PCD Lanjut Pertemuan 1 Pengujian Kualitas Citra
PCD Lanjut – Pertemuan 1 Pengujian Kualitas Citra P r a j a n t o W a h y u A d i
- 6285 641 73 00 22
PCD Lanjut
Kontrak Kuliah
- Nilai
- – Tugas : 50%
- – UTS : 20%
- – UAS : 30%
- Kehadiran minimal 75%
- Toleransi ke terlambat an hadir 30 menit
- Mhs wajib mengikuti perkembangan informasi pada setiap perkuliahan
- Wajib mengikuti Responsi dan Presentasi Tugas Besar • Jika ditemukan indikasi plagiarisme/penjiplakan, dalam tugas atau ujian, akan diberi sanksi nilai PCD Lanjut
‘ E ’
Kontrak Kuliah
- Etika Berkomunikasi:
- – Jam Kerja Dosen: Senin – Jum’at (07.00 –
16.00)
- – Gunakan SMS atau Grup Whatsapp – Sertakan NIM, Nama, Kelompok kelas
- – Gunakan bahasa yang sopan dan baku
PCD Lanjut
2 Gray-Level Co- occurrence Matrix (GLCM)
3 Principal Component Analysis (PCA)
5 K-Nearest Neighbor (KNN)
- Presentasi Tugas Besar*
6 Jaringan Syaraf Tiruan (JST) 7 *Responsi*
# Pokok Bahasan
8 Modulus Function (MF) pada domain Integer Wavelet Transform (IWT)
9 Chinese Remainder Theorem (CRT) pada domain IWT
10
11 Kompresi Lossy
12
13 Kompresi Loseless
14
Ujian Akhir Semester
PCD Lanjut Rencana Kegiatan Perkuliahan Semester # Pokok Bahasan
Mengapa Belajar PCD Lanjut?
- PCD merupakan bidang yang kajian yang terus berkembang secara pesat
- Banyak permasalahan yang terkait dengan bidang PCD
- Perlunya mengembangkan kemampuan dasar PCD untuk menyelesaikan masalah
PCD Lanjut
Mengapa Belajar PCD Lanjut?
- PCD Lanjut mempelajari topik yang sedang berkembang saat ini:
- – Pengukuran kualitas citra
- – Ekstraksi fitur Citra – Segmentasi dan Klasifikasi Citra – Watermarking Citra – Kompresi citra
PCD Lanjut
Kemampuan yang Harus Dikuasai
Sebelumnya
- Dasar Pengolahan Citra Digital • Aritmatika Modulo • MATLAB
PCD Lanjut
- MSE dan PSNR
1
- Mean, Standard Deviasi, dan Kovarian
2
- Structural Similarity (SSIM)
3
- Normalized Correlation (NC)
4
- Bit Error Rate (BER)
5
PCD Lanjut Content
- 6285 641 73 00 22
PCD Lanjut
M i N j I j i j i
I MxN MSE 1 1 2 ) , ( ) , (
1
- Dimana: – M dan N adalah ukuran panjang dan lebar citra.
- – I = intensitas citra asli / acuan / referensi
- – I’ = intensitas citra yang akan diuji / diamati
PCD Lanjut MSE dan PSNR Mean Squared Error (MSE)
MSE dan PSNR
Contoh:
- Diketahui sebuah citra 3-bit A(x,y) yang berukuran 3x3. Setelah terkena noise Gaussian, citra berubah menjadi citra g(x,y), kemudian citra ini difilter menggunakan filterB dan filterC menghasilkan citra B(x,y) dan C(x,y).
A(x,y) g(x,y) B(x,y) C(x,y)
5 3 3 7 3 4 4 3 2 4 1 2 4 2 1 4 7 1 4 3 1 3 3 2 6 3 0 6 3 7 5 1 1 5 1 0
Filter mana yang terbaik?
