T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Tiga Kepala SMP Negeri Salatiga Tahun 2014 T2 BAB IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Subyek
Salatiga adalah kota di Jawa Tengah yang
sepenuhnya dibatasi oleh Kabupaten Semarang.
Kota
Salatiga
memiliki
26
Sekolah
Menengah
Pertama, yang terdiri dari sepuluh SMP Negeri, satu
MTs Negeri dan 15 SMP Swasta. Penelitian yang
dilaksanakan di SMP Negeri Salatiga ini melibatkan
tiga sekolah, yaitu SMP Negeri 01 Salatiga, SMP
Negeri 03 Salatiga dan SMP Negeri 09 Salatiga.
SMP Negeri 01 Salatiga pada tahun
1965
diresmikan sebagai sekolah menengah pertama,
memiliki visi mewujudkan pelayanan terbaik dalam
membentuk insan berkualitas serta terdepan dalam
Imtaq dan IPTEK. SMP yang dulunya disebut
dengan MULO (Meer Uitgebreit Lager Onderwijs)
terletak di Jl. Kartini No. 24 Salatiga dengan
Akreditasi A. Pada tahun ajaran 2014/2015 SMP
Negeri 01 Salatiga memiliki 701 siswa, 54 guru dan
21 tenaga TU.
SMP Negeri 03 Salatiga yang terletak di Jl.
Stadion No. 04 Salatiga dulunya berasal dari SMEP
Negeri Salatiga yang berdiri pada tahun 1954. Pada
pertengahan tahun 1979 berintregasi menjadi SMP
Negeri 03 Salatiga. SMP yang terakreditasi A ini
pada tahun ajaran 2014/2015 memiliki 700 siswa,
46 tenaga guru, dan 15 tenaga TU.
25
SMP Negeri 09 Salatiga merupakan salah satu
sekolah cagar budaya yang terletak di pusat kota
Salatiga, tepatnya di Jl. Pemuda No. 07-09 Salatiga.
SMP ini berdiri pada tahun 1994, sebelumnya
merupakan
Sekolah
Kesejahteraan
Keluarga
Pertama (SKKP). Dengan akreditasi A SMP Negeri 09
Salatiga pada tahun ajaran 2014/2015 memiliki
714 siswa, 46 tenaga guru, dan sembilan staff TU.
Dari ketiga SMP di atas diambil 12 responden
yang terdiri dari tiga pengawas, tiga komite sekolah,
tiga
guru
dan
tiga
staff
TU.
Latar
belakang
responden jika dilihat dari pendidikan terakhir, usia
dan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Latar Belakang Responden
Responden
Pendidikan
Usia
Masa Kerja
Terakhir
Pengawas A
S2
55 tahun
7 tahun
Pengawas B
S1
50 tahun
2 tahun
Pengawas C
S2
60 tahun
5 tahun
Komite A
S2
51 tahun
4 tahun
Komite B
S1
65 tahun
3 tahun
Komite C
S1
52 tahun
5 tahun
Guru A
S2
42 tahun
18 tahun
Guru B
S1
45 tahun
14 tahun
Guru C
S1
47 tahun
17 tahun
Staff TU A
S1
50 tahun
24 tahun
Staff TU B
S1
52 tahun
26 tahun
Staff TU C
S1
56 tahun
38 tahun
Berdasarkan tabel 4.1. jika diliihat dari latar
belakang pengawas sekolah, rata-rata pendidikan
26
terakhir pengawas adalah magister. Dengan umur
di atas 50 tahun memungkinkan bahwa tidak ada
pengawas
sekolah
yang
memiliki
usia
muda.
Melihat usia komite sekolah yang tidak jauh
berbeda dengan usia pengawas dan pendidikan
terakhir komite sekolah adalah sarjana. Dapat
disimpulkan
bahwa
pemilihan
dilakukan
benar-benar
komite
sekolah
sesuai
dengan
kemampuannya.
Jika dilihat dari masa kerja guru yang hampir
mencapai 20 tahun. Tak disangka lagi kalau guru
tersebut merupakan guru senior. Dengan usia yang
tegolong
sedang,
mengetahui
guru
senior
bagaimana
tentunya
keadaan
lebih
sekolahnya.
Responden yang terakhir adalah staaf TU, di mana
ketiga
staff
TU
adalah
Kepala
TU.
Dengan
pengalaman kerja yang lama memungkinkan bahwa
Kepala TU merupakan tenaga kependidikan yang
senior.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian evaluasi kinerja tiga kepala
SMP Negeri Salatiga diperoleh melalui wawancara,
observasi
dan
dilaksanakan
dokumentasi.
di
tiga
SMP
Penelitian
Negeri
yang
Salatiga
melibatkan 12 responden. Hasil wawancara akan
dibandingan
dengan
hasil
observasi
dan
dokumentasi, sehingga data yang diperoleh benarbenar baku.
Hasil
wawancara
setiap
responden
diolah
terlebih dahulu, yaitu dengan membandingkan hasil
27
wawancara
komite,
pengawas
guru
wawancara
dan
yang
dengan
staff
hasil
TU.
wawancara
Kemudian
dikemukakan
oleh
hasil
responden
mengenai kondisi kepala sekolah di masing-masing
sekolahnya disajikan dalam bentuk tabel sesuai
dengan
indikatornya.
sekolah
yang
Tugas
pertama
manajerial
adalah
kepala
menyusun
perencanaan sekolah, terlihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Menyusun Perencanaan Sekolah
SMP A
SMP B
SMP C
Dimusyawarahkan Dimusyawarahkan Dimusyawarahkan
terlebih dahulu
terlebih dahulu
terlebih dahulu
mulai dari guru
melalui
dengan melibatkan
dan staff yang
pembinaan dan
pengawas, komite,
bersangkutan,
koordinasi khusus
staff dan guru
komite, wali murid Hingga saat ini KS Penyusunan tepat
hingga pengawas
menyusun tepat
waktu
Disusun tepat
pada waktunya
Hasil perencanaan
waktu
Hasil perencanaan
Hasil perencanaan
diperlihatkan dan
sekolah
dimintai
diperlihatkan
diperlihatkan
persetujuan
kepada beberapa
kepada guru, staff
kepada pengawas
guru dan staff.
dan disetujui oleh
namun tidak
Pengawas dan
komite dan
keseluruhan
komite diminta
pengawas sekolah
persetujuan
Berdasarkan
bahwa
dalam
Tabel
4.2.
menyusun
dapat
dijelaskan
perencanaan
sekolah
kepala sekolah melibatkan warga sekolah, komite,
hingga
pengawas
sekolah.
Mulai
dari
proses
perencanaan, penyusunan hingga hasilnya, kepala
28
sekolah selalu mengkoordinasikan dengan anggota
sekolah, sehingga perencanaan sekolah disusun
tepat pada waktunya.
Dengan banyaknya pertimbangan dan faktorfaktor yang mendukung, kepala sekolah menyusun
perencanaan tepat pada waktunya. Kesuksesan
dalam penyusunan tersebut tidak lepas dari usaha
dan kerja keras tim penyusunan perencanaan
sekolah yang sudah diberi kepercayaan dan di
bawah wewenang kepala sekolah.
Hasil susunan perencanaan sekolah kemudian
dimintakan persetujuan mulai dari komite hingga
pengawas sekolah. Hal tersebut didukung dengan
hasil dokumentasi, yaitu dokumen notula rapat
dan hasil perencanaan sekolah. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah mampu
menyusun perencanaan sekolah sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
Tugas manajerial kepala sekolah yang kedua
ialah mengembangkan organisasi sekolah sesuai
dengan
kebutuhan.
organisasi
personil
sekolah
sekolah,
Dalam
akan
yaitu
mengembangkan
berhubungan
guru
dan
dengan
staff.
Hasil
wawancara menunjukkan bahwa kepala sekolah
mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai
dengan kebutuhannya, meskipun masih belum
maksimal. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel
4.3.
29
Tabel 4.3.
Mengembangkan Organisasi Sekolah
SMP A
SMP B
Personalia
SMP C
Personalia
Tidak semua
ditempatkan
ditempatkan
personalia
sesuai dengan
sesuai dengan
ditempatkan
kemampuannya
kemampuannya
sesuai dengan
Mengembangkan
Mengembangkan
kemampuannya
Mengembangkan
pelaksanaan
pelaksanaan
tupoksi setiap unit
tupoksi setiap unit
pelaksanaan
kerja
kerja
tupoksi setiap unit
Pembaharuan
Organisasi sekolah
kerja
Pembaharuan
organisasi sekolah
diperbaharui
dilakukan sesuai
sesuai dengan
Organisasi sekolah
dengan kebutuhan
kebutuhan
tergantung
kebutuhan
Dengan organisasi sekolah yang bagus, maka
kegiatan-kegiatan sekolah
akan berjalan dengan
lancar. Namun, pada kenyataannya masih ada
masalah yang menjadikan faktor kegagalan. Salah
satunya ialah penempatan personalia yang tidak
sesuai dengan kemampuannya. Ada kepala sekolah
dalam
menempatkan
mempertimbangkan
personalia
pemerataan
hanya
pekerjaannya,
tanpa mempertimbangkan kemampuannya. Meski
demikian kepala sekolah tetap mengembangkan
pelaksanaan tugas pokok setiap unit kerja.
