Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 4

  STIE DEWANTARA Manajemen Bank

Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 4

Pengertian

   Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat alam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk2 lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

   Berdasar UU nomor 10 Tahun 1998 jenis Bank di Indonesia meliputi Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat, baik yang dijalankan secara konvensional atau berdasar prinsip syariah.

   Bank Umum adalah bank yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

   Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Fungsi Bank

  Secara umum sebagai lembaga intermediasi keuangan yang menghimpun dana dari dan menyalurkannya pada masyarakat.

  1. Agent of trust; lembaga yang landasan kegiatannya didasarkan atas

  kepercayaan. Pihak surplus akan mau menitipkan uangnya pada bank kalau ia bisa dipercaya. Demikian bank akan menyalurkan dananya pada kreditor jika ia bisa dipercaya.

  2. Agent of development, kegiatan utama bank sangat membantu dalam

  mengembangkan perekonomian. Sektor riil dan sektor moneter tidak dapat dipisahkan.

  3. Agent of services; bank juga menyediakan jasa layanan perbankan, baik

  berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank ataupun penyelesaian tagihan.

Asas Manajemen Bank

  • Denomination divisibility; bank menghimpun dari pihak surplus yang

    masing-masing relatif kecil, tetapi secara keseluruhan akan sangat

    besar. Sehingga, bank dapat memenuhi kebutuhan pihak defisit dalam bentuk kredit.
  • Maturity flexibility; penghimpunan dana dengan bentuk-bentuk yang bervariasi jangka waktu dan penarikannya, seperti rekening giro, deposito, tabungan dan sebagainya.
  • Liquidity transformation; dana yang disimpan di bank secara umum bersifat liquid. Karena itu, nasabah mestinya juga dengan mudah mencairkan uangnya sesuai dengan bentuk-bentuk tabungan.
  • Risk Diverscification; penyebaran kredit kepada aneka sektor perekonomian, sehingga risikonya bisa kecil.

Karakteristik Regulasi Bank

   Bank diregulasi dengan tujuan untuk melindungi nasabah dan perkekonomian secara keseluruhan  Regulasi bank berbeda dengan regulasi pada industri lainnya karena regulasi perbankan bukan hanya pengaturan terhadap produk tetapi juga terhadap lembaga banknya itu sendiri  Regulasi perbankan disusun lebih ketat mengingat kegagalan bank, sebagian atau seluruhnya dapat menimbulkan dampak pada perekonomian secara menyeluruh bukan hanya dampak buruk pada karyawan, pemegang saham dan nasabah yang disebut sebagai risiko sistemik.

Tata Kelola Bank

  Struktur tata kelola bank dapat bervariasi bergantung pada kebiasaan yang berlaku, batasan hukum dan perkembangan sejarah tiap-tiap bank.

  Meskipun tidak terdapat satu struktur yang ideal, namun terdapat isu-isu penting yang harus diterapkan dalam rangka memastikan kecukupan checks and balances yang terbangun dalam struktur, meliputi:  Pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris, Dewan Direksi atau Dewan Pengawas. menjalankan

   Pengawasan oleh seseorang yang tidak terlibat dalam operasional bisnis.  Pengawasan langsung terhadap area bisnis yang berbeda.  Fungsi manajemen risiko dan fungsi audit yang independen.  Terhadap personal kunci dilakukan „fit and proper‟ sesuai pekerjaannya.  Laporan berkala.

Korelasi Bisnis Bank dan Manajemen Risiko

   Manajemen risiko merupakan bagian dari strategi keseluruhan bank dalam mencapai tujuan. Apabila bisnis berada di garda depan, maka risk management merupakan pertahanan lapis kedua dan internal control merupakan pertahanan lapis ketiga untuk menjaga agar risiko dapat dikendalikan dengan baik.

   Untuk mencapai tujuan usaha, bank perlu mencari keseimbangan yang optimal antara bisnis, operasional dan manajemen risiko.

  Bank perlu mempunyai unit bisnis yang berorientasi risiko, dan mempunyai unit manajemen risiko yang berorientasi bisnis. Pengelolaan risiko penting agar bank tidak terperangkap pada berbagai bisnis yang secara teoritis atau secara historis dapat memberikan keuntungan atau margin yang tinggi namun risikonya juga tinggi

Pengaturan Risiko Bank

  Peraturan Bank Indonesia

  11/25/PBI/2009 jo. 5/8/PBI/2003 Ps.4

  • Risiko Kredit → akibat pihak lawan (counterparty) gagal memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan atau pokok pinjaman pada bank
  • Risiko Pasar → karena adanya pergerakan variabel pasar yang dapat merugikan portfolio bank (suku bunga, nilai tukar, harga saham dan harga komoditi)
  • Risiko Likuiditas → akibat bank tidak mampu untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
  • Risiko Operasional → akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal
  • Risiko Hukum → akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis pada aktivitas bank
  • Risiko Reputasi → akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank
  • Risiko Strategik → akibat ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan
  • Risiko Kepatuhan → disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku Untuk bank umum berlaku penerapan manajemen atas seluruh risiko sedangkan untuk BPR hanya risiko kredit, pasar, likuiditas dan operasional

Hubungan Risiko dan Modal

  i. Struktur modal bank mengacu pada cara bank tersebut membiayai dirinya sendiri, biasanya dengan cara kombinasi penerbitan saham (equity issues), mengeluarkan obligasi dan mendapatkan pinjaman. ii. Bank diwajibkan untuk memiliki modal yang cukup untuk menutupi risiko yang dihadapi

  → Kecukupan modal (capital adequacy) iii. Semakin besar risiko yang dihadapi bank maka semakin besar pula modal yang harus disediakan.

