PEDOMAN SISTEM PENJUALAN TUNAI PT. Kepur (1)

PEDOMAN SISTEM PENJUALAN TUNAI
PT. Kepurun Pawana Indonesia (KPI)
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Akuntansi Dosen pembimbing Andri Waskita Aji, S.E., M.Sc, Ak.,
CA.

Di susun oleh:

IKA ANDRIYANI

(2013017059)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
1

2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun tugas Sistem

Akuntansi dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam tugas Sistem
Akuntansi ini saya akan membahas mengenai “Analisis Penjualan Tunai di PT. KPI
(Kepurun Pawana Indonesia)”.
Tugas Sistem Akuntansi ini telah dibuat dengan cara observasi lansung ke PT.
KPI dan untuk menambah kelengkapan data, saya juga mencari sumber lain melalui
internet. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
PT. KPI yang telah memberikan izin kepada saya, sehingga saya dapat mengobservasi
kegiatan penjualan tunai secara langsung dan khususnya Bagian Penjualan yang telah
menjelaskan tentang Analisis Penjualan Tunai.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada tugas ini.
Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun. Kritik dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan
tugas selanjutnya.
Akhir kata semoga tugas ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya dan
umumnya bagi pembaca.
Yogyakarta, 04 Mei 2015

Penyusun

Ika Andriyani


2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi

i

ii

BAB I PERUSAHAAN DAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TU NAI 4
A. Gambaran Umum Perusahaan 4
B. Struktur Organisasi dan Visi Misi

6

C. Sistem Akuntansi yang terdapat di Perusahaan 8
D. Alasan Pemilihan Sistem Akuntansi
E. Deskripsi Kegiatan


8

8

BAB II FUNGSI, DOKUMEN, DAN CATATAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN
TUNAI

10

A. Fungsi yang Terkait
10
B. Dokumen yang Digunakan
10
C. Catatan Akuntansi yang Digunakan

11

BAB III PROSEDUR DAN PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM AKUNTANSI
PENJUALAN TUNAI


12

A. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
B. Pengendalian Internal Sistem
12

12

BAGAN ALIR DOKUMEN SISTEM PENJUALAN TUNAI PT. KPI 16
Lampiran

18

Daftar Pustaka

21

3


BAB I
PERUSAHAAN DAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah
PT Kepurun Pawana Indonesia (PT KPI) adalah badan usaha (perseroan) swasta
nasional, afiliasi Yayasan Pendidikan & Kesejahteraan PT PLN (PERSERO) yang berdiri
pada tanggal 28 Oktober 1997 berdasarkan akte notaris H.Daliso Rudianto,SH, notaris dan
PPAT di Yogyakarta, nomor: 22, tanggal 28 Oktober 1997.
Berdirinya PT KPI didasarkan pada pemikiran dan kenyataan potensi alam dan SDM
tanah air Indonesia yang begitu besar serta kondusif bagi usaha pertanian, peternakan, dan
perikanan, namun belum dikelola secara optimal ; sehingga didirikannya PT KPI disamping
dimaksudkan untuk mengelola serta mengembangkan secara optimal potensi SDA dan SDM
Indonesia, melalui usaha-usaha : Pertanian, Petrenakan dan Perikanan dengan mengacu pada
sistem dan manajemen agribisnis yang baik dan benar yang akan memberikan hasil optimal
demi kesejahteraan para stake holder : Konsumen, Customer, Karyawan, Pemegang Saham,
Masyarakat, Bangsa dan Tanah Air Indonesia.
Nama PT. Kepurun Pawana Indonesia, merupakan gabungan dari 3 (tiga) kata yakni :
Kepurun

: nama desa dimana kegiatan usaha PT. Kepurun Pawana Indonesia


dipusatkan, terletak di lereng gunung merapi dengan ketinggian 600 m dpl, termasuk wilayah
kec. Manisrenggo, kab. Klaten, Jateng.
Pawana

: kata dalam bahasa Sanskerta berarti angin.

