Pengaruh Komunikasi Interpersonal Di Per

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produktifitas kinerja karyawan dianggap sangat penting dalam suatu perusahan. Hal ini
perlu mendapatkan pengamatan yang khusus karena, kinerja karyawan di suatu perusahaan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sukses atau tidaknya sebuah perusahaan
menjalankan kerjanya dan baik buruknya hasil akhir yang didapatkan perusahaan tersebut. Hal
tersebut dapat dilihat dari omset yang didapat, banyaknya konsumen.
Selain mempengaruhi kesuksesan suatu perusahaan, Kinerja karyawan ternyata juga
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam menjalankan tugasnya di sebuah perusahaan, karyawan
tentu saja harus bisa beradaptasi dengan pekerjaannya agar mendapatkan hasil yang baik atau
maksimal. Maksud dari hasil yang baik disini adalah membuat pimpinannya bangga terhadap
hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan tersebut.
Berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan sangat banyak, seperti yang telah
diuraikan diatas hal ini perlu diamati agar terjalin keuntungan antara kedua belah pihak baik dari
pihak pimpinan perusahaan maupun dari karyawan perusahaan itu sendiri. Apabila salah satu
dari pihak tersebut mendapatkan “kerugian” maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam
melakukan suatu pekerjaan dan hasil akhir yang tidak sesuai dengan target pencapaian.
Yang dimaksud dengan “kerugian” disini adalah apabila salah satu pihak merasa keadaan
yang dijalani tidak sesuai dengan kontrak kerja kedua belah pihak. Hal ini jangan sampai terjadi
karena akan menimbulkan konflik yang mempengaruhi pekerjaan di perusahaan tersebut. Dan

akan terus berpengaruh di kemudian hari apabila masalah “kerugian” disini tidak bisa
diselesaikan dengan segera.
Contoh dari “kerugian” kedua belah pihak akan dijabarkan disini. Dapat diambil contoh
“kerugian” yang pertama dari pihak karyawan misalnya : Gaji yang tidak sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan (Gaji sangat kurang), Pimpinan yang bertindak sewenang-wenang, dll.

Kemudian contoh “kerugian” yang lain diambil dari pihak selanjutnya yaitu Pimpinan
Perusahaan misalnya : Karyawan yang bekerja dengan semaunya, Karyawan yang menuntut gaji
lebih namun tidak seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan, Karyawan yang melakukan
kecurangan, dll.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya apabila “kerugian” tidak dapat segera diatasi
maka akan berpengaruh dan merembet kepada banyak hal untuk itu diperlukan komunikasi yang
baik untuk menghindari kesalah pahaman di kedua belah pihak selain itu untuk mencegah
kemungkinan buruk yang lain terjadi maka diperlukan adanya pemahaman mengenai faktorfaktor yang dapat meningkatkan produktifitas kinerja karyawan.
Mengapa yang dilihat hanya karyawan? Karena apabila dari pimpinan perusahaan sendiri
dapat memahami apa saja yang membuat karyawannya merasa nyaman bekerja maka karyawan
akan bekerja dengan senang dan dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu pimpinan
juga harus bisa menerima kritik dengan tangan terbuka agar komunikasi dua arah terjalin dengan
baik. Hal ini sangat baik agar kedua belah pihak sama sama memahami satu sama lain sehingga
mencegah terjadinya timbulnya “kerugian”.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan : Mental
seseorang (Disiplin kerja, Motivasi dari banyak hal untuk meraih prestasi kerja, Etika dan Sikap)
Pendidikan, Keterampilan, Manajemen, Fasilitas Kantor atau Perusahaan, Gaji / Pendapatan,
Lingkungan Kerja, Komunikasi dua arah baik vertikal maupun horizontal yang dimaksud disini
adalah komunikasi interpersonal yang terjadi di sebuah Perusahaan baik itu komunikasi ke
pimpinan (vertikal) dan komunikasi ke sesama karyawan (horizontal).
Komunikasi interpersonal dalam suatu perusahaan berarti terjadi antar dua orang atau
lebih yang ada di dalam perusahaan tersebut. Yang dikomunikasikan tentu saja bisa bermacammacam dan biasanya menyangkut masalah perusahaan. Hal ini sangat penting karena dalam
suatu organisasi atau perusahaan diperlukan adanya komunikasi interpersonal yang baik agar
tidak terjadi adanya misscomunication atau kesalah pahaman yang kerap timbul.
Namun, sebuah komunikasi interpersonal didalam suatu perusahaan tentunya memiliki
cara - cara yang berbeda dalam penyampaiannya karena dalam sebuah perusahan tentunya
beberapa orang memiliki tingkatan jabatan yang berbeda, hal seperti ini pun harus bisa

menyesuaikan dan disesuaikan bagaimana dalam menyampaikan sebuah pesan agar terjadi
komunikasi yang baik dan benar.
Misal komunikasi sesama karyawan tentu akan berbeda bila dibandingkan dengan
komunikasi dari karyawan ke pimpinan perusahaan. Bahasa dan gaya penyampaian pesan tentu
akan berbeda pula. Dan hal yang biasanya terjadi adalah intensitas komunikasi antar sesama
karyawan cenderung lebih sering dilakukan ketimbang komunikasi dari karyawan ke pimpinan.

Padahal komunikasi vertikal tersebut juga penting untuk dilakukan.
Maksud dari komunikasi vertikal penting dilakukan adalah seperti misalnya pemberian
motivasi kerja dari pimpinan perusahaan ke karyawannya, hal hal sepele namun juga
memberikan semangat kepada karyawannya karena hal seperti ini lah yang akan membuat
karyawan merasa nyaman sehingga produktifitas kinerja karyawan menjadi meningkat.
Dalam penelitiaan ini, saya mengambil contoh perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta
karena dilihat dari komunikasi interpersonal yang terjadi cukup banyak. SMARTGAMA
Yogyakarta adalah sebuah lembaga bimbingan belajar untuk pelajar SD, SMP, SMA. Tentunya
dalam melakukan komunikasi tidak hanya sekedar antara perusahaan-konsumen. Karena dilihat
konsumen merupakan pelajar yang otomatis cara

berkomunikasinya tentu berbeda apabila

dengan karyawan maupun pemimpin perusahaan.
Di perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta, kinerja karyawan dapat dilihat melalui
bagaimana cara karyawan dalam melayani konsumen, cara mebuat konsumen tetarik untuk
mengikuti bimbel di SMARTGAMA Yogyakarta, cara berpromosi dan marketing yang baik,
kemudian juga cara mengajar yang menyenangkan agar membuat para siswa merasa nyaman
ketika berada ataupun mengikuti les (bimbel) di SMARTGAMA Yogyakarta.


