ARAH KEBIJAKAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2017

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2017

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas

Disampaikan dalam Musrenbang Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) DIY Tahun 2017

Yogyakarta , 7 Maret 2016

PENDAHULUAN

Slide - 2

MUSRENBANGNAS PENYUSUNAN RKP 2017 SEBAGAI FORUM PENYELARASAN

 Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) merupakan forum bersama antarpemangku

kepentingan (stakeholder) dalam rangka menyusun rencana pembangunan nasional yang ditujukan untuk mempertemukan usulan/kebutuhan masyarakat (bottom up planning) dengan apa yang akan dilaksanakan oleh pemerintah melalui program dan kegiatan (top down planning).

 Pelaksanaan Forum Musrenbangnas ditujukan untuk mensinkronisasikan rencana pembangunan

pemerintah pusat (Kementerian/Lembaga) dengan usulan/kebutuhan pembangunan Pemerintah Daerah (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Namun demikian, pelaksanaan Forum Musrenbangnas kadang dianggap sebagai forum yang bersifat “seremonial” dengan tidak banyak kesepakatan yang dihasilkan.

 Tidak banyaknya kesepakatan yang tercapai dalam pelaksanaan Musrenbangnas dikarenakan

ketersediaan anggaran yang terbatas, sementara usulan/kebutuhan sangat banyak. Untuk itu, Pemerintah baik pusat maupun daerah harus menyusun PRIORITAS PEMBANGUNAN. Hanya rencana pembangunan yang benar-benar prioritas saja yang diusulkan dan dibahas dalam forum Musrenbangnas sehingga pelaksanaannya dapat berjalan lebih efektif.

 Prioritas pembangunan antara pusat dan daerah harus dapat diselaraskan mulai pada tahap penyusunan dokumen perencanaan.

Slide - 3

PENEGASAN PARADIGMA PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

 Amanat konstitusi menegaskan bahwa ANGGARAN NEGARA adalah INSTRUMEN untuk mencapai tujuan nasional.

 Politik perencanaan dan anggaran negara harus dikendalikan oleh TUJUAN yang akan dicapai (policy driven), dan tidak seharusnya dikendalikan oleh ketersediaan anggaran (budget driven).

 Teknis perencanaan dan anggaran adalah memastikan tujuan pembangunan dapat dicapai dengan mengoptimalikan seluruh sumber daya (pemerintah, perbankan dan

swasta); dan meningkatkan EFISIENSI, EFEKTIVITAS dan KEADILAN alokasi pengeluaran atau belanja pemerintah, penyaluran kredit perbankan dan investasi swasta.

 Proses perencanaan dan penganggaran adalah OPTIMALISASI SUMBERDAYA

(pemerintah, perbankan dan swasta) untuk mencapai tujuan pembangunan, dan memperbaiki KUALITAS BELANJA.

Slide - 4

DASAR HUKUM

UU 17/2003 tentang Keuangan Negara

• Pasal 12 ayat 2  Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka

mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.

UU 25 /2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

• Pasal 4 ayat 3  RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas pembangunan, rancangan

kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah

• Pasal 263 ayat 4  RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan penjabaran dari RPJMD yang

memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja pemerintah dan Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Slide - 5

PERMASALAHAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN

 Penganggaran selama ini lebih banyak didasarkan pada Tugas dan Fungsi (Tusi) dari K/L daripada pencapaian sasaran pembangunan nasional yang efektif dan efisien.

 Karena penekanan pada Tusi K/L, suatu proyek terpaksa dilakukan oleh berbagai K/L. Tanpa koordinasi

yang efektif, maka suatu bagian proyek yang dikerjakan K/L - A telah selesai, namun bagian lain yang dikerjakan oleh K/L - B belum dimulai atau bahkan belum ada anggarannya. Contoh: Waduk terbangun, namun saluran irigasi belum dimulai; sawah tercetak, namun air tidak pernah sampai.

 Terjadi inefisiensi anggaran, misalnya duplikasi program. Program yang sama dilaksanakan oleh pada

berbagai K/L dengan tingkat kompetensi dan efektifitas yang berbeda. Contoh: program bedah rumah dilaksanakan oleh belasan K/L, Program Bansos dilakukan oleh 21 K/L.

 Anggaran tidak fokus dan tersebar tipis pada setiap Tusi dan cenderung dibagi rata tanpa indikator dan

formula yang tepat. Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur misalnya, cenderung dibagi rata kepada semua daerah tanpa dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur tertentu yang menjadi prioritas pemerintah.

 Perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi dan terpadu adalah kunci untuk mencapai efektifitas

dan efisiensi pelaksanaan program sehingga sasaran dan manfaat pembangunan lebih mudah dapat tercapai.

Slide - 6

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN :

Money Follow Program

Slide - 7

ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PENYUSUNAN RKP 2017 (HASIL SIDANG KABINET 10 FEBRUARI 2016)

Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L yang dipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanya diserahkan kepada Biro Perencanaan.

Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan berorientasi pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapi money follow program prioritas. Tidak perlu semua tugas

http://setkab.go.id/bukan-dirjen-ke-bawah-presiden-jokowi-

dan fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata.

tegaskan-menteri-kendalikan-penggunaan-anggaran/

money follow program prioritas

money follow function

Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi rakyat.

Semua nomenklatur Proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih, dan seterusnya.

Slide - 8

PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2017 : BAPPENAS SEBAGAI SYSTEM INTREGATOR

• Usulan program/kegiatan harus dilaksanakan secara komprehensif sesuai dengan arah pembangunan serta pencapaian target/sasaran Agenda Prioritas Nasional (NAWA CITA) pada RPJMN 2015-2019. Untuk itu , usulan program/kegiatan perlu dilakukan secara terpadu dan terintegrasi, baik lintas sektor, lintas K/L (lintas SKPD), maupun lintas wilayah.

• Diperlukan upaya pengintegrasian berbagai Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas Kementerian/Lembaga ke dalam satu tujuan (goal) yang jelas dan terukur dengan usulan kegiatan dan pendanaan daerah.

• Hanya Kementerian PPN/Bappenas (dan Bappeda) yang mempunyai fungsi utama sebagai koordinator perencanaan lintas sektor, lintas wilayah, maupun lintas kementerian/lembaga (lintas SKPD). 

Bappenas (Bappeda Provinsi) akan menjadi integrator setiap K/L (SKPD) dan pemerintah daerah (Pemerintah Kab/Kota) agar bisa bersinergi dalam menjalankan suatu program.

• Bappenas sedang menyiapkan perencanaan dengan pendekatan holistik-tematik, integratif dan spasial dalam upaya pencapaian sasaran agenda prioritas nasional agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

• Dalam pendekatan perencanaan tersebut, maka hanya program dan kegiatan Kementerian/Lembaga yang secara langsung mendukung pencapaian proritas nasional menjadi program dan kegiatan prioritas.

