Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu,
AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara paling lama 5 (lima) dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jalan Sisingamagaraja No. 59, Jakarta Selatan 12120 Telp: (021) 722-2989 Fax: (021) 724-5078
E-mai: iai-info@akuntan-iai.or.id
Cetakan Pertama Mei 2002
DAFTAR ISI
PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 1 Mei 2002.
Paragraf
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material
(immaterial items).
Jakarta, 1 Mei 2002
Ruang Lingkup
002-005
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah
006-034
Nur Indriantoro (alm) (1998-2000) Ketua Karakteristik 006-013 Istini T.Sidharta (2000-2002)
Ketua
Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana)
014-028
Rusdy Daryono
Anggota
Pengakuan keuntungan atau kerugian Mudharabah 014-028
Osman Sitorus Anggota
Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana)
029-034
Agung Nugroho Soedibyo
Anggota
Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah
035-051
Sudarwan Anggota Karakteristik 035-040 Ramzi A. Zuhdi
Anggota
Bank sebagai Mitra
041-051
Gunadi Anggota
Pengakuan dan Pengukuran Awal Pembiayaan
Anis Baridwan
Musyarakah 041-042 Ali Darwin Anggota
Anggota
Pengakuan Bagian Bank atas Pembiayaan
Jusuf M. Wibisana
Musyarakah 043-046 Jan Hoesada Anggota
Anggota
Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah
047-051
Siddharta Utama
Anggota
Pengakuan dan Pengukuran Murabahah 052-068
M. Kurniawan Anggota Karakteristik 052-060 Gudono Anggota
Bank sebagai Penjual
061-068
Pengakuan dan Pengukuran Salam dan
Salam Paralel
069-080
Karakteristik 069-073 Bank sebagai Pembeli
074-077
Bank sebagai Penjual
078-080
Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan Istishna Paralel
PENYAJIAN 152-182 Karakteristik 081-089 Neraca
081-104
153-161
Bank sebagai Produsen/Penjual
Laporan Laba Rugi
Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan
Laporan Arus Kas
Istishna Paralel 093-095 Laporan Perubahan Ekuitas
Penyelesaian Awal
096-097 Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat 165-171
Perubahan Pesanan dan Klaim Tambahan
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat,
Biaya Pemeliharaan dan Penjaminan Barang Pesanan
Infaq dan Shadaqah
173-177
Bank sebagai Pembeli
100-104
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan
Qardhul Hasan
178-182
Ijarah Muntahiyah Bittamlik
105-129
Karakteristik 105-107 PENGUNGKAPAN 183-200 Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik 108-126 Pengungkapan Umum
183-187
Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa
108-117
Pengungkapan untuk Setiap Komponen
Bank sebagai Penyewa 118-126 Laporan Keuangan
188-200
Penjualan dan Penyewaan Kembali
Neraca 188-195 Sewa dan Penyewaan Kembali
127-128
Laporan Laba Rugi
196-197
Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif 130-133 Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Pengakuan dan Pengukuran Wadiah
134-137
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan
Karakteristik 134-136 Shadaqah 199 Pengakuan dan Pengukuran Dana Wadiah 137-138 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Pengakuan dan Pengukuran Qardh
Qardhul Hasan 200 Karakteristik 139-141
139-143
Pengakuan dan Pengukuran Pinjaman Qardh 143-143 TANGGAL EFEKTIF
Pengakuan dan Pengukuran Sharf
144-146
Karakteristik 144 Pendapatan Sharf 145-146
Pengakuan dan Pengukuran Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan
147-151
Karakteristik 147-150 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 59
Imbalan dari Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan
AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH 5. Usaha bank banyak dipengaruhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang dapat berbeda dengan prinsip akuntansi yang Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf
berlaku umum. Laporan keuangan yang disajikan berdasarkan standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya dengan
Pernyataan ini tidak dimaksudkan untuk memenuhi peraturan paragraf penjelasan yang dicetak dengan huruf tegak (biasa).
perundang-undangan tersebut.
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material (immaterial items)
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PENDAHULUAN
Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah
Tujuan
Karakteristik
1. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan
6 . Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul
akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan)
maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi
transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah.
hasil menurut kesepakatan di muka.
Ruang Lingkup
7. Jika usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemililk dana, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian
2. Pernyataan ini diterapkan untuk bank umum syariah, bank
atau kesalahan oleh pengelola dana, seperti penyelewengan, kecurangan
perkreditan rakyat syariah, dan kantor cabang syariah bank
dan penyalahgunaan dana.
konvensional yang beroperasi di Indonesia.
8. Mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu mudharabah
3. Hal-hal umum yang tidak diatur dalam pernyataan ini
muthlaqah (investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah
mengacu pada pernyataan standar akuntansi keuangan yang lain dan
(investasi terikat).
atau prinsip akuntansi yang berlaku umum sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
9. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan
4. Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian
investasinya.
laporan keuangan sesuai permintaan khusus (statutory) pemerintah,
lembaga pengawas independen, dan bank sentral (Bank Indonesia).
10. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai 10. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai
14. Pengakuan pembiayaan mudharabah adalah sebagai
dapat diperintahkan untuk:
berikut:
(a) tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya;
(a) pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau
(b) tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan,
penyerahan aktiva non-kas kepada pengelola dana; dan
tanpa penjamin, atau tanpa jaminan; atau
(b) pembiayaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui
(c) mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri
pada setiap tahap pembayaran atau penyerahan.
tanpa melalui pihak ketiga.
15. Pengukuran pembiayaan mudharabah adalah sebagai
11. Bank dapat bertindak baik sebagai pemilik dana maupun
berikut:
pengelola dana. Apabila bank bertindak sebagai pemililk dana, maka
(a) pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah
dana yang disalurkan disebut pembiayaan mudharabah. Apabila bank
uang yang diberikan bank pada saat pembayaran;
sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima:
(b) pembiayaan mudharabah dalam bentuk aktiva non-kas:
(a) dalam mudharabah muqayyadah disajikan dalam laporan perubahan
(i) diukur sebesar nilai wajar aktiva non-kas pada saat
investasi terikat sebagai investasi terikat dari nasabah; atau
penyerahan; dan
(b) dalam mudharabah muthlaqah disajikan dalam neraca sebagai
(ii) selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas
investasi tidak terikat.
diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank, dan (c) beban yang terjadi sehubungan dengan mudhabarah tidak dapat
12. Pengembalian pembiayaan mudharabah dapat dilakukan
diakui sebagai pembiayaan mudharabah kecuali telah disepakati
bersamaan dengan distribusi bagi hasil atau pada saat diakhirinya
bersama.
mudharabah .
16. Setiap pembayaran kembali atas pembiayaan mudharabah
13. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada
oleh pengelola dana mengurangi pembiayaan mudharabah.
jaminan, namun agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan, pemilik dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati
17. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang
bersama dalam akad.
sebelum dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana,
Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana) maka rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank.
Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan Mudharabah
18. Apabila pembiayaan diberikan dalam bentuk non-kas maka
(b) rugi yang terjadi diakui dalam periode terjadinya rugi tersebut
kegiatan usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak barang
dan mengurangi saldo pembiayaan mudharabah.
tersebut diterima oleh pengelola dana dalam kondisi siap dipergunakan sesuai dengan ketentuan dalam akad.
24. Pengakuan laba atau rugi mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil dari pengelola dana yang
19. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang setelah
diterima oleh Bank.
dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana maka kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil.
25. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi
20. Apabila pembiayaan diberikan dalam bentuk non-kas dan pendapatan (revenue sharing). Bagi laba dihitung dari pendapatan barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah
setelah dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha maka
mudharabah. Sedangkan bagi pendapatan dihitung dari total kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah pembiayaan
pendapatan pengelolaan mudharabah.
namun diperhitungan pada saat pembagian bagi hasil.
Contoh:
21. Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain, ditunjukkan oleh:
Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil
(a) tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad; Penjualan 100 (b) Revenue Sharing tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim
Harga Pokok Penjualan
dan/atau yang telah ditentukan di dalam akad; atau
(c) hasil putusan dari badan arbitrase atau pengadilan.
Laba kotor
Biaya-biaya 25
22. Apabila mudhabarah berakhir sebelum jatuh tempo dan pembiayaan mudharabah belum dibayar oleh pengelola dana, maka
Laba rugi bersih
10 Profit Sharing
pembiayaan mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo.
26. Rugi pembiayaan mudharabah yang diakibatkan
Pengakuan Laba atau Rugi Mudharabah
penghentian mudharabah sebelum masa akad berakhir diakui
sebagai pengurang pembiayaan mudharabah.
23. Apabila pembiayaan mudharabah melewati satu periode
pelaporan:
27. Rugi pengelolahan yang timbul akibat kelalaian atau (a) laba pembiayaan mudharabah diakui dalam periode terjadinya kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana. hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati; dan
34. Apabila bank bertindak sebagai agen dalam menyalurkan
28. Bagian laba bank yang tidak dibayarkan oleh pengelola dana mudharabah muqayyadah atau investasi terikat tetapi bank dana pada saat mudharabah selesai atau dihentikan sebelum
menanggung risiko atas penyaluran dana tersebut (executing agent) masanya berakhir diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada
maka pelaporannya dilakukan dalam neraca sebesar porsi risiko yang pengelola dana.
ditanggung oleh bank.
Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana)
Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah
29. Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi
Karakteristik
tidak terikat pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, investasi tidak terikat diukur
35. Musyarakah adalah akad kerjasama di antara para pemilik
sebesar nilai tercatat.
modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan.
30. Bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.
36. Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang
31. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi
mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati pendapatan (revenue sharing) seperti pada paragraf 25.
secara bertahap atau sekaligus kepada bank.
