Kepemimpinan dan kiner Organisasi Pendidikan

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Apa dan siapa pemimpin itu?
Dalam bahasa sederhana, pemimpin (leader) mengacu kepada orang (person) yang
memiliki kekuasaan menjalankan kepemimpinan. Bila kepemimpinan didefinisikan
sebagai seni mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai
tujuan kelompok dengan kemauan dan kesadaran (Koonts, O’Donnel dan Weichrich,
1990:147), maka pemimpin adalah orang yang melakukan proses mempengaruhi ini.
Terdapat perbedaan antara seorang pemimpin dengan manajer, meski keduanya
memegang posisi kepemimpinan di levelnya masing-masing. Perbedaan yang esensial
adalah seorang pemimpin membuat visi dan memikirkan bagaimana menjalankan visi
tersebut. Sementara itu, seorang manajer menjalankan tugas-tugas manajemen yang
sudah melekat dalam deksripsi tugasnya. Seorang Steve Job, founder Apple inc, bisa
disebut pemimpin dalam perusahaannya, saat ia bermimpi perusahaannya akan
mengalahkan dominasi Microsof yang digagas Bill Gates. Begitupula dengan Mark
Zawarhberger, pembuat facebook, dapat disebut pemimpin dalam perusahaannya, saat
ia bermimpi bahwa dengan situs facebook, setiap orang dapat bertemu dengan seluruh
teman baik lama maupun baru yang mengisi kehidupannya. Mimpi-mimpi ini
merupakan visi yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Ia berupaya keras mempengaruhi
seluruh komponen organisasi untuk merealisasikan mimpinya itu. Secara sederhana
alur kerja organisasi dapat digambarkan sbb:


Denny Kodrat | Tugas Kepemimpinan

1

Pemimpin yang memiliki visi dalam sebuah organisasi memegang kekuasaan dalam
fungsi manajemen, seperti kekuasaan dalam mengelola perencanaan,
pengorganisasian, hingga dalam mengevaluasi. Kemudian pemimpin ini
mendistribusikan peran dan tugasnya (job description) berdasarkan SOP/prosedur
tertentu kepada setiap individu atau kelompok/divisi, semuanya dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Mengapa dan untuk apa memimpin?
Pada dasarnya sebuah organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan
bersama. Tidak mungkin sebuah organisasi dibentuk tanpa tujuan yang jelas.
Organisasi dakwah Islam di Indonesia, apakah itu Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah,
Persis, Al Irsyad, FPI, MMI, HTI, Ansharut Tauhid, terlepas perbedaan menjalankan
misinya, mereka berpijak atas dasar yang sama, yaitu realisasi QS. Ali Imran 104, “Dan
hendaklah ada sekelompok umat diantara kalian yang menyeru kepada Islam,
menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Dan itulah orangorang yang beruntung.” Ini pun berlaku bagi seluruh organisasi yang bahkan secara
ideologi bertentangan dengan ideologi negara, seperti organisasi komunis atau teroris.

Orang-orang yang menjadi bagian organisasi tersebut memiliki cita-cita yang sama.
Meski demikian dalam proses perjalanannya, sangat mungkin beberapa
anggota organisasi memiliki kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan
organisasi atau beberapa anggota tersebut lebih mementingkan kepentingan pribadi,
maka peran seorang pemimpin adalah untuk memastikan kepentingan pribadi tidak

Denny Kodrat | Tugas Kepemimpinan

2

mengalihkan kepentingan organisasi. Maka pertanyaan berikutnya adalah mengapa
harus ada yang memimpin dan untuk apa (fungsinya)?
Ibarat bahtera yang tengah mengarungi samudera, maka pemimpin menjadi
nakhoda untuk mengarahkan bahtera itu ke pulau harapan. Seluruh awak kapal harus
mematuhi perintah sang nakhoda, namun nakhoda pun harus mendengarkan aspirasi,
masukan dan kritik dari awak kapal. Pengibaratan ini sejatinya telah diungkapkan oleh
Nabi Muhammad Saw. Beliau mengibaratkan (organisasi) masyarakat yang berbuat
kerusakan dan berbuat baik sebagai penumpang dalam perahu besar. Masyarakat yang
melakukan kemungkaran berada di lantai bawah sedangkan masyarakat yang berbuat
baik di lantai atas. Bila masyarakat yang berbuat mungkar itu dibiarkan melubangi

