Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  

Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di

Yogyakarta

  • *Edi Eskak dan Irfa’ina Rohana Salma

  Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta 55166, Indonesia

  • Penulis korespondensi Telp. (0274) 546111, Fax. (0274) 543582 e-mail: eskakedi@gmail.com

  

ABSTRAK

  Pemanfaatan kembali limbah ban dalam untuk bahan kerajinan tas mengalami beberapa kendala, salah satunya adalah produk yang dihasilkan kurang diminati pasar. IKM dalam berproduksi belum ditopang dengan pengetahuan minat pasar, kondisi pasar, potensi pasar, dan strategi penjualan sehingga resiko kerugian akibat produk yang dipasarkan tidak laku mungkin terjadi. Permasalahan ini dapat dijembatani dengan penelitian/riset pasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produk tas dari limbah ban dalam yang diinginkan konsumen. Metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data sekunder dan primer dari jurnal, kuesioner, dan survey secara langsung. Penyebaran kuesioner di Yogyakarta dilakukan untuk mendapatkan data primer. Data primer diolah menjadi bahan untuk menganalisis desain produk tas yang diinginkan oleh pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis tas dari limbah ban yang diinginkan konsumen adalah Sling bag 38%, Backpack 23%,Duffel bag 17%, Tote bag 12%, Waist bag 5%,Handbag 3%, dan Cluth 2%. Konsumen produk ini adalah wisatawan asing 63%, wisatawan lokal 22%, mahasiswa 8%, dan warga Yogyakarta 7%. Tas dari bahan limbah ban ini memberikan citra produk yang maskulin atau cenderung disukai oleh laki-laki 63%, dan wanita 37%. Kata kunci: minat konsumen, desain produk tas, limbah ban dalam, penelitian pasar

  75 Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  

Consumer Interest In Product Design Of Bags Made From Inner Tire Waste In Yogyakarta

  • *Edi Eskak and Irfa’ina Rohana Salma

  Balai Besar Kerajinan dan Batik (Center for Handicraft and Batik) Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta 55166, Indonesia Correspondence author Telp. (0274) 546111, Fax. (0274) 543582 *

e-mail: eskakedi@gmail.com

  

ABSTRACT

Inner tires waste recycled for bag handicraft materials experienced several obstacles, one of it was

the less attractive market of product. SMEs production have not been supported by market interest

concept, market conditions, market potential, and sales strategy so that the risk of losses due to

non-salable products may occured. This problem could be bridged by market research. The purpose

of this research was to comprehend the inner tire waste bags those consumers desired in. The

method used were to collect the secondary and primary data from journals, questionnaires, and

survey directly. The distribution of questionnaires in Yogyakarta was conducted to obtain the

primary data. Primary data was processed into materials to analyze the design of bag products

desired by the market. The results showed that the types of inner tire waste bags those consumers

want were Sling bag of 38%, Backpack 23%, Duffel bag 17%, Tote bag 12%, Waist bag 5%,

Handbag 3%, and Cluth 2%. Consumer of these products were 63% of overseas tourists, 22% of

local tourists, 8% of students, and Yogyakarta residents of 7%. These bags made from inner tire

waste material provided a masculine image tended to be favored by men 63%, and women 37%. Keywords:consumer interest, bag product design, inner tire waste, market research

  Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017 PENDAHULUAN

  Limbah ban dalam merupakan ban bekas dari kendaraan bermotor yang telah rusak sehingga tidak layak pakai lagi untuk berkendara. Ban dibuat dengan teknologi tinggi, karena kompleksitas fungsinya sebagai penahan beban yang harus menemukan keseimbangan antara traksi, kenyamanan, efisiensi energi, dan daya tahan ( Michelin , 2015), oleh karena itu ban mempunyai kekuatan dan keawetan yang tinggi pula. Ban dalam ada pada jenis ban tube type ( Parjo , 2015). Seiring pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia, maka limbah ban pun semakin meningkat. Tulisan ini fokus pada penelitian pasar desain produk tas yang terbuat dari limbah ban dalam, dilengkapi dengan kajian dan analisis dari data sekunder dan primer. Contoh limbah ban dalam dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

  

Gambar 1. Limbah ban dalam atau jenis tube type dari kendaraan mobil

  Limbah adalah bahan yang dibuang, hendak dibuang, atau tidak lagi berguna sesuai peruntukannya, limbah dikelompokkan sebagai limbah berbahaya atau tidak berbahaya (Moran &

  

Masciangioli, 2010). Limbah ban dalam kondisi padat tidak berbahaya, menjadi berbahaya ketika

  dikelola dengan cara yang keliru, seperti dibakar maka asapnya sangat berbahaya ketika terhirup mahluk hidup. Sebagaimana Anggana (2013) menjelaskan bahwa ban tidak dirancang untuk dibakar karena mengandung zat beracun yaitu benzena dan butadiena.Bila ban dibakar, asapnyamengandung partikel-partikel halus zinc oxide jika terhirup dapat menyebabkan peradangan paru-paru.Pembakaran ban juga akan meningkatkan kadar emisi dioksin dan merkuri di udara.