32. Kerugian karena kesalahan atau kelalaian bank
37. Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas,
dibebankan kepada bank (pengelola dana).
setara kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti lisensi dan hak paten.
Bank sebagai Agen Investasi
33. Apabila bank bertindak sebagai agen dalam menyalurkan dana mudharabah muqayyadah dan bank tidak menanggung risiko
37. Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas,
(chanelling agent) maka pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca
setara kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti
tetapi dalam laporan perubahan dana investasi terikat. Sedangkan
lisensi dan hak paten.
dana yang diterima dan belum disalurkan diakui sebagai titipan.
38. Karena setiap mitra tidak dapat menjamin modal mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk 38. Karena setiap mitra tidak dapat menjamin modal mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk
42. Pengukuran pembiayaan musyarakah adalah sebagai
Beberapa hal yang menunjukkan adanya kesalahan yang disengaja
berikut:
ialah: pelanggaran terhadap akad antara lain penyalahgunaan dana
(a) pembiayaan musyarakah dalam bentuk:
pembiayaan, manipulasi biaya dan pendapatan operasional, pelaksanaan
(i) kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan; dan
yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Jika tidak terdapat
(ii) aktiva non-kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat
kesepakatan antara pihak yang bersengketa kesalahan yang disengaja
selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas,
harus dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan.
maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada saat penyerahan; dan
39. Laba musyarakah dibagi di antara para mitra, baik secara
(b) biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi
proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik berupa kas
kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan
maupun kas aktiva lainnya) atau sesuai nisbah yang disepakati oleh
musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra
semua mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara proporsional sesuai
musyarakah .
dengan modal yang disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva lainnya) Pengukuran Bagian Bank atas Pembiayaan Musyarakah setelah Akad
40. Musyarakah dapat bersifat musyarakah permanen maupun menurun. Dalam musyarakah permanen, bagian modal setiap mitra
43. Bagian bank atas pembiayaan musyarakah permanen
ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
dinilai sebesar nilai historis (jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar
Sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian modal bank akan
aktiva non-kas pada saat penyerahan modal musyarakah) setelah
dialihkan secara bertahap kepada mitra sehingga bagian modal bank
dikurangi dengan kerugian, apabila ada.
akan menurun dan pada akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik usaha tersebut.
44. Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai sebesar nilai historis sesudah dikurangin dengan bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh mitra (yaitu sebesar harga jual yang wajar) dan kerugian, apabila ada. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar bagian pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada
Bank sebagai Mitra
periode berjalan.
45. Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri
41. Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran dengan pengembalian seluruh atau sebagian bagian modal, maka tunai atau penyerahan aktiva non-kas kepada mitra musyarakah.
selisih antara nilai historis dan nilai pengembalian diakui sebagai laba atau rugi bank pada periode berjalan.
46. Pada saat akad diakhiri, pembiayaan musyarakah yang belum dikembalikan oleh mitra diakui sebagai piutang jatuh tempo
51. Apabila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian kepada mitra.
atau kesalahan mitra (pengelola usaha) musyarakah, maka rugi tersebut ditanggung oleh mitra pengelola usaha musyarakah. Rugi
Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah
karena kelalaian mitra musyarakah tersebut diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra pengelola usaha, kecuali jika mitra
47. Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank
mengganti kerugian tersebut dengan dana baru.
sesuai dengan nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyarakah. Sedangkan rugi pembiayaan musyarakah diakui secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal.
Pengakuan dan Pengukuran Murabahah
48. Apabila pembiayaan musyarakah permanen melewati satu
Karakteristik
periode pelaporan, maka: (a) laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi
52. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan
hasil yang disepakati; dan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
(b) rugi diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut dan
dan pembeli.
mengurangi pembiayaan musyarakah.
53. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa
49. Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati satu
pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan
periode pelaporan dan terdapat pengembalian sebagian atau seluruh
pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah.
pembiayaan, maka: (a) laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang
54. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat
disepekati; dan
atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya.
(b) rugi diakui dalam periode terjadinya secara proporsional sesuai
Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan
dengan kontribusi modal dengan mengurangi pembiayaan
pesanannya. Apabila aktiva murabahah yang telah dibeli bank (sebagai
musyarakah .
penjual) murabahah pesanan mengikat mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai tersebut
50. Pada saat akad diakhiri, laba yang belum diterima bank
menjadi beban penjual (bank) dan penjual (bank) akan mengurangi nilai
dari pembiayaan musyarakah yang masih performing diakui sebagai
akad.
piutang kepada mitra. Untuk pembiayaan musyarakah yang non- performing diakhiri maka laba yang belum diterima bank tidak diakui tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
55. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau nasabah lebih disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda sesuai cicilan. Selain itu, dalam murabahah juga diperkenankan adanya
dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari denda perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda.
diperuntukkan sebagai dana sosial (qardhul hasan).
56. Bank dapat memberikan potongan apabila nasabah:
Bank sebagai Penjual
(a) mempercepat pembayaran cicilan; atau (b) melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.
