Keputusan Pelaksanaan Outsourcing pt mandiri

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Keputusan Pelaksanaan Outsourcing

EKOJI999 Nomor

408, 21 Oktober 2013

oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu
Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan
teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email indrajit@rad.net.id.

MENGAPA MELAKUKAN OUTSOURCING
Perusahaan-perusahaan yang melakukan
outsourcing melakukannya dengan berbagai
alasan. Demikian pula perusahaan-perusahaan
yang tidak melakukan outsourcing juga
mempunyai alasan-alasan tertentu. Di bawah ini
dikumpulkan alasan-alasan tersebut baik bagi

yang menggunakan maupun yang tidak
menggunakan outsourcing.
Bagi yang menggunakan outsourcing, ada cukup
banyak alasan yang diajukan, antara lain :







Alasan organisasi.
Alasan perbaikan kinerja.
Alasan keuangan.
Alasan penghasilan.
Alasan biaya.
Alasan sumber daya manusia.

Alasan organisasi
Beberapa alasan yang termasuk dalam kategori ini antara lain ialah :

 Meningkatkan efektivitas perusahaan dengan menfokuskan diri pada apa yang dapat
dilakukan paling baik, yaitu kompetensi utamanya. Dengan perkataan lain memfokuskan
diri pada bisnis utamanya.
 Meningkatkan fleksibilitas untuk mengantisipasi perubahan dalam bisnis, baik
penggunaan teknologi atau proses, maupun perubahan volume bisnis.
 Melakukan tranformasi organisasi.
 Meningkatkan nilai produk dan layanan.
 Meningkatkan kepuasan pelanggan.
 Meningkatkan nilai pemegang saham.
 Menghindari pengendalian bagian yang sulit dikendalikan.
 Mempercepat hasil reengineering.
 dan sebagainya.
Alasan perbaikan kinerja
Beberapa alasan yang dikategorikan dalam golongan ini antara lain ialah :
 Memperbaiki kinerja operasi perusahaan.
 Memperoleh ketrampilan ahli dan teknologi yang tidak mungkin diperoleh dengan cara
lain.
 Meningkatkan manajemen dan pengendalian.
 Memperbaiki manajemen risiko.
 Mendapatkan ide-ide yang inovatif.


HALAMAN 1 DARI 8



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI




PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Memperbaiki kredibilitas dan pamor tinggi dengan cara berasosiasi dengan pemberi jasa
yang unggul.
dan sebagainya.

Alasan keuangan
Langkah outsourcing dapat dipicu juga karena alasan keuangan, antara lain misalnya adalah :

 Mengurangi investasi dalam pembelian atau penggantian aset.
 Menggunakan dana yang ada untuk keperluan lain yang lebih mendesak dan penting.
 Memperoleh arus kas dengan memindahkan aset kepada pemberi jasa.
 Membagi risiko keuangan dengan pemberi jasa.
 Mengurangi dan mengendalikan biaya operasi.
 dan sebagainya.
Alasan penghasilan
Alasan penghasilan (revenue) juga merupakan salah satu sebab suatu perusahaan melakukan
outsourcing, yang secara lebih terinci pengharapkan :
 Mendapatkan akses pasar dan kesempatan bisnis lebih luas dengan melalui jaringan
pemberi jasa.
 Mempercepat perluasan bisnis dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, sistem dan
proses pemberi jasa.
 Menambah kapasitas produksi dan penghasilan pada saat perusahaan tidak mampu
mendanainya.
 dan sebagainya.
Alasan biaya
Alasan yang cukup banyak yang melatarbelakangi suatu perusahaan melakukan kebijakan
outsourcing ialah biaya.
 Mengurangi biaya dengan memanfaatkan kemampuan unggul pemberi jasa, baik

kemampuan teknologi, spesialisasi, produktivitas, pengembangan dan riset dan
sebagainya.
 Merubah biaya tetap menjadi biaya variabel.
 Mengurangi kebutuhan arus kas.
 Sering kali dapat mengurangi biaya gaji dan upah karyawan.
 dan sebagainya.
Alasan sumber daya manusia
Juga latar belakang sumber daya manusia memberikan motivasi kuat pada suatu perusahaan
untuk melakukan outsourcing.
 Memberikan pada karyawan kepastian lebih dalam hal jenjang karier.
 Menghindari problema yang ditimbulkan oleh tuntutan sumber daya manusia, yang sering
kali sulit diatasi sendiri.
 Lebih memberikan fokus pada pembinaan sumber daya manusia di bidang kegiatan utama
perusahaan.
 dan sebagainya.

