PENYAKIT MENULAR SEKSUAL id. pptx

Pre Menstrual Syndrome dan
Penyakit Menular Seksual

Mufida Dian Hardika, S.ST., M.Kes
Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

1

PENILAIAN
25 % Kehadiran
25 % Tugas
50 % Ujian

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

2


PREMENSTRUAL
SYNDROM

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

3

a. Disminorea
Disminorea = nyeri haid
a. Disminorea Primer
normal, tidak terdapat hubungan dgn
kelainan ginekologik
b. Dismenorea sekunder
krn kelainan ginekologik
(salpingitis kronik, endometriosis,dll)

7/10/18


MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

4

Disminorea primer
1. Nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan
pada alat genital yang nyata
2. Timbul sebelum haid atau saat haid
3. Dirasakan beberpa jam atau berlangsung
beberapa hari
4. Sifat nyeri pada perut bagian bawah dpt
menyebar pinggang dan paha

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

5


Etiologi disminorea primer
Banyak teori telah dikemukakan, tapi
patofisiologinya belum . Beberapa faktor
penyebab:
1. Faktor kejiwaan
2. Faktor konstitusi
3. Faktor Obstruksi kanalis servikalis
4. Faktor Endokrin
5. Faktor alergi
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

6

Penanganan
1.
2.
3.
4.


KIE
Analgesik
Terapi hormonal
Terapi obat nonsteroid anti prostaglandin
(ibuprofen dll)
5. Dilatasi kanalis servikalis

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

7

Disminore Sekunder
Penyebab : Nyeri karena adanya kelainan
ginekologi misal : radang panggul
(salpingitis, endometriosis,) Mioma uteri,
karena kista, polip uteri sehingga gejala
yang dirasakan sesuai dengan penyakit yang

diderita
Nyeri Hebat dirasakan terus menerus saat
haid
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

8

b. Premenstrual Tension
(‘tegangan’ prahaid)
1. Keluhan biasanya timbul 1 minggu sampai
beberpa hari sebelum haid
2. Hilang sesudah haid atau berlangsung terus
3. Keluhan ringan : gangguan
emosional,iritabilitas, gelisah, insomia, nyeri
kepala, kembung, mual, pembesaran & nyeri
mamae dsb
Keluhan berat : depresi, ketakutan, gangguan
konsentrasi

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

9

etiologi
1. Gangguan keseimbangan estrogen dan
progesteron
2. Faktor kejiwaan
3. Wanita yang lebih peka terhadap perubahan
hormonal dan faktor psikologis lainnya

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

10

Penanganan

1. KIE
2. Progesteron dosis kecil untuk penyeimbang
hormon

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

11

c. MASTALGIA
1. Rasa nyeri dan pembesaran pada mamae
sebelum/ saat haid
2. Sebab : peningkatan kadar estrogen
3. Penanganan : KIE, bila perlu
analgesik/antinyeri

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES


12

c. MITTELSCHMERZ DAN PERDARAHAN
OVULASI
1. Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi
sekitar pertengahan siklus haid, pada saat
ovulasi
2. Lamanya beberapa jam hingga 2-3 hari
3. Rasa nyeri bisa disertai atau tidak disertai
darah (flek-flek darah)
4. Nyeri tidak kejang, tidak menjalar
5. Penanganan ; KIE
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

13

”PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

(PMS)”
“INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)”
“SEXUALL TRANSMITTED DISEASE’S
(STD’s)”

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

14

Penyakit menular seksual
adalah penyakit yang ditularkan terutama
melalui hubungan seksual, atau perilaku seks
yang tidak aman seperti berganti - ganti
pasangan (seks bebas).