Indonesia

: negara, tanah tumpah darah tercinta.

Dengan menggabungkan ketiga kata tersebut menjadi Kepurun Pawana Indonesia,
para penggagas dari Kepurun akan bertiup angin segar yang memberi harapan membangun
kehidupan untuk masa depan yang lebih baik ke seluruh pelosok tanah airIndonesia.
PT. KPI (kepurun pawana indonesia) merupakan realisasi peran PT. PLN (Persero)
yang disamping sebagai Badan Usaha Milik Negara, dituntut meraih keuntungan bagi negara,
namun juga harus menjalankan fungsi sosial yakni sebagai agen pembangunan.PT. KPI
4

(kepurun pawana indonesia) merupakan badan usaha di bawah binaan PT. PLN (Persero)

khususnya Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK) PT. PLN (Persero).pada awalnya
merupakan perusahaan yang dibentuk sebagai program kemitraan antara swasta dan BUMN
(PT. PLN (Persero)) yang diperkuat melalui kerja sama dengan perguruan tinggi (UGM).
Program-program usaha PT. KPI yang senantiasa berlandaskan hasil pengkajian teknologi
yang dalam penerapannya diharapkan mampu menghasilkan produk-produk yang bermanfaat
dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani dan peternak. Di masa datang
2. Profil Perusahaan
Nama Kelompok
Berdiri
Jumlah Anggota
Alamat
Kontak Person
Produksi

: PT. Kepurun Pawana Indonesia
: 28 Oktober 1997
: 6 Kelompok
: Ds.Kepurun, Kec.Manisrenggo, Kab.Klaten, JawaTengah
: (0274)7111084
: Biogas, pupuk dari kotoran hewan, daging sapi, susu sapi,


telur, sayuran/salad, bakso, nuggets, kripik buah (proses vacuum frying), telur asin, dan
penetasan telur itik serta penjualan anak itiknya.
Kapasitas Produksi

: 650 Kg untuk komoditas kalian

Luas lahan efektif

: 500 m3

Daerah pemasaran

: DIY, Klaten

Potensi Pasar

: Pasar, konsumen, pengunjung KPI

5


B. Struktur Organisasi dan Visi Misi

I.

II.

Komisaris Utama
Komisaris Anggota

: Ir. Djiteng Marsudi
: ex officio GM PT. PLN (Persero)

Direktur Utama

Dist. Jateng & DIY
: Ir. Teguh Juwono

Direktur


Administrasi

Desember 2012)
& : Agus Triyono, S.Pt

Umum
Manajer Diklat & Konsultan
Bagian Diklat
Bagian Konsultan
Manajer Administrasi, Umum
III.

& Personalia
Direktur
Operasi

:
:
:
:


R. Suhun Harsana, S.Pt
Widodo A
-Sidiq Nurrohman Hadi

& : Joko Maryono (Plt)
6

(per

01

Pemasaran
IV.

Manajer Produksi
Direktur Keuangan

: Jati Wibowo, S.Pd.
: Yuni Ikawati (Plt)

Manajer Keuangan
Bagian Keuangan
Bagian Akuntansi
Bagian Gudang

:
:
:
:

Ika Purnamasari
Ika Purnamasari (Plt)
Yuni Ikawati (Plt)
Paimin

Pemegang saham mayoritas PT. Kepurun Pawana Indonesia adalah Yayasan
Pendidikan dan Kesejahteraan PT. PLN (Persero) dan sebagian dimiliki oleh perorangan
dengan komposisi :
1
2

Ir. Djiteng Marsudi = 47 %
Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT. PLN (Persero) = 53 %


VISI :

Diakui sebagai perusahaan nasional yang bertumbuh kembang, unggul, terpercaya dan
memberikan manfaat bagi umat manusia dan lingkungan dengan bertumpu pada kekayaan
sumber daya alam dan insani tanah air Indonesia.

