T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro Boyolali T2 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Sekolah
SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro didirikan pada
tahun 1977, dengan alasan untuk menampung siswa
dari ekonomi menengah ke bawah, khususnya dari
umat muhammadiyah dengan harapan mereka tetap
bisa melanjutkan pendidikannya. Sekolah ini berada di
bawah Yayasan Muhammadiyah. Nilai akreditasi SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro sekarang adalah B. SMP
tersebut memiliki sarana dan prasarana yang cukup
menunjang. Sarana utamanya meliputi ruang kepsek,
ruang wakil kepsek, ruang tata usaha, ruang guru, 6
ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium
IPA,
ruang
konseling,
komputer/multimedia.
dan
Sarana
ruang
laboratorium
pendukung
meliputi
masjid, ruang OSIS, ruang UKS, lapangan basket,
lapangan voli, dan kantin. Jumlah siswa di SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro sekarang ini adalah
119 siswa.
Visi SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro adalah
terbentuknya manusia yang bertaqwa, cerdas, terampil,
dan berkarakter. Sedangkan misi SMP Muhammadiyah
5 Wonosegoro adalah (a) melaksanakan pembelajaran
interaktif untuk membentuk insan yang berprestasi
35
dan siap bersaing dalam era global; (b) melaksanakan
pembelajaran terintegrasi dengan penanaman sikap
spiritual dan sikap sosial yang membentuk insan yang
agamis
dan
berkarakter;
(c)
membiasakan
warga
sekolah untuk berperilaku santun, jujur, disiplin,
tanggung
jawab,
peduli
dan
percaya
diri;
(d)
mengembangkan sikap demokratis, hidup kebersamaan
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (e)
mengembangkan 8 SNP meliputi kurikulum, proses,
kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, saran,
pengelolaan,
pembiayaan
dan
penilaian
untuk
meningkatkan mutu pelayanan pendidikan.
4.1.1 Data Siswa
Tabel 4.1
Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro
Tahun Pelajaran 2010/2011 – 2014/2015
Jumlah Siswa
Tahun
Pelajaran
Jumlah
Total
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
2010/2011
44
46
43
133
2011/2012
44
44
46
134
2012/2013
47
44
44
135
2013/2014
46
47
44
137
2014/2015
26
46
47
119
Sumber: data sekolah, diolah
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah
siswa baru yang masuk ke SMP Muhammadiyah 5
36
Wonosegoro
lima
tahun
terakhir
mengalami
penurunan. Sebenarnya target sekolah untuk daya
tampung siswa adalah 64 siswa. Dengan jumlah
tersebut maka kondisi keuangan sekolah dikatakan
sehat, namun target tersebut belum tercapai. Sebagai
sekolah swasta sebagian biaya operasional dibebankan
kepada siswa. Adanya jumlah siswa yang belum
memenuhi target sehingga kondisi keuangan sekolah
dalam keadaan defisit. Namun demikian dari pihak
yayasan membantu sekolah dalam masalah keuangan
sehingga kondisi keuangan sekolah dapat teratasi.
4.1.2 Nilai Ujian Nasional
Nilai Ujian Nasional dapat dilihat pada Tabel 4.2
yang menggambarkan nilai Ujian Akhir Nasional siswa
kelas IX tahun ajaran 2009/2010 – 2013/2014.
Tabel 4.2
Nilai Ujian Akhir Nasional 2009/2010 – 2013/2014
Tahun
Rata-Rata
Prosentase
Peringkat
Ajaran
Nilai
Kelulusan
Sekolah
2009/2010
7,19
93,10%
28
2010/2011
7,34
100%
24
2011/2012
7,98
100%
22
2012/2013
7,25
100%
37
2013/2014
6,57
100%
79
Sumber: data sekolah, diolah
37
Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa terjadi
penurunan rata-rata nilai Ujian Akhir nasional dari
tahun 2012/2013 – 2013/2014. Nilai rata-rata tahun
2011/2012
adalah
7,98,
menurun
pada
tahun
2012/2013 menjadi 7,25, dan menurun lagi pada
tahun 2013/2014 menjadi 6,57. Sedangkan prosentase
kelulusan mengalami kenaikan. Pada tahun 2009/2010
prosentase
kelulusan
2010/2011
sampai
kelulusan
mengalami
Peringkat
dengan
sekolah
tahun
93,10%,
dengan
dari
sedangkan
2013/2014
kenaikan
tahun
2011/2012
tahun
prosentase
menjadi
100%.
2009/2010
sampai
mengalami
kenaikan
peringkat, namun pada tahun 2012/2013 mengalami
penurunan peringkat menjadi peringkat 37, dan tahun
2013/2014 mengalami penurunan peringkat menjadi
peringkat 79.
4.1.3 Tenaga Guru
Gambaran tenaga guru dapat dilihat Tabel 4.3
yang menggambarkan jumlah guru yang mengajar dan
tabel 4.4 yang menggambarkan kualifikasi pendidikan
guru yang mengajar.
38
Tabel 4.3
Jumlah Guru yang Mengajar
Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro
Jenis Guru
Jumlah Guru
Jumlah Total
Laki-laki
Perempuan
Guru PNS
3
3
0
Guru Non PNS
13
6
7
Jumlah
16
9
7
Sumber: data sekolah, diolah
Tabel 4.4
Kualifikasi Pendidikan Guru yang Mengajar
Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Studi lanjut (S1)
1
S1
14
Studi lanjut (S2)
1
Total
16
Sumber: data sekolah, diolah
Kualifikasi pendidikan guru yang mengajar di SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro dimulai dari jenjang
guru
yang
studi
lanjut
(S1)
sebanyak
1
orang,
merupakan guru yang sudah mengajar kurang lebih 6
tahun. Guru non PNS berjumlah 13 orang terdiri dari
11 guru berpendidikan S1, 1 guru sedang studi lanjut
S1, 1 guru sedang studi lanjut S2. Guru PNS berjumlah
3 orang terdiri dari 3 orang berpendidikan S1.
39
4.2 Analisis SWOT
Hasil
analisis
SWOT
yang
dilakukan
dengan
kepala sekolah, 2 perwakilan guru, perwakilan yayasan,
muhammadiyah, 2 karyawan, perwakilan orang tua
siswa, perwakilan alumni, dan perwakilan komite yang
ada di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro dalam Focus
Group Discussion (FGD), dapat diidentifikasi beberapa
faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
bagi
peningkatan
mutu
sekolah
di
SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro dalam tiga aspek yaitu
aspek input, proses, dan output.
Berdasarkan hasil FGD tersebut, faktor-faktor
yang
diidentifikasi
sebagai
kekuatan,
kelemahan,
peluang dan ancaman bagi peningkatan mutu pada
aspek input, proses dan output di SMP Muhammadiyah
5 Wonosegoro adalah sebagai berikut:
4.2.1 Aspek Input
Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan
aspek input yang diperoleh melalui FGD dapat dilihat
pada Tabel 4.5. Tahap selanjutnya diberi bobot dan
penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan
diperoleh Matriks Internal Factors Analysis Summary
(IFAS) seperti yang terlihat pada Tabel 4.5.
40
Tabel 4.5
Matrik IFAS Aspek Input
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Minat dan motivasi belajar
siswa tinggi
Sekolah memiliki fasilitas yang
memadai
Sekolah mempunyai programprogram yang jelas
Banyak siswa yang mandiri
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
Siswa berkelakuan baik, tidak
terlibat
masalah
penyimpangan sosial
Total Skor
0,1
3
0,3
No
Kekuatan
1.
2.
3.
4.
5.
1
3,3
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
5.
Latar belakang sosial ekonomi
menengah ke bawah
Kemampuan akademis siswa
beragam
Pemanfaatan laboratorium IPA
untuk praktikum
kurang
maksimal
Kemampuan
staf
(TU,
keuangan, laboran, komputer)
kurang maksimal
Supervisi
kepala
sekolah
belum maksimal
Total Skor
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,2
2
0,4
0,1
2
0,2
0,2
2
0,4
1
Total Skor Akhir
(Kekuatan-Kelemahan)
2,8
0,5
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
Aspek input kekuatannya yaitu minat dan motivasi
belajar siswa yang tinggi dengan bobot 0,3 dan skor 4.
Kekuatan yang lain adalah fasilitas sekolah yang
memadai diberi bobot 0,2 dan skor 3 serta sekolah
mempunyai program-program kerja yang jelas dengan
41
bobot 0,2 dan skor 3. Kekuatan selanjutnya adalah
banyak siswa yang mandiri, siswa berasal dari keluarga
menengah ke bawah dengan bobot 0,2 dan skor 3.
Kekuatan yang terakhir adalah siswa berkelakuan baik,
tidak terlibat masalah penyimpangan sosial diberi
bobot 0,1 dan skor 3. Kekuatan ini sekolah mempunyai
kesempatan untuk menyiapkan diri dalam usaha untuk
meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu aspek
input, sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor
kekuatan adalah 3,3.
Meskipun memiliki beberapa kekuatan yang bisa
diandalkan,
sekolah
kelemahan
yaitu
juga
latar
mempunyai
belakang
kelemahan-
sosial
ekonomi
menengah kebawah dengan bobot 0,3 dan skor 4.
Kelemahan lainnya adalah kemampuan akademis siswa
beragam dengan bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu
pemanfaatan
laboratorium
IPA
untuk
praktikum
kurang maksimal dengan bobot 0,2 dan skor 2, untuk
itu guru diharapkan lebih kreatif dalam menyajikan
materi pembelajaran, sehingga antara teori dan praktek
imbang. Sekolah memiliki SDM yang baik seperti guru
dan siswa, tetapi sekolah juga memiliki kelemahan
pada staf TU, keuangan, dan laboran yang kurang
maksimal
dalam
menjalankan
tugasnya
sehingga
manajemen dalam sekolah menjadi terganggu sehingga
diberi bobot 0,1 dan skor 2. Hal ini bisa juga
diakibatkan karena supervisi kepala sekolah yang
42
belum maksimal dengan bobot 0,2 dan skor 2. Total
bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah
2,8. Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan
untuk aspek input adalah 0,5, berati faktor kekuatan
lebih dominan daripada kelemahan. Ini berarti sekolah
bisa menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek
input dapat dilihat pada Tabel 4.5, selanjutnya diberi
bobot dan skor, serta dilakukan perhitungan skor
akhirnya, dan diperoleh Matriks Eksternal Factors
Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:
Tabel 4.6
Matriks EFAS Aspek Input
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Rekrutmen siswa dari MI
Muhammadiyah
Kebutuhan akan pendidikan
Islam yang baik
Ada kerjasama yang baik
dengan
beberapa
SMA
sederajat
Ada jejaring alumni
0,3
4
1,2
0,3
4
1,2
0,2
4
0,8
0,1
3
0,3
Motivasi
siswa
untuk
melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi
Total Skor
0,1
3
0,3
No
Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
1
3,8
43
No
Faktor
Skor
Total
Bobot x
Skor
0,3
3
0,9
0,2
3
0,6
0,1
3
0,3
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
Bobot
Ancaman
1.
2.
3.
4.
5.
Situasi ekonomi yang semakin
sulit
Pemanfaatan teknologi untuk
hal-hal yang negatif
Munculnya sekolah baru yang
berdekatan
Promosi
sekolah
lain
(competitor) lebih gencar
Mindset orang tua cenderung
memilih sekolah negeri
Total Skor
1
Total Skor Akhir
(Peluang-Ancaman)
3,0
0,8
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro yaitu rekrutmen siswa
dari MI Muhammadiyah Wonosegoro dengan bobot 0,3
dan skor 4. Selain itu, kebutuhan akan pendidikan
Islam yang baik dengan 0,3 dan skor 4. Siswa berasal
dari keluarga muslim yang menginginkan anaknya
dididik di sekolah Islam dengan harapan mendapatkan
pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan agama
yang dianutnya. Peluang lainnya adalah ada kerjasama
yang baik dengan beberapa SMA sederajat dengan
bobot 0,2 dan skor 4. Selain itu, peluang lainnya
adalah ada jejaring alumni dengan bobot 0,1 dan skor
3. Peluang yang terakhir adalah motivasi siswa untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan bobot
0,1 dan skor 3. Total akhir bobot dikalikan skor untuk
faktor peluang adalah 3,8.
