3 eJournal Administrative Reform Fran Yusak Ukung 774 782 (04 18 18 01 50 15)

  eJournal Administrative Reform, 2017, 5 (4): 774-782

  ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017

PENGEMBANGAN ORGANISASI DALAM UPAYA PENINGKATAN

PELAYANAN PUBLIK DI POLITEKNIK MALINAU

KABUPATEN MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

  1

  2

  3 Frans Yusak Ukung , Aji Ratna Kusuma , Muhammad Noor

Abstrak

  

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis Pengembangan

Organisasi dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Publik di Politeknik Malinau,

Penelitian ini termasuk penelitian diskriptif. Teknik analisis data yang akan

digunakan adalah analisis data dengan menggunakan interactive model of

analysis yang dikemukakan oleh Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Pengembangan sumber daya fisik ditekankan pada perbaikan infratstruktur yang

dibutuhkan organisasi untuk dapat mengembangkan kemampuan organisasi

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan yang

lebih baik kepada civitas akademik dan mahasiswa.

  Kata Kunci : Pengembangan Organisasi, Peningkatan, Pelayanan Publik.

  

Abstract

This study aims to examine and analyze Organizational Development in Efforts to

Improve Public Service in Polytechnic Malinau. This research includes

descriptive research. Data analysis technique to be used is data analysis using

interactive model of analysis proposed by Huberman. The results showed that the

development of physical resources is emphasized on the improvement of

infratstructures needed by the organization to develop the organizational

capability in performing its duties and functions to provide better services to the

academic community and students.

  Keywords: Organizational Development, Enhancement, Public Service..

  Pendahuluan

  Perkembangan organisasi perguruan tinggi dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis sehingga sangat memerlukan sistem manajemen yang efektif yang dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan dapat mengakomodasikan setiap perubahan baik yang sedang dan telah terjadi dengan cepat, tepat dan terarah.

  Dengan demikian, organisasi sudah tidak lagi dipandang sebagai sistem tertutup tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang harus dapat merespon 1 dan mengakomodasikan berbagai perubahan ekternal dengan cepat dan efisien.

  Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip 2 – Unmul Samarinda. 3 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda.

  Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda.

  Pengembangan Organisasi Dalam Upaya Peningkatan...(Frans Yusak Ukung)

  Dalam penyelenggaraan manajemen di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan dengan infrastruktur dan fasilitas yang memadai serta dukungan dana semata, tetapi juga ditentukan dari keberhasilan dalam pelayanan publik di lingkungan perguruan tinggi.

  Pelayanan publik sangat penting bagi organisasi dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan organisasi (Mangkunegara, 2011:1). Masalah yang ada dalam manajemen sumber daya manusia, merupakan masalah yang patut mendapat perhatian setiap organisasi adalah masalah kinerja pegawai, karena kinerja pegawai sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Salah satu unit kerja di lingkungan Perguruan Tinggi Politeknik Malinau yang memiliki peran memberikan layanan adalah bagian administrasi Politeknik Malinau selaku unsur pelaksana administrasi yang menyelenggarakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unsur di lingkungan Politeknik Malinau, serta mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan, hukum, ketatalaksanaan, dan pengelolaan barang invetaris, dituntut mampu memiliki kinerja yang baik dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada mahasiswa, masyarakat kampus dan stakeholder secara efektif dan efisien. Pelaksanaan layanan dan adminsitrasi yang berlangsung di Badan Administrasi Umum dan Keuangan Politeknik Malinau diperankan oleh tenaga kependidikan, dimana tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi, jadi tenaga kependidikan di Politeknik Malinau adalah para Pegawai Tetap Politeknik Malinau bagian administrasi atau struktural.

  Kenyataan terkait dengan kinerja tenaga kependidikan sendiri tidak terlepas sebagai pegawai tetap Politeknik Malinau banyak disoroti dalam memberikan layanan. sebab itu pengembangan organisasi diPoliteknik Malinau sangat dibutuhkan sekali, sehingga pengawasan internal pegawai bisa berjalan dengan baik, kalau layanan publik yang dilakukan kurang bagus terhadap pegawai tetap Politeknik Malinau jangan heran kalau kinerja pegawai tetap Politeknik Malinau rendah seperti malas-malasan, sering bolos, tidak produktif dan apalagi jika liburan hari raya, pegawai Politeknik Malinau masuk kerja tidak tepat tanggal yang ditetapkan.