1.

MISI :

Menjalankan dan mengembangkan Usaha Jasa Konsultasi dan Training Centre Agribisnis
serta Agroindustri

dan

Bidang

Usaha

lain

yang

terkait,

berorientasi

kepuasan

2.

masyarakat/pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
Mengupayakan agar agribisnis dan agro industri menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan

3.

kesejahteraan masyarakat.
Membantu pengembangan kegiatan usaha agribisnis dan agro industri yang berwawasan

4.

lingkungan dan kelestarian alam.
Membantu pengembangan wilayah/ daerah pedesaan berbasis pada potensi, kearifan, budaya
dan keunggulan lokal berwawasan global.

C. Sistem Akuntansi yang terdapat di Perusahaan
Sistem akuntansi adalah salah satu sistem informasi di antara berbagai sistem informasi
yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Sistem akuntansi yang
terdapat di perusahaan Kepurun Pawana Indonesia (KPI) antara lain :
1. Sistem Akuntansi Penjualan Tunai
2. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
7

3. Sistem Akuntansi Pembelian Tunai
4. Sistem Akuntansi Pembelian Kredit
D. Alasan Pemilihan Sistem Akuntansi
Penyusun memilih Sistem Akuntansi Penjualan Tunai untuk menjadi pedoman karena
sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan yaitu perusahaan dagang, seperti
perusahaan Kepurun Pawana Indonesia yang telah dijelaskan diatas, yang berasal dari
transaksi penjualan tunai dan sistem pengendalian intern yang ditampilkan begitu baik oleh
perusahaan KPI sehingga penyusun tertarik untuk memilih Sistem Penjualan Tunai di PT.
Kepurun Pawana Indonesia untuk menjadi pedoman.
E. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan di KPI

yaitu penjualan dan pengolahan dengan tujuan

mengembangkan pengetahuan dan ekonomi masyarakat. Penjualan tersebut menjadi sumber
penerimaan kas dalam perusahaan. Kegiatan tersebut terdiri dari transaksi penjualan barang
atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan tunai, barang
atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima
kas dari pembeli. Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui
sistem penjualan tunai.
PT. Kepurun Pawana Indonesia memiliki dua unit penjualan : a) Unit Diklat yaitu
yang membawai dalam bidang pelatihan dan bidang penjualan lapangan. b) Unit produksi
yaitu yang membawai dalam bidang pertanian, peternakan, pengolahan dan unit distribusi
dan retail.
Unit produksi yang dilakukan PT. Kepurun Pawana Indonesia dari sekian banyak
yang diproduksi salah satunya adalah produk bakso yang cara penjualannya secara tunai.
Dihasilkan dari bidang peternakan, diolah melalui unit pengolahan kemudian semua produk
dari unit pengolahan menjadi barang jadi melalui unit distribusi dan retail, stok barang
(bakso) dimasukkan ke dalam gudang kemudian dilakukan pencatatan dan siap di pasarkan
di unit toko yang sudah disediakan diperusahaan KPI.
Penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli
melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh
8

perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian
diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

BAB II
FUNGSI, DOKUMEN, DAN CATATAN SISTEM AKUNTANSI
PENJUALAN TUNAI
A. Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan tunai adalah :

9

1. Fungsi Penjualan. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur tunai, dan
menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga
barang ke fungsi kas.
2. Fungsi Kas. Dalam transaksi penerimaan kas dari sistem penjualan tunai, fungsi ini
bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3. Fungsi Gudang. Dalam transaksi penerimaan kas dari sistem penjualan tunai, fungsi
ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli.
4. Fungsi Akuntansi. Dalam transaksi penerimaan kas dari sistem penjualan tunai, fungsi
ini bertaggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan
membuat laporan penjualan.
B. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah :
1. Faktur Penjualan Tunai. Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai
informasi yang diperlukan pleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
a)
b)
c)
2.

