Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan

Proposal
Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi
Pustaka tentang Asian Games IV (1962) dan GANEFO I (1963) di Jakarta

Di susun oleh :
Tria Sri Wahyuni
1306454694

Program Studi Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia

Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa : Studi
Pustaka tentang ASIAN GAMES IV (1962) dan GANEFO I (1963) di Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Ramlan Surbaki politik adalah interaksi antara pemerintah dan
masyarakat dalam rangka pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat
tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah. 1 Politik
merupakan kebijaksanaan sebuah negara yang berkaitan dengan ideologi dan

kepentingan bersama sebagai unsur pembentuk suatu negara. Sedangkan olahraga
menurut Hans Tandra, merupakan gerakan olah tubuh yang berirama dan teratur
untuk memperbaiki dan meningkatkan kebugaran.2 Secara kasat mata, politik dan
olahraga memang merupakan dua hal yang sangat berbeda dan tidak berkaitan
sama sekali. Olahraga meskipun dapat dilakukan dalam bentuk kompetisi, namun
tetap tujuannya adalah kebersamaan, pereratan hubungan kekerabatan dan
sebagainya. Sedangkan politik, yang berkaitan dengan politik dalam maupun luar
negeri sering sekali dihadapan dengan ketegangan-ketegangan dan bahkan bisa
menimbulkan pertengkaran dan permusuhan. Keduanya seperti kutub magnet
yang saling berlawanan.
Namun jika dikaji lebih dalam, terdapat kaitan antara politik dan olahraga
yang saling mengisi. Jika politik membuat ketegangan maka olahraga akan
menenangkannya. Seperti yang dikatakan seorang pengamat olahraga dalam acara
pesta olahraga empat tahunan tahun lalu bahwa olahraga adalah cara yang dapat
dilakukan untuk menyelesaikan konflik antar bangsa. Namun selain dapat menjadi
penenang, olahragapun juga dapat menjadi senjata perpolitikan yang dapat
1

Dikutip dari http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-politik-menurut-para-ahli.html
diakses pada 10 Mei 2015 pukul 21.57 WIB

2
Dikutip dari http://dilihatya.com/1529/pengertian-olahraga-menurut-para-ahli diakses pada 10
Mei 2015 pukul 22.04 WIB
Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta

mengancam hubungan persahabatan antar bangsa dan dapat berujung pada
peperangan. Dalam hal ini penulis mengkaitkan tema politik dan olahraga masa
orde lama bersamaan dengan perang dingin namun lebih spesifik, yakni ketika
sebuah pesta olahraga besar Games of the New Emerging Forces pada tahun 1963
dilaksanakan sebagai pesta olahraga tandingan dari Olympic Games, serta Asian
Games IV yang diadakan setahun sebelumnya yakni tahun 1962, di mana
Indonesia menjadi tuan rumah yang juga turut menjadi peserta dalam pesta
olahraga tersebut.
Pelaksanaan dua pesta olahraga ini di Indonesia bersamaan dengan sedang
berlangsungnya perang dua blok yang sama-sama melakukan ekspansi
ideologinya ke berbagai negara termasuk Indonesia. Berakhirnya Perang Dunia II
telah membentuk suatu sistem internasional yang bipolar. Bipolaritas ini
ditunjukkan dengan adanya persaingan dua kekuatan utama yaitu Amerika Serikat
dan Uni Soviet. Persaingan antara kedua negara ini membentuk suatu balance of

power dalam bidang militer yang memberi pengaruh pada stabilitas sistem
internasional.3
Perang dingin pada dasarnya adalah persaingan global antara komunisme
dan liberalisme, dengan kekuatan militernya yang terbentang di seluruh Eropa. 4
Pertentangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa perang dingin
yang berupa perebutan pengaruh dan dominasi, menjadikan struktur sistem
internasional berbentuk dua kutub.5 Pada awal kemerdekaannya Republik
Indonesia telah dipaksa berjuang menyelamatkan kedaulatannya dari pengaruh
perang dingin antara blok barat dan timur, 6 hal tersebut terus berjalan hingga masa
orde lama ketika Presiden Soekarno berkuasa. Dari hal tersebut, sebagai jalan
untuk terbebas dari pengaruh kedua blok, Indonesia menyepakati secara nasional
3