  Pengembangan kapasitas mengacu kepada proses dimana individu, kelompok, organisasi, kelembagaan, dan masyarakat mengembangkan kemampuannya baik secara individual maupun kolektif untuk melaksanakan fungsi mereka dalam menyelesaikan masalah. Terdorong oleh hal itulah dalam tulisan artikel ini penulis berupaya untuk menjelaskan bagaimana pengembangan organisasi dalam upaya peningkatan pelayanan publik di Politeknik Malinau.

  Konsep dan Teori Pengembangan Organisasi eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 4, 2017: 774-782

  Pengembangan Organisasi (PO) merupakan cara pendekatan terhadap perubahan yang berjangka panjang dan lebih luas ruang lingkupnya dengan tujuan untuk menggerakkan seluruh organisasi ke arah tingkat fungsional yang lebih tinggi. (Indrawijaya, 1989:203)

  Herbert J. Chruden (dalam Moekijat, 2005) menjelaskan bahwa pengembangan organisasi berarti hal yang berlainan bagi berbagai ahli dalam bidang ini, akan tetapi pada dasarnya pengembangan organisasi merupakan suatu metode untuk memudahkan perubahan dan pengembangan dalam orang-orang (misalnya dalam gaya, nilai, dan ketrampilan), dalam teknologi (misalnya dalam kesederhanaan yang lebih besar, dalam kompleksitas), dan dalam proses dan struktur organisasi (misalnya dalam hubungan, peranan). Sondang P. Siagian (dalam Moekijat, 2005) menjelaskan pengembangan organisasi sebagai teori manajemen, berarti serangkaian konsep, alat dan teknik untuk melakukan perencanaan jangka panjang dengan sorotan pada hubungan antara kelompok kerja dan individu dikaitkan dengan perubahan-perubahan yang bersifat struktural.

  Pelayanan Publik

  Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mendefinisikan pelayanan publik sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

  Pelayanan publik menurut Roth (1926:1) adalah sebagai berikut : Pelayanan publik didefinisikan sebagai layanan yang tersedia untuk masyarakat, baik secara umum (seperti di museum) atau secara khusus (seperti di restoran makanan).

  Sedangkan Lewis dan Gilman (2005:22) mendefinisikan pelayanan publik sebagai berikut: Pelayanan publik adalah kepercayaan publik. Warga negara berharap pelayanan publik dapat melayani dengankejujuran dan pengelolaan sumber penghasilan secara tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Pelayanan publik yang adil dan dapat dipertanggung-jawabkan menghasilkan kepercayaan publik. Dibutuhkan etika pelayanan publik sebagai pilar dan kepercayaan publik sebagai dasar untuk mewujudkan pemerintah yang baik.

  Terdapat empat unsur penting dalam proses pelayanan publik, yaitu (Bharata, 2004:11):

  1. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa (services).

  2. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen (costumer) yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.

  3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada pihak yang membutuhkan layanan.

  Pengembangan Organisasi Dalam Upaya Peningkatan...(Frans Yusak Ukung)

  4. Kepuasan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini sangat penting dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang dan atau jasa yang mereka nikmati.

  Metode Penelitian

  Penelitian ini termasuk penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu suatu penelitian yang dirancang untuk mendapatkan informasi tentang suatu gejala, yang diarahkan untuk menentukan sifat situasi pada saat penelitian dilakukan. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis data dengan menggunakan model analysis yang dikemukakan oleh Huberman (1992). Model analisis interaktif ini terdiri atas empat komponen, yaitu pengumpulan data, data reduksi (reduction data), data display dan concluding, drawing, yaitu terdiri dari tahap penyisiran dan verifikasi, dengan proses analisis interaktif. Setiap penelitian memerlukan adanya standar untuk melihat derajat kepercayaan atau kebenaran dari hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif standar itu disebut keabsahan data. Menurut Moleong (2014:173) untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sifat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (devendability) dan kepastian (confrimability).

