T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Tiga Kepala SMP Negeri Salatiga Tahun 2014 T2 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Subyek
Salatiga adalah kota di Jawa Tengah yang
sepenuhnya dibatasi oleh Kabupaten Semarang.
Kota

Salatiga

memiliki

26

Sekolah

Menengah

Pertama, yang terdiri dari sepuluh SMP Negeri, satu
MTs Negeri dan 15 SMP Swasta. Penelitian yang
dilaksanakan di SMP Negeri Salatiga ini melibatkan
tiga sekolah, yaitu SMP Negeri 01 Salatiga, SMP

Negeri 03 Salatiga dan SMP Negeri 09 Salatiga.
SMP Negeri 01 Salatiga pada tahun

1965

diresmikan sebagai sekolah menengah pertama,
memiliki visi mewujudkan pelayanan terbaik dalam
membentuk insan berkualitas serta terdepan dalam
Imtaq dan IPTEK. SMP yang dulunya disebut
dengan MULO (Meer Uitgebreit Lager Onderwijs)
terletak di Jl. Kartini No. 24 Salatiga dengan
Akreditasi A. Pada tahun ajaran 2014/2015 SMP
Negeri 01 Salatiga memiliki 701 siswa, 54 guru dan
21 tenaga TU.
SMP Negeri 03 Salatiga yang terletak di Jl.
Stadion No. 04 Salatiga dulunya berasal dari SMEP
Negeri Salatiga yang berdiri pada tahun 1954. Pada
pertengahan tahun 1979 berintregasi menjadi SMP
Negeri 03 Salatiga. SMP yang terakreditasi A ini
pada tahun ajaran 2014/2015 memiliki 700 siswa,

46 tenaga guru, dan 15 tenaga TU.

25

SMP Negeri 09 Salatiga merupakan salah satu
sekolah cagar budaya yang terletak di pusat kota
Salatiga, tepatnya di Jl. Pemuda No. 07-09 Salatiga.
SMP ini berdiri pada tahun 1994, sebelumnya
merupakan

Sekolah

Kesejahteraan

Keluarga

Pertama (SKKP). Dengan akreditasi A SMP Negeri 09
Salatiga pada tahun ajaran 2014/2015 memiliki
714 siswa, 46 tenaga guru, dan sembilan staff TU.
Dari ketiga SMP di atas diambil 12 responden

yang terdiri dari tiga pengawas, tiga komite sekolah,
tiga

guru

dan

tiga

staff

TU.

Latar

belakang

responden jika dilihat dari pendidikan terakhir, usia
dan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1.

Latar Belakang Responden
Responden

Pendidikan

Usia

Masa Kerja

Terakhir
Pengawas A

S2

55 tahun

7 tahun

Pengawas B


S1

50 tahun

2 tahun

Pengawas C

S2

60 tahun

5 tahun

Komite A

S2

51 tahun


4 tahun

Komite B

S1

65 tahun

3 tahun

Komite C

S1

52 tahun

5 tahun

Guru A


S2

42 tahun

18 tahun

Guru B

S1

45 tahun

14 tahun

Guru C

S1

47 tahun


17 tahun

Staff TU A

S1

50 tahun

24 tahun

Staff TU B

S1

52 tahun

26 tahun

Staff TU C


S1

56 tahun

38 tahun

Berdasarkan tabel 4.1. jika diliihat dari latar
belakang pengawas sekolah, rata-rata pendidikan
26

terakhir pengawas adalah magister. Dengan umur
di atas 50 tahun memungkinkan bahwa tidak ada
pengawas

sekolah

yang

memiliki


usia

muda.

Melihat usia komite sekolah yang tidak jauh
berbeda dengan usia pengawas dan pendidikan
terakhir komite sekolah adalah sarjana. Dapat
disimpulkan

bahwa

pemilihan

dilakukan

benar-benar

komite

sekolah


sesuai

dengan

kemampuannya.
Jika dilihat dari masa kerja guru yang hampir
mencapai 20 tahun. Tak disangka lagi kalau guru
tersebut merupakan guru senior. Dengan usia yang
tegolong

sedang,

mengetahui

guru

senior

bagaimana

tentunya

keadaan

lebih

sekolahnya.

Responden yang terakhir adalah staaf TU, di mana
ketiga

staff

TU

adalah

Kepala

TU.

Dengan

pengalaman kerja yang lama memungkinkan bahwa
Kepala TU merupakan tenaga kependidikan yang
senior.

