BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan - Analisis Pengaruh Cost To Income Ratio (CIR), Debt To Equity Ratio (DER), Size Bank, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Ha

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1

Analisis Laporan Keuangan
Analisis

laporan keuangan melibatkan dua kata yaitu analisis dan

laporan keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini, kita dapat
menjelaskannya dari masing-masing kata. Analisis adalah memecahkan atau
menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
keuangan adalah terdiri dari Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana).
Kemudian dari masing-masing kata tersebut digabungkan berarti menguraikan
pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lainnya baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan sebuah keputusan yang tepat (Syafri,
2013:190).

Analisis neraca merupakan refleksi hasil yang diperoleh perusahaan
selama periode tertentu dan modal yang digunakan untuk melaksanakan dan
mencapainya dan menyorot dari beberapa diantaranya yaitu daftar aktiva,
kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun.
Analisis

Laba/Rugi

merupakan

media untuk

mengetahui

keberhasilan

operasional perusahaan dan yang termasuk didalamnya dari ikhtisar pendapatan
10

dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya setahun. menurut Syafri (

2013:105) laporan keuangan adalah menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau janngka waktu tertentu. Adapun
jenis laporan yang ladzim dikenal yaitu Neraca atau Laporan Laba/Rugi, atau
hasil usaha, laporan Arus Kas, dan laporan perubahan posisi keuangan. dimana
untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi
dan kondisi ekonomis suatu perusahaan catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping
itu juga termasuk skedul dan informasi keuangan segmen industri dan geografis
serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Kasmir (2014:105) menyatakan Rasio Keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporaan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan
antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau
antarkomponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun bebrapa
periode. Dalam praktiknya, analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat
digolongkan sebagai berikut:
a. Rasio neraca yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari
neraca.

b. Rasio laporan laba-rugi yaitu membandingkan angka-angka yang hanya
bersumber dari laporan laba rugi.
11

c. Rasio antarlaporan yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data
campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.
2.1.2

Analisis Rasio
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari

satupos laporan keuangan dengan pos-pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan misalnya antara Utang dan Modal, antara Kas dan
Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan Total Penjualan,dan sebagainya.
(Syafri, 2013:297).
Analisis Rasio Keuangan sangat penting untuk para pemilik kepentingan
yang berada didalamnya seperti Menurut Margaretha (2011:24).”Analisis Rasio
Keuangan sangat penting bagi para Manajer, analis kredit dan analis sekuritas.
Rasio perbandingan unsur-unsur/elemen-elemen/pos-pos dari laporan keuangan”.
Menurut Fahmi (2013:48-49), “yang dimaksud dengan “Rasio” dalam

analisis keuangan adalah sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan
jumlah lainnya. Dengan begitu Rasio Keuangan adalah suatu kajian yang melihat
perbandingan antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan
menggunakan formula-formula yang dianggap representatif untuk diterapkan.
Rasio Keuangan atau financial ratiosangat penting gunanya untuk melakukan
analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan
menengah pada ummnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka
pendek dna kemampuan perusahaan membayar dividen yang memadai.informasi
tersebut daat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan
menghitung rasio-rasio keuangan sesuai dengan keinginan.

12

Weston dalam Kasmir (2014 : 106) mengatakan bahwa bentuk-bentuk
rasio keuangan adalah sebagai berikut: Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), Rasio
Solvabilitas (Leverage Ratio), Rasio Aktivitas (Activity Ratio), Rasio Profitabilitas
(Profitability Ratio), Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio), Rasio Penilaian
(Valuation Ratio).
2.1.2.1 Rasio Likuiditas
Kasmir (2014:110) menyatakan bahwa Rasio likuiditas merupakan rasio

yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewjiban jangka
pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo baik
kepada pihak luar perusahaan maupun likuiditas perusahaan.
Rasio likuiditas atau serimg disebut rasio modal kerja merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya perusahaan. Caranya adalah
dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan
komponen di passiva lancar (utang jangka pendek). Ada 2 jenis rasio likuiditas
rasio lancar (current ratio) dengan membandingkan aset lancar dengan utang
lancar rasio dikali dengan 100% dan sangat lancar (quick ratio atau acid test
ratio) yaitu cash asset dibagi dengan total deposit dan dikalikan dengan 100%
cara ini mengukur kemampuan bank untuk membayar kewajibannya kepada
deposan.
2.1.2.2 Leverage Ratio(Rasio Solvabilitas)
Kasmir (2014 : 157) menyebutkan bahwa debt to equity ratio (DER)
merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini

13

dicari dengan membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar

dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain
rasio ini berfungsi untuk mengetahui rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
utang.
Rasio Leverage Ratio(Solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa
besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.
Adapun rasio-rasio yang terdapat pada leverage ratio: debt to asset ratio (debt
ratio) perbandingan total debt dengan total assets dikali 100%, debt to equity
ratio perbandingan total utang dengan ekuitas dikali 100%, long term debt to
equity ratio (LTDtER) perbanndingan long term debt dengan equity dikali 100%,
tangible assets debt coverege, current liabilities to net worth, times intrest earned,
dan fixed change covarege.
Adapun didalam Leverage Ratio (Solvabilitas) jenis rasio yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio (DER).
2.1.2.2.1
Bagi

Debt to Equity Ratio (DER)
Bank


(kreditor),

semakin

besar

rasio

ini

semakin

tidak

menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan
yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun bagi perusahaan semakin besar rasio
ini semakin baik karena menurut James C. Horne ddan Jhon M. Wachowich
dalam Fahmi (2013:73) ‘’ Alternatively, the book value of a company’s coomon
stock (at par) plus additional paid-in capital and retainerd earning’s. Dalam


