AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Pelaporan
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I
“Pelaporan Keuangan dan Kerangka Konseptual”
Dosen : Ibu Sri Wahyu Agustiningsih, S.E., M.Si.
Nama Anggota Kelompok 5:
Fakih Setyawan
(F1316051)
Fendhi Pramuda
(F1316052)
Dinda Orieama Yoga P
(F1316044)
BAB I
PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI
A. Pasar Global
I. Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan
Karakteristik akuntansi meliputi kegiatan
mengidentifikasi, mengukur, dan
mengkomunikasikan informasi keuangan mengenai entitas ekonomi kepada pihakpihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan rugi-laba
komprehensif, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan
keuangan.
II. Akuntansi dan Alokasi Modal
Efisiensi seringkali menentukan apakah suatu entitas berkembang baik atau tidak
terkait dengan keterbatasan sumber daya, sehingga memerlukan pengalokasian
modal kerja yang baik. Berikut proses alokasi modal kerja.
Pelaporan Keuangan
Alokasi Modal
Informasi keuangan yang
Proses penentuan
disediakan perusahaan yang
bagaimana dan dengan
bertujuan membantu pihak-
biaya berapa uang
pihak yang berkentingan
dialokasikan ke dalam
dalam membuat keputusan
kepentingan-kepentingan
yang bersaing.
alokasi modal perusahaan.
B. Tujuan Pelaporan Keuangan
Pemakai
Investor dan kreditor
menggunakan laporan
keuangan untuk membuat
keputusan alokasi modal
perusahaan.
Tujuan pelaporan keuangan yaitu menyediakan informasi keuangan mengenai pelaporan
entitas yang berguna bagi pihak berkepentingan (external users) seperti investor, pemberi
pinjaman atau kreditor dalam membuat keputusan mengenai kapasitas mereka sebagai
penyedia modal.
C. Standar Organisasi
Di Amerika Serikat, terdapat 2 organisasi utama yaitu:
1. International Accounting Standards Board (IASB), menetapkan International
Financial Reporting Standards (IFRS)
2. Financial Accounting Standards Board (FASB), Statements of Financial Acconting
Standards (SFAS) kemudian General Accepted Accounting Principal (GAAP).
Sementara di Indonesia terdapat Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang menetapkan
Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK).
D. Tantangan Pelaporan Keuangan
1. Kesenjangan Ekspektasi
Terkait dengan apa yang menurut masyarakat/public harus dilakukan dan apa yang
menurut akuntan bisa dilakukan.
2. Masalah Pelaporan Keuangan yang Signifikan
Terkait dengan pengukuran non-keuangan, wawasan mengenai infromasi ke
depannya, asset-aset sejenis, dan aktualitas/ketepatan waktu.
3. Etika dalam Lingkungan Akuntansi Keuangan
Dalam bidang akuntansi seringkali terjadi dilema etika, adanya tekanan untuk
membelokkan peraturan membuat para akuntan harus mampu menjaga etika
bekerjanya.
4. Penetapan Standar dalam Lingkungan Politik
Standar akuntansi yang ada merupakan sebuah produk dari adanya tindakan politik,
sehingga penerapan standar akuntansi tidak bisa dilepaskan dari masalah politik.
5. Standar Akuntansi Internasional
Saat ini, IFRS telah digunakan oleh kurang lebih 90 negara di dunia sebagai standar
akuntansinya. Hal ini tentunya diperlukan penyesuaian dengan kondisi di masingmasing Negara. Hingga nantinya, standar akuntansi yang digunakan oleh semua
perusahaan di semua Negara bisa disamakan guna memudahkan pengguna laporan
keuangan itu sendiri.
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL DALAM PELAPORAN KEUANGAN
A. Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
Kerangka kerja konseptual diperlukan dalam:
1. Membangun serta menghubungkan antara badan pembuat konsep dan tujuan.
2. Pemecahan masalah-masalah yang praktis baru dan yang muncul.
3. Peningkatan pemahaman serta keyakinan dari pengguna laporan keuangan
mengenai laporan keuangan itu sendiri.
4. Menaikkan komparabilitas laporan keuangan antarperusahaan.
B. Tingkatan dalam Kerangka Kerja Konseptual
Ada tiga tingkatan yang menampilkan kerangka kerja konseptual, yakni:
1. Tingkat pertama : Tujuan dasar
Standar akuntansi seharusnya dikembangkan sesuai dengan kerangka kerja
konseptual sehingga menghasilkan laporan akuntansi yang bermanfaat. Pada
mulanya, informasi keuangan / non keuangan digunakan oleh investor dan
kreditor untuk pengambilan keputusan kepentingan investor dan kreditor
dalam penanaman modal di perusahaan tersebut pelaporan keuangan yang
berguna bagi investor, salah satunya arus kas yang merupakan harapan dari
investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal dengan kegunaan keputusan
(decision usefulness).