Selain
mengembangkan
organisasi
sekolah,
seorang kepala sekolah dituntut harus mampu
memimpin sekolah. Hal tersebut merupakan tugas
manajerial kepala sekolah yang ketiga. Kemampuan
30
kepala sekolah dalam memimpin sekolah terlihat
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4.
Memimpin Sekolah
SMP A
Mengkomunikasikan
SMP B
Mengkomunikasikan
SMP C
Mengkomunikasikan
visi misi melalui
visi dan misi melalui
visi misi melalui
upacara, pembinaan,
upacara, pembinaan,
rapat pembinaan
papan visi misi
rapat dengan komite
dan upacara
Berkomunikasi,
Berkomunikasi,
dan wali murid, dan
memberi pengarahan
melalui papan visi
memberi pengarahan
dan memotivasi guru
misi
dan memotivasi guru
dan staff
Membangun
Melalui pembinaan
dan staff
Dalam membangun
KS berkomunikasi,
kerjasama tim
memberi pengarahan
kerjasama tim
dengan pihak dalam
dan memotivasi guru
pengawas ikut
maupun luar sekolah
dan staff
dilibatkan
untuk memajukan
sekolah
Menanamkan rasa
kekeluargaan
Membangun
Jika terjadi masalah
kerjasama tim
diselesaikan dengan
dengan melibatkan
kekeluargaan
seluruh anggota
sekolah
Salah
memimpin
satu
usaha
sekolah
kepala
sekolah
yaitu
dalam
dengan
mengkomunikasikan visi dan misi sekolah. Visi dan
misi sekolah disampaikan kepala sekolah ketika
upacara, pembinaan, dan rapat dengan komite dan
wali murid. Usaha yang lainnya yaitu dengan papan
visi misi yang dapat dilihat dan dibaca oleh seluruh
warga sekolah. Berdasarkan hasil observasi ada
sekolah yang memasang papan visi dan misi di
ruang kantor sekolah, di mana ruang tersebut siswa
31
tidak diperbolehkan untuk masuk. Dengan kata
lain usaha yang dilakukan kepala sekolah masih
belum optimal dalam mengkomunikasikan visi dan
misi melalui papan visi misi.
Dalam
memimpin
sekolah
kepala
sekolah
membangun tim kerja sekolah. Dari hasil observasi,
disetiap sekolah terdapat beberapa tim dalam
memajukan sekolah. Tim-tim tersebut tidak hanya
dari guru, namun juga tim kerja staff dan siswa.
Jika ada konflik di lingkungan sekolah, kepala
sekolah menyelsaikannya dengan kekeluargaan.
Tugas
manajerial
keempat
kepala
sekolah
adalah menciptakan budaya dan iklim sekolah yang
kondusif. Berdasarkan hasil observasi usaha-usaha
yang dilakukan kepala sekolah dalam menciptakan
budaya dan iklim sekolah yang kondusif melalui
budaya
salam,
pemanfaatan
sekolah
dan
lingkungan sekolah.
Tabel 4.5.
Budaya dan iklim kerja kondusif
SMP A
Upaya yang
SMP B
Upaya KS melalui
SMP C
Budaya dan iklim
dilakukan KS
komunikasi,
kerjanya masih
yaitu dengan
transparansi,
belum kondusif
berkomunikasi
keterbukaan KS,
Lingkungan fisik
mengenai
famillier, kompak
sekolah ditata
tupoksional
dan penciptaan
dengan maksimal,
masing-masing
suasana yang
namun hasilnya
agar tidak terjadi
harmonis
belum maksimal
kesalah pahaman,
dikalangan
saling terbuka,
sekolah
32
Menumbuhkan
budaya kerja yang
saling membantu
Penataan
Lingkungan fisik
efisien, kreatif,
sekolah ditata,
inovatif dan
lingkungan fisik
sehingga
berpusat pada
sekolah nyaman,
menciptakan
pelayanan prima
bersih dan indah
suasana nyaman,
Menumbuhkan
bersih dan indah
budaya kerja yang Budaya kerja
efisien, kreatif,
sudah bertaraf
inovatif dan
SSN
berpusat pada
layanan prima
Suasana belajar yang tenang dan lingkungan
sekolah
yang
nyaman
akan
menunjang
pembelajaran di sekolah. Dengan budaya dan iklim
kerja yang kondusif seluruh warga sekolah akan
betah berada di sekolah. Budaya dan iklim yang
dilaksanakan melalui penataan lingkungan sekolah,
menumbuhkan budaya salam (senyum, sapa dan
salam) dan menciptakan suasana nyaman, bersih,
indah, aman, sejuk dan menyenangkan.
Sekolah selalu berusaha agar anak merasa
nyaman dalam belajar dan mengembangkan diri,
salah satu usaha yang lakukan adalah dengan
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media
pembelajaran. Media tersebut antara lain yaitu:
hotspot area, gazebo untuk melukis, green house
dan taman sekolah.
Paparan
di
atas
didukung
dengan
hasil
observasi, setiap sekolah memiliki tempat khusus
dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
media
sumber
belajar.
33
Kepala
sekolah
juga
berusaha
menciptakan
hubungan
kerja
yang
harmonis dilingkungan sekolah. Akan tetapi masih
terdapat sekolah yang tidak mendukung usaha
kepala sekolah tersebut.
Budaya dan iklim kerjanya masih kurang
kondusif,
dikarenakan
guru
dan
staff
tidak
mendukung yaitu beberapa pegawai yang tidak
harmonis. Meskipun demikian pelayanan sekolah
tetap efisien, kreatiif, inovatif dan berpusat pada
pelayanan prima. Bahkan prestasi siswa tetap
bagus.
Beberapa
bahwa
paparan
dengan
di
atas
kemampuannya
membuktikan,
kepala
sekolah
berusaha menciptakan budaya dan iklim kerja yang
kondusif. Tugas Manajerial yang kelima kepala
sekolah
yaitu
teknologi.
memanfaatkan
perkembangan
pemanfaatan
perkembangan
Hasil
teknologi kepala sekolah dapat dilihat pada Tabel
4.6.
Tabel 4.6.
Memanfaatkan perkembangan teknologi
SMP A
Usaha yang
SMP B
Guru & staff diberi
SMP C
Diadakan
dilakukan KS yaitu
pelatihan-pelatihan,
pembelajaran IT
MOU dengan pihak
tanggung jawab
bersama guru dan
luar, pelatihan IT
atas penggunaan
staff dan guru-
bersama guru &
dan pemanfaatan IT
guru dituntut agar
staff dengan
dalam pembelajaran
melek IT
mendatangkan
dan pengembangan
pelatih dari luar
diri
34
Teknologi yang semakin berkembang pesat
pada saat ini menuntut sekolah agar terampil
memanfaatkannya. Setiap sekolah memiliki usaha
yang berbeda dalam memanfaatkan perkembangan
teknologi. Salah satu usaha yang dilakukan kepala
sekolah yaitu dengan pembelajaran berbasis IT
untuk guru dan staff, yang bertujuan agar seluruh
guru
dan
staff
dapat
mengaplikasikan
memanfaatkan
teknologi
sesuai
serta
dengan
kebutuhan masing-masing.
Teknologi yang telah dimanfaatkan oleh kepala
SMP Negeri Salatiga saat ini antara lain adalah LCD
proyektor setiap kelas yang berfungsi sebagai media
pembelajaran
berbasis
IT,
jaringan
internet
dilingkungan sekolah, CCTV, hingga perpustakaan
yang berbasis IT. Tetapi, masih terdapat sekolah
yang belum memanfaatkan CCTV.
Pengadaan
direncanakan,
CCTV
namun
masih
memang
ada
yang
sudah
lebih
penting, dengan kata lain CCTV belum sebagai
suatu teknologi yang mendesak, karena tanpa
CCTV pengawasan masih dapat dijangkau.
Dengan kemajuan teknologi yang berkembang
saat ini masih ada pula sekolah yang belum
memanfaatkan teknologi dengan optimal. Belum
semua
sekolah
memanfaatkan
menunjang perpustakaan.
35
teknologi
untuk
Perpusatakaan kami masih jadul, jangankan
berbasis IT komputer saja tidak memenuhi rasio
dengan jumlah siswa setiap kelasnya. Dibeberapa
ruangan seperti TU masih menggunakan komputer
lama, yang seharusnya sudah diganti.
Paparan
di
atas
didukung
dengan
hasil
observasi. Pada beberapa sekolah komputer di lab.
komputer jumlahnya tidak sesuai dengan rasio
anak
setiap
kelas,
ada
satu
komputer
yang
digunakan untuk dua anak dalam pembelajaran.
Hal tersebut membuktikan bahwa kepala sekolah
kurang
mampu
memanfaatkan
perkembangan
teknologi.
Tugas manajerial kepala sekolah yang keenam
adalah memonitoring dan mengevaluasi program
sekolah.