1.2. Rumusan Masalah


Seberapa besar hubungan komunikasi interpersonal mempengaruhi kinerja
karyawan?

1.3. Tujuan Penelitian


Mengetahui komunikasi Interpersonal Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta
dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
setidaknya dapat menyumbangkan pemikiran bagi dunia perusahaan.
b) Penelitian ini untuk menguji teori Adaptasi Interaksi dan Communication
Acomodation Theory.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Penulis : Dapat menambah wawasan mengenai komunikasi

Interpersonal dalam praktek kerja yang sesungguhnya.
b) Bagi Pemimpin Perusahaan : Dapat mengevaluasi cara berkomunikasi
yang baik agar menimbulkan kinerja yang lebih baik bagi karyawan.
c) Bagi karyawan perusahaan : Dapat lebih memahami pentingnya
komunikasi interpersonal dalam sebuah perusahaan.

1.5. Kerangka Teori
Dalam Penelitian ini, diambil teori untuk menunjang sebuah penelitian agar sesuai
dengan penelitian yang diteliti.
1.

Teori Adaptasi Interaksi
Teori ini menjelaskan tentang ketika kita mulai melakukan komunikasi dengan

orang lain maka biasanya kita memiliki sebuah pemikiran kasar tentang apa yang akan
terjadi. Hal inilah yang disebut dengan interaction position.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya teori adaptasi interaksi adalah (RED)
Requirement, Ekspectation dan Desire. Faktor Requirement adalah kebutuhan atau sesuatu
yang memaksa dan membuat kita ingin untuk berinteraksi. Sedangkan Ekspectation adalah
acuan untuk memperediksi apa yang akan terjadi. Seperti missal kita melakukan sesuatu

yang dianggap melanggar norma namun hal ini dilakukan kepada seseorang yang sudah
dekat dengan kita. Sehingga kita tidak menyinggung perasaannya. Kemudian yang
dimaksud dengan Desire adalah terjadinya sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan.
Teori ini berpengaruh tidak hanya bagi para karyawan namun juga bagi pemimpin
perusahaan karena pada dasarnya koomunikasi yang terjalin akan saling berhubungan satu
sama lain. Apalagi apabila kita berbicara tentang masalah hubungan kedekatan yang
terjalin

antar

karyawan

dan

pemimpin

perusahaan.

(Dikutip


dari

:

https://www.academia.edu/11696363/TEORI_KONTEKSTUAL )
2.

Communication Acomodation Theory
Dalam teori yang dikemukakan oleh Howard Giles ini, Acomodation Theory

berkaitan dengan bagaimana cara penyesuaian interpersonal dalam interaksi yang terjadi.
Hal ini didasarkan pada observasi bahwa komunikator sering kelihatan menirukan perilaku
satu sama lain. Teori ini memiliki 3 cara beradaptasi dan proses yang memliki karakteristik
sebagai berikut : Konvergensi, Divergensi dan Akomodasi.

Proses yang pertama yaitu Konvergensi adalah Strategi yang digunakan untuk
beradaptasi dengan perilaku orang lain. Ketika orang melakukan Konvergensi maka
biasanya mereka bergantung pada persepsi mereka mengenai tuturan dan perilaku orang
lainnnya. Selain persepsi, konvergensi juga dipengaruhi oleh ketertarikan. Apabila antar
komunikator dan komunikan saling tertarik atau ada ketertarikan maka mereka akan

melakukan konvergensi.
Kemudian ada Divergensi yang menggunakan strategi untuk menonjolkan
perbedaan verbal dan non verbal diantara para komunikator. Terdapat beberapa alasan
mengapa orang melakukan divergensi yang pertama untuk mempertahankan identitas soial.
Kedua, berkaitan dengan kekuasaan dan perbedaan peranan dalam percakapan. Terakhir,
divergensi cenderung terjadi karena lawan bicara dalam percakapan dipandang sebagai
anggota dari kelompok yang tidak diinginkan.
Sedangkan Akomodasi Berlebihan adalah strategi yang mencoba secara berlebihan
usaha usaha dalam mengatur, memodifikasi atau merespon orang lain. Tiga proses atau cara
beradaptasi itulah yang nantinya akan mempengaruhi bagaimana cara berkomunikasi antar
karyawan dan pemimpin perusahaan dalam melakukan interaksi. (Dikutip dari :
https://www.academia.edu/11727589/Teori_Komunikasi_Interpersonal
https://www.academia.edu/7106313/Materi_CAT )
1.6. Hipotesis
H1

:

Adanya pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan
SMARTGAMA Yogyakarta.


H0

:

Tidak ada pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan
SMARTGAMA Yogyakarta.

dan

BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini saya menggunakan metode penelitian survey. Metode
penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
mengunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Sedangkan yang
nantinya akan di survey adalah karyawan SMARTGAMA Yogyakarta. Lebih tepatnya
adalah bagaimana kinerja karyawan SMARTGAMA Yogyakarta apabila dipengaruhi oleh
komunikasi interpersonal didalamnya.
2.2.Variabel yang akan diteliti

Dalam penelitian ini terdapat dua variable yang akan dibahas. Dua variable
tersebut adalah Pengaruh Komunikasi Interpersonal Di Perusahaan SMARTGAMA
Yogyakarta (Variable X) dan Kinerja Karyawan (Variabel Y). Pada nantinya penelitian ini
akan difokuskan pada kesimpulan yang mengarah pada bagaimana pengaruh komunikasi
interpersonal di perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta terhadap kinerja karyawan.
Pada

penelitian

Pengaruh

Komunikasi

Interpersonal

di

Perusahaan

SMARTGAMA Yogyakarta terhadap kinerja karyawan, tingkat pengukuran atau jenis

datanya akan didasarkan pada kedua variable tersebut. Yaitu

Pengaruh Komunikasi

Interpersonal Di Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta (Variable X) dan Kinerja
Karyawan (Variabel Y).
2.2.1 Jenis Pengukuran
Penelitian ini menggunakan jenis tingkat pengukuran data ordinal. Karena
pengukuran ordinal memungkinkan untuk mengurutkan responden dari tingkatan yang
“paling rendah” hingga tingkatan yang “paling tinggi” menurut atribut tertentu.
Pengukuran data ordinal digunakan untuk mengukur jarak antar responden yang tidak
dapat diketahui secara jelas.