2. Tingkat kedua : Karakteristik kualitatif dan unsur-unsur dasar laporan
keuangan
a. Karakteristik Kualitatif
Kualitas Fundamental
Kualitas Primer, meliputi relevansi dan reliabilitas
Kualitas Sekunder, meliputi komparabilitas dan konsistensi
b. Unsur-unsur Dasar
Aktiva
Kewajiban
Ekuitas
Investasi oleh Pemilik
Distribusi kepada Pemilik
Laba Komprehensif
Pendapatan
Beban
Keuntungan
Kerugian
3. Tingkat ketiga : Konsep-konsep pengakuan dan pengukuran
a. Asumsi-Asumsi Dasar
Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi ini mengandung arti bahwa aktivitas ekonimi dapat
diidentifikasi dengan unit pertanggungjawaban tertentu.
Asumsi Kelangsungan Hidup
Sebagian besar metode akuntansi didasarkan atas asumsi ini, yaitu
perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.
Asumsi Unit Moneter
Asumsi ini mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum
dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi
pengukuran dan analisis akuntansi.
Asumsi Periodisitas
Asumsi ini menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan
dapat dipisahkan ke dalam periode waktu artifisial.
b. Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip Biaya Historis
Artinya, sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan
dilaporkan berdasarkan harga akuisisi.
Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendapatan umumnya diakui jika telah direalisasi dan telah dihasilkan.
Telah direalisasi artinya, jika produk telah dipertukarkan dengan kas
atau klaim atas kas. Sementara, telah dihasilkan artinyaapabila suatu
entitas telah melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapat hak
atas manfaat yang direpresentasikan oleh pendapatan.
Prinsip Penandingan
Prinsip ini menyatakan bahwa usaha (beban) ditandingkan dengan
pencapaian (pendapatan) sepanjang hal ini rasional dan dapt
diterapkan.
Prinsip Pengungkapan Penuh
Prinsip ini mengakui bahwa, sifat dan jumlah informasi yang
dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian
trade-off penilaian.
c. Kendala
Hubungan Biaya-Manfaat
Kendala ini harus diperhitungkan, karena biaya penyediaan informasi
harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari pemakaian
informasi tersebut.
Materialitas
Kendala ini berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Item dianggap material jika
pencantuman atau pengabaiannya mempengaruhi penilaian seorang
pemakai laporan keuangan.
Praktik Industri
Konservatisme
Kendala ini berarti, jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil
kemungkinannya akan menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi
bagi aktiva dan laba.
Referensi:
Intermediate Accounting: IFRS Edition Volume I oleh Donald E Kieso dan Jerry J W.
Akuntansi Keuangan Menengah I oleh Hessy Erlisa Frasti.
“Pelaporan Keuangan dan Kerangka Konseptual”
Dosen : Ibu Sri Wahyu Agustiningsih, S.E., M.Si.
Nama Anggota Kelompok 5:
Fakih Setyawan
(F1316051)
Fendhi Pramuda
(F1316052)
Dinda Orieama Yoga P
(F1316044)
BAB I
PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI
A. Pasar Global
I. Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan
Karakteristik akuntansi meliputi kegiatan
mengidentifikasi, mengukur, dan
mengkomunikasikan informasi keuangan mengenai entitas ekonomi kepada pihakpihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan rugi-laba
komprehensif, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan
keuangan.
II. Akuntansi dan Alokasi Modal
Efisiensi seringkali menentukan apakah suatu entitas berkembang baik atau tidak
terkait dengan keterbatasan sumber daya, sehingga memerlukan pengalokasian
modal kerja yang baik. Berikut proses alokasi modal kerja.
Pelaporan Keuangan
Alokasi Modal
Informasi keuangan yang
Proses penentuan
disediakan perusahaan yang
bagaimana dan dengan
bertujuan membantu pihak-
biaya berapa uang
pihak yang berkentingan
dialokasikan ke dalam
dalam membuat keputusan
kepentingan-kepentingan
yang bersaing.
alokasi modal perusahaan.
B. Tujuan Pelaporan Keuangan
Pemakai
Investor dan kreditor
menggunakan laporan
keuangan untuk membuat
keputusan alokasi modal
perusahaan.
Tujuan pelaporan keuangan yaitu menyediakan informasi keuangan mengenai pelaporan
entitas yang berguna bagi pihak berkepentingan (external users) seperti investor, pemberi
pinjaman atau kreditor dalam membuat keputusan mengenai kapasitas mereka sebagai
penyedia modal.
C. Standar Organisasi
Di Amerika Serikat, terdapat 2 organisasi utama yaitu:
1. International Accounting Standards Board (IASB), menetapkan International
Financial Reporting Standards (IFRS)
2. Financial Accounting Standards Board (FASB), Statements of Financial Acconting
Standards (SFAS) kemudian General Accepted Accounting Principal (GAAP).
Sementara di Indonesia terdapat Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang menetapkan
Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK).
D. Tantangan Pelaporan Keuangan
1. Kesenjangan Ekspektasi
Terkait dengan apa yang menurut masyarakat/public harus dilakukan dan apa yang
menurut akuntan bisa dilakukan.