ILUSTRASI RENCANA TERINTEGRASI KEDAULATAN PANGAN DAN KEDAULATAN ENERGI

KEDAULATAN PANGAN

KEDAULATAN ENERGI

Sasaran Pokok Pembangunan RPJMN 2015 – 2019 a.l : Sasaran Pokok Pembangunan RPJMN 2015 – 2019 a.l :

1. 1. Meningkatkan produksi dalam negeri: produksi padi 82 juta ton, Meningkatkan produksi dalam negeri: produksi padi 82 juta ton,

1. 1. Produksi Energi Kelistrikan 35.000 MW pada tahun 2019 Produksi Energi Kelistrikan 35.000 MW pada tahun 2019

jagung 24,1 juta ton, kedelai 2,6 juta ton, gula 3,8 juta ton di 2019; jagung 24,1 juta ton, kedelai 2,6 juta ton, gula 3,8 juta ton di 2019;

2. 2. Meningkatkan Konsumsi Listrik Perkapita dari 843 Kwh (2014) Meningkatkan Konsumsi Listrik Perkapita dari 843 Kwh (2014)

2. 2. Pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi air permukaan, air Pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi air permukaan, air

menjadi 1200 Kwh (2019) menjadi 1200 Kwh (2019)

tanah dan rawa 9,89 juta ha; rehabililtasi jaringan irigasi tanah dan rawa 9,89 juta ha; rehabililtasi jaringan irigasi

3. 3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran

permukaan, air tanah dan rawa 3,01 juta ha; pembangunan dan permukaan, air tanah dan rawa 3,01 juta ha; pembangunan dan

energi energi

peningkatan irigasi tambak 304,75 ribu ha di tahun 2019; peningkatan irigasi tambak 304,75 ribu ha di tahun 2019; pembangunan 49 waduk (2014-2019) pembangunan 49 waduk (2014-2019)

PUSAT

PUSAT

Belanja K/L, al.

Belanja K/L, al.

Peningkatan

Meningkatkan

produksiberas, jagung,

pengeloaan susidi energi;

kedelai dll

Pembangunan Kilang

BUMN

Baru

Belanja Non K/L, al.

BUMN

Subsidi Pupuk bagi

Penyediaan

Belanja Non K/L, al.

SWASTA/PPP

Petani

dan

SWASTA /PPP

Subsidi BBM, LPG 3 Kg

Menunjang

Food Estate di

penyaluran

dan LGV

kebijakan dan

Independent

Luar Jawa

beras (Perum

MW yang

BAPPENAS Producers

dicanangkan

bibit unggul

Mendukung

LIstrik;

BAPPENAS

pemerintah (PT

berkualitas;

System Integrator

program

Penyediaan gas

Geo Dipa

kemitraan

System Integrator

Food Cold

DAERAH

individu (PT

Rehabilitasi dan

KA Borneo

DAERAH

Nusantara)

penyediaan

Pengembangan jaringan

Rehabilitasi instalasi

listrik (PT PLN)

irigasi tersier;

Biogas; Dukungan

Pengembangan air

Pembangunan PLTMH off

tanah dangkal, air

grid; Dukungan instalasi

permukaan dll

biogas skala rumah

tangga

Slide - 10

PENDEKATAN PEMBANGUNAN DALAM PENYUSUNAN RKP 2017 : HOLISTIK-TEMATIK, TERINTEGRASI, dan SPASIAL

Slide - 11

PENDEKATAN PEMBANGUNAN : HOLISTIK, TEMATIK DAN TERINTEGRASI (1/2)

 Contoh: Prioritas Nasional Kedaulatan Pangan  Mempunyai multitarget (banyak sasaran)

Sasaran Pokok, antara lain :

Peningkatan produksi padi,

Peningkatan produksi jagung,

Prioritas Nasional, Sasaran

Peningkatan produksi ikan dll.

Pokok serta Program Prioritas

Program Prioritas antara lain : telah tertuang dalam :

1. Reforma agraria

• Nawacita Jokowi – Jusuf Kalla

2. Stop konversi lahan produktif

• Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMN) 2015-2019

3. Pemulihan kesuburan lahan

4. Pembangunan desa mandiri benih

5. Pengembangan pertanian organik

6. Peningkatan produksi ikan, garam dan rumput laut

7. Pengendalian harga dan impor pangan

8. Peningkatan produksi padi dan pangan lainnya (protein hewani)

Prioritas Nasional menjadi Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

sebagaimana UU 23/2014 Ayat 263 (4)

PENDEKATAN PEMBANGUNAN : HOLISTIK, TEMATIK DAN TERINTEGRASI (2/2)

 Holistik- Tematik: Untuk mencapai sasaran prioritas nasional Kedaulatan Pangan,

perlu koordinasi multi kementerian, yaitu antara lain Kementan, KemenPUPR, Kemen ATR, dan Kemen KLH, KemenPerdagangan serta Pemerintah Daerah.

 Integratif: Pencapaian Kedaulatan Pangan perlu dilakukan secara terintegrasi

melalui peningkatan produktifitas lahan existing, menyetop konversi lahan produktif, reforma agraria, pencetakan sawah baru, pengembangan pertanian organik, pengendalian harga dan impor pangan, dan seterusnya (kombinasi berbagai program/kegiatan).

 Spasial: pembangunan sawah baru misalnya, harus mempertimbangkan lokasi,

berdekatan dengan irigasi, terintergrasi dengan jalan, gudang, pasar, dan lain-lain.

Slide - 13

ILUSTRASI PERENCANAAN TERINTEGRASI: PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Kementan, Kemen LHK,

LEVEL 1

Kemen ATR

Kementan, Pemda

Reforma agraria

PRIORITAS

NASIONAL PROGRAM

Kemen ATR,

Peningkatan

Pemda

produksi padi dan

Stop konversi

PRIORITAS

pangan lain

lahan produktif

Kemendag, Kementan,

Pengendalian

Pembangunan

Kemenkeu

harga dan impor

Kedaulatan

kesuburan lahan

Pangan

Pemda

Peningkatan produksi ikan,

Pembangunan

Kemen KP

Desa Mandiri

garam, rumput

Kementan, Pemda

Pengembangan pertanian organik

Kementan

Slide - 14

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Perencanaan Terintegrasi Peningkatan Produksi Padi

Kementan, Kemen ATR,

LEVEL 2

Kemen PUPR, Pemda

PROGRAM

Pencetakan

Kementan,

Sawah Baru

PRIORITAS KEGIATAN

Kemen PUPR,

Kemendag,

Rehabilitasi

Kementan, Pemda

Pembelian

Jaringan Irigasi;

Kemenkeu,

Pembangunan

PRIORITAS Waduk;

beras/gabah

Kemendag, BUMN,

subsidi benih

pasar tradisional

Peningkatan dan pupuk produksi padi

dan pangan lain

Technopark dan

Pengembangan

Kementan,

Science park;

budidaya padi;

Balai Penyuluhan

pertanian padi

organik

Kementan, Kemenristekdikti

Pemanfaatan

Penyaluran

Lahan Tidur

Kementan,

bantuan alat dan

Kementan, (Optimasi Lahan)

mesin pertanian

Kemendag, Pemda

Kemen ATR, Pemda

Slide - 15

MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (FORM B) (1/2) PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN

Ket Prioritas

(Juta Rp.)

10.000 ha Produksi Padi dan Lahan Tidur

Peningkatan Pemanfaatan

Kementerian Program

Perluasan dan

Memanfaatkan 10.000 ha Termanfaatkan Kabupaten A,

Pertanian

Penyediaan dan Perlindungan

lahan tidur untuk

nya 10.000 ha

B, C, D

Pangan Lain (Optimasi Lahan)

Pengembangan Lahan Pertanian pertanian.

bekas lahan

Koordinat :

Prasarana dan

Untuk padi = …. Ha

tidur untuk

Sarana Pertanian

Untuk Jagung = …... Ha

Penyederhanaan Nomenklatur

266.700 Produksi Padi dan Baru

Peningkatan Pencetakan Sawah Kementerian Program

Perluasan dan

Tercetaknya 266.700 Ha Tercetaknya

Kabupaten A,

Ha Pangan Lain

Pertanian

Penyediaan dan Perlindungan

Sawah Baru

266,700 Ha

B,C,D

Pengembangan Lahan Pertanian

Sawah Baru,

Koordinat : A

Prasarana dan

yang

……… B……….

