PENGEMBANGAN ASPEK LEGAL FORMAL DAN PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK TANI ORGANIK

  

PENGEMBANGAN ASPEK LEGAL FORMAL…….…………………………………(Putriana, Purwani & Agustini )

PENGEMBANGAN ASPEK LEGAL FORMAL DAN

PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK TANI ORGANIK

  

Putriana Kristanti, Purwani Retno Andalas, dan Agustini Dyah Respati

Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana

Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 5 -25 Yogyakarta

em

  

ABSTRACT

This article is the result of science and technology program implementation for the community. This

service program aims to help solve the problems of partners, which are Organic Farmers Group

Mulyo Karangdowo Sesarengan that located in the district Klaten, Central Java. The groups is no

yet gained recognition from local authorities and other parties. The solve problem through informal

discussion groups, counseling, workshops, and mentoring. Service held by the method: situation

analysis, problem identification, determining the purpose of work, problem-solving plan, social

approach, implementation, and evaluation of activities and results. The outcome of this program

are: (1) the legal aspect are the PIRT and the status of the group; (2) the formal aspects, namely the

Articles of Association, the organizational structure, a list of management board, job descriptions,

and standard operating procedures; (3) business aspects of organizational, marketing, and financial

management and financial reporting.

  Keywords: farmers group, formal legal aspects, articles of association, business aspects

ABSTRAK

  

Artikel ini merupakan hasil pelaksanaan program Ipteks bagi Masyarakat (IbM). Program

pengabdian ini bertujuan untuk membantu memecahkan masalah mitra, yang adalah Kelompok

Tani Organik Mulyo Sesarengan berlokasi di Kecamatan Karangdowo, Klaten, Jawa Tengah.

Permasalahn yang dihadapi oleh kelompok adalah belum memperoleh pengakuan dari pemerintah

setempat dan pihak lainnya. Kelompok belum memenuhi aspek legal formal, dan kelompok masih

menghadapi beberapa kendala dalam mengembangkan usahanya. Pemecahkan masalah kelompok

dilakukan melalui kegiatan sarasehan, penyuluhan, workshop, dan pendampingan. Pengabdian

diselenggrakan melalui metoda: analisis situasi, identifikasi masalah, menentukan tujuan kerja,

rencana pemecahan masalah, pendekatan sosial, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kegiatan dan

hasil. Adapun luaran program ini adalah: (1) aspek legal yaitu PIRT (dalam proses) dan status

kelompok (tingkat desa); (2) aspek formal yaitu Anggaran Dasar, struktur organisasi, daftar

susunan pengurus, deskripsi tugas pengurus, dan prosedur operasi standar; (3) aspek usaha yaitu

manajemen organisasi, manajemen pemasaran, serta manajemen keuangan dan pelaporan

keuangan.

  Kata Kunci: kelompok tani, aspek legal formal, anggaran dasar, aspek usaha

  Sesarengan, yang dimulai pada bulan Maret dan berakhir bulan November 2015. Program

  PENDAHULUAN

  pengabdian ini adalah lanjutan dari program IbM terdahulu pada mitra yang sama. Artikel ini merupakan hasil laporan

  Kelompok tani ini terdiri dari pelaksanaan program Ipteks bagi Masyarakat Kelompok Padi Organik dan Kelompok Pupuk

  (IbM) Kelompok Tani Organik Mulya

  JRAK, Volume 12, No 1 Februari 2016

  Organik. Kelompok Padi Organik melakukan budidaya padi organik. Budidaya padi organik adalah budidaya padi yang mengutamakan kelestarian lingkungan dan keamanan pangan bagi masyarakat yang mengkonsumsinya dengan menggunakan pupuk dan bahan lainnya organik. Budidaya organik tdak menggunakan bahan-bahan kimia. Definisi organik secara umum harus memenuhi persyaratan antara lain: tidak ada pestisida dan pupuk dari bahan kimia sintetis, kesuburan tanah dipelihara secara alami, pengendalian hama dan penyakitpun diatasi secara alami (Deptan, 2008). Padi organik telah banyak dikembangkan di negara-negara maju, yang telah menyadari pentingnya keseimbangan lingkungan, dan harga jual yang lebih tinggi karena mempunyai manfaat kesehatan yang lebih baik.Demikian juga akhir-akhir ini di Jawa Tengah, Indonesia.

