain itu kami sajikan pula Eulogy
Garnet Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih, ibu Menkes yang sama-sama kita cintai serta Junediyono, SKM, MKM
Penelitian Klinis di Indonesia
in memoriam untuk mengenang beliau.
Harapan kami, Newsletter Pusat TTK dan EK ini menjadi media yang dapat Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes
14 Sekilas Info Pembinaan Balai
memberi manfaat yang sebaik-baiknya bagi para peneliti dan dapat terbit secara berkala (per triwulan). Untuk itu kami mohon kepada para peneliti dapat menyam-
16 ROADMAP Pusat TTK dan EK
paikan berbagai kegiatan yang sedang atau telah dilaksanakan untuk diinformasikan
Tahun 2012
kepada kita semua.
Junediyono, SKM, MKM Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam penerbitan
RESENSI BUKU
perdana ini, untuk itu kritik dan saran dari segenap pembaca sangat kami harapkan.
17 Early Life Origins of Health and
Disease
Semoga niat baik ini mendapat dukungan kita bersama. Semangat ................................ Dr. Ir. Basuki Budiman,MScPH
19 Daftar Penelitian Tahun 2011
Salam,
20 Daftar Penelitian Tahun 2012 Pojok Pegawai & Galeri
Redaksi Kami sangat mengharapkan kontribusi dari
keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah baik berupa opini, artikel
EUOLOGY GARNET DAN KEIKHLASAN HIDUP SEORANG ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH MAMAHIT
Banyak yang bisa dipetik dari hidupnya, nilai-nilainya, pola pikirnya, kecintaannya pada keluarga yang mengantarkannya untuk berbakti bagi rakyat. Dia pemberani, dia Kartini, dia sosok perempuan sejati yang mampu mengubah penderitaan menjadi senyuman penuh keceriaan. Sukma mengiringi setiap langkahnya, sehingga apa yang dia lakukan merupakan persembahan terbaik bagi orang disekelilingnya. Bahkan kepedihan dan kesengsaraannya dalam menerima takdir mengidap kanker mampu dijalaninya berbalut ikhlas seolah itu anugerah terindah yang diberikan Tuhan untuknya.
Ketika berkesempatan untuk menyampaikan kembali apa yang pernah
Almh Ibu Endang Rahayu
diucapkanya pada tanggal 13 April 2011, hati saya bergetar. Kata demi kata
Sedyaningsih Mamahit
yang disusunnya meninggalkan bekas yang mendalam bagi sukma. Semoga
1 Februari 1955 - 2 Mei 2012
penggalan kata sambutan yang ditulisnya menyambut penerbitan buku "Berdamai dengan Kanker " ini mampu menggugah siapapun yang membacanya.
Ibu charming dan
murah
senyum itu banyak meninggal- “Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose kanker kan kesan mendalam pada se-
paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang lalu. Dan sampai kata tiap orang yang mengenalnya.
sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi saya tidak bertanya "Why me ??" Saya menganggap ini adalah salah satu
Membaca Untaian Garnet Da- anugerah dari Allah SWT. Sudah begitu banyak anugerah yang saya
lam Hidupku, diary yang di- terima dalam hidup ini: hidup di negara yang indah, tidak dalam tuliskannya menjelang akhir
peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial hidupnya semakin meninggal-
ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, kan bekas yang mendalam
dengan 2 putera dan 1 puteri yang Alhamdulillah sehat, cerdas dan bagi saya. Dengan jujur dan
berbakti kepada orang tua. Hidup saya penuh dengan kebahagiaan. " So .... lugas
beliau merangkai Why not? " Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru ? Tuhan pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi saya
berbagai episode dalam hidup- merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya
nya yang tersulam dengan be- menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa nang indah, pedih, seru se-
memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik. hingga menarik untuk diikuti.
Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita Sukma yang membimbingnya
berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerahNya dengan untuk menulis, sehingga kala
bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu membaca seolah saya hanyut
sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati. Dan .... jangan lupa, nyatakan perasaan
dalam cerita hidupnya. kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih
diberi kesempatan untuk itu."
Ah, tak pantas rasanya saya menulis eulogy ini.. karena tak sebanding dengan kenangan setiap orang terhadapnya... maafkan saya yang tak mampu menuliskannya dengan indah, namun semoga makna sejati nya
dapat menjelma dalam relung batin…….
IN MEMORIAM... PERGINYA SEORANG PERINTIS
Masih terbayang dimata ini penampilan beliau yang sederhana, praktis dan necis ........... meskipun rambut dipotong pendek .... namun tetap terlihat feminin dengan senyum ramah menghias bibir dan rendah hati, masih terngiang ditelinga ini sikapnya yang terbuka....dalam membina relasi masih tertanam dibenak ini ..... orang yang sangat aktif dan bekerja tanpa pamrih
Itulah sosok pemimpin Kementerian Kesehatan ibu Endang Rahayu Sedyaningsih
Pengangkatannya mengundang kontroversi dan mematahkan tradisi maklum ... baru pertama kali.... menteri dijabat oleh seorang peneliti
padahal latar belakang pendidikan....cukup sesuai dan mumpuni
makin tinggi pohon... makin keras angin bertiup....itulah yang beliau alami tapi beliau tetap tegar.. seperti batu karang dihempas gelombang, dan... menunjukkan jati diri bukan dengan banyak bicara . . . . tetapi bekerja dengan jiwa dan sepenuh hati malah bekerja lebih keras..... setelah mengetahui dirinya menderita penyakit, yang oleh kebanyakan orang... sangat ditakuti nikmat yang diberikan Sang Pemberi ..... jauh melebihi penderitaan yang dialami ..... ujarnya suatu kali, sebagai bukti kesyukuran dan ketegaran diri
hari itu rabu dua mei 2012 ... bagaikan petir disiang hari kami mendengar berita yang mengagetkan ... ibu Endang dipanggil Illahi kabar duka itu .. bagai sembilu yang mengiris hati meski sejatinya... kami mengikuti terapi dan kondisi beliau.. ketika dirawat namun hati ini tetap miris....pedih. . . tak kuat, seperti tak percaya ...... kepergian beliau terasa begitu cepat Kini kami dan bangsa Indonesia berduka salah seorang Kartini terbaik di negeri ini .... telah pergi namun kami akan tetap mengenang sosoknya ... bukan dengan airmata .... meski duka ini masih perih di sanubari
kami mengingatnya sebagai suri tauladan dan pemberi motivasi ..... mulai dari mensyukuri nikmat yang dilimpahkan, ....... kesabaran dalam menghadapi cobaan, …..keramahan,.... kesederhanaan dalam menjalani kehidupan yang berkecukupan,
.....etos kerja ... kegigihan .... dan tanggung jawab dalam kewenangan sampai sumbangsih kepada masyarakat dalam berbagai ranah pengabdian
Selamat jalan bu Endang... yang telah mengakhiri kehidupan dengan khusnul khotimah dan .... terima kasih telah membuat ikon litbang berubah
dari sulit berkembang....menjadi elit yang membanggakan
bukan dengan slogan tetapi dengan perbuatan yang diakui sesama rekan...... di beberapa kementerian
Jika takdir ini merupakan yang terbaik untuk almarhumah ...... kami pasrah dan hanya mampu berdoa.. Yaa Allah semoga beliau diberikan tempat yang layak sesuai pengabdian dan yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan dan kesabaran.... dalam melanjutkan sisa kehidupan yang terus berjalan. Amiin…..