Salah
satu
upaya
agar
proses
pembelajaran di sekolah tetap berjalan dengan baik,
seorang
kepala
sekolah
melakukan
monitoring
setiap program dan kegiatan sekolah. Monitoring
dan Evaluasi ditujukan agar seluruh kegiatan di
sekolah berjalan dengan baik. Pada Tabel 4.7.
dijelaskan
hasil
wawancara
mengenai
kepala
sekolah dalam memonitoring dan mengevaluasi
program sekolah.
Tabel 4.7.
Memonitoring dan Mengevaluasi Program Sekolah
SMP A
Monitoring dan
SMP B
KS selalu
SMP C
Evaluasi
evaluasi
memonitoring dan
dilakukan ketika
dilaksanakan
mengevaluasi
pembinaan,
setiap periodik,
sekolah dengan
monitoring
36
dan KS menyusun
rencana tindak
dilakukan setiap
rencana tindak
lanjut secara lisan
saat oleh KS, serta
lanjutnya secara
KS merencanakan
terprogram
tindak lanjutnya
secara lisan,
Monitoring biasanya dilakukan setiap hari
kerja
dan
ketika
rapat
pembinaan.
Kemudian
program atau kegiatan sekolah yang sudah berjalan
akan dievaluasi. Dari evaluasi tersebut jika terdapat
masalah maka kepala sekolah akan mencarikan
solusi dengan rencana tindak lanjut sekolah.
Biasanya
kepala
sekolah
menyampaikan
tindak lanjutnya secara lisan kepada guru atau
staff yang bersangkutan. Kebanyakan rencana
tindak lanjutnya tidak diimplementasikan. Namun,
ketika ditinjau kembali guru dan staff sudah
memperbaiki kesalahan yang telah terjadi.
Tanpa adanya rencana tindak lanjut, setelah
dievaluasi setiap program dan kegiatan yang masih
kurang akan diperbaiki oleh yang bersangkutan.
Usaha lain Kepala sekolah dalam memonitoring dan
mengevaluasi program dan kegiatan sekolah yaitu
dengan pemantauan melalui CCTV dan pembinaan
rutin setiap seminggu sekali.
Tugas manajerial kepala sekolah yang terakhir
adalah mengelola sekolah. Dalam mengelola sekolah
diharapkan kepala sekolah mampu: mengelola guru
dan
staff,
mengelola
sarana
dan
prasarana,
mengelola peserta didik, mengelola sistem informasi
sekolah, mengelola unit layanan khusus sekolah,
37
mengelola
keuangan
pengembangan
hubungan
sekolah,
kurikulum,
sekolah
dan
dan
mengelola
mengelola
masyarakat.
Hasil
wawancara mengenai kinerja kepala sekolah dalam
mengelola sekolah terlihat pada tabel 4.8.
38
Tabel 4.8.
Mengelola Sekolah
SMP A
SMP B
SMP C
Usaha KS dalam mengelola
Usaha KS dalam mengelola
guru dan staff yaitu dengan
guru dan staff melalui IHT,
dan staff melalui worshop, IHT,
IHT, pelatihan untuk guru dan
pengiriman diklat, seminar,
diklat, seminar
staff, diklat
workshop, dan program-
Dalam mengelola sarana dan
program pendidikan lainnya
Usaha KS dalam mengelola guru
Usaha KS dalam mengelola
sarana dan prasarana dengan
prasarana usaha yang
Usaha dalam mengelola sarana
dilakukan melalui EDS
dan prasarana yaitu dengan
(Evaluasi Diri Sekolah),
membentuk tim sarpas berserta
membentuk tim kerja sarpras
warga sekolah, setiap sarana
beserta organisasinya, dan
prasarana dimanfaatkan dan
belajar biasanya melalui komite,
melibatkan seluruh warga
jika ada yang kurang
mencari summber belajar
sekolah dan komite agar saling
ditingkatkan serta diusahakan
dengan lingkungan sekitar
bergotong royong
Usaha KS dalam mencari
Hubungan KS dengan
membentuk tim organisasi
penanggung jawab beserta waka
sarpras
Dalam mencari dukungan ide
Adanya program pengembangan
masyarakat yaitu melalui
potensi diri dan prestasi peserta
dukungan ide, sumber belajar
kerjasama dengan pihak lain,
didik, penempatan siswa pada
dan pembiayaan sekolah yaitu
alumni, pertemuan wali murid
kelas merata
melalui dudi dan alumni,
Mengelola program
39
Melalui waka kurikulum KS
pertemuan komite dan wali
pengembangan potensi diri dan
mengarahkan pengelolaan
murid
peserta didik, dan
administrasi keuangan secara
menempatkan siswa sesuai
efektif, efisien, transparan dan
dengan kebutuhannya
prestasi peserta didik, serta
Pengelolaan adminitrasi
akuntabel
Home visit sebagai salah satu
menempatkan siswa sesuai
keuangan sangat efektif,
dengan kebutuhannya
akuntabel, transparan dan
Dalam mengelola sistem
Adanya program
pengembangan potensi diri dan
KS mengarahkan pengelolaan
administrasi secara akuntabel,
transparan, efisien dan efektif
Adanya ruang dokumen abadi
sebagai unit layanan khusus
Usaha KS dalam mengelola
efisien
Memiliki kelas atlet sebagai
unit layanan khusus
Upaya dalam mengelola sistem
informasi melalui mading,
bluetin, web sekolah, rapat
sistem informasi sekolah yaitu
komite dan orangtua, forum
dengan rapat rutin tahunan
rapat dewan guru, dan melalui
komite, mading, internet, dan
osis
web sekolah
40
unit layanan khusus
informasi melalui web sekolah,
pertemuan komite dan wali
murid, surat edaran, rapat guru,
mading
Dengan pengelolaan sekolah yang baik, maka
seluruh kegiatan yang ada disekolah akan berjalan
dengan baik pula. Seorang kepala sekolah dituntut
mampu memimpin dan mengelola sekolah. Tugas
kepala sekolah dalam mengelola sekolah yaitu
harus mampu mengelola guru dan staff dalam
rangka pendayagunaan SDM secara optimal. Usaha
yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah
dengan pelatihan guru dan staff melalui IHT (In
House
Training),
yaitu
suatu
pelatihan
yang
diselenggarakan oleh sekolah dengan menggunakan
tempat
pelatihan
sendiri,
peralatan
sendiri,
menentukan peserta dan mendatangkan Trainer
sendiri. Usaha lainnya yaitu melalui pengiriman
diklat, seminar, workshop, dan penataran.
Setelah
guru
dan
staff
pelatihan
diklat,
mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan
hasil diklat tersebut kepada teman-teman melalui
IHT. Di mana kepala sekolah bekerjasama dengan
pengawas sekolah untuk reviewnya. Kepala sekolah
juga berusaha mendatangkan narasumber dari
luar dalam IHT.
Untuk
optimal,
meningkatkan
kepala
sekolah
mutu
SDM
melakukan
secara
pembinaan
berkala. Pembinaan dilakukan setelah guru dan
staff
selesai
pelatihan-pelatihan.
Hal
tersebut
didukung dengan adanya catatan dampak diklat
yang dilaporkan kepada kepala sekolah seusai
kegiatan. Selain mengelola guru dan staff, kepala
sekolah juga mengelola peserta yang didik. Untuk
memotivasi belajar peserta didik, kepala sekolah
41
menempatkan
peserta
didik
sesuai
dengan
kebutuhannya.
Kepala
sekolah
mengelompokkan
menempatkan
siswa
sesuai
dan
dengan
kebutuhannya melalui kelas unggulan dan kelas
pembinaan. Kelas unggulan dikhususkan untuk
anak yang memiliki kecerdasaan khusus. Kelas
pembinaan dimaksudkan agar guru yang mengajar
kelas tersebut memiliki kreativitas dalam mengajar
dan memperlakukan anak berbeda dengan kelas
unggulan.
Adanya kelas unggulan diharapkan peserta
didik agar lebih rajin belajar dan termotivasi masuk
dalam
kelas
diperoleh
tersebut.
sebagaian
Dari
hasil
sekolah
dokumentasi
memiliki
kelas
unggulan. Selain kelas unggulan kepala sekolah
memiliki program pengembangan potensi diri dan
prestasi
peserta
didik
melalui
ekstrakulikuler
sekolah. Dengan tujuan agar setiap siswa memiliki
wadah
untuk
mengembangkan
bakat
masing-
masing sesuai dengan potensinya. Bahkan ada
sekolah yang memiliki kelas atlet sebagai kelas
khusus pengembangan peserta didik.
Tugas
berikutnya
kepala
sekolah
dalam
mengelola sekolah yaitu mengelola sarana dan
prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan
secara optimal. Dengan melibatkan seluruh warga
sekolah,
kepala
sekolah
berupaya
menjaga,
memanfaatkan, dan melengkapi sarana prasarana
sekolah. Akan tetapi dengan jumlah siswa, guru
dan staff yang besar masih terdapat beberapa
42
sarana
dan
prasarana
yang
tidak
memadai.