MENGAPA TIDAK MELAKUKAN OUTSOURCING
Disamping banyak alasan yang dikemukakan perusahaan untuk melakukan outsourcing, namun
cukup banyak pula alasan yang dikemukakan oleh sebagian perusahaan yang tidak melakukan
outsourcing. Alasan-alasan itu diantaranya berkaitan dengan ketidak pastian, kurangnya

pengawasan, potensi konflik, ketidak senangan karyawan, finansial dan lain-lain. Karena alasanalasan ini, baik karena pertimbangan maupun pengalaman, suatu perusahaan tidak mau
melakukan outsourcing atau tidak mau melanjutkan melakukan outsourcing.

HALAMAN 2 DARI 8



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Ketidak-pastian
Beberapa alasan perusahaan yang dikemukakan yang termasuk dalam kategori ini antara lain
ialah :









Ketidak-pastian yang cukup besar memang ada.
Biaya yang ada sekarang kurang dimengerti besarnya.
Penghematan yang diharapkan tidak kunjung didapat.
Kinerja pemberi jasa ternyata tidak memuaskan.
Reputasi besar pemberi jasa ternyata tidak terbukti.
Tidak ada pemberi jasa yang memenuhi harapan dan persyaratan.
dan sebagainya.

Kurangnya pengawasan
Banyak perusahaan yang mengalami was-was mengenai kehilangan pengawasan. Ada semacam
kekhawatiran sejumlah perusahaan dalam melaksanakan outsourcing, antara lain mengenai :
 Kehilangan kendali terhadap pemberi jasa.
 Kehilangan kendali kelancaran tersedianya jasa.
 Ketergantungan pada pemberi jasa.
 Potensi kehilangan keahlian.
 dan sebagainya.

Potensi konflik
Ada semacam konflik dalam kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas perusahaan, termasuk
kekhawatiran :
 Kehilangan kompetensi utama.
 Kehilangan rasa percaya diri.
 Ketidak mulusan jalannya operasi karena berbagai konflik kepentingan yang mungkin
timbul.
 Pemberi jasa dapat mengetahui rahasia perusahaan dan berpotensi membocorkan pada
kompetitor.
 Pemberi jasa dapat mengambil alih kegiatan perusahaan dan berubah menjadi kompetitor.
 dan sebagainya.
Ketidak senangan karyawan
Yang termasuk alasan keberatan dalam kategori ini ialah antara lain :
 Perasaan gagal melaksanakan tanggung jawab atas preservasi kesempatan kerja.
 Memberikan sinyal buruk pada karyawan lain yang terkena transfer atau pemutusan
hubungan kerja.
 Mengurangi komitmen pada masyarakat.
 Khawatir dianggap tidak etis dalam menangani nasib karyawan.
 Memperburuk moral dan semangat karyawan lain, meskipun tidak terkena transfer.
 dan sebagainya.

Alasan finansial
Meskipun banyak alasan finansial yang mendukung kebijakan outsourcing, tetapi ada juga
beberapa alasan finansial yang menghalangi kebijakan ini, antara lain :
 Pemberi jasa tidak mampu melaksanakan kerja dengan biaya yang lebih efisien.
 Ekonomis skala besar mungkin tidak dapat diperoleh.
 dan sebagainya.
Lain-lain
Alasan-alasan lain yang dapat dikemukakan perusahaan mengapa kebijakan outsourcing tidak
ditempuh, yang kadang-kadang juga semacam alasan yang dibuat-buat antara lain misalnya :
 Belum melakukan studi.
 Merasa terlalu sibuk melakukan studi.
 Tidak berani mengambil risiko walau kecilpun.
HALAMAN 3 DARI 8



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI











PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Menganggap ide yang baik tetapi waktunya belum tepat.
Mempunyai pengalaman jelek dengan pemberi jasa terdahulu.
Menganggap pelanggan membenci ini.
Takut akan reaksi karyawan.
Takut reaksi serikat buruh.
Menunggu proyek percobaan sampai berhasil.
Terlalu banyak biaya tersembunyi yang tidak ketahuan.
dan sebagainya.