APA ITU PENELITIAN KLINIS ?
dr. Siswanto, MHP, DTM
Kepala Pusat Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik
Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa sesuai dengan menekankan bahwa sepanjang variabel yang diamati/ PerMenkes No. 14 tahun 2010 tentang Struktur
diteliti adalah atribut “orang” (dalam pengertian orang- Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI,
per-orang) maka penelitian tersebut dapat dikatakan tugas
sebagai penelitian klinis. Dalam definisi Schuster ini Epidemiologi Klinik (Pusat TTK dan EK) adalah
Pusat Teknologi
tentunya variabel yang diamatai adalah “variabel orang”. melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan,
manajemen misalnya, serta menapis teknologi di bidang teknologi terapan
meskipun yang ditanya adalah orang, tetapi karena kesehatan dan epidemiologi klinik.
respon yang diharapkan adalah pengetahuan / pendapat responden terhadap institusi dimana ia bekerja, maka
Dalam penelitian bidang teknologi terapan kesehatan tentunya penelitian semacam ini bukan penelitian klinis. tersebut secara implisit termasuk penelitian klinis (clinical
Apalagi, tujuannya bukan untuk memahami penyakit, research). Dalam tulisan akan kita kupas secara ringkas
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati apa itu penelitian klinis.
penyakit.
American Medical Colleges Task Force on Clinical
Dengan demikian, secara ringkas, penelitian klinis
Research 1 mendefinisikan penelitian klinis sebagai berikut.
penelitian yang
Clinical research is a component of medical and health
menggunakan subyek manusia (secara sukarela)
research intended to produce knowledge essential for
untuk menemukan cara yang lebih baik dalam
understanding human disease, preventing and treating
mengobati,
mendiagnosa,
mencegah, dan
illness, and promoting health. Clinical research embraces a
memahami penyakit manusia.
continuum of studies involving interaction with patients, diagnostic clinical materials or data, or populations, in any
Penelitian klinis tentunya tidak sama dengan uji klinis. of these categories: disease mechanisms; translational
Tapi uji klinis termasuk di dalam penelitian klinis. research; clinical knowledge; detection; diagnosis and
Dengan pendekatan irisan bawang (onion slice), dapat natural history of disease; therapeutic interventions
dikatakan bahwa, uji klinis termasuk dalam penelitian including clinical trials; prevention and health promotion;
klinis, namun tidak semua penelitian klinis adalah uji behavioral research; health services research; epidemiology;
klinis. Sudah tentu, penelitian klinis termasuk dalam and community-based and managed carebased research.
Melihat definisi tersebut tampak bahwa definisi penelitian penelitian kesehatan. Untuk jelasnya lihat Gambar 1. klinis cukup luas; sepanjang penelitian itu bertujuan
untuk menghasilkan pengetahuan guna memahami
penyakit manusia, mencegah dan mengobati penyakit,
serta peningkatan kesehatan dapat dikategorikan sebagai penelitian klinis.
Schuster (2005) mendefinisikan penelitian klinis sebagai
investigasi ilmiah dimana unit analisisnya adalah “orang”.
Jika n adalah jumlah orang dari mana informasi itu
diperoleh, maka suatu penelitian dapat dikatakan sebagai
2 suatu penelitian klinis. “Clinical research includes any
scientific investigation in which the unit of analysis is the person. If n is the number of human beings from which the
Gambar 1
information is derived, the study can legitimately be Kedudukan uji klinis dan penelitian klinis dalam characterized as clinical research”. Definisi Schuster
perspektif penelitian kesehatan
Dalam epidemiologi, prinsipnya metode penelitian hanya mendiagnosa penyakit. Biasanya menggunakan dibagi dua kelompok besar, yakni studi observasional dan
banyak variabel dan dianalisis secara simultan.