perahu tersebut, maka yang terjadi perahu akan karam. Oleh karenanya, pemimpin
harus mengelola dan mengawasi para penumpang sehingga tidak sampai melakukan
sesuai kehendak sendiri.
Dari gambaran di atas, seorang pemimpin harus menjalankan dua fungsi utama,
yaitu (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task-related) atau pemecahan
masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (Group-maintenance) atau
sosial. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi, dan
pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok
berjalan lebih lancar, memperoleh persetujuan kelompok lain, penengahan perbedaan
pendapat. Selain itu, perilaku kepemimpinan juga dapat dilihat dari gaya pemimpin
dalam hubungannya dengan bawahan. Ada dua orientasi gaya kepemimpinan yakni:
(1) gaya orientasi tugas (task oriented);
(2) gaya orientasi karyawan (employe-oriented).

Denny Kodrat | Tugas Kepemimpinan

3

Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan berorientasi tugas akan berusaha
mendorong bawahannya melaksanakan tugas yang sesuai dengan keinginannya. Jadi

pelaksanaan pekerjaan lebih penting dari pengembangan dan pertumbuhan karyawan.
Sedangkan pemimpin yang berorientasi pada karyawan lebih melihat karyawan secara
manusiawi, sehingga mereka akan selalu memberikan motivasi, melibatkan karyawan
dalam pengambilan keputusan, menciptakan persahabatan dan saling menghormati.
Dengan kata lain, pengelolaan organisasi ditujukan tidak hanya dalam bagaimana
mengatur dan mengelola orang per-orang dalam organisasi tersebut, tugas yang harus
dilakukan, melainkan mengelola masalah yang mungkin timbul dalam organisasi
tersebut.
3. Bagaimana dan dengan cara apa memimpin?
Memimpin organisasi yang beranggotakan manusia mengharuskan seni dalam
memimpinnya karena mengelola manusia dengan karakter yang berbeda dan unik,
tidak dapat disamakan dengan memimpin sekumpulan mesin. Yukl (1998)
menggambarkan kondisi yang mempengaruhi dalam sebuah kepemimpinan,
sebagaimana yang terangkum dalam tabel berikut ini:

Seorang pemimpin harus memiliki sifat dan keahlian memimpin. Keahlian dan sifat
memimpin ini menghasilan leader behavior atau kebiasaan seorang pemimpin. Leader
behavior ini ditentukan oleh dua faktor, pertama oleh perilaku dan keahlian pemimpin
Denny Kodrat | Tugas Kepemimpinan


4

sendiri. Kedua dipengaruhi oleh sikap dan kebiasaan bawahan. Sikap dan kebiasaan
pemimpin dan bawahan akan saling mempengaruhi untuk menghasilkan performance
outcomes. Faktor situasional yaitu sikap dan kebiasaan pemimpin dan bawahan inilah
yang seharusnya dicermati oleh seorang pemimpin untuk menggunakan cara apa yang
tepat untuk memimpin.
Terdapat tiga jenis kepemimpinan, yaitu transaksional, transformatif dan campuran.
Bagian terakhir tidak akan dijelaskan karena peggabungan dari transaksional dan
transformatif. Kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan
legitimasi di dalam organisasi. Pemimpin transaksional pada hakikatnya menekankan
bahwa seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para
bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Disamping itu, pemimpin transaksional
cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas organisasi. Untuk
memotivasi agar bawahan melakukan tanggungjawab mereka, para pemimpin
transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan
hukuman kepada bawahannya (rewards and punishment). Dengan kata lain,
kepemimpinan transaksional mempengaruhi bawahan melalui pendekatan “this for
that”. Sementara itu, kepemimpinan transformasional menitikberatkan untuk
menginspirasi bawahannya. seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya

untuk melakukan tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka harapkan. Hater dan
Bass (1988) menyatakan bahwa "the dynamic of transformational leadership involves
strong personal identification with the leader, joining in a shared vision of the future, or
going beyond the self-interest exchange of rewards for compliance". Dengan demikian,