2.2.2. Definisi Konseptual
1. Komunikasi Interpersonal di Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta sebagai variable X.
1. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan
antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung maupun
tidak langsung. Komunikasi dapat dikatakan terjadi secara langsung (primer) apabila
pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media.
Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh adanya penggunaan
media tertentu. (Suranto, 2011:5)
2. Perusahaan SMARTGAMA
Perusahaan SMARTGAMA adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pendidikan lebih tepatnya merupakan lembaga bimbingan belajar bagi siswa SD, SMP,
SMA dan Alumni. Melayani kegiatan bimbingan baik pendidikan maupun konsultasi bagi
siswanya.
2. Kinerja Pegawai sebagai Variabel Y.
1. Kinerja Pegawai
Pengertian dari Kinerja Pegawai adalah suatu hasil yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam bidang pekerjaan menurut criteria tertentu yang berlaku atas sebuah
pekerjaanyang dievaluasi oleh orang tertentu.
2.2.3 Definisi Operasional
1. Komunikasi Interpersonal di Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta sebagai variable
independent.

Komunikasi Interpersonal di Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta adalah
variable yang memaksa timbulnya perubahan pada variable dependent atau variable
terikat. Variable ini memiliki beberapa indicator yaitu :
1. Tingkat Kuantitas Komunikasi
Tingkat Kuantitas Komunikasi merupakan seberapa sering komunikasi terjalin
antara pihak satu dengan pihak yang lain. Semakin sering komunkasi terjalin maka
semakin baik dan lancar hubungan antar dua pihak tersebut, selama noise dapat diatasi.
2. Keterbukaan
Keterbukaan adalah ketersediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi
yang biasanya disembunyikan , asalkan pengungkapan diri informasi ini tidak
bertentangan dengan kepatutan. Sikap keterbukaan ditandai dengan adanya kejujuran
dengan merespon segala stimuli komunikasi. Jadi salah satu kunci hubungan yang baik
antar karyawan dan pemimpin perusahaan adalah keterbukaan karena dengan adanya
keterbukaan semua masalah dapat diselesaikan tanpa perlu adanya ditutup tupi. (dikutip
dari

:

https://www.academia.edu/5514163/HUBUNGAN_ANTARA_KOMUNIKASI_INTERP
ERSONAL_YANG_EFEKTIF_DENGAN_HASIL_BELAJAR_KEWIRAUSAHAAN_P
ADA_SISWA_KELAS_XI_TKR )
3. Sikap Mendukung
Sikap Mendukung memiliki arti dimana masing masing pihak yang berkomuikasi
memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. Jadi
sikap mendukung ini ditunjukkan kepada kedua belah pihak yaitu antara karyawan dan
pemimpin perusahaan, karena dengan adanya sebuah dukungan sangat mempengaruhi
timbulnya

semangat

.

(Dikutip

dari

:

https://www.academia.edu/5514163/HUBUNGAN_ANTARA_KOMUNIKASI_INTERP
ERSONAL_YANG_EFEKTIF_DENGAN_HASIL_BELAJAR_KEWIRAUSAHAAN_P
ADA_SISWA_KELAS_XI_TKR )
4. Sikap Positif
Sikap positif dapat ditunjukkan

sikap,

antara

lain

menghargai

orang lain, berpikiran positif terhadap orang lain, tidak menaruh rasa curiga yang
berlebihan,

meyakini

pentingnya

orang

lain,

memberikan pujian

dan

penghargaan, komitmen menjalin kerja sama. Karena dalam sebuah hubungan terutama
dalam bahasan ini adalah hubungan kerja yang dibutuhkan adalah rasa saling percaya
untuk menghasilkan suatu hubungan yang baik dan positif bagi kedepannya.
dari

(Dikutip
:

https://www.academia.edu/5514163/HUBUNGAN_ANTARA_KOMUNIKASI_INTERP
ERSONAL_YANG_EFEKTIF_DENGAN_HASIL_BELAJAR_KEWIRAUSAHAAN_P
ADA_SISWA_KELAS_XI_TKR )
5. Empati
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan seandainya ia
menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain, dapat
merasakan apa yang dirasakan orang lain dan dapat memahami sutu persoalan dari sudut
pandang orang lain, melalui kaca mata orang lain. Dalam sebuah hubungan kerja tidak
selalu hanya karyawaan yang harus memahami pemimpin perusahaan namun disini
semua bermain seimbang karena karyawan juga perlu dipahami oleh pemimpin
perusahaan.

(Dikutip

dari

:

https://www.academia.edu/5514163/HUBUNGAN_ANTARA_KOMUNIKASI_INTERP
ERSONAL_YANG_EFEKTIF_DENGAN_HASIL_BELAJAR_KEWIRAUSAHAAN_P
ADA_SISWA_KELAS_XI_TKR )
2. Kinerja kayawan sebagai variable terikat.
Kinerja Karyawan merupakan variable dependent terikat dimana variable ini
dihasilkan dari perubahan yang ditimbulkan variable independent.
1. Kenyamanan karyawan dalam bekerja
Dalam bekerja dibutuhkan sebuah kenyamanan untuk dapat menghasilkan hasil
yang optimal bagi peusahaan tersebut. Apabila karyawan bekerja dengan hati yang
nyaman maka ia pun dapat melakukan pekerjaan tersebut dengan tulus dan ikhlas dan
yang seperti itu akan menghasilkan pekerjaan yang lebih memuaskan dibandingkan
dengan yang tidak memiliki rasa nyaman.