3. Penelitian test diagnostik, bertujuan untuk melihat peneliti tidak melakukan intervensi kepada subyek
studi intervensi (eksperimental). 3 Pada studi observasional,
sensitivitas dan spesifitas suatu alat diagnostik. Uji penelitian; sementara pada studi intervensi, peneliti (by-
semacam ini harus dibandingkan dengan alat design) melakukan intervensi kepada subyek penelitian.
diagnostik standar emas (golden standard). Alat Studi observasional dapat dibagi tiga jenis, yakni survei,
haruslah mempunyai studi kasus-kontrol (case-control study), dan studi kohor
sensitivitas dan specifitas yang tinggi. (cohort study). Studi intervensi pada prinsipnya dapat
4. Penelitian prognostik, bertujuan untuk memprediksi dibagi dua, yakni quasi experimental (eksperimental semu)
perjalanan penyakit dari profil klinis dan non-klinis dan true experimental (eksperimental sebenarnya). Di
pasien (subyek).
dalam true experimental, terdapat Randomized Controlled
5. Penelitian uji klinik, adalah penelitian pada subyek Trials (RCT). Kita harus berhati-hati, karena banyak orang
manusia yang dimaksudkan untuk menemukan atau memcampuradukkan antara case-control study dengan
memastikan efektivitas dan keamanan suatu obat / randomized controlled trials. Keduanya sangat jauh
produk yang diteliti (aspek farmakokinetik, efek berbeda, case-control study adalah studi observasional;
farmakodinamik, efek klinik, efek samping / adverse sementara randomized controlled trials adalah studi true
events) 5 . Penelitian uji klinik mencakup uji klinik experimental.
fase 1, fase 2, fase 3, dan fase 4.
Bagaimana dengan penelitian klinis, termasuk penelitian Uji klinik fase 1 pada dasarnya bertujuan untuk melihat epidemiologi klinis? Sesungguhnya pendekatan penelitian
(farmakokinetik dan klinis juga hampir sama, atau bahkan sama, dengan
profil
farmakologis
farmakodinamik) dan toksisitas pada manusia (human pendekatan penelitian epidemiologi. Baik penelitian
pharmacology and toxicity). Uji klinik fase 2 bertujuan epidemiologi maupun penelitian klinis unit analisisnya
untuk melihat efek terapeutik awal dan keamanan adalah
(therapeutic exploratory). Uji klinik fase 3 bertujuan epidemiologi tetap berlaku pada penelitian klinis. Namun
orang. Dengan
untuk melihat efikasi (efektivitas) dan keamanan karena penelitian klinis lebih diarahkan pada penanganan
(therapeutuc confirmatory). Uji klinik fase 4 (post “orang-per-orang” dan tujuannya untuk memahami
marketing survaillance) bertujuan untuk melihat penyakit,
keamanan (efek samping) yang belum terdeteksi pada uji mengobati penyakit, maka pendekatan penelitian klinis
meningkatkan
kesehatan, mencegah
dan
klinik fase sebelumnya (therapeutic use). Sudah tentu, biasanya dibagi berikut: 4 semua uji klinik pada manusia sudah didahului dengan
1. Penelitian etiologis, bertujuan untuk mengetahui uji pre-klinik, baik in vitro maupun in vivo (uji pada etiologi (penyebab) suatu penyakit. Biasanya fokus
hewan).
pada satu variabel, dan variabel lainnya dianggap sebagai variabel pengganggu (confounding variables).
Secara ringkas, perbandingan karakteristik uji klinik
2. Penelitian diagnostik, bertujuan untuk identifikasi fase 1, fase 2, fase 3, dan fase 4, dapat diringkas variabel-variabel
sebagaimana pada Tabel-1.
Tabel 1
Characteristics CT Phase 1 CT Phase 2 CT Phase 3 CT Phase 4
Objectives Determine the meta- Evaluate eficacy, de- Obtain additional in-
Monitor ongoing safe-
bolic and pharmaco-
termine the short-
formation about the
ty in large populations
logical actions and
term side effects and
eficacy on clinical out-
and identify addition-
the maximally toler-
identify common risks
comes and evaluate the
al uses of the agent
ated dose
for a specific popula- overall risk-benefit
that might be ap-
tion and disease ratio in a real clinical
proved by the FDA
setting (real
population)
Variables to be
Bioavailability Bioavailability Drug-disease
Epidemiological data
identified Bioequivalence Drug-disease
interactions Efficacy and safety Dose proportionality interactions Drug-drug interactions within large, diverse
Metabolism Drug-drug
Risk-benefit
populations Pharmacodynamics interactions information Pharmacoeconomics
Pharmacokinetics
Efficacy at various
Efficacy and safety for
doses subgroups
Pharmakodynamics Pharmakokinetics Patient safety Data Focus Vital signs Dose response and
Laboratory data Efficacy
Plasma and serum
tolerance Efficacy Pharmacoeconomics
levels Safety / Adverse
Safety / Adverse events
Epidemiology
Safety / Adverse
events
Safety /Adverse events
events
Efficacy
Design Features Single, ascending
Placebo controlled
Randomized Uncontrolled dose tiers comparisons Controlled Observational
Unblinded Active controlled
2-3 treatment arms
Uncontrolled
comparisons Broader eligibility
Well-defined entry
criteria
criteria
Duration Up to 1 month
Several months Several years
Ongoing (following FDA approval)
Population Healthy volunteers
Individuals with
Individuals with target
Individuals with tar-
or individuals with
target disease
disease get disease, as well as
the target disease
new age groups, gen-
(such as cancer or
ders, etc.
HIV)
Sample Size 20 to 80 200 to 300
Hundreds to thousands Thousands
Example Study of a single
Double-blind study
Study of Drug X vs.
Study of economic
dose of Drug X in
evaluating safety and
standard treatment in
benefit of newly-
normal subjects
efficacy of Drug X vs. hypertension study approved Drug X vs.
placebo in patients
standard treatment
with hypertension
for hypertension
Rujukan:
1. Gallin, J. & Ognibene, F. Principles and Practice of Clinical Research, 2nd Ed. Elservier. 2007.
2. Schuster & Powers. Translational and Experimental Clinical Research. Lippincott Williams & Wilkins. 2008
3. Bonita, Beaglehole & Kjellstrom, Basic Epidemiology, 2nd Ed, World Health Organization
4. Grobbee & Hoes. Clinical Epidemiology.
5. Badan POM. Pedoman Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB). Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2001
PENGEMBANGAN PROPOSAL PENELITIAN HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS
Ully Adhie Mulyani, MSi, Apt.