Denny Kodrat | Tugas Kepemimpinan

5

pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai
peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin
transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa
depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat
yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan. Perbandingan antara
kepemimpinan transaksional dan transformasi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Adapun bagaimana pemimpin mengambil keputusan, maka berikut akan dijelaskan
empat jenis pemimpin ditinjau dari cara pembuatan keputusan, sebagaimana yang
dikemukakan Yukl (1989) dalam diagram di bawah ini:


Pertama, leader directive (pemimpin dengan pengarahan). Pemimpin jenis ini
membuat keputusan sendiri berdasarkan ide dan pendapatnya. Ia memecahkan
masalah atau membuat keputusan berdasarkan informasi yang ia miliki. Kedua, leader
consultative (pemimpin dengan konsultasi). Pemimpin jenis ini membuat keputusan
berdasarkan pendapat dan ide yang disepakati oleh anggota, dan/atau berdasarkan

Denny Kodrat | Tugas Kepemimpinan

6

pendapat para anggota. Prosesnya bisa secara individu dan kelompok, ia berkonsultasi
menyampaikan masalah dengan anggota secara individu, mendapatkan ide dari
anggotanya tersebut, lalu ia mengambil keputusan. Ketiga, leader consensual
(pemimpin dengan consensus). Pemimpin jenis ini melibatkan yang lain sehingga
keputusan yang dibuat mengatasnamakan keseluruhan pengurus dan anggota
organisasi. Prosesnya, ia menyampaikan masalah kepada seluruh anggota, lalu
mengkoordinasikan dan memimpin diskusi. Bersama-sama dengan rekan-rekannya itu,
ia melakukan pembahasan dan pengevaluasian alternatif keputusan. Terakhir, jenis
leader delegative. Pemimpin jenis ini menyerahkan (mendelegasikan) semua keputusan
kepada anggota. Prosesnya, ia menyediakan informasi yang relevan, menetapkan pula

syarat dan tujuan dan meminta para anggota untuk menjalankan proses. Lalu para
anggota itu memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah.
Dari pemahaman ini maka dapat diambil satu garis hijau bahwa seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan dasar (basic skills) dan sikap sebagai seorang
pemimpin. Selain itu, dengan kemampuan dasar memimpinnya, ia mampu
mengidentifikasi bagaimana ia mengelola organisasi sehingga dapat mencapai tujuan
organisasinya, termasuk di dalamnya, bagaimana ia menerapkan gaya kepemimpinan
dan mengelola seluruh sumber daya organisasi (organizational resources) untuk
mencapai tujuan organisasinya secara tepat, efektif dan efesien. Pemimpin yang baik
adalah saat ia memiliki legitimasi penuh dari para anggotanya. Ia didukung secara suka
cita berdasarkan ketaatan dan kesadaran. Dalam konteks ini, Ali r.a merespon secara
tepat pertanyaan dari rakyatnya saat Ali memegang kepemimpinan Khilafah Islam.

Denny Kodrat | Tugas Kepemimpinan

7

Rakyatnya bertanya, “Wahai Khalifah Ali. Mengapa di jaman engkau begitu banyak
pemberontakkan, berbeda dengan khalifah-khalifah pendahulumu?” Lalu, Ali
menjawab, “Karena pada jaman mereka (khalifah terdahulu), mereka memimpin

rakyat yang seperti aku. Sedangkan sekarang aku harus memimpin rakyat yang
sepertimu.” Perkataan Ali ini menegaskan bahwa kualitas sumber daya manusia sangat
menentukan pertumbuhan dan kemajuan organisasi, tidak semata-mata bergantung
kepada kepiawaian pemimpinnya. Oleh karenanya, seorang pemimpin harus mampu
mengelola seluruh sumber daya yang terdapat dalam organisasi, demi tercapainya citacita organisasi.

Denny Kodrat | Tugas Kepemimpinan

8