  Kabupaten Klaten telah lama dikenal sebagai daerah penghasil padi berkualitas baik.Masyarakat Indonesia telah mengenalnya dengan sebutan Beras Delanggu, yang terkenal karena kualitasnya yang baik.Kecamatan Karangdawa berbatasan dengan Kecamatan Delanggu.Sebagian dari persawahannya telah mendapat pengairan teknis dan air tersedia sepanjang tahun.Oleh karena itu pengembangan padi organik di daerah ini diharapkan semakin mengangkat kabupaten Klaten sebagai penghasil padi yang baik di Indonesia.

  Kelompok Tani Mulyo Sesarengan juga mengembangkan pengolahan kompos dari kotoran ternak serta urine sebagai pupuk organik dengan produksi 10 ton/musim tanam.Hal ini belum mencukupi untuk kebutuhan seluruh anggota, bahkan kotoran ternak masih banyak didatangkan dari desa lain, karena populasi ternak terbatas.Produksi pupuk organik (kompos) ini terutama untuk memenuhi kebutuhan Kelompok Padi Organik.

  Pelaksanaan dari program IbM terdahulu untuk kelompok ini telah memperbaiki kelompok terutama dari sisi bidang manajemen khususnya organisasi, pemasaran, dan keuangan. Pengembangan organisasi telah membawa kelompok menjadi kelompok yang mulai diperhatikan keberadaannya oleh masyarakat sekitarnya. Kelompok telah memiliki draft Anggaran

  Dasar organisasi. Pemasaran produk sudah mulai meningkat, kemasan menjadi lebih baik dan jaringan pemasaranpun juga bertambah luas. Keuangan mulai dikelola, dilakukan pencatatan dan penyusunan laporan (Putriana dkk., 2014).

  Berdasarkan diskusi dengan pengurus kelompok, serta hasil pengamatan yang dilakukan dalam program IbM sebelumnya tersebut, telah diidentifikasi permasalahan yang dihadapi mitra I (Padi Organik) dan mitra

  II (Pupuk Organik) dengan perumusan sebagai berikut: a. Kelompok belum memenuhi aspek legal formal untuk diterima oleh pemerintah dan pihaklainnya.

  b. Kelompok masih menghadapi beberapa kendala dalam mengembangkan usahanya.

  TARGET DAN LUARAN Rekayasa Sosial

  Berdasarkan identifikasi permasalahan mitra, maka diperlukan rekayasa sosial sebagai upaya untuk memenuhi persyaratan organisasi yang dapat diterima secara legal maupun secara formal. Adapun rekayasa sosial yang dapat dilakukan untuk mengembangkan aspek legal formal dan mengembangkan usaha, antara lain adalah: a. Aspek legal: perolehan PIRT, pengakuan desa dan kecamatan atas keberadaan kelompok.

  b. Aspek formal: penyempurnaan dan pengesahan Anggaran Dasar, penyusunan struktur organisasi, penentuan daftar susunan pengurus, penetapan deskripsi tugas pengurus, dan penetapan prosedur operasi standar.

  c. Aspek usaha: manajemen organisasi, manajemen pemasaran, manajemen dan pelaporan keuangan. 1) Memperkuat organisasi 2) Memperbaiki dan mengembangkan pemasaran: pemahaman tentang konsistensi jenis produk, peningkatan jejaring pemasaran, perbaikan kemasan produk, peningkatan kegiatan promosi. 3) Memperbaiki pengelolaan keuangan:

  

PENGEMBANGAN ASPEK LEGAL FORMAL…….…………………………………(Putriana, Purwani & Agustini )

  transparansi keuangan, pencatatan dan pelaporan keuangan, dan penguatan modal.

  Publikasi Ilmiah

  Publikasi ilmiah melalui seminar atau publikasi prosiding, ataupun penerbitan artkel ilmih dalam jurnal. Publikasi dimaksudkan sebagai upaya diseminasi hasil pengabdian, yang diharapkan dapat digunakan untuk mengebangkan kelompok lainnya.