44
Semua hal sudah disebutkan merupakan peluang
yang baik bagi sekolah, akan tetapi sekolah juga
menemui beberapa ancaman pada aspek input yaitu
situasi ekonomi yang semakin sulit sehingga idealisme
orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik
terbentur dengan keterbatasan ekonomi yang dimiliki
yang diberi bobot 0,3 dan skor 3. Ancaman lain yang
muncul adalah pemanfaatan teknologi untuk hal-hal
yang negatif seperti mengakses situs dewasa dan game
online yang diberi bobot 0,2 dan skor 3. Ancaman yang
lain adalah munculnya sekolah baru yang berdekatan
dengan bobot 0,1 dan skor 3. Selanjutnya ancamannya
adalah promosi sekolah lain (competitor) lebih gencar
dengan bobot 0,2 dan skor 3. Ancaman lainnya adalah
mindset orang tua cenderung memilih sekolah negeri
untuk anaknya dengan bobot 0,2 dan skor 3, sehingga
total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman
adalah 3,0.
Hasil skor akhir faktor peluang dikurangi faktor
ancaman untuk aspek input adalah 0,8, berarti faktor
peluang lebih dominan dari faktor ancaman, sehingga
sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk
meminimalkan ancaman yang datang.
4.2.2 Aspek Proses
Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan
aspek proses yang diperoleh melalui FGD dapat dilihat
45
Tabel
4.7.
Tahap
selanjutnya
diberi
bobot
dan
penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan
diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary
(IFAS) seperti yang terlihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Matrik IFAS Aspek Proses
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Sekolah mempunyai konsep
pendidikan yang beriman, dan
berkarakter
SMP
Muhammadiyah
5
Wonosegoro
bagian
dari
Yayasan Muhammadiyah
Mempunyai laboratorium IPA,
komputer sebagai penunjang
KBM memadai
Kualifikasi pendidikan guru
baik
Jumlah rombongan ideal
0,3
4
1,2
0,2
4
0,8
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,1
3
0,3
No
Kekuatan
1.
2.
3.
4.
5.
Total Skor
1
3,5
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
5.
Supervisi dan pembinaan dari
kepala sekolah masih kurang
Penyusunan
RPP
belum
maksimal
Variasi penggunaan metode
dan
media
pembelajaran
belum maksimal
Beban mengajar terlalu tinggi
0,3
4
1,2
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
Sistem analisa
secara manual
Total Skor
0,1
2
0,2
data
masih
1
Total Skor Akhir
(Kekuatan-Kelemahan)
2,6
0,9
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
46
Faktor
kekuatan
aspek
proses
yaitu
sekolah
mempunyai konsep pendidikan yang beriman, dan
berkarakter dengan bobot 0,3 dan skor 4. Sekolah
mempunyai prinsip tidak saja mendidik siswa sebagai
seorang yang intelek tetapi juga sebagi orang yang
bermoral.
Kekuatan
selanjutnya
adalah
SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro merupakan bagian dari
Yayasan Muhammadiyah dengan bobot 0,2 dan skor 4.
Kekuatan lainnya adalah mempunyai laboratorium IPA,
komputer sebagai penunjang KBM memadai dengan
bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu, kekuatannya adalah
kualifikasi pendidikan guru baik dengan bobot 0,2 dan
skor
3.
Faktor
kekuatan
lainnya
yaitu
jumlah
rombongan belajar ideal yaitu 20 sampai dengan 32
siswa sehingga guru lebih mudah dalam pengelolaaan
kelas dan pengelolaan pembelajaran dengan bobot 0,1
dan skor 3. Total bobot dikalikan skor untuk faktor
kekuatan adalah 3,5.
Adapun kelemahan yang dimiliki sekolah dalam
aspek proses adalah supervisi dan pembinaan dari
kepala sekolah sangat kurang dengan bobot 0,3 dan
skor 4. Kurangnya kegiatan supervisi oleh kepala
sekolah maka hal-hal yang menjadi kekurangan dan
kesalahan guru ketika mengajar tidak segera diperbaiki
dan guru cenderung mengelola kelas dengan apa
adanya. Kurang maksimalnya guru dalam membuat
RPP juga menjadi faktor kelemahan karena dengan RPP
47
yang baik guru bisa menerapkan langkah-langkah yang
ada dalam PBM sehingga berjalan lebih teratur dan
tepat pada sasaran sehingga diberi bobot 0,2 dan skor
2. Hal ini bisa mempengaruhi guru dalam mengelola
PBM yaitu variasi penggunaan metode dan media
pembelajaran belum maksimal dengan bobot 0,2 dan
skor 2. Selanjutnya beban mengajar yang terlalu tinggi
dengan bobot 0,2 dan skor 2. Kelemahan yang lain
yaitu sistem analisa data masih secara manual diberi
bobot 0,1 dan skor 2. Semua aktivitas sekolah masih
dijalankan secara manual sehingga perlu dirubah
dalam sistem komputerisi sehingga mempermudah
dalam kegiatan. Total bobot dikalikan skor untuk faktor
kelemahan adalah 2,6.
Hasil akhir total bobot dikalikan skor faktor
kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 0,9. Dari
kedua faktor yang mempengaruhi aspek proses
SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro tersebut ternyata faktor
kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada
faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa
diaatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih
dominan.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek
proses dapat dilihat dalam Matriks Eksternal Factors
Analysis Summary (EFAS) pada Tabel 4.8 sebagai
berikut:
48
Tabel 4.8
Matriks EFAS Aspek Proses
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Semakin
banyak
media
pembelajaran
yang
bisa
diakses
Banyak
pelatihan
yang
bagus dan inovatif untuk
pengembangan diri guru
Perkembangan
teknologi
komunikasi dan informasi
yang dapat diakses oleh guru
Pemerintah
memfasilitasi
pelatihan tentang kurikulum
Ada kebutuhan orang tua
akan
pendidikan
agama
Islam yang baik
Total Skor
0,2
4
0,8
0,2
4
0,8
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
No
Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
1
3,4
Ancaman
1.
2.
3.
4.
5.
Semakin
tingginya
persaingan
positif
antar
sekolah
Kesempatan sekolah lain
(negeri) mendapatkan dana
dari
pemerintah
lebih
terbuka
Pemerintah
memindahkan
guru-guru dengan status
PNS ke sekolah lain
Kurikulum
yang
dibuat
pemerintah
sering
mengalami perubahan
Orang tua kurang kooperatif
dengan guru
Total Skor
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,1
2
0,2
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
1
Total Skor Akhir
(Peluang-Ancaman)
2,8
0,6
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
49
Untuk aspek proses, semakin banyak media
pembelajaran yang bisa diakses merupakan salah satu
peluang yang bisa dimanfaatkan oleh guru maupun
siswa untuk meningkatkan pengetahuan dengan bobot
0,2 dan skor 4. Selain itu, guru bisa mengikuti
pelatihan
yang
bagus
dan
inovatif
untuk
pengembangan dirinya seperti latihan kepemimpinan,
pengelolaan laboratorium, juga latihan-latihan yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
seperti
internet
dan
penggunaan
media
dalam
pembelajaran diberi bobot 0,2 dan skor 4. Peluang
lainnya yaitu perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang dapat diakses oleh guru dengan bobot
0,2
dan
skor
3.
Faktor
peluang
lainnya
adalah
pemerintah memfasilitasi pelatihan kurikulum dengan
bobot 0,2 dan skor 3. Sebagai sekolah Islam sekolah
juga bisa menangkap peluang adanya kebutuhan orang
tua terhadap pendidikan Islam yang baik. Orang tua
mengharapkan anaknya kelak tidak saja mempunyai
ilmu pengetahuan yang baik tetapi juga menjadi anak
yang bermoral yang diberi bobot 0,2 dan skor 3. Total
bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,4.
Untuk faktor ancaman yang paling berpengaruh
datang dari semakin tingginya persaingan positif antar
sekolah
yang
diberi
bobot
0,3
dan
skor
4,
ini
mendorong SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro untuk
lebih giat lagi untuk meningkatkan mutunya. Apalagi
50
kesempatan sekolah lain dalam hal ini sekolah negeri
untuk
mendapatkan
dana
dari
pemerintah
lebih
terbuka dengan bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu
ancaman datang dari pemerintah jika memindahkan
guru
status
PNS
ke
sekolah
lain
juga
bisa
menimbulkan kesulitan bagi sekolah dengan bobot 0,1
dan skor 2. Ancaman yang lain adalah kurikulum yang
dibuat
pemerintah
sering
mengalami
perubahan
dengan bobot 0,2 dan skor 2. Usaha sekolah untuk
meningkatkan mutu juga perlu mendapat dukungan
dari orang tua, karena jika orang tua kurang kooperatif
dengan guru dalam mendidik maka semua kesalahan
yang dilakukan anak maupun kegagalan anak akan
dilimpahkan kepada sekolah sehingga diberi bobot 0,2
dan skor 2. Total akhir faktor peluang dikurangi faktor
ancaman adalah 0,6.
Hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui
bahwa SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro mempunyai
banyak
peluang
yang
masih
bisa
dimanfaatkan.
Meskipun ada beberapa hal yang menjadi ancaman
dalam aspek proses yang perlu mendapat perhatian,
tetapi faktor peluang masih lebih dominan.
4.2.3 Aspek Output
Hasil
analisis faktor kekuatan dan kelemahan
aspek output yang diperoleh melelui FGD dapat dilihat
Tabel
4.9.
Tahap
selanjutnya
diberi
bobot
dan
51
penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhirnya,
dan diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary
(IFAS) seperti yang terlihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9
Matrik IFAS Aspek Output
No
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Kekuatan
1.
Prosentase kelulusan tinggi
0,3
3
0,9
2.
Mempunyai
prestasi
non
akademik
Lulusan mampu berorganisasi
yang baik di dalam dan di luar
sekolah
Mempunyai organisasi alumni
yang
berpartisipasi
dalam
kegiatan-kegiatan sekolah
Lulusan
mempunyai
pendidikan Islam yang baik
Total Skor
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,1
3
0,3
3.
4.
5.
1
3,0
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
5.
Kurangnya
waktu
untuk
kegiatan ekstrakurikuler
Kekhawatiran
orang
tua
bahwa kemungkinan lulusan
sekolah swasta untuk diterima
ke sekolah negeri favorit kecil
Sekolah belum mempunyai
data output yang lanjut ke
sekolah jenjang yang lebih
tinggi
Beberapa
lulusan
kurang
mempunyai karakter yang
kuat
Masih kurangnya prestasi
akademik
Total Skor
0,3
3
0,9
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
0,1
2
0,2
1
Total Skor Akhir
(Kekuatan-Kelemahan)
2,3
0,7
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
52
Aspek output faktor kekuatan yaitu prosentase
kelulusan
tinggi
dengan
bobot
0,3
dan
skor
3.
Kekuatan lainnya adalah sekolah mempunyai prestasi
non akademik dengan bobot 0,2 dan skor 3. Prestasi ini
bisa dijadikan sebagai ajang promosi sekolah, karena
dengan banyaknya prestasi orang semakin mengenal
sekolah dan tertarik untuk mendaftarkan anaknya
kesekolah yang mempunyai prestasi. Lulusan mampu
berorganisasi yang baik di dalam dan di luar sekolah
dengan bobot 0,2 dan skor 3. Sekolah juga mempunyai
organisasi alumni yang berpartisipasi dalam kegiatankegiatan di sekolah diberi bobot 0,2 dan skor 3.
Lulusan
mempunyai
pendidikan
Islam
yang
baik
dengan bobot 0,1 dan skor 3. Total akhir bobot
dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,0.
Sekolah
juga
mempunyai
faktor
kelemahan
dalam aspek ouput yaitu kurangnya waktu untuk
kegiatan ekstrakurikuler, hal ini menyebabkan ada
siswa yang berpotensi tetapi tidak bisa menyalurkan
bakatnya karena waktu yang kurang yang diberi bobot
0,3
dan
skor
3.
Kelemahan
lainnya
adalah
kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan lulusan
sekolah swasta untuk diterima ke sekolah negeri favorit
kecil dengan bobot 0,2 dan skor 2. Selain itu, sekolah
juga tidak mempunyai data output yang lanjut ke
sekolah jenjang yang lebih tinggi dengan bobot 0,2 dan
skor 2. Kelemahan yang lain adalah beberapa lulusan
53
kurang mempunyai karakter kuat dengan bobot 0,2
dan
skor
2.
Kelemahan
lainnya
adalah
masih
kurangnya prestasi akademik dengan bobot 0,1 dan
skor 2. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor
kelemahan pada aspek output adalah 2,3, sehingga
total skor akhir IFAS untuk aspek output adalah 0,7.
