ANALISIS DAYA TARIK PENENTUAN LOKASI SMK BERBASIS PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN SIMALUNGUN
Jurnal Ekonom, Vol 15, No 4, Oktober 2012
ANALISIS DAYA TARIK PENENTUAN LOKASI SMK BERBASIS
PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN SIMALUNGUN
Nur Aini*, Robinson Tarigan**, dan Rujiman**
- Alumni PWD SPs USU
- Dosen FE/PWD SPs USU
Abstract: Simalungun is an area that has excellent potential in agriculture and
tourism, then it is fitting for planning education in Simalungun more oriented on
agriculture and tourism. The research was conducted in Simalungun taking place
Silimakuta District, District Bosar Maligas, and District Girsang Sipangan Bolon.
The method of analysis used in this study is an analysis of LQ and gravity analysis
with a sample of 100 respondents from a population of 68 222 people. Sampling of
respondents based on probability sampling. From the research dperoleh that
potential-based vocational potential areas in the District Silimakuta, Bosar
Maligas District, and District Girsang Sipangan Bolon based on the Location
Quotient (LQ) the number of workers per sector in 2011 can be identified that
Simalungun Silimakuta district is the base on agriculture with values 1.1867 LQ.
Maligas Bosar districts are the basis for the industrial sector has the largest LQ
value than other districts in the amount of 6.9196 Simalungun. Girsang districts
Sipangan Bolon is the base in the tourism sector with a value of 2.2226 LQ.
Abstrak: Kabupaten Simalungun merupakan daerah yang mempunyai potensi
unggulan dalam sektor pertanian dan pariwisata, maka sudah selayaknyalah perencanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Simalungun lebih diorientasikan pada sektor pertanian dan pariwisata. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Simalungun yang mengambil lokasi Kecamatan Silimakuta, Kecamatan Bosar Maligas, dan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis LQ dan analisis gravitasi dengan jumlah sampel responden 100 orang dari 68.222 orang jumlah populasi. Pengambilan sampel responden berdasarkan probability sampling. Dari hasil penelitian dperoleh bahwa potensi SMK berbasis potensi wilayah di Kecamatan Silimakuta, Kecamatan Bosar Maligas, dan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) jumlah tenaga kerja per sektor tahun 2011 Kabupaten Simalungun dapat teridentifikasikan bahwa Kecamatan Silimakuta merupakan basis pada sektor pertanian dengan nilai LQ 1,1867. Kecamatan Bosar Maligas merupakan basis pada sektor industri karena memiliki nilai LQ terbesar dibanding kecamatan lain di Kabupaten Simalungun yaitu sebesar 6,9196. Kecamatan Girsang Sipangan Bolon merupakan basis pada sektor pariwisata dengan nilai LQ 2,2226.
Kata kunci: lokasi SMK, potensi wilayah pertanian, industri dan pariwisata, daya
tarik kecamatan dilaksanakan secara frontal untuk segala
PENDAHULUAN
Otonomi daerah merupakan urusan, tetapi sebagian urusan daerah tidak kewenangan daerah otonom dalam lagi diintervensi oleh pemerintah pusat. mengatur dan mengurus kepentingan Mengingat kondisi ini, maka diharapkan masyarakat menurut prakarsa sendiri dapat mendorong kemajuan daerah berdasarkan aspirasi masyarakat. Dengan berdasarkan potensi dan sumber daya yang adanya otonomi daerah, maka wewenang dimiliki. pusat dilimpahkan kepada daerah untuk Penataan otonomi daerah yang menangani urusannya masing-masing. Di seluas-luasnya akan mempengaruhi Indonesia otonomi daerah tidak penataan institusi dan berdampak pada
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 3, Juli 2013
di daerah. Apabila otonomi daerah dikonsentrasikan di wilayah kota atau kabupaten, maka provinsi tidak lagi sebagai pemerintah otonom, tetapi bersifat koordinatif. Wewenang penyelenggaraan segala urusan berada pada tingkat kota atau kabupaten. Hal ini akan membawa dampak pada penataan sistem pendidikan, termasuk organisasi penyelenggara, kurikulum, penataan Sumber Daya Manusia (SDM), pendanaan, sistem manajemen, sarana prasarana, dan pengembangan pendidikan daerah.
Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada suatu wilayah. Keberhasilan pembangunan dalam suatu wilayah terletak pada sejauhmana sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut mampu mengelola sumber daya alam yang ada dan mengembangkan wilayah tersebut menjadi maju. Maju tidaknya suatu wilayah ditentukan oleh peran SDM yang ada pada wilayah tersebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan program-program pembangunan sumber daya manusia secara lokal di suatu wilayah untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya manusia yang berkualitas hanya dapat diciptakan melalui perencanaan pembangunan pendidikan yang terarah dan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini. Keberhasilan pembangunan pendidikan ini membutuhkan kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat setempat. Perencanaan pembangunan pendidikan yang baik adalah perencanaan yang dapat menjawab masalah yang terjadi dalam bidang pendidikan serta mampu mengantisipasi hal-hal negatif yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pentingnya pemilikan SDM berkualitas juga dirasakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun.
Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya demi mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat maju, adil dan makmur (Matondang, 2010). Nachrowi dan Suhandojo (2001) menyatakan dalam strategi pembangunan nasional ada tiga pilar yang mempunyai hubungan yang erat dan harus saling berinteraksi yaitu : sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan teknologi. Suatu wilayah yang mempunyai sumberdaya alam yang cukup kaya dan sumberdaya manusia yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan teknologi akan cepat berkembang dibanding wilayah lain.
Agar pendidikan tersebut berkualitas dan berdampak bagi suatu pengembangan wilayah maka perlu dilakukan perencanaan pendidikan yang melibatkan kegiatan multidisipliner yang memperhatikan masalah-masalah demografi, ekonomi, keuangan, pemerintah, pedagogi, statistic persekolahan, lingkungan, sosial budaya dan aspek lainnya yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perencanaan pendidikan (Enoch, dalam Matondang, 2009). Artinya perencanaan pendidikan dilakukan secara komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai aspek sehingga pendidikan itu dapat berfungsi dengan baik menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas secara menyeluruh. Menyeluruh dalam pengertian semua warga negara mendapatkan kesempatan untuk belajar sehingga masing- masing memiliki kemampuan untuk mendukung pembangunan suatu wilayah ataupun negara. Karenanya suatu wilayah dalam proses pembangunannya sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan kata lain, sumber daya manusia berkualitas merupakan faktor yang menentukan maju tidaknya suatu wilayah.
Pendidikan merupakan faktor yang secara signifikan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu pembangunan pendidikan memerlukan perencanaan yang komprehensif dengan melibatkan indikator- indikator ekonomi, kependudukan, kependidikan maupun potensi sumber daya alam. Sejalan dengan hal itu, strategi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia diarahkan pada kemampuan kecakapan/keterampilan hidup (life skill) para peserta didik. Pendidikan kecakapan
Nur Aini, Robinson Tarigan, dan Rujiman:
Analisis Daya Tarik…
pengembangan pendidikan kejuruan.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. (UU Sisdiknas No: 20. 2003). Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu subsistem dari sistem pendidikan nasional dengan tugas utamanya adalah mempersiapkan lulusannya memasuki dunia kerja, mengisi keperluan tenaga terampil tingkat menengah. Dipertegas melalui PP 29 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 bahwa, Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.
Dengan sekolah kejuruan diharapkan dapat menyiapkan peserta didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya, dan memiliki keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan.
Kabupaten Simalungun merupakan salah satu daerah kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Sumatera Utara, Kabupaten Simalungun termasuk dalam kawasan dataran tinggi Sumatera Utara yang dikenal dengan wilayah Dataran Tinggi Bukit Barisan. Pada dasarnya kawasan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara merupakan wilayah yang memiliki potensi dan sektor unggulan di bidang pertanian, perkebunan, dan pariwisata.
Kabupaten Simalungun merupakan daerah yang mempunyai potensi unggulan dalam sektor pertanian dan pariwisata, maka sudah selayaknyalah perencanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Simalungun lebih diorientasikan pada sektor pertanian dan pariwisata. Selain itu dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus di Sei Mangkei perlu juga pembangunan pendidikan berorientasi industri.
Potensi pertanian terdapat di Kecamatan Silimakuta karena merupakan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Agropolitan Simalungun yang berpusat di Nagori Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta. Kawasan ini merupakan pusat dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan pertanian off farm, yang saat ini telah dilengkapi dengan sub terminal agribisnis (STA).
Potensi pariwisata terdapat di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon karena merupakan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) budaya, lingkungan dan pariwisata. Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kecamatan Dolok Pardamean dan Kecamatan Haranggaol Horison merupakan KSK budaya, lingkungan dan pariwisata yang berpusat di Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, yang potensinya antara lain : a ) memiliki keunggulan wisata alam (danau dan pemandangan alam) yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana wisata yang memadai. Dimana, direncanakan akan dibangun pelabuhan fery untuk memudahkan wisatawan mengunjungi kawasan ini, dan b) memiliki potensi lingkungan berupa hutan maupun satwa yang unik (Parherekan di Sibatuloting).
Potensi industri terdapat di Kecamatan Bosar Maligas karena merupakan Kawasan strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Kawasan Sei Mangkei ini merupakan kawasan perdagangan dan industri sebagai pusat kegiatan strategis untuk pengembangan wilayah Simalungun bagian timur dan juga keberadaannya yang berbatasan dengan Kabupaten Batubara.