61. Pada saat perolehan, aktiva yang diperoleh dengan tujuan untuk dijual kembali dalam murabahah diakui sebagai aktiva
57. Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga beli
murabahah sebesar biaya perolehan.
sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat potongan dari pemasok maka potongan itu merupakan hak nasabah.
62. Pengukuran aktiva murabahah setelah perolehan adalah
Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian
sebagai berikut:
potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam
(a) aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat:
akad.
(i) dinilai sebesar biaya perolehan; dan (ii) jika terjadi penurunan nilai aktiva karena usang, rusak
58. Bank dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas
atau kondisi lainnya, penurunan nilai tersebut diakui
piutang murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang telah dibeli
sebagai beban dan mengurangi nilai aktiva:
dari bank.
(b) apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat terdapat indikasi kuat pembeli batal
59. Bank dapat meminta kepada nasabah urbun sebagai uang
melakukan transaksi, maka aktiva murabahah:
muka pembelian pada saat akad apabila kedua belah pihak bersepakat.
(i) dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang
Urbun menjadi bagian pelunasan piutang murabahah apabila
dapat direalisasi;mana yang lebih rendah; dan
murabahah jadi dilaksanakan. Tetapi apabila akad murabahah batal,
(ii) jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari
urbun dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan kerugian
biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
sesuai dengan kesepakatan. Jika uang muka itu lebih kecil dari kerugian bank maka bank dapat meminta tambahan dari nasabah.
63. Potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai
pengurangan biaya perolehan aktiva murabahah.
60. Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan yang diperjanjikan, bank berhak mengenakan denda
64. Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui
kecuali jika dapat dibuktikan bahwa nasabah tidak mempu melunasi.
sebesar biaya perolehan aktiva murabahah ditambah keuntungan
Denda diterapkan bagi nasabah mampu yang menunda pembayaran.
yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang
Denda tersebut didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat Denda tersebut didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat
Pengakuan dan Pengukuran Salam dan Salam Paralel
65. Keuntungan murabahah diakui: (a) pada periode terjadinya, apabila akad berakhir pada periode
Karakteristik
laporan keuangan yang sama; atau (b) selama periode akad secara proporsional, apabila akad
69. Salam merupakan akad jual beli muslam fiih (barang
melampaui satu periode laporan keuangan.
pesanan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang
66. Potongan pelunasan diri diakui dengan menggunakan
pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
salah satu metode berikut: (a) jika potongan pelunasan diberikan pada saat penyelesaian, bank
70. Bank dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual
mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah;
dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual
atau
kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang
(b) jika potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, bank
pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel.
terlebih dahulu menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank membayar potongan pelunasan kepada
71. Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:
nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah.
(a) akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama
antara bank dan pembeli akhir; dan
67. Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan
(b) akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
kewajibannya sesuai dengan akad. Pada saat diterima, denda diakui sebagai bagian dana sosial.
72. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan
68. Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka) adalah
tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal bank
sebagai berikut:
bertindak sebagai pembeli, bank syariah dapat meminta jaminan kepada
(a) urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang
nasabah untuk menghindari risiko yang merugikan bank.
diterima bank pada saat diterima; (b) pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah maka urbun diakui sebagai pembayaran piutang; dan (c) jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urbun dikembalikan
73. Barang pesanan harus diketahui karakateristiknya secara
kepada nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang
umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya.
telah dikeluarkan bank.
Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati
(i) jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat
atau cacat maka penjual harus bertanggungjawab atas kelalaiannya.
piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad; (ii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya,
Bank sebagai Pembeli maka piutang salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh nasabah sebesar bagian yang tidak dapat
74. Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam
dipenuhi;
dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. (iii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan bank mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil
75. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aktiva non-kas. penjual jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang
salam , maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aktiva non-
dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui sebagai kas diukur sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati antara bank dan
piutang kepada nasabah yang telah jatuh tempo.
nasabah). Sebaliknya, jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya
76. Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai
menjadi hak nasabah; dan
berikut: (iv) bank dapat mengenakan denda kepada nasabah, denda (a) jika barang pesanan sesuai dengan akad dinilai sesuai nilai yang
hanya boleh dikenakan kepada nasabah yang mampu disepakati;
menunaikan kewajibannya, tetapi tidak memenuhinya (b) jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
dengan sengaja. Hal ini tidak berlaku bagi nasabah yang (i) barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai
tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force akad, jika nilai pasar (nilai wajar jika nilai pasar tidak
majeur .
tersedia) dari barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum
77. Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai dalam akad;
persediaan. Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan (ii) barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar
yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah (nilai wajar jika nilai pasar tidak tersedia) pada saat
biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian, jika nilai
bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka pasar dari barang pesanan lebih rendah dari nilai barang
selisihnya diakui sebagai kerugian. .
pesanan yang tercantum dalam akad; (c) jika bank tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan
Bank sebagai Penjual
pada tanggal jatuh tempo pengiriman, maka:
78. Hutang saham diakui pada saat bank menerima modal
Barang pesanan harus sesuai dengan karakteritiknya yang telah
usaha salam sebesar modal usaha salam yang diterima.
disepakati antara pembeli dan produsen/penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat maka produsen/penjual harus
79. Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan
bertanggungjawab atas kelalaiannya.
aktiva non-kas. Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diterima, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk
84. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam
aktiva non-kas diukur sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati
suatu transaksi istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian
antara bank dan nasabah).
memesan kepada pihak lain (sub-kontraktor) untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istishna paralel.