Berdasarkan hasil observasi sarana yang tidak
memadai adalah tempat parkir, toilet, lapangan
olahraga, aula, laboratorium komputer dan kantin.
Sekolah kami memang terbatas ruangan,
untuk aula kami memanfaatkan kelas. Untuk
lapangan olaharaga kami memanfaatkan lapangan
yang ada disekitar sekolah. Jika lapangan upacara
tidak dipergunakan biasanya kami manfaatkan
untuk
parkir.
Usaha
kepala
sekolah
dalam
merehab toilet sudah dilakukan, namun terkendala
dengan dana.
Berbagai
usaha
kepala
sekolah
dalam
memanfaatkan sarana dan prasarana dilakukan.
Setiap sekolah memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing.
Faktor
utama
yang
menjadi
kendala dalam memanfaatkan sarana prasarana
ialah pada pendanaan, sekolah yang saat ini tidak
boleh memungut biaya sangat kesulitan dalam
melengkapi sarana prasarana sekolah. Sementara
itu berbagai tuntutan pengembangan sekolah harus
dilaksanakan.
Memang sekolah tidak ada pungutan biaya
sedikitpun. Tetapi, berbagai usaha dalam mencari
dana kami lakukan. Salah satunya yaitu melalui
komite sekolah, dudi dan alumni. Komite sekolah
selalu membantu dalam melengkapi sarana dan
prasarana, dengan cara kerjasama komite dengan
pihak luar. Selain itu kerjasama dengan dunia
industri dilakukan dengan cara mencicil setiap
kebutuhan sarpras di sekolah kami.
43
Dengan adanya kerjasama dengan pihak luar
sekolah
menghasilkan
banyak
manfaat
untuk
sekolah. Berbagai sarana prasarana sekolah juga
dimanfaatkan sebagai unit layanan khusus. Unit
layanan
khusus
digunakan
sekolah
dalam
mendukung proses KBM.
...unit layanan khusus yang berbeda dengan
sekolah lainnya yaitu ruang dokumen abadi. Ruang
tersebut digunakan untuk menyimpan data-data
alumi siswa (fotocopy ijazah). Ruangan tersebut
didesain sebaik mungkin agar tidak merusak
dokumen yang ada didalamnya.
...unggulan unit layanan khusus sekolah
kami
yaitu
adanya
perawat
khusus
di
UKS.
Perawat khusus tersebut adalah pekerja tambahan
yang ditugaskan di UKS dengan lulusan perawat.
Tugas lainnya kepala sekolah dalam mengelola
sekolah yaitu mengelola sistem informasi sekolah.
Upaya
yang
dilakukan
kepala
sekolah
dalam
mengelola sistem informasi antara lain melalui web
sekolah,
rapat
wali
murid,
surat
kepala
sekolah
edaran
dan
mading.
Usaha-usaha
dalam
mengelola sistem informasi yaitu dengan web
sekolah, FB sekolah (grup FB inntern khusus guru
dan staff), mading guru dan sms berantai.Sms
berantai digunakan guru dan staff ketika ada
informasi mendadak dan pada kondisi libur kerja.
Setiap sekolah memiliki berbagai cara yang
berbeda dalam mengelola informasi. Berdasarkan
44
hasil observasi pada beberapa sekolah web sekolah
saat ini sudah tidak terupdate, bahkan ada pula
websitenya yang sudah hilang. Pada hal saat ini
sistem informasi yang paling populer dan mudah
diterima masyarakat adalah melalui website.
C. Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi
kinerja tiga kepala SMP Negeri Salatiga tahun 2014
berdasarkan
tujuah
aspek
manajerial.
Hasil
evaluasi akan dijadikan sebagai bahan rekomendasi
dalam memperbaiki atau meningkatkan kinerja
kepala
sekolah.
Hal
tersebut
sesuai
dengan
pengertian evaluasi (Hikmat, 2009), yaitu penilaian
semua kegiatan untuk menemukan indikator yang
menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian
tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian
berikutnya.
Penelitian
mengumpulkan
dimulai
data,
dari
menilai,
proses
kdan
menyimpulkannya. Berbagai latar belakang dan
kemungkinan yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi yang akan menentukan
bahwa kinerja kepala sekolah masuk dalam kategori
mampu, kurang mampu, atau tidak mampu.
Evaluasi
kinerja
merupakan
suatu
proses
penilaian dan pengukuran yang dilakukan oleh
seseorang atau organisasi sesuai dengan standar
kerja
yang
telah
ditetapkan,
guna
membantu
pengambilan keputusan manajemen sumber daya
manusia. Dalam penelitian ini standar kinerja
manajerial
kepala
sekolah
45
berdasarkan
Permendiknas
Nomor
13
penelitian-penelitian
manajerial
kepala
Tahun
2007.
sebelumnya,
sekolah
Pada
kemampuan
berpengaruh
positif
terhadap kinerja guru. Namun, masih terdapat pula
manajerial
kepala
meningkatkan
evaluasi
sekolah
kinerja
kinerja
yang
guru.
tidak
Oleh
manajerial
dapat
sebab
dilakukan
itu,
guna
mengidentifikasi indikator-indikator kinerja kepala
sekolah.
Komponen pertama evaluasi kinerja kepala
sekolah adalah penilaian kemampuan kompetensi
yang
dimiliki
dalam
melakukan
pekerjaannya.
Berdasarkan hasil analisis di atas kompetensi
manajerial kepala sekolah berada pada kategori
baik. Seluruh kompetensi kepala sekolah telah
diaplikasikan dalam menjalankan tugasnya. Kepala
sekolah mampu menyusun perencanaan sekolah,
mengembangkan
organisasi
sekolah,
memimpin
sekolah, mengevaluasi sekolah, dan menciptakan
budaya iklim kondusif. Hal tersebut mendukung
hasil penelitian Sugeng (2012) yang menyimpulkan,
bahwa
kompetensi
manajerial
kapala
sekolah
berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru.
Kompenen
sekolah
kedua
adalah
evaluasi
penilaian
kinerja
terhadap
kepala
prosedur
pelaksanaan pekerjaan yang diihat dari tugas pokok
dan tanggung jawabnya. Hasil analisis menjelaskan
bahwa tugas kepala sekolah dalam menyusun
perencanaan sekolah kepala sekolah melibatkan
seluruh warga sekolah, komite, dan pengawas
sekolah.
Dengan
musyawarah
46
terlebih
dahulu
kepala
sekolah
dapat
menyusun
perencanaan
sekolah tepat pada waktunya. Sedangkan tugas
kepala sekolah dalam mengembangkan organisasi
sekolah
kepala
sekolah
belum
menempatkan
personalia sesuai dengan kemampuannya. Tetapi
kepala sekolah tetap mengembangkan pelaksanaan
tupoksi setiap unit kerja.
Menurut Wahjosumidjo (2003), kepala sekolah
adalah tenaga fungsional yang diberi tugas untuk
memimpin penyelenggaraan suatu sekolah. Kepala
sekolah harus mampu memimpin sekolah dalam
rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara
optimal. Usaha yang dilakukan kepala sekolah yaitu
berkomunikasi,
memberi
pengarahan
memotivasi
dan
serta
guru
staff,
dan
membangun
kerjasama tim di sekolah dengan pihak dalam
maupun luar dalam memajukan sekolah. Kepala
sekolah juga mengkomunikasikan visi dan misi
sekolah melalui upacara, pembinaan dan papan visi
misi yang dipasang di setiap sudut sekolah.
Tugas
kepala
sekolah
dalam
menciptakan
budaya dan iklim kerja yang kondusif dimulai dari
penataan lingkungan fisik sekolah. Lingkungan
sekolah yang nyaman, bersih dan indah banyak
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dengan
adanya
budaya
salam
dan
iklim
kerja
yang
harmonis kepala sekolah menumbuhkan budaya
kerja yang efektif, efisien, kreatif dan berpusat pada
pelayanan prima.
Dalam
memonitoring
dan
mengevaluasi
sekolah, usaha yang dilakukan kepala sekolah yaitu
47
melalui pembinaan rutin setiap seminggu sekali.
Teknologi CCTV juga dimanfaatkan kepala sekolah
dalam memonitoring sekolah. Jika terdapat hasil
monitoring yang tidak diinginkan kepala sekolah
langsung mengevaluasinya. Hasil evaluasi kepala
sekolah
disampaikan
pembinaan.
secara
Namun,
lisan
belum
pada
semua
saat
sekolah
memanfaatkan CCTV. Kepala sekolah masih kurang
cekatan
dalam
memanfaatkan
perkembangan
teknologi yang semakin maju.
Tugas
manajerial
kepala
sekolah
dalam
mengelola sekolah antara lain adalah mengelola
guru dan staff serta peserta didik. Usaha kepala
sekolah dalam mengelola guru dan staff dalam
rangka pendayagunaan mutu SDM secara optimal
yaitu melalui IHT, pengiriman diklat, seminar,
workshop,
dan
penataran.