14

persoalan debt to equity ratio ini yang perlu dipahami bahwa, tidak ada batasan
seberapa batasan debt to equity ratio bagi perusahaan, namun untuk konservatif
biasanya debt to equity ratio yang lewat 66% atau 2/3 sudah dianggap beresiko’’.
Rumus untuk menghitung debt to equity ratio dapat digunakan sebagai
berikut:

Debt to equity ratio=

2.1.2.3 Rasio Aktivitas

𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 (𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡 )
𝑚𝑚𝑡𝑡𝑑𝑑𝑡𝑡𝑡𝑡 (𝑑𝑑𝑒𝑒𝑡𝑡𝑒𝑒𝑡𝑡𝑒𝑒 )

x100%

Kasmir (2014:172) menyatakan bahwa Rasio Aktivitas (activity ratio)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber
daya perusahaan. Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara membandingkan
antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode. Artinya
diharapkan adanya keseimbangan seperti yang diinginkan antara penjualan
dengan aktiva seperti sediaan, piutang, dan aktiva tetap lainnya. Adapun jenis
rasio yang terdapat didalam rasio aktivitas: perputaran piutang (receivable turn
over) perbandingan penjualan kredit dengan rata-rata piutaang dikaali 100%, hari
rata-rata penagihan piutang (days of receivable) perbandingan piutang rata-rata
dikali 360 dengan penjualan kredit, perputaran sediaan (inventory turn over), hari
rata-rata penagihan sediaan (days of inventory), perputaran modal kerja (working
capital turn over), perputaran aktiva tetap (fixed assets turn over), dan perputaran
aktiva (assets turn over).

15

2.1.2.4 Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
(Kasmir 2014 : 114) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
perusahan dalam mencari keuntunganatau laba dalam suatu periode tertentu.
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari
pendapatan investasi. Dikatakan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi
target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang
dimilikinya. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas dibagi dua yaitu: (1)
rentabilitas ekonomi yaitu dengan membandingkan laba usahadengan seluruh
modal (modal sendiri atau asing) (2) rentabilitas usaha (sendiri) yaitu
membandingkan laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri
rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang besar.Menurut Veithzal
dkk (2013 : 480) menyatakan rentabilitas adalah hasil perolehan dari investasi
(penanamaan modal) yang dikatakan dengan persentase dari

besarnya

investasi.Adapun jenis rasio yang terdapat didalam rasio profitabilitas: profit
margin (profit margin on sales) penjualan bersih dikurang dengan harga pokok
penjualan dibagi dengan sales, net profit magin perbandingan earning after
interest and tax (EAIT) dengan sales dikali 100%, return on invesment (ROI)
perbandingan EAIT dengan totalassets dikali 100%, ROI dengan duo point ROI
sama


dengan
EAT

ROA=

𝑠𝑠𝑡𝑡𝑡𝑡𝑑𝑑𝑠𝑠

over=𝑠𝑠𝑡𝑡𝑡𝑡𝑑𝑑𝑠𝑠 x𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡

𝑡𝑡𝑠𝑠𝑠𝑠𝑑𝑑𝑡𝑡𝑠𝑠

,

net

profit

margin

jadi

ROA=𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡

EAT
𝑡𝑡𝑠𝑠𝑠𝑠𝑑𝑑𝑡𝑡𝑠𝑠

dikali
return

total
on

assets
equity

turn
(ROE)

perbandingan EAIT dengan equity dikali 100%, net interest margin (NIM)

perbandingan pendapatan bersih (pendapatan bunga – beban bunga) dengan
16

aktiva produktif dikali 100%, CIR perbandingan biaya atau beban operasional
dengan pendapatan operasional dikali 100%, fee base income ratio
perbandingan

pendapatan operasional lagi dengan pendapatan operasional

dikali 100%. Dalam rasio profitabilitas ini peneliti menggunakan Return On
Asset (ROA) dan Cost to Income Ratio (CIR)
2.1.2.4.1 Return On Asset (ROA)
Menurut Wira (2014:84) Return On Asset adalah rasio yang dihitung
dengan membagi laba dengan total aset perusahaan. Rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. ROA menunjukkan seberapa efisien
perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Menghitung ROA
dinyatakan dalam persentase sebagai berikut :
Rumus : ROA=

𝑝𝑝𝑑𝑑𝑡𝑡𝑡𝑡𝑝𝑝𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑑𝑑𝑑𝑑𝑝𝑝𝑠𝑠𝑒𝑒 ℎ(𝑡𝑡𝑑𝑑𝑡𝑡𝑒𝑒𝑡𝑡𝑛𝑛𝑡𝑡𝑚𝑚𝑑𝑑 )
𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑒𝑒𝑡𝑡𝑡𝑡 (𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑒𝑒𝑡𝑡𝑡𝑡 )

x 100%

2.1.2.4.2 Cost to Income Ratio (CIR)
Menurut Veithzal dkk (2013 : 482) cost to Income Ratio (CIR) adalah
perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya. Menurut Kasmir (2012 : 301) penilaian didasarkan pada rentabilitas
suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba.
Penilaian ini didasarkan dua hal yaitu 1. Rasio laba terhadap tota aset (ROA) 2.
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) atau cost
income ratio (CIR). Adapun rumus untuk mengukur kegiatan operasi suatu
𝐵𝐵𝑒𝑒𝑡𝑡𝑒𝑒𝑡𝑡 (𝐵𝐵𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡𝑡𝑡 )𝑂𝑂𝑝𝑝𝑑𝑑𝑝𝑝𝑡𝑡𝑠𝑠𝑒𝑒

perusahaan bank melalui CIR adalah: CIR= 𝑃𝑃𝑑𝑑𝑡𝑡𝑑𝑑𝑡𝑡𝑝𝑝𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑂𝑂𝑝𝑝𝑑𝑑𝑝𝑝𝑡𝑡𝑠𝑠𝑒𝑒𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡

x 100%

17

‘’Cost to income Ratio is important the profitability of a bank. The ratio
gives a clear view of how efficiently the bank. The lower the bank ratio, the
more profitable the bank.Changes in the ratio also highlight potential
problems-if the ratio rises from one period to the next, it means that cost to
income ratio and the bank’s profitability. Cost to income ratio of
𝑡𝑡𝑝𝑝𝑑𝑑𝑝𝑝𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑒𝑒𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑑𝑑𝑒𝑒𝑝𝑝𝑑𝑑𝑡𝑡𝑠𝑠𝑑𝑑
bank= 𝑡𝑡𝑝𝑝𝑑𝑑𝑝𝑝𝑡𝑡𝑡𝑡𝑒𝑒𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑒𝑒𝑡𝑡𝑛𝑛𝑡𝑡𝑚𝑚𝑑𝑑 x100%’’(2015,site.SPTulsian.com/invesment
adviser) 30 january 2015.

Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama bank adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit sehingga beban bunga dan hasil bunga
merupakan porsi terbesar bagi bank.
2.1.2.5 Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang mrnggambarkan
kemanpuan

perusahaan

mempertahankan

posisi

ekonominya

ditengah

pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Adapun rasio yang terdapat
didalam rasio pertumbuhan: pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih,
pertumbuhan pendapatan per saham, earnings per share (EPS) dan pertumbuhan
dividen per saham. Dalam rasio pertumbuhan (Growth Ratio)ini peneliti
menggunakanEarnings Per Share (EPS)
2.1.2.5.1 Earnings Per Share (EPS)
Menurut Kasmir (2014 : 207) Rasio per lembar saham atau yang disebut
juga nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen
dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.
Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan
menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk
melihat keuntungan dengan dasar saham adalah earning per share yang dicari
18

dengan laba bersih dibagi saham yang beredar. Rasio ini menggambarkan
besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Adapun
menghitung EPS dinyatakan dalam persentase adalah sebagai berikut:
𝐿𝐿𝑡𝑡𝑑𝑑𝑡𝑡𝐿𝐿𝑡𝑡 ℎ𝑡𝑡𝑚𝑚𝐵𝐵𝑒𝑒𝑡𝑡𝑠𝑠𝑡𝑡

Laba Per Lembar Saham (EPS)= 𝐿𝐿𝑡𝑡ℎ𝑡𝑡𝑚𝑚𝐵𝐵𝑒𝑒𝑡𝑡𝑠𝑠𝑡𝑡𝑒𝑒𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝐵𝐵𝑑𝑑𝑝𝑝𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡𝑝𝑝 x 100%
2.1.2.6 Rasio Non Performing Loans(NPL)
Menurut Darmawan : 2004 Non Performing Loans Merupakan rasio yang
dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah risiko
kegagalan

pengembangan

kredit

oleh

debitur.

Non

performing

loan

mencerminkan risiko kredit, semakin kecil non performing loan semakin kecil
pula resiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dalam memberikan
kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar
kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan bank wajib melakukan
pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur
dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan
pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil resiko kredit (Ali : 2004).
Penilaian aspek kredit bermasalah suatu bank lebih dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana atau berapa kredit yang telah salurkan kepada debitur
mengalami gangguan pada pengembalian. Terdapat tiga kategori kredit
bermasalah, yaitu kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet.
(Mulyono, 1990). Semakin besar non performing loan yang ditanggung bank
menunjukkan bahwa kinerja bank dalam penyaluran kredit terjadi masalah, yang
berdampak pada penurunan laba yang diperoleh bank (Wijaya, 2007). Adapun

19

untuk menghitung rasio NPL suatu perusahan bank dinyatakan dalam persentase
berikut : NPL=

𝑡𝑡𝑝𝑝𝑑𝑑𝑑𝑑𝑒𝑒𝑡𝑡𝑚𝑚𝑡𝑡𝑠𝑠𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 ℎ
𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑝𝑝𝑑𝑑𝑑𝑑𝑒𝑒𝑡𝑡

𝑒𝑒 100%

Sedangkan menurut surat edaran BI No. 3/33/DPNP tanggal 14
desember 2001 tentang perhitungan rasio keuangan yang dirumuskan
𝑡𝑡𝑝𝑝𝑑𝑑𝑑𝑑𝑒𝑒𝑡𝑡𝑑𝑑𝑑𝑑𝑝𝑝𝑚𝑚𝑡𝑡𝑠𝑠𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 ℎ
berikut :Non performing loans= 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑝𝑝𝑑𝑑𝑑𝑑𝑒𝑒𝑡𝑡
𝑒𝑒100%
Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio non performing loans berikut
Rasio
Predikat
NPL ≤5%

sehat

NPL ≥5%

Tidak Sehat

Kriteria penilaian tingkatkesehatan rasio Non Performing Loans
berdasarkan tabel diatas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL adalah
sebesar 5% apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank
tersebut dikatakan tidak sehat.
2.1.3 Firm Size
Ukuran perusahaan (Firm Size) dapat dinyatakan dalam total aset,
penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aset, penjualan dan
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut. Ketiga variabel
ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili
seberapa besar perusahaan tersebut, semakin besar aset maka semakin banyak
modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran
uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin besar pula perusahaan dikenal
masyarakat. Tambahan pula, menurut Sudarsi (2002) dalam Danica (2013)
menyatakan hal berupa :
“Firm Size merupakan simbol ukuran perusahaan. Proxy ini dapat
ditentukan melalui log natural dari total assets tiap tahun. Faktor ini
menjelaskan bahwa perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses pasar
modal dibandingkan dengan perusahaan kecil.Semakin besar ukuran
20

perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam
jumlah yang lebih besar terutama dari hutang”.
Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 2 (dua) kategori
yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan yang secara fisik besar
atau luas akan tetapi jumlah asetnya sedikit tidak dapat dikatakan sebagai
perusahaan besar. Hal itu dikarenakan perusahaan yang besar berarti perusahaan
yang memiliki total aset yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pendukung
kegiatan operasi bukan dilihat dari fisik atau luasnya suatu perusahaan. Namun
sebaliknya perusahaan yang secara fisik kecil atau tidak luas, akan tetapi nilai
asetnya besar maka ini yang dapat dikatakan sebagai perusahaan besar.
Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan telah
mencapai tahap kedewasaan dimana dalam kondisi ini arus kas perusahaan sudah
positif dan dianggap mempunyai prospek yang bagus dalam jangka waktu yang
lama.
Berdasarkan Undang-Undang No.9 tahun 1995 tentang : usaha kecil,
ukuran perusahaan dikelompokkan atas:
• Perusahaan kecil yaitu perusahaan yang memiliki aset yang kurang dari
Rp200.000.000,- di luar tanah dan bangunan.
• Perusahaan menengah yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari
Rp200.000.000,- dan kurang dari Rp 5.000.000.000,- di luar tanah
danbangunan.
• Perusahaan

besar

yaitu

perusahaan

yang

memiliki

aset

lebih dari

Rp5.000.000.000,-.

21

2.1.4

Saham

Menurut Fahmi (2013:270) menyatakan bahwa saham adalah sebagai
berikut :
1.

Tanda bukti penyertaaan kepemilikkan modal/ Dana pada suatu
perusahaan.
2. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan,
dan diikuti hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya.
3. Persediaan yang siap untuk dijual.
Dipergunakannya saham sebagai salah satu alat untuk mencari tambahan
dana. Menurut Qilsby (2013 : 15) persoalan mendasar bagi setiap investor
dipasar modal adalah bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya serta
melakukan peramalan (forecasting) terhadap perubahan harga saham pada masa
yang akan datang sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan investasi.
Ada beberapa konsep dasar nilai atau harga saham yang merupakan cakupan atau
pokok bagian didalamnya, yaitu nilai buku per lembar saham, harga pasar, harga
teoritis / intrinsic value, harga nominal. Nilai buku per lembar saham adalah nilai
kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.
Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih total aktiva dengan total
kewajiban. Harga pasar adalah harga yang terbentuk dipasar jual beli saham.
Harga teoritis adalah harga saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga
nominal adalah harga yang tercantum pada saham biasa.
2.1.4.1 Jenis Saham
Menurut Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007) dalam Nadeak
(2011:6) menyatakan beberapa jenis saham yang dikenal yaitu dari segi peralihan
dan hak tagih.
22

a. Dari segi peralihan
• Saham atas tunjuk (bearer stocks)
Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak tertulis nama
pemilik dalam saham tersebut. Saham jenis ini mudah untuk dialihkan atau
dijual kepada pihak lainnya.
• Saham atas nama (registered stocks) Di dalam saham tertulis nama
pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan
syarat dan prosedur tertentu.
b. Dari segi hak tagih
• Saham biasa (common stocks)
Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh dividend akan didahulukan
lebih dulu kepada saham preferen. Begitu pula dengan hak terhadap harta
apabila perusahaan dilikuidasi.
• Saham preferen (preferrend stocks)
Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam dividend dan harta
apabila pada saat perusahaan dilikuidasi.
2.1.4.2 Pengertian Harga Saham
Menurut Haugen (1990 : 577), “the market value of a common stock is
based on the discounted value of expected dividends throughout the life of the
firm”. Nilai pasar saham biasa adalah berdasarkan nilai diskonto dividen yang
diharapkan sepanjang masa hidup perusahaan. Harga saham juga dapat
didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan
pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan
perusahaan.
2.1.4.3 Pendekatan Penilaian Harga Saham
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001 : 55) Untuk melakukan analisis
dan memilih saham atau pendekatan penilaian harga saham terdapat dua
pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
2.1.4.3.1Analisis Fundamental
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001 : 55) Analisis fundamental
mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan
23

mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di
masa yang akan datang (seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya,
kebijakan deviden, dan sebagainya), dan menerapkan hubungan variabel-variabel
tersebut sehingga diperlukan taksiran harga saham. Sedangkan menurut Baridwan
dan Legowo (2002, site /taqialaf.blogspot.com/20011/11) menyatakan salah satu
alat dalam analisis fundamental adalah analisa laporan keuangan.

2.1.4.3.2 Analisis Teknikal
Analisis tehnikal adalah analisis pasar atau sekuritas yang memusatkan
perhatian pada indeks saham, harga atau statistik pasar lainnya dalam menemukan
pola yang mungkin dapat memprediksikan gambaran yang telah dibuat. Atau
analisis yang menganggap bahwa saham adalah komoditas perdagangan yang
pada gilirannya, permintaan dan penawarannya merupakan manifestasi kondisi
psikologis dari pemodal (Ahmad, 2004 dalam Nadeak 2011 : 11).
2.1.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham sebagaimana diuraikan
berikut ini.
1. Cost to Income Ratio (CIR) Menurut Veithzal dkk (2013 : 482)
menyatakan semakin kecil rasio biaya (beban) operasionalnya akan lebih baik,
karena bank yang bersangkutan dapat menutup biaya (beban) operasionalnya
dengan pendapatan operasionalnya. Usaha utama bank adalah menghimpun dana
masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kemasyarakat dalam bentuk
kredit, sehingga beban bunga dan hasil bunga merupakan porsi terbesar bagi bank.
Dalam pengoptimalan menghasilkan laba bank yang mampu melakukan hal
24

tersebut dapat menarik para investor, jadi berdampak pada peningkatan harga
saham bank tersebut.
2. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan
dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio,
semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.
Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin
rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjang (Darsono dan Ashari, 2005 : 54). Sehingga para
investor akan memilih suatu perusahaan dengan tingkat DER yang rendah untuk
melakukan investasinya dan dapat meningkatkan harga saham perusahaan
tersebut.
3. Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan
tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat
risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder untuk
meningkatkan kemakmuran mereka. Perusahaan yang memiliki total asset yang
besar menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengahasilkan laba. Jika
perusahaan memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah
mencapai tahap menghasilkan laba, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan
sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang
relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil
dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset
yang kecil (Ninna Daniati dan Suhairi : 2006). Hal ini menyebabkan saham