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES


15

Gejala / Tanda
Gejala dan tanda yang timbul berbeda-beda, tergantung pada
jenisnya. Adapun gejala dan tanda yang mungkin muncul :
1. Luka atau benjolan di sekitar alat kelamin
2. Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
3. Kehilangan berat badan
4. Diare
5. Nyeri atau terbakar saat buang air kecil
6. Keluarnya nanah kental kuning kehijauan
7. Ujung penis tampak merah dan agak bengkak
8. Keputihan (pada wanita) berwarna kuning kecoklatan
9. Rasa nyeri di rongga pinggul
10. Pendarahan pada vagina setelah hubungan seksual
11. Vagina Bengkak, bisa terjadi infeksi di kelenjar bartholin
(Bartholinitis)
7/10/18


MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

16

Kelenjar Bartholin yang
mengalami infeksi
disebut ‘bartholinitis’

Gejala Infeksi :
1. rubor (kemerahan)
2. kalor (panas)
3. dolor (rasa sakit)
4. Rubor
5. Fungsio Laesa
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

17



Dolor

Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi
karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga
menimbulkan nyeri
Kalor
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi
karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi
untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.

Tumor
Tumor dalam kontek gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tidak
boleh tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami
pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.

Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan
aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.



Fungsio Laesa
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika
luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit
berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

18

Etiologi IMS
a. Bakteri (gonore, sifilis, klamidia)
b. Parasit (trikomoniasis)
c. Virus (human papillomavirus (HPV), herpes genital,
HIV)
Infeksi di atas juga dapat ditularkan tanpa hubungan
seksual, seperti dari ibu ke bayi selama kehamilan
atau persalinan, atau melalui transfusi darah atau
pemakaian jarum suntik secara bergantian.
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

19

Diagnosis IMS
Pemeriksaan yang biasanya dianjurkan untuk
diagnosis penyakit menular seksual meliputi :
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan laboratorium, sitologi :
darah, urin, dan cairan tubuh lainnya
sitologi : pengambilan cairan kemaluan
dioleskan di objeck glass utk diperiksa di
laboratorium
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

20

Pengobatan IMS
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri, umumnya lebih mudah untuk diobati.
Infeksi virus dapat dirawat, namun tidak selalu
dapat disembuhkan.
Pada wanita hamil dan memiliki penyakit
menular seksual, pengobatan yang tepat dapat
mencegah atau mengurangi risiko penularan
infeksi pada bayi. Pengobatan biasanya diberikan
tergantung pada infeksinya, yang diantaranya
meliputi antibiotik dan antivirus.
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

21

Pencegahan IMS
Beberapa upaya untuk menghindari atau
mengurangi risiko penyakit menular seksual,
antara lain :
a. Setia dengan pasangan atau hindari seks
bebas
b. Pastikan jarum suntik yang akan dipakai steril
c. Menjaga kebersihan dan kesehatan organ
intim
d. Vaksinasi
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

22

Komplikasi





Kemandulan
Kecacatan
Gangguan kehamilan
Kanker

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

23

Kondiloma akuminata/ kutil kelamin
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

24

1. Etiologi: virus papiloma tipe 16 dan 18
2. Terdapat pada bentuk kecil dan besar, sendirian
atau berkelompok
3. Lokasinya: pada bagian vulva,perineum. Perianal,
vagina, dan serviks uteri
4. Penanganan: kondiloma kecil dibersihkan dengan
larutan pedofilin 10% dalam gliserin atau alkohol .
Kutil besar diangkat melalui laser, krioterapi
(pembekuan) atau pembedahan dengan bius lokal.
5. Komplikasi: kanker serviks. Utk itu Pemeriksaan
pap smear rutin
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

25

HERPES

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

26

1. etiologi: Virus Herpes tipe 2
2. Tampak sejumlah vesikel di labia mayora
dan minora dan klitoris.
3. Gatal dan panas
4. Sering timbul ulkus kecil
5. Diagnosis dengan tes serologi
6. Terapi; acyclovir