  Metode Pengabdian kepada Masyarakat merupakan pola atau sistem yang dilakukan ataupun tahapan-tahapan dalam menjalankan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (Murdjito, 2012). Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan IbM ini adalah sebagai berikut:

  Analisis Situasi

  Analisis situasi sebagai awal dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat.Analisis dilakukan dengan maksud untuk membantu pengembangan kelompok. Tahap ini dilakukan melalui 2 (dua) sub-tahapan, yaitu:

  a. Menentukan khalayak sasaran. Sasaran dalam program IbM ini adalah: Kelompok Tani Organik Mulyo Sesarengan diKecamatan Karangdawa, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kelompok tani ini terdiri dari: 1) Kelompok Padi Organik 2) Kelompok Pupuk Organik

  b. Menentukan bidang permasalahan yang akan dianalisis, secara komprehensif keseluruhan masalah, atau secara terbatas pada satu atau dua bidang permasalahan saja. Bidang permasalahan yang akan dianalisis dalam program ini adalah bidang Manajemen, terutama yang berhubungan denganorganisasi, pemasaran, dan keuangan serta laporan keuangan.

  Identifikasi Masalah

  Identifikasi masalah sebagai hasil dari tahap analisis situasi. Hasil berupa dapat ditemukannya dan dapat dirumuskannya permasalahan yang dihadapi oleh kelompok sasaran yang dipilih, yang akan ditangani melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.Masalah yang dihadapi oleh kedua kelompok saat ini, antara lain adalah; a. Masalah legal formal

  Kelompok belum diakui keberadaannya secara sepenuhnya oleh pemerintah dan pihak lainnya, misal oleh:bank, serta oleh mitra atau rekanan bisnis.Kelompok belum tercatat sebagai kelompok tani di tingkat desa maupun kecamatan. Hal ini menyebabkan kelompok ini tidak memperoleh fasilitas-fasilitas yang ada di pemerintahan desa maupun kecamatan. Kelompok tidak memperoleh penyuluhan dan pendampingan oleh PPL (Petugas Penyuluh Lapangan). Kelompok tidak memperoleh kesempatan mendapatkan bantuan dana atau pinjaman dengan bunga ringan. Kelompok tidak mendapatkan undangan pertemuan-pertemuan penting yang membahas perihal pertanian maupunpeternakan, serta tidak memperoleh fasilitas lainnya. yang tersedia di masyarakat maupun yangdisediakan oleh pemerintah untuk mengembangkan usahanya.

METODA PENGABDIAN

  Dikarenakan jumlah kelompok tani di tingkat desa dan kecamatan dirasa cukup, maka Kelompok Tani Mulyo Sesarengan harus bersedia bergabung dengan kelompok tani yang sudah ada. Hal ini berarti bahwa kelompok harus bersedia untuk bekerjasama dengan kelompok tempat bernaung dan bersedia memenuhi persyaratan-persyaratan administrasi dan manajerial.

  b. Masalah manajemen usaha 1) Organisasi

  Kedua mitramasih belum memiliki komitmen yang kuat untuk mengembang- kan organisasinya.Kelompok belum memiliki Anggaran Dasar yang ditetapkan/disahkan untuk dijadikan sebagai dasar dalam berorganisasi. JRAK, Volume 12, No 1 Februari 2016

  kan usahanya.Selain itu juga masalah pengelolaan (manajemen) keuangan. 2) Pemasaran Pengelolaan keuangan yang kurang baik menyebabkan tersendatnya pengembangan Mitra I : Kelompok Padi Organik modal dan lainnya.