Derry A. Adiwijaya. Tesis: Perubahan Orientasi Balance of Power pada Pasca Perang Dingin:
Suatu Analisis terhadap Pemunculan Mata Uang Tunggal Eropa. (Universitas Indonesia : 2000),
hlm i.
4
Bruce Curnings, The End of the Seventy Years Crisis: Trilateralism and the New World Order,
dalam Tesis Derry A. Adiwijaya, Perubahan Orientasi Balance of Power pada Pasca Perang
Dingin: Suatu Analisis terhadap Pemunculan Mata Uang Tunggal Eropa. (Universitas Indonesia :

2000) hlm 1
5
Derryy A. Adiwijaya, Op Cit., hlm 2.
6
Happy Zulkarmi, skripsi : Tinjauan Sekitar Persetujuan Mutual Security Act (MSA) 1952:
Masalah Kabinet dalam Sistem Parlementer, (Universitas Indonesia: 1988), hlm vii
Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta

bahwa politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif pada awal
kemerdekaan hingga kini.
Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia secara resmi ditetapkan oleh
pemerintah dalam sidang Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat
(BPKNIP) pada tanggal 2 September 1948.7 Berdasarkan prinsip politik luar
negeri Republik Indonesia yang bebas aktif, yakni dengan tetap berpegang teguh
pada kepentingan nasional untuk diperjuangkan tanpa Indonesia harus berpihak
kepada salah satu dari dua blok yang ada, 8 namun tetap aktif di dunia
internasional, tidak menjadikan Indonesia terbebas dari sasaran potensial kedua
blok. Namun meskipun demikian, Indonesia tetap melakukan strategi-strateginya
untuk menangani masalah tersebut, di antaranya melalui Asian Games IV dan

GANEFO yang keduanya diadakan di Jakarta. Melalui kedua pesta olahraga
tersebut, negara-negara dunia ketiga mempersatukan kekuatan untuk melawan
imperialisme dan kolonialisme sebagai langkah untuk membentuk suatu tatanan
kehidupan baru.
Pemerintah dalam hal ini Soekarno, melakukan berbagai pidato pada
kesempatan acara, sering menekankan olahraga sebagai bagian penting dari
platform politiknya dalam rangka ‘meninjau revolusi-revolusi yang terjadi dalam
suatu generasi’.9 Menurutnya, motif utama Indonesia menyelenggarakan dua pesta
olahraga tersebut adalah untuk mengangkat kehormatan dan martabat bangsa
Indonesia di tingkat Internasional. Oleh karena itu, beliau menyatakan pula bahwa
dengan menjadi tuan rumah kedua pesta olahraga bergengsi yang memakan biaya
tak sedikit pula merupakan bagian dari Nation Building Indonesia untuk
menciptakan masyarakat Indonesia baru yang kuat secara fisik dan mental,
baginya biaya yang tinggi tak menjadi masalah karena dampak baik yang didapat
lebih dirasakan dibandingkan dengan negatifnya. Walapun dalam prakteknya,
setelah melaksanakan kedua pesta olahraga tersebut, Indonesia banyak mendapat
respon dari dunia Internasional salah satunya berupa sanksi dari federasi olahraga
7

Happy Zulkarmi, Ibid, hlm viii

Mahrus Irsyam, Laporan penelitian: Politik Luar Negeri RI yang bebas aktif: studi kasus Mutual
Security Act masa Kabinet Sukiman. (Universitas Indonesia: 1993) hlm i.
9
Amin Rahayu, Tesis: Pesta Olahraga Asia (ASIAN GAMES IV) Tahun 1962 di Jakarta: Motivasi
dan Capaiannya, (Universitas Indonesia: 2012) hlm v.
8

Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta

dunia International Olympic Committee (IOC) karena mencampuradukan masalah
politik dan olahraga.
Berdasarkan paparan yang telah penulis jelaskan di atas, dengan kata lain,
olahraga tidak hanya dapat dijadikan sebagai destinasi kebugaran maupun
kesenangan semata, namun juga dapat dijadikan sebagai alat politik dan bahkan
pemersatu antar negara dunia ketiga melalui pesta olahraga bergengsi yang
diselenggarakan oleh Indonesia. Dalam hal ini, penulis akan memfokuskan pada
pembahasan antara kondisi perpolitikan Internasional dengan Indonesia yang
berdasar pada kepentingan sebuah negara dan hubungannya dengan nasionalisme
serta ideologi antar bangsa khususnya Indonesia dalam pengadaan pesta olahraga

tandingan bergengsi Games of the New Emerging Forces sebagai penyelenggara
dan penggagas serta Asian Games ke IV sebagai tuan rumah.