Sarana Pertanian

dibuktikan

C………. D……….

dengan lokasi yang jelas, ada dukungan

“Rumah dari kebijakan”

irigasi

(Hanya muncul di dokumen

sehingga Sawah

terkait penganggaran)

tersebut dapat dimanfaatkan.

Menjadi alat ukur kinerja oleh Presiden/Kabinet, untuk itu perlu sasaran yang konkret

Slide - 16

MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (FORM B) (2/2) PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN

Ket Prioritas

(Juta Rp.)

Peningkatan Pencetakan Sawah Kementerian Program

10.000 ha Produksi Padi dan Baru

Perluasan dan

Terlindunginya x 000 Terlindunginya x 000 Kabupaten A,

Pertanian

Penyediaan dan Perlindungan

Ha Lahan Irigasi

Ha Lahan Irigasi

B, C, D

Pangan Lain

Pengembangan Lahan Pertanian Teknis dari Konversi Teknis dari Konversi Koordinat : Prasarana dan

untuk Penggunaan untuk Penggunaan ………

Sarana Pertanian

lain.

lain. Terbitnya x buah

Program

Kegiatan

Perda yang

Prioritas

Prioritas

melindungi Lahan Irigasi Teknis

Penyederhanaan Nomenklatur

Peningkatan Penyaluran

7.300 unit Produksi Padi dan bantuan alat dan Pertanian

Kementerian Program

Pengelolaan

Memberikan subsidi Tersalurnya 7.300 Kab A …Unit;

Penyediaan dan Sistem

x % atas harga

Unit Alsintan kepada Kab B…Unit ;

Pangan Lain mesin pertanian

Pengembangan Penyediaan dan Alsintan, sehingga

Petani atau

Kab. C….Unit

Prasarana dan

Pengawasan Alat Petani/Kelompok

Kelompok Tani

Sarana Pertanian Mesin Pertanian Tani membeli

dengan subsidi x %

Alsintan,

dari harga

menggunakan dan “Rumah dari kebijakan”

merawatnya. (Hanya muncul di dokumen

terkait penganggaran) Menjadi alat ukur kinerja oleh

Presiden/Kabinet, untuk itu perlu sasaran yang konkret

Slide - 17

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Ilustrasi Rencana Pembangunan Bendungan Tahun 2017

•Krueng Kreuto •Rukoh (Aceh),

•Bener (Jateng) ,

(Aceh), •Ciawi (Jawa

•Semantok (Jawa

•Logung (Jawa

Barat),

Timur),

Tengah), •Sukamahi (Jawa

•Pamakkulu

•Raknamo (Nusa

Barat),

(Sulawesi

Tenggara Timur), •Kuwil

Selatan),

•Lolak (Sulawesi

Kawangkoan

•Komering II

Utara),

(Sulawesi Utara),

(Sumatera

•Karian (Banten), •Sukoharjo

Selatan),

•Bintang Bano

(Lampung),

•Sadawarna (Jawa

(Nusa Tenggara •Cipanas (Jawa

•Tiro (Aceh),

•Tanju (Nusa •Leuwikeris (Jawa

•Lausimeme

Tenggara Barat),

Barat),

(Sumatera Utara),

•Mila (Nusa •Ladongi (Sulawesi

•Kolhua (Nusa

Tenggara Barat),

Tenggara)

Tenggara Timur),

•Passeloreng

•Sidan (Bali)

(Sulawesi Selatan),

•Rotiklod (Nusa

Rencana Penyelesaian Pembangunan 49 Waduk Baru dalam RPJM 2015-2019

Tenggara Timur), •Tapin (Kalimantan

Kegiatan

Total

Selatan),

•Sei Gong (Kepulauan Riau),

Groundbreaking

•Sindangheula (Banten)

Penggenangan

Slide - 18

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Ilustrasi Integrasi Peningkatan Produksi Padi Provinsi Aceh

Pemanfaatan Waduk Keuliling (selesai 2008), Kab. Aceh Besar

BPTP Aceh

DI Keuliling Hulu (578,2 ha); DI Keuliling Hilir (1.053 ha); DI Krueng Aceh (809,3

Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Banda

ha, extension); dan DI Krueng Jreue (2.350 ha).

Aceh Waduk Rukoh (GB 2016)

Waduk Tiro (GB 2017)

Waduk Keureuto di Kab. Aceh Utara, Groundbreaking 2015

Waduk Krueng Keureuto (daya tampung 216 juta m3) akan mengairi DI Alue Ubay (4.144 ha) dan DI Krueng Pase (6.677 ha).

Peningkatan & Rehabilitasi Jaringan Irigasi (tersier) :

ksi Padi Provinsi Aceh:

Aceh Besar 6.000 ha

2014 : 1,82 juta ton

Aceh Jaya 1.000 ha

AM 2015 : 2,33 juta ton

Aceh Timur 8.200 ha

ran 2016 : 2,30 juta ton

Aceh Utara 2.000 ha

ran 2017 : 2,37 juta ton

Pidie 5.500 ha Piddie Jaya 2.300 ha

ni dan Lahan Provinsi Aceh (Sensus tanian 2013):

Cetak Sawah : 14.000 ha

mah Tangga Usaha Pertanian: 644,9 ribu RT s Sawah: 300,8 ribu ha

Desa Mandiri Benih : 40 Desa

s Lahan Pertanian Non sawah: 1,05 juta ha

Agro Science Park (1 unit) di BPTP Aceh

gilingan Padi: 3.233 unit

Agro Techno Park (1 unit) di Aceh Timur

Slide - 19

RPJMN 2015-2019 SERTA

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

Slide - 20

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN 2015 – 2019

Menghadirkan 1

VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019:

kembali Negara untuk melindungi

9 segenap bangsa

"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan

dan memberi

Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"

rasa aman pada

Membangun tata

Memperteguh

seluruh warga

kelola

kebhinekaan dan

yang bersih,

Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN

restorasi sosial

efektif,

yaitu: demokratis dan

terpercaya

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi

Membangun

dengan mengamankan sumber daya maritim, dan

Indonesia dari

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara pinggiran dengan Melakukan

revolusi karakter

memperkuat

kepulauan. daerah-daerah bangsa 9 PROGRAM

dan desa dalam kerangka Negara

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan

PRIORITAS

Kesatuan

demokratis berlandaskan negara hukum.

NAWACITA

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

kehadiran Negara 7 4

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang

ekonomi dengan

dalam melakukan

menggerakkan

reformasi sistem

tinggi, maju, dan sejahtera. dan penegakan

sektor-sektor

strategis

hukum yang

bebas korupsi,

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

ekonomi

domestik

bermartabat, dan terpercaya

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang

Meningkatkan

Meningkatkan

mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan

6 kualitas hidup

produktivitas

nasional. manusia dan

rakyat dan daya

saing di pasar

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Slide - 21

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

RKP 2015*) RKP 2015*)

RKP 2016 RKP 2016

RKP 2017 RKP 2017

RKP 2018 RKP 2018

RKP 2019 RKP 2019

MEMACU PEMBANGUNAN

MELANJUTKAN REFORMASI

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR DAN EKONOMI

BAGI PERCEPATAN

INFRASTRUKTUR UNTUK INFRASTRUKTUR UNTUK

Ditentukan dalam

Ditentukan dalam

UNTUK MENINGKATKAN

PEMBANGUNAN EKONOMI

MEMPERKUAT FONDASI MEMPERKUAT FONDASI

proses penyusunan

proses penyusunan

KESEMPATAN KERJA SERTA

YANG BERKEADILAN

PEMBANGUNAN YANG PEMBANGUNAN YANG

RKP 2018

RKP 2019

MENGURANGI KEMISKINAN DAN BERKUALITAS BERKUALITAS KESENJANGAN ANTARWILAYAH

*) Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan RKP 2015 Slide - 22

SASARAN PEMBANGUNAN RPJMN 2015-2019

INDIKATOR MAKRO

(BASELINE)