2. Motivasi Bekerja
Motivasi bekerja adalah pendorong baik jasmani maupun rohani yang dimiliki
sesorang yang berbentuk harapan pengahargaan, keinginan dan sebaginya atas segala

sesuatu yang akan dilakukan yang bersifat menggiatkan individu untuk bertindak atau
bertingkah laku guna memenuhi kebutuhannya. Hubungan motivasi dan kinerja
menunjukkan semakin tinggi motivasi kerja maka akan semakin tinggi pula kinerja yang
dihasilkan.

(Dikutip

dari

:

https://www.academia.edu/4083100/Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kemampuan_Kerja_Dan
_Tingkat_Pendidikan_Formal_Terhadap_Kinerja_Pegawai_Di_Dinas_Pariwisata_Kabup
aten_Cilacap ).
3. Kemampuan Kerja
Kemampuan Kerja adalah kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas
yang dibebankan kepadanya, dimana dapat terbentuk dari pendidikan dan pelatihan,
inisiatif dan pengalaman kerja yang diperoleh baik didalam maupun diluar instansi
tempat dia bekerja. Jadi untuk menambah keampuan kerja agar semakin baik salah
satunya dapat mengikti pelatihan atau diklat yang diberikan. (Dikutip dari :
https://www.academia.edu/4083100/Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kemampuan_Kerja_Dan
_Tingkat_Pendidikan_Formal_Terhadap_Kinerja_Pegawai_Di_Dinas_Pariwisata_Kabup
aten_Cilacap).

2.2.4 Indikator
Variable X

Variabel Y

Komunikasi Interpersonal


Tingkat Kuantitas






Komunikasi
Keterbukaan
Sikap mendukung
Sikap Positif
Empati

2.3 Sumber Data

Kinerja Karyawan


Kenyamanan
karyawan dalam




bekerja
Motivasi Bekerja
Kemampuan Kerja

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sumber data Primer dan
Sekunder .
1. Peneliti membutuhkan Sumber Data Primer melalui kuesiner yang disebar kepada
Karyawan Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan data yang sebenarnya dan melalui sumber data primer, peneliti dapat
terjun langsung ke tempat penelitian dan dapat bertemu langsung dengan responden.
Data primer juga lebih “jujur” karena mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan
dapat dimasukkan ke dalam penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini
adalah Karyawan Perusahaan SMARTGAMA Yogyakarta.
2. Selanjutnya ada Sumber Sekunder. Dimana sumber sekunder dapat didapatkan
melalui buku, catatan laporan, dll. Data Sekunder merupakan didapat melalui cara
yang secara tidak langsung untuk mendapatkan berbagai sumber penelitian. Dan
dalam penelitian ini penulis menggunakan Buku dan Website yang berhubungan
dengan penelitian ini sebagai sumber pustaka dan sumber sekunder.
2.4. Populasi dan Sampel
A. Populasi
Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek
penelitian. Elemen populasi ini biasanya merupakan satuan analisis. Populasi merupakan
himpunan semua hal yang ingin diketahui. Dapat berupa kumpulan semua kota, semua
wanita,

semua

perusahaan.

(Dikutip

dari

:

https://www.academia.edu/5036760/Populasi_Sampel_and_Teknik_Sampling )
Adapun yang menjadi Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Karyawan
Perusahaan SMARTGAMA cabang Yogyakarta. Pemilihan perusahaan tersebut sebagai
objek penelitian dikarenakan perusahaan ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pendidikan dan secara tidak langsung berhubungan dan berkomunikasi dengan banyak
orang.
Saya juga melihat perusahaan ini memiliki cara berkomunikasi yang
menyenangkan kepada para konsumen atau para siswanya sehingga saya tertarik untuk

meneliti apakah komunikasi yang terjalin di dalam perusahaan ini juga mempengaruhi
kinerja karyawan.
Populasi Karyawan yang saya teliti berjumlah 30 orang terdiri dari 7 cabang di
Yogyakarta yaitu Sleman, Kaliurang, Condong Catur, Kalasan, Godean, Imogiri dan
Wates.
B. Sampel
Menurut Suharsimi Arkunto, sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau
wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang
diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Sugiyono,
sampel adalah sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Dikutip dari :
https://www.academia.edu/5036760/Populasi_Sampel_and_Teknik_Sampling ).
Sementara dalam Penelitian ini penulis tidak menggunakan sampel untuk
penelitian karena banyaknya populasi sudah mencukupi untuk diteliti. Dan apabila
menggunakan sampel maka akan semakin sedikit responden yang diambil dan akan
semakin sedikit informasi dan data yang diperoleh.
2.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data dengan kuesioner
(angket). Angket atau kuesioner adalah alat yang dipakai untuk menjembatani antara
subyek dan obyek (secara substansial antara hal halteoritis dengan empiris, antara konsep
dengan data) sejauhmana data mencerminkan konsep yang ingin diukur tergantung pada
instrument (yang substansinya disusun berdasarkan penjabaran konsep/penentuan
indicator)

yang

dipergunakan

untuk

mengumpulkan

data.

(dikutip

dari

:

https://www.academia.edu/7417231/Kuisioner ).

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya. Nantinya dalam penelitian ini, kuesioner atau angket akan

disebarkan secara pribadi oleh penulis.

Keterangan mengenai kuesioner ini adalah

responden hanya perlu memberi tanda ( √ ) dalam kolom yang telah tersedia. Keterangan
kolom antara lain, SS ( Sangat Setuju), S ( Setuju), R ( Ragu-Ragu), TS ( Tidak Setuju),
STS ( Sangat Tidak Setuju). Dan dalam setiap keterangan nantinya akan memiliki nilai
yang berbeda beda pula.
2.6 Analisa Data
Penulis menggunakan analisa kuantitatif hubungan dalam penelitian ini. Tujuan
penggunaan analisis ini adalah untk mengetahui seberapa bessar dan kuat kah hubungan
antar suatu variable. Dimana dalam penelitian ini adalah hubungan variable X (Pengaruh
Komunikasi Interpersonal) dan Y (Kinerja Karyawan Smartgama).