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

27

GONORE/ KENCING NANAH

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

28

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Penyebab : bakteri Nisseria Gonococcus
Rasa gatal panas
Sakit saat kencing
Keluar nanah kadang bercampur darah
Ujung kemaluan merah bengkak
Wanita: keputuhan seperti nanah
Nyeri punggung
tertular pertama kali karena kontak dengan orang yang
terinfeksi saat melakukan hubungan seksual melalui
vagina, oral, anus
9. Gonore dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya
selama proses kelahiran
10.Tx Antibiotika, pada bayi konjungtivitis: garamicin tetes
7/10/18
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
29
mata

2. FLUOR ALBUS / LEUKOREA/ KEPUTIHAN
1. Leukorea Fisiologik dan patologik
2. Leukorea Fisiologik:
a. Tidak gatal, tidak berbau
b. Ditemukan pada BBL sampai umur 10 hari ,
sbg pengaruh estrogen
c. Waktu disekitar menarche
d. Adanya rangsangan pada wanita
e. Saat ovulasi
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

30

Fluor Albus Patologi
1. karena bakteri : Kasus yang paling umum
termasuk pada wanita yang belum pernah
melakukan sex . Ciri-cirinya :
– Cairan yang keluar dari vagina lebih banyak dari
biasanya, lebih encer dan berbau anyir seperti
ikan.
– Cairan vagina putih keabu-abuan yang melekat
pada dinding vagina
– Tidak terasa sakit ketika buang air, kencing
maupun berhubungan sex
– Terapi: Metronidazole 2x 500mg per oral selama 7 hari ,
klindamisin 2x300mg peroral selama 7 hari
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

31

2. Fluor Albus karena jamur
• Misal : Kandidiasis penyebab jamur candida albican
• Ciri-cirinya :
– Muncul rasa gatal atau nyeri pada vagina atau vulva (alat kelamin
bagian luar)
– Cairan vagina lebih kental , menggumpal, keruh seperti keju
– Dysuria (Nyeri berkemih), Sulit buang air kecil
– Kemerahan dan bengkak di alat kelamin bagian luar

• Pengobatan :
- nystatin 100.000 IU tablet per vaginal setiap hari selama
14 hari atau
- Mycostatin , mikonazol atau klotrimazol 200mg per
vagina selama 3 hari, atau
7/10/18
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
32
-

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

33

b. Keputihan karena parasit
1.Infeksi disebabkan parasit
Vaginalis (trikomoniasis)
2. Ciri-cirinya :

Trikomonas

• Cairan vagina encer, berbusa dalam jumlah
banyak, warna kuning kehijauan, dan berbau
sekali, terkadang vagina bengkak
• Rasa sakit pada vagina, gatal seperti terbakar
• Sakit saat kencing, urethritis ringan, disuria dan
sering kencing, sakit ketika melakukan sex

• Pengobatan tidak hanya dilakukan terhadap
si wanita, tapi juga terhadap pasangannya.
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

34

4. Terapi keputihan karena parasis trikomoniasis:
 Metronodazole 2x 500mg per oral selama 7
hari,
 Flagyl per vagina/ suppositoria,
 Pengobatan dengan suami
 Selama pengobatan tidak berhubungan seksual

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

35

SIFILIS
• disebabkan bakteri Treponema Pallidum
• Ditularkan lewat berhubungan seksual atau kontak
langsung dengan luka yang mengandung bakteri
treponema
• akan muncul luka primer ( ulkus durum) dlm waktu 1-5
minggu
• Menyebar seluruh tubuh lewat aliran darah
• Pada ibu hamil Dapat menyebabkan
abortus,persalinan prematur,gangguan janin,
gangguan plasenta, gangguan hati dan kematian janin.
• Gejala berbeda-beda sesuai stadium sifilis
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

36

Gejala Sifilis
Stadium

Laten

Gejala
Terdapat Ulkus Durum (yaitu biasanya
soliter, dasar bersih, batas tegas, tidak
nyeri) yang dapat sembuh sendiri dalam 28 minggu
Ruam seluruh tubuh, tidak nyeri, tidak
gatal, yang timbul 4-10 minggu setelah
ulkus durum muncul, kondiloma lata, lesi
mukokutan, dan limfadenopati
menyeluruh
Tidak memiliki tanda gejala klinis,