  Kegiatan memanfaatkan limbah ban merupakan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah. Masyarakat merupakan mahluk yang menghasilkan sampah, maka hendaknya juga bertanggung jawab serta berkewajiban mengelola sampah seperti yang diatur pemerintah RI (2008) dalam UU Nomor 18 Tahun 2008. Undang-undang ini berisi tentang tanggung jawab terhadap pengelolaan sampah oleh negara dan masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat dimulai dengan

  Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  tidak membuang sampah sembarangan serta memisahkan sampah organik dan non organik, hingga menerapkan konsep 3R yaitu reduce,reuse, dan recycle. Recycle berarti daur ulang sampah menjadi produk baru yang bermanfaat serta memberikan nilai tambah. Beberapa IKM kerajinan menyebutnya sebagai upcycle, yaitu cara baru untuk memanfaatkan barang-barang bekas atau sampah menjadi suatu benda yang memiliki manfaat lain sehingga tidak perlu membuangnya sebagai sampah (Fedep , 2016). Recyclelimbah ban perlu dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi, namun perlu memperhatikan kearifan lokal, termasuk kepandaian seni sehingga hasil yang dicapai dapat berguna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ( Eskak, 2014), salah satunya adalah untuk bahan pembuatan aneka produk tas yang bernilai ekonomi .

  Tas merupakan alat bantu membawa barang-barang kecil atau ringkas yang penting oleh masyarakat ketika bepergian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI (2017) dijelaskan bahwa tas adalah kemasan atau wadah berbentuk persegi dan sebagainya, biasanya bertali, dipakai untuk menaruh, menyimpan, atau membawa sesuatu.Dewasa ini telah berkembang berbagai jenis tas, namun secara garis besar terdapat 6 jenis tas yaitu: (1) Duffel bag adalah tas besar, mempunyai satu kompartmen utama di bagian tengah untuk menyimpan dan membawa sebanyak mungkin pakaian dan keperluan lainnya. Tas ini dapatdipakai oleh laki-laki maupun perempuan atau unisex. (2) Backpack adalah tas yang ukurannya relatif besar, mempunyai minimal dua kompartmen, satu kompartmen utama yang paling besar, dan satu lagi yang kecil untuk barang kecil. Tas unisexini disebut juga rucksack atau tas ransel, cara membawanya dengan digendong di punggung. (3) Sling

  

bag atau tas selempang adalah tas sedang, mempunyai dua kompartmen, satu kompartmen utama

  dan satu kompartmen tambahan di depannya yang lebih kecil. Tas ini punya strap yang panjang untuk digantung di bahu atau disilangkan di badan. Tas unisex ini dapat dipakai untuk berbagai keperluan, sesuai model dan ukurannya. (4) Tote bagadalah jenis tas tangan yang ukurannya cukup besar, namun ciri khasnya yaitu hanya mempunyai satu kompartmen yang terbuka atau tidak bisa ditutup. Tote bag yang bersifat unisex.(5) Handbag adalah jenis tas tangan yang berukuran lebih kecil daripada tote bag.Jenis tas ini kompartmennyadapat ditutup, serta kadang memiliki slot atau kompartmen tambahan baik di dalam maupun di luar kompartmen utamanya. Handbagbiasanya diperuntukkan khusus untuk perempuan, dan dipakai untuk acara-acara tertentu seperti pesta dan sosialita. (6) Clutch adalah versi tas tangan yang lebih kecil lagi tanpa tali, cara membawanya dengan dipegang langsung. Clutchbiasanya didesain khusus untuk perempuan untuk acara-acara pesta dan lain- lain (Trivia, 2015).Berbagai jenis desain produk tas tersebut di atas dapat dilihat

  Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

dalam Gambar 4. Selain itu, ada beberapa varian baru jenis tas antara lain adalah tas pinggang atau

waist bag , seperti dalam Gambar 2.