Sedangkan
dalam
mengelola peserta didik adalah menciptakan kelas
unggulan dan program pengembangan potensi diri
melalui ekstrakurikuler sekolah. Dengan adanya
kelas unggulan diharapkan dapat menumbuhkan
motivasi siswa dalam belajar.
Dalam mengelola sarana prasarana usaha yang
dilakukan adalah menjaga, memanfaatkan dan
melengkapi sarana prasarana. Dengan keterbatasan
dana kepala sekolah berusaha melengkapi sarana
prasarana dengan menjalin hubungan kerjasama
dengan pihak luar sekolah. Akan tetapi, usaha
kepala sekolah dalam mengelola sistem informasi
sekolah masih kurang kreatif. Sistem informasi
yang semakin canggih saat ini tidak dimanfaatkan
48
secara optimal. Kepala sekolah masih menggunakan
cara
tradisional
dalam
menyebarkan
informasi
sekolah.
Berdasarkan uraian di atas diperoleh bahwa,
kemampuan
kepala
sekolah
secara
maksimal
berada pada aspek menyusun perencanaan sekolah,
menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif,
serta
dalam
memonitoring
dan
mengevaluasi
program sekolah. Kepala sekolah masih kurang
mampu dalam mengembangkan organisasi sekolah,
memimpin sekolah, memanfaatkan perkembangan
teknologi, serta dalam mengelola sekolah.
49
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Subyek
Salatiga adalah kota di Jawa Tengah yang
sepenuhnya dibatasi oleh Kabupaten Semarang.
Kota
Salatiga
memiliki
26
Sekolah
Menengah
Pertama, yang terdiri dari sepuluh SMP Negeri, satu
MTs Negeri dan 15 SMP Swasta. Penelitian yang
dilaksanakan di SMP Negeri Salatiga ini melibatkan
tiga sekolah, yaitu SMP Negeri 01 Salatiga, SMP
Negeri 03 Salatiga dan SMP Negeri 09 Salatiga.
SMP Negeri 01 Salatiga pada tahun
1965
diresmikan sebagai sekolah menengah pertama,
memiliki visi mewujudkan pelayanan terbaik dalam
membentuk insan berkualitas serta terdepan dalam
Imtaq dan IPTEK. SMP yang dulunya disebut
dengan MULO (Meer Uitgebreit Lager Onderwijs)
terletak di Jl. Kartini No. 24 Salatiga dengan
Akreditasi A. Pada tahun ajaran 2014/2015 SMP
Negeri 01 Salatiga memiliki 701 siswa, 54 guru dan
21 tenaga TU.
SMP Negeri 03 Salatiga yang terletak di Jl.
Stadion No. 04 Salatiga dulunya berasal dari SMEP
Negeri Salatiga yang berdiri pada tahun 1954. Pada
pertengahan tahun 1979 berintregasi menjadi SMP
Negeri 03 Salatiga. SMP yang terakreditasi A ini
pada tahun ajaran 2014/2015 memiliki 700 siswa,
46 tenaga guru, dan 15 tenaga TU.
25
SMP Negeri 09 Salatiga merupakan salah satu
sekolah cagar budaya yang terletak di pusat kota
Salatiga, tepatnya di Jl. Pemuda No. 07-09 Salatiga.
SMP ini berdiri pada tahun 1994, sebelumnya
merupakan
Sekolah
Kesejahteraan
Keluarga
Pertama (SKKP). Dengan akreditasi A SMP Negeri 09
Salatiga pada tahun ajaran 2014/2015 memiliki
714 siswa, 46 tenaga guru, dan sembilan staff TU.
Dari ketiga SMP di atas diambil 12 responden
yang terdiri dari tiga pengawas, tiga komite sekolah,
tiga
guru
dan
tiga
staff
TU.
Latar
belakang
responden jika dilihat dari pendidikan terakhir, usia
dan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Latar Belakang Responden
Responden
Pendidikan
Usia
Masa Kerja
Terakhir
Pengawas A
S2
55 tahun
7 tahun
Pengawas B
S1
50 tahun
2 tahun
Pengawas C
S2
60 tahun
5 tahun
Komite A
S2
51 tahun
4 tahun
Komite B
S1
65 tahun
3 tahun
Komite C
S1
52 tahun
5 tahun
Guru A
S2
42 tahun
18 tahun
Guru B
S1
45 tahun
14 tahun
Guru C
S1
47 tahun
17 tahun
Staff TU A
S1
50 tahun
24 tahun
Staff TU B
S1
52 tahun
26 tahun
Staff TU C
S1
56 tahun
38 tahun
Berdasarkan tabel 4.1. jika diliihat dari latar
belakang pengawas sekolah, rata-rata pendidikan
26
terakhir pengawas adalah magister. Dengan umur
di atas 50 tahun memungkinkan bahwa tidak ada
pengawas
sekolah
yang
memiliki
usia
muda.
Melihat usia komite sekolah yang tidak jauh
berbeda dengan usia pengawas dan pendidikan
terakhir komite sekolah adalah sarjana. Dapat
disimpulkan
bahwa
pemilihan
dilakukan
benar-benar
komite
sekolah
sesuai
dengan
kemampuannya.
Jika dilihat dari masa kerja guru yang hampir
mencapai 20 tahun. Tak disangka lagi kalau guru
tersebut merupakan guru senior. Dengan usia yang
tegolong
sedang,
mengetahui
guru
senior
bagaimana
tentunya
keadaan
lebih
sekolahnya.
Responden yang terakhir adalah staaf TU, di mana
ketiga
staff
TU
adalah
Kepala
TU.
Dengan
pengalaman kerja yang lama memungkinkan bahwa
Kepala TU merupakan tenaga kependidikan yang
senior.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian evaluasi kinerja tiga kepala
SMP Negeri Salatiga diperoleh melalui wawancara,
observasi
dan
dilaksanakan
dokumentasi.
di
tiga
SMP
Penelitian
Negeri
yang
Salatiga
melibatkan 12 responden. Hasil wawancara akan
dibandingan
dengan
hasil
observasi
dan
dokumentasi, sehingga data yang diperoleh benarbenar baku.
Hasil
wawancara
setiap
responden
diolah
terlebih dahulu, yaitu dengan membandingkan hasil
27
wawancara
komite,
pengawas
guru
wawancara
dan
yang
dengan
staff
hasil
TU.
wawancara
Kemudian
dikemukakan
oleh
hasil
responden
mengenai kondisi kepala sekolah di masing-masing
sekolahnya disajikan dalam bentuk tabel sesuai
dengan
indikatornya.
sekolah
yang
Tugas
pertama
manajerial
adalah
kepala
menyusun
perencanaan sekolah, terlihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Menyusun Perencanaan Sekolah
SMP A
SMP B
SMP C
Dimusyawarahkan Dimusyawarahkan Dimusyawarahkan
terlebih dahulu
terlebih dahulu
terlebih dahulu
mulai dari guru
melalui
dengan melibatkan
dan staff yang
pembinaan dan
pengawas, komite,
bersangkutan,
koordinasi khusus
staff dan guru
komite, wali murid Hingga saat ini KS Penyusunan tepat
hingga pengawas
menyusun tepat
waktu
Disusun tepat
pada waktunya
Hasil perencanaan
waktu
Hasil perencanaan
Hasil perencanaan
diperlihatkan dan
sekolah
dimintai
diperlihatkan
diperlihatkan
persetujuan
kepada beberapa
kepada guru, staff
kepada pengawas
guru dan staff.
dan disetujui oleh
namun tidak
Pengawas dan
komite dan
keseluruhan
komite diminta
pengawas sekolah
persetujuan
Berdasarkan
bahwa
dalam
Tabel
4.2.
menyusun
dapat
dijelaskan
perencanaan
sekolah
kepala sekolah melibatkan warga sekolah, komite,
hingga
pengawas
sekolah.
Mulai
dari
proses
perencanaan, penyusunan hingga hasilnya, kepala
28
sekolah selalu mengkoordinasikan dengan anggota
sekolah, sehingga perencanaan sekolah disusun
tepat pada waktunya.
Dengan banyaknya pertimbangan dan faktorfaktor yang mendukung, kepala sekolah menyusun
perencanaan tepat pada waktunya. Kesuksesan
dalam penyusunan tersebut tidak lepas dari usaha
dan kerja keras tim penyusunan perencanaan
sekolah yang sudah diberi kepercayaan dan di
bawah wewenang kepala sekolah.
Hasil susunan perencanaan sekolah kemudian
dimintakan persetujuan mulai dari komite hingga
pengawas sekolah. Hal tersebut didukung dengan
hasil dokumentasi, yaitu dokumen notula rapat
dan hasil perencanaan sekolah. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah mampu
menyusun perencanaan sekolah sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
Tugas manajerial kepala sekolah yang kedua
ialah mengembangkan organisasi sekolah sesuai
dengan
kebutuhan.
organisasi
personil
sekolah
sekolah,
Dalam
akan
yaitu
mengembangkan
berhubungan
guru
dan
dengan
staff.
Hasil
wawancara menunjukkan bahwa kepala sekolah
mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai
dengan kebutuhannya, meskipun masih belum
maksimal. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel
4.3.