PCD Lanjut
MSE dan PSNR
MSE citra B:
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ( 5 4 ) (
3 3 ) (
3 2 ) (
4 4 ) (
2 3 ) (
1 1 ) (
6 5 ) (
3 1 ) ( 1 )
3 x
3
1
MSE citra C:
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ( 5 4 ) (
3 1 ) (
3 2 ) (
4 3 ) (
2 3 ) (
1 2 ) (
6 5 ) (
3 1 ) ( )
3 x
3 1 , 56
Karena MSE citra B lebih kecil , maka filter B lebih baik
PCD Lanjut
MSE dan PSNR
- Peak Signal to Noise Ration (PSNR) adalah rasio antara nilai maksimum dari sebuah sinyal (citra) dan nilai noise yang mempengaruhi ketepatan (fidelity) sinyal tersebut.
- Sebuah sinyal mempunyai rentang nilai yang luas
- PSNR dinyatakan dalam satuan logarithmic desdecible (dB)
- PSNR banyak digunakan dalam pengukuran citra yang mengalami proses PCD Lanjut
rekonstruksi. Umumnya pada kasus
- PSNR paling mudah didefinisikan dari MSE:
PSNR didefinisikan sebagai:
M i N j I j i j i
I MxN MSE 1 1 2 ) , ( ' ) , (
1
MSE MAX MSE MAX PSNR
I I log
20 log
10 2
PCD Lanjut MSE dan PSNR
MSE dan PSNR
Contoh:
- Diketahui sebuah citra 3-bit A(x,y) yang berukuran 3x3. Setelah terkena noise Gaussian, citra berubah menjadi citra g(x,y), kemudian citra ini difilter menggunakan filterB dan filterC menghasilkan citra B(x,y) dan C(x,y).
A(x,y) g(x,y) B(x,y) C(x,y)
5 3 3 7 3 4 4 3 2 4 1 2 4 2 1 4 7 1 4 3 1 3 3 2 6 3 0 6 3 7 5 1 1 5 1 0
Filter mana yang terbaik?
PCD Lanjut
PSNR citra B: PSNR citra C: Karena PSNR Citra B lebih besar , maka filter B lebih baik
97 ,
C C PSNR MSE
1 2
7 log 10 56 ,
1
14 56 ,
B B PSNR MSE
902 ,
1 2
10
7 log
1
16
PCD Lanjut MSE dan PSNR
- 6285 641 73 00 22
PCD Lanjut
- Analisis citra diperlukan untuk mengetahui
informasi penting dari sebuah citra
- Informasi tersebut dapat berupa: statistik citra, analisis wilayah (region analysis), dan analisis tekstur.
PCD Lanjut Analisis Citra
- Analisis statistik merupakan salah satu jenis analisis citra yang digunakan untuk mengetahui data statistik citra, diantaranya berupa:
- – Mean (nilai rata-rata) citra
- – Standar deviasi (simpangan baku) citra
- – Covariance (kovarian) citra
PCD Lanjut Analisis Statistik Citra
Analisis Statistik Citra
- Hasil dari analisis statistik citra dapat digunakan untuk menentukan langkah berikutnya dalam pengolahan citra, antara lain:
- – Klasifikasi citra dengan menggunakan nilai statistik seperti: standar deviasi, kurtosis, dan skewness sebagai fitur citra
- – Deteksi watermark citra melalui perbandingan correlation coefficient terhadap nilai threshold (ambang batas) melalui alat uji
- – Pengujian kualitas citra
Structural Similarity ( SSIM ), yang memiliki kemampuan lebih baik dibanding MSE dan PSNR PCD Lanjut
- Nilai
rata-rata dari seluruh piksel citra
(elemen matriks) dimana A (i,j) adalah nilai piksel citra A pada baris i dan kolom j, M dan N adalah ukuran baris dan kolom citra
PCD Lanjut Mean (Nilai Rata-rata) Citra
- Contoh:
Diketahui citra 3-bit sebagai berikut: hitunglah Mean dari citra tersebut!