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

Primer

Sekunder

37

Pemeriksaan: VDRL (Veneral Disease Research
Laboratory ) , RPR (Rapid Plasma Reagin)
 Faktor resiko terkena : Berganti pasangan,
hubungan seksual tidak terlindungi, HIV/ AIDS
Pengobatan: Benzatin penisilin G 2,4 juta IU

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

38

PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL (PMS)

1 Pengobatan IMS
a. Advokasi
b. Meningkatkan KIE Pencegahan IMS, Pemeriksaan
IMS dan pengobatan secara dini
c. Pendidikan dan latihan bagi petugas kesehatan
dalam tatalaksana penderita IMS.
d. Mengembangkan Klinik IMS di lokasi/ lokalisasI
penjaja seks.
e. Pemeriksaan IMS berkala kepada para PSK dan
pramuria di lokasi,lokalisasi, BAR, Karaoke, Panti Pijat.
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

39

Pemeriksaan HIV

a) Pemeriksaan Darah
b) Program PMTCT; Prevention Mother to Child
Transmission )
adalah Program layanan Pencegahan Penularan
dari Ibu ke Janin
c) Pengobatan : Obat profilaksis : antiretroviral (ARV)
diminum setiap hari
tapi hanya untuk
mengurangi
perkembangan virus bukan
mengobati
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

40

2 Peningkatan Gaya Hidup Sehat

a. Meningkatkan derajat pendidikan dasar dari
anak, pemuda dan remaja khususnya anak
perempuan.
b. KIE di sekolah dan tempat kerja termasuk
life Skill Education. Perlindungan dan KIE
kepada keluarga dan kelompok penduduk
yang menghadapi masalah sosial.

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

41

3) Promosi dan distribusi Kondom, melakukan social marketing, dan

meningkatkan akses kondom kepada PSK dan pelanggannya.

a.Melakukan
social–marketing
dan
meningkatkan akses kondom kepada PSK dan
pelanggannya
b.Meningkatkan
ketersediaan
kondom,
memperluas jaring distribusinya melalui
swasta, LSM dan Pemerintah.
c.Meningkatkan
KIE
tentang
manfaat
penggunaan kondom
d. Meningkatkan kwalitas kondom.
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

42

4) Promosi Perilaku Seksual Aman
a. Advokasi pada decision maker
b. Mengembangkan proyek – proyek panduan
penggunaan kondom 100%.
c. Melaksanakan KIE secara sistematis dan
bijaksana tentang penggunaan kondom dan
hubungan seksual non – penetratif.
d. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan
pengobatan IMS pada kelompok berisiko.
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

43

ABORTION

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

44

Aborsi


Aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya

kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan
kematian janin.
• Dalam ilmu kebidanan, istilah-istilah ini digunakan untuk
membedakan aborsi:
A. Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh
trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
B. Induced abortion/ Provokatus : pengguguran kandungan yang
disengaja. Termasuk di dalamnya adalah: .
• Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran/ Abortus" biasanya
digunakan untuk spontaneous abortion, sementara "aborsi"
digunakan untuk induced abortion.
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

45

ABORTUS

Spontan
(Spontanius
abortion)

Abortus Iminnens ,
A. Incipiens ,
A. Incomplete,
A. Completus,
A. Habituali

Abortion/
Abortus/
Keguguran
ABORSI
Buatan
(Provokatus
abortion )
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

- Abortus Provokatus
Medisinalis/Artificialis/
Therapeuticus,

- Abortus Provokatus
Kriminalis

46

Abortus Provokatus
Medisinalis/Artificialis/
Therapeuticus
abortus yang dilakukan dengan disertai
Indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud
dengan
indikasi
medik
adalah
demi
menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