BEBERAPA HASIL SURVEI
Seperti telah disinggung di atas, beberapa survei atau riset mengumpulkan data alasan mengapa
perusahaan-perusahaan melakukan atau tidak melakukan outsourcing. Untuk membandingkan
dengan uraian di atas, di bawah ini disampaikan sekali lagi beberapa hasil survei yang berkenaan
dengan mengapa suatu perusahaan melakukan atau tidak melakukan outsourcing dan beberapa
hal lain seperti motivasi utama melakukan outsourcing dan sebagainya.
Hasil survei Outsourcing Institute
Outsourcing Institute yang berbasis di Amerika, yang mempunyai 18.000 anggota pernah
melakukan survei pada tahun 1998 di antara 600 anggotanya mengenai alasan mereka melakukan
outsourcing. Survei tersebut menghasilkan 10 alasan terpenting yang dikemukakan oleh mereka
yaitu :
1. Mempercepat keuntungan reengineering.
2. Mendapatkan akses pada kemampuan kelas dunia.
3. Memperoleh suntikan kas.
4. Membebaskan sumber daya untuk kepentingan lain.
5. Membebaskan diri dari fungsi yang sulit dikelola atau dikendalikan.
6. Memperbaiki fokus perusahaan.
7. Memperoleh dana kapital.
8. Mengurangi biaya operasi.
9. Mengurangi risiko.
10. Memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki di dalam perusahaan.
Hasil survei Shreeveport
Shreeveport mengadakan survei diantara 500 perusahaan besar di Inggris dengan judul
‘outsourcing – winning the benefits, reaping the rewards’ antara lain menghasilkan alasan-alasan yang
paling banyak dikemukakan mengapa suatu perusahaan takut melakukan outsourcing, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kehilangan kendali.
Implikasi kehilangan lapangan kerja.
Kehilangan sumber daya manusia
Kesulitan mengendalikan biaya.
Kehilangan waktu pengorganisasian.
Terlalu tergantung pada pemberi jasa.
Butuh waktu mengendalikan pemberi jasa.
Meragukan kemampuan pemberi jasa.

Hasil survei Business Communications Review
Survei yang dilakukan oleh Business Communications Review (BCR) pada tahun 1998
menunjukkan bahwa alasan utama yang semula diajukan untuk melakukan outsourcing yaitu
untuk menekan biaya, yang memang berlaku pada tahun 1995an, rupanya tidak sepenuhnya
berlaku lagi sesudah tiga tahun. Khususnya di bidang teknologi informasi, outsourcing terutama
dipicu oleh kekurangan tenaga intern yang menguasai bidang tersebut. Oleh karena itu hasil yang
diperoleh mungkin tidak berupa pengurangi biaya.
HALAMAN 4 DARI 8



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Hasil survei American Management Association
Pada tahun 1997, American Management Association (AMA) mengadakan riset tahunan mengenai
penghapusan pekerjaan menemukan bahwa 23% dari penghapusan pekerjaan adalah karena
outsourcing, yang merupakan kenaikan dari angka 21% pada tahun 1995. Hasil ini menyebabkan
AMA mengembangkan risetnya mengenai outsourcing sekitar apakah suatu jenis pekerjaan
tertentu di oursourcekan, sebagian atau seluruhnya, pada satu atau beberapa pemberi jasa, apakah
sudah dilakukan sejak lama (sebelum 1994) atau baru saja. Riset ini antara lain menemukan
beberapa data sebagai berikut, yang memberikan gambaran mengenai :









Tingkat outsourcing dalam berbagai jenis usaha atau industri.
Tingkat outsourcing dalam fungsi keuangan.
Tujuan melakukan outsourcing fungsi bidang keuangan.
Tingkat outsourcing dalam fungsi umum dan administrasi.
Tujuan melakukan outsourcing dalam fungsi umum dan administrasi.
Tingkat outsourcing dalam fungsi personalia.
Tujuan melakukan outsourcing dalam fungsi personalia.
dan sebagainya.

Misalnya, tingkat outsourcing dalam berbagai jenis usaha atau aktivitas dapat dilihat dalam
gambar berikut ini.