6
4
4
2
PCD Lanjut Mean (Nilai Rata-rata) Citra
Mean (Nilai Rata-rata) Citra
- Contoh:
6
4
4
2
2
2
16
4
4
PCD Lanjut
Variance Citra
- • Variance adalah kuadrat dari simpangan
baku (standard deviasi) yang merupakan ukuran tingkat variasi atau persebaran data
- Pada citra, variance digunakan untuk mengukur tingkat variasi dari nilai-nilai
piksel pada sebuah citra
Dimana adalah Mean citra
PCD Lanjut
- Contoh:
Diketahui citra 3-bit sebagai berikut: hitunglah Variance dari citra tersebut!
6
4
4
2
PCD Lanjut Variance Citra
Variance Citra
- Contoh: 2 2 2 2 2 (
- • Covariance adalah ukuran variabilitas
- Covariance dari 2 buah citra didefinisikan sbb: dimana dan adalah Mean dari citra A dan B
- Contoh:
- Contoh:
- Contoh:
- 6285 641 73 00 22
- SSIM digunakan untuk kemiripan antara 2 buah citra
- SSIM ditemukan oleh Zhou Wang, Al Bovik,
- SSIM dipublikasikan dalam
- SSIM didesain untuk menggantikan MSE PCD Lanjut
- SSIM mengkombinasikan nilai Luminance (l),
- Bentuk sederhana dari SSIM citra A terhadap
- &n
- SSIM citra A terhadap B:
- Contoh:
- Contoh:
- Contoh:
- Contoh:
- Nilai SSIM berada pada rentang -1 hingga
- Semakin tinggi nilai SSIM, maka semakin tinggi tingkat kemiripan dari 2 buah citra
- Pada kasus pengujian kualitas citra rekonstruksi terhadap citra asli/acuan, nilai
- 6285 641 73 00 22
- NC digunakan untuk mengukur hubungan antara dua citra (umumnya citra biner) yang banyak digunakan dalam bidang watermarking citra
- Contoh:
- Contoh:
- 6285 641 73 00 22
- BER digunakan untuk mengitung jumlah bit yang tidak sesuai (error) antara dua citra biner yang banyak digunakan dalam bidang watermarking citra
- Contoh:
- Contoh:
6 4 ) (
4 4 ) (
4 4 ) (
2 4 ) (
2 2 )
1 2 2 2 2 2 ( 2 )
4
1
4
4
3
8 3 2 , 667
PCD Lanjut
Covariance
gabungan dari dua buah variabel
PCD Lanjut
Covariance
Diketahui dua buah citra 3-bit sebagai berikut:
6
4
3
4 A = B =
4
2
2
3 hitunglah Covariance dari 2 citra tersebut!