Pertumbuhan Ekonomi (%)

8,0 (Angka Realisasi & Penyesuaian Target)

Rasio Pajak terhadap PDB (%)

16,0 Pengangguran (%)

(Angka Realisasi & Proyeksi)

(12,6-12,8)

5,6-5,9

5,5-5,8

5,2-5,5

5,0-5,3

4,0-5,0 (Angka Realisasi & Penyesuaian Target)

4,6-5,1

Angka Kemiskinan (%)

9,0-10,0

9,5-10,5

9,0-10,0

8,5-9,5

7,0-8,0 (Angka Realisasi & Penyesuaian Target)

7,5-8,5

(9,5-10,5)

Gini ratio (indeks)

n.a

0,36 (Angka Realisasi & Penyesuaian Target)

76,3 Indeks Pembangunan Masyarakat

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

meningkat (IPMAS)***

n.a

n.a

n.a

n.a

*) Dengan perkembangan keadaan saat ini, target-target tersebut perlu dipertimbangkan kembali Sumber: RPJMN 2015-2019

Realisasi 2014 dan perkiraan realisasi 2015

**) Target APBN 2016 ***) Indeks baru dengan parameter: gotong royong, toleransi, dan rasa aman. Konsep masih dalam proses penyempurnaan dan pematangan, termasuk pembahasan variabel, sehingga target masih belum dapat ditetapkan secara kuantitatif.

Slide - 23

PRIORITAS NASIONAL PEMBANGUNAN DALAM RKP 2017

• Revolusi Mental

DIMENSI PEMBANGUNAN

• Pembangunan Pendidikan

MANUSIA • Pembangunan Kesehatan

• Pembangunan Perumahan dan Permukiman

• Kedaulatan Pangan

DIMENSI PEMBANGUNAN • Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan

• Kemaritiman dan Kelautan SEKTOR UNGGULAN

• Pariwisata • Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

• Pemerataan Antarkelompok Pendapatan

DIMENSI PEMERATAAN DAN

• Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal

KEWILAYAHAN

• Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan • Pengembangan Konektivitas Nasional

KONDISI PERLU

• Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

Slide - 24

ALUR PIKIR PENYELARASAN PRIORITAS NASIONAL DALAM PENYUSUNAN RKP 2017

Visi Misi + Nawacita  PRIORITAS NASIONAL  Program K/L dan Urusan Pemerintahan

Strategi

VISI-MISI

NAWACITA

Pembangunan

• Visi + 7 Misi

• 9 Agenda

• Norma

Pembangunan Pembangunan

• Dimensi

Pembangunan

• Kondisi Perlu

Program

• Program K/L

dan

Kegiatan

• Kegiatan K/L

Prioritas

Prioritas

• Urusan

Nasional

Program

Pemerintahan

dan

Kegiatan

• Urusan

Prioritas

Pemerintahan

ISU PEMBANGUNAN DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2017 DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Slide - 26

ISU PEMBANGUNAN KESENJANGAN ANTAR INDIVIDU DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2017

Slide - 27

ISU PEMBANGUNAN PROV. DI. YOGYAKARTA KESENJANGAN ANTAR INDIVIDU

RATIO GINI PROVINSI

RATIO GINI

PROVINSI

Kep. Bangka Belitung

Kep. Bangka Belitung

Perkembangan PDRB Perkapita Prov.D I Yogyakarta

Maluku Utara

Maluku Utara

Tahun 2010-2014

Aceh

Sumatera Utara

Sumatera Utara

Nusa Tenggara Timur

Sumatera Barat

Kalimantan Tengah

Sulawesi Barat

Kalimantan Tengah

Sumatera Barat

Sulawesi Barat

Kepulauan Riau

Jawa Timur

Kalimantan Timur

Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Timur

0,35 - 0,40

Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

Jawa Timur

Sulawesi Tengah

Sumatera Selatan

Nusa Tenggara Barat

Jawa Tengah

Jawa Tengah

Kalimantan Barat

Kepulauan Riau

Kalimantan Barat

Sumatera Selatan

Jawa Barat

Sulawesi Tengah

Sulawesi Utara

Jawa Barat

DKI Jakarta

Sulawesi Selatan

Sulawesi Utara

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tenggara

Papua Barat

DI Yogyakarta

DI Yogyakarta

Sulawesi Selatan

Provinsi D.I Yogyakarta memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, namun memiliki tingkat

Gorontalo

DKI Jakarta

pengangguran yang rendah. Hal menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima

Papua

Papua Barat

masyarakat masih berada di bawah rata-rata pendapatan yang layak . Sumber : Data BPS

Slide - 28

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN

Perencanaan Terintegrasi

Kemdagri, Dunia Usaha

LEVEL 1

Kemen KUKM,

Bank Penyalur KUR,

ekonomi yang

Pemda,

Kemendag,

tinggi dan

Kemenperin,

inflasi yang

Kemen KP,

Perhatian

lapangan kerja

BKPM,

Kemen KP,

Barekraf,

khusus kepada

dengan

Kemenhub,

Kemen PUPR,

Kemenaker,

usaha mikro

Kemen PDTT,

dan kecil

investasi padat

Kemen KUKM, Kemenkominfo

Dunia Usaha

Kemenpora,

Dunia Usaha

Kemen PDTT

Alokasi

Peningkatan Taraf

Kemensos,

Kemen PDTT,

diprioritaskan

Hidup Penduduk

Kemenkes,

Kemen dagri,

Kemendikbud,

40% Ekonomi

Pengurangan

Pemda,

kepada program-

Kemenag,

beban penduduk

Terbawah

Perkuatan basis

Kemen PUPR,

program yang

Kemen ESDM,

miskin dan

perekonomian

Kemen KUKM,

Kemen PUPR,

rentan (Bantuan

perdesaan

Kemenaker,

sudah teruji

manfaatnya.

Kementan,

Kemen KP

Kemendagri

Kementan

Kemen KUKM, Kemend PDTT,

Kemen PUPR,

Kemen PDTT,

Kemen KP,

Kemenperin, Dunia usaha

Kemenaker,

Kementan,

Slide - 29

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN

Perencanaan Terintegrasi Perkuatan Basis Perekonomian Perdesaan

LEVEL 2

Kemen PDTT, Kemensos, Kemenaker, Kemen KP,

Ketepatan

Kemen KUKM

dalam penentuan target

Kemen PDTT,

Aparatur Desa Desa

Perkuatan Basis Perekonomian Perdesaan

Kemen KUKM,

Lembaga Keuangan

Kemen PDTT

Pendukung

Ekonomi Produktif

berbasis

Mikro (Non-Bank),

Kegiatan

komunitas

Kemen KUKM

teknis untuk

usahaan

Kemendikbud,

Kemen PDTT,

dapat bekerja

Kemen KP,

Kemensos,

Kementan

Kemen KP

Slide - 30

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN

Sasaran Nasional dan Daerah

Nasional

Provinsi D. I Yogyakarta

1. Penciptaan lapangan kerja

a. Penyediaan lapangan kerja

b. Tenaga kerja formal (%)

2. Peningkatan kualitas dan keterampilan pekerja

a. Pelatihan Kerja Orang)

b. Sertifikasi (orang)

3. Meningkatkan produktivitas usaha mikro dan kecil

a. Diklat dan pendampingan usaha

(orang/unit usaha)

b. Kewirausahaan (Orang)

c. Subsidi KUR (Rp triliun)