B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian evaluasi kinerja tiga kepala
SMP Negeri Salatiga diperoleh melalui wawancara,
observasi

dan

dilaksanakan

dokumentasi.
di

tiga

SMP

Penelitian
Negeri

yang

Salatiga

melibatkan 12 responden. Hasil wawancara akan
dibandingan

dengan

hasil

observasi

dan

dokumentasi, sehingga data yang diperoleh benarbenar baku.
Hasil

wawancara

setiap

responden

diolah

terlebih dahulu, yaitu dengan membandingkan hasil
27

wawancara
komite,

pengawas

guru

wawancara

dan

yang

dengan

staff

hasil

TU.

wawancara

Kemudian

dikemukakan

oleh

hasil

responden

mengenai kondisi kepala sekolah di masing-masing
sekolahnya disajikan dalam bentuk tabel sesuai
dengan

indikatornya.

sekolah

yang

Tugas

pertama

manajerial
adalah

kepala

menyusun

perencanaan sekolah, terlihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Menyusun Perencanaan Sekolah
SMP A

SMP B

SMP C

 Dimusyawarahkan  Dimusyawarahkan  Dimusyawarahkan
terlebih dahulu

terlebih dahulu

terlebih dahulu

mulai dari guru

melalui

dengan melibatkan

dan staff yang

pembinaan dan

pengawas, komite,

bersangkutan,

koordinasi khusus

staff dan guru

komite, wali murid  Hingga saat ini KS  Penyusunan tepat
hingga pengawas
menyusun tepat
waktu

 Disusun tepat

pada waktunya

 Hasil perencanaan

waktu

 Hasil perencanaan

 Hasil perencanaan
diperlihatkan dan

sekolah

dimintai

diperlihatkan

diperlihatkan

persetujuan

kepada beberapa

kepada guru, staff

kepada pengawas

guru dan staff.

dan disetujui oleh

namun tidak

Pengawas dan

komite dan

keseluruhan

komite diminta

pengawas sekolah

persetujuan

Berdasarkan
bahwa

dalam

Tabel

4.2.

menyusun

dapat

dijelaskan

perencanaan

sekolah

kepala sekolah melibatkan warga sekolah, komite,
hingga

pengawas

sekolah.

Mulai

dari

proses

perencanaan, penyusunan hingga hasilnya, kepala
28

sekolah selalu mengkoordinasikan dengan anggota
sekolah, sehingga perencanaan sekolah disusun
tepat pada waktunya.
Dengan banyaknya pertimbangan dan faktorfaktor yang mendukung, kepala sekolah menyusun
perencanaan tepat pada waktunya. Kesuksesan
dalam penyusunan tersebut tidak lepas dari usaha
dan kerja keras tim penyusunan perencanaan
sekolah yang sudah diberi kepercayaan dan di
bawah wewenang kepala sekolah.

Hasil susunan perencanaan sekolah kemudian
dimintakan persetujuan mulai dari komite hingga
pengawas sekolah. Hal tersebut didukung dengan
hasil dokumentasi, yaitu dokumen notula rapat
dan hasil perencanaan sekolah. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah mampu
menyusun perencanaan sekolah sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
Tugas manajerial kepala sekolah yang kedua
ialah mengembangkan organisasi sekolah sesuai
dengan

kebutuhan.

organisasi
personil

sekolah

sekolah,

Dalam
akan

yaitu

mengembangkan

berhubungan
guru

dan

dengan

staff.

Hasil

wawancara menunjukkan bahwa kepala sekolah
mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai
dengan kebutuhannya, meskipun masih belum
maksimal. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel
4.3.

29

Tabel 4.3.
Mengembangkan Organisasi Sekolah
SMP A

SMP B

 Personalia

SMP C

 Personalia

 Tidak semua

ditempatkan

ditempatkan

personalia

sesuai dengan

sesuai dengan

ditempatkan

kemampuannya

kemampuannya

sesuai dengan

 Mengembangkan

 Mengembangkan

kemampuannya

 Mengembangkan

pelaksanaan

pelaksanaan

tupoksi setiap unit

tupoksi setiap unit

pelaksanaan

kerja

kerja

tupoksi setiap unit

 Pembaharuan

 Organisasi sekolah

kerja

 Pembaharuan

organisasi sekolah

diperbaharui

dilakukan sesuai

sesuai dengan

Organisasi sekolah

dengan kebutuhan

kebutuhan

tergantung
kebutuhan

Dengan organisasi sekolah yang bagus, maka
kegiatan-kegiatan sekolah

akan berjalan dengan

lancar. Namun, pada kenyataannya masih ada
masalah yang menjadikan faktor kegagalan. Salah
satunya ialah penempatan personalia yang tidak
sesuai dengan kemampuannya. Ada kepala sekolah
dalam

menempatkan

mempertimbangkan

personalia

pemerataan

hanya

pekerjaannya,

tanpa mempertimbangkan kemampuannya. Meski
demikian kepala sekolah tetap mengembangkan
pelaksanaan tugas pokok setiap unit kerja.
Selain

mengembangkan

organisasi

sekolah,

seorang kepala sekolah dituntut harus mampu
memimpin sekolah. Hal tersebut merupakan tugas
manajerial kepala sekolah yang ketiga. Kemampuan
30

kepala sekolah dalam memimpin sekolah terlihat
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4.
Memimpin Sekolah
SMP A