Dan untuk

menghitung dan menemukan hasil penelitian, maka penulis menggunakan rumus statistic
pearsons correlation (product moment).
Pearsons Correlation atau Product Moment adalah salah satu teknikuntuk mencari
korelasi antar dua variable yang kerap kali dgunakan. Korelasi Product Moment (KPM)
atau sering juga disebut Korelasi Pearson merupakan alat uji statistik yangdigunakan
untuk

menguji

hipotesis

asosiatif

(uji

hubungan)

dua

variabel

bila

datanya berskala interval atau rasio. Teknik korelasi produk momen ini dikembangkan
KarlPearson. Korelasi Product moment merupakan salah satu bentuk statistik parametris
karenamenguji data pada skala interval atau rasio. Disebut Korelasi Product moment
karenakoefisien korelasinya diperoleh dengan cara mencari hasil perkalian dari momenmomenariabel

yang

dikorelasikan.(

Dikutip

dari

https://www.academia.edu/9156459/TEKNIK_KORELASI_PRODUCT_MOMENT )

2.7. Uji Reliabilitas dan Validitas
A. Validitas

:

Validitas adalah kesesuaian antara suatu konstruk dengan indicator yang
digunakan untuk mengukurnya. Kesesuaian antara definisi konseptual dan definisi
operasional. Uji Validitas adalah tingkat keandalan alat ukur yang digunakan. Instrument
dikatakn valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya

diukur.

(Sugiyono,

2004:137)

(Dikutip

dari

:

https://www.academia.edu/5170798/Uji_Validitas_Dan_Reliabilitas )
r=

nΣxy – (Σx) (Σy)
√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}

.
Dimana :
n

= Banyaknya Pasangan data X dan Y

Σx = Total Jumlah dari Variabel X
Σy = Total Jumlah dari Variabel Y
Σx2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Σy2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
Σxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y
B. Reliabilitas
Berkaitan dengan konsistensi suatu alat ukur, bila penelitian dilakukan dengan
alat ukur yang sama lebih dari satu kali, hasil pengamatan (seharusnya) sama.
uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner
dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yangsama akan
menghasilkan

data

yang

konsisten.. Reliabilitas

suatu

merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.
https://www.academia.edu/5170798/Uji_Validitas_Dan_Reliabilitas )

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Deskriptif Subjek

penelitian
(Dikutip dari :

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Karyawan Smartgama
Yogyakarta. Rata rata subjek berusia 20 hingga 30 tahun. Dalam penelitian ini penulis
membagikan kuesioner ke cabang cabang smartgama yang berada di wilayah Yogyakarta.
Jumlah karyawan Smartgama sendiri adalah 30 karyawan dan semua tersebar di 7 cabang
di Yogyakarta yaitu Sleman, Kaliurang, Condong Catur, Kalasan, Godean, Imogiri dan
Wates. Semua karyawan bersatus aktif dan memiliki bagian atau divisi pekerjaan masing
masing. Baik Keuangan, Akademik, Pemasaran, Teknis, Office Boy. Tentor atau pengajar
tidak termasuk dalam subjek yang penulis teliti karena diketahui tentor tidak termasuk
karyawan. Namun karyawan Smartgama bisa jadi termasuk tentor.
3.2 Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus produk momen untuk
mendapatkan hasil penelitian. Produk moment adalah Analisis korelasi digunakan untuk
menjelaskan kekuatan dan arah hubungan antara duavariabel. Korelasi bersifat
undirectional yang artinya tidak ada yang ditempatkan sebagai predictor dan respon (IV
dan DV).
Angka korelasi berkisar antara -1 s/d +1. Semakin mendekati 1 maka korelasi
semakinmendekati sempurna. Sementara nilai negative dan positif mengindikasikan arah
hubungan.Arah hubungan yang positif menandakan bahwa pola hubungan searah atau
semakin tinggi A menyebabkan kenaikan pula B (A dan B ditempatkan sebagai variabel)
Interprestasi angka korelasi menurut Prof. Sugiyono (2007)
0 - 0,199 : Sangat lemah
0,20 - 0,399 : Lemah
0,40 - 0,599 : Sedang
0,60 - 0,799 : Kuat
0,80 - 1,0 : Sangat kuat
(Dikutip dari :
https://www.academia.edu/4833589/Korelasi_Product_Momen_Contoh_Uji_Statistik )
Rumus :

=

nΣxy – (Σx) (Σy)

.

√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}

TABEL :
No
Resp
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

X

Y

XY

X2

Y2

83
97
95
104
97
108
110
103
98
107
95
110
100
92
97
104
93
97
100
104
102
96
102
101
97
105
103
99
99
108
3006

50
63
58
61
56
63
58
57
56
61
51
58
58
56
58
64
61
61
60
60
59
63
56
57
66
63
60
62
64
59
1779

4150
6111
5510
6344
5432
6804
6380
5871
5768
6527
4845
6380
5800
5152
5626
6656
5673
5917
6000
6240
6018
6048
5712
5757
6902
6615
6180
6138
6336
6372
178.764

6889
9409
9025
10.816
9409
11.664
12.100
10.609
9604
11.449
9025
12.100
10.000
8464
9409
10.816
8649
9409
10.000
10.816
10.404
9216
10.404
10.201
9409
11.025
10.609
9801
9801
11.664
302.196

2500
3969
3364
3721
3136
3969
3364
3249
3136
3721
2601
3364
3364
3136
3364
4096
3721
3721
3600
3600
3481
3969
3136
3249
4356
3969
3600
3844
4096
3481
105.877

=

nΣxy – (Σx) (Σy)

.

√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}

=
.

30 X 178.764 – (3006) X (1779)
√{30X 302.196 – (9.036.036 } {30X105.877- (3.164.841) }

=
.

5.362.920 – 5.347.674
√{9.065.880-9.036.036 } {3.176.310 – 3.164.841}

=

15.246

.

√{29.844 } {11.469}

=

15.246

.

√342.280.836

=

15.246

.

18.500

=

0,82

3.3 Pembahasan
Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan melalui rumus product moment didapatkan
hasil sebesar 0,82. Menurut data Interprestasi angka korelasi dari Prof. Sugiyono. Angka 0,82
termasuk dalam golongan yang sangat kuat. Sangat kuat disini memiliki arti bahwa hubungan
antar 2 variabel sangatlah kuat.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan komunikasi interpersonal terhadap kinerja
karyawan sangat baik dan saling mempengaruhi. Komunikasi Interpersonal yang terjalin di
perusahaan Smartgama dapat dikatakan berlangsung secara efektif dan baik apabila dilihat
dari data yang didapatkan banyak karyawan yang memberikan nilai yang cukup tinggi di
bagian Komunikasi Interpersonal.
Untuk variable X atau Pengaruh Komunikasi Interpersonal terdapat berbagai indicator
yaitu Tingkat Kuantitas Komunikasi, Keterbukaan, Sikap Mendukung, Sikap Positif dan
Empati. Melalui beberapa indicator tersebut dapat diketahui apabila banyak responden atau
Karyawan Smartgama yang memberikan nilai tinggi. Hal ini tentunya memiliki arti bahwa
Komunikasi Interpersonal yang dilakukan di Perusahaan Smartgama sangat baik.