47

Syarat dilakukan abortus medicinalis:
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian
dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang
dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai
dengan tanggung jawab profesi
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain,
agama, hukum, psikologi).
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau
suaminya atau keluarga terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki
tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh
pemerintah.
5. 7/10/18
Prosedur tidak dirahasiakan.
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
48

Penyebab dari segi Maternal

1. Infeksi Akut
• virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
• Infeksi,bakteri misalnya streptokokus
• Parasit misalnya malaria.
2. Penyakit kronis:
– Hipertensi ,diabetes, anemia berat, penyakit jantung,
toxemia gravidarum

3. inkompetensia serviks, Radang pelvis kronis,
endometrtis, Retroversi kronis
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

49

Abortus Provokatus Kriminalis
aborsi yang sengaja dilakukan tanpa
adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya
pengguguran
dilakukan
dengan
menggunakan alat-alat atau obat-obat
tertentu

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

50

Akibat Abortus Provokatus KriminaliS
Komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu
1. Robekan rahim (Perforasi uterus)
2. Luka / robekan pada serviks
3. Pelekatan pada rongga rahim (kavum uteri )
4. Perdarahan
5. Infeksi
Komplikasi yang dapat timbul pada Janin:
6. Bayi cacat
7. Meninggal
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

51

Robekan Rahim

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

52

Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap
wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan
secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

53

Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
1.
2.
3.
4.
5.

Kematian mendadak karena pendarahan hebat
Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10.Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya
11.Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
7/10/18
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
54
12.Infeksi
rongga panggul (Pelvic
Inflammatory Disease)

Resiko Psikologis, Post-Abortion Syndrome
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kehilangan harga diri
Berteriak-teriak histeris
Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
Ingin melakukan bunuh diri
Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita
yangmelakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun
dalam hidupnya.
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

55

Beberapa Prosedur ABORSI yang digunakan

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

56

1. Manual vakum

Bedah aborsi ini dilakukan di awal kehamilan hingga
usia 7 minggu setelah periode menstruasi terakhir.
Prosedur ini menggunakan tabung tipis dan
panjang yang dimasukkan ke dalam rahim. Jarum
suntik yang melekat pada tabung akan menyedot
embrio keluar.

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

57

2. Metode kuret (Curettase)
• Prosedur ini adalah yang paling umum, biasanya untuk usia
6-14 minggu.
• Karena bayi sudah lebih besar, maka dokter harus
melakukan peregangan pada leher rahim dengan
menggunakan batang besi.
• Setelah serviks terbuka, dokter akan memasukan tabung
plastik keras ke dalam rahim yang dihubungan dengan mesin
penghisap.
• Maka janin akan terisap keluar dari rahim, setelahnya
dokter akan menggunakan pisau berbentuk lingkaran yang
disebut dengan kuret untuk membersihkan sisa janin yang
masih
tertinggal di rahim.
7/10/18
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
58

3. Pelebaran dan evakuasi

• Prosedur aborsi ini dilakukan saat memasuki
usia trimester kedua kehamilan.
• Dalam proses ini serviks akan dibuka lebih
lebar, setelah terbuka maka dokter akan
mengeluarkan janin dengan menggunakan
forsep (tang).
• Tengkorak dari janin akan dilumatkan terlebih
dahulu untuk mempermudah proses.
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

59

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

60

4.