 Mengkomunikasikan

SMP B

 Mengkomunikasikan

SMP C

 Mengkomunikasikan

visi misi melalui

visi dan misi melalui

visi misi melalui

upacara, pembinaan,

upacara, pembinaan,

rapat pembinaan

papan visi misi

rapat dengan komite

dan upacara

 Berkomunikasi,

 Berkomunikasi,

dan wali murid, dan

memberi pengarahan

melalui papan visi

memberi pengarahan

dan memotivasi guru

misi

dan memotivasi guru

dan staff

 Membangun

 Melalui pembinaan

dan staff

 Dalam membangun

KS berkomunikasi,

kerjasama tim

memberi pengarahan

kerjasama tim

dengan pihak dalam

dan memotivasi guru

pengawas ikut

maupun luar sekolah

dan staff

dilibatkan

untuk memajukan
sekolah

 Menanamkan rasa
kekeluargaan

 Membangun

 Jika terjadi masalah

kerjasama tim

diselesaikan dengan

dengan melibatkan

kekeluargaan

seluruh anggota
sekolah

Salah
memimpin

satu

usaha
sekolah

kepala

sekolah

yaitu

dalam
dengan

mengkomunikasikan visi dan misi sekolah. Visi dan
misi sekolah disampaikan kepala sekolah ketika
upacara, pembinaan, dan rapat dengan komite dan
wali murid. Usaha yang lainnya yaitu dengan papan
visi misi yang dapat dilihat dan dibaca oleh seluruh
warga sekolah. Berdasarkan hasil observasi ada
sekolah yang memasang papan visi dan misi di
ruang kantor sekolah, di mana ruang tersebut siswa
31

tidak diperbolehkan untuk masuk. Dengan kata
lain usaha yang dilakukan kepala sekolah masih
belum optimal dalam mengkomunikasikan visi dan
misi melalui papan visi misi.
Dalam

memimpin

sekolah

kepala

sekolah

membangun tim kerja sekolah. Dari hasil observasi,
disetiap sekolah terdapat beberapa tim dalam
memajukan sekolah. Tim-tim tersebut tidak hanya
dari guru, namun juga tim kerja staff dan siswa.
Jika ada konflik di lingkungan sekolah, kepala
sekolah menyelsaikannya dengan kekeluargaan.
Tugas

manajerial

keempat

kepala

sekolah

adalah menciptakan budaya dan iklim sekolah yang
kondusif. Berdasarkan hasil observasi usaha-usaha
yang dilakukan kepala sekolah dalam menciptakan
budaya dan iklim sekolah yang kondusif melalui
budaya

salam,

pemanfaatan

sekolah

dan

lingkungan sekolah.
Tabel 4.5.
Budaya dan iklim kerja kondusif
SMP A

 Upaya yang

SMP B

 Upaya KS melalui

SMP C

 Budaya dan iklim

dilakukan KS

komunikasi,

kerjanya masih

yaitu dengan

transparansi,

belum kondusif

berkomunikasi

keterbukaan KS,

 Lingkungan fisik

mengenai

famillier, kompak

sekolah ditata

tupoksional

dan penciptaan

dengan maksimal,

masing-masing

suasana yang

namun hasilnya

agar tidak terjadi

harmonis

belum maksimal

kesalah pahaman,

dikalangan

saling terbuka,

sekolah

32

 Menumbuhkan

budaya kerja yang

saling membantu

 Penataan

 Lingkungan fisik

efisien, kreatif,

sekolah ditata,

inovatif dan

lingkungan fisik

sehingga

berpusat pada

sekolah nyaman,

menciptakan

pelayanan prima

bersih dan indah

suasana nyaman,

 Menumbuhkan

bersih dan indah

budaya kerja yang  Budaya kerja
efisien, kreatif,

sudah bertaraf

inovatif dan

SSN

berpusat pada
layanan prima

Suasana belajar yang tenang dan lingkungan
sekolah

yang

nyaman

akan

menunjang

pembelajaran di sekolah. Dengan budaya dan iklim
kerja yang kondusif seluruh warga sekolah akan
betah berada di sekolah. Budaya dan iklim yang
dilaksanakan melalui penataan lingkungan sekolah,
menumbuhkan budaya salam (senyum, sapa dan
salam) dan menciptakan suasana nyaman, bersih,
indah, aman, sejuk dan menyenangkan.
Sekolah selalu berusaha agar anak merasa
nyaman dalam belajar dan mengembangkan diri,
salah satu usaha yang lakukan adalah dengan
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media
pembelajaran. Media tersebut antara lain yaitu:
hotspot area, gazebo untuk melukis, green house
dan taman sekolah.

