Makalah tentang Pengawasan dan Pengendal (1)
MAKALAH
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
PERAN KAURDATA SUBBAGDUMASAN ITWASDA DALAM WASDAL
PENGUMPULAN LHKPN DI LINGKUNGAN POLDA DIY
LEO NISYA SAGITA
15688847
SINDIKAT II
YOGYAKARTA
2015
PERAN KAURDATA SUBBAGDUMASAN ITWASDA DALAM WASDAL
PENGUMPULAN DATA LHKPN DI LINGKUNGAN POLDA DIY
I. LATAR BELAKANG
Pengendalian (pengawasan) atau controlling adalah bagian terakhir dari fungsi
manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses
manajemen, karena itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Fungsi manajemen yang
dikendalikan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
itu sendiri. Kasus-kasus yang banyak terjadi dalam organisasi adalah akibat masih
lemahnya pengendalian sehingga terjadilah berbagai penyimpangan antara yang
direncanakan dengan yang dilaksanakan.
Pengendalian adalah proses pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana atas
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan
lebih lanjut. Beda pengawasan dengan pengendalian adalah pada wewenang dari
pengembang kedua istilah tersebut. Pengendalian memiliki wewenang turun tangan
yang tidak dimiliki oleh pengawas. Pengawas hanya sebatas memberi saran,
sedangkan tindak lanjutnya dilakukan oleh pengendali.
Pengendalian lebih luas daripada pengawasan. Pengawasan sebagai tugas
disebut supervisi pendidikan yang dilakukan oleh pengawas sekolah ke sekolahsekolah yang menjadi tugasnya. Kepala sekolah juga berperan sebagai supervisor di
sekolah yang dipimpinnya. Di lingkungan pemerintahan, lebih banyak dipakai istilah
pengawasan dan pengendalian (wasdal).
Penanganan korupsi bukan saja dilakukan dengan membentuk lembagalembaga pengawasan ekstern, tetapi pelaksanaan pengawasan intern juga tidak kalah
pentingnya. Sebab pengawasan intern merupakan ujung tombak bagi pelaksanaan
pengawasan preventif dan represif terhadap potensi terjadinya korupsi. Sehingga upaya
dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu system kelembagaan pengawasan
intern dalam hal ini dalam internal Kepolisian Negara Republik Indonesia. Salah
satunya melalui pengumpulan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan penyelenggara
Negara.
II. PERMASALAHAN
Kewajiban Penyelenggara Negara untuk melaporkan harta kekayaan diatur dalam:
1.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang
Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme;
2.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pindana Korupsi; dan
3.
Keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor: KEP. 07/KPK/02/2005
tentang Tata Cara Pendaftaran, Pemeriksaan dan Pengumuman Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara.
Di Polda DIY terdapat kurang lebih 127 penyelenggara negara yang wajib LHKPN
pada tahun 2014, setiap tahunnya jumlah tersebut dapat berubah karena adanya
pergeseran jabatan atau mutasi. Mekanisme pengumpulan LHKPN dilaksanakan di
subbagdumasan itwasda Polda DIY karena sebagai fungsi pengawasan merupakan
peran itwasda Polda DIY.
Setiap setahun sekali itwasda Polda DIY mengadakan APP (Asistensi Pengisian
dan Pengumpulan LHKPN) dengan berkerja sama dengan KPK tentunya. Hal ini perlu
dilakukan untuk ketepatan pengisian serta efektif dan efisien dalam pengumpulannnya.
Peran Kaurdata disini selain mendata para penyelenggara negara yang sudah dan
belum mengumpulkan LHKPN, namun juga mengingatkan kembali bagi yang belum
mengumpulkan untuk segera mengumpulkan, mengingat terdapat sanksi administratif
bagi yang tidak mengumpulkan LHKPN.