  Sumber Dana Bank

  Giro

  • Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

Tabungan

  • Adalah: “simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat- syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu ”.
  • Alat penarikan yang digunakan:

  a. Buku tabungan; buku nasabah diberikan kepada nasabah pada awal menabung.

  b. Kartu penarikan; kartu yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah dana pada mesin penarikan uang pada lokasi tertentu, ATM (Automated Teller machine).

  c. Surat Kuasa; adalah surat yang berisi pernyataan nasabah yang

memberikan kuasa pada si pemegang surat kuasa yang terdapat tanda

tangan nasabah dan si pemegang surat kuasa untuk menarik sejumlah

dana dari rekening nasabah.

Deposito

   Jangka waktu penarikannya lebih lama bila dibandingkan dengan simpanan giro ataupun simpanan tabungan, serta tidak dapat diambil setiap waktu.  Merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan bank.

   Alat yang dapat digunakan untuk penarikan simpanan deposito tergantung dari jenis depositonya:  Deposito berjangka --- bilyet deposito  Sertifikat deposito --- sertifikat deposito.

Klasifikasi Kredit Bank

  • Investasi → Membeli lahan usaha, mesin

  Kegunaan - Modal kerja → membeli bahan baku

  • Produktif → untuk tujuan usaha

  

Tujuan - Konsumtif

→ untuk penggunaan pribadi

  • Pendek (<1 tahun), ex. KMK

  Kredit

  • Menengah (1-3 tahun), ex. Kredit Mikro

  Jangka Waktu

  • Panjang (> 3 tahun), ex. KPR
  • Cash Loan → dana tunai diterima debitur

  Bentuk Dana - Non Cash Loan → komitmen bank ex. Bank garansi, LC

  • Rupiah

  Valuta

  • Valas

Pembagian Proses Kredit

  1. Front end Bagian unit bisnis yang bertugas mencari nasabah yang ditargetkan, melakukan analisis kredit, dan menentukan apakah permohonan debitur akan disetujui atau ditolak.

  2. Middle end Bagian yang bertugas membantu unit bisnis dalam menyediakan infrastruktur perkreditan seperti kebijakan dan prosedur, sistem kewenangan memutus kredit, sistem pemutusan kredit secara bersama antara unit bisnis dan risk management, tatacara penarikan kredit dan sistem administrasi kredit, dan alat analisis seperti sistem rating dan scoring, prosedur baku analisis kredit dan analisis early warning signal.

  3. Back end Bagian yang bertugas menyelesaikan kredit bermasalah.

  Analisa Kredit

Suku Bunga Kredit

  Penetapan suku bunga kredit (loan pricing) pinjaman dengan berdasarkan pada risk based pricing (RBP). Penetapan bunga kredit atas dasar RBP mempertimbangkan unsur biaya dana masyarakat, biaya premi risiko, biaya regulasi (GWM), biaya overhead baik untuk penghimpunan dana dan proses kredit, biaya premi risiko dan biaya modal.

Fixed Rate vs Floating Rate

  Terdapat dua jenis suku bunga kredit yang umumnya dapat diberikan kepada nasabah berdasarkan ketentuan tarif yang diberikan yaitu:

  b. Floating rate atau suku bunga mengambang Dimana suku bunga kredit dibuat mengambang sesuai dengan fluktuasi biaya dana yang ada, sebagai contoh atas dasar JIBOR, SIBOR, atau LIBOR ditambah suatu persentase tertentu sebagai margin.

Perhitungan Bunga

  Secara umum ada 2 metode dalam perhitungan bunga, yaitu efektif dan flat. Namun dalam praktek sehari-hari ada modifikasi dari metode efektif yang disebut dengan metode annuitas.

  Metode Efektif Menghitung bunga yang harus dibayar setiap bulan sesuai dengan saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya. Dalam perhitungan ini angsuran bulan kedua lebih kecil dari angsuran bulan pertama (semakin menurun dari waktu ke waktu) Metode Annuitas Mengatur jumlah angsuran yang dibayar agar sama setiap bulan (merupakan modifikasi dari metode efektif).

  Metode Flat Nilai bunga sama setiap bulan karena dihitung dari prosentase bunga dikalikan pokok pinjaman. Dengan suku bunga sama, kredit bunga dengan metode ini selalu lebih besar bunganya dibanding bunga efektif dan bunga annuitas.