Faktor
yang
mempengaruhi
output
SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro tersebut ternyata faktor
kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada
faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa
diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih
dominan.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek
output dapat dilihat pada tabel 4.10, selanjutnya faktorfaktor tersesbut diberi bobot dan skor, serta dilakukan
perhitungan skor akhirnya, dan diperoleh Matriks
Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai
berikut:
54
Tabel 4.10
Matriks EFAS Aspek Output
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Hasil
evaluasi
dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan
untuk
melanjutkan
ke
jenjang
pendidikan yang lebih tinggi
Harapan orang tua agar
lulusan mempunyai nilai UN
yang tinggi
Harapan
orang
tua
mempunyai prestasi
non
akademik yang lebih baik
Lulusan
menjadi
pribadi
yang mandiri, bertanggung
jawab, dan menghormati
orang lain
Adanya kesadaran dari orang
tua untuk mendidik anak
bermental Islami yang baik
Total Skor
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,1
3
0,3
0,2
3
0,6
No
Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
1
3,3
Ancaman
1.
2.
3.
4.
5.
Orang
tua
melihat
keberhasilan anak dari sisi
hasil/nilai bukan dari proses
Ambisi orang tua yang tidak
realistik kepada anak
Semakin
kompleknya
tuntutan
masyarakat
terhadap mutu sekolah
Semakin
meningkatnya
syarat kualifikasi lulusan
dari stakeholder
Kemampuan lulusan untuk
menyesuaikan diri di sekolah
yang kompetisinya tinggi
Total Skor
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,1
2
0,2
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
1
Total Skor Akhir
(Peluang-Ancaman)
2,8
0,5
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
55
Peluang yang dapat dimanfaatkan sekolah adalah
hasil evaluasi dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dengan bobot 0,3 dan skor 4. Peluang lainnya
adalah harapan orang tua agar lulusan mempunyai
nilai UN yang tinggi dengan bobot 0,2 dan skor 3, serta
harapan orang tua mempunyai prestasi non akademik
yang lebih baik dengan bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu,
lulusan menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung
jawab, dan menghormati orang lain dengan bobot 0,1
dan skor 3. Peluang lainnya adalah adanya kesadaran
dari orang tua untuk mendidik anak bermental Islami
yang baik dengan bobot 0,2 dan skor 3. Adanya
kepercayaan ini membuat sekolah bisa terus menjalin
kerjasama yang baik dengan orang tua alumni. Total
akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang aspek
output adalah 3,3.
Untuk aspek output faktor yang mengancam yaitu
orang tua melihat keberhasilan anak dari sisi hasil atau
nilai bukan dari proses dengan bobot 0,3 dan skor 4,
oleh karena itu orang tua sering memiliki ambisi yang
kurang realistik kepada anak dengan bobot 0,2 dan
skor 3. Ancaman lainnya yaitu semakin kompleknya
tuntutan masyarakat terhadap mutu sekolah dengan
bobot 0,1 dan skor 2. Ancaman lainnya yaitu semakin
meningkatnya
stakeholder
syarat
dengan
kualifikasi
bobot
0,2
dan
lulusan
skor
2
dari
serta
56
kemampuan
lulusan
untuk
menyesuaikan
diri
di
sekolah yang kompetisinya tinggi dengan bobot 0,2 dan
skor 2. Total bobot dikali skor untuk faktor ancaman
2,8, maka total skor akhir faktor peluang dikurangi
faktor ancaman adalah 0,5.
Hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui
bahwa SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro mempunyai
peluang
yang
masih
bisa
dimanfaatkan,
namun
terdapat beberapa hal yang menjadi ancaman dalam
aspek output yang perlu mendapat perhatian, tetapi
sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk
mengatasi ancaman-ancaman yang muncul.
4.3 Penentuan Strategi
4.3.1 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Input
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
lingkungan internal dan lingkungan eksternal aspek
input SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro, diperoleh
hasil skor akhir
IFAS (kekuatan-kelemahan) adalah
0,5. Sedangkan skor akhir EFAS (peluang-ancaman)
adalah 0,8. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
strategi berada di kuadran SO (Strenghts-Opportunities)
yang mendukung strategi agresif yaitu memfokuskan
upaya menggunakan kekuatan dari lingkungan internal
SMP
Muhammadiyah
5
Wonosegoro
untuk
dapat
57
memanfaatkan
peluang.
Hasil
analisis
tersebut
digambarkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
Matriks SWOT untuk Aspek Input
Kuadran SO
Peluang
Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk
3
menangkap peluang yang ada
2
(0,5 ; 0,8)
1
Kelemahan
Kekuatan
0
-3
-2
-1
1
2
3
-1
-2
-3
Ancaman
58
Tabel 4.11
Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT
Aspek Input
Berdasarkan
Motivasi siswa untuk
melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi
Ada jejaring alumni
Ada kerjasama yang
baik dengan beberapa
SMA sederajat
Kebutuhan akan
pendidikan agama
Islam yang baik
Internal Faktor
Kekuatan
Minat
dan
motivasi
belajar
siswa tinggi
Sekolah memiliki
fasilitas
yang
memadai
Sekolah
mempunyai
program-program
yang jelas
Banyak siswa yang
mandiri
Berkelakuan baik,
tidak
terlibat
masalah
penyimpangan
sosial
Peluang
Rekrutmen siswa dari
MI Muhammadiyah
Wonosegoro
Eksternal Faktor
Strategi SO (Strengths-Opportunities)
1. Membentuk
pusat
pengembangan
potensi anak.
2. Menyusun
desain
promosi
dan
membentuk tim promosi yang kuat.
3. Program pendidikan karakter pada
semua mata pelajaran.
4. Memberdayakan
guru
dengan
program-program pelatihan.
5. Pengembangan
fasilitas
sekolah
berbasis TIK sebagai sarana belajar
siswa.
6. Meningkatkan pelayanan konseling.
hasil
analisis
SWOT
tersebut,
strategi yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan
mutu
sekolah
untuk
aspek
input
di
SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro adalah : 1) Membentuk
pusat pengembangan potensi anak,
2)
Menyusun
desain promosi dan membentuk tim promosi yang kuat,
3) Program pendidikan karakter pada semua mata
59
pelajaran, 4) Memberdayakan guru dengan programprogram pelatihan. 5) Pengembangan fasilitas sekolah
berbasis
TIK
sebagai
sarana
belajar
siswa,
6)
Meningkatkan pelayanan konseling.
4.3.2 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Proses
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
lingkungan internal dan lingkungan eksternal aspek
proses SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro, diperoleh
hasil skor akhir
IFAS (kekuatan-kelemahan) adalah
0,9. Sedangkan skor akhir EFAS (peluang-ancaman)
adalah 0,6. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
strategi berada di kuadran SO (Strenghts-Opportunities)
yang mendukung strategi agresif yaitu memfokuskan
upaya menggunakan kekuatan dari lingkungan internal
SMP
Muhammadiyah
memanfaatkan
5
peluang.
Wonosegoro
Hasil
untuk
analisis
dapat
tersebut
digambarkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2
Matriks SWOT untuk Aspek Proses
Kuadran S-O
Peluang
Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk
3
menangkap peluang yang ada
2
(0,9 ; 0,6)
1
Kelemahan
Kekuatan
0
-3
-2
-1
Ancaman
1
2
3
60
Tabel 4.12
Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT
Aspek Proses
Berdasarkan
Ada kebutuhan orang
tua akan pendidikan
agama Islam yang baik
Pemerintah
memfasilitasi pelatihan
kurikulum
Banyak pelatihan yang
bagus dan inovatif
untuk pengembangan
diri guru
Perkembangan
teknologi komunikasi
dan informasi yang
dapat diakses oleh guru
Internal Faktor
Kekuatan
Mempunyai
konsep
pendidikan yang
beriman
dan
berkarakter
SMP
Muhammadiyah
5
Wonosegoro
bagian
dari
Yayasan
Muhammadiyah
Mempunyai
laboratorium IPA
dan
komputer
sebagai
penunjang KBM
memadai
Kualifikasi
pendidikan guru
baik
Jumlah
rombongan
belajar ideal
Peluang
Semakin banyak media
pembelajaran yang bisa
diakses
Eksternal Faktor
Strategi SO (Strengths-Opportunities)
1. Mengembangkan program character
building Muhammadiyah untuk siswa.
2. Memberdayakan
guru
untuk
menggunakan media atau teknologi
pembelajaran dalam PBM.
3. Mengembangkan
program
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
4. Melengkapi SDM dengan ketrampilan
yang diperlukan untuk peningkatan
kinerja.
5. Mengintensifkan kegiatan supervisi dan
monitoring oleh kepala sekolah.
6. Mengembangkan sistem komputerisasi
dalam mengolah database sekolah.
hasil
analisis
SWOT
tersebut,
strategi yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan
mutu
sekolah
untuk
aspek
proses
di
SMP
61
Muhammadiyah
5
Mengembangkan
Wonosegoro
program
adalah
:
character
1)
building
Muhammadiyah untuk siswa, 2) Memberdayakan guru
untuk
menggunakan
media
atau
teknologi
pembelajaran dalam PBM, 3) Mengembangkan program
pembelajaran yang kreatif dan inovatif, 4) Melengkapi
SDM
dengan
peningkatan
ketrampilan
kinerja,
5)
yang
diperlukan
Mengintensifkan
untuk
kegiatan
supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah, 6)
Mengembangkan sistem komputerisasi dalam mengolah
database sekolah.
4.3.3 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Output
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
lingkungan internal dan lingkungan eksternal aspek
output SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro, diperoleh
hasil skor akhir
IFAS (kekuatan-kelemahan) adalah
0,7. Sedangkan skor akhir EFAS (peluang-ancaman)
adalah 0,5. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
strategi berada di kuadran SO (Strenghts-Opportunities)
yang mendukung strategi agresif yaitu memfokuskan
upaya menggunakan kekuatan dari lingkungan internal
SMP
Muhammadiyah
memanfaatkan
5
peluang.
Wonosegoro
Hasil
untuk
analisis
dapat
tersebut
digambarkan pada gambar 4.3.
62
Gambar 4.3
Matriks SWOT untuk Aspek Output
Kuadran SO
Peluang
Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk
3
menangkap peluang yang ada
2
(0,7 ; 0,5)
1
Kelemahan
Kekuatan
0
-3
-2
-1
1
2
3
-1
-2
-3
Ancaman
63
Tabel 4.13
Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT
Aspek Output
Adanya kesadaran dari
orang tua untuk mendidik
anak bermental Islami
yang baik
Lulusan menjadi pribadi
yang mandiri,
bertanggung jawab,
menghormati orang lain
Harapan orang tua
mempunyai prestasi non
akademik
(ekstrakurikuler) yang
Harapan orang tua agar
lulusan mempunyai nilai
UN yang tinggi
Internal Faktor
Kekuatan
Prosentase
kelulusan tinggi
Mempunyai
prestasi
non
akademik
Lulusan
mampu
berorganisasi
yang baik di
dalam dan di
luar sekolah
Mempunyai
organisasi
alumni
yang
berpartisipasi
dalam kegiatan
sekolah
Lulusan
mempunyai
pendidikan
Islam yang baik
Peluang
Hasil evaluasi dapat
dijadikan bahan
pertimbangan untuk
melanjtkan ke jenjang
pendidikan yang lebih
tinggi
Eksternal
Faktor
Strategi SO (Strengths-Opportunities)
1. Penambahan jam belajar, remedial teaching
dan evaluating.
2. Mengintensifkan pelaksanaan dan pembinaan
kegiatan ekstrakurikuler.
3. Membangun image positif melalui alumni.
4. Mengintensifkan jaringan alumni.
Berdasarkan
hasil
analisis
SWOT
tersebut,
strategi yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan
mutu
sekolah
untuk
aspek
output
di
SMP
64
Muhammadiyah 5 Wonosegoro adalah : 1) Penambahan
jam belajar, remedial teaching dan evaluating, 2)
Mengintensifkan pelaksanaan dan pembinaan kegiatan
ekstrakurikuler, 3) Membangun image positif melalui
alumni, 4) Mengintensifkan jaringan alumni.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Analisis SWOT Aspek Input
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor
lingkungan
eksternal
internal
aspek
Wonosegoro
input
maka
dan
SMP
diperoleh
faktor
lingkungan
Muhammadiyah
hasil
skor
5
akhir
lingkungan internal aspek input (kekuatan-kelemahan)
adalah 0,5. Angka ini menunjukkan bahwa faktor
kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan. Sedangkan
skor akhir lingkungan eksternal aspek input (peluangancaman) adalah 0,8. Angka ini menunjukkan bahwa
faktor peluang masih lebih kuat dari faktor ancaman.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro berada pada titik (0,5,
0,8)
yaitu
berada
Opportunities)
yang
dilakukannya
strategi
upaya
di
menggunakan
Muhammadiyah
5
kuadran
SO
(Strenghts-
mengindikasikan
agresif,
yaitu
kekuatan
Wonosegoro
perlu
menfokuskan
internal
SMP
untuk
dapat
memanfaatkan peluang.