Rumusan Masalah
Berdasarkan cuplikan latar belakang yang sudah penulis uraikan di atas,
penulis telah menjabarkan secara singkat tentang apa yang akan dibahas dalam
karya tulis ini, yakni mengenai kondisi perpolitikan Internasional secara umum
serta Nasional secara khusus yang berdasar pada kepentingan sebuah negara dan
hubungannya dengan nasionalisme serta ideologi antar bangsa khususnya
Indonesia dalam pengadaan pesta olahraga tandingan bergengsi Games of the
New Emerging Forces sebagai penyelenggara dan penggagas serta Asian Games
ke IV sebagai tuan rumah. Dari uraian tersebut, muncul beberapa permasalahan
yang penulis rumuskan yakni,
1. Bagaimana strategi Indonesia dalam menangani masalah tarik menarik
kedua kutub barat dan timur dalam persaingan ideologi melalui Asian
Games IV dan Ganefo tahun 1962 dan 1963 ?
2. Serta bagaimana implikasinya terhadap dunia perpolitikan nasional
maupun internasional ?
Ruang Lingkup


Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta

Ruang lingkup penelitian ini terbagi menjadi ruang lingkup secara
temporal yakni periode waktunya dan ruang lingkup secara spasial yakni wilayah
penelitian yang diteliti serta lingkup masalah yang akan penulis bahas. Secara
temporal, penelitian ini mengkaji periode 1947 hingga 1963. Sedangkan secara
spasial, penelitian ini berpusat pada Indonesia. Berdasarkan lingkup masalah,
penulis akan membahas secara mendalam mengenai tarik menarik kepentingan
antara tujuan politik dengan penyelenggaraan pesta olahraga dan implikasinya
terhadap bersatunya negara dunia ketiga.
Penentuan tahun 1947 sebagai awal penekanan penelitian penulis
didasarkan atas pertimbangan bahwa pada tahun tersebut merupakan akhir dari
perang dunia II dan awal dari perang dingin antara blok barat dan timur. Sejak saat
itu Indonesia sebagai negara yang baru berdiri, banyak mendapatkan pengaruh
ideologi dari kedua blok, dan oleh karenanya untuk membebaskan diri dari
belenggu ideologi kedua belah pihak, Indonesia menerapkan politik bebas aktif.
Untuk merealisasikan kebijakannya, Indonesia melakukan berbagai kegiatankegiatan Internasional seperti Konferensi Asia Afrika tahun 1955, dan selanjutnya
keinginan untuk menjadi tuan rumah Asian Games dan Ganefo yang akan dibahas
dalam penelitian ini.

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah penulis
jelaskan di atas, maka tujuan penelitian ini antara lain: Pertama, yakni ingin
mengetahui bagaimana olahraga dapat berperan menjadi sarana politik khususnya
untuk Indonesia dan pemersatu antar bangsa di masa itu. Kedua, yakni ingin
mengetahui bagaimana Indonesia dalam hal ini Soekarno memanfaatkan moment
pesta olahraga ini menjadi sebuah jembatan meraih martabat dan kehormatan
Indonesia di tingkat Internasional serta menyatukan negara dunia ketiga dalam
satu keyakinan bahwa mereka dapat mengusir pengaruh imperialisme dan
kolonialisme di negara-negara dunia ketiga.
Manfaat penelitian, antara lain: Pertama, secara substansif diharapkan
dapat memberikan sumbangan informasi atau data baru. Kedua, secara akademis
Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta

diharapkan dapat menambah atau melengkapi khasanah penulisan sejarah
Indonesia, atau dapat dikatakan bahwa penelitian ini dapat berguna untuk dunia
olahraga di Indonesia. Ketiga, yakni dapat dijadikan acuan penentuan kebijakan
pemerintah untuk tidak selalu bergantung dalam hal ekonomi, sosial, maupun
budaya pada Barat atau Timur.