25

perusahaan tetap menarik bagi investor dan akhirnya saham tersebut mampu
bertahan pada harga yang tinggi secara relatif.
4. Return On Asset (ROA) Rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang
digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini
efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.
Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan
karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan (Darsono dan Ashari, 2005 : 57). Semakin tinggi ROA
menunjukkan kinerja perusahaan baik dalam memaksimalkan laba karena ROA
merupakan porsi tersendiri keuntungan yg diperoleh untuk para pemegang saham
sehingga investor cenderung memilih perusahaan dengan ROA yang tinggi dan
berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan tersebut.
5. Earning Per Share (EPS) Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran
profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang
dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar saham adalah earning per share
yang dicari dengan laba bersih dibagi saham yang beredar. Rasio ini
menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham
(Darsono dan Ashari, 2005 : 57). Semakin tinggi profit yang diterima oleh
investor akan memberikan tingkat pengembalian investasi yang cukup baik. Hal
ini akan menjadi motivasi bagi investor untuk mau melakukan investasi yang
lebih besar lagi yang otomatis akan menaikkan harga saham perusahaan.

26

6. Non Performing Loans (NPL). Menurut Darmawan (2004 dalam Savitri,
2011) Non Performing Loans Merupakan rasio yang dipergunakan untuk
mengukur

kemampuan

bank

dalam

mengantisipasi

risiko

kegagalan

pengembangan kredit oleh debitur. Non performing loan mencerminkan risiko
kredit, semakin kecil non performing loan semakin kecil pula resiko kredit yang
ditanggung oleh pihak bank Dampak yang terjadi terhadap harga saham akan
meningkat, begitu sebaliknya. perusahaan dengan keefektifannya dalam
mengelola aset produktif agar tidak meningkatnya resiko kredit yang timbul
akibat dari kredit bermasalah akan dapat perhatian dari investor

untuk

menginvestasikan dana mereka.
Informasi yang bersifat teknis misalnya perkembangan kurs, keadaan
pasar, volume, frekuensi transaksi, dan kekuatan pasar. Informasi yang
berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik misalnya terdiri dari tingkat
inflasi, kebijakan moneter, musim, neraca pembayaran dan APBN, kondisi
ekonomi, dan kondisi politik. Investor yang bijak senantiasa tidak terpaku hanya
pada satu informasi saja. Hal ini dikarenakan bahwa harga saham boleh
berfluktuasi karena faktor psikologis tetapi dasar dan titik awal suatu penilaian
tetap pada kinerja perusahaan. Berarti dalam penilaian saham, investor perlu
melihat

kedua

faktor

tersebut,

yaitu

faktor

psikologi

dan

performa

perusahaan(Lubis, 2008 : 124).
2.1.5

Hubungan antara rasio keuangan dengan harga saham
Tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan yang luas

agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai laporan keuangan dan

27

melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya
untuk kebutuhan khusus pihak-pihak tertentu saja. Salah satu pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan adalah investor. Dalam
membuat keputusan investasinya, investor perlu mengetahui dan memahami
terlebih dahulu bagaimana kinerja keuangan perusahaan, baru kemudian dapat
membuat penilaian dan menentukan keputusan investasinya. Oleh karena itu,
investor akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Dari
laporan keuangan yang diterbitkan setelah dianalisis akan bisa diperoleh rasio
keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan yang potensial, dalam
menilai ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga di masa yang akan
datang. Selain itu, dari rasio keuangan yang diperoleh, maka manajemen
perusahaan yang bersangkutan maupun para investor akan dapat melakukan
tindakan, setelah menilai kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio keuangan
tersebut dan melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan.
2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Mondal and Imran (2012) dengan judul

Determinants of Stock Price: A Case Study On Dhaka Stock Exchange.Penelitian
ini menggunakan 5 variabel independen yaitu rasio liquiditas yang diukur dengan
arus kas operasi, rasio laverege yang diukur dengan menggunakan debt to
equityratio, rasio profitabilitas yang diukur dengan menggungkan return on
investment, rasio pertumbuhan yang diukur dengan earnings per share, ukuran
perusahaan (firm size), dan dividen ratio. Penelitian ini menggunakan data
skunder dari bursa efek di Dhaka Bangladesh dengan menggunakan regression

28

linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara
simultan (bersama-sama) rasio liquiditas, rasio laverege, ratio pertumbuhan,
ukuran perusahaan (firm size), dan ratio dividen berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham. Sedangkan, secara parsial hanya variabel ukuran
perusahaan (sizefirm) yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Koefisien determinasi sebesar 0,65 atau 65 % artinya dari seluruh variabel yaitu
rasio liquiditas, rasio laverege, ratio pertumbuhan, ukuran perusahaan (firm size),
dan ratio dividen mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar
65% sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 35% yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini
Penelitian yang dilakukan oleh Sidabutar (2012) dengan judul Pengaruh
Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Dan Return On Equity (ROE)
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia penelitian ini menggunakan 3
variabel independen yaitu Current Ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar utang jangka pendek dan utang yang akan jatuh tempo, rasio
solvabilitas yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) dan rasio profitabilitas
perusahaan yang diukur dengan return on equity (ROE)untuk mengetahui apakah
variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan
data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan regression linear
berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara
simultan (bersama-sama) bahwa variabel Current Ratio (CR), Debt To Equity
Ratio (DER), Dan Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan tehadap harga
29

saham. secara parsial pengujian variabel Current Ratio (CR), Debt To Equity
Ratio (DER), Dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh secarasignifikan.
Koefisien determinasi sebesar 0,839 atau 83,9% artinya dari seluruh variabel
yaitu Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Dan Return On Equity
(ROE)mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 83,9%
sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 16,1% yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh CORY (2010) dengan judul Pengaruh
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Total
Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings
Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang
Terdaftar Di Bei penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diukur dengan
current rasio (CR), rasio solvabilitas yang diukur dengan (ROI) dan (ROE), dan
rasio efektivitas yang diukur dengan Total Assets Turn Over untuk mengetahui
apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini
menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan
regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan
bahwa secara simultan (bersama-sama) bahwa variabel Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return
On Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings Ratio berpengaruh
signifikan terhadap harga saham, secara parsial pengujian variabel Current Ratio,
Debt To Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over,
Return On Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings Ratio tidak
30