65
4.4.2 Analisis SWOT Aspek Proses
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor
lingkungan
eksternal
aspek
internal
proses
Wonosegoro
maka
lingkungan
internal
dan
SMP
diperoleh
aspek
faktor
lingkungan
Muhammadiyah
hasil
skor
proses
5
akhir
(kekuatan-
kelemahan) adalah 0,9. Angka ini menunjukkan bahwa
faktor kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan.
Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek
proses
(peluang-ancaman)
adalah
0,6.
Angka
ini
menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih kuat
dari faktor ancaman. Dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa posisi SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro
berada pada titik (0,9, 0,6) yaitu berada di kuadran SO
(Strenghts-Opportunities) yang mengindikasikan perlu
dilakukannya
upaya
strategi
agresif,
menggunakan
Muhammadiyah
5
yaitu
kekuatan
menfokuskan
internal
SMP
untuk
dapat
Wonosegoro
memanfaatkan peluang.
4.4.3 Analisis SWOT Aspek Output
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor
lingkungan
eksternal
aspek
Wonosegoro
internal
output
maka
dan
SMP
diperoleh
faktor
lingkungan
Muhammadiyah
hasil
skor
5
akhir
lingkungan internal aspek output (kekuatan-kelemahan)
adalah 0,7. Angka ini menunjukkan bahwa faktor
66
kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan. Sedangkan
skor akhir lingkungan eksternal aspek output (peluangancaman) adalah 0,5. Angka ini menunjukkan bahwa
faktor peluang masih lebih kuat dari faktor ancaman.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro berada pada titik (0,7,
0,5) yaitu berada di kuadran SO (Strenght-Opportunities)
yang mengindikasikan perlu dilakukannya strategi
agresif,
yaitu
menfokuskan
upaya
menggunakan
kekuatan internal SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro
untuk dapat memanfaatkan peluang.
4.4.4 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Input
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan
EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (StrenghtsOpportunities) yaitu strategi agresif. Berikut ini adalah
strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu
aspek input SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro.
Strategi pertama yang perlu dilakukan adalah
membentuk
pusat
pengembangan
potensi
anak.
Pengembangan potensi siswa lebih menggali hal-hal
dalam diri siswa yang sifatnya masih potensi dan belum
teraktualisasi. Pada dasarnya setiap siswa memiliki
potensi dalam dirinya. Pusat pengembangan potensi
anak
betujuan
potensinya
untuk
menolong
masing-masing
mengembangkan
diri
dan
secara
siswa
mengenal
termotivasi
maksimal.
untuk
Kegiatan
67
pengembangan tersebut dapat diikuti siswa melalui
pengembangan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Strategi
kedua
yang
perlu
dilakukan
adalah
menyusun desain promosi dan membentuk tim promosi
yang kuat. Kegiatan promosi dilakukan dalam rangka
rekrutmen siswa baru dan merupakan titik tumpu dari
semua
kegiatan
sekolah.
Kegiatan
tersebut
perlu
disusun tim promosi yang kuat terdiri dari orang-orang
yang
mempunyai
kemampuan
untuk
menjalin
kerjasama dengan lembaga, mempunyai kreativitas
dalam membuat desain promosi dan mau bekerja keras
dalam pelaksanaan promosi. Kegiatan promosi dapat
dilakukan mulai awal tahun ajaran baru misalnya
promosi di sekolah pemasok, di forum yayasan, dan
promosi yang efektif adalah melalui layanan terbaik
yang diberikan kepada siswa. Seluruh kegiatan promosi
dapat berhasil maksimal jika desainnya dibuat dengan
baik, terencana dan melibatkan seluruh komponen
sekolah.
Strategi
ketiga
yang
perlu
dilakukan
yaitu
melaksanakan program pendidikan karakter pada tiap
mata
pelajaran.
Pendidikan
karakter
diharapkan
mengubah siswa menjadi manusia yang semakin utuh.
Untuk membentuk karakter yang kuat perlu disusun
kurikulum yang dapat mencakup nilai-nilai karakter
yang diharapkan muncul pada diri siswa melalui proses
pembelajaran pada masing-masing mata pelajaran.
68
Nilai-nilai karakter yang diharapkan tumbuh pada diri
siswa misalnya jujur, aktif, bertanggung jawab, kreatif,
dsb.
Strategi keempat yang perlu dilakukan adalah
memberdayakan
guru
dengan
program-program
pelatihan yang berkualitas. Program-program pelatihan
seperti
pelatihan
pembelajaran.
laboratorium,
Pendidikan
pembekalan
dan
ketrampilan
media
yang
memadai, guru bisa menyiapkan diri untuk mendidik
siswa sebagai input yang bermutu.
Strategi
kelima
yang
perlu
dilakukan
yaitu
pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai
sarana belajar siswa. Sebagai input utama dalam suatu
sekolah, siswa perlu memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dan sebagai
sarana
belajarnya
sehingga
bisa
prestasinya disekolah. Sekolah perlu
meningkatkan
memfasilitasi
sarana belajar siswa berbasis TIK seperti internet
secara
terbuka.
Kemajuan
teknologi,
siswa
bisa
menggunakannya untuk mencari materi-materi yang
diperlukan melalui internet sehingga akan memperluas
wawasan berpikirnya.
Strategi
meningkatkan
keenam
yang
pelayanan
perlu
dilakukan
konseling.
yaitu
Peningkatan
pelayanan konseling untuk mempersiapkan diri siswa
Program pelayanan konseling bertujuan memberikan
69
layanan kepada siswa baik secara prestasi maupun
secara
psikologis.
Dalam
hal
prestasi,
konselor
bertugas memberikan bimbingan dan arahan terhadap
siswa yang mempunyai bakat untuk dapat berprestasi.
Konselor juga membantu siswa dalam memecahkan
masalah yang ada dirumah atau lingkungan sosialnya
dengan bekerja sama dengan wali kelas, orang tua dan
juga pihak lain yang berkepentingan.
4.4.5 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Proses
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan
EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (StrenghtOpportunities) yaitu strategi agresif. Berikut ini adalah
strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu
aspek proses SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro.
Strategi pertama yang perlu dilakukan adalah
mengembangkan character building
Pembentukan
karakter
ini
muhammadiyah.
berkaitan
dengan
pembentukan iman, mental, dan karakter siswa. Siswa
pandai secara akademis tetapi jika tidak diimbangi
iman,
mental
dan
karakter
yang
baik
akan
menimbulkan masalah dikemudian hari. Sekolah perlu
menanamkan sikap siswa untuk menghargai orang lain
terutama orang yang lebih tua.
Strategi
kedua
yang
perlu
dilakukan
adalah
memberdayakan guru untuk menggunakan media atau
teknologi
pembelajaran
dalam
PBM.
Semakin
70
berkembangnya
kemajuan
teknologi,
guru
perlu
memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan
kemampuannya secara maksimal. Guru tidak cukup
mengajar secara kreatif saja, tetapi perlu menggunakan
teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
Melalui
internet
guru
bisa
mencari
materi-materi
sebagai tambahan dalam menyiapkan bahan ajar
untuk siswa. Bantuan media informasi, guru bisa
melakukan suatu proses pembelajaran yang kreatif dan
menarik.
Hal
tersebut
diharapkan
semakin
meningkatkan minat belajar siswa dan meningkatkan
kemampuan guru itu sendiri. Proses evaluasi guru bisa
menggunakan sistem komputerisasi sehingga data-data
dapat simpan dan diakses kapan saja.
Strategi
ketiga
mengembangkan
yang
perlu
pembelajaran
dilakukan
yang
kreatif
yaitu
dan
inovatif. Penerapan metode mengajar yang konvensional
bisa membosankan siswa. Oleh karena itu guru harus
bisa membuat program pembelajaran yang kreatif dan
inovatif sehingga semakin bisa menarik minat siswa
untuk mengikuti pelajaran.
Strategi keempat yang perlu dilakukan adalah
melengkapi sumber daya manusia dengan ketrampilan
yang diperlukan untuk pengoptimalan kinerja. Untuk
pengembangan sumber daya manusia perlu dibuat
program-program yang memperkaya kemampuan dan
ketrampilan sumber daya manusia sesuai dengan
71
bidang kerjanya masing-masing. Banyaknya pelatihanpelatihan yang diadakan pemerintah maupun swasta,
sekolah bisa memberikan kesempatan bagi sumber
daya manusia yang ada.
Strategi
kelima
yang
perlu
dilakukan
yaitu
mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh
kepala sekolah. Kegiatan supervisi dan pembimbingan
oleh
kepala
sekolah
dilakukan
untuk
mengontrol
kegiatan proses belajar mengajar agar berjalan dengan
baik mulai tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
evaluasi. Kegiatan ini bertujuan memotivasi guru untuk
dapat melaksanakan tugas pembelajaran dengan baik
meliputi
persiapan
administrasi,
media,
metode
pembelajaran yang bervariasi, pendalaman materi, dan
evaluasi. Melalui kegiatan supervisi pengajaran maka
guru akan termotivasi untuk mengadakan inovasi
dalam pembelajaran dan merupakan sarana yang baik
bagi kepala sekolah untuk memonitoring terhadap
kinerja guru dalam pelayanan pembelajaran. Selain
supervisi kegiatan, pembinaan juga sangat penting
untuk dilakukan. Semua unsur yang ada di sekolah
merupakan team work. Team work dapat menghasilkan
produk yang maksimal jika semua unsur yang ada di
sekolah memiliki konsep yang sama dan mau bekerja
keras untuk menghasilkan produk yang maksimal.
Strategi
keenam
yang
perlu
dilakukan
yaitu
mengembangkan sistem komputerisasi dalam mengolah
72
database sekolah. Proses pengolahan database sekolah
secara manual mengakibatkan banyak urusan sekolah
yang terhambat, seperti urusan administrasi maupun
keuangan sekolah. Adanya sistem komputerisasi akan
mempermudah dalam mengolah semua data yang ada.
4.4.6 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Output
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan
EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (StrenghtsOpportunities) yaitu strategi agresif. Berikut ini adalah
strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu
aspek output SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro.
Strategi pertama yang perlu dilakukan adalah
penambahan
jam
belajar,
remedial
teaching,
dan
evaluating. Penambahan jam belajar lebih dikhususkan
untuk siswa kelas IX pada mata pelajaran Ujian Akhir
Nasional dalam jam tambahan pagi, dan pendampingan
belajar. Remedial teaching dan evaluating dilakukan
pada semua mata pelajaran dan ditujukan untuk siswa
yang
belum
mencapai
batas
Kriteria
Ketuntasan
Minimal (KKM).
Strategi
kedua
yang
perlu
dilakukan
yaitu
mengintensifkan pelaksanaan dan pembinaan kegiatan
ekstrakurikuler.
Sekolah
perlu
memperhatikan
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dengan penambahan
jam
ekstra,
melengkapi
sarana
dan
prasarana
penunjang, mendatangkan pelatih yang berpotensi
73
sehingga bakat siswa lebih diasah. Selain itu dengan
pelaksanaan secara intensif siswa lebih mengenali
potensi yang ada pada dirinya.
Strategi
ketiga
yang
perlu
dilakukan
adalah
membangun image positif sekolah melalui output yang
dihasilkan. Output adalah hasil akhir dari suatu proses
yang dilakukan sekolah, oleh karena itu output yang
dihasilkan diharapkan dapat memenuhi kriteria sesuai
dengan harapan sekolah dan masyarakat. Harapan dari
output yang dihasilkan mempunyai kepribadian yang
baik antara lain mempunyai sikap jujur, disiplin,
bertanggung jawab, dan nilai-nilai positif lain.
Strategi
keempat
yang
perlu
dilakukan
yaitu
mengintensifkan jaringan alumni. Organisasi alumni
sangat membantu sekolah dalam menginformasikan
segala sesuatu tentang sekolah, kegiatan sekolah
misalnya penerimaan siswa baru, temu alumni, dan
sebagainya.