Paparan

di

atas

didukung

dengan

hasil

observasi, setiap sekolah memiliki tempat khusus
dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
media

sumber

belajar.
33

Kepala

sekolah

juga

berusaha

menciptakan

hubungan

kerja

yang

harmonis dilingkungan sekolah. Akan tetapi masih
terdapat sekolah yang tidak mendukung usaha
kepala sekolah tersebut.
Budaya dan iklim kerjanya masih kurang
kondusif,

dikarenakan

guru

dan

staff

tidak

mendukung yaitu beberapa pegawai yang tidak
harmonis. Meskipun demikian pelayanan sekolah
tetap efisien, kreatiif, inovatif dan berpusat pada
pelayanan prima. Bahkan prestasi siswa tetap
bagus.

Beberapa
bahwa

paparan

dengan

di

atas

kemampuannya

membuktikan,
kepala

sekolah

berusaha menciptakan budaya dan iklim kerja yang
kondusif. Tugas Manajerial yang kelima kepala
sekolah

yaitu

teknologi.

memanfaatkan

perkembangan

pemanfaatan

perkembangan

Hasil

teknologi kepala sekolah dapat dilihat pada Tabel
4.6.
Tabel 4.6.
Memanfaatkan perkembangan teknologi
SMP A

 Usaha yang

SMP B

 Guru & staff diberi

SMP C

 Diadakan

dilakukan KS yaitu

pelatihan-pelatihan,

pembelajaran IT

MOU dengan pihak

tanggung jawab

bersama guru dan

luar, pelatihan IT

atas penggunaan

staff dan guru-

bersama guru &

dan pemanfaatan IT

guru dituntut agar

staff dengan

dalam pembelajaran

melek IT

mendatangkan

dan pengembangan

pelatih dari luar

diri

34

Teknologi yang semakin berkembang pesat
pada saat ini menuntut sekolah agar terampil
memanfaatkannya. Setiap sekolah memiliki usaha
yang berbeda dalam memanfaatkan perkembangan
teknologi. Salah satu usaha yang dilakukan kepala
sekolah yaitu dengan pembelajaran berbasis IT
untuk guru dan staff, yang bertujuan agar seluruh
guru

dan

staff

dapat

mengaplikasikan

memanfaatkan

teknologi

sesuai

serta
dengan

kebutuhan masing-masing.
Teknologi yang telah dimanfaatkan oleh kepala
SMP Negeri Salatiga saat ini antara lain adalah LCD
proyektor setiap kelas yang berfungsi sebagai media
pembelajaran

berbasis

IT,

jaringan

internet

dilingkungan sekolah, CCTV, hingga perpustakaan
yang berbasis IT. Tetapi, masih terdapat sekolah
yang belum memanfaatkan CCTV.
Pengadaan
direncanakan,

CCTV

namun

masih

memang
ada

yang

sudah
lebih

penting, dengan kata lain CCTV belum sebagai
suatu teknologi yang mendesak, karena tanpa
CCTV pengawasan masih dapat dijangkau.

Dengan kemajuan teknologi yang berkembang
saat ini masih ada pula sekolah yang belum
memanfaatkan teknologi dengan optimal. Belum
semua

sekolah

memanfaatkan

menunjang perpustakaan.

35

teknologi

untuk

Perpusatakaan kami masih jadul, jangankan
berbasis IT komputer saja tidak memenuhi rasio
dengan jumlah siswa setiap kelasnya. Dibeberapa
ruangan seperti TU masih menggunakan komputer
lama, yang seharusnya sudah diganti.

Paparan

di

atas

didukung

dengan

hasil

observasi. Pada beberapa sekolah komputer di lab.
komputer jumlahnya tidak sesuai dengan rasio
anak

setiap

kelas,

ada

satu

komputer

yang

digunakan untuk dua anak dalam pembelajaran.
Hal tersebut membuktikan bahwa kepala sekolah
kurang

mampu

memanfaatkan

perkembangan

teknologi.
Tugas manajerial kepala sekolah yang keenam
adalah memonitoring dan mengevaluasi program
sekolah.

Salah

satu

upaya

agar

proses

pembelajaran di sekolah tetap berjalan dengan baik,
seorang

kepala

sekolah

melakukan

monitoring

setiap program dan kegiatan sekolah. Monitoring
dan Evaluasi ditujukan agar seluruh kegiatan di
sekolah berjalan dengan baik. Pada Tabel 4.7.
dijelaskan

hasil

wawancara

mengenai

kepala

sekolah dalam memonitoring dan mengevaluasi
program sekolah.
Tabel 4.7.
Memonitoring dan Mengevaluasi Program Sekolah
SMP A

 Monitoring dan

SMP B

 KS selalu

SMP C

 Evaluasi

evaluasi

memonitoring dan

dilakukan ketika

dilaksanakan

mengevaluasi

pembinaan,

setiap periodik,

sekolah dengan

monitoring

36

dan KS menyusun

rencana tindak

dilakukan setiap

rencana tindak

lanjut secara lisan

saat oleh KS, serta

lanjutnya secara

KS merencanakan

terprogram

tindak lanjutnya
secara lisan,

Monitoring biasanya dilakukan setiap hari
kerja

dan

ketika

rapat

pembinaan.