Mekanisme yang berlaku dalam pengumpulan LHKPN di Polda DIY adalah sebagai
berikut : Penyelenggara negara mengumpulkan Formulir berkas LHKPN ke
subbagdumasan Itwasda Polda DIY, kemudian didatakan dan selanjutnya dikirim ke
KPK melalui POS, apabila sudah diperiksa oleh KPK maka akan dikirimkan kembali
surat dari KPK tentang surat tanda sudah diperiksa dan surat tersebut harus di
letakkkan di papan pengumuman sebagai bukti.
Selama saya menjabat menjadi kaurdata pada tahun 2014 mekanisme ini sudah
berjalan sebagaimana mestinya.
III.TEMUAN DAN ANALISIS
Dalam hal pengumpulan LHKPN ini masih terdapat kendala yaitu
1. Masih sangat kurangnya kesadaran penyelenggara negara
dalam
mengumpulkan LHKPN dengan alasan sibuk dengan tugas-tugas yang ada
mengingat yang wajib LHKPN merupakan pejabat eselon 1 dan 2
2. Adanya pergeseran jabatan / mutasi yang sering terjadi menyebabkan ke
valid an data menjadi terus berubah-ubah. Mutasi ini yang juga menjadi
alasan pejabat negara untuk tidak mengumpulkan LHKPN.
3. Masih kurang tegasnya sanksi bagi yang tidak mengumpulkan LHKPN, baik
dari Pimpinan atas, maupun dari KPK. Serta masih banyak pimpinan yang
kurang bisa menjadi contoh.
Dari uraian kendala diatas, menurut analisis saya penyebab dari kendalakendala yang ada adalah kualitas sumber daya manusia yang kurang. Serta kualitas
dasar hukum yang berlaku yang mengatur LHKPN. Jika ditelaah lebih lanjut maka
terletak pada bagaimana para pejabat tersebut memanage dirinya sendiri. Lalu patut
dipertanyakan juga assesment yang berlaku sebelum menjadikan seseorang menjadi
pejabat. Apakah sudah benar ketentuannya? Dan apakah ada permainan dibaliknya?
Solusi yang dapat dilakukan adalah tentang bagaimana meningkatkan kualitas
pribadi seseorang. Ada banyak cara yang dapat dilakukan, antara lain dapat
melaksanakan kembali manajemen training, yang mana biasanya hanya dilaksanakan
pada awal2 pendidikan saja. Selain itu ada juga ESQ dan ISQ untuk meningkatkan
kualitas mental dan pribadi seseorang. Walaupun memang cara ini belum bisa
menjamin sepenuhnya untuk seseorang dapat berubah sikap mental dan perilakunya,
namun cara ini masih jarang dicoba, sehingga tidak ada salahnya untuk dilakukan.
Selain itu adalah peningkatan kualitas assesment untuk jabatan-jabatan
strategis yang diperketat pemilihan personel yang pantas. Perlunya point-point
tambahan untuk menguji yang bersangkutan apakah pantas dan layak menjadi
penyelenggara negara sesuai dengan apa yang diharapkan.
IV.KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a. Kesimpulan
Mekanisme pengumpulan LHKPN di Polda DIY pada tahun 2014 telah berjalan
sebagaimana mestinya. Namun masih terdapat kendala-kendala yang sering
menimbulkan kurangnya ketepatan waktu pengumpulan LHKPN. Kendala tyersebut
antara lain terletak pada kualitas pribadi personel polda diy yang menjadi
penyelenggara negara. Dan solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan
lebih banyak kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas mental sikap perilaku
pribadi seseorang.
b. Rekomendasi
Dari hal-hal yang disebutkan di atas ada beberapa rekomendasi atau saran
yang bisa diberikan :
1. Hendaknya para pimpinan harus lebih memiliki kesadaran dalam hal
pengumpulan LHKPN.
2. Perlunya adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada, bisa
diawali dari pelaksanaan assesment yang baik dan benar serta transparan.
V. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT HIDUP
INFO BIODATA
FOTO
:
NAMA
: LEO NISYA SAGITA
NO. MAHASISWA
: 15688847
PTIK ANGKATAN
SINDIKAT
: 68
: II
PANGKAT/ NRP
: AKP/ 86071942
TTL
: JAKARTA, 28 JULI 1986
AGAMA
: ISLAM
SUKU
: JAWA
BB / TB
: 67 KG / 165 CM
BENTUK MATA
: BULAT
JENIS RAMBUT
: BERGELOMBANG
GOL. DARAH
:B
STATUS KAWIN
: KAWIN
ANGKATAN AKPOL
: 2007 / 39 / Bhakti Satria
DIK UMUM TERAKHIR
: SMA
DIK UMUM LULUS
: 2004
KESATUAN SEBELUM
MASUK PTIK
: POLDA D.I.Yogyakarta
ALAMAT SEKARANG
: STIK-PTIK FLAT A322
NO. HP
: 082145113315/087753662886
ALAMAT SATKER
: JLN RINGROAD UTARA CONDONGCATUR DEPOK SLEMAN YOGYA
No. TLP SATKER
: 061 - 7879363
JABATAN TERAKHIR
: Kaurdata Subbagdumasan Itwasda/ Pama Polda
NO. TLP DARURAT
: 081228352007
HOBBY
: Memasak dan Mendengarkan musik
DIK KEJURUAN
DIKJUR KE-1
: DIKBANGSPES WAN PPA
DIKJUR KE-2
: DIKBANGSPES BHS INGGRIS INTERMEDIET
DIKJUR KE-3
: DIKBANGSPES BHS INGGRIS ADVANCE
DIKJUR KE-4
: DIKBANGSPES SOSPOL INTELKAM
PENUGASAN KHUSUS
GASUS / LAIN KE-1
:-
GASUS / LAIN KE -2
:-
GASUS / LAIN KE -3
:-
TANDA JASA/ PENGHARGAAN
TANDA JASA KE-1
:-
TANDA JASA KE -2
:-
TANDA JASA KE -3
:-
SUAMI / ISTRI
NAMA
: M. ABIDIN ZUHDI, ST
TTL
: PROBOLINGGO, 04 DESEMBER 1984
AGAMA
: ISLAM
SUKU
: JAWA
PENDIDIKAN TERAKHIR
: S1 TEKNIK ELEKTRO
PEKERJAAN
: TNI-AU
ALAMAT
: BANGSAN KAYEN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA
ORANG TUA
NAMA
: SUTARMINI
PANGKAT
:-
JABATAN
:-
PEKERJAAN
: PENSIUNAN POLRI
TELP
:-
ALAMAT
: YOGYAKARTA
ORANG TUA SUAMI/ ISTRI
NAMA
: M. ANAS
PANGKAT
:-
JABATAN
:-
PEKERJAAN
: PENSIUNAN GURU
TELP
:-
ALAMAT
: BANDA ACEH
ANAK
ANAK KE-1
NAMA
: M. AZZAMY ZUHDI
TTL
: SLEMAN, 01 MEI 2012
JENIS KELAMIN
: LAKI-LAKI
KETERANGAN
: KANDUNG
ANAK KE-2
NAMA
: HAURA NADZIFA ZUHDI
TTL
: SLEMAN, 19 APRIL 2014
JENIS KELAMIN
: PEREMPUAN
KETERANGAN
: KANDUNG
RIWAYAT JABATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KASPK POLRES MATARAM POLDA NTB / 2008
KANIT PPA POLRES MATARAM POLDA NTB / 2008
KANIT V INTELKAM POLRES MATARAM POLDA NTB / 2010
KAPOSPOL KP3 BANDARA SELAPARANG MATARAM POLDA NTB / 2010
KANIT PPA POLRES MALUKU TENGGARA POLDA MALUKU / 2011
KBO SAT BINMAS POLRES MALUKU TENGGARA POLDA MALUKU / 2012
KASAT BINMAS POLRES MALUKU TENGGARA POLDA MALUKU / 2013
KAURDATA SUBBAGDUMASAN ITWASDA POLDA DIY / 2014
PAMA POLDA DIY / 2015
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
PERAN KAURDATA SUBBAGDUMASAN ITWASDA DALAM WASDAL
PENGUMPULAN LHKPN DI LINGKUNGAN POLDA DIY
LEO NISYA SAGITA
15688847
SINDIKAT II
YOGYAKARTA
2015
PERAN KAURDATA SUBBAGDUMASAN ITWASDA DALAM WASDAL
PENGUMPULAN DATA LHKPN DI LINGKUNGAN POLDA DIY
I. LATAR BELAKANG
Pengendalian (pengawasan) atau controlling adalah bagian terakhir dari fungsi
manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses
manajemen, karena itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Fungsi manajemen yang
dikendalikan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
itu sendiri. Kasus-kasus yang banyak terjadi dalam organisasi adalah akibat masih
lemahnya pengendalian sehingga terjadilah berbagai penyimpangan antara yang
direncanakan dengan yang dilaksanakan.