Pendidikan kejuruan pertanian, pariwisata, dan industri merupakan suatu proses pembentukan sumber daya manusia pertanian, pariwisata, industri yang berkualitas, terampil dan mandiri serta mempunyai daya saing yang tangguh untuk menghadapi tantangan-tantangan yang terjadi pada masa era globalisasi saat ini serta mengantisipasi hal-hal negatif di masa yang akan datang.
Permasalahan yang harus dipikirkan pada saat ini adalah bagaimana agar sektor pertanian, pariwisata dan industri di Kabupaten Simalungun mengalami kemajuan dan bukan menjadi sektor yang ditinggalkan oleh karena tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Selama ini sektor pertanian, pariwisata dan industri cenderung ditinggalkan dan banyak
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 3, Juli 2013
ekonomi yang dianggap lebih maju dan memiliki prospek yang cerah, yang menjadi poin penting adalah biarlah daerah yang berpotensi sebagai daerah pertanian, pariwisata dan industri tetap menjaga citra dirinya sebagai daerah pertanian, pariwisata dan industri tetapi juga dapat membenahi diri untuk tetap bisa eksis dan menjadi basis pertanian, pariwisata dan industri yang menjanjikan kemajuan dan pengembangan wilayahnya.
Jika pembangunan pertanian, pariwisata dan industri di Kabupaten Simalungun tidak dimulai dari pembangunan SDM pertanian melalui suatu perencanaan pendidikan yang berorientasi untuk menciptakan SDM pertanian, pariwisata dan industri yang berkualitas, maka di masa yang akan datang Kabupaten Simalungun tidak akan mampu bersaing dan dapat menjadi daerah yang tertinggal. Selama ini latar belakang pendidikan SDM pertanian, pariwisata, dan industri khususnya petani pada umumnya hanya lulusan SD ataupun tidak lulus SD. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun untuk dapat memberikan perhatian terhadap pengembangan, pembangunan dan peningkatan SDM pertanian di Kabupaten Simalungun.
Perencanaan pengembangan pendidikan berbasis potensi wilayah dalam hal strategi pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian, Pariwisata dan Industri di Kabupaten Simalungun merupakan salah satu jawaban untuk mempersiapkan dan meningkatkan SDM pertanian, pariwisata dan industri yang berkualitas di masa yang akan datang.
Pengembangan sekolah kejuruan dewasa ini masih dilakukan berdasarkan animo masyarakat dengan jurusan yang sedang tren, sehingga lulusan sekolah kejuruan cenderung memilih untuk mencari kerja di daerah perkotaan pada sektor formal. Kondisi seperti ini menjadikan perkembangan daerah menjadi lambat karena tenaga-tenaga terampil yang mestinya bisa diarahkan untuk membangun daerahnya malah memilih untuk bekerja di daerah lain. Mungkin akan berbeda kondisinya jika pengembangan sekolah kejuruan diarahkan pada pengembangan pengembangan sekolah kejuruan berbasis pengembangan wilayah.
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Hal ini sudah pasti harus memperlihatkan aspek lingkungan dalam hal ini perlu diperhatikan aspek kebutuhan, situasi, keadaan, lokasi, keadaan perekonomian dan juga aspek social politik. Maka perencanaan pendidikan yang dilakukan harus komprehensif, menyeluruh dan terpadu. Permasalahannya adalah pembangunan sekolah baru tanpa disertai dengan analisis lokasi yang memadai. Lokasi sekolah di bangun tanpa mempertimbangkan dimana sebenarnya sekolah tersebut dikehendaki calon murid. Untuk itu perlu adanya keselarasan antara kebijakan pengembangan wilayah dan pengembangan potensi wilayah serta di dukung pula dengan peningkatan SDM. Penerapan kebijakannya adalah memprioritaskan adanya sekolah kejuruan yang dapat menampung penduduk usia sekolah menengah untuk memperoleh pendidikan sekolah kejuruan dan selanjutnya lulusan sekolah kejuruan tersebut dapat mengembangkan wilayah dan melakukan pembangunan di Kabupaten Simalungun.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Simalungun yang mengambil lokasi Kecamatan Silimakuta, Kecamatan Bosar Maligas, dan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskripsi kualitatif. Penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah Kecamatan Silimakuta (pertanian), Kecamatan Bosar Maligas (industri) dan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon (pariwisata) dalam rangka spesialisasi keunggulan perekonomian wilayah kecamatan Kabupaten Simalungun menggunakan analisis LQ. Secara umum, metode analisis LQ digunakan untuk menunjukkan lokasi pemusatan/basis.