  Belum adanya standarisasi hasil panen, baik dari segi jenis maupun kualitas padi organik, dikarenakan kualitas bibit padi yang belum memadai.Hal ini mengakibatkan kelompok ini belum bisa secara kontinyu memenuhi permintaan pasar dan kepuasan konsumen belum dapat tercapai secara optimal.Kelompok tani ini masih mengalami kesulitan untuk mengakses sumber bibit yang berkualitas dan dalam membangun kemandirian penyediaan bibit agar dapat mencapai biaya produksi padi yang lebih efisien. Mitra II: Kelompok Pupuk Organik

  Gambar 1. Identifikasi Masalah Produk pupuk yang dihasilkan

  Menentukan Tujuan Kerja

  kelompok tani belum memenuhi standar kualitas maupun kuantitas yang memadai.Hal Tujuan kerja ditentukan secara spesifik. ini disebabkan belum tercapainya

  Pada tahap ini ditentukan “kondisi baru” yang kemandirian penyediaan pupuk sebagai diinginkan, atau perubahan yang ingin dicapai pendukung tercapainya efisiensi biaya melalui kegiatan pengabdian yang akan produksi padi/beras organik.Kotoran ternak dilaksanakan. Kondisi sekarang harus dapat sebagai bahan dasar pupuk belum dibedakan dengan kondisi baru. mencukupi, dikarenakan jumlah ternak yang

  Tujuan kerja dari program IbM ini dimiliki belum banyak, sehingga masih harus adalah peningkatan pendapatan bagi mitra, menambah bahan dari luar. yaitu Kelompok Tani Organik di Kecamatan Karangdawa, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

  3) Keuangan Peningkatan pendapatan akan diupayakan

  Masalah yang paling besar yang dihadapi melalui perubahan-perubahan secara oleh kelompok saat ini adalah adanya fundamental khususnya dalam bidang aspek masalah belum terciptanya transparansi legal formal, organisasi, pemasaran, dan keuangan kelompok (Andalas dkk, 2015). transparansi keuangan. Melalui kegiatan

  Penerimaan (uang masuk) dan pengabdian ini diharapkan kelompok dapat: pengeluaran (uang keluar) belum

  a. Memenuhi aspek legal formal dicatat/didokumentasikan dengan baik, b. Menjadi organisasi yang kuat. sehingga kelompok belum dapat dengan

  c. Memiliki pemasaran produk yang efisien baik memberikan informasi keuangan dan efektif. yang dimilikinya kepada anggota maupun

  d. Transparan dalam pengelolaan keuangan kepada pihak lain yang berkepentingan. Hal ini menyebabkan terjadi ketidaknya-

  Rencana Pemecahan Masalah

  manan dalam hubungan antar pengurus maupun dengan anggota.Saling Tahap rencana ini terdiri dari sub-tahapan, mencurigai dan tingkat kepercayaan yang yaitu: rendah menyebabkan munculnya a. Mencari alternatif pemecahan masalah. hambatan-hambatan dalam mengembang-

  

PENGEMBANGAN ASPEK LEGAL FORMAL…….…………………………………(Putriana, Purwani & Agustini )

  Beberapa alternatif pemecahan masalah Pendekatan sosial dimaksudkan sebagai yang dapat dipilih, antara lain: pendekatan terhadap masyarakat sasaran. 1) Sarasehan Masyarakat sasaran dijadikan subyek dari 2) Penyuluhan kegiatan pengabdian ini. Masyarakat

3) Workshop sebanyak mungkin dilibatkan dalam kegiatan,

  4) Pendampingan termasuk dalam proses perencanaan. Semua

  b. Memilih alternatif yang terbaik. orang yang akan menjadi subyek program Program IbM ini memilih untuk pengabdian ini dijadikan sasaran pendekatan. memecahkan masalah kelompok/mitra Masyarakat ditumbuhkan kesadarannya melalui: bahwa masalah itu adalah masalah mereka

  1) Sarasehan tentang: yang perlu untuk dipecahkan mereka atau bersama pihak lain..

  a) Potensi dan peluang pasar Pendekatan sosial dalam program IbM produk organik dan motivasi ini dilakukan melalui pendekatan dan petani untuk memiliki alternatif melibatkan masyarakat serta pihak-pihak lain penghasilan dari pemasaran, sebanyak mungkin yang merupakan bagian misalnya pupuk. dari lingkungan sosial kelompok mitra

  b) Memotivasi pentingnya program ini, yaitu antara lain: segenap pengelolaan kelompok dengan anggota kelompok, pejabat setempat, dinas prinsip good governance menuju terkait, kelompok lain dalam masyarakat, kelompok yang transparan, perbankan dan instansi lainnya. akuntabel dan mandiri

  c) Perlunyan sistem pengelolaan Pelaksanaan kegiatan keuangan yang transparan d) Arti penting aspek legal formal Pada tahap ini pelaksanaan kegiatan yang untuk mendapatkan pengakuan akan segera dilakukan direncanakan secara dan keabsahan kelompok matang dan terinci. Penyusunan rencana kerja