Pengendalian adalah proses pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana atas
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan
lebih lanjut. Beda pengawasan dengan pengendalian adalah pada wewenang dari
pengembang kedua istilah tersebut. Pengendalian memiliki wewenang turun tangan
yang tidak dimiliki oleh pengawas. Pengawas hanya sebatas memberi saran,
sedangkan tindak lanjutnya dilakukan oleh pengendali.
Pengendalian lebih luas daripada pengawasan. Pengawasan sebagai tugas
disebut supervisi pendidikan yang dilakukan oleh pengawas sekolah ke sekolahsekolah yang menjadi tugasnya. Kepala sekolah juga berperan sebagai supervisor di
sekolah yang dipimpinnya. Di lingkungan pemerintahan, lebih banyak dipakai istilah
pengawasan dan pengendalian (wasdal).
Penanganan korupsi bukan saja dilakukan dengan membentuk lembagalembaga pengawasan ekstern, tetapi pelaksanaan pengawasan intern juga tidak kalah
pentingnya. Sebab pengawasan intern merupakan ujung tombak bagi pelaksanaan
pengawasan preventif dan represif terhadap potensi terjadinya korupsi. Sehingga upaya
dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu system kelembagaan pengawasan
intern dalam hal ini dalam internal Kepolisian Negara Republik Indonesia. Salah
satunya melalui pengumpulan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan penyelenggara
Negara.
II. PERMASALAHAN
Kewajiban Penyelenggara Negara untuk melaporkan harta kekayaan diatur dalam:
1.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang
Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme;
2.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pindana Korupsi; dan
3.
Keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor: KEP. 07/KPK/02/2005
tentang Tata Cara Pendaftaran, Pemeriksaan dan Pengumuman Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara.
Di Polda DIY terdapat kurang lebih 127 penyelenggara negara yang wajib LHKPN
pada tahun 2014, setiap tahunnya jumlah tersebut dapat berubah karena adanya
pergeseran jabatan atau mutasi. Mekanisme pengumpulan LHKPN dilaksanakan di
subbagdumasan itwasda Polda DIY karena sebagai fungsi pengawasan merupakan
peran itwasda Polda DIY.
Setiap setahun sekali itwasda Polda DIY mengadakan APP (Asistensi Pengisian
dan Pengumpulan LHKPN) dengan berkerja sama dengan KPK tentunya. Hal ini perlu
dilakukan untuk ketepatan pengisian serta efektif dan efisien dalam pengumpulannnya.
Peran Kaurdata disini selain mendata para penyelenggara negara yang sudah dan
belum mengumpulkan LHKPN, namun juga mengingatkan kembali bagi yang belum
mengumpulkan untuk segera mengumpulkan, mengingat terdapat sanksi administratif
bagi yang tidak mengumpulkan LHKPN.