Sumber : Eric Rolfe Greenburg and Carol Canzoneri : ‘Outsourcing : The AMA Survey”,
AMA Research Reports, 1997.
Beberapa temuan kunci lain yang diperoleh dalam riset tersebut ialah :
 94% dari perusahaan responden paling sedikit mengoutsourcekan satu dari aktivitasaktivitas tersebut, dan jumlah aktivitas rata-rata yang dioutsourcekan adalah sembilan.
 Outsourcing ternyata berkembang dengan pesat di bidang keuangan dan akuntansi, yaitu
mencapai dua kali pada kurun waktu tujuh tahun terakhir. Bidang lain yang berkembang
dengan cepat ialah sistem informasi (naik 40% sejak tahun 1994), dan marketing (naik 35%)
 Pengurangan biaya merupakan sebab utama untuk outsourcing, diikuti dengan
pengurangan waktu proses, perbaikan mutu produk. Namun banyak hal yang tidak

HALAMAN 5 DARI 8



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI



PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

dicapai, karena kurang dari 25% perusahaan responden menyatakan bahwa keseluruhan
tujuan tersebut tercapai.
Karena alasan itu, maka 51% dari perusahaan responden mengatakan bahwa paling sedikit
satu aktivitas yang tadinya di outsource, dikembalikan pada keadaan semula, yaitu
dikerjakan sendiri lagi.

Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan yang dioutsourcekan meliputi fungsi bookkeeping, clerical function dan data
processing. Meskipun dalam fungsi keuangan, outsourcing paling kurang populer (hanya 18%),
tetapi perkembangannya sangat cepat (100% dalam 3 tahun terakhir). Perusahaan besar
(mempunyai karyawan lebih dari 10.000 orang) cenderung untuk melakukan outsourcing pada
lebih dari satu aktivitas keuangan dan akuntansi dari pada perusahaan kecil, dengan
perbandingan 34% dan 17%. Tipikal lamanya kontrak outsource adalah kurang dari satu tahun
(38%), antara satu sampai tiga tahun (24%) dan tiga tahun atau lebih (38%). Tujuan utama
mengapa fungsi ini dioutsourcekan ialah mengurangi biaya (76,1%), mengurangi waktu proses
(61,5%) dan meningkatkan mutu layanan (49,5%)
Fungsi Administrasi dan Umum
Fungsi yang dioutsourcekan meliputi fungsi pemeliharaan dan pembersihan gedung, fungsi klerk,
antar-jemput surat menyurat, penyimpanan dan pemindahan, desain kantor dan keperluan
kantor. Dalam kategori ini, pemeliharaan gedung dan pembersihan kantor merupakan aktivitas
yang paling banyak dioutsourcekan, dan sekaligus merupakan aktivitas yang paling memuaskan
dalam outsource. Dari semua perusahaan responden, 64% memiliki gedung sendiri dan sisanya
36% menyewa. Kurang-lebih separo (50%)dari outsourcing aktivitas ini berlangsung kurang atau
sampai dengan satu tahun, 25% antara satu sampai tiga tahun dan 25% dengan waktu tiga tahun
atau lebih. Motivasi utama mengapa fungsi ini dioutsourcekan ialah terutama mengurangi biaya
(76,4%), mengurangi waktu proses (66,5%) dan meningkatkan mutu layanan (53,2%).
Fungsi Sumber Daya Manusia
Dalam fungsi ini, aktivitas yang dioutsourcekan ialah administrasi pendapatan, pembayaran gaji,
rekrutmen, penyediaan staf sementara, dan pelatihan kerja. Kira-kira tiga perempat (75%)
perusahaan responden melakukan outsourcing satu atau lebih aktivitas yang termasuk dalam
fungsi ini. Berbeda dengan fungsi keuangan, dalama fungsi ini, makin kecil suatu perusahaan
cenderung makin banyak melakukan outsourcing, dengan perbandingan 81% dan 69%. Lamanya
kontrak biasanya lebih pendek, yaitu 58% jangka sampai dengan satu tahun, 12% antara satu dan
tiga tahun dan 20% untuk tiga tahun atau lebih. Motivasi utama melakukan outsourcing pada
fungsi ini kira-kira seimbang antara mengurangi biaya (70,1%), mengurangi waktu (72,2%) dan
meningkatkan mutu (65,0%).
Fungsi Sistim Informasi
Aktivitas yang dioutsourcekan dalam fungsi ini termasuk proses batch, komunikasi data,
komunikasi suara, instalasi dan pemeliharaan perangkat lunak/keras, pemasokan barang
keperluan sistem, fotokopi dan desain sistem. Hampir tiga perempat (73%) perusahaan besar
(mempunyai lebih dari 10.000 karyawan) mengoutsourcekan satu atau lebih aktivitas dalam fungsi
ini, dibandingkan dengan perusahaan kecil, dengan perbandingan 73% dan 62%. Tipe kontrak
sebagian besar adalah jangka pendek 51%, sedangkan jangka menengah 25% dan jangka panjang
24%. Motivasi utama perusahaan responden melakukan outsourcing dalam fungsi ini ialah
terutama untuk mengurangi biaya (75,1%), kemudian mengurangi waktu proses (72,5%), dan
meningkatkan mutu layanan (70,0%)
Fungsi Marketing
Aktivitas dalam fungsi ini yang dioutsourcekan ialah advertensi, layanan pelanggan, publisitas dan
promosi, penjualan/kirim langsung dengan pos, perwakilan penjualan, dan penjualan jarakjauh/
telemarketing. Perusahaan kecil cenderung lebih banyak mengoutsource daripada perusahaan
besar. 62% dari perusahaan kecil (memiliki kurang dai 100 karyawan) melakukan outsourcing
paling sedikit satu dari aktivitas di atas, dibandingkan dengan hanya 39% dari perusahaan besar
HALAMAN 6 DARI 8