  Hasil dan Pembahasan Pengembangan Sumber Daya Fisik/Struktur

  Pengembangan sumber daya fisik ditekankan pada perbaikan infratstruktur yang dibutuhkan organisasi untuk dapat mengembangkan kemampuan organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada civitas akademik dan mahasiswa. Sumber daya fisik dalam penelitian ini dapat diukur dengan empat indikator, yaitu struktur, keuangan, perangkat hukum (aturan). Milen (2004) mengemukakan bahwa salah satu penguatan organisasi yaitu memfokuskan proses dan struktur yang dapat mempengaruhi bagaimana organisasi tersebut menetapkan tujuannya dalam menyusun dan menyusun pekerjaannya secara insentif. Struktur organisasi yang baik dan tepat dapat menjawab tantangan perubahan yang dihadapi oleh organisasi. Dalam hal ini, Yayasan Pendidikan Intimung telah membuat Statuta tahun 2015 yang dapat menjadi panduan bagi Politeknik Malinau dalam mendesain struktur organisasi, dalam menentukan struktur organisasinya. Hal ini sesuai yang di ungkapkan oleh Syamsi (1994) Struktur organisasi yang didesain sesuai dengan fungsi, beban tugas, dan kewenangan yang dimiliki sangat berperan terhadap efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi .Stuktur yang baik juga tidak menghalangi koordinasi dan komunikasi, sehingga dapat menjawab tantangan munculnya disharmonisasi atau konflik internal dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 4, 2017: 774-782

  UNDP (1999) menjelaskan, untuk mendukung pelaksanaan pembangunan pengembangan daerah, ketersediaan sumber daya keuangan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai pelaksanaan tugas dan fungsinya. Pengelola keuangan Politeknik Malinau yang dapat mengelola sumber daya keuangannya dengan baik, mulai dari tahap penyusunan anggaran, pengalokasian anggaran, hingga pertanggungjawaban dan penyusunan laporan keuangan sangat membantu setiap satuan kerja di lingkup Politeknik Malinau dalam mencapai program dan kegiatan sesuai dengan apa yang tertuang dalam rencana kerja masing-masing satker yang mengacu pada rencana kerja Politeknik Malinau.

  Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa Politeknik Malinau telah melakukan upaya-upaya yang cukup sistematis untuk mengelola keuangan sesuai dengan peraturan Politeknik Malinau. Mulai dari tahap penyusunan anggaran yang melibatkan seluruh unit kerja, pengalokasian anggaran yang telah sesuai dengan beban tugas dan fungsi organisasi, serta pertanggungjawaban anggaran yang dilakukan secara transparan dan akuntabel.Kepastian hukum dan kejelasan regulasi merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai pelaksanaan visi dan misinya. Politeknik Malinau memiliki regulasi yang jelas dan diterapkan secara konsisten dan adil membuat civitas akademik dapat bekerja dengan baik untuk mencapai pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi secara efektif dan efisien.

  Rekapitulasi data yang menunjukkan hanya berada pada level kurang baik memberikan indikasi bahwa pengembangan dibidang perangkat hukum menghadapi suatu kondisi permasalahan tertentu. Penilaian informan yang sebagian besar menilai perangkat hukum kurang baik.Permasalahan ini disebabkan karena adanya aturan dalam pelaksanaan tugas yang kadang tumpang tindih, dan kurangnya konsistensi dalam pelaksanaan aturan. Hal ini biasanya disebabkan kurangnya sosialisasi terhadap kebijakan, dan rendahnya komitmen pimpinan untuk menegakkan aturan secara adil dan konsisten.Ketersediaan sarana dan prasarana juga merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam mencapai pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi secara efektif dan efisien.

  Pengalokasian sarana dan fasilitas kerja yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit kerja, serta pemeliharaan dan pendayagunaan inventaris sangat menunjang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui lembaga Politeknik Malinau masih sementara memperbaiki proses pengelolaan barang dan jasa sesuai aturan yang diterapkan di lembaga Politeknik Malinau, dimana pengelolaan barang dan jasa sekarang ini tidak lagi semudah dulu.