  Gambar 2.

  Tas pinggang atau waist bag dari bahan limbah ban dalam, produksi IKM Ryena Production Gamping, Sleman, DI Yogyakarta

  Pemanfaatan limbah ban untuk pembuatan tas merupakan kreativitas yang patut diapresiasi. Secara visual limbah ban dalam mempunyai bentuk seperti bahan kulit atau vinyl yaitu lembaran tipis berwarna hitam,yang kuat, lentur, tahan air, awet, serta dapat dijahit dan dilem. Oleh karena, limbah ban dalam dapat dikreasikan menjadi berbagai jenis tas yang dapat menarik minat konsumen untuk membelinya ( Kristianingrum, et al ., 2014).Namun kendala di IKM limbah ban Yogyakarta kondisinya berbeda, yaitu produk tasnya kurang diminati pasar. Kondisi ini terjadi karena kurangnya bekal pengetahuan minat pasar, kondisi pasar, potensi pasar, danstrategi penjualan. Hal ini mengakibatkan kerugian karena produknyatidak terserap pasar dengan baik. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian/riset pasar, sebagaimana dijelaskan oleh Doman (2002) bahwariset pasar dapat dilakukan ketika memulai bisnis baru, memperkenalkanproduk/jasa baru, dan saat menjaga keberlangsungan bisnis yang sedang berjalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat pasar terhadap desain produk tas dari limbah ban dalam, yang nantinya hasil analisisnya dapat dijadikan acuan para IKM dalam berproduksi sehingga produk tasnya diminati konsumen untuk membelinya.

BAHAN DAN METODE

  Berikut ini akan dijelaskan bahan dan peralatan serta metode yang dipergunakandalam penelitian ini.

  Bahan Penelitian

  Data sekunder diperoleh dari jurnal dan berita dari media cetak maupun elektronik. Data primer diperoleh dari survei, wawancara, olah desain, pemotretan, dan kuesioner di daerah Yogyakarta.

  Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  Peralatan Penelitian

  Peralatan yang digunakan dalam penelitian pasar ini adalah: kamera, recorder, kalkulator, alat tulis, komputer, printer, kertas, kuesioner, dan suvenir ucapan terimakasih.

  Metode Penelitian

  Metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data sekunder dan primer dari jurnal, berita, kuesioner, dan survei secara langsung. Penelitian dimulai dengan wawancara mengenai produk tas dari bahan limbah ban untuk mengidentifikasi masalah. Pengumpulan informasi juga didapatkan dari studi pustaka. Data sekunder yang telah dikumpulkan, kemudian diolah sebagai bahan panduan dalam menyusun butir-butir pertanyaan kuesioner. Dalam kuesioner disertakan gambar desain produk untuk memudahkan responden memilih desain produk tas yang disukai. Kuesioner yang telah siap kemudian disebarkan untuk mendapatkan data primer. Metode yang dilakukan mengacu pada prosedur Sumarwan, et al (2013) yaitu: membuat desain penelitian, menentukan pengukuran dan penskalaan, menyusun kuesioner, menentukan cara pengambilan contoh, memilih cara penentuan jumlah contoh, menentukan topik riset pemasaran dan konsumen, minat konsumen, kepuasan konsumen, teori perilaku pembelian tidak terencana, gaya hidup, loyalitas konsumen, serta konsep dan pengukuran persepsi risiko. Responden yang dipilih adalah warga Yogyakarta, mahasiswa, serta wisatawan asing dan wisatawan lokal, mengingat Yogyakarta adalah kota pelajar sekaligus sebagai destinasi tujuan wisata utama di Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Jenis desain produk tas yang cukup tinggi peminatnya adalah Sling bag. Adapun hasil minat konsumen terhadap desain produk tas dari limbah ban dalam adalah: sling bag 38%, backpack 23%, dan cluth 2%. Penamaan tas dalam

  duffel bag 17%, tote bag 12%, waist bag 5%, handbag 3%,

  bahasa Inggris dimaksudkan untuk menghindari simpang siur penerjemahan dalam bahasa Indonesia.Sling bagatau tas selempang banyak diminati dipakai karena mudah membawanya, mudah mengambil dan menaruh barang pada posisi tas sedang dipakai/disandang.Sling bag bersifat

  

unisex yaitu dapat dipakai oleh laki-laki maupun perempuan. Tas ini dapat dipakai untuk berbagai

  keperluan, sesuai model dan ukurannya. Prosentase jumlah responden terhadap desain produk yang diminati ditunjukan pada Gambar 3.