74
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Sekolah
SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro didirikan pada
tahun 1977, dengan alasan untuk menampung siswa
dari ekonomi menengah ke bawah, khususnya dari
umat muhammadiyah dengan harapan mereka tetap
bisa melanjutkan pendidikannya. Sekolah ini berada di
bawah Yayasan Muhammadiyah. Nilai akreditasi SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro sekarang adalah B. SMP
tersebut memiliki sarana dan prasarana yang cukup
menunjang. Sarana utamanya meliputi ruang kepsek,
ruang wakil kepsek, ruang tata usaha, ruang guru, 6
ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium
IPA,
ruang
konseling,
komputer/multimedia.
dan
Sarana
ruang
laboratorium
pendukung
meliputi
masjid, ruang OSIS, ruang UKS, lapangan basket,
lapangan voli, dan kantin. Jumlah siswa di SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro sekarang ini adalah
119 siswa.
Visi SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro adalah
terbentuknya manusia yang bertaqwa, cerdas, terampil,
dan berkarakter. Sedangkan misi SMP Muhammadiyah
5 Wonosegoro adalah (a) melaksanakan pembelajaran
interaktif untuk membentuk insan yang berprestasi
35
dan siap bersaing dalam era global; (b) melaksanakan
pembelajaran terintegrasi dengan penanaman sikap
spiritual dan sikap sosial yang membentuk insan yang
agamis
dan
berkarakter;
(c)
membiasakan
warga
sekolah untuk berperilaku santun, jujur, disiplin,
tanggung
jawab,
peduli
dan
percaya
diri;
(d)
mengembangkan sikap demokratis, hidup kebersamaan
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (e)
mengembangkan 8 SNP meliputi kurikulum, proses,
kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, saran,
pengelolaan,
pembiayaan
dan
penilaian
untuk
meningkatkan mutu pelayanan pendidikan.
4.1.1 Data Siswa
Tabel 4.1
Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro
Tahun Pelajaran 2010/2011 – 2014/2015
Jumlah Siswa
Tahun
Pelajaran
Jumlah
Total
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
2010/2011
44
46
43
133
2011/2012
44
44
46
134
2012/2013
47
44
44
135
2013/2014
46
47
44
137
2014/2015
26
46
47
119
Sumber: data sekolah, diolah
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah
siswa baru yang masuk ke SMP Muhammadiyah 5
36
Wonosegoro
lima
tahun
terakhir
mengalami
penurunan. Sebenarnya target sekolah untuk daya
tampung siswa adalah 64 siswa. Dengan jumlah
tersebut maka kondisi keuangan sekolah dikatakan
sehat, namun target tersebut belum tercapai. Sebagai
sekolah swasta sebagian biaya operasional dibebankan
kepada siswa. Adanya jumlah siswa yang belum
memenuhi target sehingga kondisi keuangan sekolah
dalam keadaan defisit. Namun demikian dari pihak
yayasan membantu sekolah dalam masalah keuangan
sehingga kondisi keuangan sekolah dapat teratasi.
4.1.2 Nilai Ujian Nasional
Nilai Ujian Nasional dapat dilihat pada Tabel 4.2
yang menggambarkan nilai Ujian Akhir Nasional siswa
kelas IX tahun ajaran 2009/2010 – 2013/2014.
Tabel 4.2
Nilai Ujian Akhir Nasional 2009/2010 – 2013/2014
Tahun
Rata-Rata
Prosentase
Peringkat
Ajaran
Nilai
Kelulusan
Sekolah
2009/2010
7,19
93,10%
28
2010/2011
7,34
100%
24
2011/2012
7,98
100%
22
2012/2013
7,25
100%
37
2013/2014
6,57
100%
79
Sumber: data sekolah, diolah
37
Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa terjadi
penurunan rata-rata nilai Ujian Akhir nasional dari
tahun 2012/2013 – 2013/2014. Nilai rata-rata tahun
2011/2012
adalah
7,98,
menurun
pada
tahun
2012/2013 menjadi 7,25, dan menurun lagi pada
tahun 2013/2014 menjadi 6,57. Sedangkan prosentase
kelulusan mengalami kenaikan. Pada tahun 2009/2010
prosentase
kelulusan
2010/2011
sampai
kelulusan
mengalami
Peringkat
dengan
sekolah
tahun
93,10%,
dengan
dari
sedangkan
2013/2014
kenaikan
tahun
2011/2012
tahun
prosentase
menjadi
100%.
2009/2010
sampai
mengalami
kenaikan
peringkat, namun pada tahun 2012/2013 mengalami
penurunan peringkat menjadi peringkat 37, dan tahun
2013/2014 mengalami penurunan peringkat menjadi
peringkat 79.
4.1.3 Tenaga Guru
Gambaran tenaga guru dapat dilihat Tabel 4.3
yang menggambarkan jumlah guru yang mengajar dan
tabel 4.4 yang menggambarkan kualifikasi pendidikan
guru yang mengajar.
38
Tabel 4.3
Jumlah Guru yang Mengajar
Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro
Jenis Guru
Jumlah Guru
Jumlah Total
Laki-laki
Perempuan
Guru PNS
3
3
0
Guru Non PNS
13
6
7
Jumlah
16
9
7
Sumber: data sekolah, diolah
Tabel 4.4
Kualifikasi Pendidikan Guru yang Mengajar
Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Studi lanjut (S1)
1
S1
14
Studi lanjut (S2)
1
Total
16
Sumber: data sekolah, diolah
Kualifikasi pendidikan guru yang mengajar di SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro dimulai dari jenjang
guru
yang
studi
lanjut
(S1)
sebanyak
1
orang,
merupakan guru yang sudah mengajar kurang lebih 6
tahun. Guru non PNS berjumlah 13 orang terdiri dari
11 guru berpendidikan S1, 1 guru sedang studi lanjut
S1, 1 guru sedang studi lanjut S2. Guru PNS berjumlah
3 orang terdiri dari 3 orang berpendidikan S1.
39
4.2 Analisis SWOT
Hasil
analisis
SWOT
yang
dilakukan
dengan
kepala sekolah, 2 perwakilan guru, perwakilan yayasan,
muhammadiyah, 2 karyawan, perwakilan orang tua
siswa, perwakilan alumni, dan perwakilan komite yang
ada di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro dalam Focus
Group Discussion (FGD), dapat diidentifikasi beberapa
faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
bagi
peningkatan
mutu
sekolah
di
SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro dalam tiga aspek yaitu
aspek input, proses, dan output.
Berdasarkan hasil FGD tersebut, faktor-faktor
yang
diidentifikasi
sebagai
kekuatan,
kelemahan,
peluang dan ancaman bagi peningkatan mutu pada
aspek input, proses dan output di SMP Muhammadiyah
5 Wonosegoro adalah sebagai berikut:
4.2.1 Aspek Input
Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan
aspek input yang diperoleh melalui FGD dapat dilihat
pada Tabel 4.5. Tahap selanjutnya diberi bobot dan
penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan
diperoleh Matriks Internal Factors Analysis Summary
(IFAS) seperti yang terlihat pada Tabel 4.5.
40
Tabel 4.5
Matrik IFAS Aspek Input
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Minat dan motivasi belajar
siswa tinggi
Sekolah memiliki fasilitas yang
memadai
Sekolah mempunyai programprogram yang jelas
Banyak siswa yang mandiri
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
Siswa berkelakuan baik, tidak
terlibat
masalah
penyimpangan sosial
Total Skor
0,1
3
0,3
No
Kekuatan
1.
2.
3.
4.
5.
1
3,3
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
5.
Latar belakang sosial ekonomi
menengah ke bawah
Kemampuan akademis siswa
beragam
Pemanfaatan laboratorium IPA
untuk praktikum
kurang
maksimal
Kemampuan
staf
(TU,
keuangan, laboran, komputer)
kurang maksimal
Supervisi
kepala
sekolah
belum maksimal
Total Skor
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,2
2
0,4
0,1
2
0,2
0,2
2
0,4
1
Total Skor Akhir
(Kekuatan-Kelemahan)
2,8
0,5
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
Aspek input kekuatannya yaitu minat dan motivasi
belajar siswa yang tinggi dengan bobot 0,3 dan skor 4.
Kekuatan yang lain adalah fasilitas sekolah yang
memadai diberi bobot 0,2 dan skor 3 serta sekolah
mempunyai program-program kerja yang jelas dengan
41
bobot 0,2 dan skor 3. Kekuatan selanjutnya adalah
banyak siswa yang mandiri, siswa berasal dari keluarga
menengah ke bawah dengan bobot 0,2 dan skor 3.
Kekuatan yang terakhir adalah siswa berkelakuan baik,
tidak terlibat masalah penyimpangan sosial diberi
bobot 0,1 dan skor 3. Kekuatan ini sekolah mempunyai
kesempatan untuk menyiapkan diri dalam usaha untuk
meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu aspek
input, sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor
kekuatan adalah 3,3.
Meskipun memiliki beberapa kekuatan yang bisa
diandalkan,
sekolah
kelemahan
yaitu
juga
latar
mempunyai
belakang
kelemahan-
sosial
ekonomi
menengah kebawah dengan bobot 0,3 dan skor 4.
Kelemahan lainnya adalah kemampuan akademis siswa
beragam dengan bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu
pemanfaatan
laboratorium
IPA
untuk
praktikum
kurang maksimal dengan bobot 0,2 dan skor 2, untuk
itu guru diharapkan lebih kreatif dalam menyajikan
materi pembelajaran, sehingga antara teori dan praktek
imbang. Sekolah memiliki SDM yang baik seperti guru
dan siswa, tetapi sekolah juga memiliki kelemahan
pada staf TU, keuangan, dan laboran yang kurang
maksimal
dalam
menjalankan
tugasnya
sehingga
manajemen dalam sekolah menjadi terganggu sehingga
diberi bobot 0,1 dan skor 2. Hal ini bisa juga
diakibatkan karena supervisi kepala sekolah yang
42
belum maksimal dengan bobot 0,2 dan skor 2. Total
bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah
2,8. Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan
untuk aspek input adalah 0,5, berati faktor kekuatan
lebih dominan daripada kelemahan. Ini berarti sekolah
bisa menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek
input dapat dilihat pada Tabel 4.5, selanjutnya diberi
bobot dan skor, serta dilakukan perhitungan skor
akhirnya, dan diperoleh Matriks Eksternal Factors
Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:
Tabel 4.6
Matriks EFAS Aspek Input
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Rekrutmen siswa dari MI
Muhammadiyah
Kebutuhan akan pendidikan
Islam yang baik
Ada kerjasama yang baik
dengan
beberapa
SMA
sederajat
Ada jejaring alumni
0,3
4
1,2
0,3
4
1,2
0,2
4
0,8
0,1
3
0,3
Motivasi
siswa
untuk
melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi
Total Skor
0,1
3
0,3
No
Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
1
3,8
43
No
Faktor
Skor
Total
Bobot x
Skor
0,3
3
0,9
0,2
3
0,6
0,1
3
0,3
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
Bobot
Ancaman
1.
2.
3.
4.
5.
Situasi ekonomi yang semakin
sulit
Pemanfaatan teknologi untuk
hal-hal yang negatif
Munculnya sekolah baru yang
berdekatan
Promosi
sekolah
lain
(competitor) lebih gencar
Mindset orang tua cenderung
memilih sekolah negeri
Total Skor
1
Total Skor Akhir
(Peluang-Ancaman)
3,0
0,8
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro yaitu rekrutmen siswa
dari MI Muhammadiyah Wonosegoro dengan bobot 0,3
dan skor 4. Selain itu, kebutuhan akan pendidikan
Islam yang baik dengan 0,3 dan skor 4. Siswa berasal
dari keluarga muslim yang menginginkan anaknya
dididik di sekolah Islam dengan harapan mendapatkan
pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan agama
yang dianutnya. Peluang lainnya adalah ada kerjasama
yang baik dengan beberapa SMA sederajat dengan
bobot 0,2 dan skor 4. Selain itu, peluang lainnya
adalah ada jejaring alumni dengan bobot 0,1 dan skor
3. Peluang yang terakhir adalah motivasi siswa untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan bobot
0,1 dan skor 3. Total akhir bobot dikalikan skor untuk
faktor peluang adalah 3,8.