80. Apabila bank melakukan transaksi salam paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh nasabah dan biaya perolehan
85. Istishna paralel dapat dilakukan dengan syarat:
barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat
(a) akad kedua antara bank dan sub-kontraktor terpisah dari akad
pengiriman barang pesanan oleh bank ke nasabah.
pertama antara bank dan pembeli akhir; dan (b) akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan Istishna Paralel
86. Pada dasarnya istishna tidak dapat dibatalkan, kecuali
Karakteristik
memenuhi kondisi: (c) kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; atau
81. Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli) (d) akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat dan as-shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual). menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad. Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang
87. Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari disyaratkan dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara
produsen/penjual atas:
pembayaran dapat berupa pembayaran di muka, cicilan, atau
(a) jumlah yang telah dibayarkan; dan
ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. (b) penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat
waktu.
88. Produsen/penjual mempunyai hak untuk mendapatkan pembeli dan produsen/penjual di awal akad. Ketentuan harga barang
82. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh
jaminan bahwa harga yang disepakati akan dibayar tepat waktu. pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.
89. Perpindahan kepemilikan barang pesanan dari
83. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara produsen/penjual ke pembeli dilakukan pada saat penyerahan sebesar umum yang meliputi: jenis, sfesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya.
jumlah yang disepakati.
(b) biaya istishna pararel diakui sebagai aktiva istishna dalam Bank sebagai Produsen/Penjual
penyelesaianpada saat diterimanya tagihan dari sub-kontraktor sebesar jumlah tagihan
90. Pengakuan dan pengukuran biaya istishna adalah sebagai berikut:
92. Tagihan setiap termin dari bank kepada pembeli akhir (a) biaya istishna terdiri dari:
diakui sebagai piutang istishna dan sebagai termin istishna (istishna (i) biaya langsung, terutama biaya untuk menghasilkan
billin g) pada pos lawannya.
barang pesanan; dan (ii) biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad (termasuk biaya pra-akad) yang dialokasikan secara
Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Istishna Pararel
obyektif; (b) beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset
93. Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dan pengembangan tidak termasuk dalam biaya istishna;
dalam akad antara bank dan pembeli akhir, termasuk margin (c) Biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan
keuntungan. Margin keuntungan adalah selisih antara pendapatan diperhitungkan sebagai biaya istishna jika akad ditandatangani,
istishna dan harga pokok istishna. Pendapatan istishna diakui tetapi jika akad tiak ditandatangani, maka biaya tersebut di
dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau metode bebankan pada periode berjalan; dan
akad selesai.
(d) Biaya istishna yang terjadi selama periode laporan keuangan, diakui sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat
94. Jika metode persentase penyelesaian digunakan, maka: terjadinya.
(a) bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam periode tersebut diakui sebagai pendapatan
91. Pengakuan dan pengukuran biaya istishna pararel adalah
istishna pada periode yang bersangkutan;
sebagai berikut: (b) bagian margin keuntungan istishna yang diakui selama periode (a) biaya istishna pararel terdiri dari:
pelaporan ditambahkan kepada aktiva istishna dalam (i) biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan sub-
penyelesaian; dan
kontraktor kepada bank; (c) pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya (ii) biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad
istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut. (termasuk biaya pra-akad) yang dialokasikan secara obyektif;
95. Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya dan
untuk penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional pada (iii) semua biaya akibat sub-kontraktor tidak dapat
akhir periode laporan keuangan, maka digunakan metode akad memenuhi kewajibannya, jika ada; dan
selesai dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) tidak ada pendapatan istishna yang diakui sampai dengan (b) Jika kondisi pengenaan klaim tambahan yang dipersyaratkan pekerjaab tersebut selesai;
dipenuhi, maka jumlah biaya tambahan yang diakibatkan oleh (b) tidak ada harga pokok istishna yang diakui sampai dengan
setiap klaim akan menambah biaya istishna, sehingga pendapatan pekerjaab tersebut selesai;
istishna akan berkurang sebesar jumlah penambahan biaya (c) tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna dalam
akibat klaim tambahan;
penyelesaian sampai dengan pekerjaan tersebut selesai; dan (c) Perlakuan akuntansi (a) dan (b) juga berlaku pada istishna (d) pengakuan pendapatan istishna, harga pokok istishna, dan
pararel, akan tetapi biaya perubahan pesanan dan klaim keuntungan dilakukan hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan.
tambahan ditentukan oleh subkontraktor dan disetujui bank berdasarkan akad istishna pararel.