  Produk-produk yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah berdasarkan teori jenis-jenis tas yaitu duffel bag, backpack, sling bag, tote bag, handbag, clutch, serta ditambah varian baru desain produk tas yang ditemukan di lapangan yaitu tas pinggang atau waist bag yang diproduksi salah

  Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  satu IKM di Sleman. Rendahnya minat konsumen sebesar 5% terhadap desain produk tas pinggang ini membuktikan bahwa produk yang dibuat kurang diminati konsumen.

  40

  35

  30

  25

  20

  15

  10

5 Duffel bag Backpack Sling bag Tote bag Handbag Cluth Waist bag

  Ketertarikan responden terhadap desain produk tas dari limbah ban berdasarkan Gambar 3. model atau jenis-jenis tas

  Konsumen yang tertarik desain produktas limbah ban adalah wisatawan asing 63%, wisatawan lokal 22%, mahasiswa 8%, dan warga Yogyakarta 7%. Tingginya peminat desain produk tas ini dari kalangan wisatawan asing, karena Yogyakarta merupakan salah satu destinasi tujuan wisata utama di Indonesia, banyak wisatawan dari berbagai penjuru dunia datang ke Yogyakarta. Minat yang bagus dan apresiasi yang tinggi dari wisatawan asing tersebut merupakan peluang bahwa produk tas dari bahan limbah ban dalam ini berpotensi besar sebagai produk yang dapat diekspor ke Luar Negeri. Apresiasi wisatawan asing terhadap desain produk tas tersebut tinggi, karena kesadaran terhadap lingkungan hidup yang tinggi pula, keunikan produk, dan kemampuan ekonomi. Wisatawan lokal cukup baik responnya terhadap desain produk ini, terutama wisatawan yang datang dari kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bali. Mahasiswa sebagai salah satu potensi besar pasar tas di Yogyakarta sebagai kota pelajar tingkat minatnya rendah, hal ini banyak dipengaruhi kemampuan finansial sebagai orang muda yang masih studi atau belum bekerja. Respon warga atau penduduk Yogyakarta juga cukup rendah, karena tipikal orang Jogja yang bersahaja dan kurang gemar belanja. Padahal masyarakat dapat berpartisipasi sebagai tanggung jawab terhadap lingkungan adalah salah satunya dengan memberikan apresiasi yang tinggi terhadapproduk-produk hasil daur ulangsampah, disertai dengan aksi nyata membeli produk tersebut. Selengkapnya respon tersebut dapat dilihat dalam Gambar 5.

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  Duffel bag Backpack

  Sling bag Tote bag Handbag Clutch

  

Gambar 4. Contoh jenis-jenis desain produk tas yang ditawarkan

Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  70

  60

  50

  40

  30

  20

  10 Wisatawan Wisatawan lokal Mahasiswa Warga asing Yogyakarta

  Ketertarikan responden terhadap desain produk tas dari limbah ban dalam Gambar 5. berdasarkan kekhasan potensi pasar Yogyakarta

  Ada kecenderungan yang berbeda pada para responden bahwa produk tas yang dibuat dengat pemanfaatan limbah ban ini ternyata lebih disukai oleh laki-laki dari pada oleh perempuan. Hal ini berbeda dari kebiasaan umum bahwa yang lebih menyukai berbagai model tas untuk guna dan gaya adalah kaum perempuan. Dalam kajian semiotik dalam seni rupa, maka istilah limbah ban kendaraan memberikan citra sangar, maskulin, dan bersahaja. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa desain produk tas dari limbah ban ini kurang disukai oleh kaum hawa, dan sebaliknya cukup tinggi respon kaum adam yang menyukai desain produk tersebut. Tas dari bahan limbah ban dalam ini memberikan citra produk yang maskulin atau cenderung disukai oleh laki-laki sebesar 63%, dan perempuan 37%, seperti yang terdapat pada Gambar 6 di bawah ini.