Dari Indikator tingkat kuantitas sendiri dapat diketahui bahwa perusahaan ini sangat
sering melakukan komunikasi Interpersonal apabila dilihat dari data yang didapatkan. Hal ini
menunjukkan kuantitas berkomunikasi bisa dikatakan sangat sering dan perusahaan tidak
hanya dalam keadaan “sepi”.
Untuk Indikator Keterbukaan sepertinya sedikit berbeda dibandingkan dengan indicator
lain karena disini banyak ditemukan data yang mennjukkan bahwa banyak responden yang
mendapatkan nilai 3 atau ragu ragu untuk masalah keterbukaan. Sedangkan untuk Sikap
Mendukung nilai yang diberikan cenderung tinggi hal ini berarti karyawan smartgama sangat
memiliki sikap mendukung tidak hanya untuk keputusan perusahaan namun juga untuk
mendukung keputusan karyawan lain dengan memberikan semangat.

Seperti yang diketahui penulis saat melakukan penelitian langsung ke lokasi, ternyata
baik dari karyawan maupun pimpinan perusahaan selalu mendukung dan mencoba membantu
maupun mengahargai setiap keputusan yang diberikan baik dari pihak perusahaan maupun
karyawan. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan dukungan apabila salah satu
karyawan akan mencoba tes CPNS padahal tentunya dengan hal itu secara otomatis
karyawan tersebut akan keluar dari Smartgama. Namun semua mencoba saling menghargai
keputusan masing masing baik dari pihak perusahaan maupun dari pihak karyawan.
Untuk Sikap Positif juga mendapatkan nilai yang bisa dibilang tinggi, karyawan
smartgama memiliki pemikiran yang sangat positif dari optimisme dalam melakukan
pekerjaan hingga kepercayaan kepada satu sama lain. Sedang untuk indicator empati juga
para karyawan smartgama mendapatkan nilai yang cukup tinggi bila dilihat dari data yang
sudah diolah.
Sedangkan untuk bagian variable Y sendiri yaitu Kinerja Karyawan baik dari karyawan
perusahaan Smartgama sendiri rata rata juga memberikan nilai yang cukup tinggi. Hubungan
yang sangat kuat ini berarti bahwa Komunikasi Interpersonal yang baik di Smartgama juga
berpengaruh dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja karyawan Smartgama.

Karena dengan adanya komunikasi interpersonal yang terjalin dengan baik antar
karyawan di Smartgama kinerja Karyawannya pun juga akan semakin meningkat dan baik
apabila dibandingkan dengan yang komunikasi interpersonalnya sangat minim atau tidak
efektif.
Dari beberapa Indikator yang sudah diberikan penulis, dapat terlihat jelas bahwa banyak
responden yang memilih atau menjawab kuesioner dengan pasti dan tidak ragu ragu. Jarang
sekali responden yang mendapat angka 3 disini dimana pengertian angka 3 adalah ragu ragu.
Rata rata responden kebanyakan mendapat nominal 4 atau 5.
Penulis sendiri telah mengelompokkan berbagai pertanyaan yang sesuai indicator. Dan
didalam masing masing pertanyaan tersebut memiliki nilai yang berbeda seperti tidak semua
jawaban sangat setuju memeiliki nilai 5. Karena nya setiap soal memiliki nilai yang berbeda
tergantung pertanyaan soal itu sendiri.
Perlu untuk diketahui komunikasi interpersonal ternyata sangat berpengaruh dan
memepengaruhi seseorang. Dalam kasus ini tentunya tidak hanya kinerja karyawan saja yang
dipengaruhi. Penulis membuat tiga indicator dalam variable kinerja karyawan. Tiga indicator
tersebut adalah Kenyamanan karyawan dalam bekerja, Motivasi bekerja, dan Kemampuan
Bekerja.
Dalam penelitian ini penulis memilih indicator Kenyamanan karyawan dalam bekerja
sebagai salah satu variable (Y) atau Kinerja karyawan untuk mengetahui apakah banyak
karyawan yang merasa nyaman untuk bekerja di Perusahaan Smartgama. Karena ternyata
setelah dilakukan penelitian banyak karyawan atau responden yang mendapat nilai tinggi (4)
dan sangat tinggi (5) untuk indicator tersebut. Hal ini berarti menunjukkan bahwa karyawan
atau rsponden sudah merasa nyaman untuk bekerja di Perusahaan Smartgama.
Dari hal ini dapat diketahui apabila komunikasi interpersonal memiliki pengaruh yang
cukup besar dalam dan kuat terhadap kinerja karyawan. Tentunya komunikasi interpersonal
yang baik dan efektif akan memberikan kenyamanan bagi karyawan dan membuat betah
seorang karyawan dalam perusahaan tersebut. Dibandingkan dengan apabila suatu
perusahaan tidak memiliki atau membuat komunikasi interpersonal yang baik dan efektif,