Aborsi dengan menggunakan obat

• Prosedur ini biasanya dilakukan
saat usia kehamilan 4-7 minggu.
Obat yang diberikan akan
menyebabkan kematian embrio
dan mengeluarkannya dari dalam
rahim. Mis: Misoprostol
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

61

Pengaturan oleh pemerintah Indonesia
• Status internasional hukum pengguguran kandungan
• Tindakan aborsi menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) di Indonesia dikategorikan sebagai tindakan kriminal
Pasal-pasal KUHP yang mengatur hal ini adalah pasal 299, 341,
342, 343, 346, 347, 348, dan 349. Menurut KUHP, aborsi
merupakan:
• Pengeluaran
hasil
konsepsi
pada
setiap
stadium
perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap
tercapai (38-40 minggu).
• Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20
minggu).Dari segi medikolegalmaka istilah abortus, keguguran,
dan kelahiran prematur mempunyai arti yang sama dan
menunjukkan pengeluaran janin sebelum usia kehamilan yang
7/10/18
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
62
cukup

isi Pasal 75 dan Pasal 76 UU Kesehatan.
Pasal 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibudan/atau janin, yang menderita penyakit genetic
berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis
bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri
dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.
7/10/18
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
63
(4) Ketentuan
lebih lanjut mengenai
indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,



Dari Pasal 75 di atas, maka jelas bahwa pada hakekatnya aborsi dilarang dilakukan
oleh siapapun. Namun demikian, untuk keadaan-keadaan tertentu aborsi
diperbolehkan sebagaimana dijelaskan dalam ayat (2),
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung darihari pertama
haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang
memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
Menteri.
Ketentuan pada Pasal 76 tersebut harus dipatuhi, sebab pengabaian terhadap Pasal
tersebut akan memiliki konsekuensi hukum bagi siapa yang melakukannya.

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

64

INFERTILITAS

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

65

Etiologi/ Penyebab:
1. Masalah pada Suami
2. Masalah pada Istri/ Wanita

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

66

Pemeriksaan Masalah infertil
1. Analisis Sperma: kekentalan, volume,ph,dll
2. Masalah serviks : sumbatan serviks, lendir abnormal)
mempengaruhi PH vagina,cacat bawaan (atresia),
polip dll
3. Masalah vagina;(Trikomonas dan candidiasis
4. Masalah Uterus (rahim)/; mioma, polip,
endometriosis (mengganggu implantasi)
5. Masalah Tuba falopii
6. Masalah Ovarium: gangguan Ovulasi—
Hipotalamus---Amenorea
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

67

Pengobatan
1. Untuk Mengembalikan Kesuburan:
Suplemen kesuburan (berisi Vitamin B
complect,Vitamin A&E Antioksidan, Asam
Folat , Herbal (Ginseng,Ginggo Biloba dll)
2. Untuk Menyeimbangkan Hormon

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

68

infertilitas


Penyebab paling umum dari ketidaksuburan laki-laki meliputi:

a.
b.
c.

d.
e.
7/10/18

jumlah sperma, kemampuan sperma bergerak (motilitas) atau
kemampuan untuk membuahi sel telur.
produksi sperma yang abnormal karena berbagai hal, seperti
testis tidak turun, cacat genetik atau infeksiberulang
ada masalah dengan pengiriman sperma karena masalah
seksual, seperti ejakulasi dini atau hubungan seksual yang
menyakitkan (dispareunia), atau masalah struktural, seperti
penyumbatan bagian dari testis yang berisi sperma
(epididimis).
faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti gizi buruk,
obesitas, penggunaan alkohol, tembakau, dan obat-obatan.
faktor lingkungan tertentu, seperti pestisida dan bahan kimia
lainnya.
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

69

a. kerusakan yang terkait dengan kanker dan
pengobatannya.
b. radiasi dan kemoterapi untuk kanker
c. usia. Semakin tua usia seseorang maka kesuburan juga
menjadi berkurang.
Sedangkan penyebab paling umum dari ketidaksuburan
wanita meliputi:
d. kerusakan tuba falopii atau penyumbatan, yang biasanya
dihasilkan dari radang tuba fallopi (salpingitis).
e. Chlamydia, infeksi menular seksual, adalah penyebab
yang paling sering dijumpai.
f. Endometriosis, yaitu ketika jaringan implan rahim
tumbuh di luar rahim akan mempengaruhi
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

70

PENYAKIT RADANG PANGGUL
PELVIC INFLAMATORI DISEASE (PID)