Penyelesaian Awal
96. Jika pembeli akhir melakukan pembayaran sebelum
Biaya Pemeliharaan dan Penjainan Barang Pesanan
tanggal jatuh tempo dan bank memberikan potongan, maka bank menghapus sebagian keuntungannya sebagai akibat penyelesaian
99. Beban pemeliharaan dan penjaminan barang pesanan awal tersebut.
diakui pada saat terjadinya dan diperhitungkan dengan pendapatan istishna .
97. Penghapusan sebagian keuntungan akibat penyelesaian awal piutang istishna dapat diperlakukan sebagai: (a) potongan secara langsung dan dikurangkan dari piutang istishna
Bank sebagai Pembeli
pada saat pembayaran; atau (b) penggantian (reimbursed) kepada pembeli sebesar jumlah
100. Bank mengakui aktiva istishna dalam penyelesaian keuntungan yang dihapuskan tersebut setelah menerima
sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus pembayaran piutang istishna secara keseluruhan.
mengakui hutang istishna kepada penjual.
Perubahan Pesanan dan Klaim Tambahan 101. Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank,
99. Pengukuran perubahan pesanan dan klaim tambahan maka kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek adalah sebagai berikut:
yang telah diserahkan penjual. Apabila kerugian tersebut melebihi (a) nilai dan biaya akibat perubahan pesanan yang disepakati oleh
garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai bank dan pembeli akhir ditambahkan kepada pendapatan istishna
piutang jatuh tempo kepada sub-kontraktor.
dan biaya istishna;
102. Jika bank menolak menerima barang pesanan karena
(b) penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sebanding
tidak sesuai dengan spesfikasi dan tidak dapat memperoleh kembali
dengan sisa cicilan sewa;
seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada sub-kontraktor,
(c) penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang
maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang
disepakati pada awal akad; dan
jatuh tempo kepada sub-kontraktor.
(d) penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati
dalam akad.
103. Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan
107. Pemilik obyek sewa dapat meminta penyewa menyerahkan
niali yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan.
jaminan atas ijarah untuk menghindari risiko kerugian. Jumlah, ukuran
Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
dan jenis obyek sewa harus jelas diketahui dan tercantum dalam akad.
104. Dalam istishna pararel, jika pembeli akhhir menolak
Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang
Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa
lebih rendah antara niali wajar dan harga pokok istishna. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
108. Obyek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan obyek sewa dan disusutkan sesuai dengan: Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan Ijarah Muntahiyah
(a) kebijakan penyusutan pemilik obyek sewa untuk aktiva sejenis Bittamlik
jika merupakan transaksi ijarah; dan (b) masa sewa jika merupakan transaksi ijarah muntahiyah Karakteristik
bittamlik .
105. Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur
109. Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik
(obyek sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas
diakui selama masa akad secara proporsional kecuali pendapatan
obyek sewa yang disewakannya. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah
ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan secara bertahap
akad sewa-menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk
maka besar pendapatan setiap periode akan menurun secara
mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya dengan opsi
progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per
perpindahan hak milik obyek sewa pada saat tertentu sesuai dengan
bagian obyek sewa pada setiap periode tersebut.
akad sewa. 106. Perpindahan hak milik obyek sewa kepada penyewa dalam
110. Piutang pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah
ijrah muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan:
bittamlik diukur sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan pada
(a) hibah;
akhir periode pelaporan.
keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut sebesar selisih 111. Jika biaya akad menjadi beban pemilik obyek sewa maka
antara harga jual dan nilai buku bersih obyek sewa. biaya tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan ijarah atau ijarah muntahiyah bittamlik selama masa
115. Pengakuan pelepasan obyek sewa dalam ijarah akad.
muntahiyah bittamlik melalui pembayaran sekadarnya adalah sebagai berikut:
112. Pengakuan biaya perbaikan obyek sewa adalah sebagai (a) perpindahan hak milik obyek sewa diakui jika seluruh berikut:
pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli obyek (a) biaya perbaikan tidak rutin obyek sewa diakui pada saat
sewa dari pemilik obyek sewa;
terjadinya; (b) obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa pada saat (b) jika penyewa melakukan perbaikan rutin obyek sewa dengan
terjadinya perpindahan hak milik obyek sewa;
persetujuan pemilik obyek sewa maka biaya tersebut dibebankan (c) jika penyewa berjanji untuk membeli obyek sewa tetapi kemudian kepada pemilik obyek sewa dan diakui sebagai beban pada periode
memutuskan untuk tidak melakukannya dan nilai wajar obyek terjadinya perbaikan tersebut; dan
sewa ternyata lebih rendah dari nilai bukunya, maka selisihnya (c) dalam ijarah muntahiyaj bittamlik melalui penjualan secara
diakui sebagai piutang pemilik obyek sewa kepada penyewa; dan bertahap biaya perbaikan obyek sewa yang dimaksud dalam huruf
(d) jika penyewa tidak berjanji untuk membeli obyek sewa dan (a) dan (b) ditanggung pemilik obyek sewa maupun penyewa
memutuskan untuk tidak melakukannya, maka obyek sewa dinilai sebanding dengan bagian kepemilikan masing-masing di dalam
sebesar nilai wajar atau nilai buku, mana yang lebih rendah. Jika obyek sewa.