  70

  60

  50

  40

  30

  20

10 Laki-laki Perempuan

  

Gambar 6. Ketertarikan responden terhadap desain produk tas dari limbah ban berdasarkan jenis

  kelamin

  Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  KESIMPULAN

  Bentuk dan sifat limbah ban dalam yang mirip bahan kulit yaitu lembaran tipis yang lentur, kuat, tahan air, awet, serta dapat dijahit dan dilem, sehingga dapat dikreasikan menjadi berbagai jenis tas yang dapat menarik minat konsumen untuk membelinya. Namun ternyata produk tas tersebut tidak terserap pasar dengan baik. Kendala ini terjadi karena kurangnya pengetahuan minat pasar, kondisi pasar, dan potensi pasar,.Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan penelitian/riset pasar. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis-jenis tas dari limbah ban yang diinginkan konsumen adalah sling bag 38%, backpack 23%, duffel bag 17%, tote bag 12%, waist

  

bag 5%, handbag 3%, dan cluth 2%. Konsumen yang tertarik produk ini adalah wisatawan asing

  63%, wisatawan lokal 22%, mahasiswa 8%, dan warga Yogyakarta 7%. Tas dari bahan limbah ban ini memberikan citra produk yang maskulin atau cenderung disukai oleh laki-laki 63%, dan wanita 37%. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan IKM tas limbah ban dalam berproduksi sehingga risiko produk tidak laku di pasaran dapat dihindari.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Penelitian ini dapat terlaksana berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih disampaikan kepada: Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Ir. Isananto Winursito, M.Eng, Ph.D, Kabid Saristand BBKB Ir. Endang Pristiwati, M.Si, Disperindag Kabupaten Sleman, Disperindag Kabupaten Bantul, Disperindag UKM DI Yogyakarta, IKM recycle limbah ban Yogyakarta, Artshop Greenhost Boutique Hotel Prawirotaman, Mirota Batik Malioboro, Grahatama Pustaka Yogyakarta, Mahasiswa Pendidikan Kriya UNY, Perpustakaan ISI Yogyakarta, Perpustakaan BBKKP, Perpustakaan BBKB, Wisatawan Malioboro, Mahasiswa dan warga Yogyakarta, serta pihak-pihak yang telah banyak membantu penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

  Anggana, R., D.(2013). Bakar ban bekas hentikan sekarang

  

juga http://www.banksampahmelatibersih.com/2013/03/bakar-ban-bekashentikan-sekarang-

juga.html#.Wbi3xdW0PIV, diakses 17 Juli 2017.

  Doman, D., Dennison, D., and Doman, M. (2002). Market research made easy(2nd ed.). Canada: International Self-Councel Press Ltd. Eskak, E. (2014). Pemanfaatan limbah ranting kayu manis (Cinnamomunburmanii) untuk penciptaan seni kerajinandengan teknik laminasi. Dinamika Kerajinan dan Batik, 31(2), 65-

  74. DOI: http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v31i2.1068.g924.

  Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017 Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta

  Fedep. (2016)

  Sapuupcycle ketika ban dalam menjelma produk kerajinan .

  http://fedep.salatigakota.go.id/2016/12/01/sapuupcycle-ketika-ban-dalam-menjelma-produk- kerajinan/, diakses

  3 Juli 2017. KBBI. (2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.web.id/tas, diakses 5 Juli 2017. Kristianingrum, S., Siswani, E. D., & Marwati, S. (2014). IbM bagi kelompok industri kecil

  kerajinan tas berbahan dasar limbah ban mobil dan motor bekas di Kabupaten Sleman (Laporan Akhir Ipteks Bagi Masyarakat, IbM).Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia.

  Michelin. (2015). Bagaimana ban dibuat? http://www.michelin.co.id/ID/in/help-and-support/tire- manufacturing.html, diakses 7 Juli 2017. Moran, L. & Masciangioli, T. (2010). Chemical laboratory safety and security a guide to prudent chemical management.

  Washington DC, USA: The National Academies Press. Parjo, K. (2015). Tipe dan jenis ban mobil. http://www.bisaotomotif.com/2015/11/tipe-dan-jenis- ban-mobil.html, diakses 7 Juli 2017.

  RI (Republik Indonesia). (2008). Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta, Indonesia. Sumarwan, U., Puspitawati, H., Hariadi, A. S., Ali, M. M., Gazali, M., Hartono, S., & Farina, T.

  (2013). Riset pemasaran dan konsumen (Seri 1). Bogor, Indonesia: IPB Pres Trivia. (2015). Mengenal jenis-jenis tas dan perbedaannya http://blog.qlapa.com/mengenal- berbagai-jenis-tas-dan-perbedaannya, diakses

  5 Juli 2017.

  Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Yogyakarta, 25 Oktober 2017

  Minat Konsumen Terhadap Desain Produk Tas dari Limbah Ban Dalam di Yogyakarta