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

71

Infeksi
Rendah

Dari: vulva, Vagina
Cerviks

Infeksi Alat
kandungan

Infeksi
Tinggi
7/10/18

Dari: Uterus, Tuba, Ovarium,
Parametrium, peritoneum
(perut),golongan ini biasa
disebut “Penyakit Radang
Panggul “ PID”
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

72

PELVIC INFLAMATORY DISEASE (PID)
Termasuk:
a. Endometriosis
b. Metritis
c. Parametritis
d. Salpingitis dan Ooophoritis biasa disebut
“ adnexitis”
e. Pelveoperitonitis
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

73

 Disebabkan karena naiknya infeksi yang berada
di genital bawah
Sering terkena pada tuba falopii dan merambat
ke ovarium, ke peritoneum
Radang akut disebabkan : ‘GO’ Gonorrhoe 60%,
bakteri lain seperti streptococcus, stapilococcus
Naiknya infeksi dipermudah oleh:
- Menstruasi
- Persalinan (Partus) dan Abortus
- Operasi ginekologi (Curretase)
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

74

Tuba falopii
(Salpingitis)
Adnexitis

Ovarium
(Ooophoritis)

Rahim
(Endometritis,
Myometritis,)

Penyebaran Infeksi Radang Panggul
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

75

• Berturut-turut terjadi:
Endometrisis
Salpingitis, adnexitis yang dapat menimbulkan
infertilitas & kehamilan ektopik
(diluar kandungan)

Pelveoperitonitis ;
menyebabkan perlekatan dan abses
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

76

1. ENDOMETRITIS
a. Endometritis Akut
 Radang pada lapisan rahim endometrium
 Sebab :
- paling sering infeksi gonorrhea yg menjalar
- infeksi abortus : curret(kerokan)
- partus dan postpartus (persalinan) akibat luka
 Gejala: Demam tinggi, keputihan bau, bernanah,
uterus nyeri tekan
 Penaganan: Uterotonika, Istirahat antibiotika
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

77

b. Endometritis Kronik
• Gejala: fluor albus bau, Kelaianan haid
metrorrhagia dan menorrhagi
• ditemukan pada: TBC, sisa-sisa abortus &
partus , polip uteri, tumor ganas
• Penanganan: antibiotika , pembedahan bila
terdapat polip &mioma

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

78

2. Myometritis
• Infeksi pada lapisan myiometrium uterus
• Lanjutan dari infeksi endometrisis
• Gejala dan terapi seperti endometritis

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

79

3. Adnexitis
(Salpingitis –Oopporitis)

• Salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi
pada oophoritis.
• Salpingitis & oopohoritis diberi nama adnexitis.
• Radang tuba falopii dan ovarium yg terjadi
bersamaan
• Penyebab: Gonorrhea menjalar, infeksi postpartum
&postabortus, bakteriTubercolosis, ada luka
Curret, pemasangan IUD dsb
• Pada ‘GO’ (gonococcus) menyebabkan nanah &
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

80

Gejala





Demam tinggi, menggigil
Nyeri perut bagian bawah kiri & kanan
Mual muntah :bila penyebaran peritoneum
Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang portio,
pembengkakan tuba
• Menorrhagia dan dysminorhea sekunder
• Bila nanah masuk peritonieum mjd peritonitis
• Perdarahan pada cavum douglas
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

81

Penanganan:





Antibiotik spectrum luas
Analgesik
Istirahat
Bila terjadi perlekatan : Pembedahan

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

82

4. Pelvioperitonitis
• Pelvio=pelvic=panggul
• Peritoneum=rongga perut
• Infeksi ini sering bersamaan dengan adnexitis
(ovarium & tuba), uterus, usus, halus,
• Diikuti perlekatan
• Gejala: demam, rasa nyeri hebat,mual,
gerakan menimbulkan nyeri,, teraba tumor di
belakang uterus,tumor menonjol ke vagina
• Terapi: seperti Adexitis, bila abses pada cavum
douglas dilakukan penyedotan cairan
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