Analisis Daya Tarik…
11 Rendah
14 12,5
Nur Aini, Robinson Tarigan, dan Rujiman:
Penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian, industri dan pariwisata dilakukan berdasarkan rangking urutan dari rataan analisis LQ dan analisis daya tarik kecamatan. Prioritas penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah berdasarkan rangking urutan, sektor basis, daya tarik dan keberadaan SMK di wilayah urutan analisis LQ dan analisis daya tarik kecamatan dalam penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian di Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan Ranking Urutan Analisis LQ dan Daya Tarik Kecamatan dalam Penentuan Lokasi SMK Berbasis Potensi Wilayah Pertanian di Kabupaten Simalungun
Kecamatan Analisis LQ Daya Tarik
Rataan Urutan
Rank Urutan
Jlh SMK
Nilai Kriteria Urutan Kriteria Urutan Silimakuta 1,1867 Basis
- Pematang Silimakuta 1,3299 Basis
- Purba 1,3605 Basis
- Haranggaol Horison 0,6073 Non Basis
- Dolok Pardamean 1,3338 Basis
- Sidamanik 1,0737 Basis
- Girsang Sipangan Bolon 0,6030 Non Basis
- Tanah Jawa 0,9532 Non Basis
- Dolok Panribuan 1,2558 Basis
- Jorlang Hataran 1,2285 Basis
- Panombeian Panei 1,2274 Basis
- Raya 0,9273 Non Basis
- Silou Kahean 0,9477 Non Basis
- Tapian Dolok 0,5938 Non Basis
- Dolok Batu Nanggar 0,6361 Non Basis
- Jawa Maraja Bah Jambi 1,0921 Basis
- Pematang Bandar 1,0809 Basis
7 15,5
12 Rendah
1 Hutabayu Raja 1,1916 Basis
21
15 18,5
22 Rendah
1 Gunung Maligas 0,7511 Non Basis
19
16
11
21 Rendah
6 Gunung Malela 0,8692 Non Basis
17
24 Sedang
12
1 Siantar 0,6886 Non Basis
22
19
12
26 Rendah
25
23
16
30 Rendah
24
22
29
13 12,5
13 Sedang
1 Raya Kahaean 1,0742 Basis
12 Bandar Marsilam 0,6744 Non Basis
30 Sumber : BPS Kabupaten Simalungun, 2012, Diolah
27
27
27 Rendah
26 Ujung Padang 0,6360 Non Basis
24
17
31 Rendah
1 Bosar Maligas 0,2890 Non Basis
28
24 24,5
25 Rendah
10
6 9,5
12
1
23 Tinggi
2 Bandar 0,7263 Non Basis
23
19 19,5
20 Rendah
3 Bandar Huluan 0,9187 Non Basis
4
8
2
14 Tinggi
6
15 Rendah
31 24,5
27
12
25
29 Rendah
14
15
23
7 Rendah
2 Pematang Sidamanik 1,2490 Basis
13
13
10
16 Rendah
9
21
31
3 Rendah
29
25
22
28 Rendah
8
11
20
2 Rendah
18
16
28
4 Rendah
27
17 Tinggi
11
3 6,5
18 Rendah
15
30 15,5
1 Rendah
2 Dolok Silou 1,3673 Basis
18 18,5
19 Rendah
2
7
5
9 Sedang
1
10 Tinggi
4 10,5
2 Panei 1,1899 Basis
5
8
8
8 Sedang
3
9 7,5
6 Rendah
16
26 15,5
5 Rendah
5 Hatonduhan 1,3193 Basis
7
20
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 3, Juli 2013
Berdasarkan rangking urutan dari rataan urutan analisis LQ dan analisis daya tarik maka alternatif penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian dapat dilakukan di Kecamatan Panei, Kecamatan Panombeian Panei, Kecamatan Dolok Panribuan, Kecamatan Pematang Bandar, Kecamatan Jorlang Hataran, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Kecamatan Tanah Jawa, Kecamatan Purba, Kecamatan Dolok Pardamean, Kecamatan Bandar dan Kecamatan Silimakuta, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Alternatif Penentuan Lokasi SMK Berbasis Potensi Wilayah Pertanian di Kabupaten Simalungun Berdasarkan Rataan Ranking Urutan Analisis LQ dan Daya Tarik Kecamatan Kecama tan Analisis LQ Daya Tarik Rataan Urutan Rank Urutan Jlh SMK Nilai Kriteria Urutan Kriteria Urutan Silimaku ta 1,1867 Basis 11 Rendah 14 12,5 11 - Purba 1,3605 Basis 2 Rendah 20 11 Dolok 8 - Pardame an 1,3338 Basis 3 Rendah 21 12 Tanah 9 - Jawa 0,9532 Non Basis 17 Tinggi 4 10,5 7 5 Dolok Panribua n 1,2558 Basis 6 Rendah 9 7,5 Jorlang 3 - Hataran 1,2285 Basis 8 Sedang 8 8 5 2 Panei 1,1899 Basis 10 Tinggi 3 6,5 1 - Panomb Panei eian 1,2274 Basis 9 Sedang 5 7 Jawa 2 - Maraja Bah Jambi 1,0921 Basis 13 Sedang 6 9,5 6 - Pematan g Bandar 1,0809 Basis 14 Tinggi 2 8 4 Non 3 Bandar 0,7263 Basis 23 Tinggi 1 12 10 12 Sumber : BPS Kabupaten Simalungun, 2012, Diolah
Berdasarkan tabel alternatif penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian di Kabupaten Simalungun berdasarkan rataan ranking urutan analisis LQ dan daya tarik, sektor basis, daya tarik dan keberadaan SMK di atas maka prioritas utama penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian dapat dilakukan di Kecamatan Panei, hal ini disebabkan Kecamatan Panei berada pada rangking urutan pertama, merupakan sektor basis pertanian, memiliki daya tarik tinggi dan belum memiliki SMK. Penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian prioritas kedua dapat dilakukan di
Kecamatan Panombeian Panei, hal ini disebabkan Kecamatan Panombeian Panei berada pada rangking urutan kedua, merupakan sektor basis, memiliki daya tarik sedang dan belum memiliki SMK. Penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian prioritas ketiga dapat dilakukan di Kecamatan Dolok Panribuan walaupun memiliki daya tarik rendah, hal ini disebabkan kecamatan ini berada pada rangking urutan ketiga, merupakan sektor basis dan belum memiliki SMK.
Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi merupakan prioritas keempat dalam penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian walaupun berada pada rangking urutan keenam, hal ini disebabkan Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi merupakan sektor basis, memiliki daya tarik sedang, belum memiliki SMK. Kecamatan Purba dan Kecamatan Dolok Panribuan merupakan prioritas kelima dan keenam dalam penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian walaupun berada pada rangking urutan kedelapan dan kesembilan dan memiliki daya tarik rendah, hal ini disebabkan kedua kecamatan tersebut merupakan sektor basis dan belum memiliki SMK.
Kecamatan Pematang Bandar dan Kecamatan Jorlang Hataran merupakan prioritas ketujuh dan kedelapan dalam penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian walaupun berada pada rangking urutan keempat dan kelima, hal ini disebabkan kedua kecamatan tersebut merupakan sektor basis, memiliki daya tarik tinggi dan daya tarik sedang, namun masing-masing memiliki 3 dan 2 SMK. Kecamatan Tanah Jawa dan Kecamatan Bandar bukan merupakan prioritas dalam penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian walaupun berada pada rangking urutan 7 dan urutan 10 dan memiliki daya tarik tinggi, hal ini disebabkan kedua kecamatan tersebut bukan merupakan basis dalam sektor pertanian dan telah memiliki SMK masing- masing sebanyak 5 dan 12 SMK.
Hasil rataan rangking urutan analisis LQ dan analisis daya tarik kecamatan dalam penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah industri di Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 3.
- Pematang Silimakuta 0,0269
- Purba 0,0225
- Haranggaol Horison 0,0138
- Dolok Pardamean 0,0838
- Sidamanik 1,5040
- Girsang Sipangan Bolon 0,0555
- Tanah Jawa 1,0306
- Dolok Panribuan 0,1332
- Jorlang Hataran 0,0998
- Panombeian Panei 0,2556
- Raya 1,1067
11
Basis
2 Sedang
7 4,5
2
6 Gunung Malela 0,5397
Non Basis
13 Rendah
12
5
13
1 Gunung Maligas 1,9108
Basis
6 Rendah
15 10,5
11
1 Hutabayu Raja 0,2502
1 Siantar 2,6984
8
19 Rendah
29
Non Basis
28 Rendah
31 29,5
31
1 Raya Kahaean 0,0792
Non Basis
25 Rendah
27
12
29
Basis
3 Rendah
16 9,5
9
Basis
4 Rendah
Non Basis
13
27
1 Rendah
12 Bandar Marsilam 1,2736
Basis
9 Rendah
24 16,5
20
1 Bosar Maligas 6,9196
Basis
17
1 4,5
9
6 Ujung Padang 2,2400
Basis
5 Rendah
27
16
18 Sumber : BPS Kabupaten Simalungun, 2012, Diolah Berdasarkan rangking urutan dari rataan urutan analisis LQ dan analisis daya tarik maka alternatif penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah industri dapat dilakukan di Kecamatan Bandar, Kecamatan Siantar, Kecamatan Tanah Jawa, Kecamatan Sidamanik, Kecamatan
1
8 Tinggi
16
16 Tinggi
19
Non Basis
14 Sedang
6
10
10
Non Basis
2
Basis
9
8
3 Bandar Huluan 0,7200
Non Basis
12 Rendah
19 15,5
17
2 Bandar 1,3149
28
30
Dolok Batu Nanggar, Kecamatan Bosar Maligas, Kecamatan Panei, Kecamatan Pematang Bandar, Kecamatan Tapian Dolok dan Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.