Kemudian

program atau kegiatan sekolah yang sudah berjalan
akan dievaluasi. Dari evaluasi tersebut jika terdapat
masalah maka kepala sekolah akan mencarikan
solusi dengan rencana tindak lanjut sekolah.
Biasanya

kepala

sekolah

menyampaikan

tindak lanjutnya secara lisan kepada guru atau
staff yang bersangkutan. Kebanyakan rencana
tindak lanjutnya tidak diimplementasikan. Namun,
ketika ditinjau kembali guru dan staff sudah
memperbaiki kesalahan yang telah terjadi.

Tanpa adanya rencana tindak lanjut, setelah
dievaluasi setiap program dan kegiatan yang masih
kurang akan diperbaiki oleh yang bersangkutan.
Usaha lain Kepala sekolah dalam memonitoring dan
mengevaluasi program dan kegiatan sekolah yaitu
dengan pemantauan melalui CCTV dan pembinaan
rutin setiap seminggu sekali.
Tugas manajerial kepala sekolah yang terakhir
adalah mengelola sekolah. Dalam mengelola sekolah
diharapkan kepala sekolah mampu: mengelola guru
dan

staff,

mengelola

sarana

dan

prasarana,

mengelola peserta didik, mengelola sistem informasi
sekolah, mengelola unit layanan khusus sekolah,
37

mengelola

keuangan

pengembangan
hubungan

sekolah,

kurikulum,

sekolah

dan

dan

mengelola
mengelola

masyarakat.

Hasil

wawancara mengenai kinerja kepala sekolah dalam
mengelola sekolah terlihat pada tabel 4.8.

38

Tabel 4.8.
Mengelola Sekolah
SMP A

SMP B

SMP C

 Usaha KS dalam mengelola

 Usaha KS dalam mengelola

guru dan staff yaitu dengan

guru dan staff melalui IHT,

dan staff melalui worshop, IHT,

IHT, pelatihan untuk guru dan

pengiriman diklat, seminar,

diklat, seminar

staff, diklat

workshop, dan program-

 Dalam mengelola sarana dan

program pendidikan lainnya

 Usaha KS dalam mengelola guru
 Usaha KS dalam mengelola
sarana dan prasarana dengan

prasarana usaha yang

 Usaha dalam mengelola sarana

dilakukan melalui EDS

dan prasarana yaitu dengan

(Evaluasi Diri Sekolah),

membentuk tim sarpas berserta

membentuk tim kerja sarpras

warga sekolah, setiap sarana

beserta organisasinya, dan

prasarana dimanfaatkan dan

belajar biasanya melalui komite,

melibatkan seluruh warga

jika ada yang kurang

mencari summber belajar

sekolah dan komite agar saling

ditingkatkan serta diusahakan

dengan lingkungan sekitar

bergotong royong

 Usaha KS dalam mencari

 Hubungan KS dengan

membentuk tim organisasi
penanggung jawab beserta waka
sarpras

 Dalam mencari dukungan ide

 Adanya program pengembangan

masyarakat yaitu melalui

potensi diri dan prestasi peserta

dukungan ide, sumber belajar

kerjasama dengan pihak lain,

didik, penempatan siswa pada

dan pembiayaan sekolah yaitu

alumni, pertemuan wali murid

kelas merata

melalui dudi dan alumni,

 Mengelola program

39

 Melalui waka kurikulum KS

pertemuan komite dan wali

pengembangan potensi diri dan

mengarahkan pengelolaan

murid

peserta didik, dan

administrasi keuangan secara

menempatkan siswa sesuai

efektif, efisien, transparan dan

dengan kebutuhannya

prestasi peserta didik, serta

 Pengelolaan adminitrasi

akuntabel

 Home visit sebagai salah satu

menempatkan siswa sesuai

keuangan sangat efektif,

dengan kebutuhannya

akuntabel, transparan dan

 Dalam mengelola sistem

 Adanya program
pengembangan potensi diri dan

 KS mengarahkan pengelolaan
administrasi secara akuntabel,
transparan, efisien dan efektif