  Pengembangan Proses Operasional

  Pengembangan proses operasional (ketatalaksanaan) sangat penting dalam menentukan keberhasilan organisasi mencapai visi dan misinya. Ketersediaan dokumen proses operasional menjadi pedoman bagi pegawai dalam melaksanakan

  Pengembangan Organisasi Dalam Upaya Peningkatan...(Frans Yusak Ukung)

  pekerjaan mereka sehari-hari,sekaligus menjadi panduan dalam memberikan jaminan pelayanan yang berkualitas kepada civitas akademik dan mahasiswa. Pengembangan proses operasional (ketatalaksanaan) dalam penelitian ini terdiri atas pengembangan prosedur kerja, pengembangan budaya kerja, dan kepemimpinan yang efektif.

  Suwatno dkk (2002:70) mengungkapkan dengan tersedianya dokumen prosedur kerja yang harus dilaksanakan akan menciptakan tatanan fungsi organisasi yag ideal dan efisien. Prosedur kerja untuk setiap kegiatan dan jenis pelayanan tidak saja bermanfaat bagi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dan tugas mereka sehari-hari, tetapi juga dapat menjadi informasi bagi civitas akademik akan tahapan-tahapan pelayanan yang harus mereka lalui dalam mendapatkan pelayanan yang baik, dengan catatan bahwa prosedur atau standar pelayanan tersebut disosialisasikan kepada civitas akademik.

  Berdasarkan jawaban dari informan di lokasi penelitian, dapat diketahui Politeknik Malinau telah mengembangkan standard operating procedure (SOP) yang menjadi pedoman bagi setiap pegawai yang menjadi dasar dalam melaksanakan tugas sehari-hari serta digunakan juga untuk memberikan panduan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada civitas akademik. Hal lain yang dapat meningkatan kapasitas proses operasional dalam pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi adalah kebiasaan-kebiasaan positif dan nilai-nilai yang berkembang dari hasil interaksi antara pegawai, dan interaksi antara pimpinan dengan pegawai. Indrawijaya (1983) mengungkapkan bahwa budaya kerja yang efektif akan membuat hubungan kerja yang baik, komunikasi yang lebih terbuka, dan rasa kebersamaan dan rasa turut memiliki serta tanggungjawab sehingga koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi akan mudah dilaksanakan. Iklim kerja yang harmonis akan mempertahankan motivasi kerja pegawai dan mengurangi konflik disfungsional pada organisasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Politeknik Malinau telah mengupayakan beberapa metode untuk memperbaiki budaya kerja yang efektif tersebut. Kapasitas proses operasional juga tergantung pada kepemimpinan. Hasil penelitian juga menunjukkan Politeknik Malinau telah menjalankan praktek kepemimpinan efektif, dengan adanya komitmen dan keseriusan dari seluruh kepala bagian serta staff di setiap bagian untuk duduk bersama merumuskan masing-masing kegiatan yang akan dilakukan. Hampir semua informan juga memberikan keterangan bahwa pimpinan memberikan pengarahan dan kontrol yang baik kepada setiap pegawai dalam pelaksanaan tugas. Namun demikian, hampir semua jawaban yang diberikan informan tidak menunjukan upaya-upaya khusus yang cukup sistematis yang dilakukan oleh pimpinan untuk memotivasi dan memberdayakan pegawai dalam meningkatkan kinerja mereka.

  Pengembangan Sumber Daya Manusia

  Pengembangan sumber daya manusia sangat menentukan peningkatan pegawai Politeknik Malinau. Grindle (1997) menjelaskan bahwa dengan eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 4, 2017: 774-782

  meningkatkan kemampuan sumber daya manusia akan membuat tujuan sebuah organisasi akan tercapai. Hai ini, dapat diukur dari kapasitas pengetahuan, peningkatan keterampilan, serta perilaku dan etika kerja pegawai. Sumber daya manusia pegawai yang memiliki kompetensi dan pengetahuan yang cukup akan tugas dan fungsi organisasi sangat penting dalam memberikan dan menyampaikan layanan publik yang berkualitas kepada setiap stakeholders. Oleh karena itu pemerintah daerah perlu melakukan upaya-upaya sistematis untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan pegawai, baik melalui pendidikan formal, maupun dengan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan pengetahuan pegawai.