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

(memiliki karyawan lebih dari 10.000 karyawan) yang melakukan hal yang sama. Lamanya
kontrak kebanyakan jangka pendek (58%) sedangkan jangka menengah 20% jangka menengah dan
22% jangka panjang. Motivasi utama mengapa fungsi marketing di outsourcekan ialah untuk
meningkatkan mutu marketing (75,6%), mengurangi waktu (63,3%) dan mengurangi biaya
(60,1%).
Fungsi Transportasi dan Distribusi
Dalam fungsi ini, aktivitas yang tercatat dioutsourcekan meliputi perjalanan bisnis untuk
karyawan, angkutan antar kantor dan angkutan produk maupun layanan. Pengurusan perjalanan
bisnis atau dinas karyawan menduduki tempat ketiga yang paling banyak dioutsourcekan, sesudah
angkutan barang/jasa dan angkutan antar kantor. Dari semua fungsi yang dioutsourcekan, fungsi
transportasi dan distribusi paling banyak dipicu oleh keinginan untuk mengurangi biaya (84,8%),
mengurangi waktu tunggu dan angkut (75,1%), dan meningkatkan mutu (61,4%).
Fungsi Manufaktur
Dari fungsi ini, aktivitas yang dioutsourcekan meliputi desain komponen, produksi komponen,
pengepakan, perakitan produk, dan desain produk. Aktivitas dalam fungsi manufaktur adalah
jenis aktivitas yang paling populer dioutsourcekan ke beberapa pemberi jasa, bukan hanya satu,
yang mungkin agak berlainan dengan fungsi-fungsi lain. Pengurangan biaya (81,9%) dan
pengurangan waktu manufaktur (81,4%) merupakan tujuan utama melakukan outsourcing, baru
diikuti dengan peningkatan mutu (66,0%). 35% dari perusahaan responden melaporkan bahwa
satu atau dua aktivitas yang tadinya dioutsourcekan, dikembalikan dikerjakan kembali karena satu
dan lain hal. Kontrak yang paling banyak dilakukan ialah jangka pendek (60%), sebagian lagi
jangka menengah (27%) dan sebagian kecil jangka panjang (13%). Prosentasi jangka panjang yang
sedikit ini agaknya paling sedikit diantara semua fungsi di atas.
Secara keseluruhan, riset AMA menunjukkan perubahan dari 37 aktivitas selama dua tahun
terakhir, yaitu tahun 1994-1996. Perubahan dimaksud ialah mengenai ranking diurutkan dari yang
paling tinggi dan paling rendah. Aktivitas pemeliharan dan pembersihan bangunan , pada tahun
riset menduduki ranking pertama (64,5%) dalam outsourcing, sedangkan pertambahannya selama
dua tahun terakhir menduduki ranking paling kecil (37) dengan perkembangan hanya sebesar
21,3%. Dengan perkataan lain, dari 37 aktivitas yang diriset, perkembangan outsourcing selama
dua tahun terakhir paling sedikit adalah 21,3% dan paling banyak 181,2% yaitu di bidang fungsi
klerikal. Ini sekaligus menunjukkan betapa pesatnya perkembangan outsourcing di Amerika pada
waktu itu. Secara lengkap, ranking yang dihasilkan oleh riset AMA tersebut adalah sebagai
berikut :
FA
GA
HR
IST
MFG
MKT
TD