44
Semua hal sudah disebutkan merupakan peluang
yang baik bagi sekolah, akan tetapi sekolah juga
menemui beberapa ancaman pada aspek input yaitu
situasi ekonomi yang semakin sulit sehingga idealisme
orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik
terbentur dengan keterbatasan ekonomi yang dimiliki
yang diberi bobot 0,3 dan skor 3. Ancaman lain yang
muncul adalah pemanfaatan teknologi untuk hal-hal
yang negatif seperti mengakses situs dewasa dan game
online yang diberi bobot 0,2 dan skor 3. Ancaman yang
lain adalah munculnya sekolah baru yang berdekatan
dengan bobot 0,1 dan skor 3. Selanjutnya ancamannya
adalah promosi sekolah lain (competitor) lebih gencar
dengan bobot 0,2 dan skor 3. Ancaman lainnya adalah
mindset orang tua cenderung memilih sekolah negeri
untuk anaknya dengan bobot 0,2 dan skor 3, sehingga
total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman
adalah 3,0.
Hasil skor akhir faktor peluang dikurangi faktor
ancaman untuk aspek input adalah 0,8, berarti faktor
peluang lebih dominan dari faktor ancaman, sehingga
sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk
meminimalkan ancaman yang datang.
4.2.2 Aspek Proses
Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan
aspek proses yang diperoleh melalui FGD dapat dilihat
45
Tabel
4.7.
Tahap
selanjutnya
diberi
bobot
dan
penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan
diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary
(IFAS) seperti yang terlihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Matrik IFAS Aspek Proses
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Sekolah mempunyai konsep
pendidikan yang beriman, dan
berkarakter
SMP
Muhammadiyah
5
Wonosegoro
bagian
dari
Yayasan Muhammadiyah
Mempunyai laboratorium IPA,
komputer sebagai penunjang
KBM memadai
Kualifikasi pendidikan guru
baik
Jumlah rombongan ideal
0,3
4
1,2
0,2
4
0,8
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,1
3
0,3
No
Kekuatan
1.
2.
3.
4.
5.
Total Skor
1
3,5
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
5.
Supervisi dan pembinaan dari
kepala sekolah masih kurang
Penyusunan
RPP
belum
maksimal
Variasi penggunaan metode
dan
media
pembelajaran
belum maksimal
Beban mengajar terlalu tinggi
0,3
4
1,2
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
Sistem analisa
secara manual
Total Skor
0,1
2
0,2
data
masih
1
Total Skor Akhir
(Kekuatan-Kelemahan)
2,6
0,9
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
46
Faktor
kekuatan
aspek
proses
yaitu
sekolah
mempunyai konsep pendidikan yang beriman, dan
berkarakter dengan bobot 0,3 dan skor 4. Sekolah
mempunyai prinsip tidak saja mendidik siswa sebagai
seorang yang intelek tetapi juga sebagi orang yang
bermoral.
Kekuatan
selanjutnya
adalah
SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro merupakan bagian dari
Yayasan Muhammadiyah dengan bobot 0,2 dan skor 4.
Kekuatan lainnya adalah mempunyai laboratorium IPA,
komputer sebagai penunjang KBM memadai dengan
bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu, kekuatannya adalah
kualifikasi pendidikan guru baik dengan bobot 0,2 dan
skor
3.
Faktor
kekuatan
lainnya
yaitu
jumlah
rombongan belajar ideal yaitu 20 sampai dengan 32
siswa sehingga guru lebih mudah dalam pengelolaaan
kelas dan pengelolaan pembelajaran dengan bobot 0,1
dan skor 3. Total bobot dikalikan skor untuk faktor
kekuatan adalah 3,5.
Adapun kelemahan yang dimiliki sekolah dalam
aspek proses adalah supervisi dan pembinaan dari
kepala sekolah sangat kurang dengan bobot 0,3 dan
skor 4. Kurangnya kegiatan supervisi oleh kepala
sekolah maka hal-hal yang menjadi kekurangan dan
kesalahan guru ketika mengajar tidak segera diperbaiki
dan guru cenderung mengelola kelas dengan apa
adanya. Kurang maksimalnya guru dalam membuat
RPP juga menjadi faktor kelemahan karena dengan RPP
47
yang baik guru bisa menerapkan langkah-langkah yang
ada dalam PBM sehingga berjalan lebih teratur dan
tepat pada sasaran sehingga diberi bobot 0,2 dan skor
2. Hal ini bisa mempengaruhi guru dalam mengelola
PBM yaitu variasi penggunaan metode dan media
pembelajaran belum maksimal dengan bobot 0,2 dan
skor 2. Selanjutnya beban mengajar yang terlalu tinggi
dengan bobot 0,2 dan skor 2. Kelemahan yang lain
yaitu sistem analisa data masih secara manual diberi
bobot 0,1 dan skor 2. Semua aktivitas sekolah masih
dijalankan secara manual sehingga perlu dirubah
dalam sistem komputerisi sehingga mempermudah
dalam kegiatan. Total bobot dikalikan skor untuk faktor
kelemahan adalah 2,6.
Hasil akhir total bobot dikalikan skor faktor
kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 0,9. Dari
kedua faktor yang mempengaruhi aspek proses
SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro tersebut ternyata faktor
kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada
faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa
diaatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih
dominan.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek
proses dapat dilihat dalam Matriks Eksternal Factors
Analysis Summary (EFAS) pada Tabel 4.8 sebagai
berikut:
48
Tabel 4.8
Matriks EFAS Aspek Proses
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Semakin
banyak
media
pembelajaran
yang
bisa
diakses
Banyak
pelatihan
yang
bagus dan inovatif untuk
pengembangan diri guru
Perkembangan
teknologi
komunikasi dan informasi
yang dapat diakses oleh guru
Pemerintah
memfasilitasi
pelatihan tentang kurikulum
Ada kebutuhan orang tua
akan
pendidikan
agama
Islam yang baik
Total Skor
0,2
4
0,8
0,2
4
0,8
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
No
Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
1
3,4
Ancaman
1.
2.
3.
4.
5.
Semakin
tingginya
persaingan
positif
antar
sekolah
Kesempatan sekolah lain
(negeri) mendapatkan dana
dari
pemerintah
lebih
terbuka
Pemerintah
memindahkan
guru-guru dengan status
PNS ke sekolah lain
Kurikulum
yang
dibuat
pemerintah
sering
mengalami perubahan
Orang tua kurang kooperatif
dengan guru
Total Skor
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,1
2
0,2
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
1
Total Skor Akhir
(Peluang-Ancaman)
2,8
0,6
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
49
Untuk aspek proses, semakin banyak media
pembelajaran yang bisa diakses merupakan salah satu
peluang yang bisa dimanfaatkan oleh guru maupun
siswa untuk meningkatkan pengetahuan dengan bobot
0,2 dan skor 4. Selain itu, guru bisa mengikuti
pelatihan
yang
bagus
dan
inovatif
untuk
pengembangan dirinya seperti latihan kepemimpinan,
pengelolaan laboratorium, juga latihan-latihan yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
seperti
internet
dan
penggunaan
media
dalam
pembelajaran diberi bobot 0,2 dan skor 4. Peluang
lainnya yaitu perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang dapat diakses oleh guru dengan bobot
0,2
dan
skor
3.
Faktor
peluang
lainnya
adalah
pemerintah memfasilitasi pelatihan kurikulum dengan
bobot 0,2 dan skor 3. Sebagai sekolah Islam sekolah
juga bisa menangkap peluang adanya kebutuhan orang
tua terhadap pendidikan Islam yang baik. Orang tua
mengharapkan anaknya kelak tidak saja mempunyai
ilmu pengetahuan yang baik tetapi juga menjadi anak
yang bermoral yang diberi bobot 0,2 dan skor 3. Total
bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,4.
Untuk faktor ancaman yang paling berpengaruh
datang dari semakin tingginya persaingan positif antar
sekolah
yang
diberi
bobot
0,3
dan
skor
4,
ini
mendorong SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro untuk
lebih giat lagi untuk meningkatkan mutunya. Apalagi
50
kesempatan sekolah lain dalam hal ini sekolah negeri
untuk
mendapatkan
dana
dari
pemerintah
lebih
terbuka dengan bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu
ancaman datang dari pemerintah jika memindahkan
guru
status
PNS
ke
sekolah
lain
juga
bisa
menimbulkan kesulitan bagi sekolah dengan bobot 0,1
dan skor 2. Ancaman yang lain adalah kurikulum yang
dibuat
pemerintah
sering
mengalami
perubahan
dengan bobot 0,2 dan skor 2. Usaha sekolah untuk
meningkatkan mutu juga perlu mendapat dukungan
dari orang tua, karena jika orang tua kurang kooperatif
dengan guru dalam mendidik maka semua kesalahan
yang dilakukan anak maupun kegagalan anak akan
dilimpahkan kepada sekolah sehingga diberi bobot 0,2
dan skor 2. Total akhir faktor peluang dikurangi faktor
ancaman adalah 0,6.
Hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui
bahwa SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro mempunyai
banyak
peluang
yang
masih
bisa
dimanfaatkan.
Meskipun ada beberapa hal yang menjadi ancaman
dalam aspek proses yang perlu mendapat perhatian,
tetapi faktor peluang masih lebih dominan.
4.2.3 Aspek Output
Hasil
analisis faktor kekuatan dan kelemahan
aspek output yang diperoleh melelui FGD dapat dilihat
Tabel
4.9.
Tahap
selanjutnya
diberi
bobot
dan
51
penilaian, serta dilakukan perhitungan skor akhirnya,
dan diperoleh Matrik Internal Factors Analysis Summary
(IFAS) seperti yang terlihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9
Matrik IFAS Aspek Output
No
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Kekuatan
1.
Prosentase kelulusan tinggi
0,3
3
0,9
2.
Mempunyai
prestasi
non
akademik
Lulusan mampu berorganisasi
yang baik di dalam dan di luar
sekolah
Mempunyai organisasi alumni
yang
berpartisipasi
dalam
kegiatan-kegiatan sekolah
Lulusan
mempunyai
pendidikan Islam yang baik
Total Skor
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,1
3
0,3
3.
4.
5.
1
3,0
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
5.
Kurangnya
waktu
untuk
kegiatan ekstrakurikuler
Kekhawatiran
orang
tua
bahwa kemungkinan lulusan
sekolah swasta untuk diterima
ke sekolah negeri favorit kecil
Sekolah belum mempunyai
data output yang lanjut ke
sekolah jenjang yang lebih
tinggi
Beberapa
lulusan
kurang
mempunyai karakter yang
kuat
Masih kurangnya prestasi
akademik
Total Skor
0,3
3
0,9
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
0,1
2
0,2
1
Total Skor Akhir
(Kekuatan-Kelemahan)
2,3
0,7
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
52
Aspek output faktor kekuatan yaitu prosentase
kelulusan
tinggi
dengan
bobot
0,3
dan
skor
3.
Kekuatan lainnya adalah sekolah mempunyai prestasi
non akademik dengan bobot 0,2 dan skor 3. Prestasi ini
bisa dijadikan sebagai ajang promosi sekolah, karena
dengan banyaknya prestasi orang semakin mengenal
sekolah dan tertarik untuk mendaftarkan anaknya
kesekolah yang mempunyai prestasi. Lulusan mampu
berorganisasi yang baik di dalam dan di luar sekolah
dengan bobot 0,2 dan skor 3. Sekolah juga mempunyai
organisasi alumni yang berpartisipasi dalam kegiatankegiatan di sekolah diberi bobot 0,2 dan skor 3.
Lulusan
mempunyai
pendidikan
Islam
yang
baik
dengan bobot 0,1 dan skor 3. Total akhir bobot
dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,0.
Sekolah
juga
mempunyai
faktor
kelemahan
dalam aspek ouput yaitu kurangnya waktu untuk
kegiatan ekstrakurikuler, hal ini menyebabkan ada
siswa yang berpotensi tetapi tidak bisa menyalurkan
bakatnya karena waktu yang kurang yang diberi bobot
0,3
dan
skor
3.
Kelemahan
lainnya
adalah
kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan lulusan
sekolah swasta untuk diterima ke sekolah negeri favorit
kecil dengan bobot 0,2 dan skor 2. Selain itu, sekolah
juga tidak mempunyai data output yang lanjut ke
sekolah jenjang yang lebih tinggi dengan bobot 0,2 dan
skor 2. Kelemahan yang lain adalah beberapa lulusan
53
kurang mempunyai karakter kuat dengan bobot 0,2
dan
skor
2.
Kelemahan
lainnya
adalah
masih
kurangnya prestasi akademik dengan bobot 0,1 dan
skor 2. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor
kelemahan pada aspek output adalah 2,3, sehingga
total skor akhir IFAS untuk aspek output adalah 0,7.
Faktor
yang
mempengaruhi
output
SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro tersebut ternyata faktor
kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada
faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa
diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih
dominan.