  Berdasarkan jawaban dari beberapa informan dapat dilihat bahwa Politeknik Malinau telah mengembangkan upaya-upaya untuk mengembangkan kapasitas pengetahuan pegawai, baik melalui pemberian kesempatan untuk melanjutkan studi lanjut, maupun dengan mengadakan pelatihan-pelatihan teknis fungsional kepada pegawai.Namun demikian, sebagian besar kegiatan tesebut masih bersifat parsial-parsial, belum dikaitkan dengan kebutuhan Politeknik Malinau kedepan seperti yang tertuang dalam rencana strategis Politeknik Malinau. Seharusnya sasaran-sasaran strategis dalam renstra (rencana strategis) juga menentukan jenis, jumlah dan kualitas SDM yang dibutuhka. Pengembangan keterampilan SDM harus menjadi prioritas pemerintah Politeknik Malinau, karena SDM yang berkualitas prima akan mampu mendorong terbentuknya kinerja organisasi yang optimal. Oleh karena itu, Politeknik Malianu sebaiknya menempuh langkah-langkah kongkrit untuk meningkatkan keterampilan SDM, sehingga citra pegawai tidak lagi dianggap sebagai pegawai yang tidak professional dan hanya berkerja sesuai dengan perintah atasan.

  Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Politeknik Malinau telah melaksanakan upaya-upaya yang cukup baik untuk meningkatkan keterampilan pegawai, baik melalui pelatihan, maupun dengan menempatkan pegawai sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.kualitas seorang pegawai tidak hanya semata ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan beban kerja yang dberikan kepadanya. Lebih dari itu, banyak bukti empirik menunjukkan bahwa keberhasilan seorang pegawai juga ditentukan oleh perilaku dan etika kerja mereka. Frenc dan Bell (indrawijaya, 1983) juga mengemukakan peran pimpinan sangat penting untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif dan memberikan keteladanan positif, sehingga setiap pegawai dapat menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam bekerja. Politeknik Malinau telah membangun komitmen pegawai terhadap nilai-nilai organisasi dan kedisiplinan kerja pegawai, sehingga setiap pegawai dapat memahami akan konsekuensi yang harus ditanggung jika mereka melakukan pelanggaran indispliner.

  Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara umum pengembangan organisasi dalam upaya peningkatan pelayanan publik di Politeknik Malinau cukup baik. Politeknik Malinau telah menempuh langkah -

  Pengembangan Organisasi Dalam Upaya Peningkatan...(Frans Yusak Ukung)

  langkah untuk mengembangkan organisasi di kampus, baik pada aspek pengembangan sumber daya sumber daya fisik organisasi, pengembangan proses operasional, dan pengembangan sumber daya manusia pegawai.

  Pengembangan sumber daya fisik secara umum cukup baik, Dari empat indikator yang menjadi parameter untuk menilai sumber daya fisik, yaitu pengembangan struktur, pengembangan keuangan, pengembangan perangkat hukum (aturan), dan pengembangan sarana dan prasarana, hanya satu indikator yang mendapat penilaian kurang baik, yaitu pengembangan perangkat hukum (aturan). Hal ini lebih disebabkan karena sering terdapat aturan dalam pelaksanaan tugas yang tumpang tindih, dan juga karena kurangnya konsistensi dalam pelaksanaan aturan. Hal ini biasanya disebabkan kurangnya sosialisasi terhadap kebijakan, dan rendahnya komitmen pimpinan untuk menegakkan aturan secara adil dan konsisten.