maka karyawan sendiri tentunya merasa tidak nyaman atau betah untuk bekerja di
perusahaan tersebut.
Komunikasi Interpersonal tentunya juga tidak hanya terjadi antar karyawan. Karena
komunikasi interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih. Dan dalam sebuah perusahaan
tentunya ada pimpinan perusahaan yang juga termasuk dan menjadi bagian dari komunikasi
interpersonal. Pimpinan Perusahaan juga memberikan pengaruh terhadap kenyamanan
bekerja. Apalagi ditambah dengan adanya komunikasi interpersonal.
Dengan adanya komunikasi interpersonal yang baik dan efektif antara karyawan dan
pimpinan perusahaan tentunya juga akan memberikan kedekatan bagi karyawan dan
pimpinan perusahaan. Dengan kedekatan yang baik dan juga memberikan pengaruh bagi
kinerja karyawan, tentunya hal ini akan berpengaruh juga terhadap Motivasi Bekerja seorang
karyawan. Karena apabila seorang Karyawan sudah merasa nyaman bekerja di sebuah
perusahaan maka ia akan memberikan yang kerja atau hasil yang terbaik untuk perusahaan
tersebut.
Nilai untuk Motivasi bekerja yang diberikan oleh responden juga cukup tinggi yaitu
antara 4, 5 dan sedikit memberikan nilai 3 mengingat kenyamanan yang didapat juga tinggi
dan hal ini memiliki arti bahwa semakin nyaman seorang karyawan bekerja di perusahaan
semakin tinggi pula motivasi bekerja yang ia berikan. Tentunya hal ini sangat sesuai dengan
Perusahaan Smartgama sendiri dimana motivasi bekerja yang didapatkan sangat tinggi
karena kenyamanan bekerja juga ada dan tentunya sangat dipengaruhi dari komunikasi
interpersonal yang terjalin.
Sedangkan untuk Indikator Kemampuan Kerja, Karyawan Smartgama juga sudah banyak
yang memiliki kemampuan kerja yang dapat dibilang cukup tinggi. Karena setelah penulis
datang langsung ke lokasi penelitian, penulis menemukan bahwa karyawan dipasang atau
ditempatkan sesuai dengan jurusan atau bakatnya. Dan tentunya para responden juga sudah
terbiasa dengan hal itu. Kalaupun tidak, pimpinan perusahaan dan karyawan lain juga
membantu namun tidak memberikan semua tanggung jawab tersebut ke orang lain. Informasi
dan data ini diketahui setelah penulis datang langsung meneliti para Karyawan Smartgama di
lokasi penelitian.

3.4 Hipotesis Pembahasan
Hipotesis yang didapatkan melalui penelitian ini adalah H1 yang berarti terdapat
pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan SMARTGAMA
Yogyakarta.Dan pengaruh atau hubungan tersebut juga memiliki nilai yang dapat
dikatakan sangat kuat dan menghasilkan nilai sebesar 0,82.
Dan hasil tersebut disangkut pautkan dengan teori yang telah dibuat sebelumnya,
dalam penelitian ini penulis menggunakan dua teori, yaitu Teori Adaptasi Interaksi dan
Communication Acomodation Theory.
Dalam teori pertama, yaitu adaptasi Interaksi disini terdapat hubungan
komunikasi yang tidak hanya antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain
namun juga karyawan ke pimpinan perusahaan. Dalam pembahasan penelitian ini di teori
menyebutkan faktor Requirement yang mana memiliki arti kebutuhan atau sesuatu yang
memaksa dan membuat kita ingin untuk berinteraksi.
Dan tentunya yang dimaksud dengan kebutuhan atau sesuatu tersebut adalah baik
masalah pekerjaan, atau mengisi waktu luang di dalam kantor atau sekedar berbasa basi.
Walau bagaimanapun juga komunikasi sangatlah dibutuhkan semua orang. Sedangkan
faktor lain yang menghasilkan Requirement bisa dikatakan masuk kedalam indicator
Tingkat Kuantitas Komunikasi dan Keterbukaan dimana tentunya tingkat kuantitas atau
seberapa sering karyawan berkomunikasi kemudian sikap keterbukaan tentunya seperti
mengeluarkan isi hati, atau mengkritik dan dapat menerima kritik orang lain.
Kemudian untuk ekspectation dan desire . Ekspectation adalah proses
memperediksi apa yang akan terjadi dan Desire adalah terjadinya sesuatu sesuai dengan
yang kita inginkan. Seperti dalam kasus ini adalah proses penerimaan kritik tentunya bagi
penerima kritik akan mengira ngira apa yang akan dikritik dan proses desire sendiri
berlaku bagi pengkritik. Disinilah ada komunikasi yang menghasilkan interaksi.
Selanjutnya untuk Communication Acomodation Theory dimana teori ini
memiliki 3 cara beradaptasi dan proses yang memliki karakteristik sebagai berikut :
Konvergensi, Divergensi dan Akomodasi.

Pada akhirnya karyawan sendiri yang nantinya akan mengetahui proses adpatasi
yang mereka gunakan. Sedangkan dalam penelitian ini terdapat berbagai macam macam
karyawan yang tentunya memiliki kepribadian yang berbeda beda. Setiap karyawan
memiliki cara beradaptasinya sendiri dalam sebuah perusahaan untuk mengahsailkan
kenyamanan dalam bekerja.
Hal seperti ini tentunya masuk ke dalam indicator kenyamanan dalam bekerja.
Dan menurut peneitian ini banyak ditemukan apabila karyawan banyak menggunakan
Communication Acomodation Theory dengan karakteristik Konvergensi karena karyawan
lebih tertarik melakukan pendekatan dengan cara ketertarikan atau tuturan orang lain.
Namun beberapa lainnya juga memilih Divergensi dan Akomodasi.
Hal seperti ini dapat diketahui penulis melalui Penelitian langsung di lokasi
penelitian dan bertemu langsung dengan para responden. Penelitian ini juga sudah
disetujui dan diizinkan oleh Pimpinan Perusahaan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Kesimpulan dari Penelitian ini adalah Komunikasi Interpersonal yang baik
ternyata sangat mempengaruhi Kinerja Karyawan. Semakin baik komunikasi karyawan
atau semakin efektif maka akan berpengaruh juga untuk kinerja seorang karyawan.
Selain itu dari penelitian ini juga dapat disimpulkan apabila Komunikasi
Interpersonal yang terjadi di kalangan karyawan Perusahaan Smartgama terjalin sangat
kuat. Pengaruhnya terhadap Kinerja karyawan juga dapat dikatakan sangat kuat setelah
melihat hasil penelitian melalui product moment memberikan nilai 0,82.
4.2 Saran
Saran untuk penelitian ini adalah komunikasi interpersonal sangatlah penting dan
berpengaruh maka dari itu komunikasi sangatlah diperlukan tidak hanya dalam kasus

peningkatan kinerja karyawan namun untuk berbagai hal yang lain komunikasi sangatlah
dibutuhkan.
Selain itu, Komunikasi juga diperlukan untuk hal lain salah satunya adalah
masalah keterbukaan karena apabila antar satu pihak dengan pihak yang lain berani
terbuka maka akan lebih terasa nyaman untuk berkomunikasi tanpa perlu adanya sesuatu
yang ditutup tutupi.