nilai wajar obyek sewa tersebut lebih rendah dari nilai buku, maka selisihnya diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
113. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui hibah diakui pada saat seluruh
116. Pengakuan pelepasan obyek sewa dalam ijarah pembayaran sewa telah diselesaikan dan obyek sewa yang telah
muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek sewa secara bertahap diserahkan kepada penyewa. Obyek sewa dikeluarkan dari aktiva
adalah sebagai berikut:
pemilik obyek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak milik obyek (a) perpindahan hak milik sebagian obyek sewa diakui jika seluruh sewa.
pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli sebagian obyek sewa dari pemilik obyek sewa;
114. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah (b) nilai buku bagian obyek sewa yang telah dijual dikeluarkan dari muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek sewa dengan harga
aktiva pemilik obyek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui pada
milik bagian obyek sewa;
saat penyewa membeli obyek sewa. Pemilik obyek sewa mengakui
(c) pemilik obyek sewa mengakui keuntungan atau kerugian sebesar 121. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah selisih antara harga jual dan nilai buku atas bagian obyek sewa
muntahiyah bittamlik melalui hibah diakui pada saat seluruh yang telah dijual; dan
pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan obyek sewa telah (d) jika penyewa tidak melakukan pembelian atas obyek sewa yang
diterima penyewa. Obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva tersisa maka perlakuan akuntasinya sesuai dengan paragraf 115
penyewa sebesar nilai wajar pada saat terjadinya. Penerimaan obyek huruf (c) dan (d).
sewa tersebut disisi lain akan menambah: (a) saldo laba jika sumber pendanaan berasal dari modal bank;
117. Dalam ijarah muntahiyah bittamlik jika obyek sewa (b) dana investasi tidak terikat, jika sumber pendanaan berasal dari mengalami penurunan nilai permanen sebelum perpindahan hak
simpanan pihak ketiga; atau
milik kepada penyewa dan penurunan nilai tersebut timbul bukan (c) saldo laba dan dana investasi tidak terikat secara proposional, jika akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya, serta jumlah cicilan
sumber pendanaan berasal dari modal bank dan simpanan pihak ijarah yang sudah dibayar melebihi nilai sewa yang wajar, maka
ketiga.
selisih antara keduanya (jumlah yang sudah dibayar penyewa untuk tujuan pembelian aktiva tersebut dan nilai sewa wajarnya) diakui
122. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah sebagai kewajiban kepada penyewa dan dibebankan sebagai kerugian
muntahiyah bittamlik melalui pembelian obyek sewa dengan harga pada periode terjadinya penurunan nilai.
sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui pada saat penyewa membeli obyek sewa. Penyewa mengakui obyek sewa
Bank sebagai Penyewa
yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar kas yang dibayarkan.
118. Beban ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik diakui secara proporsional selama masa akad.
123. Pengakuan penerimaan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui pembayaran sekadarnya adalah 119. Jika biaya akad menjadi beban penyewa maka biaya
sebagai berikut:
tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi beban ijarah (a) perpindahan hak milik obyek sewa diakui jika seluruh atau ijarah muntahiyah bittamlik selama masa akad.
pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan penyewa membeli obyek sewa dari pemilik obyek sewa; dan
120. Jika biaya pemeliharaan rutin dan operasi obyek sewa (b) obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar berdasarkan akad menjadi beban penyewa maka biaya tersebut diakui
kas yang dibayarkan.
sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya pemeliharaan rutin dan operasi dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek
124. Pengakuan penerimaan obyek sewa dalam ijarah sewa secara bertahap akan meningkat secara progresif sejalan
muntahiyah bittamlik melalui pembelian obyek sewa secara bertahap dengan peningkatan kepemilikan obyek sewa.
adalah sebagai berikut:
(a) perpindahan hak milik sebagian obyek sewa diakui jika seluruh (b) keuntungan atau kerugian penjualan aktiva dialokasikan sebagai pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan penyewa
penyesuaian terhadap beban ijarah selama masa akad jika membeli sebagian obyek sewa dari pemilik obyek sewa dari
peyewaan kembali dilakukan secara ijarah muntahiyah pemilik obyek sewa; dan
bittamlik .
(b) bagian obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar biaya perolehannya.