Mekanisme yang berlaku dalam pengumpulan LHKPN di Polda DIY adalah sebagai
berikut : Penyelenggara negara mengumpulkan Formulir berkas LHKPN ke
subbagdumasan Itwasda Polda DIY, kemudian didatakan dan selanjutnya dikirim ke
KPK melalui POS, apabila sudah diperiksa oleh KPK maka akan dikirimkan kembali
surat dari KPK tentang surat tanda sudah diperiksa dan surat tersebut harus di
letakkkan di papan pengumuman sebagai bukti.
Selama saya menjabat menjadi kaurdata pada tahun 2014 mekanisme ini sudah
berjalan sebagaimana mestinya.
III.TEMUAN DAN ANALISIS
Dalam hal pengumpulan LHKPN ini masih terdapat kendala yaitu
1. Masih sangat kurangnya kesadaran penyelenggara negara
dalam
mengumpulkan LHKPN dengan alasan sibuk dengan tugas-tugas yang ada
mengingat yang wajib LHKPN merupakan pejabat eselon 1 dan 2
2. Adanya pergeseran jabatan / mutasi yang sering terjadi menyebabkan ke
valid an data menjadi terus berubah-ubah. Mutasi ini yang juga menjadi
alasan pejabat negara untuk tidak mengumpulkan LHKPN.
3. Masih kurang tegasnya sanksi bagi yang tidak mengumpulkan LHKPN, baik
dari Pimpinan atas, maupun dari KPK. Serta masih banyak pimpinan yang
kurang bisa menjadi contoh.
Dari uraian kendala diatas, menurut analisis saya penyebab dari kendalakendala yang ada adalah kualitas sumber daya manusia yang kurang. Serta kualitas
dasar hukum yang berlaku yang mengatur LHKPN. Jika ditelaah lebih lanjut maka
terletak pada bagaimana para pejabat tersebut memanage dirinya sendiri. Lalu patut
dipertanyakan juga assesment yang berlaku sebelum menjadikan seseorang menjadi
pejabat. Apakah sudah benar ketentuannya? Dan apakah ada permainan dibaliknya?
Solusi yang dapat dilakukan adalah tentang bagaimana meningkatkan kualitas
pribadi seseorang. Ada banyak cara yang dapat dilakukan, antara lain dapat
melaksanakan kembali manajemen training, yang mana biasanya hanya dilaksanakan
pada awal2 pendidikan saja. Selain itu ada juga ESQ dan ISQ untuk meningkatkan
kualitas mental dan pribadi seseorang. Walaupun memang cara ini belum bisa
menjamin sepenuhnya untuk seseorang dapat berubah sikap mental dan perilakunya,
namun cara ini masih jarang dicoba, sehingga tidak ada salahnya untuk dilakukan.
Selain itu adalah peningkatan kualitas assesment untuk jabatan-jabatan
strategis yang diperketat pemilihan personel yang pantas. Perlunya point-point
tambahan untuk menguji yang bersangkutan apakah pantas dan layak menjadi
penyelenggara negara sesuai dengan apa yang diharapkan.
IV.KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a. Kesimpulan
Mekanisme pengumpulan LHKPN di Polda DIY pada tahun 2014 telah berjalan
sebagaimana mestinya. Namun masih terdapat kendala-kendala yang sering
menimbulkan kurangnya ketepatan waktu pengumpulan LHKPN. Kendala tyersebut
antara lain terletak pada kualitas pribadi personel polda diy yang menjadi
penyelenggara negara. Dan solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan
lebih banyak kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas mental sikap perilaku
pribadi seseorang.
b. Rekomendasi
Dari hal-hal yang disebutkan di atas ada beberapa rekomendasi atau saran
yang bisa diberikan :
1. Hendaknya para pimpinan harus lebih memiliki kesadaran dalam hal
pengumpulan LHKPN.
2. Perlunya adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada, bisa
diawali dari pelaksanaan assesment yang baik dan benar serta transparan.
V. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT HIDUP
INFO BIODATA
FOTO
:
NAMA
: LEO NISYA SAGITA
NO. MAHASISWA
: 15688847
PTIK ANGKATAN
SINDIKAT
: 68
: II
PANGKAT/ NRP
: AKP/ 86071942
TTL
: JAKARTA, 28 JULI 1986
AGAMA
: ISLAM
SUKU
: JAWA
BB / TB
: 67 KG / 165 CM
BENTUK MATA
: BULAT
JENIS RAMBUT
: BERGELOMBANG
GOL. DARAH
:B
STATUS KAWIN
: KAWIN
ANGKATAN AKPOL
: 2007 / 39 / Bhakti Satria
DIK UMUM TERAKHIR
: SMA
DIK UMUM LULUS
: 2004
KESATUAN SEBELUM
MASUK PTIK
: POLDA D.I.Yogyakarta
ALAMAT SEKARANG
: STIK-PTIK FLAT A322
NO. HP
: 082145113315/087753662886
ALAMAT SATKER
: JLN RINGROAD UTARA CONDONGCATUR DEPOK SLEMAN YOGYA
No. TLP SATKER
: 061 - 7879363
JABATAN TERAKHIR
: Kaurdata Subbagdumasan Itwasda/ Pama Polda
NO. TLP DARURAT
: 081228352007
HOBBY
: Memasak dan Mendengarkan musik
DIK KEJURUAN
DIKJUR KE-1
: DIKBANGSPES WAN PPA
DIKJUR KE-2
: DIKBANGSPES BHS INGGRIS INTERMEDIET
DIKJUR KE-3
: DIKBANGSPES BHS INGGRIS ADVANCE
DIKJUR KE-4
: DIKBANGSPES SOSPOL INTELKAM
PENUGASAN KHUSUS
GASUS / LAIN KE-1
:-
GASUS / LAIN KE -2
:-
GASUS / LAIN KE -3
:-
TANDA JASA/ PENGHARGAAN
TANDA JASA KE-1
:-
TANDA JASA KE -2
:-
TANDA JASA KE -3
:-
SUAMI / ISTRI
NAMA
: M. ABIDIN ZUHDI, ST
TTL
: PROBOLINGGO, 04 DESEMBER 1984
AGAMA
: ISLAM
SUKU
: JAWA
PENDIDIKAN TERAKHIR
: S1 TEKNIK ELEKTRO
PEKERJAAN
: TNI-AU
ALAMAT
: BANGSAN KAYEN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA
ORANG TUA
NAMA
: SUTARMINI
PANGKAT
:-
JABATAN
:-
PEKERJAAN
: PENSIUNAN POLRI
TELP
:-
ALAMAT
: YOGYAKARTA
ORANG TUA SUAMI/ ISTRI
NAMA
: M. ANAS
PANGKAT
:-
JABATAN
:-
PEKERJAAN
: PENSIUNAN GURU
TELP
:-
ALAMAT
: BANDA ACEH
ANAK
ANAK KE-1
NAMA
: M. AZZAMY ZUHDI
TTL
: SLEMAN, 01 MEI 2012
JENIS KELAMIN
: LAKI-LAKI
KETERANGAN
: KANDUNG
ANAK KE-2
NAMA
: HAURA NADZIFA ZUHDI
TTL
: SLEMAN, 19 APRIL 2014
JENIS KELAMIN
: PEREMPUAN
KETERANGAN
: KANDUNG
RIWAYAT JABATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KASPK POLRES MATARAM POLDA NTB / 2008
KANIT PPA POLRES MATARAM POLDA NTB / 2008
KANIT V INTELKAM POLRES MATARAM POLDA NTB / 2010
KAPOSPOL KP3 BANDARA SELAPARANG MATARAM POLDA NTB / 2010
KANIT PPA POLRES MALUKU TENGGARA POLDA MALUKU / 2011
KBO SAT BINMAS POLRES MALUKU TENGGARA POLDA MALUKU / 2012
KASAT BINMAS POLRES MALUKU TENGGARA POLDA MALUKU / 2013
KAURDATA SUBBAGDUMASAN ITWASDA POLDA DIY / 2014
PAMA POLDA DIY / 2015