29
Tabel 4.3.
Mengembangkan Organisasi Sekolah
SMP A
SMP B
Personalia
SMP C
Personalia
Tidak semua
ditempatkan
ditempatkan
personalia
sesuai dengan
sesuai dengan
ditempatkan
kemampuannya
kemampuannya
sesuai dengan
Mengembangkan
Mengembangkan
kemampuannya
Mengembangkan
pelaksanaan
pelaksanaan
tupoksi setiap unit
tupoksi setiap unit
pelaksanaan
kerja
kerja
tupoksi setiap unit
Pembaharuan
Organisasi sekolah
kerja
Pembaharuan
organisasi sekolah
diperbaharui
dilakukan sesuai
sesuai dengan
Organisasi sekolah
dengan kebutuhan
kebutuhan
tergantung
kebutuhan
Dengan organisasi sekolah yang bagus, maka
kegiatan-kegiatan sekolah
akan berjalan dengan
lancar. Namun, pada kenyataannya masih ada
masalah yang menjadikan faktor kegagalan. Salah
satunya ialah penempatan personalia yang tidak
sesuai dengan kemampuannya. Ada kepala sekolah
dalam
menempatkan
mempertimbangkan
personalia
pemerataan
hanya
pekerjaannya,
tanpa mempertimbangkan kemampuannya. Meski
demikian kepala sekolah tetap mengembangkan
pelaksanaan tugas pokok setiap unit kerja.
Selain
mengembangkan
organisasi
sekolah,
seorang kepala sekolah dituntut harus mampu
memimpin sekolah. Hal tersebut merupakan tugas
manajerial kepala sekolah yang ketiga. Kemampuan
30
kepala sekolah dalam memimpin sekolah terlihat
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4.
Memimpin Sekolah
SMP A
Mengkomunikasikan
SMP B
Mengkomunikasikan
SMP C
Mengkomunikasikan
visi misi melalui
visi dan misi melalui
visi misi melalui
upacara, pembinaan,
upacara, pembinaan,
rapat pembinaan
papan visi misi
rapat dengan komite
dan upacara
Berkomunikasi,
Berkomunikasi,
dan wali murid, dan
memberi pengarahan
melalui papan visi
memberi pengarahan
dan memotivasi guru
misi
dan memotivasi guru
dan staff
Membangun
Melalui pembinaan
dan staff
Dalam membangun
KS berkomunikasi,
kerjasama tim
memberi pengarahan
kerjasama tim
dengan pihak dalam
dan memotivasi guru
pengawas ikut
maupun luar sekolah
dan staff
dilibatkan
untuk memajukan
sekolah
Menanamkan rasa
kekeluargaan
Membangun
Jika terjadi masalah
kerjasama tim
diselesaikan dengan
dengan melibatkan
kekeluargaan
seluruh anggota
sekolah
Salah
memimpin
satu
usaha
sekolah
kepala
sekolah
yaitu
dalam
dengan
mengkomunikasikan visi dan misi sekolah. Visi dan
misi sekolah disampaikan kepala sekolah ketika
upacara, pembinaan, dan rapat dengan komite dan
wali murid. Usaha yang lainnya yaitu dengan papan
visi misi yang dapat dilihat dan dibaca oleh seluruh
warga sekolah. Berdasarkan hasil observasi ada
sekolah yang memasang papan visi dan misi di
ruang kantor sekolah, di mana ruang tersebut siswa
31
tidak diperbolehkan untuk masuk. Dengan kata
lain usaha yang dilakukan kepala sekolah masih
belum optimal dalam mengkomunikasikan visi dan
misi melalui papan visi misi.
Dalam
memimpin
sekolah
kepala
sekolah
membangun tim kerja sekolah. Dari hasil observasi,
disetiap sekolah terdapat beberapa tim dalam
memajukan sekolah. Tim-tim tersebut tidak hanya
dari guru, namun juga tim kerja staff dan siswa.
Jika ada konflik di lingkungan sekolah, kepala
sekolah menyelsaikannya dengan kekeluargaan.
Tugas
manajerial
keempat
kepala
sekolah
adalah menciptakan budaya dan iklim sekolah yang
kondusif. Berdasarkan hasil observasi usaha-usaha
yang dilakukan kepala sekolah dalam menciptakan
budaya dan iklim sekolah yang kondusif melalui
budaya
salam,
pemanfaatan
sekolah
dan
lingkungan sekolah.
Tabel 4.5.
Budaya dan iklim kerja kondusif
SMP A
Upaya yang
SMP B
Upaya KS melalui
SMP C
Budaya dan iklim
dilakukan KS
komunikasi,
kerjanya masih
yaitu dengan
transparansi,
belum kondusif
berkomunikasi
keterbukaan KS,
Lingkungan fisik
mengenai
famillier, kompak
sekolah ditata
tupoksional
dan penciptaan
dengan maksimal,
masing-masing
suasana yang
namun hasilnya
agar tidak terjadi
harmonis
belum maksimal
kesalah pahaman,
dikalangan
saling terbuka,
sekolah
32
Menumbuhkan
budaya kerja yang
saling membantu
Penataan
Lingkungan fisik
efisien, kreatif,
sekolah ditata,
inovatif dan
lingkungan fisik
sehingga
berpusat pada
sekolah nyaman,
menciptakan
pelayanan prima
bersih dan indah
suasana nyaman,
Menumbuhkan
bersih dan indah
budaya kerja yang Budaya kerja
efisien, kreatif,
sudah bertaraf
inovatif dan
SSN
berpusat pada
layanan prima
Suasana belajar yang tenang dan lingkungan
sekolah
yang
nyaman
akan
menunjang
pembelajaran di sekolah. Dengan budaya dan iklim
kerja yang kondusif seluruh warga sekolah akan
betah berada di sekolah. Budaya dan iklim yang
dilaksanakan melalui penataan lingkungan sekolah,
menumbuhkan budaya salam (senyum, sapa dan
salam) dan menciptakan suasana nyaman, bersih,
indah, aman, sejuk dan menyenangkan.
Sekolah selalu berusaha agar anak merasa
nyaman dalam belajar dan mengembangkan diri,
salah satu usaha yang lakukan adalah dengan
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media
pembelajaran. Media tersebut antara lain yaitu:
hotspot area, gazebo untuk melukis, green house
dan taman sekolah.
Paparan
di
atas
didukung
dengan
hasil
observasi, setiap sekolah memiliki tempat khusus
dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
media
sumber
belajar.
33
Kepala
sekolah
juga
berusaha
menciptakan
hubungan
kerja
yang
harmonis dilingkungan sekolah. Akan tetapi masih
terdapat sekolah yang tidak mendukung usaha
kepala sekolah tersebut.
Budaya dan iklim kerjanya masih kurang
kondusif,
dikarenakan
guru
dan
staff
tidak
mendukung yaitu beberapa pegawai yang tidak
harmonis. Meskipun demikian pelayanan sekolah
tetap efisien, kreatiif, inovatif dan berpusat pada
pelayanan prima. Bahkan prestasi siswa tetap
bagus.
Beberapa
bahwa
paparan
dengan
di
atas
kemampuannya
membuktikan,
kepala
sekolah
berusaha menciptakan budaya dan iklim kerja yang
kondusif. Tugas Manajerial yang kelima kepala
sekolah
yaitu
teknologi.
memanfaatkan
perkembangan
pemanfaatan
perkembangan
Hasil
teknologi kepala sekolah dapat dilihat pada Tabel
4.6.
Tabel 4.6.
Memanfaatkan perkembangan teknologi
SMP A
Usaha yang
SMP B
Guru & staff diberi
SMP C
Diadakan
dilakukan KS yaitu
pelatihan-pelatihan,
pembelajaran IT
MOU dengan pihak
tanggung jawab
bersama guru dan
luar, pelatihan IT
atas penggunaan
staff dan guru-
bersama guru &
dan pemanfaatan IT
guru dituntut agar
staff dengan
dalam pembelajaran
melek IT
mendatangkan
dan pengembangan
pelatih dari luar
diri
34
Teknologi yang semakin berkembang pesat
pada saat ini menuntut sekolah agar terampil
memanfaatkannya. Setiap sekolah memiliki usaha
yang berbeda dalam memanfaatkan perkembangan
teknologi. Salah satu usaha yang dilakukan kepala
sekolah yaitu dengan pembelajaran berbasis IT
untuk guru dan staff, yang bertujuan agar seluruh
guru
dan
staff
dapat
mengaplikasikan
memanfaatkan
teknologi
sesuai
serta
dengan
kebutuhan masing-masing.
Teknologi yang telah dimanfaatkan oleh kepala
SMP Negeri Salatiga saat ini antara lain adalah LCD
proyektor setiap kelas yang berfungsi sebagai media
pembelajaran
berbasis
IT,
jaringan
internet
dilingkungan sekolah, CCTV, hingga perpustakaan
yang berbasis IT. Tetapi, masih terdapat sekolah
yang belum memanfaatkan CCTV.