 Adanya ruang dokumen abadi
sebagai unit layanan khusus

 Usaha KS dalam mengelola

efisien

 Memiliki kelas atlet sebagai
unit layanan khusus

 Upaya dalam mengelola sistem
informasi melalui mading,
bluetin, web sekolah, rapat

sistem informasi sekolah yaitu

komite dan orangtua, forum

dengan rapat rutin tahunan

rapat dewan guru, dan melalui

komite, mading, internet, dan

osis

web sekolah

40

unit layanan khusus

informasi melalui web sekolah,
pertemuan komite dan wali
murid, surat edaran, rapat guru,
mading

Dengan pengelolaan sekolah yang baik, maka
seluruh kegiatan yang ada disekolah akan berjalan
dengan baik pula. Seorang kepala sekolah dituntut
mampu memimpin dan mengelola sekolah. Tugas
kepala sekolah dalam mengelola sekolah yaitu
harus mampu mengelola guru dan staff dalam
rangka pendayagunaan SDM secara optimal. Usaha
yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah
dengan pelatihan guru dan staff melalui IHT (In
House

Training),

yaitu

suatu

pelatihan

yang

diselenggarakan oleh sekolah dengan menggunakan
tempat

pelatihan

sendiri,

peralatan

sendiri,

menentukan peserta dan mendatangkan Trainer
sendiri. Usaha lainnya yaitu melalui pengiriman
diklat, seminar, workshop, dan penataran.
Setelah

guru

dan

staff

pelatihan

diklat,

mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan
hasil diklat tersebut kepada teman-teman melalui
IHT. Di mana kepala sekolah bekerjasama dengan
pengawas sekolah untuk reviewnya. Kepala sekolah
juga berusaha mendatangkan narasumber dari
luar dalam IHT.

Untuk
optimal,

meningkatkan

kepala

sekolah

mutu

SDM

melakukan

secara

pembinaan

berkala. Pembinaan dilakukan setelah guru dan
staff

selesai

pelatihan-pelatihan.

Hal

tersebut

didukung dengan adanya catatan dampak diklat
yang dilaporkan kepada kepala sekolah seusai
kegiatan. Selain mengelola guru dan staff, kepala
sekolah juga mengelola peserta yang didik. Untuk
memotivasi belajar peserta didik, kepala sekolah
41

menempatkan

peserta

didik

sesuai

dengan

kebutuhannya.
Kepala

sekolah

mengelompokkan

menempatkan

siswa

sesuai

dan
dengan

kebutuhannya melalui kelas unggulan dan kelas
pembinaan. Kelas unggulan dikhususkan untuk
anak yang memiliki kecerdasaan khusus. Kelas
pembinaan dimaksudkan agar guru yang mengajar
kelas tersebut memiliki kreativitas dalam mengajar
dan memperlakukan anak berbeda dengan kelas
unggulan.

Adanya kelas unggulan diharapkan peserta
didik agar lebih rajin belajar dan termotivasi masuk
dalam

kelas

diperoleh

tersebut.

sebagaian

Dari

hasil

sekolah

dokumentasi

memiliki

kelas

unggulan. Selain kelas unggulan kepala sekolah
memiliki program pengembangan potensi diri dan
prestasi

peserta

didik

melalui

ekstrakulikuler

sekolah. Dengan tujuan agar setiap siswa memiliki
wadah

untuk

mengembangkan

bakat

masing-

masing sesuai dengan potensinya. Bahkan ada
sekolah yang memiliki kelas atlet sebagai kelas
khusus pengembangan peserta didik.
Tugas

berikutnya

kepala

sekolah

dalam

mengelola sekolah yaitu mengelola sarana dan
prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan
secara optimal. Dengan melibatkan seluruh warga
sekolah,

kepala

sekolah

berupaya

menjaga,

memanfaatkan, dan melengkapi sarana prasarana
sekolah. Akan tetapi dengan jumlah siswa, guru
dan staff yang besar masih terdapat beberapa
42

sarana

dan

prasarana

yang

tidak

memadai.

Berdasarkan hasil observasi sarana yang tidak
memadai adalah tempat parkir, toilet, lapangan
olahraga, aula, laboratorium komputer dan kantin.
Sekolah kami memang terbatas ruangan,
untuk aula kami memanfaatkan kelas. Untuk
lapangan olaharaga kami memanfaatkan lapangan
yang ada disekitar sekolah. Jika lapangan upacara
tidak dipergunakan biasanya kami manfaatkan
untuk

parkir.

Usaha

kepala

sekolah

dalam

merehab toilet sudah dilakukan, namun terkendala
dengan dana.

Berbagai

usaha

kepala

sekolah

dalam

memanfaatkan sarana dan prasarana dilakukan.
Setiap sekolah memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing.