Healthcare associated infections (HAIs) dahulu infection (CAUTI), central line-associatedblood stream dikenal sebagai infeksi nosokomial, adalah infeksi yang
infection (CLABSI), ventilator-associated pneumonia terjadi pada pasien selama masa perawatan di rumah
(VAP) dan surgical site infection (SSI). sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Infeksi tersebut
Di Amerika Serikat dan Eropa, infeksi saluran tidak ditemukan atau tidak sedang berinkubasi pada
kemih adalah jenis HAIs yang paling sering saat pasien masuk. Infeksi dapat timbul setelah 72 jam
ditemukan (36% dan 27%). Sementara di negara pasien dirawat di rumah sakit, dapat ditularkan dari
berkembang, tersering adalah SSI (29.1%), diikuti UTI lingkungan rumah sakit, petugas perawat pasien
(23,9%), BSI (19,1%), VAP (14,8%), dan infeksi lain (dokter, perawat), dari pengunjung pasien maupun
(13,1%). Risiko pasien terkena HAIs meningkat ditularkan antar pasien. Termasuk dalam definisi ini
signifikan di ICU. Di negara maju sekitar 30% pasien adalah infeksi yang didapat di rumah sakit namun baru
ICU menderita sedikitnya satu episode HAIs. Risiko bermanifestasi setelah pasien keluar.
ini meningkat 2-3 kali lipat di negara berkembang. Penyebab HAIs adalah mikroorganisme yang
Data dari studi AMRYN yang dipublikasi tahun 2005, berasal flora normal pasien itu sendiri yang menjadi
prevalensi HAI di Indonesia di 2 rumah sakit, preva- invasif pada keadaan tertentu, maupun tercemar
lensi infeksi luka operasi 1,7 dan 1,8 %, infeksi salu- melalui alat/prosedur yang steril melalui tangan para
ran kemih 0,9 dan 1,1%, septikemia 0,8% tenaga kesehatan.
beban bagi fasilitas Di
HAIs
merupakan
kesehatan, dan merupakan indikator kemanan pasien menyebabkan seorang pasien rentan HAIs antara lain
dan sebagai indikator utama keberhasilan program adalah umur > 65 tahun, masuk sebagai kasus gawat
pengendalian infeksi di rumah sakit. Tidak hanya darurat, dirawat di ICU, lama perawatan ≥ 7 hari,
pasien namun juga tenaga kesehatan memiliki resiko menggunakan kateter vena central, urin, endotracheal
tertular yang sama. Kerugian akibat HAIs adalah tube; pasca pembedahan, keadaan imunosupresi,
memperpanjang masa perawatan, memperburuk kon- penyakit berat, dan penurunan kesadaran. Di negara
disi pasien, resiko kematian bagi pasien, peningkatan berkembang, faktor-faktor tersebut diperberat dengan
resistensi antibiotik, serta peningkatan beban biaya kemiskinan, malnutrisi, usia < 1 tahun, berat badan
baik bagi pasien maupun sistem layanan kesehatan. lahir rendah, dan keterbatasan sumber daya bagi
Di Amerika Serikat, mortalitas akibat VAP sekitar 7- program pengendalian infeksi di rumah sakit.
30%, dan biaya perawatan mencapai US$ 10.000- Data global HAIs saat ini masih terbatas,
negara berkembang, namun secara umum disebutkan bahwa prevalensi
penambahan lama perawatan akibat HAIs mencapai HAIs di negara berkembang lebih tinggi dari negara
negara yang sudah maju (10,1% vs 7,6%). Infeksi yang sering ditemukan
menggunakan sistem jaminan kesehatan, beban pen- adalah yang berkaitan dengan penggunaan alat atau
deritaan pasien HAIs bertubi-tubi karena tidak prosedur invasif, yaitu catheter-associated urinary tract
mendapat
jaminan
penggantian dari asuransi
Mengingat besarnya beban akibat HAIs, maka Kegiatan ini merupakan langkah awal agar terwujud di tahun 2012 Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan
persamaan persepsi dan kesepakatan pelaksanaan Epidemiologi Klinik, akan melakukan studi yang
studi dengan site penelitian.
berjudul “Device Related Healthcare Associated Studi yang akan diajukan untuk mendapat Infections Point Prevalence Survey & Antimicrobial
bertujuan untuk Resistance Profile in 3 Hospitals in Indonesia. ” Studi ini
menentukan prevalensi HAIs (infeksi aliran darah, akan dilaksanakan di 3 rumah sakit besar di Jakarta,
infeksi saluran kemih, pneumonia) akibat penggunaan Semarang, dan Surabaya. Studi ini merupakan bagian
alat pada pasien yang dirawat inap, menentukan dari penelitian dengan topik antimicrobial resistance.
tingkat kepatuhan hand hygiene practice, evaluasi Tantangan
penggunaan antibiotik di rumah sakit secara berkualitas baik adalah pada aspek diagnosis HAIs.
identifikasi profil mikroorganisme Dibutuhkan kriteria yang terstandarisasi, fasilitas
kuantitatif,
resistensi/sensitivitas diagnostik yang lengkap, tenaga yang kompeten dalam
penginfeksi
dan
mikroorganisme, dan mengetahui hari ke berapa melakukan
pemeriksaan dan menginterpretasikan terjadi infeksi setelah pemasangan alat (kateter dan hasil.
ventilator) pada pasien di high risk setting/bangsal dilaksanakan pertemuan yang mengundang pakar dari
Dalam rangka
Universitas Airlangga, Rumah Sakit Soetomo, Rumah Hasil dari studi ini diharapkan dapat menjadi Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Karyadi;
policy bagi program Panitia Pembina Ilmiah serta para peneliti Pusat TTK
pengendalian infeksi di rumah sakit, pembaharuan dan EK, juga perwakilan dari WHO Country Office
data prevalensi HAIs, dan sebagai gambaran profil Indonesia.
resistensi mikroba di Indonesia.
dr. Muhammad Karyana, M.Kes - Chair of INA-RESPOND
INA-RESPOND
adalah jejaring
kerjasama
penelitian penyakit infeksi yang dibentuk di Indonesia. Jejaring ini atas inisiatif kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat dalam hal ini Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan dengan National Institute of Health United State of America. Tujuan kerjasama adalah mendorong dan melaksanakan penelitian penyakit infeksi yang berkualitas baik di Indonesia. Diharapkan kerjasama ini berkelanjutan serta diakui dengan baik di tingkat regional dan inter- nasional.