Pengadaan
direncanakan,
CCTV
namun
masih
memang
ada
yang
sudah
lebih
penting, dengan kata lain CCTV belum sebagai
suatu teknologi yang mendesak, karena tanpa
CCTV pengawasan masih dapat dijangkau.
Dengan kemajuan teknologi yang berkembang
saat ini masih ada pula sekolah yang belum
memanfaatkan teknologi dengan optimal. Belum
semua
sekolah
memanfaatkan
menunjang perpustakaan.
35
teknologi
untuk
Perpusatakaan kami masih jadul, jangankan
berbasis IT komputer saja tidak memenuhi rasio
dengan jumlah siswa setiap kelasnya. Dibeberapa
ruangan seperti TU masih menggunakan komputer
lama, yang seharusnya sudah diganti.
Paparan
di
atas
didukung
dengan
hasil
observasi. Pada beberapa sekolah komputer di lab.
komputer jumlahnya tidak sesuai dengan rasio
anak
setiap
kelas,
ada
satu
komputer
yang
digunakan untuk dua anak dalam pembelajaran.
Hal tersebut membuktikan bahwa kepala sekolah
kurang
mampu
memanfaatkan
perkembangan
teknologi.
Tugas manajerial kepala sekolah yang keenam
adalah memonitoring dan mengevaluasi program
sekolah.
Salah
satu
upaya
agar
proses
pembelajaran di sekolah tetap berjalan dengan baik,
seorang
kepala
sekolah
melakukan
monitoring
setiap program dan kegiatan sekolah. Monitoring
dan Evaluasi ditujukan agar seluruh kegiatan di
sekolah berjalan dengan baik. Pada Tabel 4.7.
dijelaskan
hasil
wawancara
mengenai
kepala
sekolah dalam memonitoring dan mengevaluasi
program sekolah.
Tabel 4.7.
Memonitoring dan Mengevaluasi Program Sekolah
SMP A
Monitoring dan
SMP B
KS selalu
SMP C
Evaluasi
evaluasi
memonitoring dan
dilakukan ketika
dilaksanakan
mengevaluasi
pembinaan,
setiap periodik,
sekolah dengan
monitoring
36
dan KS menyusun
rencana tindak
dilakukan setiap
rencana tindak
lanjut secara lisan
saat oleh KS, serta
lanjutnya secara
KS merencanakan
terprogram
tindak lanjutnya
secara lisan,
Monitoring biasanya dilakukan setiap hari
kerja
dan
ketika
rapat
pembinaan.
Kemudian
program atau kegiatan sekolah yang sudah berjalan
akan dievaluasi. Dari evaluasi tersebut jika terdapat
masalah maka kepala sekolah akan mencarikan
solusi dengan rencana tindak lanjut sekolah.
Biasanya
kepala
sekolah
menyampaikan
tindak lanjutnya secara lisan kepada guru atau
staff yang bersangkutan. Kebanyakan rencana
tindak lanjutnya tidak diimplementasikan. Namun,
ketika ditinjau kembali guru dan staff sudah
memperbaiki kesalahan yang telah terjadi.
Tanpa adanya rencana tindak lanjut, setelah
dievaluasi setiap program dan kegiatan yang masih
kurang akan diperbaiki oleh yang bersangkutan.
Usaha lain Kepala sekolah dalam memonitoring dan
mengevaluasi program dan kegiatan sekolah yaitu
dengan pemantauan melalui CCTV dan pembinaan
rutin setiap seminggu sekali.
Tugas manajerial kepala sekolah yang terakhir
adalah mengelola sekolah. Dalam mengelola sekolah
diharapkan kepala sekolah mampu: mengelola guru
dan
staff,
mengelola
sarana
dan
prasarana,
mengelola peserta didik, mengelola sistem informasi
sekolah, mengelola unit layanan khusus sekolah,
37
mengelola
keuangan
pengembangan
hubungan
sekolah,
kurikulum,
sekolah
dan
dan
mengelola
mengelola
masyarakat.
Hasil
wawancara mengenai kinerja kepala sekolah dalam
mengelola sekolah terlihat pada tabel 4.8.
38
Tabel 4.8.
Mengelola Sekolah
SMP A
SMP B
SMP C
Usaha KS dalam mengelola
Usaha KS dalam mengelola
guru dan staff yaitu dengan
guru dan staff melalui IHT,
dan staff melalui worshop, IHT,
IHT, pelatihan untuk guru dan
pengiriman diklat, seminar,
diklat, seminar
staff, diklat
workshop, dan program-
Dalam mengelola sarana dan
program pendidikan lainnya
Usaha KS dalam mengelola guru
Usaha KS dalam mengelola
sarana dan prasarana dengan
prasarana usaha yang
Usaha dalam mengelola sarana
dilakukan melalui EDS
dan prasarana yaitu dengan
(Evaluasi Diri Sekolah),
membentuk tim sarpas berserta
membentuk tim kerja sarpras
warga sekolah, setiap sarana
beserta organisasinya, dan
prasarana dimanfaatkan dan
belajar biasanya melalui komite,
melibatkan seluruh warga
jika ada yang kurang
mencari summber belajar
sekolah dan komite agar saling
ditingkatkan serta diusahakan
dengan lingkungan sekitar
bergotong royong
Usaha KS dalam mencari
Hubungan KS dengan
membentuk tim organisasi
penanggung jawab beserta waka
sarpras
Dalam mencari dukungan ide
Adanya program pengembangan
masyarakat yaitu melalui
potensi diri dan prestasi peserta
dukungan ide, sumber belajar
kerjasama dengan pihak lain,
didik, penempatan siswa pada
dan pembiayaan sekolah yaitu
alumni, pertemuan wali murid
kelas merata
melalui dudi dan alumni,
Mengelola program
39
Melalui waka kurikulum KS
pertemuan komite dan wali
pengembangan potensi diri dan
mengarahkan pengelolaan
murid
peserta didik, dan
administrasi keuangan secara
menempatkan siswa sesuai
efektif, efisien, transparan dan
dengan kebutuhannya
prestasi peserta didik, serta
Pengelolaan adminitrasi
akuntabel
Home visit sebagai salah satu
menempatkan siswa sesuai
keuangan sangat efektif,
dengan kebutuhannya
akuntabel, transparan dan
Dalam mengelola sistem
Adanya program
pengembangan potensi diri dan
KS mengarahkan pengelolaan
administrasi secara akuntabel,
transparan, efisien dan efektif
Adanya ruang dokumen abadi
sebagai unit layanan khusus
Usaha KS dalam mengelola
efisien
Memiliki kelas atlet sebagai
unit layanan khusus
Upaya dalam mengelola sistem
informasi melalui mading,
bluetin, web sekolah, rapat
sistem informasi sekolah yaitu
komite dan orangtua, forum
dengan rapat rutin tahunan
rapat dewan guru, dan melalui
komite, mading, internet, dan
osis
web sekolah
40
unit layanan khusus
informasi melalui web sekolah,
pertemuan komite dan wali
murid, surat edaran, rapat guru,
mading
Dengan pengelolaan sekolah yang baik, maka
seluruh kegiatan yang ada disekolah akan berjalan
dengan baik pula. Seorang kepala sekolah dituntut
mampu memimpin dan mengelola sekolah. Tugas
kepala sekolah dalam mengelola sekolah yaitu
harus mampu mengelola guru dan staff dalam
rangka pendayagunaan SDM secara optimal. Usaha
yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah
dengan pelatihan guru dan staff melalui IHT (In
House
Training),
yaitu
suatu
pelatihan
yang
diselenggarakan oleh sekolah dengan menggunakan
tempat
pelatihan
sendiri,
peralatan
sendiri,
menentukan peserta dan mendatangkan Trainer
sendiri. Usaha lainnya yaitu melalui pengiriman
diklat, seminar, workshop, dan penataran.
Setelah
guru
dan
staff
pelatihan
diklat,
mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan
hasil diklat tersebut kepada teman-teman melalui
IHT. Di mana kepala sekolah bekerjasama dengan
pengawas sekolah untuk reviewnya. Kepala sekolah
juga berusaha mendatangkan narasumber dari
luar dalam IHT.
Untuk
optimal,
meningkatkan
kepala
sekolah
mutu
SDM
melakukan
secara
pembinaan
berkala. Pembinaan dilakukan setelah guru dan
staff
selesai
pelatihan-pelatihan.
Hal
tersebut
didukung dengan adanya catatan dampak diklat
yang dilaporkan kepada kepala sekolah seusai
kegiatan. Selain mengelola guru dan staff, kepala
sekolah juga mengelola peserta yang didik. Untuk
memotivasi belajar peserta didik, kepala sekolah
41
menempatkan
peserta
didik
sesuai
dengan
kebutuhannya.
Kepala
sekolah
mengelompokkan
menempatkan
siswa
sesuai
dan
dengan
kebutuhannya melalui kelas unggulan dan kelas
pembinaan. Kelas unggulan dikhususkan untuk
anak yang memiliki kecerdasaan khusus. Kelas
pembinaan dimaksudkan agar guru yang mengajar
kelas tersebut memiliki kreativitas dalam mengajar
dan memperlakukan anak berbeda dengan kelas
unggulan.