Tinjauan Pustaka
Penelitian dalam maupun luar negeri yang mengkaji tentang pesta olahraga
ini sudah terbilang cukup banyak, penelitian-penelitian sebelumnya banyak yang
memfokuskan pada sudut pandang Indonesia sebagai penyelenggara dan
penggagas. Beberapa juga ada yang memfokuskan dari sudut pandang Soekarno
sebagai pihak yang sangat menginginkan Indonesia untuk turut serta dalam dua
pesta olahraga ini, bukan hanya sebagai peserta melainkan juga sebagai tuan
rumah. Penelitian baru-baru ini yang baru saja diluncurkan sebagai buku pun juga
mengkaji tentang Asian Games IV yang berfokus pada motivasi dan capaiannya.
Buku karya Amin Rahayu tersebut menjelaskan pula tentang sudut pandang
pemerintah (Soekarno) yang mengeluarkan konsepsi presiden bersamaan
setelahnya mengusung kebijakan-kebijakan tentang pesta olahraga di Jakarta.
Kebijakannya itu beberapa ditentang oleh Moh. Hatta karena dinilai sebagai
kebijakan yang tidak populer atau tidak mementingkan kepentingan rakyat.10
Untuk membantu penelitian ini, dibutuhkan beberapa pustaka di antaranya,
pustaka yang berhubungan dengan kondisi perpolitikan perang dingin, efek
perang dingin, serta Indonesia sebagai sasaran strategis dalam ekspansi ideologi
dua blok. Di antaranya buku Sejarah Nasional Indonesia jilid VI yang
menjelaskan secara umum dan singkat tentang Asian Games IV dan Ganefo I
yang dilangsungkan di Jakarta. Di dalam buku ini dijelaskan tentang pemikiran

Soekarno yang menjadikan olahraga sebagaai instrumen revolusi pembangunan
yang multikompleks, baik ke dalam maupun ke luar negeri. Selain itu beberapa
penelitian skripsi yang juga berkaitan dengan tema yang penulis bahas yakni
Ganefo Sebagai Alat Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin karya Suhaemi
10

Amin Rahayu, Ibid, hlm 6

Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta

(1993) yang juga menjelaskan secara rinci mengenai Ganefo yang dilaksanakan
tahun 1963 tepat satu tahun setelah terselenggaranya Asian Games IV.
Untuk mengetahui secara lebih rinci mengenai politik luar negeri
pemerintah (Soekarno) masa itu, penulis juga menggunakan jurnal yang berjudul
Ganefo sebagai Wahana dalam Mewujudkan Konsepsi Politik Luar Negeri
Soekarno 1963-1967 karya Bayu Kurniawan (2013). Menurutnya, alasan
Soekarno begitu bersikeras untuk dapat menyelenggarakan pesta olahraga tersebut
yakni adalah sebagai pijakan awal untuk menggalang kekuatan negara-negara
yang tergabung dalam Nefo.11 Selain itu, penulis juga menggunakan sumber
skripsi tahun 1988 yang berjudul Tinjauan Sekitar Persetujuan Mutual Security
Act (MSA) 1952: Masalah kabinet dalam Sistem Parlementer, karya Happy
Zulkarmi. Di dalam skripsi itu dijelaskan secara cukup terperinci tentang kondisi
politik Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga masa demokrasi liberal dalam
menghadapi dampak perang dingin serta disepakatinya politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif untuk menghindari dominasi pengaruh ideologi kedua
blok.
Untuk mengetahui makna politik dan pengaruhnya terhadap berbagai
bidang kehidupan, penulis tidak hanya melihat dari sudut pandang politik dan
olahraga semata, tetapi juga dari sudut pandang lainnya. Seperti dalam skripsi
tahun 1989 yang berjudul, Seni Musik sebagai Alat Politik pada Masa Demokrasi
Terpimpin (1959-1965): Suatu Studi Kasus, karya Sylvia Yulita. Dari sumber
tersebut penulis mendapatkan pandangan baru tentang politik yakni bahwa politik
dapat berperan dalam banyak aspek, bahkan dalam aktivitas sehari-hari pun kita
menggunakan politik. Selain itu juga penulis menggunakan sumber buku yang
berjudul Birokrasi dan Politik karya Rina Martini. Buku tersebut merupakan buku
ajar terbitan Universitas Diponegoro Semarang. Di dalam buku tersebut dijelaskan
bagaimana hubungan birokrasi dengan politik saling tarik menarik dan sama-sama
memiliki kepentingan.