Tembusan faktur penjualan tunai ada tiga yaitu :
Faktur penjualan tunai lembar putih
: diberikan kepada pembeli
Faktur penjualan tunai lembar merah
: diberikan kepada keuangan
Faktur penjualan tunai lembar biru
: diberikan kepada pihak gudang
Pita Register Kas. Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara

mengoperasikan mesin register kas.
3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan merupakan dokumen pendukung yang
digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual
selama satu periode.
C. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akunatnsi yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah :
1. Jurnal penjualan, digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas
data penjualan.
2. Jurnal umum, digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk
yang dijual.
3. Kartu Stock Produk olahan (KSP) atau Kartu persediaan, diguankan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual.
4. Kartu Gudang, digunakan unruk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang
dijual.

10

BAB III
PROSEDUR DAN PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM AKUNTANSI
PENJUALAN TUNAI
A. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai adalah sebagai berikut :
1. Prosedur Order Penjulan. Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli
melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi
gudang menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
2. Prosedur Penerimaan Kas. Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran
harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran dan cap “lunas” pada
faktur penjualan tunai.

11

3. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat
penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas.
4. Prosedur Pencataan Harga Pokok Penjualan. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi
membuat rekapitulasi harga pokok penjualan.
B. Pengendalian Internal Sistem
Pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem penjualan tunai sebagai berikut :
Organisasi
1. Fungsi Penjualan Harus Terpisah dari Fungsi Kas. Fungsi penjualan yang
merupakan fungsi operasi harus dipisahkan dari fungsi kas yang merupakan fungsi
penyimpanan. Pemisahan, ini mengakibatkan setiap

penerimaan kas

dari

penjualan tunai dilaksanakan oleh dua fungsi yang saling mengecek. Fungsi
penjualan berada di tangan Bagian Order Penjualan dan fungsi kas berada di
tangan Bagian Kasa. Penerimaan kas yang dilakukan oleh Bagian Kasa akan dicek
kebenarannya oleh Bagian Order Penjualan, karena dalam sistem penjualan tunai
transaksi penerimaan kas dari penjualan tuani tidak akan terjadi tanpa
diterbitkannya faktur penjualan tunai oleh Bagian Order Penjualan.
2. Fungsi Kas Harus Terpisah dari Fungsi Akuntansi. Berdasar unsur sistem
pengendalian intern yang baik, fungsi akuntansi harus dipisahkan dari kedua
fungsi pokok yang lain: fungsi opersi dan fungsi penyimpanan.hal ini
dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan
keandalan data akuntansi. Fungsi kas berada di tangan Bagian Kasa dan Fungsi
Akuntansi berada di tangan Bagian Jurnal. Pemisahan kedua fungsi pokok ini
akan mencegah terjadinya penggunaan kas dan penjualan tunai oleh Bagian Kasa
untuk kepentingam pribadinya.
3. Transaksi Penjualan Tunai Harus Dilaksanakan oleh Fungsi Penjualan,
Fungsi Kas, dan Fungsi Akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan tunai yang
dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut. Dengan
dilaksanakannya setiap transaksi penjualan tunai oleh berbagai fungsi tersebut
akan tercipta adanya pengecekan intern pekerjaan setiap fungsi tersebut oleh
fungsi lainnya.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