4. Akses terhadap Pelayanan Dasar

Pemerintah Daerah diharapkan dapat menterjemahkan sasaran pembangunan nasional kepada sasaran pembangunan daerah

a. Kepemilikan akte lahir

b. Akses perumahan, air minum,

sanitasi layak, dan penerangan

kemudian

5. Perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan

a. Bantuan iuran jaminan

kesehatan/KIS (individu) b. Bantuan tunai bersyarat/PKH

(keluarga) c. Bantuan pendidikan/KIP (anak

usia sekolah) d. Subsidi pangan

(rumah tangga sasaran)

Slide - 31

ISU PEMBANGUNAN KESENJANGAN ANTARWILAYAH DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2017

Slide - 32

ISU PEMBANGUNAN PROV. DI. YOGYAKARTA KESENJANGAN ANTARWILAYAH DIBANDINGKAN PROVINSI LAINNYA DI JAWA

Tema Pembangunan Wilayah Jawa dalam RPJMN 2015-2019 Kabupaten Yang Berada di

1. Lumbung Pangan

Wilayah Pantai Selatan Jawa

2. Industri makanan minuman, tekstil, energi , otomotif, alutista, besi baja, kimia dan telematika

3. Banten : Destinasi wisata

4. Ekonomi maritim melalui industri kapal

Kab.Lebak Kab.Pandeglang Jawa Barat

Wilayah Utara dan Tengah:

Kab.Sukabumi Kab. Cianjur Kontribusi Perekonomian Terhadap Kab. Garut

Kab.Tasikmalaya Wilayah Jawa sekitar 89,9 persen

3 Sektor Terbesar :

Kab.Pangandaran

1. Ind,Pengolahan

Jawa Tengah

2. Perdagangan

Kab.Cilacap Kab.Purworejo

3. Keuangan

Kab. Kebumen Kab.Wonogiri

D.I Yogyakarta Kab. Bantul

Kab.Gunungkidul

Wilayah Selatan (22 Kab):

Kab.Kulonprogo

Kontribusi Perekonomian Terhadap

Jawa Timur

Wilayah Jawa sekitar 10,1 persen

3 Sektor Terbesar :

Kab.Pacitan Kab.Trengalek

1. Perdagangan

Kab.Malang Kab.Banyunwangi

2. Pertanian

3. Kab.Blitar Jasa-jasa Kab.Tulungagung Kab.Jember

Kab.Lumajang

Jawa bagian tengah dan utara Jawa bagian selatan

Slide - 33

RENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH PROVINSI D.I YOGYAKARTA UNTUK MENDUKUNG KONEKTIVITAS

INFRASTRUKTUR PENDUKUNG

• KSPN/PKW /PKN

• Pembangunan jalur KA Perkotaan Yogyakarta termasuk akses ke Bandara baru Yogyakarta

• Elektrifikasi jalur KA Kutoarjo-Yogya-Solo

K SPN Y ogya k a rt a

• K ot a da n Pembangunan Bandara International se k it a rnya

Kulon Progo • Pembangunan Jalan Lingkar Kota

Yogyakarta • Pengembangan Sistem Transit dan Semi

BRT Kota Yogyakarta • Pembangunan Jalan Lintas Pantasi

Selatan Jawa (Temon-Bugel-Girijati- Baron-Jepitu-Jerukwudel

Slide - 34

WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS YOGYAKARTA – SOLO – SEMARANG PUSAT

Slide - 35

WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS YOGYAKARTA-PRIGI-BLITAR-MALANG

Slide - 36

PEMBANGUNAN PERKERETAAPIAN MENDUKUNG DISTRIBUSI YANG EFISIEN

Pembangunan jalur KA untuk mendukung distribusi yang efisien di RPJMN III antara lain:

Pembangunan jalur KA Manado-Bitung Pembangunan jalur KA Bitung-Gorontalo-Isimu

TRANS SULAWESI Pembangunan jalur KA ParePare-Mamuju

Persiapan pembangunan jalur KA Sorong-Manokwari

Pembangunan jalur KA Makassar-ParePare

TRANS PAPUA

Persiapan pembangunan jalur KA Manokwari-Nabire

Pembangunan jalur KA Makassar-Bulukumba-Watampone

Persiapan pembangunan jalur KA Nabire-Timika Persiapan pembangunan jalur KA Nabire-Sarmi-Jayapura

Pembangunan jalur KA Tanjung-Paringin-Rantau Martapura-Bandara Syamsoedin Noor-Banjarmasin Pembangunan jalur KA dari Stasiun Pasoso menuju Dermaga Peti Kemas JICT/KOJA Pembangunan jalur kereta api Banjarmasin Pelaihari Batu Licin Sengayam Tanah Grogot

Pembangunan jalur KA antara Batu Ceper-Bandara Soetta

TRANS Pembangunan jalur KA Tanjung-Balikpapan

Pembangunan jalur KA Bandara Soekarno Hatta-Halim

KALIMANTAN Pembangunan jalur KA Banjarmasin-Palangkaraya

Pembangunan jalur KA antara Cangkring-Pelabuhan Cirebon Reaktivasi jalur KA antara Rancaekek-Tanjung Sari-Kertajati

Pembangunan jalur KA Balikpapan - Samarinda Pembangunan jalur KA Murung Raya-Kutai Barat-Paser-Penajam Paser Utara-Balikpapan

Reaktivasi jalur KA antara Cirebon-Kadipaten dan pembangunan jalur KA baru antara Kadipaten-Bandara Kertajati

Pembangunan jalur KA Tanjung-Balikpapan

JAWA-BALI

Pembangunan Jalur KA Stasiun Kejaksan-Pelabuhan Cirebon

Pembangunan jalur KA antara Bandar Tinggi - Kuala Tanjung

Terminal Terpadu (Kereta Api) Gedebage

Pembangunan jalur KA dari spoor simpang menuju KEK Sei Mangke

Jalur KA menuju Bandara Kulonprogo

Pembangunan KA dari KEK Seimangkei-Pelabuhan Kuala Tanjung-Pelabuhan Belawan Pembangunan jalur ganda KA antara Surabaya-Kalimas/Tanjung Perak Pembangunan jalur KA antara Kandangan-Pelabuhan Teluk Lamong

TRANS SUMATERA Pembangunan jalur KA Duku-Bandara Internasional Minangkabau Pembangunan jalur KA Batu Ampar-Bandara Hang Nadim

Pembangunan jalur ganda KA dan elektrifikasi antara Maja-Rangkasbitung-Merak Pembangunan jalur KA Tanjung Uncang-Batam Center

Pembangunan jalur KA antara Tonjong-Pelabuhan Bojonegara

Pembangunan KA Bandara Ngurah Rai-Denpasar-Mengwi

Lanjutan ...

Wilayah Jawa Tengah dan DIY

1 Reaktivasi jalur KA (2,3 km) antara Semarang Tawang – Pelabuan Tanjung Mas:

Rp. 36 M

2 Pembangunan jalur ganda KA

lintas selatan Jawa antara Kroya – Kutoarjo (1 Pkt) : Rp.

3 169 M

Pembangunan jalur ganda KA (badan jalur) antara Solo – Kedungbanteng (3,6 Km): Rp.