23
31 Rendah
22 26,5
27
Non Basis
23 Rendah
21
22
Basis
24
7 Rendah
10 8,5
4
2 Pematang Sidamanik 0,3789
Non Basis
17 Rendah
23
Non Basis
25
21
0,0523 Non Basis
Nur Aini, Robinson Tarigan, dan Rujiman: Analisis Daya Tarik…
Penentuan Lokasi SMK Berbasis Potensi Wilayah Industri di Kabupaten Simalungun
Kecamatan Analisis LQ Daya Tarik
Rataan Urutan
Rank Urutan
Jlh SMK
Nilai Kriteria Urutan Kriteria Urutan Silimakuta
27 Rendah
20
14 20,5
22
Non Basis
29 Rendah
28 28,5
30
Non Basis
30 Rendah
20
Non Basis
24 Rendah
5 11,5
Non Basis
15 Tinggi
3
9
7
Non Basis
18 Sedang
12
16
Basis
10 Rendah
18
14
14
2 Dolok Silou 0,0830
Non Basis
2 Panei 0,5239
15
26 Rendah
Non Basis
25 25,5
26
Basis
11 Tinggi
4 7,5
3
5 Hatonduhan 0,1299
21 Rendah
8
26 23,5
25
Non Basis
20 Rendah
9 14,5
15
Non Basis
22 Sedang
- Silou Kahean 0,0384
- Tapian Dolok 2,4246
- Dolok Batu Nanggar 2,3210
- Jawa Maraja Bah Jambi 0,5261
- Pematang Bandar 0,3851
- Tapian Dolok 2,4246
- Dolok Batu Nanggar 2,3210
3 Bandar 1,3149
7 4,5
2
6 Jawa Maraja Bah Jambi 0,5261
Non Basis
14 Sedang
6
10
10
Non Basis
16 Tinggi
2
9
8
Basis
Basis
8 Tinggi
1 4,5
1
12 Bosar Maligas 6,9196
Basis
1 Rendah
17
9
6 Sumber : BPS Kabupaten Simalungun, 2012, Diolah Berdasarkan tabel alternatif penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah industri di Kabupaten Simalungun berdasarkan rataan ranking urutan analisis LQ dan daya tarik kecamatan, sektor basis, daya tarik dan keberadaan SMK di atas maka prioritas utama penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah industri dapat dilakukan di Kecamatan Bosar Maligas, walaupun berada rangking urutan keenam dan memiliki daya tarik rendah, hal ini disebabkan Kecamatan Bosar Maligas merupakan sektor basis industri dengan nilai LQ tertinggi, dan belum memiliki SMK.
Penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah industri prioritas kedua dapat dilakukan di Kecamatan Tapian Dolok, walaupun berada pada rangking urutan kesembilan dan memiliki daya tarik rendah, hal ini disebabkan Kecamatan Tapian Dolok merupakan sektor basis dan belum memiliki SMK.
Penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah industri prioritas ketiga dan keempat dapat dilakukan di Kecamatan Dolok Batu Nanggar dan Kecamatan Sidamanik, walaupun berada pada rangking urutan kelima dan keempat, dan memiliki daya tarik rendah, hal ini disebabkan merupakan sektor basis dan masing-masing baru memiliki 1 SMK dan 2 SMK.
Penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah industri prioritas kelima, keenam dan ketujuh dapat dilakukan di Kecamatan Tanah Jawa, Kecamatan Siantar dan Kecamatan Bandar, walaupun memiliki daya tarik tinggi dan daya tarik sedang, dan masing-masing berada pada rangking urutan ketiga, kedua dan kesatu, serta merupakan sektor basis, hal ini disebabkan ketiga kecamatan tersebut telah memiliki masing-masing 5, 6 dan 12 SMK.
Kecamatan Panei, Kecamatan Pematang Bandar dan Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi bukan merupakan prioritas dalam penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah industri walaupun memiliki daya tarik tinggi dan sedang dan berada pada rangking urutan 7, 8 dan 10 serta Kecamatan Panei dan Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi belum memiliki SMK, hal ini disebabkan ketiga kecamatan tersebut bukan merupakan basis dalam sektor industri.
2 Sedang
1 Siantar 2,6984
Hasil rataan rangking urutan analisis LQ dan analisis daya tarik kecamatan dalam penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pariwisata di Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 5.