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Koefisien determinasi sebesar
0,542 atau 54,2% artinya dari seluruh variabel yaitu Current Ratio, Debt To
Equity Ratio,Long Term Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On
Investment, Return On Equity, Dan Price Earnings Ratio mampu menjelaskan
pengruhnya terhadap harga saham sebesar 54,2% sedangkan sisanya diijelaskan
oleh variabel-variabel lain sebesar 45,8%

yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Qilsby (2010) dengan judul Pengaruh
Ekonomic Value Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity
(ROE), dan Earnings Per Share (EPS) terhadap Perubahan Harga Saham
Perusahaan pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 4 variabel
independen yaitu Value Added (EVA) untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan, ratio profitabilitas perusahaan yang diukur denganReturn On Assets
(ROA), Return On Equity (ROE), dan ratio pertumbuhan yang diukur dengan
earnings per share (EPS) untuk mengetahui

apakah variabel tersebut

berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari
bursa efek indonesia dengan menggunakan regression linear berganda melalui uji
t dan uji f. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan (bersama-sama)
Ekonomic Value Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity
(ROE), dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham. Sedangkan, secara parsial hanya variabel Earnings Per Share (EPS)
yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Koefisien determinasi
sebesar 0,132 atau 13,2% artinya dari seluruh variabel yaitu Ekonomic Value
31

Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan
EarningsPer Share (EPS) mampu

menjelaskan pengaruhnya terhadap harga

saham sebesar 13,2% sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain
sebesar 86,8% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan Nadeak (2011) dengan judul pengaruh return on
assets (ROA), return on equity (ROE), return on investment (ROI), debt to equity
ratio (DER), dan book value per share (BVPS) secara empiris terhadap harga
saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan
menggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil penelitian
menyatakan bahwa secara simultan (bersama-sama) return on assets (ROA),
return on equity (ROE), return on investment (ROI), debt to equity ratio (DER),
dan book value per share (BVPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham, secara parsial hanya book value per share (BVPS) berpengaruh secara
signifikan. Koefisien determinasi sebesar0,339383

atau 33,94% artinya dari

seluruh variabel yaitu return on assets (ROA), return on equity (ROE), return on
investment (ROI), debt to equity ratio (DER), dan book value per share (BVPS)
mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga

saham sebesar 33,94%

sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lainya sebesar 66,06% yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Juliana (2013) dengan judul penelitian
Pengaruh Return On Assets (ROA) Dan BOPO Terhadap Harga Saham (Sensus
Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei). Hasil penelitian
menyatakan bahwa secara simultan variabel Return On Assets (ROA) Dan BOPO
32

berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sementara secara parsial hanya
BOPO yang berpengaruh signifikan terhadap harga sahamPenelitian ini
menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan
regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Koefisien determinasi sebesar
0,617 atau 61,7% artinya dari seluruh variabel yaitu Return On Assets (ROA) Dan
BOPO mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham sebesar 61,7%
sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain sebesar 38,3% yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Sitohang (2010) dengan judul Pengaruh
Economic Value Added, Return On Assets,Net Profit Margin Dan Earning Per
Share TerhadapHarga Saham Perusahaan Manufaktur YangTerdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yaitu Value
Added (EVA) untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, ratio profitabilitas
perusahaan yang diukur denganReturn On Assets (ROA), Return On
Equity(ROE), dan ratio pertumbuhan yang diukur dengan earnings per share
(EPS) untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap harga
saham. Penelitian ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia
denganmenggunakan regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa EVA, ROA, NPM dan EPS secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan
manufaktur. Secara parsial hanya EVA dan NPM tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Koefisien determinasi
sebesar 0,416 atau 41,6% artinya dari seluruh variabel yaitu Ekonomic Value
33

Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan
EarningsPer Share (EPS) mampu

menjelaskan pengaruhnya terhadap harga

saham sebesar 41,6% sedangkan sisanya diijelaskan oleh variabel-variabel lain
sebesar 58,4% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Simatupang (2010) dengan judul penelitian
Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham
Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitian menyatakan bahwa secara simultan variabel debt to Equity Ratio
(DER), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR),
dan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap harga saham, sementara
secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham Penelitian
ini menggunakan data skunder dari bursa efek indonesia dengan menggunakan
regression linear berganda melalui uji t dan uji f. Koefisien determinasi sebesar
0,846 atau 84,6% artinya dari seluruh variabel yaitu debt to Equity Ratio (DER),
Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), dan
ukuran perusahaan (SIZE) mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap harga
saham sebesar 84,6% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain
sebesar 15,4% yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap
harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan
penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu.ikhtisar mengenai
penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1

34

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
(tahun)
Mondal
dan
Imran
(2012)

Judul
penelitian

Variabel
penelitian

Indikator
pengukuran

Penentu
Harga
Saham :
Studi Kasus
di Bursa
Efek Dhaka

Variabel
dependen
:
Harga
Saham(Y)

Likuiditas
diukur dengan
menggunakkan
cash flows
from
operation.

Variabel
independe
n:Likuidit
as,
leverage,
profitabilit
as,
pertumbuh
an,
kapitalisas
i pasar,
dividen
rate.