15,7 M

Pemasangan elektrifikasi antara Solo –

Pengadaan lahan untuk

Pemasangan sistem Rp. 80 M

Yogyakarta – Kutoarjo :

pembangunan gedung operasional

Balai, reaktivasi jalur KA antara

telekomunikasi dan sistem CTS

Semarang Tawang-Tanjung Mas dan

jalur ganda KA antara Tegal -

jalur ganda KA antara Solo-

Bojonegoro (1 Pkt): Rp. 66 M

Kedungbanteng: Rp. 10,8 M

PEMBANGUNAN BANDARA BARU KULONPROGO NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (N.Y.I.A)

Latar Belakang dan Pelaksanaan Pembangunan:

 Kapasitas apron Bandara Adisutjipto sudah tidak memadai dan dirancang untuk menampung 1,2 juta penumpang per tahun

 Kepemilikan lahan Bandara Adisutjipto merupakan civil enclave TNI AU, Pangkalan Utama dan Sekolah Penerbang TNI  Pesisir selatan kecamatan Temon, kab.Kulon Progo merupakan kawasan paling memenuhi persyaratan teknis & operasional

untuk pembangunan bandara baru

RENCANA TERPADU PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JALAN PROVINSI DIY

alam rencana terpadu ini Jalan Lintas Pantai Selatan Jawa dengan jelas digambarkan sebagai Jaringan alan Strategis Nasional

PEMBANGUNAN JALAN LINTAS SELATAN JAWA

• Yogya ingin mengembangkan wisata pantai dan

teknologi •

Bantul sebagai tujuan WIsata legenda

Gunung Kidul sebagai lokasi Technopark, tepatnya di Baron

• Kondisi geografis D.I Yogyakarta :

Kabupaten Gunung Kidul yang berbukit dan tanah yang berkapur.

Kabupaten Kulon progo dan Kabupaten Bantul yang dataran dan berpasir.

• Potensi wilayah di Kulonprogo direncanakan ada Bandara Internasional dan rencana Pangkalan

Utama AL • Total Panjang Lintas Pantai Selatan Jawa di Provinsi DI Yogyakarta 123,38 Km, yang belum fungsional 111 Km

• Lahan yang sudah dibebaskan rata-rata dengan

Rumija 12-16 m. • Kebutuhan tanah yang belum bebas 229,34 Ha

RENCANA PROGRAM REGIONAL ROAD DEVELOPMENT PROJECT (RRDP) DI PROVINSI YOGYAKARTA

RUAS JALAN

PANJANG (KM)

ANCHE 2 GALUR - CONGOT

YOGYAKARTA - PARANG TRITIS

PARANGTRITIS - BATAS KAB. GN. KIDUL

BARON - TEPUS

TEPUS - JEPITU - JERUK WUDEL

ANCHE 3 SRANDAKAN - KRETEK

GIRIJATI - SPG 020 1

JERUK WUDEL - BARAN (RONGKOP)

KETENAGALISTRIKAN

Gardu Induk tegangan 150 / 20 kV : - Lokasi : Godean - Kapasitas : 20 MVA - COD : 2016

Transmisi 150 kV : - Konduktor : 2 cct, HTLSC - Ruas : Pedan - Wonosari - Panjang : 44 kms - COD : 2016

Pengembangan Distribusi : 2016 - JTM : 191 kms - JTR : 118 kms - Trafo : 50 MVA 2017 - JTM : 155 kms - JTT : 121 kms - Trafo : 47 MVA

Pengembangan PLT Angin : - Lokasi : Samas - Kapasitas : 20 MVA - COD : 2019

TIK DAN PENYIARAN

Pemancar TVRI ITTS Phase II (2016)

- Peningkatan stasiun

transmisi TVRI

ICT Utilization Project For Educational Quality Enhancement

- Penyediaan perangkat,

jaringan, bahan ajar dan training bagi guru

- Lokasi : 500 sekolah

tersebar di DIY

- Status : On Going

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR DI.YOGYAKARTA

VOL OUTPUT SAT OUTCOME VOL OUTCOME

Indikasi (Rp. Juta)

Pembangunan embung / telaga di WS POS

Buah

10 Juta m3

Rehabilitasi embung kecil / telaga di WS POS

Buah

5 Juta m3

Pembangunan SPAM SISTEM SUNGAI BAWAH TANAH GUNUNGKIDUL

km

m3/detik

Pembangunan SPAM REGIONAL Regional KEBONAGUNG

Intake

1 m3/detik

Pembangunan Air Baku Pedesaan WS Progo Opak Serang

Intake

4 m3/detik

Rehabilitasi JIAT Kab. Gunungkidul

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sistem Kalibawang

Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Karangtalun (Van Der Wijck + Mataram)

Pembangunan Air Baku Pedesaan WS Progo Opak Serang

Intake

Peningkatan kapasitas, perkuatan tebing Sungai Serang dan anak sungainya

Peningkatan, perkuatan tebing Sungai Progo dan anak sungainya

Peningkatan, perkuatan tebing Sungai Opak dan anak sungainya

Pembangunan Drainase Primer Pengendali Banjir Jalan BabaranTahap I

Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir

DAS Progo Rehabilitasi Prasarana pengendali banjir Sungai Serang dan anak sungainya

km

1 Ha 5000

Rehabilitasi Prasarana pengendali banjir Sungai Progo dan anak sungainya

km

1 Ha 5000

Rehabilitasi Prasarana pengendali banjir Sungai Opak dan anak sungainya

km

1 Ha 5000

Pembangunan Bangunan Konservasi Terpadu/Cek Dam/BPS WS Progo Opak Serang

buah

10 Ha 1 10000

ISU PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2017

Slide - 46

PEMBANGUNAN PARIWISATA

Sebaran 10 Destinasi Wisata Prioritas

Danau Toba

Kepulauan Seribu

Tanjung Kelayang

Wakatobi

Pulau Morotai

= KEK Pariwisata

= KSPN

Tanjung Lesung

Kawasan

Mandalika

Labuan Bajo

Borobudur dsk

Gunung Bromo

Slide - 47

DESTINASI BOROBUDUR DAN SEKITARNYA

Produk •Core: Destinasi wisata budaya

•Supporting: Destinasi wisata alam

Pasar •Utama: Malaysia, Taiwan, Singapura, Jepang, USA

•Potensial: Inggris, Hongkong, Belanda, Jerman, Brunei

•DTW: Candi Borobudur, Candi Prambanan

Komponen

•Akses/ Hub: Udara: Bandara Internasional Achmad Yani (Semarang) dan

Destinasi

Adisucipto (Yogyakarta). Laut : Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang) •Fasilitas Pariwisata (tour base): Semarang, Magelang, Yogyakarta

Critical Success Factors: Badan Pengelolaan Pariwisata

JUM LAH W I SM AN

KSPN

PERTUM BUH AN

KUN JUN GAN

D EVI SA W I SM AN ( USD )

I N VESTASI ( JUTA

PROYEKSI D EVI SA

USD )

PROYEKSI W I SM AN

BOROBUDUR dsk

KETERKAITAN BAPPENAS SEBAGAI INTEGRATOR DALAM PERENCANAAN MELALUI “RPI2JM” TERKAIT KOORDINASI LINTAS KEMENTERIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA

LEVEL 1

Kemenpar, Badan Promosi Indonesia

Promosi Wisata

POLRI,

Jaminan

Kemenpar,

Pemda

Pengembangan

keamanan dan

Pemda

Destinasi Wisata

ketertiban

WONDERFUL INDONESIA

“Pembangunan Pariwisata Indonesia”

Layanan

Kemenpar,

Kemenkumham Keimigrasian,

SDM Pariwisata

Kemendikbud,

Bebas Visa, Visa

On Arrival

Kemenristekdikti, Kemenaker

Sikap masyarakat

Kemenpar,

yang bersahabat

Kemendikbud, Pemda

Slide - 49

KETERKAITAN BAPPENAS SEBAGAI INTEGRATOR DALAM PERENCANAAN MELALUI “RPI2JM” TERKAIT KOORDINASI LINTAS KEMENTERIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA

Kemenpar,

LEVEL 2

Kemen ESDM, Kemen KP,

Penyiapan

Kemen LHK,

Objek Wisata Pemda

Kemenko Maritim,

Kemenko Ekon Pembangunan

Koordinasi

Kemen PUPR,

Pembangunan

Sarana dan

Kemenhub,

Destinasi

Prasarana Transportasi

Pemda

Pengembangan

10 Destinasi

Kemenpar,

Kemen PUPR,

Kelembagaan

Pembangunan

Kemen BUMN,

Kemenkominfo,

Pengembangan

Fasilitas Umum

Kemenkeu,

Destinasi

dalam Kawasan

Kemen BUMN,

Pemda

Pemda

Penyediaan BBM dan Listrik

Kemen ESDM, Kemen BUMN

Slide - 50

PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA BOROBUDUR DSK

No Level I

Level II

Delivery System

Highlight Program dan Kegiatan Kementerian

Keterangan

Kemenhub

KemenPU Pera

1 Mendukung

Pengembangan 10

Pembangunan Sarana

• Pembangunan Jalan Rel/ Emplasemen

• Pelebaran Jalan Lingkar Selatan Yogyakarta

Pembangunan

Destinasi Wisata

dan Prasarana

Yogyakarta – Magelang (reaktivasi)

Data in

Pariwisata

Transportasi di Kawasan

• Pembangunan Jalan Lintas Pantasi Selatan

Indonesia

Wisata Borobudur dan

• Pembangunan jalur KA Perkotaan Yogyakarta

ambilkan

Jawa (Temon-Bugel-Girijati-Baron-Jepitu-

(tahap 1) termasuk akses ke Bandara baru

RPI2JM

• Pelebaran Jalan Akses Bandara Baru

telah

• Elektrifikasi jalur KA Kutoarjo-Yogya-Solo

Kulonprogo

sinergi

• Pembangunan Bandara International Kulon

antar se

Progo

antar wil dan antar

• Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT

dengan d

Kota Yogyakarta

Slide - 51

PENUTUP

Slide - 52

PENUTUP (1/2)

 Pendekatan secara holistik, tematik, terintegrasi, dan spasial dalam perencanaan pembangunan mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan mulai dari perencanaan, penganggaran,

hingga pelaksanaan.  Kementerian PPN/Bappenas (dan Bappeda) yang mempunyai kapasitas teknis dengan fungsi utama

sebagai koordinator perencanaan lintas sektor, lintas K/L (lintas SKPD) dan lintas wilayah. Oleh karena itu Bappenas (Bappeda) bertindak sebagai system integrator dan resource allocator antar K/L (SKPD) dan pemerintah daerah (pemerintah Kabupaten/Kota) agar sinergi bisa tercapai.

 Untuk mendukung prioritas nasional, maka diharapkan dalam pembahasan dengan SKPD dilakukan pendekatan:

 Money follow function diubah menjadi Money follow program. Dalam arti fokus anggaran hanya pada program-program yang sudah terbukti manfaatnya. Program-program lain akan

minimal alokasinya  Pengujian pada setiap program/kegiatan:

 Apakah proyek ini perlu?  Apakah proyek ini perlu sekarang?  Apakah produksi dan tenaga kerja dalam negeri dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam

proyek ini?  Apakah proyek akan dapat lebih efisien?

Slide - 53

PENUTUP (2/2)

 Dalam pembahasan dengan Kabupaten/Kota perlu dilakukan:  Pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan terintegrasi dari program/kegiatan prioritas nasional

(lokus kegiatan/proyek berikut kesiapan yang diperlukan)  Perkuatan DAK yang proposal based approach dengan lebih meningkatkan keterkaitan alokasi DAK

dengan pencapaian sasaran-sasaran program/proyek prioritas nasional  Pengenalan perencanaan berbasis sistem integrasi untuk Kabupaten/Kota

 Oleh karena itu, Bappeda memiliki peran yang sangat penting dalam pengalokasi anggaran untuk kegiatan prioritas pembangunan nasional. Pola alokasi anggaran tidak semata-mata atas usulan SKPD

berdasarkan Tugas dan Fungsi, namun berdasarkan prioritas program yang bermanfaat untuk mendukung pencapaian sasaran agenda prioritas pembangunan.

Slide - 54

JADWAL PENYUSUNAN RKP 2017

• Lanjutan Pertemuan Tiga

• Penetapan UU APBN

Pihak

• Penyampaian dan

• Surat Menkeu tentang

• Ratas Kerangka Ekonomi

• Finalisasi DIPA Makro dan Resource

• Musrenbangprov

• SKB MPPN/Ka. Bappenas Pembahasan Nota

Kesepakatan

• Kepres APBN Envelope

• Rangkaian

Keuangan dan RUU

dan MenKeu tentang

Pemerintah - DPR

Musrenbangnas

Pagu Anggaran K/L

APBN

• Penelaahan RKA K/L

• Kepres RKP

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

Nov

Des

Sinkronisasi Data

• Sidang Kabinet Rancangan • Rancangan RKP

• Kepres Alokasi

• Sidang Kabinet Rancangan

• Pembahasan Nota

Dokumen Perencanaan

Awal RKP & Pagu Indikatif

Anggaran

• Penyampaian Rancangan

Akhir RKP

Keuangan dan RUU

dan Penganggaran

• SKB MPPN/Ka Bappenas

RKP dan Kerangka Ekonomi • Perpres RKP

APBN

Penetapan Arah

tentang dan MenKeu

Makro dan Pokok-Pokok

• Penelaahan RKA-KL

Kebijakan dan Prioritas

tentang Rancangan Awal

Kebijakan Fiskal ke DPR

• Penyusunan Draft Nota Keu

Pembangunan

RKP dan Pagu Indikatif

• Pembicaraan Pendahuluan

dan RUU APBN

• Rakorbangpus  Multi – Pihak  Tiga Pihak

• Penyusunan Rencana Kerja K/L

Slide - 55

Slide - 56

LAMPIRAN

Slide - 57

PRIORITAS NASIONAL RKP 2017

Slide - 58

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

• Revolusi Mental

DIMENSI PEMBANGUNAN

• Pembangunan Pendidikan

MANUSIA • Pembangunan Kesehatan

• Pembangunan Perumahan dan Permukiman

• Kedaulatan Pangan

DIMENSI PEMBANGUNAN • Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan

• Kemaritiman dan Kelautan SEKTOR UNGGULAN

• Pariwisata • Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

• Pemerataan Antarkelompok Pendapatan

DIMENSI PEMERATAAN DAN

• Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal

KEWILAYAHAN • Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan

• Pengembangan Konektivitas Nasional

KONDISI PERLU

• Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

Slide - 59

REVOLUSI MENTAL

Sasaran dan Arah Kebijakan

Arah Kebijakan

Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik

e)

1. Penegakan hukum dan disiplin aparat Pemerintah, penegak hukum

1. Meningkatnya Integritas

dan masyarakat 2. Harmonisasi dan simplifikasi peraturan perundangan untuk

 Indeks Perilaku Anti Korupsi (Skala 1-5)

mendorong kreatifitas masyarakat

3. Penanganan perkara yang transparan dan memuaskan  Persentase aparatur Pemerintah/ Penegak Hukum yang mendapat sanksi

 Indeks Penegakan Hukum Berkualitas (Skala 0-1)

4. Pendidikan dan penghormatan etika dalam berpolitik karena melanggar disiplin dan/atau pelanggaran hukum

 Persentase kepuasan publik atas penanganan perkara

Reformasi Birokrasi Pemerintahan

1. Layanan publik prima (cepat, mudah, ringkas , transparan, dan  Peningkatan kualitas, penurunan beban dan jumlah peraturan perundang-

 Efektivitas pendidikan karakter di sekolah dan perguruan tinggi

Birokrasi yang responsif)

undangan 2. Program Pembangunan dan belanja pemerintah didasarkan azas  Efektivitas belanja pemerintah (manfaat, biaya dan kualitas)

manfaat, bermutu, efisien dan efektif 3. Penerapan disiplin, reward & punishment dan sistem merit dalam