  2) Penyuluhan partisipatif untuk termasuk: meningkatkan kemampuan kelom- a. Penetapan bagaimana kegiatan itu akan pok petani padi dalam mengakses dilakukan jejaring untuk mendapatkan

  b. Penetapan waktu pelaksanaan informasi dan meningkatkan c. Penetapan tempat-tempat pelaksanaan kemampuan antara lain dalam kegiatan pengelolaan organisasi, keuangan,

  d. Penetapan orang-orang yang terlibat pemasaran dan pemenuhan aspek dalam kegiatan legal formal. Dalam penetapan-penetapan tersebut

  3) Memberikan workshop para petani pendapat dan saran dari masyarakat sasaran dalam: sangt perlu untuk diperhatikan.

  a) Pengelolaan organisasi

  Evaluasi Kegiatan dan Hasil

  b) Pengelolaan keuangan

  c) Pengelolaan pemasaran: Evaluasi dilakukan terhadap setiap tahapan membangun jejaring kerjasama serta diadakan penyempurnaan selama proses untuk meningkatkan kemampuan kegiatan berlangsung. Proses evaluasi produksi, khususnya dalam mengikutsertakan masyarakat. Proses ini pengelolaan sumberdaya faktor menghasilkan bentuk pertanggungjawaban produksi, peningkatan kualitas dari segala sesuatu yang telah dilakukan produk dan pengembangan dalam program pengabdian. distribusi

  Adapun prosedur kerja dalam

  d) Pemenuhan aspek legal formal melaksanakan kegiatan adalah sebagai berikut:

  Pendekatan Sosial

  a. Persiapan dilakukan oleh tim pengabdi JRAK, Volume 12, No 1 Februari 2016

  IbM dengan melakukan kunjungan ke lokasi kedua mitra, untuk membicarakan dengan pengurus kelompok persiapan- persiapan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan program IbM.

  b. Sarasehan diselenggrakan dengan mengundang seluruh pengurus dan anggota kelompok beserta masyarakat sekitarnya. Sarasehan dilakukan di lokasi salah satu mitra.

  c. Workshop diikuti oleh segenap pengurus kelompok.

  Tabel 1. Penetapan Kegiatan, Waktu, Tempat, dan yang Terlibat No Kegiatan Waktu Tempat Yang Terlibat

  1. Persiapan Pelaksanaan Bulan ke 1

  UKDW, Klaten Pengurus kelompok, tim IbM

  g. Evaluasi kegiatan melalui diskusi internal dan melalui diskusi dengan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait. Pada akhir program dilakukan evaluasi bersama. Evaluasi dipergunakan sebagai upaya perbaikan program dalam tahun-tahun mendatang.

  f. Monitoring dilakukan selama kunjungan lapangan maupun pertemuan kelompok.

  e. Pendampingan pelaksanaan, tim pengabdi melakukan pendampingan terhadap kegiatan-kegiatan yang disepakati untuk dilakukan oleh kelompok.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Bulan ke 3-4 Klaten Pengurus, anggota tim IbM

  2. Sarasehan Bulan ke 2 Klaten Pengurus, anggota, masyarakat, tim IbM

  Pada sarasehan ini, kelompok dimotivasi untuk menyusun sistem dan pedoman kerja yang didasari oleh nilai-nilai tersebut.Pada akhir sarasehan muncul kesadaran pengurus dan anggota untuk membangun pengelolaan kelompok berbasis

  Berdasarkan identifikasi masalah yang digali melalui sarasehan ini, ternyata nilai- nilai good governance (keterbukaan, akuntabilitas, tanggungjawab, kemandirian dan keadilan) sebenarnya sudah ada dalam pengelolaan kelompok, namun belum terwujud dalam sistem dan pedoman kerja secara tertulis

  good governance dalam pengelolaan kelompok.