83

Peritoneum
(Rongga Perut)

Pelveoperitonitis
Pelvic & peritoneum

Cavum Douglas berisi
nanah & bekuan
darah

Penyebaran Infeksi Radang Panggul
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

84

TERAPI SULIH HORMON
HORMONE REPLACEMENT THERAPY (HRT)

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

85

 HRT Adalah perawatan medis yang
menghilangkan gejala-gejala pada wanita
selama dan sesudah menopause
 Klimakterium : masa yang bermula dari akhir
tahap reproduksi, terjadi pada wanita berumur
45-65 tahun
 Menopause; Berhentinya haid pada seorang
wanita
 Premenopause: kurun waktu 4- 5 tahun
sebelum menopause
 Pascamenopause : kurun waktu 3-5 tahun
setelah menopause
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

86

Etiologi Menopause
• Berhentinya Haid dikarenakan menurunnya
fungsi ovarium
• Sehingga terjadi penurunan estrogen
• Meningkatnya hormon gonadotropin
• Penurunan estrogen
menyebabkan:Gangguan
neurovegetatif,gang. Psikis, Gang.Somatik,
Gang. Siklus haid

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

87

• Gangguan Neurovegetatif diantaranya:
• Gejolak panas (Hot Flushes)
• Keringat banyak
• Kedinginan
• Sakit kepala
• Bising telinga
• Gangguan tensi
• Berdebar-debar
• Susah nafas
• Gang. Usus,dll
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

88

Gang. Psikis






Mudah tersinggung
Depresi
Kelelahan
Semangat Kurang
Susah tidur

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

89

Gangguan Somatik, meliputi








Gang. Haid : Amenorea (tidak haid)
Inkontinensia urin
Dysuria
Osteoporosis
Artritis
Atrofi kulit
Sklerosis coroner, dll

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

90

Penanganan:





Psikoterapi
Peningkatan kualitas hidup
Pengaturan diet (Gizi, kalsium, Vitamin d dll)
Terapi Hormonal

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

91

Terapi Hormonal
• Pemberian terapi hormonal estrogen
• Cara pemberian:
- Premenopause: sudah ada keluhan, masih
haid
Tablet Estrogen dari hari ke5 hingga ke 25
siklus haid, kemudian progesteron hari 26
hingga ke 30 siklus haid
- Bila keluhan hilang tablet dihentikan
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

92

• Pada ibu menopause dan pascamenopause
- sudah tidak haid, ada keluhan
- Estrogen dosis rendah selama 21 hari
- Pemberian progesteron dosis kecil untuk
menyeimbangkan hormon
- Bila estrogen dalam tubuh terlalu tinggi
menyebabkan resiko kanker

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

93

Kontraindikasi estrogen
• Estrogen tidak boleh diberikan pada:
- Riwayat Kanker
- penyakit ginjal
- penyakit hati
- tromboplebitis,
-vasises berat
- anemia berat
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

94

Syarat pemberian estrogen :








Tensi normal tidak tinggi
Pemeriksaan sitologi , papamear normal
Tidak ada varises di ekstremitas bawah
Uterus normal
Tidak terlalu gemuk
Kelenjar tiroid normal
kadar HB, kolesterol, Kalsium, Trigliserida,
fungsi hati (SGOT&SGPT) normal
• Bila ada Nyeri dada, Hipertensi, Diabetes perlu
dikonsultasikan ke Dr spesialis
7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

95

Terapi hormon untuk Gangguan Haid
• Hipermenorea , Menorragia
• Bila ibu mengalami haid darah banayk,
dengan waktu lama lebih dari 7 hari maka
diberikan terapi hormon
Pil KB (Oral Pil) yaitu pil yang berisi hormon
estrogen dan progesteron diminum selama 7
hari

7/10/18

MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

96