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek
output dapat dilihat pada tabel 4.10, selanjutnya faktorfaktor tersesbut diberi bobot dan skor, serta dilakukan
perhitungan skor akhirnya, dan diperoleh Matriks
Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai
berikut:
54
Tabel 4.10
Matriks EFAS Aspek Output
Faktor
Bobot
Skor
Total
Bobot x
Skor
Hasil
evaluasi
dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan
untuk
melanjutkan
ke
jenjang
pendidikan yang lebih tinggi
Harapan orang tua agar
lulusan mempunyai nilai UN
yang tinggi
Harapan
orang
tua
mempunyai prestasi
non
akademik yang lebih baik
Lulusan
menjadi
pribadi
yang mandiri, bertanggung
jawab, dan menghormati
orang lain
Adanya kesadaran dari orang
tua untuk mendidik anak
bermental Islami yang baik
Total Skor
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,1
3
0,3
0,2
3
0,6
No
Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
1
3,3
Ancaman
1.
2.
3.
4.
5.
Orang
tua
melihat
keberhasilan anak dari sisi
hasil/nilai bukan dari proses
Ambisi orang tua yang tidak
realistik kepada anak
Semakin
kompleknya
tuntutan
masyarakat
terhadap mutu sekolah
Semakin
meningkatnya
syarat kualifikasi lulusan
dari stakeholder
Kemampuan lulusan untuk
menyesuaikan diri di sekolah
yang kompetisinya tinggi
Total Skor
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,1
2
0,2
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
1
Total Skor Akhir
(Peluang-Ancaman)
2,8
0,5
Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2014
55
Peluang yang dapat dimanfaatkan sekolah adalah
hasil evaluasi dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dengan bobot 0,3 dan skor 4. Peluang lainnya
adalah harapan orang tua agar lulusan mempunyai
nilai UN yang tinggi dengan bobot 0,2 dan skor 3, serta
harapan orang tua mempunyai prestasi non akademik
yang lebih baik dengan bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu,
lulusan menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung
jawab, dan menghormati orang lain dengan bobot 0,1
dan skor 3. Peluang lainnya adalah adanya kesadaran
dari orang tua untuk mendidik anak bermental Islami
yang baik dengan bobot 0,2 dan skor 3. Adanya
kepercayaan ini membuat sekolah bisa terus menjalin
kerjasama yang baik dengan orang tua alumni. Total
akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang aspek
output adalah 3,3.
Untuk aspek output faktor yang mengancam yaitu
orang tua melihat keberhasilan anak dari sisi hasil atau
nilai bukan dari proses dengan bobot 0,3 dan skor 4,
oleh karena itu orang tua sering memiliki ambisi yang
kurang realistik kepada anak dengan bobot 0,2 dan
skor 3. Ancaman lainnya yaitu semakin kompleknya
tuntutan masyarakat terhadap mutu sekolah dengan
bobot 0,1 dan skor 2. Ancaman lainnya yaitu semakin
meningkatnya
stakeholder
syarat
dengan
kualifikasi
bobot
0,2
dan
lulusan
skor
2
dari
serta
56
kemampuan
lulusan
untuk
menyesuaikan
diri
di
sekolah yang kompetisinya tinggi dengan bobot 0,2 dan
skor 2. Total bobot dikali skor untuk faktor ancaman
2,8, maka total skor akhir faktor peluang dikurangi
faktor ancaman adalah 0,5.
Hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui
bahwa SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro mempunyai
peluang
yang
masih
bisa
dimanfaatkan,
namun
terdapat beberapa hal yang menjadi ancaman dalam
aspek output yang perlu mendapat perhatian, tetapi
sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk
mengatasi ancaman-ancaman yang muncul.
4.3 Penentuan Strategi
4.3.1 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Input
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
lingkungan internal dan lingkungan eksternal aspek
input SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro, diperoleh
hasil skor akhir
IFAS (kekuatan-kelemahan) adalah
0,5. Sedangkan skor akhir EFAS (peluang-ancaman)
adalah 0,8. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
strategi berada di kuadran SO (Strenghts-Opportunities)
yang mendukung strategi agresif yaitu memfokuskan
upaya menggunakan kekuatan dari lingkungan internal
SMP
Muhammadiyah
5
Wonosegoro
untuk
dapat
57
memanfaatkan
peluang.
Hasil
analisis
tersebut
digambarkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
Matriks SWOT untuk Aspek Input
Kuadran SO
Peluang
Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk
3
menangkap peluang yang ada
2
(0,5 ; 0,8)
1
Kelemahan
Kekuatan
0
-3
-2
-1
1
2
3
-1
-2
-3
Ancaman
58
Tabel 4.11
Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT
Aspek Input
Berdasarkan
Motivasi siswa untuk
melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi
Ada jejaring alumni
Ada kerjasama yang
baik dengan beberapa
SMA sederajat
Kebutuhan akan
pendidikan agama
Islam yang baik
Internal Faktor
Kekuatan
Minat
dan
motivasi
belajar
siswa tinggi
Sekolah memiliki
fasilitas
yang
memadai
Sekolah
mempunyai
program-program
yang jelas
Banyak siswa yang
mandiri
Berkelakuan baik,
tidak
terlibat
masalah
penyimpangan
sosial
Peluang
Rekrutmen siswa dari
MI Muhammadiyah
Wonosegoro
Eksternal Faktor
Strategi SO (Strengths-Opportunities)
1. Membentuk
pusat
pengembangan
potensi anak.
2. Menyusun
desain
promosi
dan
membentuk tim promosi yang kuat.
3. Program pendidikan karakter pada
semua mata pelajaran.
4. Memberdayakan
guru
dengan
program-program pelatihan.
5. Pengembangan
fasilitas
sekolah
berbasis TIK sebagai sarana belajar
siswa.
6. Meningkatkan pelayanan konseling.
hasil
analisis
SWOT
tersebut,
strategi yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan
mutu
sekolah
untuk
aspek
input
di
SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro adalah : 1) Membentuk
pusat pengembangan potensi anak,
2)
Menyusun
desain promosi dan membentuk tim promosi yang kuat,
3) Program pendidikan karakter pada semua mata
59
pelajaran, 4) Memberdayakan guru dengan programprogram pelatihan. 5) Pengembangan fasilitas sekolah
berbasis
TIK
sebagai
sarana
belajar
siswa,
6)
Meningkatkan pelayanan konseling.
4.3.2 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Proses
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
lingkungan internal dan lingkungan eksternal aspek
proses SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro, diperoleh
hasil skor akhir
IFAS (kekuatan-kelemahan) adalah
0,9. Sedangkan skor akhir EFAS (peluang-ancaman)
adalah 0,6. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
strategi berada di kuadran SO (Strenghts-Opportunities)
yang mendukung strategi agresif yaitu memfokuskan
upaya menggunakan kekuatan dari lingkungan internal
SMP
Muhammadiyah
memanfaatkan
5
peluang.
Wonosegoro
Hasil
untuk
analisis
dapat
tersebut
digambarkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2
Matriks SWOT untuk Aspek Proses
Kuadran S-O
Peluang
Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk
3
menangkap peluang yang ada
2
(0,9 ; 0,6)
1
Kelemahan
Kekuatan
0
-3
-2
-1
Ancaman
1
2
3
60
Tabel 4.12
Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT
Aspek Proses
Berdasarkan
Ada kebutuhan orang
tua akan pendidikan
agama Islam yang baik
Pemerintah
memfasilitasi pelatihan
kurikulum
Banyak pelatihan yang
bagus dan inovatif
untuk pengembangan
diri guru
Perkembangan
teknologi komunikasi
dan informasi yang
dapat diakses oleh guru
Internal Faktor
Kekuatan
Mempunyai
konsep
pendidikan yang
beriman
dan
berkarakter
SMP
Muhammadiyah
5
Wonosegoro
bagian
dari
Yayasan
Muhammadiyah
Mempunyai
laboratorium IPA
dan
komputer
sebagai
penunjang KBM
memadai
Kualifikasi
pendidikan guru
baik
Jumlah
rombongan
belajar ideal
Peluang
Semakin banyak media
pembelajaran yang bisa
diakses
Eksternal Faktor
Strategi SO (Strengths-Opportunities)
1. Mengembangkan program character
building Muhammadiyah untuk siswa.
2. Memberdayakan
guru
untuk
menggunakan media atau teknologi
pembelajaran dalam PBM.
3. Mengembangkan
program
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
4. Melengkapi SDM dengan ketrampilan
yang diperlukan untuk peningkatan
kinerja.
5. Mengintensifkan kegiatan supervisi dan
monitoring oleh kepala sekolah.
6. Mengembangkan sistem komputerisasi
dalam mengolah database sekolah.
hasil
analisis
SWOT
tersebut,
strategi yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan
mutu
sekolah
untuk
aspek
proses
di
SMP
61
Muhammadiyah
5
Mengembangkan
Wonosegoro
program
adalah
:
character
1)
building
Muhammadiyah untuk siswa, 2) Memberdayakan guru
untuk
menggunakan
media
atau
teknologi
pembelajaran dalam PBM, 3) Mengembangkan program
pembelajaran yang kreatif dan inovatif, 4) Melengkapi
SDM
dengan
peningkatan
ketrampilan
kinerja,
5)
yang
diperlukan
Mengintensifkan
untuk
kegiatan
supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah, 6)
Mengembangkan sistem komputerisasi dalam mengolah
database sekolah.
4.3.3 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Output
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
lingkungan internal dan lingkungan eksternal aspek
output SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro, diperoleh
hasil skor akhir
IFAS (kekuatan-kelemahan) adalah
0,7. Sedangkan skor akhir EFAS (peluang-ancaman)
adalah 0,5. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
strategi berada di kuadran SO (Strenghts-Opportunities)
yang mendukung strategi agresif yaitu memfokuskan
upaya menggunakan kekuatan dari lingkungan internal
SMP
Muhammadiyah
memanfaatkan
5
peluang.
Wonosegoro
Hasil
untuk
analisis
dapat
tersebut
digambarkan pada gambar 4.3.
62
Gambar 4.3
Matriks SWOT untuk Aspek Output
Kuadran SO
Peluang
Strategi Agresif
Memanfaatkan kekuatan untuk
3
menangkap peluang yang ada
2
(0,7 ; 0,5)
1
Kelemahan
Kekuatan
0
-3
-2
-1
1
2
3
-1
-2
-3
Ancaman
63
Tabel 4.13
Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT
Aspek Output
Adanya kesadaran dari
orang tua untuk mendidik
anak bermental Islami
yang baik
Lulusan menjadi pribadi
yang mandiri,
bertanggung jawab,
menghormati orang lain
Harapan orang tua
mempunyai prestasi non
akademik
(ekstrakurikuler) yang
Harapan orang tua agar
lulusan mempunyai nilai
UN yang tinggi
Internal Faktor
Kekuatan
Prosentase
kelulusan tinggi
Mempunyai
prestasi
non
akademik
Lulusan
mampu
berorganisasi
yang baik di
dalam dan di
luar sekolah
Mempunyai
organisasi
alumni
yang
berpartisipasi
dalam kegiatan
sekolah
Lulusan
mempunyai
pendidikan
Islam yang baik
Peluang
Hasil evaluasi dapat
dijadikan bahan
pertimbangan untuk
melanjtkan ke jenjang
pendidikan yang lebih
tinggi
Eksternal
Faktor
Strategi SO (Strengths-Opportunities)
1. Penambahan jam belajar, remedial teaching
dan evaluating.
2. Mengintensifkan pelaksanaan dan pembinaan
kegiatan ekstrakurikuler.
3. Membangun image positif melalui alumni.
4. Mengintensifkan jaringan alumni.
Berdasarkan
hasil
analisis
SWOT
tersebut,
strategi yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan
mutu
sekolah
untuk
aspek
output
di
SMP
64
Muhammadiyah 5 Wonosegoro adalah : 1) Penambahan
jam belajar, remedial teaching dan evaluating, 2)
Mengintensifkan pelaksanaan dan pembinaan kegiatan
ekstrakurikuler, 3) Membangun image positif melalui
alumni, 4) Mengintensifkan jaringan alumni.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Analisis SWOT Aspek Input
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor
lingkungan
eksternal
internal
aspek
Wonosegoro
input
maka
dan
SMP
diperoleh
faktor
lingkungan
Muhammadiyah
hasil
skor
5
akhir
lingkungan internal aspek input (kekuatan-kelemahan)
adalah 0,5. Angka ini menunjukkan bahwa faktor
kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan. Sedangkan
skor akhir lingkungan eksternal aspek input (peluangancaman) adalah 0,8. Angka ini menunjukkan bahwa
faktor peluang masih lebih kuat dari faktor ancaman.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro berada pada titik (0,5,
0,8)
yaitu
berada
Opportunities)
yang
dilakukannya
strategi
upaya
di
menggunakan
Muhammadiyah
5
kuadran
SO
(Strenghts-
mengindikasikan
agresif,
yaitu
kekuatan
Wonosegoro
perlu
menfokuskan
internal
SMP
untuk
dapat
memanfaatkan peluang.