Sewa dan Penyewaan Kembali
125. Obyek sewa yang telah dibeli oleh penyewa disusutkan 129. Jika bank menyewakan kepada nasabah aktiva yang sesuai dengan kebijakan penyusutan penyewa.
sebelumnya disewa oleh bank dari pihak ketiga, maka perlakuan akuntansi bank sebagai pemilik obyek sewa dan penyewa diterapkan.
126. Jika obyek sewa mengalami penurunan nilai permanen sebelum perpindahan hak milik kepada penyewa dan penurunan nilai
Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif
tersebut timbul bukan akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya, serta jumlah cicilan sewa yang sudah dibayar melebihi nilai sewa
130. Penyisihan kerugian aktiva produktif dan piutang yang yang wajar, maka selisih antara keduanya (jumlah yang sudah
timbul dari transaksi aktiva produktif dibentuk sebesar estimasi dibayar penyewa untuk tujuan pembelian aktiva tersebut dan nilai
kerugian aktiva produktif dan piutang yang tidak dapat ditagih sesuai sewa wajarnya) diakui sebagai piutang jatuh tempo penyewa kepada
dengan denominasi mata uang aktiva produktif dan piutang yang pemilik sewa dan mengoreksi beban ijarah muntahiyah bittamlik.
diberikan.
Penjualan dan Penyewaan Kembali
131. Aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta asing yang ditujukan untuk menghasilkan
127. Jika nasabah menjual aktiva kepada bank dan
pendapatan antara lain dalam bentuk pembiayaan mudharabah,
menyewanya kembali, maka perlakuan akuntansi bank sebagai
pembiayaan musyarakah, murabahah, salam paralel, dan istishna
pemilik obyek sewa diterapkan.
paralel .
128. Jika bank menjual aktiva kepada nasabah dan 132. Pendapatan aktiva produktif yang non-performing diakui menyewanya kembali, maka perlakuan akuntansi bank sebagai
pada saat pendapatan tersebut diterima.
penyewa diterapkan sebagai berikut: (a) keuntungan atau kerugian penjualan aktiva diakui bank pada
133. Pada saat aktiva produktif diklasifikasikan sebagai non- saat terjadinya transaksi penjualan jika penyewaan kembali
performing , pendapatan yang telah diakui tetapi belum diterima dilakukan secara ijarah; dan
harus dibatalkan.
Pengakuan dan Pengukuran Wadiah 138. Pengakuan bonus dalam transaksi wadiah adalah sebagai berikut:
Karakteristik (a) pemberian bonus kepada nasabah diakui sebagai beban pada saat
terjadinya;
134. Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan
(b) penerimaan bonus dari penempatan dana pada bank syariah lain
dikembalikan setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan
diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima; dan
menghendaki. Bank bertanggung jawab atas pengembalian titipan.
(c) penerimaan bonus dari penenmpatan dana syariah pada bank sentral diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima; dan
135. Wadiah dibagi atas wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad-
(d) penerimaan bonus dari penempatan dana pada bank non-syariah
amanah. Wadiah yad-dahamanah adalah titipan yang selama belum
diakui sebagai pendapatan dana qardhul hasan pada saat kas
dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan.
diterima.
Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoeh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan. Sedangkan dalam prinsip
Pengakuan dan Pengukuran Qardh
wadiah yad-amanah , penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip.
Karakteristik
136. Penerima titipan dalam transaksi wadiah dapat: 139. Pinjaman qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang (a) meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut; dan
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau (b) memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan
kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang barang/uang titipan (wadiah yad-dhamanah) namun tidak boleh
mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu diperjanjikan sebelumnya dan besarnya tergantung pada kebijakan
tertentu. Pihak yang meminjamkan dapat menerima imbalan namun penerima titipan.
tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan di dalam perjanjian.
140. Bank syariah disamping memberikan pinjaman qardh, juga
Pengakuan dan Pengukuran Dana Wadiah
dapat menyalurkan pinjaman dalam bentuk qardhul hasan. Qardhul hasan adalah pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam
137. Dana wadiah diakui sebesar jumlah dana yang dititipkan
untuk menggunakan data tersebut selama jangka waktu tertentu dan
pada saat terjadinya transaksi. Penerimaan yang diperoleh atas
mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang
pengelolaan dana titipan diakui sebgaai pendapatan bank dan bukan
disepakati. Jika peminjam mengalami kerugian bukan karena
merupakan unsur keuntungan yang harus dibagikan.
kelalaiannya maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah pinjaman. Pelaporan qardhul hasan disajikan tersendiri dalam laporan kelalaiannya maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah pinjaman. Pelaporan qardhul hasan disajikan tersendiri dalam laporan
Pendapatan Sharf
bukan aset bank yang bersangkutan.
145. Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak dan
141. Sumber dana qardhul hasan berasal dari eksternal dan
kurs tunai (mark to market) pada tanggal penyerahan valuta diakui
internal. Sumber dana eksternal meliputi dana qardh yang diterima
sebagai keuntungan/kerugian pada saat penyerahan/penerimaan