4 7,5
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 3, Juli 2013 Kabupaten Simalungun Berdasarkan Rataan Ranking Urutan Analisis LQ dan Daya Tarik Kecamatan
Kecamatan Analisis LQ Daya Tarik
Rataan Urutan
Rank Urutan
Jlh SMK
Nilai Kriteria Urutan Kriteria Urutan Sidamanik
1,5040 Basis
7 Rendah
10 8,5
4
2 Tanah Jawa 1,0306
Basis
11 Tinggi
3
5
5 Panei 0,5239
Non Basis
15 Tinggi
3
9
7
Basis
3 Rendah
16 9,5
9
Basis
4 Rendah
12
8
- Pematang Bandar 0,3851
Nur Aini, Robinson Tarigan, dan Rujiman: Analisis Daya Tarik…
1,0595
13
15
11 Rendah
1 Gunung Maligas 1,2793 Basis
8
11 11,5
12 Rendah
6 Gunung Malela 1,2283 Basis
6
7 10,5
14 Sedang
Basis
1 Siantar
1 Hutabayu Raja 0,7634 Non Basis
3
10
12
8 Rendah
Dolok Batu Nanggar 1,5353 Basis
16 12,5 10 -
9 Rendah
22 25 - Tapian Dolok 1,4428 Basis
29
15 Rendah
1 Raya Kahaean 1,0545 Basis
24
31 18,5
12
21 Rendah
30 31 - Silou Kahean 1,6848 Basis
4
19 Sumber : BPS Kabupaten Simalungun, 2012, Diolah Berdasarkan rangking urutan dari rataan urutan analisis LQ dan analisis daya tarik maka alternatif penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pariwisata dapat dilakukan di Kecamatan Bandar, Kecamatan Pematang Bandar, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kecamatan Tanah
16
27
5 Rendah
5 Ujung Padang 1,7045 Basis
17 10,5
4 Rendah
1 Bosar Maligas 1,7678 Basis
14
24 13,5
3 Rendah
12 Bandar Marsilam 2,0087 Basis
1
1
13
7 Tinggi
2 Bandar 1,5836 Basis
15
19 14,5
10 Rendah
3 Bandar Huluan 1,3025 Basis
2
2 9,5
17 Tinggi
12 9 - Pematang Bandar 0,9827 Non Basis
6
18 Sedang
17 23 - Jawa Maraja Bah Jambi 0,8492 Non Basis
6 Rendah
30
Penentuan Lokasi SMK Berbasis Potensi Wilayah Pariwisata di Kabupaten Simalungun
2,3081
23 Rendah
2 Pematang Sidamanik 0,6063 Non Basis
16
10 14,5
19 Rendah
25 27 - Sidamanik 0,8236 Non Basis
21
29 Rendah
Dolok Pardamean 0,3696 Non Basis
22 11,5 7 -
1 Rendah
Basis
Haranggaol Horison
23 26 - Girsang Sipangan Bolon 2,2226 Basis
20 25,5 28 -
31 Rendah
Purba 0,2339 Non Basis
28 27,5 30 -
27 Rendah
17 22 - Pematang Silimakuta 0,4524 Non Basis
14
20 Rendah
Nilai Kriteria Urutan Kriteria Urutan Silimakuta 0,8198 Non Basis
Jlh SMK
Rank Urutan
Rataan Urutan
Kecamatan Analisis LQ Daya Tarik
23
2 Rendah
30 Rendah
8 16,5
2 Dolok Silou 0,2904 Non Basis
17
18 15,5
13 Rendah
Raya 1,0718 Basis
5 15,5 18 -
26 Sedang
Panombeian Panei 0,5915 Non Basis
12,5 11 -
3
22 Tinggi
2 Panei 0,6608 Non Basis
20
25 Sedang
25 13,5 13 -
Jorlang Hataran 0,5970 Non Basis
21 -
9 16,5
24 Rendah
27 29 - Dolok Panribuan 0,6003 Non Basis
26
28 Rendah
5 Hatonduhan 0,4897 Non Basis
4
10
4
16 Tinggi
Tanah Jawa 1,0189 Basis
Jawa, Kecamatan Bosar Maligas, Kecamatan Siantar, Kecamatan Haranggaol Horison, Kecamatan Gunung Malela, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, dan Kecamatan Tapian Dolok, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 3, Juli 2013 Kabupaten Simalungun Berdasarkan Rataan Ranking Urutan Analisis LQ dan Daya Tarik Kecamatan
2
6
6 Gunung Malela 1,2283 Basis
12 Rendah
11 11,5
8
1 Jawa Maraja Bah Jambi 0,8492 Non Basis
18 Sedang
6
12 9 - Pematang Bandar 0,9827 Non Basis
17 Tinggi
2 9,5
3 Bandar 1,5836 Basis
14 Sedang
7 Tinggi
1
4
1
12 Bosar Maligas 1,7678 Basis
4 Rendah
17 10,5
5 Sumber : BPS Kabupaten Simalungun, 2012, Diolah Berdasarkan tabel alternatif penentuan pendirian SMK berbasis potensi wilayah pariwisata di Kabupaten Simalungun berdasarkan rataan ranking urutan analisis LQ dan daya tarik kecamatan, sektor basis, daya tarik dan keberadaan SMK di atas maka prioritas utama penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pariwisata dapat dilakukan di Kecamatan Haranggaol Harison, walaupun berada pada rangking urutan tujuh dan memiliki daya tarik rendah, hal ini disebabkan Kecamatan Haranggaol Horison merupakan sektor basis pariwisata dengan nilai LQ tertinggi, dan belum memiliki SMK.
Penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pariwisata prioritas kedua dan ketiga dapat dilakukan di Kecamatan Bosar Maligas dan Kecamatan Tapian Dolok, walaupun kedua kecamatan ini berada pada rangking urutan kelima dan kesepuluh, dan memiliki daya tarik rendah, hal ini disebabkan kedua kecamatan ini merupakan sektor basis dan belum memiliki SMK.
Penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pariwisata prioritas keempat dan kelima dapat dilakukan di Kecamatan Dolok Batu Nanggar dan Kecamatan Gunung Malela, walaupun berada pada rangking urutan ketiga dan kedelapan, dan memiliki daya tarik rendah, hal ini disebabkan kedua kecamatan ini merupakan sektor basis dan masing-masing baru memiliki 1 SMK.
Penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pariwisata prioritas keenam, ketujuh dan kedelapan dapat dilakukan di Kecamatan Tanah Jawa, Kecamatan Siantar dan Kecamatan Bandar, waluapun memiliki daya tarik tinggi dan daya tarik sedang, dan masing-masing berada pada rangking urutan ketiga, keenam dan kesatu, serta merupakan sektor basis, hal ini disebabkan ketiga kecamatan tersebut telah memiliki masing-masing 5, 6 dan 12 SMK.
Kecamatan Kecamatan Pematang Bandar dan Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi bukan merupakan prioritas dalam penentuan lokasi SMK berbasis potensi wilayah pariwisata walaupun memiliki daya tarik tinggi dan sedang dan berada pada rangking urutan kedua dan kesembilan serta Kecamatan Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi belum memiliki SMK, hal ini disebabkan kedua kecamatan tersebut bukan merupakan basis dalam sektor pariwisata.
7 10,5
1 Siantar 1,0595 Basis
Kecamatan Analisis LQ Daya Tarik
Tanah Jawa 1,0189 Basis
Rataan Urutan
Rank Urutan
Jlh SMK
Nilai Kriteria Urutan Kriteria Urutan Haranggaol Horison
2,3081
Basis
1 Rendah
22 11,5 7 -
Girsang Sipangan Bolon 2,2226 Basis
2 Rendah
25 13,5 13 -
16 Tinggi
3
4
10
4
5 Tapian Dolok
1,4428
Basis
9 Rendah
16 12,5 10 -
Dolok Batu Nanggar 1,5353 Basis
8 Rendah
12
10
Hasil ini menunjukkan bahwa Kecamatan Silimakuta bukan prioritas utama dalam pendirian SMK berbasis potensi wilayah pertanian karena berada pada rangking urutan 11 (kesebelas) berdasarkan rataan rangking analisis LQ dan analisis daya tarik kecamatan. Prioritas utama dalam pendirian lokasi SMK berbasis potensi wilayah pertanian dapat
Nur Aini, Robinson Tarigan, dan Rujiman:
Analisis Daya Tarik…
disebabkan berada pada rangking urutan 1 (pertama), merupakan sektor basis pertanian, memiliki daya tarik tinggi dan belum memiliki SMK.
Prioritas utama pendirian lokasi SMK berbasis potensi wilayah industri dapat dilakukan di Kecamatan Bosar Maligas, walaupun berada rangking urutan keenam dan memiliki daya tarik rendah, hal ini disebabkan Kecamatan Bosar Maligas merupakan sektor basis industri dengan nilai LQ tertinggi, dan belum memiliki SMK.
Kecamatan Girsang Sipangan Bolon bukan prioritas utama dalam pendirian SMK berbasis potensi wilayah pariwisata karena berada pada rangking urutan 13 (ketigabelas) berdasarkan rataan rangking analisis LQ dan analisis daya tarik kecamatan. Prioritas utama dalam pendirian lokasi SMK berbasis potensi wilayah pariwisata dapat dilakukan di Kecamatan Haranggaol Harison, walaupun berada pada rangking urutan tujuh dan memiliki daya tarik rendah, hal ini disebabkan Kecamatan Haranggaol Horison merupakan sektor basis pariwisata dengan nilai LQ tertinggi, dan belum memiliki SMK.
Hasil di atas menunjukkan bahwa perencanan pendirian SMK berbasis potensi wilayah pertanian, industri dan pariwisata dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja sektor pertanian, industri dan pariwisata. Peningkatkan kualitas dapat dilihat dari ketrampilan/keahlian yang dimiliki oleh sumber daya manusia setelah menempuh pendidikan di SMK berbasis potensi wilayah pertanian, industri dan pariwisata. Peningkatan kuantitas dapat dilihat dari berkembangnya sektor pertanian, industri dan pariwisata akan meningkatkan jumlah tenaga kerja.