Cat
GA
HR
TD
IST
IST

: Financial & Accounting
: General & Adminstration Services
: Human Resources
: Information System
: Manufacturing
: Marketing
: Transportation & Distribution

Activity
Building maintenance & cleaning
Temporary staffing
Employee business travel
PC Supply/maintenance
Installation/maintenance

MFG Componen production
GA Moving & storing
TD Product/service delivery
HALAMAN 7 DARI 8

Current rank

1994-96
% of
Incr. Rank

Planned
% of
Inc. Rank

Total
Current &
Planned Rank

3,3%
1,8%
5,2%
6,7%
9,6%

66,6%
59,1%
52,5%
49,1%
48,0%

64,5%
57,4%
49,9%
46,0%
43,8%

1
2
3
4
5

21,3%
44,3%
26,6%
65,7%
54,0%

43,3%
43,0%
41,4%

6
7
8

32,7% 31
33,0% 30
21,3% 36


37
22
35
15
20

36
37
33
28
24

6,2% 31
4,9% 35
5,1% 34

1
2
3
4
5

46,0% 6
45,1% 7
43,5% 8

(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

MKT Advertising
HR Payroll

39,4%
38,4%

9
10

23,6% 32
37,6% 27

7,0% 26
10,9% 22

42,2% 10
42,6% 9

MKT
GA
GA
HR
HR

Publicity & Promotion
Office supply
Office design
Training (management/supv) 32,3%
Training (functional)

36,7%
36,2%
34,6%
14
31,2%

11
73,3% 12
6,2% 30
38,9%
12
34,1% 28
6,7% 27
38,6%
13
43,6% 23
5,6% 32
36,5%
58,7% 17
6,5% 29
34,4% 14
15
60,8% 16
9,3% 25
34,1%

11
12
13

MFG
HR
MFG
IST
IST

Packaging
Recruiting
Product assembly
System design
Voice communication

27,0%
26,2%
25,5%
24,6%
22,1%

16
17
18
19
20

33,8%
57,3%
50,9%
74,7%
57,5%

29
19
21
10
18

12,1%
12,3%
14,0%
16,4%
10,9%

20
19
15
12
21

30,3%
29,4%
29,1%
28,6%
24,6%

16
17
18
19
21

HR
MFG
IST
TD
IST

Benefit administrations
Component design
Photocopying
Intra office delivery
Data communication

21,8%
19,9%
19,9%
17,8%
17,1%

21
22
23
24
25

29,8%
42,6%
38,2%
42,9%
71,0%

33
25
26
24
13

17,0%
14,9%
13,0%
10,0%
13,2%

10
13
18
23
17

25,5%
22,8%
22,5%
19,5%
19,4%

20
22
23
24
25

HR Regular staffing
MKT Sales-direct mail
MFG Product design
MKT Sales-representative
FA Data processing

15,8%
14,4%
13,9%
12,9%
11,5%

26
27
28
29
30

84,9%
81,6%
74,1%
29,0%
91,9%

7
8
11
34
6

13,3%
14,6%
25,5%
17,5%
25,4%

16
14
6
9
7

17,9%
16,5%
17,5%
15,2%
14,4%

26
28
27
29
30

GA Mailroom function
GA Clerical function
IST Batch processing
FA Clerical function
MKT Sales-telemarketing

9,9%
9,5%
8,2%
7,3%
6,6%

31
32
33
34
35

125,9%
136,0%
70,0%
181,2%
91,9%

4
2
14
1
5

26,2% 5
16,9% 11
21,6% 8
40,0% 3
34,1% 4

12,4%
11,1%
10,0%
10,2%
8,9%

31
32
34
33
35

FA Bookkeeping
MKT Customer service

4,8%
2,6%

36
37

76,5% 9
128,6% 3

53,3% 2
81,3% 1

7,4% 36
4,7% 37

15

Sumber : Maurice F.Greaver II, Strategic Outsourcing

--- akhir dokumen ---

HALAMAN 8 DARI 8



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013