Leverage
diproksikan
dengan
menggunakan
debt equity
ratio.
Profitabilitas
diproksikan
dengan return
on
invesment(ROI
)
Pertumbuhan
diproksikan
dengan
earning per
share (EPS)
Kapitalisasi
pasar
diproksikan
dengan
logaritma
natural total
asset

Skala
pengu
kuran
Rasio

Cara
pengelolaan
data
Data diolah
dengan
menggunakan
SPSS 17
model yang
digunakan
adalah model
regresi
berganda
melalui uji
asumsi klasik
dan pengujian
hipotesis baik
secara parsial
maupun
simultan

Hasil
penelitia
n
Hanya
variabel
kapitalisa
i pasar
yang
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
harga
saham
sementara
variabel
lain
seperti
Likuiditas
,
leverage,
profitabili
tas,
pertumbu
han,
dividen
rate tidak
berpengar
uh
signifikan
terhadap
harga
saham

Dividen rate
diukur dengan
persentasi
dividen kas
yang
35

dibayarkan
kepada
pemegang
saham biasa.

Sidabutar
(2012)

Cory
(2010)

Pengaruh
Current
Ratio (Cr),
Debt To
Equity Ratio
(Der), Dan
Return On
Equity
(ROE)
Terhadap
Harga
Saham
Pada
Perusahaan
Manufaktur
Industri
Makanan
Dan
Minuman
Yang
Terdaftar
Di Bursa
Efek
Indonesia

Variabel
dependen
:
Harga
Saham(Y)

Pengaruh
Current
Ratio, Debt
To Equity
Ratio, Long
Term Debt
To Equity
Ratio, Total
Assets Turn
Over,
Return On
Investment,
Return On

Variabel
dependen
:
Harga
Saham(Y)

Variabel
Independ
en:Curren
t Ratio
(CR),
Debt to
Equity
Ratio
(DER) dan
Return On
Equity
(ROE)

Variabel
independe
n:Current
Ratio
(CR),
Debt to
Equity

Harga saham
diukur dengan
close price
Current Ratio
(CR)yaitu
harta lancar
dibagi dengan
utang lancar

Rasio

Data diolah
dengan
menggunakan
SPSS 17
model yang
digunakan
adalah mode
model regresi
berganda
melalui uji
asumsi klasik
dan pengujian
hipotesis baik
secara parsial
maupun
simultan

variabel
Current
Ratio
(CR),
Debt to
Equity
Ratio,
(DER)
dan
Return
On Equity
(ROE)
tidak
berpengar
uh
signifikan
terhadap
harga
saham

Rasio

Data diolah
dengan
menggunakan
SPSS 18
model yang
digunakan
adalah mode
model regresi
berganda
melalui uji
asumsi klasik
dan pengujian
hipotesis baik

menunjuk
kan
bahwa
variabel
CR,
DER,
LTDtER,
TATO,
ROI,
ROE, dan
PER
tidak
berpengar

Debt equity
ratio (DER)
merupakan
pembagian
antara total
utang dengan
total ekuitas
Return On
Equity
(ROE)adalah
total laba
setelah pajak
dibagi dengan
ekuitas
Harga saham
diukur dengan
close price
Curent Ratio
adalah asset
lancar dibagi
dengan utang
lancar
Debt to Equty
Ratio adalah
pembagian
antara total
utang dengan
total ekuitas

36

Equity, Dan
Price
Earnings
Ratio
Terhadap
Harga
Saham Pada
Perusahaan
Real Estate
Dan
Property
Yang
Terdaftar Di
Bei

Ratio
(DER),
Long
Term Debt
to Equity
Ratio
(LTDtER),
Total
Assets
Turn Over
(TATO),
Return On
Investment
(ROI),
Return On
Equity
(ROE),
dan Price
Earnings
Ratio
(PER)

LTDtER
adalah total
utang jangka
panjang dibagi
dengan total
Ekuitas

secara parsial
maupun
simultan

uh
signifikan
terhadap
harga
saham

Data diolah
dengan

Economic
value

Total Assets
Turn Over
(TATO)
adalah total
penjualan
dibagi dengan
total asset
Return on
invesment
(ROI) adalah
total laba
setelah pajak
dibagi dengan
investasi
Return On
Equity (ROE)
adalah
pembagian
antara laba
setelah pajak
dengan total
ekuitas
Price Earnings
Ratio (PER)
adalah
pembagian
market price
dengan
Earning per
share (EPS)

Qilsby
(2013)

Pengaruh
Economic

Variabel
dependen

Harga saham
diukur dengan
close price
Economic
value added

Rasio

37

Value
Added,
Return On
Assets,
Return On
Equity, Dan
Earning Per
Share
Terhadap
Perubahan
Harga
Saham
Perusahaan
Pada Bursa
Efek
Indonesia

(EVA)
merupakan
EVA dikurangi
dengan
NOPAT
Variabel
independe kemudian
n:economi dikurangi pula
dengan Capital
c value
Charges
added
(EVA),
Return on
return on
assets (ROA)
assets
merupakan
(ROA),
pembagian
return on
antara total
equity
laba setelah
(ROE),
pajak dibagi
dan
dengan total
earning
asset
per share
(EPS)
Return On
Equity
(ROE)adalah
total laba
setelah pajak
dibagi dengan
total ekuitas
:
Harga
Saham(Y)

menggunakan
SPSS 17
model yang
digunakan
adalah model
regresi
berganda
melalui uji
asumsi klasik
dan pengujian
hipotesis baik
secara parsial
maupun
simultan

added
(EVA),
return on
assets
(ROA),
return on
equity
(ROE),
dan
earning
per share
(EPS)
dijelaskan
hanya
variabel
(EPS)yan
g
berpengar
uh secara
signifikan
terhadap
harga
saham

Data diolah
dengan
menggunakan
SPSS 17

Menunju
kkan
bahwa
return on

Earning per
share (EPS)
merupakan
laba bersih
dikurangi laba
saham
preferens
dibagi dengan
jumlah saham
yang beredar