11

Budi Kurniawan, Jurnal: Ganefo sebagai Wahana Mewujudkan Konsepsi Politik Luar Negeri
Soekarno 1963-1967, (Universitas Negeri Surabaya: 2013) hlm 1
Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sejarah
sesua dengan penelitian sejarah. Penelitian ini menempuh beberapa langkah atau
tahapan sebagai berikut: 1. Heuristik, pada tahap ini peneliti mengumpulkan
berbagai sumber baik primer maupun sekunder. Penulis mengumpulkan sumber
dari menjelajah perpustakaan pusat UI dan berhasil mendapatkan sumber-sumber
sekunder berupa buku, skripsi maupun jurnal yang berhubungan dengan topik
yang penulis bahas. Selain itu, penulis juga menngumpulkan sumber dari
menjelajah dunia Internet, dan dari sanalah penulis mendapatkan video
dokumentasi yang direkam oleh negara salah satu peserta Ganefo tahun 1963 yang
diunggah ke dunia maya. Dari video dokumentasi tersebut penulis memperoleh
pengetahuan baru bagaimana kondisi pesta olahraga Ganefo saat itu. Tahap kedua
yakni, kritik sumber. Setelah mendapatkan sumber yang penulis butuhkan,
walaupun untuk ke depannya penulis juga akan melakukan pencarian di
perpustakaan lainnya seperti PERPUNAS maupun ANRI untuk mendapatkan
tambahan sumber, adalah mengkritik sumber-sumber yang telah penulis dapatkan,
baik kritik ekstern maupun intern. Kritik ekstern yakni kritik yang penulis lakukan
dengan melihat kondisi fisik dari sumber yang penulis dapatkan. Misalkan, bukubuku, artikel atau video dokumentasi sezaman yang menjelaskan tentang topik
yang penulis bahas haruslah sesuai kondisi seharusnya. Selanjutnya kritik intern,
setelah sumber-sumber telah melalui tahap kritik ekstern, selanjutnya melalui
tahap kritik intern, yakni melihat bagaimana isi dari sumber tersebut. Sejauh ini,
selama melakukan kritik intern, penulis belum menemukan ketidakcocokan dalam
sumber yang penulis kumpulkan. Tahap selanjutnya adalah tahap Interpretasi.
Tahap ini peneliti mengelompokkan dan mengklasifikasikan fakta-fakta yang
terkait dan selanjutnya menganalisa dan mengadakan sintesa berdasarkan pada
bahan-bahan yang dijadikan sumber penelitian. Tahap selanjutnya adalah
Historiografi yakni merekonstruksi hasil penelitian dalam bentuk tulisan sejarah
secara sistematis dan kredibel. Pada tahap ini, penulis baru merekonstruksi hasil
penelitian dalam bentuk proposal.

Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta

Sumber-sumber Data
Sumber yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sumber dokumen
tertulis maupun digital, primer dan sekunder. Sumber-sumber tertulis utama yang
merupakan sumber primer dalam penelitian ini yakni terdapat di ANRI (Arsip
Nasional Republik Indonesia), Perpustakaan Sekretariat Negara dan BPHN atau
Badan Pembinaan Hukum Nasional. Namun dalam pembentukan proposal ini,
penulis baru melakukan riset di dalam perpustakaan pusat UI, dan ANRI dan
belum sampai pada tahap melakukan riset di lembaga-lembaga pemerintah lainnya
yang memerlukan perizinan lebih ketat.
Sumber-sumber yang penulis dapatkan mengenai sumber primer yakni,
beberapa dokumen seperti Koran-koran sezaman yang memuat peristiwa terkait,
kumpulan pidato presiden dan yang lainnya. Selain itu, sumber primer lainnya
yang penulis dapatkan yakni video dokumentasi sezaman yang direkam oleh salah
satu negara peserta Ganefo I tahun 1963 yang dapat menjadi acuan tentang
bagaimana kondisi Jakarta ketika itu, bagaimana kemeriahan pesta olahragaa
tersebut dan bagaimana antusias masyarakat dalam menyambut Ganefo I ketika
itu.
Selanjutnya untuk sumber-sumber sekunder, penulis menggunakan jurnljurnal, tesis maupun skripsi yang terkait dengan topik yang penulis bahas.
Sumber-sumber tersebut adalah penelitian terdahulu tentang topik terkait yang
juga dapat dijadikan acuan bagi penulis agar tidak terjadi pengulangan penelitian.
Sumber-sumber sekunder ini penulis dapatkan dari perpustakaan pusat UI beserta
website terpercaya yang menyediakan akses jurnal maupun karya tulis
mahasiswanya.
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis membagi tulisannya dalam lima
bab. Bab Pertama merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang: latar
belakang, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penulisan,
tinjauan pustaka, metode penelitian, sumber-sumber data serta sistematika
penulisan. Bab Kedua, menguraikan secara lebih mendalam tentang makna politik
Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta

dan olahraga beserta hubungan antara keduanya, bagaimana keduanya dapat
saling memiliki kepentingan.
Bab Ketiga menguraikan tentang perjalanan awal perang dingin pasca
perang dunia II usai 1945 hingga terpolarisasinya kekuatan antara para pemenang
perang yakni blok Barat dan Timur hingga lahirnya politik bebas aktif Indonesia
pada 2 September 1948.
Bab Keempat menguraikan tentang bagaimana dalam hal ini pemerintah
(Soekarno) berpikir bahwa dengan menggunakan pesta olahraga sebagai sarana
untuk mendapatkan kehormatan dan martabat
Bab Kelima berisi simpulan yang ditarik berdasarkan uraian-uraian
sebelumnya dan merupakan jawaban keseluruhan dari rumusan masalah yang
telah dibuat.

DAFTAR REFERENSI
Buku :
Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta

Soedjono. 1951. Ilmu Politik. Jakarta : Jakarta Djambatan.
Tim Penulis Sejarah Indonesia. 2010. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI.
Jakarta: Balai Pustaka
Rina Martini. 2012. Birokrasi dan Politik. Semarang: Lembaga Pengembangan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Suroso, Suar. 2008. Bung Karno: Korban Perang Dingin. Jakarta: Hasta Mitra
Artikel dan Koran :
Aspek politik dalam olahraga: studi kasus tentang penyelenggraan pekan olahraga
nasional (PON) I di Solo 1948. Oleh Tri Wahyono
Koran Merdeka
Skripsi dan Tesis :
Pesta Olahraga Asia (Asian Games IV) tahun 1962 di Jakarta : Motivasi dan
Capaiannya. Oleh : Amin Rahayu
Suhaemi. Ganefo sebagai alat politik pada masa demokrasi terpimpin. Sylvia
Yulita. 1989. Seni Musik sebagai Alat Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin
(1959-1965): Suatu Studi Kasus
Derry A. Adiwijaya. Perubahan Orientasi Balance of Power pada Pasca Perang
Dingin: Suatu Analisis terhadap Pemunculan Mata Uang Tunggal Eropa.
(Universitas Indonesia : 2000)
Jurnal:
Ganefo sebagai Wahana Mewujudkan Konsepsi Politik Luar Negeri Soekarno
1963-1967. Oleh : Budi Kurniawan
Website
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-politik-menurut-para-ahli.html
http://dilihatya.com/1529/pengertian-olahraga-menurut-para-ahli
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/428005/Olympic-Games

Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta

http://www.berdikarionline.com/opini/20100827/ganefo-lembaran-sejarah-yangterlupakan.html
www.youtube.com
http://www.satuislam.org/humaniora/ganefo-dan-penentangan-indonesiaterhadap-eksistensi-israel/

Pesta Olahraga sebagai Alat Politik dan Pemersatu Antar Bangsa: Studi Pustaka tentang Asian Games IV
(1962) dan Ganefo I (1963) di Jakarta