12

1. Penerimaan Order dari Pembeli Diotorisasi oleh Fungsi Penjualan dengan
Menggunakan Formulir Faktur Penjualan Tunai. Transaksi penjualan tunai
dimuali dengan diterbitkannya faktur penjualan tunai oleh fungsi penjualan. Dengan
formulir ini fungsi penerimaan kas akan menerima kas dan fungsi pengiriman akan
menyerahkan barang kepada pembeli. Faktur penjualan tunai harus diotorisasi oleh
fungsi penjualan agar menjadi dokumen yang sahih, yang dapat dipakai sebagia dasar
bagi fungsi penerimaan kas untuk menerima kas dari pembeli, dan menjadi perintah
bagi fungsi pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembelisetelah harga
barang dibayar oleh pembeli tersebut, serta sebagai dokumen sumber untuk
pencatatan dalam catatan akuntansi.
2. Penerimaan Kas Diotorisasi oleh Fungsi Penerimaan Kas dengan Cara
Membubuhkan Cap “Lunas”. Pada Faktur Penjualan Tunai dan Penempelan
Pita Register Kas pada Faktur Tersebut. Sebagai bukti fungsi penerimaan kas telah
menerima kas dari pembeli, fungsi tersebut harus dibubuhkan cap “lunas” dan
menempelkan pita register kas pada faktur penjualan tunai. Dengan cap “lunas” dan
pita register kas tersebut dokumen faktur penjualan tunai dapat memberikan otorisasi
bagi fungsi pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli.
3. Pencatatan ke dalam Catatan Akuntansi Harus Dilakukan oleh Karyawan yang
Diberi Wenang untuk itu Setiap Pencatatan ke dalam Catatan Akuntansi Harus
Dilakukan oleh Karyawan yang diberi Wewenang untuk Mengubah Catatan
Akuntansi Tersebut. Sehabis karyawan tersebut memutahirkan (memutahkirkan / up
date) catatan akuntansi berdasarkan dokumen sumber, ia harus membubuhkan tanda
tangan dan tanggal pada dokumen sumber sebagai bukti telah dilakukannya
pengubahan data yang dicatat dalam catatan akuntansi pada tanggal tersebut. Dengan
cara ini maka tanggunjawab atas pengubahan catatan akuntansi dapat dibebankan
kepada karyawan tertentu, sehingga tidak ada satu pun perubahan data yang
dicantumkan dalam catatan akuntansi yang tidak dipertanggungjawabkan. Pencatatan
ke dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi akuntansi
(Bagian Jurnal) dengan cara membubuhkan tanda tangan dan tanggal pencatatan ke
dalam dokumen sumber (faktur penjualan tunai). Pencatatan ke dalam kartu
persediaan diotorisasi oleh Bagian Kartu Persediaan dan biaya dengan cara
membubuhkan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan tunai).
Praktek yang Sehat

13

1. Faktur Penjualan Tunai Bernomor Urut Tercetak dan Pemakaiannya
Dipertanggungjawabkan oleh Fungsi Penjualan. Dalam organisasi, setiap transaksi
keuangan hanya akan terjadi jika telah mendapat otorisasi dari yang berwenang.
Otorisasi dari yang berwenang tersebut diwujudkan dalam bentuk tanda tangan pada
formulir. Dengan demikian untuk mengawasi semua transaksi keuangan yang terjadi
dalam perusahaan dapat dilakukan dengan mengawasi penggunaan formulir yang
digunakan sebagai media untuk otorisasi terjadinya transaksi tersebut. Salah satu cara
pengawasan formulir (dan dengan demikian pengawasan terhadap terjadinya transaksi
keuangan) adalah dengan cara merancang formulir yang bernomor urut tercetak.
Untuk menciptakan praktek yang sehat formulir penting yang digunakan dalam
perusahaan harus bernomor urut tercetak dan penggunaan nomor urut tersebut
dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang untuk menggunakan formulir
tersebut. Oleh karena itu, dalam sistem penjualan tuani, formulir faktur penjualan
tunai harus bernomor urut tercetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penjualan.

2. Penghitunagn Saldo Kas yang Ada Ditangan Fungsi Kas Secara Periodik dan
Secara Mendadak Oleh Fungsi Pemeriksa Intern.

Penghitungan kas secara

periodik dan secara mendadak akan mengurangi resiko penggelapan kas yang
diterima oleh kasir. Dalam penghitunagan fisik kas ini dilakukan pencocokan antara
kas antara jumlah kas hasil hitungan dengan jumlah kas yang seharusnya ada menurut
faktur penjualan tunai dan bukti penerimaan kas yang lain (misalnya bukti kas
masuk).