  Sarasehan tentang arti penting organisasi yang transparan, akuntabel dan mandiri bagi kelompok.Melalui sarasehan ini diharapkan memunculkan memotivasi kelompok untuk mewujudkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip

  Sarasehan

  Pelaksanaan IbM bagi Kelompok Tani Mulyo Sesarengan Kecamatan Karangdawa, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini telah mencapai beberapa hasil dari masing-masing kegiatan.

  3. Penyuluhan dan pendampingan, pembinaan Organisasi

  5 Workshop Manajemen dan Pelaporan Keuangan

  Bulan ke 2-7 Klaten Pengurus, anggota tim IbM

  d. Penyuluhan aspek legal formal dan manajerial. Penyuluhan dilakukan dengan mengundang narasumber pakar di bidang aspek legal formal organisasi. Tim pengabdi melayani penyuluhan bidang manajerial. Penyuluhan mengundang seluruh pengurus dan anggota kelompok.

  UKDW dll Tim IbM

  8 Seminar dan Pelaporan Bulan 9 - 10

  4. Penyuluhan dan pendampingan Manajemen Pemasaran

  6 Monitoring Bulan ke 2-7 Klaten Pengurus kelompok, tim IbM

  Bulan ke 5-6 Klaten Pengurus, anggota tim IbM

  7 Evaluasi Bulan Ke 8 Klaten Pengurus, anggota tim IbM

  

PENGEMBANGAN ASPEK LEGAL FORMAL…….…………………………………(Putriana, Purwani & Agustini )

  good governance dalam pengelolaan

  Penyelenggaraan IbM pada Kelompok Tani Mulyo Sesarengan di Kecamatan Karangdawa, Kabupatenn Klaten, Jawa Tengah ini sangat bermanfaat bagi pengembangan kelompok tersebut. Kelompok ini berkembang dan mengalami peningkatan, khususnya dalam hal pengelolaan organisasi.

  SIMPULAN

  Formal dan Pengembangan Usaha

  e. Prosedur Operasi Standar Gambar2. Pengembangan Aspek Legal

  d. Diskripsi Tugas pengurus

  c. Daftar Susunan Pengurus

  b. Bagan Struktur Organisasi

  Sesarengan Karangdowo Klaten

  a. Anggaran Dasar Kelompok Tani Mulyo

  e. Penyusunan prosedur operasi standar Luaran dari kegiatan workshop adalah:

  d. Penyusunan deskripsi tugas

  c. Penetapan susunan pengurus

  kegiatan Kelompok Tani Organik Mulyo Sesarengan di Kecamatan Karangdowo.

  Workshop penyusunan struktur organisasi merupakan tindak lanjut dari kegiatanworkshop penyusunan Anggaran Dasar Kelompok Tani Organik di Karangdawa. Struktur organisasi dan diskripsi tugas pengurus akan menjadi salah satu perwujudan dari implementasi

  prinsip good governance. Hal ini ditunjukkan oleh adanya kesepakatan kelompok untuk menyusun struktur organisasi, mengembangkan Anggaran Dasar kelompok, dan menyusun sistem keuangan yang baku.

  b. Penyusunan struktur organisasi.

  Dasar yang telah disepakati oleh seluruh pengurus dan anggota kelompok, dan disahkan pada tanggal 15 Juni 2015.

  workshop ini dihasilkan sebuah Anggarad

  Dasar kelompok Anggaran Dasar kelompok sebagai landasan kerja kelompok menuju pengelolaan yang transparan, akuntabel, bertanggung jawab, mandiri dan adil, diperlukan Anggaran Dasar. Dalam

  Hasil kegiatan Workshop antara lain adalah: a. Penetapan dan pengesahan Anggaran

  Workshop

  b. Implementasi Good Governance yang akan diwujudkan dalam pengembangan: 1) Struktur organisasi: Anggaran Dasar, bagan struktur organisasi kelompok, daftar susunan pengurus, deskripsi tugas pengurus, dan prosedur operasi standar. 2) Pengelolaan pemasaran produk 3) Sistem pengelolaan keuangan Pada akhir penyuluhan, para pengurus memiliki pemahaman akan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi dan struktur organisasi sebagai pedoman pengelolaan kelompok.

  a. Prinsip-prinsip Good Governance mencakup: Keterbukaan (Transparency), Akuntabilitas (Accountability), Tanggungjawab (Responsibility), Kemandirian (Independency), Keadilan dan kewajaran (Fairness).