Nadeak
(2011)

pengaruh
return on
assets
(ROA),

Variabel
dependen
:
Harga

Harga saham
diukur dengan
close price
Return on
Assets (ROA)
adalah total
laba bersih

Ratio

38

return on
equity
(ROE),
return on
investment
(ROI), debt
to equity
ratio (DER),
dan book
value per
share
(BVPS)
secara
empiris
terhadap
harga saham

Saham(Y)
Variabel
independe
n: return
on assets
(ROA),
return on
equity
(ROE),
return on
investment
(ROI),
debt to
equity
ratio
(DER),
dan book
value per
share
(BVPS)

setelah pajak
dibagi dengan
total assset
Return On
Equity (ROE)
adalah
pembagian
total laba
setelah pajak
dengan total
ekuitas
Return on
invesment
(ROI)adalah
total laba
bersih setelah
pajak dibagi
dengan total
investasi

model yang
digunakan
adalah model
regresi
berganda
melalui uji
asumsi klasik
dan pengujian
hipotesis baik
secara parsial
maupun
simultan

assets
(ROA),
Return on
equity
(ROE),
return on
investmen
t (ROI),
debt to
equity
ratio
(DER),
book
value
(BV) per
share,
berpengar
uh
signifikan
terhadap
harga
saham

Debt equity
ratio(DER)
merupakan
pembagian
antara total
utang dengan
total ekuitas
BVPS adalah
Total
Stockholder
Equity –
Preffered Sock
kemudian
dibagi dengan
Jumlah
Lembar Saham
Biasa Yang
Beredar
Harga saham
diukur dengan
close price

39

Juliana
(2013)

Pengaruh
Return On
Assets (Roa)
Dan Bopo
Terhadap
Harga
Saham
(Sensus
Pada Emiten
Sektor
Perbankan
Yang T
erdaftar Di
Bei)

Return on
assets
(ROA)merupa
kan pembagian
antara total
laba setelah
pajak dibagi
Variabel
independe dengan total
asset
n:Return
on assets
BOPO adalah
(ROA),
dan BOPO biaya (beban)
dibagi dengan
pendapatan
operasional
Variabel
dependen
:
Harga
Saham(Y)

Rasio

Harga saham
diukur dengan
close price

Sitohang
(2010)

Pengaruh
Economic
Value
Added,
Return On
Assets,Net
Profit
Margin Dan
Earning Per
Share
TerhadapHa
rga Saham
Perusahaan
Manufaktur
YangTerdaft
ar Di Bursa
Efek
Indonesia

Economic
Rasio
value added
(EVA)
merupakan
EVA dikurangi
dengan
NOPAT
Variabel
independe kemudian
n:economi dikurangi pula
c value
dengan Capital
added
Charges
(EVA),
return on
Return on
assets
assets (ROA)
(ROA) Net merupakan
Profit
pembagian
Margin
antara total
(NPM),da laba setelah
n earning pajak dibagi
per share
dengan total
(EPS)
asset
Variabel
dependen
:
Harga
Saham(Y)

Net Profit
Margin

Data diolah
dengan
menggunakan
SPSS 17
model yang
digunakan
adalah model
regresi
berganda
melalui uji
asumsi klasik
dan pengujian
hipotesis baik
secara parsial
maupun
simultan

Menunju
kkan
bahwa
BOPO
berpengar
uh
signifikan
terhadap
harga
saham
sementara
variabel
Return on
assets
(ROA)
tidak
berpengar
uh
signifikan
terhadap
harga
saham.
Data diolah
menunjuk
dengan
kan
menggunakan bahwa
SPSS 17
variabel
model yang
EVA dan
digunakan
NPM
adalah model tidak
regresi
mempuny
berganda
ai
melalui uji
pengaruh
asumsi klasik signifikan
dan pengujian terhadap
hipotesis baik harga
secara parsial saham.
maupun
sementara
simultan
ROA dan
EPS yang
mempuny
ai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
harga
40

(NPM)adalah
laba bersih
dibagi dengan
penjualan
bersih

saham.

Earning per
share (EPS)
merupakan
laba bersih
dikurangi laba
saham
preferens
dibagi dengan
jumlah saham
yang beredar

Simatupa
ng (2010)

Pengaruh
Rasio
Keuangan
Dan Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Harga
Saham
Industri
Barang
Konsumen
Yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia

Variabel
dependen
:
Harga
Saham(Y)
Variabel
independe
n: debt to
Equity
Ratio
(DER),
Earning
Per Share
(EPS),
Return On
Asset
(ROA),
Current
Ratio
(CR), dan
ukuran
perusahaa
n (SIZE)

Harga saham
diukur dengan
close price
Debt equity
ratio(DER)
merupakan
pembagian
antara total
utang dengan
total ekuitas
Earning per
share (EPS)
merupakan
laba bersih
dikurangi laba
saham
preferens
dibagi dengan
jumlah saham
yang beredar
Return on
assets
(ROA)merupa
kan pembagian
antara total
l

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 11

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 1 10

Pengaruh Variasi Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Semai Mangrove Sejati Minor Berjenis Sekresi Xylocarpus granatum Koenig

0 0 10

Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Pada Bangunan SMP Negeri Di Kota Pekanbaru

0 0 17

Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Pada Bangunan SMP Negeri Di Kota Pekanbaru

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Gambaran Kesejahteraan Psikologis pada Wanita Dewasa Madya ditinjau dari Grandparenting Style

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Perbandingan Usaha Tani Padi Sawah Sistem Sri (System Of Rice Intensification) Dengan Sistem Konvensional Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Perbandingan Usaha Tani Padi Sawah Sistem Sri (System Of Rice Intensification) Dengan Sistem Konvensional Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Investasi - Analisis Investasi Ekonomi Sektor Unggulan Kota Medan

0 20 17

Analisis Pengaruh Cost To Income Ratio (CIR), Debt To Equity Ratio (DER), Size Bank, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10