  Pengembangan proses operasional (ketatalaksanaan) secara umum. Semua indikator untuk mengukur pengembangan proses operasional, yaitu prosedur kerja, budaya kerja, dan kepemimpan, mendapat penilaian yang baik dari informan. Ketersediaan dokumen prosedur kerja dan standar pelayanan, budaya kerja dan kepemimpinan yang efektif sangat dibutuhkan oleh pegawai untuk melaksanakan tugas dan fungsi mereka secara efektif dan efisien. Pengembangan sumber daya manusia pegawai Politeknik Malinau, yang dilihat dari dikator pengembangan pengetahuan pegawai, keterampilan pegawai, serta perilaku dan etika kerja dinilai baik oleh sebagian besar informan. Politeknik telah mengembangkan upaya-upaya untuk mengembangkan pengetahuan pegawai, baik melalui pemberian kesempatan untuk studi lanjut, maupun dengan mengadakan pelatihan-pelatihan teknis fungsional kepada pegawai.

  Saran

  Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

  1. Upaya pengembangan pegawai Politeknik Malinau seharusnya dilaksanakan secara sistemik dan dikaitkan dengan program reformasi pegawai yang telah ditetapkan oleh Yayasan. Dengan demikian setiap program/kegiatan yang dilakukan oleh pegawai tidak parsial-parsial dan selaras dengan rencana strategis dan rencana kerja Politeknik Malinau.

  2. Politeknik Malinau dalam menerbitkan peraturan harus mengacu pada peraturan yang lebih tinggi yaitu statuta, dan sebisa mungkin tidak bertentangan. Hal ini untuk menghindari adanya regulasi yang tumpangtindih yang akan mengacaukan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi.

  3. Pengembangan SDM pegawai harus menjadi prioritas Politeknik Malinau, karena SDM yang berkualitas akan mampu mendorong terbentuknya kinerja organisasi yang optimal. Oleh karena itu, Politeknik Malinau sedapat mungkin mengambil langkah-langkah kongkrit untuk meningkatkan keahliandan kompetens ipegawai yang dikaitkan dengan kebutuhan eJournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 4, 2017: 774-782

  Politeknik Malinau kedepan seperti yang tertuang dalam rencana strategis Politeknik Malinau. Sasaran-sasaran strategis dalam renstra (rencana strategis) pengembangan Sumber Daya Manusia harus dapat menentukan jenis, jumlah dan kualitas SDM yang dibutuhkan di setiap satuan kerja yang ada di Politeknik Malinau.

  Daftar Pustaka

  Barata. 2004. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Cetakan 2. PT Elex Media Komputindo: Jakarta. Edvardsson, et al. 2000. Pemasaran Jasa Prinsip, Penerapan dan Penelitian.

  Penerjemah Fandy Tjiptono. Penerbit Andi: Yogyakarta. Haksever et al. 2000. Service Management Oprations. Pearson Pretince Hall: USA.

  Indrawijaya. 1983. Perilaku Organisasi. Sinar Baru: Bandung. ______. 1989. Perubahan Dan Pengembangan Organisasi. Sinar Baru Bandung: Bandung.

  Lewis, Carol W., and Stuart C. Gilman. 2005. The Ethics Challenge in Public

  Service: A Problem-Solving Guide . Market Street. Jossey Bass: San Fransisco.

  Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia . PT.Remaja Rosda Karya: Bandung.

  Perusahaan

  Merilee S, Grindle. 1997. Getting Good Government Capacity Building in The

  Public Sectors of Developing Countries . Harvard University Press: New York.

  Milen, Annel. 2004. Pegangan Dasar Pengembangan Kapasitas. Pembaharuan: Yogyakarta. Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru . Jakarta: UIP. Moekijat. 2005. Pengembangan Organisasi. CV. Mandar Maju: Bandung. Moleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Roth, Gabriel Joseph. 1926. The Privat Provision of Public Service in Developing Comtpiry . Oxford Univercity Press: Washington DC. Sinambela, L.P. 2010. Reformasi Pelayanan Publik; Teori,Kebijakan dan Implementasi . Cetakan Kelima. PT. Bumi Aksara: Jakarta. Suwatno. 2002. Manajemen Modern: Teori dan Aplikasi. Zafira: Bandung. Ratminto dan Winarsih, S.A. 2006. Manajemen Pelayanan. Edisi Kedua. PT.

  Pustaka Pelajar: Yogyakarta.