  Materi penyuluhan meliputi:

  Kelompok. Implementasi good governance dilakukan melalui pengembangan struktur organisasi, kejelasan deskripsi tugas bagi para pengelola kelompok.

  good governance dalam pengelolaan

  Penyuluhan interaktif tentang implementasi

  Penyuluhan

  Pada akhir program ini kelompok telah memiliki: a. Aspek legal: JRAK, Volume 12, No 1 Februari 2016

  1) PIRT (dalam proses)

  H. Donnelly Jr. 2013. Organization: 2) Status kelompok (tingkat desa) Behavior, Structure, Processses , Edisi

  b. Aspek formal: 13. IRWIN: Boston.

  1) Anggaran Dasar 2) Struktur organisasi Handoko, Hani. 2004, Manajemen.BPFE 3) Daftar susunan pengurus UGM: Yogyakarta.

  4) Deskripsi tugas pengurus 5) Prosedur operasi standar Hitt, M. A., J. Steward Black dan Lyman W,

  c. Aspek usaha: Porter. 2012. Management. Perason: 1) Manajerial organisasi Upper Saddle River New Jersey.

  2) Manajerial pemasaran 3) Manajerial keuangan dan pelaporan Jenal Mutakin. 2005. Budidaya dan keuangan Keunggulan Padi Organik Metode

  SRI (System of RiceIntensification) .

  SARAN Bandung.

  Kondisi kelompok masih sangat potensial Murdjito, Gatot. 2012.

  Metoda

  untuk dikembangkan.Pendampingan kepada Pengabdian pada Masyarakat .Bahan kelompok masih diperlukan. Pelatihan Metodologi Pengabdian kepada Masyarakat. PSAK No. 1 (Revisi 2013). 2015. Pernyataan

DAFTAR REFERENSI

  Standar Akuntansi Keuangan: Penyajian Laporan Keuangan . Jakarta: Ikatan

  Andalas, Purwani Retno, Putriana Kristanti, Akuntan Indonesia.

  Agustini Dyah Respati. 2015. Penerapan

  Good Corporate Governance Pada

  Putriana, Kristanti, Purwani Retno Andalas, Kelompok Tani Organik. Prosiding Agustini Dyah Respati. 2014.

  Seminar Nasional dan Call for Papers Pengelolaan Organisasi, Pemasaran,

  Forum Manajemen Indonesia ke 7. 10-12 Keuangan dan Akuntansi Kelompok November 2015. Jakarta.

  Tani Organik. Jurnal Riset Akuntansi Berman, B. dan Evan, J. R. 1998.Retail dan Keuangan , Vol. 10 (1): 73-81.

  Management .Seventh Edition. Prentice- Hall International, Inc.

  Robbins, S. P. 2010. Organizational

  Behavior . Pearson: Upper Saddle River Cateora , P. R dan Graham, John, L. 2007.

  New Jersey.

  International Marketing: a StrategicApproach . International

  SAK ETAP. 2009. Standar Akuntansi Edition, McGraw Hill: New York.

  Keuangan: Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik . Jakarta: Ikatan Akuntan

  Deptan 2008. Padi Organik. Informasi Indonesia.

  Ringkas Bank Pengetaghuan Padi Indonesia .Disadur oleh Bawolye dan M.

  Suwarto. 2009. Perilaku Keorganisasian. Syam .

  PUAJ: Yogyakarta. Evans III, John H.; R. Lynn Hannan; Ranjani

  Utami, Ch. W. 2010. Manajemen Ritel: Krishnan; dan Donald V. Moser. 2001.

  Strategi dan Implementasi

  Honesty in Managerial Reporting. The

  OperasionalBisnis Ritel Modern di Accounting Review, Vol. 76 (4): 537- Indonesia , Edisi 2, Salemba Empat: 559.

  Jakarta. Gibson, J.L. J., John M. Ivanchevich, James