Faktor

utama

yang

menjadi

kendala dalam memanfaatkan sarana prasarana
ialah pada pendanaan, sekolah yang saat ini tidak
boleh memungut biaya sangat kesulitan dalam
melengkapi sarana prasarana sekolah. Sementara
itu berbagai tuntutan pengembangan sekolah harus
dilaksanakan.
Memang sekolah tidak ada pungutan biaya
sedikitpun. Tetapi, berbagai usaha dalam mencari
dana kami lakukan. Salah satunya yaitu melalui
komite sekolah, dudi dan alumni. Komite sekolah
selalu membantu dalam melengkapi sarana dan
prasarana, dengan cara kerjasama komite dengan
pihak luar. Selain itu kerjasama dengan dunia
industri dilakukan dengan cara mencicil setiap
kebutuhan sarpras di sekolah kami.

43

Dengan adanya kerjasama dengan pihak luar
sekolah

menghasilkan

banyak

manfaat

untuk

sekolah. Berbagai sarana prasarana sekolah juga
dimanfaatkan sebagai unit layanan khusus. Unit
layanan

khusus

digunakan

sekolah

dalam

mendukung proses KBM.
...unit layanan khusus yang berbeda dengan
sekolah lainnya yaitu ruang dokumen abadi. Ruang
tersebut digunakan untuk menyimpan data-data
alumi siswa (fotocopy ijazah). Ruangan tersebut
didesain sebaik mungkin agar tidak merusak
dokumen yang ada didalamnya.
...unggulan unit layanan khusus sekolah
kami

yaitu

adanya

perawat

khusus

di

UKS.

Perawat khusus tersebut adalah pekerja tambahan
yang ditugaskan di UKS dengan lulusan perawat.

Tugas lainnya kepala sekolah dalam mengelola
sekolah yaitu mengelola sistem informasi sekolah.
Upaya

yang

dilakukan

kepala

sekolah

dalam

mengelola sistem informasi antara lain melalui web
sekolah,

rapat

wali

murid,

surat

kepala

sekolah

edaran

dan

mading.
Usaha-usaha

dalam

mengelola sistem informasi yaitu dengan web
sekolah, FB sekolah (grup FB inntern khusus guru
dan staff), mading guru dan sms berantai.Sms
berantai digunakan guru dan staff ketika ada
informasi mendadak dan pada kondisi libur kerja.

Setiap sekolah memiliki berbagai cara yang
berbeda dalam mengelola informasi. Berdasarkan
44

hasil observasi pada beberapa sekolah web sekolah
saat ini sudah tidak terupdate, bahkan ada pula
websitenya yang sudah hilang. Pada hal saat ini
sistem informasi yang paling populer dan mudah
diterima masyarakat adalah melalui website.

C. Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi
kinerja tiga kepala SMP Negeri Salatiga tahun 2014
berdasarkan

tujuah

aspek

manajerial.

Hasil

evaluasi akan dijadikan sebagai bahan rekomendasi
dalam memperbaiki atau meningkatkan kinerja
kepala

sekolah.

Hal

tersebut

sesuai

dengan

pengertian evaluasi (Hikmat, 2009), yaitu penilaian
semua kegiatan untuk menemukan indikator yang
menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian
tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian
berikutnya.

Penelitian

mengumpulkan

dimulai

data,

dari

menilai,

proses
kdan

menyimpulkannya. Berbagai latar belakang dan
kemungkinan yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi yang akan menentukan
bahwa kinerja kepala sekolah masuk dalam kategori
mampu, kurang mampu, atau tidak mampu.
Evaluasi

kinerja

merupakan

suatu

proses

penilaian dan pengukuran yang dilakukan oleh
seseorang atau organisasi sesuai dengan standar
kerja

yang

telah

ditetapkan,

guna

membantu

pengambilan keputusan manajemen sumber daya
manusia. Dalam penelitian ini standar kinerja
manajerial

kepala

sekolah
45

berdasarkan

Permendiknas

Nomor

13

penelitian-penelitian
manajerial

kepala

Tahun

2007.

sebelumnya,
sekolah

Pada

kemampuan

berpengaruh

positif

terhadap kinerja guru. Namun, masih terdapat pula
manajerial

kepala

meningkatkan
evaluasi

sekolah

kinerja

kinerja

yang

guru.

tidak

Oleh

manajerial

dapat

sebab

dilakukan

itu,
guna

mengidentifikasi indikator-indikator kinerja kepala
sekolah.
Komponen pertama evaluasi kinerja kepala
sekolah adalah penilaian kemampuan kompetensi
yang

dimiliki

dalam

melakukan

pekerjaannya.