Visi dari INA-RESPOND adalah menjadi suatu jejaring penelitian klinis yang terkemuka di tingkat re- gional dan international, dengan menyediakan bukti- bukti
ilmiah yang
diperlukan
dalam membuat
kebijakan, meminimalkan dampak negatif dari penyakit infeksi dan meningkatkan kesejahteraan bagi umat
Selain Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan manusia.
Epidemiologi Klinik, Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (Badan Litbangkes) dan National
Misi dari INA-RESPOND adalah meningkatkan Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) derajat
terlibat juga 8 fakultas kedokteran dan rumah sakit memberikan manfaat bagi masyarakat dunia, dengan sebagai anggota Steering Committe, yaitu Fakultas melaksanakan
Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr Cipto berkualitas, melalui suatu kerjasama penelitian yang Mangunkusumo, RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, berkesinambungan dan terkemuka. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP
Tujuan dari INA-RESPOND, yaitu: Dr Hasan Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas
1. Meningkatkan pengetahuan melalui diseminasi Diponegoro/RSUP Dr Kariadi, Fakultas Kedokteran dan mendorong pemanfaat hasil-hasil penelitian
Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr Sardjito, Fakultas
2. Menjadikan INA-RESPOND sebagai kerjasama Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr Soetomo, penelitian yang berkesinambungan dan mampu
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP melakukan penelitian klinik yang baik
Kedokteran Universitas
3. Mengembangkan dan mendorong peneliti dan staf Hasanuddin/RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo. Untuk INA-RESPOND untuk mendapatkan pelatihan dan
pelaksaan kegiatan sehari-hari ditunjuklah Chair dan pengalaman dalam penelitian
Co-chair dari steering committe, yaitu dr. Muhammad
4. Merencanakan, melaksanakan dan memelihara Karyana, M.Kes dan Prof Dr Pratiwi Sudarmono, PhD,
Pada waktu bersamaan juga dilakukan lomba penelitian pada tahun 2012 ini. Adapun penyakit infeksi
poster. Terkumpul lebih dari 40 buah poster. yang menjadi prioritas penelitian sejalan dengan priori-
Ditetapkan 6 orang pemenang, yaitu: tas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu:
1. Ridha Rosandi, Departemen Ilmu Kulit Malaria, Avian Influenza, Dengue, AIDS/HIV dan TB
Kelamin FKUI- RSCM, dengan judul “Lupus atau disingkat sebagai MADAT, juga penyakit infeksi
Vulgaris dengan Limfadema”. lainnya (Hepatitis, Diare, Chikungunya, Leptospirosis
2. Tri Nury, Balai Litbang Biomedis Papua, dan Japanese encephalitis). Di samping itu tidak lupa
dengan judul “Hubungan antara Tingkat Pengetahuan,
Kebiasaan Merokok dan juga
Alkoholisme dengan Kesembuhan Pasien TB (Schistosomiasis, Fasciolopsis, Filariasis, Anthraks, Ra-
di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua”. bies, Pes, Scabies, Frambusia dan Kusta).
3. Raspati C Koesoemadinata, Unit Penelitian Penelitian yang pertama akan dilakukan adalah
Kesehatan RS Hasan Sadikin/FK UNPAD, Fever Study. Suatu penelitian klinis yang bertujuan
dengan judul “Tuberculosis infection among mencari dan mengidentifikasi penyebab penyakit
close contacts of active pulmonary tuberculosis dengan manifestasi demam. Protokol penelitian sedang
in Bandung”.
dalam proses pengajuan ke Komisi Etik Badan Lit-
4. Dhuny Atas Asri, Departemen Pulmonologi bangkes. Diharapkan pada bulan Agustus sudah mulai
dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS pengumpulan data.
Persahabatan, dengan judul “Description of Topik yang kedua adalah Tuberculosis, sementa-
Adverse Effects and Their Management in ra ini baru pada tahapan membentuk tim peneliti yang
Multidrugs Persistant Tuberculosis Patients Receiving Standard Regimen Antituberculosis
akan menyusun suatu protokol penelitian. Penentuan in Persahabatan Hospital”. topik penelitian dilakukan melalui suatu workshop TB,
D e p a r te m e n yang dilaksanakan dalam rangka peringatan hari TB Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi tahun 2012. Workshop TB pada tanggal 30-31 Maret
5. Rahmayanti
Harianto,
Persahabatan, dengan judul 2012 adalah kegiatan pertama dari INA-RESPOND
FKUI- RS
“Penerapan Diagnosis Tuberkulosis (TB) yang melibatkan orang-orang diluar anggota. Kegiatan
International Standard for cukup mendapatkan perhatian baik itu dari institusi
berdasarkan
Tuberculosis Care (ISTC) pada praktek swasta lembaga penelitian, universitas, peneliti TB dan
dokter spesialis paru di beberapa rumah sakit pemegang program di Kementerian Kesehatan.
dan klinik swasta di Jakarta”.
5. Ela Hayati, Unit Penelitian Kesehatan RS Hasan Sadikin/FK UNPAD, dengan judul
“Validation of Scoring System in the Diagnosis of Tuberculous Meningitis at Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung”.