65
4.4.2 Analisis SWOT Aspek Proses
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor
lingkungan
eksternal
aspek
internal
proses
Wonosegoro
maka
lingkungan
internal
dan
SMP
diperoleh
aspek
faktor
lingkungan
Muhammadiyah
hasil
skor
proses
5
akhir
(kekuatan-
kelemahan) adalah 0,9. Angka ini menunjukkan bahwa
faktor kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan.
Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek
proses
(peluang-ancaman)
adalah
0,6.
Angka
ini
menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih kuat
dari faktor ancaman. Dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa posisi SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro
berada pada titik (0,9, 0,6) yaitu berada di kuadran SO
(Strenghts-Opportunities) yang mengindikasikan perlu
dilakukannya
upaya
strategi
agresif,
menggunakan
Muhammadiyah
5
yaitu
kekuatan
menfokuskan
internal
SMP
untuk
dapat
Wonosegoro
memanfaatkan peluang.
4.4.3 Analisis SWOT Aspek Output
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor
lingkungan
eksternal
aspek
Wonosegoro
internal
output
maka
dan
SMP
diperoleh
faktor
lingkungan
Muhammadiyah
hasil
skor
5
akhir
lingkungan internal aspek output (kekuatan-kelemahan)
adalah 0,7. Angka ini menunjukkan bahwa faktor
66
kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan. Sedangkan
skor akhir lingkungan eksternal aspek output (peluangancaman) adalah 0,5. Angka ini menunjukkan bahwa
faktor peluang masih lebih kuat dari faktor ancaman.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMP
Muhammadiyah 5 Wonosegoro berada pada titik (0,7,
0,5) yaitu berada di kuadran SO (Strenght-Opportunities)
yang mengindikasikan perlu dilakukannya strategi
agresif,
yaitu
menfokuskan
upaya
menggunakan
kekuatan internal SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro
untuk dapat memanfaatkan peluang.
4.4.4 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Input
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan
EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (StrenghtsOpportunities) yaitu strategi agresif. Berikut ini adalah
strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu
aspek input SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro.
Strategi pertama yang perlu dilakukan adalah
membentuk
pusat
pengembangan
potensi
anak.
Pengembangan potensi siswa lebih menggali hal-hal
dalam diri siswa yang sifatnya masih potensi dan belum
teraktualisasi. Pada dasarnya setiap siswa memiliki
potensi dalam dirinya. Pusat pengembangan potensi
anak
betujuan
potensinya
untuk
menolong
masing-masing
mengembangkan
diri
dan
secara
siswa
mengenal
termotivasi
maksimal.
untuk
Kegiatan
67
pengembangan tersebut dapat diikuti siswa melalui
pengembangan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Strategi
kedua
yang
perlu
dilakukan
adalah
menyusun desain promosi dan membentuk tim promosi
yang kuat. Kegiatan promosi dilakukan dalam rangka
rekrutmen siswa baru dan merupakan titik tumpu dari
semua
kegiatan
sekolah.
Kegiatan
tersebut
perlu
disusun tim promosi yang kuat terdiri dari orang-orang
yang
mempunyai
kemampuan
untuk
menjalin
kerjasama dengan lembaga, mempunyai kreativitas
dalam membuat desain promosi dan mau bekerja keras
dalam pelaksanaan promosi. Kegiatan promosi dapat
dilakukan mulai awal tahun ajaran baru misalnya
promosi di sekolah pemasok, di forum yayasan, dan
promosi yang efektif adalah melalui layanan terbaik
yang diberikan kepada siswa. Seluruh kegiatan promosi
dapat berhasil maksimal jika desainnya dibuat dengan
baik, terencana dan melibatkan seluruh komponen
sekolah.
Strategi
ketiga
yang
perlu
dilakukan
yaitu
melaksanakan program pendidikan karakter pada tiap
mata
pelajaran.
Pendidikan
karakter
diharapkan
mengubah siswa menjadi manusia yang semakin utuh.
Untuk membentuk karakter yang kuat perlu disusun
kurikulum yang dapat mencakup nilai-nilai karakter
yang diharapkan muncul pada diri siswa melalui proses
pembelajaran pada masing-masing mata pelajaran.
68
Nilai-nilai karakter yang diharapkan tumbuh pada diri
siswa misalnya jujur, aktif, bertanggung jawab, kreatif,
dsb.
Strategi keempat yang perlu dilakukan adalah
memberdayakan
guru
dengan
program-program
pelatihan yang berkualitas. Program-program pelatihan
seperti
pelatihan
pembelajaran.
laboratorium,
Pendidikan
pembekalan
dan
ketrampilan
media
yang
memadai, guru bisa menyiapkan diri untuk mendidik
siswa sebagai input yang bermutu.
Strategi
kelima
yang
perlu
dilakukan
yaitu
pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai
sarana belajar siswa. Sebagai input utama dalam suatu
sekolah, siswa perlu memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dan sebagai
sarana
belajarnya
sehingga
bisa
prestasinya disekolah. Sekolah perlu
meningkatkan
memfasilitasi
sarana belajar siswa berbasis TIK seperti internet
secara
terbuka.
Kemajuan
teknologi,
siswa
bisa
menggunakannya untuk mencari materi-materi yang
diperlukan melalui internet sehingga akan memperluas
wawasan berpikirnya.
Strategi
meningkatkan
keenam
yang
pelayanan
perlu
dilakukan
konseling.
yaitu
Peningkatan
pelayanan konseling untuk mempersiapkan diri siswa
Program pelayanan konseling bertujuan memberikan
69
layanan kepada siswa baik secara prestasi maupun
secara
psikologis.
Dalam
hal
prestasi,
konselor
bertugas memberikan bimbingan dan arahan terhadap
siswa yang mempunyai bakat untuk dapat berprestasi.
Konselor juga membantu siswa dalam memecahkan
masalah yang ada dirumah atau lingkungan sosialnya
dengan bekerja sama dengan wali kelas, orang tua dan
juga pihak lain yang berkepentingan.
4.4.5 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Proses
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan
EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (StrenghtOpportunities) yaitu strategi agresif. Berikut ini adalah
strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu
aspek proses SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro.
Strategi pertama yang perlu dilakukan adalah
mengembangkan character building
Pembentukan
karakter
ini
muhammadiyah.
berkaitan
dengan
pembentukan iman, mental, dan karakter siswa. Siswa
pandai secara akademis tetapi jika tidak diimbangi
iman,
mental
dan
karakter
yang
baik
akan
menimbulkan masalah dikemudian hari. Sekolah perlu
menanamkan sikap siswa untuk menghargai orang lain
terutama orang yang lebih tua.
Strategi
kedua
yang
perlu
dilakukan
adalah
memberdayakan guru untuk menggunakan media atau
teknologi
pembelajaran
dalam
PBM.
Semakin
70
berkembangnya
kemajuan
teknologi,
guru
perlu
memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan
kemampuannya secara maksimal. Guru tidak cukup
mengajar secara kreatif saja, tetapi perlu menggunakan
teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
Melalui
internet
guru
bisa
mencari
materi-materi
sebagai tambahan dalam menyiapkan bahan ajar
untuk siswa. Bantuan media informasi, guru bisa
melakukan suatu proses pembelajaran yang kreatif dan
menarik.
Hal
tersebut
diharapkan
semakin
meningkatkan minat belajar siswa dan meningkatkan
kemampuan guru itu sendiri. Proses evaluasi guru bisa
menggunakan sistem komputerisasi sehingga data-data
dapat simpan dan diakses kapan saja.
Strategi
ketiga
mengembangkan
yang
perlu
pembelajaran
dilakukan
yang
kreatif
yaitu
dan
inovatif. Penerapan metode mengajar yang konvensional
bisa membosankan siswa. Oleh karena itu guru harus
bisa membuat program pembelajaran yang kreatif dan
inovatif sehingga semakin bisa menarik minat siswa
untuk mengikuti pelajaran.
Strategi keempat yang perlu dilakukan adalah
melengkapi sumber daya manusia dengan ketrampilan
yang diperlukan untuk pengoptimalan kinerja. Untuk
pengembangan sumber daya manusia perlu dibuat
program-program yang memperkaya kemampuan dan
ketrampilan sumber daya manusia sesuai dengan
71
bidang kerjanya masing-masing. Banyaknya pelatihanpelatihan yang diadakan pemerintah maupun swasta,
sekolah bisa memberikan kesempatan bagi sumber
daya manusia yang ada.
Strategi
kelima
yang
perlu
dilakukan
yaitu
mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh
kepala sekolah. Kegiatan supervisi dan pembimbingan
oleh
kepala
sekolah
dilakukan
untuk
mengontrol
kegiatan proses belajar mengajar agar berjalan dengan
baik mulai tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
evaluasi. Kegiatan ini bertujuan memotivasi guru untuk
dapat melaksanakan tugas pembelajaran dengan baik
meliputi
persiapan
administrasi,
media,
metode
pembelajaran yang bervariasi, pendalaman materi, dan
evaluasi. Melalui kegiatan supervisi pengajaran maka
guru akan termotivasi untuk mengadakan inovasi
dalam pembelajaran dan merupakan sarana yang baik
bagi kepala sekolah untuk memonitoring terhadap
kinerja guru dalam pelayanan pembelajaran. Selain
supervisi kegiatan, pembinaan juga sangat penting
untuk dilakukan. Semua unsur yang ada di sekolah
merupakan team work. Team work dapat menghasilkan
produk yang maksimal jika semua unsur yang ada di
sekolah memiliki konsep yang sama dan mau bekerja
keras untuk menghasilkan produk yang maksimal.
Strategi
keenam
yang
perlu
dilakukan
yaitu
mengembangkan sistem komputerisasi dalam mengolah
72
database sekolah. Proses pengolahan database sekolah
secara manual mengakibatkan banyak urusan sekolah
yang terhambat, seperti urusan administrasi maupun
keuangan sekolah. Adanya sistem komputerisasi akan
mempermudah dalam mengolah semua data yang ada.
4.4.6 Strategi Peningkatan Mutu Aspek Output
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan
EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (StrenghtsOpportunities) yaitu strategi agresif. Berikut ini adalah
strategi yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu
aspek output SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro.
Strategi pertama yang perlu dilakukan adalah
penambahan
jam
belajar,
remedial
teaching,
dan
evaluating. Penambahan jam belajar lebih dikhususkan
untuk siswa kelas IX pada mata pelajaran Ujian Akhir
Nasional dalam jam tambahan pagi, dan pendampingan
belajar. Remedial teaching dan evaluating dilakukan
pada semua mata pelajaran dan ditujukan untuk siswa
yang
belum
mencapai
batas
Kriteria
Ketuntasan
Minimal (KKM).
Strategi
kedua
yang
perlu
dilakukan
yaitu
mengintensifkan pelaksanaan dan pembinaan kegiatan
ekstrakurikuler.
Sekolah
perlu
memperhatikan
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dengan penambahan
jam
ekstra,
melengkapi
sarana
dan
prasarana
penunjang, mendatangkan pelatih yang berpotensi
73
sehingga bakat siswa lebih diasah. Selain itu dengan
pelaksanaan secara intensif siswa lebih mengenali
potensi yang ada pada dirinya.
Strategi
ketiga
yang
perlu
dilakukan
adalah
membangun image positif sekolah melalui output yang
dihasilkan. Output adalah hasil akhir dari suatu proses
yang dilakukan sekolah, oleh karena itu output yang
dihasilkan diharapkan dapat memenuhi kriteria sesuai
dengan harapan sekolah dan masyarakat. Harapan dari
output yang dihasilkan mempunyai kepribadian yang
baik antara lain mempunyai sikap jujur, disiplin,
bertanggung jawab, dan nilai-nilai positif lain.
Strategi
keempat
yang
perlu
dilakukan
yaitu
mengintensifkan jaringan alumni. Organisasi alumni
sangat membantu sekolah dalam menginformasikan
segala sesuatu tentang sekolah, kegiatan sekolah
misalnya penerimaan siswa baru, temu alumni, dan
sebagainya.
74