Berdasarkan hasil analisis di atas kompetensi
manajerial kepala sekolah berada pada kategori
baik. Seluruh kompetensi kepala sekolah telah
diaplikasikan dalam menjalankan tugasnya. Kepala
sekolah mampu menyusun perencanaan sekolah,
mengembangkan

organisasi

sekolah,

memimpin

sekolah, mengevaluasi sekolah, dan menciptakan
budaya iklim kondusif. Hal tersebut mendukung
hasil penelitian Sugeng (2012) yang menyimpulkan,
bahwa

kompetensi

manajerial

kapala

sekolah

berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru.
Kompenen
sekolah

kedua

adalah

evaluasi

penilaian

kinerja

terhadap

kepala
prosedur

pelaksanaan pekerjaan yang diihat dari tugas pokok
dan tanggung jawabnya. Hasil analisis menjelaskan
bahwa tugas kepala sekolah dalam menyusun
perencanaan sekolah kepala sekolah melibatkan
seluruh warga sekolah, komite, dan pengawas
sekolah.

Dengan

musyawarah
46

terlebih

dahulu

kepala

sekolah

dapat

menyusun

perencanaan

sekolah tepat pada waktunya. Sedangkan tugas
kepala sekolah dalam mengembangkan organisasi
sekolah

kepala

sekolah

belum

menempatkan

personalia sesuai dengan kemampuannya. Tetapi
kepala sekolah tetap mengembangkan pelaksanaan
tupoksi setiap unit kerja.
Menurut Wahjosumidjo (2003), kepala sekolah
adalah tenaga fungsional yang diberi tugas untuk
memimpin penyelenggaraan suatu sekolah. Kepala
sekolah harus mampu memimpin sekolah dalam
rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara
optimal. Usaha yang dilakukan kepala sekolah yaitu
berkomunikasi,

memberi

pengarahan

memotivasi

dan

serta

guru

staff,

dan

membangun

kerjasama tim di sekolah dengan pihak dalam
maupun luar dalam memajukan sekolah. Kepala
sekolah juga mengkomunikasikan visi dan misi
sekolah melalui upacara, pembinaan dan papan visi
misi yang dipasang di setiap sudut sekolah.
Tugas

kepala

sekolah

dalam

menciptakan

budaya dan iklim kerja yang kondusif dimulai dari
penataan lingkungan fisik sekolah. Lingkungan
sekolah yang nyaman, bersih dan indah banyak
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dengan
adanya

budaya

salam

dan

iklim

kerja

yang

harmonis kepala sekolah menumbuhkan budaya
kerja yang efektif, efisien, kreatif dan berpusat pada
pelayanan prima.
Dalam

memonitoring

dan

mengevaluasi

sekolah, usaha yang dilakukan kepala sekolah yaitu
47

melalui pembinaan rutin setiap seminggu sekali.
Teknologi CCTV juga dimanfaatkan kepala sekolah
dalam memonitoring sekolah. Jika terdapat hasil
monitoring yang tidak diinginkan kepala sekolah
langsung mengevaluasinya. Hasil evaluasi kepala
sekolah

disampaikan

pembinaan.

secara

Namun,

lisan

belum

pada

semua

saat

sekolah

memanfaatkan CCTV. Kepala sekolah masih kurang
cekatan

dalam

memanfaatkan

perkembangan

teknologi yang semakin maju.
Tugas

manajerial

kepala

sekolah

dalam

mengelola sekolah antara lain adalah mengelola
guru dan staff serta peserta didik. Usaha kepala
sekolah dalam mengelola guru dan staff dalam
rangka pendayagunaan mutu SDM secara optimal
yaitu melalui IHT, pengiriman diklat, seminar,
workshop,

dan

penataran.

Sedangkan

dalam

mengelola peserta didik adalah menciptakan kelas
unggulan dan program pengembangan potensi diri
melalui ekstrakurikuler sekolah. Dengan adanya
kelas unggulan diharapkan dapat menumbuhkan
motivasi siswa dalam belajar.
Dalam mengelola sarana prasarana usaha yang
dilakukan adalah menjaga, memanfaatkan dan
melengkapi sarana prasarana. Dengan keterbatasan
dana kepala sekolah berusaha melengkapi sarana
prasarana dengan menjalin hubungan kerjasama
dengan pihak luar sekolah. Akan tetapi, usaha
kepala sekolah dalam mengelola sistem informasi
sekolah masih kurang kreatif. Sistem informasi
yang semakin canggih saat ini tidak dimanfaatkan
48

secara optimal. Kepala sekolah masih menggunakan
cara

tradisional

dalam

menyebarkan

informasi

sekolah.
Berdasarkan uraian di atas diperoleh bahwa,
kemampuan

kepala

sekolah

secara

maksimal

berada pada aspek menyusun perencanaan sekolah,
menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif,
serta

dalam

memonitoring

dan

mengevaluasi

program sekolah. Kepala sekolah masih kurang
mampu dalam mengembangkan organisasi sekolah,
memimpin sekolah, memanfaatkan perkembangan
teknologi, serta dalam mengelola sekolah.

49

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100