14

BAGAN ALIR DOKUMEN SISTEM PENJUALAN TUNAI PT. KPI
Bagian Order Penjualan

Bagian Kasa

Bagian Gudang

1

2

Mulai

FPT

1

FPT

Menerima
order dari
pembeli
Kartu Gudang

Menerima uang
dari pembeli

Menyerahkan
barang

Mengisi faktur
penjualan tunai

15

2

FPT

FPT

2

1

2

Membubuhkan cap
“lunas” pada FTP

3

Bersama
barang

4
2
PRK

Via pembeli

FPT

1

1

N

3

FTP = Faktur Penjualan Tunai
PRK = Pita Register Kas
Bagian Pembungkusan

3

4

PRK
FPT

Bagian Jurnal

FPT
1

Bagian Kartu Persediaan

5

6

2

RHPP

PRK

Bukti Memorial

FPT

1

PRK
FPT

1
N

Membandingka
n FPT 1 dan FPT
2

KSP
Mencatat FPT

N

Menyerahkan
barang ke
pembeli

16

Membuat
rekapitulasi HPP

Selesai
Jurnal penjualan
ju umum

PRK
FPT
FPT

RHPP

1
2

Jurnal Penerimaan
Kas
Membuat
bukti
memorial

untuk pembeli
RHPP
Bukti Memorial

5

KSP

6

= Kartu Stock Produk olahan

RHPP = Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

LAMPIRAN

PT. KPI
Ds.Kepurun, Kec.Manisrenggo, Kab.Klaten,
JawaTengah
(0274)7111084
FAKTUR PENJUALAN TUNAI
No :
0000870123

Tanggal
Nama Konsumen :
Alamat :
N
o

Kode

No Telepon :

Deskripsi

Unit

17

Harga Satuan

Jumlah

Total Penjualan
Konsumen,

Pramuniaga,

..................

.......................
.

Gambar 1. Faktur Penjualan Tunai
PT. Kepurun Pawana Indonesia
Kepurun, Manisrenggo, Klaten
No :
Tanggal :
Nama Barang

Harga

Total
Terimakasih

Gambar 2. Pita Register Kas

REKAPITULASI HARGA POKOK PENJUALAN

Bulan
Kode Rekening

Nomor
Nama Persediaan

Departemen Akuntansi Biaya

Tgl. Pembuatan
Jumlah Rupiah

Bagian Kartu Persediaan

18

Gambar 3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

TGL.

NO KODE
NAMA BARANG
SPESIFIKASI
DITERIMA
NO.BUKTI
KUANTITAS

KARTU GUDANG
MINIMUM

TGL.

MAKSIMUM

DIPAKAI
NO.BUKTI
KUANTITAS

GUDANG
LOKASI
SATUAN
SISA
KUANTITAS
KETERANGAN

Gambar 4. Kartu Gudang

KARTU PERSEDIAAN
Nama Barang

Kode Barang

No. Rekening

Titik Pesan Kembali

Satuan

Gudang
EOQ

Pembelian
Tgl.

No.
SO
P

Minimum

Maximum

Penerimaan

Jml.

Jmlh.

Sisa

Dipsn

Ditrim

Psanan

Tgl.

Sifat Khusus Barang
Pemakaian

No.

Kuan-

Harga

Jmlh.

LPB

titas

Satuan

Harga

Tgl.

Kuan-

Harga

Jmlh.

Kuan-

Harga

Jmlh.

BPBG

titas

Satuan

Harga

titas

Satuan

Harga

Gambar 5. Kartu Persediaan
19

Saldo

No.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat
http://siskannajwa.blogspot.com/2014/02/lapoan-manajemen-agribisnis.html

20