PERTEMUAN PEMBAHASAN AGENDA RISET PENYAKIT TIDAK MENULAR TAHUN 2013 - 2020
CISARUA, 9 - 10 APRIL 2012
drg. Lelly Andayasari, M.Kes
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Di Indonesia prevalensi PTM juga meningkat. Nomor. 1144/MENKES/PER/VIII/ 2010 tanggal 19
Dari hasil Riskesdas tahun 2007 diperoleh besaran Agustus 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
prevalensi penyakit jantung 7,2%, stroke 8% 0 dan Kementerian Kesehatan, Pasal 710, Pusat Teknologi
diabetes mellitus di perkotaan 5,7%. Selain itu Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (Pusat
penyebab kematian untuk usia di atas 5 tahun, baik di TTK dan EK) mempunyai tugas melaksanakan
perkotaan maupun perdesaan, adalah disebabkan oleh penelitian dan pengembangan kesehatan, serta menapis
stroke. Angka kematian akibat PTM ditemukan teknologi di bidang teknologi terapan kesehatan dan
sebesar 33,7% di antara penduduk laki-laki dan 25,2% epidemiologi klinik.
di antara penduduk wanita, dan proporsi kematian Dalam Pasal 717 PerMenkes No. 1144/2010 dise-
sirkulasi adalah 60%, butkan bahwa Bidang Epidemiologi klinik mempunyai
akibat penyakit sistem
sementara akibat kanker adalah 15%. tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, dan
Fakta dan data/informasi yang tertera di atas, penapisan teknologi kesehatan serta penyiapan peru-
merupakan akibat langsung atau pun tidak langsung
musan dan pelaksaan kebijakan di bidang epidemiolo-
dari masalah yang ada dalam sistem pelayanan
kesehatan, lingkungan, perilaku masyarakat (aspek menular serta epidemiologi klinik lainnya.
gi klinik penyakit menular dan penyakit tidak
sosial, budaya dan psikologi sosial), serta genetis. Sampai saat ini masyarakat masih menghadapi
Adanya masalah-masalah tersebut, akan berdampak ancaman kesehatan dari penyakit menular dan tidak
masyarakat secara menular. Hal ini merupakan efek langsung maupun
menyeluruh. Jika dilihat dalam konteks negara dan tidak langsung dari permasalahan sistem kesehatan.
bangsa Indonesia yang sedang mengalami transisi Kejadian penyakit menular seperti malaria, TBC, HIV/
epidemiologi, besaran anggaran Pemerintah dalam AIDS, DBD, influenza termasuk flu burung, hepatitis,
pelayanan kesehatan tetap difokuskan dalam kegiatan diare, leptospirosis, chikungunya, dan JE berdampak
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dari luas
berbagai kasus PTM. Kemajuan ilmu pengetahuan penyakit lain yang selama ini terabaikan, seperti schis-
terhadap kesehatan
masyarakat.
Beberapa
dan teknologi, berakibat terhadap kemajuan pola dan tosomiasis, fasciolopsiasis, antraks, rabies, skabies, pes,
gaya hidup masyarakat sehingga dapat meningkatkan frambusia dan kusta mengalami peningkatan.
berbagai kasus penyakit tidak menular menjadikan tantangan tersendiri dalam melaksanakan tindakan
yang tepat dan terukur.
penyusunan Agenda Riset tetap
Adalah suatu tantangan bagi Pemerintah untuk
Dalam
upaya
kesehatan Kesehatan Nasional Tahun 2013 - 2020, perlu dicerma- masyarakat sejalan dengan upaya restrukturisasi dan ti kembali latar belakang, arah kebijakan, prioritas reformasi sistem kesehatan nasional di era desentrali- utama, area riset, sub area riset, dan tema riset unggu- sasi. Penelitian dan pengembangan kesehatan adalah lan dari penyakit tidak menular. Pusat Teknologi Tera- salah satu program pendukung dalam memberikan pan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik sampai saat ini jalan keluar pemecahan berbagai masalah kesehatan telah berupaya melaksanakan dan meningkatkan yang terjadi. Aktivitas penelitian dan pengembangan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang yang dilaksanakan sudah barang tentu harus mempu- teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik nyai agenda yang jelas dan terstruktur. Agenda riset bekerja sama dengan berbagai sektor terkait (rumah akan memberikan arah yang jelas dalam memecahakan sakit, lembaga penelitian dan perguruan tinggi). Dalam masalah kesehatan yang ada dan terukur dalam waktu rangka penyusunan agenda riset penyakit tidak menu- serta sumber daya yang tersedia.
berupaya meningkatkan
status
lar, Pusat TTK dan EK ikut melibatkan para peneliti seminat dari satuan kerja di lingkungan Badan Lit-
bangkes, unit litbang lainnya dan unit pelaksana di lingkup Kemenkes
PENYUSUNAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG REGISTRASI PENELITIAN KLINIS DI INDONESIA
Junediyono, SKM,MKM
Penelitian dan pengembangan di bidang klinis Implikasinya, Badan Penelitian dan Pengembangan (kedokteran / kedokteran gigi), yang selanjutnya disebut
Kesehatan harus mampu menjadi “pemandu” dan penelitian klinis merupakan kegiatan ilmiah di bidang
“dirigen” dalam penelitian kesehatan di Indonesia, kedokteran / kedokteran gigi yang dilakukan untuk
termasuk penelitian klinis.
memperbaiki diagnosis, pengobatan, penyembuhan, Berdasarkan Permenkes 14 tahun 2010 pencegahan, dan pemberantasan penyakit, kondisi
dan Tata Kerja kesehatan, dan peningkatan derajat kesehatan manusia
tentang Struktur
Organisasi
Kementerian Kesehatan, disebutkan bahwa salah satu dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional
fungsi Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan di bidang kesehatan. Kegiatan penelitian klinis
Epidemiologi Klinik adalah pelaksanaan pembinaan, merupakan
koordinasi, dan fasilitasi teknis pelaksanaan kesehatan yang berbasis bukti/data, dalam kerangka
penelitian dan pengembangan kesehatan bidang evidence-based medicine. Hasil penelitian klinis harus
teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. selalu menjadi dasar bagi provider pelayanan kesehatan
Karena menggunakan subyek manusia sebagai dalam mengambil keputusan klinis untuk memberikan
sasaran penelitian, maka penelitian klinis haruslah pelayanan kepada pasien, sehingga diperoleh pelayanan
dilaksanakan dengan prinsip-prinsip bioetika yang kesehatan yang bermutu, aman dan merata bagi
kokoh, untuk menjamin keselamatan, keamanan dan seluruh rakyat Indonesia.