2. Meningkatnya Etos Kerja

birokrasi

 Peningkatan kualitas pelayanan publik di K/L, Legislatif, dan Pemerintah

Peningkatan Kemandirian Ekonomi dan Daya Saing Bangsa

 Peningkatan produktivitas masyarakat (efisiensi dunia usaha, jumlah 1. Peningkatan Etos Kerja (kerja keras, kreatif , dan professional) serta

wiraswasta, hasil riset, publikasi ilmiah)

mendorong semangat inovasi dan kewirausahaan

2. Penumbuhan budaya konsumen cerdas dan cinta produk dalam  Peningkatan kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah

 Tunjangan profesi guru yang berbasis kinerja

tangga nasional 3. Internalisasi nilai-nilai persaingan yang sehat (cooperate and compete,  Peningkatan semangat persaingan yang sehat (cooperate and compete)

bekerja berorientasi hasil bermutu dan nilai tambah)  Perilaku hidup bersahaja, hemat, bersih dan sehat

Peneguhan Jati Diri dan Karakter Bangsa

1. Pendidikan berbasis karakter (percaya diri, disiplin, jujur dan kerja

keras)

3. Meningkatnya Gotong Royong

2. Lingkungan pendidikan yang menyenangkan dan bebas dari intimidasi  Indeks Pembangunan Masyarakat (toleransi, gotong royong, rasa aman)

dan kekerasan (bullying free school environment)

 Berkurangnya jumlah konflik/kekerasan di kalangan masyarakat

3. Pendidikan agama dan etika yang mengajarkan akhlak mulia  Meningkatnya daya tangkal masyarakat dari pengaruh radikalisme dan

(keutuhan keluarga, kesalehan sosial, dan toleransi)

terorisme 4. Peningkatan jiwa patriot, suka menolong, dan cinta tanah air  Indeks Ketahanan Keluarga (angka perceraian, anak terlantar)

Peningkatan Peran Lembaga, Keluarga dan Media Publik

 Persentase ruang publik bermuatan negatif (penyebar kebencian,

1. Ruang publik yang ramah dan bebas dari penyebaran kebencian radikalisme dan pornografi)

*) Akan diarusutamakan dan merupakan Indikator Kinerja Kunci Revolusi Mental masing-masing K/L Slide - 60

2. Pembangunan karakter melalui media publik

REVOLUSI MENTAL

Perencanaan Terintegrasi

Peningkatan

LEVEL 1

Kemen KUKM, Kemendag, Kemenperin, Kemenpar, Kemendikbud

Kemandirian

Ekonomi dan

KPPU, Kemenpora, Kemristekdikti, Kemen PDTT, Kementan, Kemen KP

Daya Saing Bangsa

Kemandirian Ekonomi

Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, Peningkatan

Peran PERUBAHAN CARA PANDANG, SIKAP,

Kemenkominfo, Kemen PPPA, BKKBN, PERILAKU YANG BERORIENTASI Lembaga,

Kemenkumham, POLRI, MA, Kejagung,

KEMODERENAN

Penegakan

Keluarga dan

Hukum dan

MK, KY, KPK, Kemendagri, KPU

Media Publik

- Meningkatnya INTEGRITAS: jujur,

Kelembagaan

disiplin, tanggung jawab, sportif, adil dan taat hukum

Politik

- Meningkatnya ETOS KERJA: optimis, kerja keras, berprestasi, pantang menyerah, mandiri, produktif,

Kepribadian hemat, kreatif, inovatif, berprestasi,

dan pelayanan publik yang prima

Kedaulatan

dalam

- Menguatnya GOTONG ROYONG:

Politik

Kebudayaan

kerja sama, toleran, saling menghargai, kemaslahatan umum

Kemendikbud, Kemenag, Kemristekdikti Peneguhan

Reformasi

Jati Diri dan

Kemen PANRB, Kemendagri, Bappenas,

Kemendagri, Kemensos, Kemenhan

LAN, BPKP, BKPM

Bangsa

Slide - 61

REVOLUSI MENTAL

Ilustrasi Perencanaan Terintegrasi Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik

LEVEL 2

POLRI, Kejagung, MA,

Kemendagri, KPU

Pendidikan dan

Penegakan

Kemenkumham, KPK, semua

Penghormatan

Disiplin Aparat

K/L/Pemda

Etika dalam Pemerintah dan

Berpolitik Penegak Hukum

Penegakan Hukum dan

Kelembagaan Politik

Harmonisasi dan

Simplifikasi

Penegakan

Kemenkumham,

Kemenkumham, Polri, Kejagung,

Bappenas, semua

Peraturan

Hukum yang

MA, KPK, K/L terkait

Perundangan

Berkualitas

K/L/Pemda

Slide - 62

PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Sasaran dan Arah Kebijakan

Arah Kebijakan:

(Baseline)

 Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun

1. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan

dasar, serta memperluas dan meningkatkan  Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15

pemerataan, akses, kualitas dan relevansi tahun

pendidikan menengah

 Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui

penguatan penjaminan mutu pendidikan,  Persentase SD/MI berakreditasi minimal B

pengembangan kurikulum dan pelaksanaannya,  Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B

serta penguatan sistem penilaian pendidikan yang  Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B

komprehensif dan kredibel

 Pesentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal

3. Meningkatkan profesionalisme, kualitas, B

pengelolaan dan penempatan guru

 Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan

4. Revitalisasi LPTK secara menyeluruh untuk 20% penduduk terkaya

meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan  Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin

dan 20% penduduk terkaya

5. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan - Matematika (Ranking 64 dari 65 Negara)

 Nilai Test PISA dan Ranking (dari 65 Negara) **

masyarakat dan layanan pendidikan anak usia dini - Sains (Ranking 64 dari 65 Negara)

6. Meningkatkan kualitas pendidikan vokasi serta

- Membaca (Ranking 60 dari 65 Negara) 446; 45 pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja  Tingkat integritas Lingkungan Pendidikan -SD-PT- (tidak

7. Meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya menyontek, bebas dari jual beli ijazah, sertifikat palsu,

n.a.*

n.a.*

n.a.*

n.a.*

n.a.*

saing pendidikan tinggi

plagiarisme).  Persentase Pendidikan menyenangkan dan bebas intimidasi

n.a.*

n.a.*

n.a.*

n.a.*

n.a.*

Kebijakan Terkait Revolusi Mental

1. Meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan  Kurikulum dan Proses pembelajaran yang progresif sesuai

dan kekerasan (bullying free environment).

n.a.*

n.a.*

n.a.*

n.a.*

n.a.*

karakter dan budaya bangsa

kebutuhan zaman.

2. Lingkungan pendidikan yang berintegritas, bebas  Pendidikan Agama dan etika yang menumbuhkan Akhlak

n.a.*

n.a.*

n.a.*

n.a.*

n.a.*

intimidasi dan kekerasan

Mulia.

3. Penegakan hukum dan disiplin (bebas dari ijazah dan

Keterangan: *) Akan diarusutamakan dan merupakan Indikator Kinerja Kunci Revolusi Mental

**) Programme for International Student Assessment (PISA) dilakukan 3 tahun sekali. Publikasi hasil PISA terakhir tahun 2012, dan hasil

sertifikat palsu, plagiat, bolos)

Slide - 63

PISA 2015 baru akan dipublikasikan bulan Desember 2016.

PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Kemendikbud, Kemenag

Penyediaan

Kemenristekdikti, Kemen PANRB,

Guru yang

Kemen PDTT, Kemenkeu,

Berkualitas dan

Pemda

Penempatan yang Merata

Kemendikbud,