LAMPIRAN
1. KUESIONER
PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DI PERUSAHAAN
SMARTGAMA YOGYAKARTA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Cara Pengisian :
1. Baca dan jawab Pertanyaan dengan teliti
2. Pilih dan Isi kuesioner sesuai jawaban anda dengan memberikan tanda ( √ ) dalam kolom
yang telah tersedia.
3. Petunjuk :
 SS
=
Sangat Setuju
 S
=
Setuju
 R
=
Ragu-Ragu
 TS
=
Tidak Setuju
 STS =
Sangat Tidak Setuju
Setiap Pertanyaan memiliki interval nilai yang berbeda beda dan belum tentu sama.

Pilihlah jawaban yang sesuai dengan hati nurani anda.
4. Isilah semua pertanyaan sesuai dengan jawaban anda, Jangan ada yang di lewatkan.
5. Terimakasih untuk kerjasamanya.

Indikator : Tingkat Kuantitas Komunikasi
SS

S

R

TS

STS

Saya selalu berkomunikasi dengan pimpinan perusahaan
Saya selalu berkomunikasi dengan rekan kerja
Saya hanya berkomunikasi apabila penting
Saya selalu menjawab apabila ditanya
Saya selalu bertanya apabila tidak bisa melakukan sesuatu

Indikator : Keterbukaan
SS
Saya selalu bercerita apabila sedang ada masalah
Saya selalu berbicara jujur dalam masalah pekerjaan

S

R

TS

STS

Saya selalu berbicara jujur dalam masalah pribadi
Saya bisa menerima kritik dan saran dari rekan kerja
Saya selalu memberikan kritik dan saran terhadap rekan kerja

Indikator : Sikap Mendukung
SS

S

R

TS

STS

SS

S

R

TS

STS

SS

S

R

TS

STS

Saya selalu mendukung semua keputusan perusahaan
Saya selalu mendapat semangat dari rekan kerja
Saya selalu memberi semangat untuk rekan kerja
Saya selalu mendapat semangat dari pimpinan perusahaan
Saya selalu bersedia membantu rekan kerja yang mengalami
kesulitan

Indikator : Sikap Positif

Saya selalu percaya kepada sesama rekan kerja
Saya selalu berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan
Saya selalu optimis terhadap hasil kerja saya
Saya selalu optimis terhadap keputusan perusahaan
Saya selalu bisa menyelesaikan tugas kerja dengan baik

Indikator : Empati

Saya selalu berusaha untuk mengerti perasaan rekan kerja
Saya selalu berusaha menempatkan diri saya menjadi rekan

kerja
Saya selalu menjenguk rekan kerja apabila tertimpa musibah
Pimpinan perusahaan selalu bisa memahami perasaan saya
Saya berusaha mengetahui masalah rekan kerja melalui sudut
pandang yang berbeda

Indikator : Kenyamanan Karyawan dalam Bekerja
SS

S

R

TS

STS

SS

S

R

TS

STS

SS

S

R

TS

STS

Saya sudah nyaman bekerja dengan rekan kerja
Saya sudah nyaman bekerja dengan pemimpin perusahaan
Perusahaan ini sesuai dengan harapan saya
Perusahaan terlalu banyak menuntut target kerja
Perusahaan ini terlalu memforsir tenaga saya

Indikator : Motivasi Bekerja

Saya berkeinginan untuk dapat sukses bersama perusahaan
Saya berkeinginan membuat perusahaan ini semakin sukses
Saya selalu datang bekerja tepat waktu
Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu
Saya selalu bersemangat dalam bekerja

Indikator : Kemampuan Kerja

Saya memiliki kemampuan mengambil keputusan
Saya memiliki kemampuan mengarahkan rekan lain untuk

mencapai efisiensi kerja
Saya memiliki ketrampilan teknis untuk menyelesaikan
pekerjaan
Saya memiliki ide yang kreatif dalam menyelesaikan
pekerjaan
Saya mampu bekerja sama yang baik dengan rekan kerja

DAFTAR PUSTAKA
Suranto. 2011. Komunikasi Interpesonal. Yogyakarta.Graha Ilmu.
Supratiknya. 1995. Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi. Penerbit Kanisius.
https://www.academia.edu/5514163/HUBUNGAN_ANTARA_KOMUNIKASI_INTERPE
RSONAL_YANG_EFEKTIF_DENGAN_HASIL_BELAJAR_KEWIRAUSAHAAN_PADA_SI
SWA_KELAS_XI_TKR . Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 pukul 21.05.
https://www.academia.edu/11696363/TEORI_KONTEKSTUAL. Diakses pada tanggal 2o
Oktober 2015.

https://www.academia.edu/11727589/Teori_Komunikasi_Interpersonal. Diakses Pada
tanggal 20 Oktober 2015 pukul 18.35.
https://www.academia.edu/7106313/Materi_CAT ). Diakses Pada tanggal 20 Oktober 2015
pada pukul 18.39.
https://www.academia.edu/4083100/Pengaruh_Motivasi_Kerja_Kemampuan_Kerja_Dan_Ti
ngkat_Pendidikan_Formal_Terhadap_Kinerja_Pegawai_Di_Dinas_Pariwisata_Kabupaten_Cilac
ap . Diakses Pada tanggal 27 Oktober 2015 pukul 22.18.
https://www.academia.edu/7417231/Kuisioner. Diakses Pada Tanggal 27 Oktober 2015 pada
pukul 22.23.

https://www.academia.edu/5170798/Uji_Validitas_Dan_Reliabilitas. Diakses pada tanggal 1 November
2015 pukul 18.31.

https://www.academia.edu/5036760/Populasi_Sampel_and_Teknik_Sampling. Diakses pada
tanggal 1 November 2015 pukul 22.01.

Makalah Penelitian
Pengaruh Komunikasi Interpersonal Di Perusahaan
SMARTGAMA Yogyakarta terhadap Kinerja Karyawan

Disusun Oleh
Nama : Mega Artami Adiningsih
Nim / Kelas : 153140058 / MPK 2/ F

Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UPN “Veteran” Yogyakarta
2016

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269