hak-hak subyek penelitian. Untuk itu, pelaksanaan Sebagaimana tertuang dalam Amandemen UUD
penelitian klinis haruslah transparan dan dapat 1945 pasal 31 ayat 5, dikemukakan bahwa: “Pemerintah
dipertanggungjawabkan kepada publik. Dalam rangka memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjaga transparansi, akuntabilitas publik, serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
memudahkan koordinasi, maka perlu dikembangkan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan
registrasi penelitian klinis secara nasional. umat manusia”. Di sini tampak bahwa pengembangan
ingin mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tetap dalam kerangka
Kalau
Indonesia
penelitian klinis yang diakui secara internasional, kepentingan nasional dan menjunjung tinggi nilai
klinis ini penting untuk agama dan kemanusiaan.
registrasi penelitian
dikembangkan. Hasil Mexico Ministerial Summit Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1179A
Bulan Novemver 2004 telah mendorong kepada negara Tahun 1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan
anggota untuk mengembangkan registrasi penelitian Pengembangan Kesehatan dan Keputusan Menteri
klinis. Kemudian, Bulan November 2008, Global Kesehatan No. 791 Tahun 1999 tentang Koordinasi
Ministerial Forum on Health Research di Bamako, Penyelenggaraan
Mali, juga meminta kepada negara anggota untuk Kesehatan, memberikan tugas kepada Badan Penelitian
mengembangkan registrasi penelitian klinis secara dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
nasional. Di samping itu, International Commitee on Republik Indonesia sebagai Koordinator Penelitian dan
Medical Journal Editors juga telah mempersyaratkan Pengembangan Kesehatan Nasional.
“public clinical trial registration” agar hasil penelitian klinis dapat dipublikasikan.
Sampai saat ini, negara-negara Asia yang telah Bagian Peraturan Perundang-undangan, Biro Hukum mengembangkan registrasi penelitian klinis (dan
dan Organisasi Kemkes), R. Bimo Satrio Rahardjo, SH, terhubung dengan International Clinical Trial Registry
Hukum, Organisasi dan Platform WHO) adalah India, Sri Lanka, China, dan
M.Kes,
MH
(Kabag
Kepegawaian Badan Litbangkes), Drs. Muchtar Malaysia.
Gozali, MM (Kabag Tata Usaha, Pusat TTK dan EK), Berdasarkan pertimbangan hal tersebut diatas,
Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes (Kabid Teknologi Tera- Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi
pan Kesehatan, Pusat TTK dan EK), Dra. Lucie Klinik sedang menyusun Peraturan Menteri Kesehatan
Widowati, M.Si (Kabid Epidemiologi Klinik Pusat TTK tentang
dan EK), Roberia, SH, M.Hum (Konsil Kedokteran dikembangkannya
SKM, MKM (Kasubag setidaknya terdapat tiga keuntungan, yakni (1)
Program dan Kerjasama Pusat TTK dan EK), Ully memberikan informasi kepada masyarakat dan provider
Adhie Mulyani, Apt, M.Si (Kasubid Teknologi Terapan pelayanan kesehatan tentang penelitian klinis yang ada,
Farmasi dan Kedokteran, Pusat TTK dan EK), Dr. (2) memberikan informasi kepada masyarakat dan
Fitrah Ernawati, M.Sc (Kasubid Teknologi Terapan provider pelayanan kesehatan tentang hasil penelitian
Gizi dan Makanan, Pusat TTK dan EK), dr. M. klinis, (3) meningkatkan transparansi penelitian klinis,
Karyana, M.Kes (Kasubid Epidemiologi Klinik Penya- untuk
kit Menular, Pusat TTK dan EK), drg. Lelly mencegah bias publikasi.
Andayasari, M.Kes (Kasubid Epidemiologi Klinik Pen- yakit Tidak Menular, Pusat TTK dan EK).
Tahun 2011 sudah dikembangkan draft Permen- kes dengan melibatkan Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto,
Tahun 2012 diharapkan akan terselesaikan SH, MH, SpF(K) (Staf Ahli Menteri Bidang Globalisasi
Permenkes, dengan tahap awal adalah pertemuan dan Teknologi Kesehatan), Drs. Ondri Dwi Sampurno,
dengan lintas sektor untuk memfinalisasi draft. Yang Apt, M.Si (Kepala Pusat Biomedis dan Teknologi
diharapkan dapat memberikan masukan adalah Kesehatan Dasar), dr. Siswanto, MHP, DTM (Kepala
Bagian Hukum Organisasi dan Kepegawaian, Bagian Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi
Informasi Publikasi dan Dokumentasi, Biro Hukum Klinik), Dr. drg. Farida Soetiarto, MS (Ketua Panitia
Sekjen Kemenkes, Contract Research Officer, Komite Pembina Ilmiah Pusat TTK dan EK), Dr. Emiliana
Agreement, Badan Tjitra, PhD (Peneliti Utama Pusat TTK dan EK), Dr.
Pengawas Obat dan Makanan, wakil Fakultas Mardjani Susilowati (Peneliti Utama Pusat TTK dan
Kedokteran, Rumah Ssakit, dan Komisi Etik di EK), drg. Sekartuti, M.Kes (Peneliti Madya Pusat TTK
Fakultas Kedokteran.
dan EK), Riati Anggraini, SH, MARS, M.Hum (Kepala
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 14
SEKILAS INFO
PEMBINAAN BALAI
Dr. Ir Dewi Permaesih, M.Kes
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan
Republik Indonesia no 1144/MenKes/PER/VIII/2010
Akibat Kekurangan Iodium (BP2GAKI) Magelang
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT), Kesehatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi
dalam penyusunan, pelaksanaan rencana program dan dan Makanan berubah menjadi Pusat Teknologi
evaluasi tahun 2011, mengacu Keputusan Menteri Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik. Pusat ini
2350/MENKES/PER/XI/2011 terdiri dari: Bagian Tata Usaha, Bidang Teknologi
Kesehatan
Nomor
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Terapan Kesehatan, dan Bidang Epidemiologi Klinik.
dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Dengan adanya perubahan ini tentunya membawa
Iodium di Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. dampak pada perubahan komposisi kepakaran peneliti.