2. Masalah Pelaporan Keuangan yang Signifikan
Terkait dengan pengukuran non-keuangan, wawasan mengenai infromasi ke
depannya, asset-aset sejenis, dan aktualitas/ketepatan waktu.
3. Etika dalam Lingkungan Akuntansi Keuangan
Dalam bidang akuntansi seringkali terjadi dilema etika, adanya tekanan untuk
membelokkan peraturan membuat para akuntan harus mampu menjaga etika
bekerjanya.
4. Penetapan Standar dalam Lingkungan Politik
Standar akuntansi yang ada merupakan sebuah produk dari adanya tindakan politik,
sehingga penerapan standar akuntansi tidak bisa dilepaskan dari masalah politik.
5. Standar Akuntansi Internasional
Saat ini, IFRS telah digunakan oleh kurang lebih 90 negara di dunia sebagai standar
akuntansinya. Hal ini tentunya diperlukan penyesuaian dengan kondisi di masingmasing Negara. Hingga nantinya, standar akuntansi yang digunakan oleh semua
perusahaan di semua Negara bisa disamakan guna memudahkan pengguna laporan
keuangan itu sendiri.
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL DALAM PELAPORAN KEUANGAN
A. Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
Kerangka kerja konseptual diperlukan dalam:
1. Membangun serta menghubungkan antara badan pembuat konsep dan tujuan.
2. Pemecahan masalah-masalah yang praktis baru dan yang muncul.
3. Peningkatan pemahaman serta keyakinan dari pengguna laporan keuangan
mengenai laporan keuangan itu sendiri.
4. Menaikkan komparabilitas laporan keuangan antarperusahaan.
B. Tingkatan dalam Kerangka Kerja Konseptual
Ada tiga tingkatan yang menampilkan kerangka kerja konseptual, yakni:
1. Tingkat pertama : Tujuan dasar
Standar akuntansi seharusnya dikembangkan sesuai dengan kerangka kerja
konseptual sehingga menghasilkan laporan akuntansi yang bermanfaat. Pada
mulanya, informasi keuangan / non keuangan digunakan oleh investor dan
kreditor untuk pengambilan keputusan kepentingan investor dan kreditor
dalam penanaman modal di perusahaan tersebut pelaporan keuangan yang
berguna bagi investor, salah satunya arus kas yang merupakan harapan dari
investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal dengan kegunaan keputusan
(decision usefulness).
2. Tingkat kedua : Karakteristik kualitatif dan unsur-unsur dasar laporan
keuangan
a. Karakteristik Kualitatif
Kualitas Fundamental
Kualitas Primer, meliputi relevansi dan reliabilitas
Kualitas Sekunder, meliputi komparabilitas dan konsistensi
b. Unsur-unsur Dasar
Aktiva
Kewajiban
Ekuitas
Investasi oleh Pemilik
Distribusi kepada Pemilik
Laba Komprehensif
Pendapatan
Beban
Keuntungan
Kerugian
3. Tingkat ketiga : Konsep-konsep pengakuan dan pengukuran
a. Asumsi-Asumsi Dasar
Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi ini mengandung arti bahwa aktivitas ekonimi dapat
diidentifikasi dengan unit pertanggungjawaban tertentu.
Asumsi Kelangsungan Hidup
Sebagian besar metode akuntansi didasarkan atas asumsi ini, yaitu
perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.
Asumsi Unit Moneter
Asumsi ini mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum
dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi
pengukuran dan analisis akuntansi.
Asumsi Periodisitas
Asumsi ini menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan
dapat dipisahkan ke dalam periode waktu artifisial.
b. Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip Biaya Historis
Artinya, sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan
dilaporkan berdasarkan harga akuisisi.
Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendapatan umumnya diakui jika telah direalisasi dan telah dihasilkan.
Telah direalisasi artinya, jika produk telah dipertukarkan dengan kas
atau klaim atas kas. Sementara, telah dihasilkan artinyaapabila suatu
entitas telah melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapat hak
atas manfaat yang direpresentasikan oleh pendapatan.
Prinsip Penandingan
Prinsip ini menyatakan bahwa usaha (beban) ditandingkan dengan
pencapaian (pendapatan) sepanjang hal ini rasional dan dapt
diterapkan.
Prinsip Pengungkapan Penuh
Prinsip ini mengakui bahwa, sifat dan jumlah informasi yang
dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian
trade-off penilaian.
c. Kendala
Hubungan Biaya-Manfaat
Kendala ini harus diperhitungkan, karena biaya penyediaan informasi
harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari pemakaian
informasi tersebut.
Materialitas
Kendala ini berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Item dianggap material jika
pencantuman atau pengabaiannya mempengaruhi penilaian seorang
pemakai laporan keuangan.
Praktik Industri
Konservatisme
Kendala ini berarti, jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil
kemungkinannya akan menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi
bagi aktiva dan laba.
Referensi:
Intermediate Accounting: IFRS Edition Volume I oleh Donald E Kieso dan Jerry J W.
Akuntansi Keuangan Menengah I oleh Hessy Erlisa Frasti.