PCD Lanjut
Covariance
Menghitung Mean citra A dan B:
6
4
3
4 A = B =
4
2
2
3
3
4
2
3 4
A B
2
2 12
4
3 PCD Lanjut
1 ) 2 ( 1 )
AB
3 ) 3 ( 4 6 (
3 ) 4 ( 4 ) 4 (
)
3 ) 2 ( 4 4 (
3 ) 3 ( 4 ) 2 (
2 2 ( )
4 ) ) 2 ( 1 (
Menghitung Covariance citra A dan B:
1
3
3 A = B =
2
4
3
2
4
4
6
PCD Lanjut Covariance
PCD Lanjut
Structural Similarity (SSIM)
Hamid Sheikh, dan Eero Simoncelli pada tahun 2004
IEEE Transactions on Image Processing pada
April 2004 dalam paper yang berjudul “Image quality assessment: From error
visibility to structural similarity”
dan PSNR
contrast (c) dan structure (s) untuk mengukur
kemiripan 2 buah citra
PCD Lanjut Structural Similarity (SSIM)
Structural Similarity (SSIM)
B: ( 2 c )( 2 c )
A B 1 AB 2 SSIM ( A , B ) 2 2 2 2 ( c )( c )
A B 1 A B 2 Catatan: Bentuk diatas adalah bentuk sederhana dari SSIM Nilai , , dan (bobot dari l α β γ , c , dan s) dianggap 1 3 (koefisien pada s) dianggap setengah
Sedangkan c dari c (koefisien pada c) 2 Pada umumnya nilai bobot yang digunakan diperoleh
dari fungsi pembobotan gaussian dengan standard
deviasi 1,5 dan ukuran kernel 11x11PCD Lanjut
Structural Similarity (SSIM)
( 2 c )( 2 c ) A B 1 AB 2 SSIM ( A , B )
2 2 2 2 ( c )( c ) A B 1 A B 2 Dimana:
dan adalah mean dari citra A dan B adalah covariance citra A terhadap B adalah varian dari citra A adalah varian dari citra B dan bit adalah dynamic range citra (2 – 1) dengan nilai default = 0.01 dan = 0.03
PCD Lanjut
Structural Similarity (SSIM)
Diketahui dua buah citra 3-bit sebagai berikut:
6
4
3
4 A = B =
4
2
2
3 hitunglah SSIM dari 2 citra tersebut!
PCD Lanjut
2
B
3 ) 4 ( 3 3 ( 2 2 2 2 2
3 ) 3 ( 3 ) 2 (
)
1 1 ) 2 2 (
1
4
1
3
Menghitung Variance citra A dan B:
667 ,
2 2 A
667 ,
3 A = B =
2
4
3
2
4
4
6
PCD Lanjut Structural Similarity (SSIM)
Structural Similarity (SSIM)
Menghitung c1 dan c2 dari citra 3-bit :
6
4
3
4 A = B =
4
2 2
2
3 c ( .
01 7 ) 1 , 005
2 c ( .
03 7 ) 2 , 044
PCD Lanjut
Structural Similarity (SSIM)
Menghitung SSIM citra A dan B:
6
4
3
4 A = B =
4
2
2
3
(
2
4
3 , 005 ) (
2 , 044 )
SSIM ( A , B ) 2 2 ( 4 3 , 005 ) ( 2 , 667 , 667 , 044 )
24 , 005 , 044 25 , 005
3 , 378 1 , 056
84 , 467 . 013 PCD Lanjut
Structural Similarity (SSIM)
1
SSIM yang semakin tinggi (mendekati 1)
menandakan kualitas citra yang semakin
baik PCD Lanjut
PCD Lanjut
Dimana dan adalah nilai piksel ke n pada citra acuan dan citra uji.
N N n n n n N
n
n nB A B A B A NC
1 2
1
2 1 ) , (PCD Lanjut Normalized Correlation (NC)
Normalized Correlation (NC)
Diketahui dua buah citra biner sebagai berikut:
1
1
1 A = B =
1 hitunglah NC dari 2 citra tersebut!
PCD Lanjut
Normalized Correlation (NC)
Diketahui dua buah citra biner sebagai berikut:
1
1
1 A = B =
1
1
1
1
1 NC ( A , B )
2 2 2 2 2 2 2 2
1
1
1
1 1
2
2 1 2 ,
5 PCD Lanjut
PCD Lanjut
Dimana dan adalah nilai bit ke n pada citra acuan dan citra uji.
N B A B A BER
N
n
n n
1
) , (
PCD Lanjut Bit Error Rate (BER)
Bit Error Rate (BER)
Diketahui dua buah citra biner sebagai berikut:
1
1
1 A = B =
1 hitunglah BER dari 2 citra tersebut!
PCD Lanjut
Bit Error Rate (BER)
Diketahui dua buah citra biner sebagai berikut:
1
1
1 A = B =
1
1
1
1
1
BER ( A , B )
4
1
1
4
2 4 ,
5 PCD Lanjut
PCD Lanjut Sekian TERIMAKAS
IH