Keputusan tersebut telah diperbaharui melalui Ketika masih menjadi Puslitbang Gizi dan Makanan,
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 2350/MENKES/ kepakaran peneliti didominasi yang berkaitan dengan
PER/XI/2011 tanggal 22 November 2011 tentang gizi dan makanan. Saat itu juga bertanggungjawab
Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan untuk mengampu Balai GAKI yang berada di Magelang.
Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium Setelah menjadi Pusat Teknologi Terapan Kesehatan
(BP2GAKI) di Kabupaten Magelang Propinsi Jawa dan Epidemiologi Klinik, kepakaran peneliti menjadi
Tengah yang secara eksplisit menjelaskan bahwa lebih beragam. Balai yang diampu bertambah dengan
BP2GAKI berada dalam pembinaan Pusat TTK dan masuknya, Balai P2B2 Tanah Bumbu, Kalimantan
EK.
Selatan. Tugas Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan
Epidemiologi Klinik
melakukan pembinaan pada Balai yang diampunya. Pembinaan dilakukan dalam rangka membina para peneliti muda untuk melaksanakan penelitian mulai dari menyusun proposal sampai dengan publikasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etik, ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah di bidang yang sesuai
dengan tugas
dari masing-masing Balai
dilakukan dengan cara kunjungan yang dilakukan oleh para pakar dengan ilmu yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Balai.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
Tugas BP2GAKI
adalah
melaksanakan
didukung oleh peneliti maupun calon peneliti dengan atau teknologi terapan yang berkaitan dengan upaya
latar belakang keilmuan Entomolog, kedokteran penanggulangan GAKI. Fungsi yang dilakukan antara
kedokteran laboratarium, lain:
tropis,
parasitologi,
geografis, kesehatan masyarakat, biologi, apoteker, epidemiologi
antropolog, kimia, hukum, komputer geografi, agama, gangguan akibat kekurangan iodium dengan melakukan
perikanan, kesehatan lingkungan, ekonomi akutansi, pemeriksaan biokimia darah. Selain itu juga melakukan keperawatan, analisis kesehatan, komputer, tenaga penelitian-penelitian dan pengembangan teknologi yang
administrasi.
mendukung upaya penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium. Selain melakukan penelitian
telah dilaksanakan pengembangan juga memberikan pelayanan pada
Pembinaan
yang
hingga bulan April 2012 sebanyak 2 kali ke masing- masyarakat terutama yang berhubungan dengan
masing Balai Litbang. Pembinaan ke BP2GAKI masalah gangguan akibat kekurangan iodium.
dilaksanakan pada tanggal 3-5 April 2012, oleh Dr. Untuk melaksanakan tugas fungsi tersebut saat
drg. Farida Soetiarto, MSc; Dr. Djoko Kartono, MSc ini SDM yang telah dimiliki oleh BP2GAKI meliputi
dan drg. Lelly Andayasari, M.Kes. Pembinaan ke Balai bidang
Litbang P2B2 Tanah Bumbu dilaksanakan pada Epidemiologi, Biostatistik, Kedokteran, Biokimia Gizi,
tanggal 18-20 April 2012. Peneliti yang melaksanakan Biologi Molekuler, Psikologi, Sosiologi, Anthropologi,
pembinaan adalah Dr. dr. Emiliana Tjitra; drh. Sahat Farmasi, Biologi, Ekonomi Akuntansi dan Hukum.
Omposunggu; dr. M. Karyana, M.Kes dan Dr. Ir. Dewi Sementara bidang keahlian Diploma meliputi Gizi,
Permaesih, M.Kes.
Kesehatan Lingkungan, Analis Kimia, Keperawatan, Fisioterapi,
dilakukan pada saat Informasi dan Perpustakaan.
kunjungan tersebut, terutama bagaimana membuat suatu ide penelitian dengan cara setiap peneliti
Balai Penelitian
dan
Pengembangan
mempresentasikan usulannya kemudian dilakukan
Pengendalian Penyakit Bersumber
Binatang,
diskusi-diskusi dan apakah usulan sesuai dengan tu-
Tanah Bumbu
poksi balai serta pengarahan dari para senior yang Balai
sudah berpengalaman.
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang atau disingkat Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu semula bernama Loka Litbang. Perubahan didasarkan atas Peraturan Menteri Kesehatan No.920/MENKES/PER/ V/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang yang dikeluarkan pada tanggal 05 Mei 2011.
Sesuai dengan namanya Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu mempunyai tugas untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan binatang, terutama malaria dan parasitik pencernaan. Sasaran dari kegiatan Balai Litbang P2B2 adalah daerah yang mempunyai masalah P2B2, dalam jangkauan wilayah regional Kalimantan.
Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 16
RAPAT KERJA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN (ROADMAP) PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK (PUSAT TTK dan EK) TAHUN 2012
Acacia, 30 Januari – 1 Februari 2012
Junediyono SKM, MKM
5. Indah Yuning Prapti, SKM, M.Kes, selaku Kepala TTK dan EK telah tertuang dalam Rencana Aksi
Pijakan penting untuk menentukan arah Pusat
Besar Penelitian dan Pengembangan Kegiatan Pusat TTK dan EK Tahun 2011-2015, yang
Balai
Obat Tradisional, memuat tentang kegiatan penelitian pengembangan
menyampaikan materi agenda penelitian B2P2TO- (litbang) dibidang teknologi terapan kesehatan dan
OT Tahun 2010-2014
epidemiologi klinik, kegiatan pengembangan sumber
6. Prof. Dr. dr. Sudigdo Sastroasmoro, SpA(K), selaku daya, termasuk sarana dan prasarana. Kegiatan litbang
Anggota Panitia Pembina Ilmiah Pusat TTK dan sudah barang tentu diarahkan untuk memenuhi
Clinical Epidemiology kebutuhan program. Disisi lain, Pusat TTK dan EK juga
EK,
menyampaikan
Research Design on Overview