Adanya kelas unggulan diharapkan peserta
didik agar lebih rajin belajar dan termotivasi masuk
dalam
kelas
diperoleh
tersebut.
sebagaian
Dari
hasil
sekolah
dokumentasi
memiliki
kelas
unggulan. Selain kelas unggulan kepala sekolah
memiliki program pengembangan potensi diri dan
prestasi
peserta
didik
melalui
ekstrakulikuler
sekolah. Dengan tujuan agar setiap siswa memiliki
wadah
untuk
mengembangkan
bakat
masing-
masing sesuai dengan potensinya. Bahkan ada
sekolah yang memiliki kelas atlet sebagai kelas
khusus pengembangan peserta didik.
Tugas
berikutnya
kepala
sekolah
dalam
mengelola sekolah yaitu mengelola sarana dan
prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan
secara optimal. Dengan melibatkan seluruh warga
sekolah,
kepala
sekolah
berupaya
menjaga,
memanfaatkan, dan melengkapi sarana prasarana
sekolah. Akan tetapi dengan jumlah siswa, guru
dan staff yang besar masih terdapat beberapa
42
sarana
dan
prasarana
yang
tidak
memadai.
Berdasarkan hasil observasi sarana yang tidak
memadai adalah tempat parkir, toilet, lapangan
olahraga, aula, laboratorium komputer dan kantin.
Sekolah kami memang terbatas ruangan,
untuk aula kami memanfaatkan kelas. Untuk
lapangan olaharaga kami memanfaatkan lapangan
yang ada disekitar sekolah. Jika lapangan upacara
tidak dipergunakan biasanya kami manfaatkan
untuk
parkir.
Usaha
kepala
sekolah
dalam
merehab toilet sudah dilakukan, namun terkendala
dengan dana.
Berbagai
usaha
kepala
sekolah
dalam
memanfaatkan sarana dan prasarana dilakukan.
Setiap sekolah memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing.
Faktor
utama
yang
menjadi
kendala dalam memanfaatkan sarana prasarana
ialah pada pendanaan, sekolah yang saat ini tidak
boleh memungut biaya sangat kesulitan dalam
melengkapi sarana prasarana sekolah. Sementara
itu berbagai tuntutan pengembangan sekolah harus
dilaksanakan.
Memang sekolah tidak ada pungutan biaya
sedikitpun. Tetapi, berbagai usaha dalam mencari
dana kami lakukan. Salah satunya yaitu melalui
komite sekolah, dudi dan alumni. Komite sekolah
selalu membantu dalam melengkapi sarana dan
prasarana, dengan cara kerjasama komite dengan
pihak luar. Selain itu kerjasama dengan dunia
industri dilakukan dengan cara mencicil setiap
kebutuhan sarpras di sekolah kami.
43
Dengan adanya kerjasama dengan pihak luar
sekolah
menghasilkan
banyak
manfaat
untuk
sekolah. Berbagai sarana prasarana sekolah juga
dimanfaatkan sebagai unit layanan khusus. Unit
layanan
khusus
digunakan
sekolah
dalam
mendukung proses KBM.
...unit layanan khusus yang berbeda dengan
sekolah lainnya yaitu ruang dokumen abadi. Ruang
tersebut digunakan untuk menyimpan data-data
alumi siswa (fotocopy ijazah). Ruangan tersebut
didesain sebaik mungkin agar tidak merusak
dokumen yang ada didalamnya.
...unggulan unit layanan khusus sekolah
kami
yaitu
adanya
perawat
khusus
di
UKS.
Perawat khusus tersebut adalah pekerja tambahan
yang ditugaskan di UKS dengan lulusan perawat.
Tugas lainnya kepala sekolah dalam mengelola
sekolah yaitu mengelola sistem informasi sekolah.
Upaya
yang
dilakukan
kepala
sekolah
dalam
mengelola sistem informasi antara lain melalui web
sekolah,
rapat
wali
murid,
surat
kepala
sekolah
edaran
dan
mading.
Usaha-usaha
dalam
mengelola sistem informasi yaitu dengan web
sekolah, FB sekolah (grup FB inntern khusus guru
dan staff), mading guru dan sms berantai.Sms
berantai digunakan guru dan staff ketika ada
informasi mendadak dan pada kondisi libur kerja.
Setiap sekolah memiliki berbagai cara yang
berbeda dalam mengelola informasi. Berdasarkan
44
hasil observasi pada beberapa sekolah web sekolah
saat ini sudah tidak terupdate, bahkan ada pula
websitenya yang sudah hilang. Pada hal saat ini
sistem informasi yang paling populer dan mudah
diterima masyarakat adalah melalui website.
C. Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi
kinerja tiga kepala SMP Negeri Salatiga tahun 2014
berdasarkan
tujuah
aspek
manajerial.
Hasil
evaluasi akan dijadikan sebagai bahan rekomendasi
dalam memperbaiki atau meningkatkan kinerja
kepala
sekolah.
Hal
tersebut
sesuai
dengan
pengertian evaluasi (Hikmat, 2009), yaitu penilaian
semua kegiatan untuk menemukan indikator yang
menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian
tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian
berikutnya.
Penelitian
mengumpulkan
dimulai
data,
dari
menilai,
proses
kdan
menyimpulkannya. Berbagai latar belakang dan
kemungkinan yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi yang akan menentukan
bahwa kinerja kepala sekolah masuk dalam kategori
mampu, kurang mampu, atau tidak mampu.
Evaluasi
kinerja
merupakan
suatu
proses
penilaian dan pengukuran yang dilakukan oleh
seseorang atau organisasi sesuai dengan standar
kerja
yang
telah
ditetapkan,
guna
membantu
pengambilan keputusan manajemen sumber daya
manusia. Dalam penelitian ini standar kinerja
manajerial
kepala
sekolah
45
berdasarkan
Permendiknas
Nomor
13
penelitian-penelitian
manajerial
kepala
Tahun
2007.
sebelumnya,
sekolah
Pada
kemampuan
berpengaruh
positif
terhadap kinerja guru. Namun, masih terdapat pula
manajerial
kepala
meningkatkan
evaluasi
sekolah
kinerja
kinerja
yang
guru.
tidak
Oleh
manajerial
dapat
sebab
dilakukan
itu,
guna
mengidentifikasi indikator-indikator kinerja kepala
sekolah.
Komponen pertama evaluasi kinerja kepala
sekolah adalah penilaian kemampuan kompetensi
yang
dimiliki
dalam
melakukan
pekerjaannya.
Berdasarkan hasil analisis di atas kompetensi
manajerial kepala sekolah berada pada kategori
baik. Seluruh kompetensi kepala sekolah telah
diaplikasikan dalam menjalankan tugasnya. Kepala
sekolah mampu menyusun perencanaan sekolah,
mengembangkan
organisasi
sekolah,
memimpin
sekolah, mengevaluasi sekolah, dan menciptakan
budaya iklim kondusif. Hal tersebut mendukung
hasil penelitian Sugeng (2012) yang menyimpulkan,
bahwa
kompetensi
manajerial
kapala
sekolah
berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru.
Kompenen
sekolah
kedua
adalah
evaluasi
penilaian
kinerja
terhadap
kepala
prosedur
pelaksanaan pekerjaan yang diihat dari tugas pokok
dan tanggung jawabnya. Hasil analisis menjelaskan
bahwa tugas kepala sekolah dalam menyusun
perencanaan sekolah kepala sekolah melibatkan
seluruh warga sekolah, komite, dan pengawas
sekolah.
Dengan
musyawarah
46
terlebih
dahulu
kepala
sekolah
dapat
menyusun
perencanaan
sekolah tepat pada waktunya. Sedangkan tugas
kepala sekolah dalam mengembangkan organisasi
sekolah
kepala
sekolah
belum
menempatkan
personalia sesuai dengan kemampuannya. Tetapi
kepala sekolah tetap mengembangkan pelaksanaan
tupoksi setiap unit kerja.
Menurut Wahjosumidjo (2003), kepala sekolah
adalah tenaga fungsional yang diberi tugas untuk
memimpin penyelenggaraan suatu sekolah. Kepala
sekolah harus mampu memimpin sekolah dalam
rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara
optimal. Usaha yang dilakukan kepala sekolah yaitu
berkomunikasi,
memberi
pengarahan
memotivasi
dan
serta
guru
staff,
dan
membangun
kerjasama tim di sekolah dengan pihak dalam
maupun luar dalam memajukan sekolah. Kepala
sekolah juga mengkomunikasikan visi dan misi
sekolah melalui upacara, pembinaan dan papan visi
misi yang dipasang di setiap sudut sekolah.
Tugas
kepala
sekolah
dalam
menciptakan
budaya dan iklim kerja yang kondusif dimulai dari
penataan lingkungan fisik sekolah. Lingkungan
sekolah yang nyaman, bersih dan indah banyak
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dengan
adanya
budaya
salam
dan
iklim
kerja
yang
harmonis kepala sekolah menumbuhkan budaya
kerja yang efektif, efisien, kreatif dan berpusat pada
pelayanan prima.
Dalam
memonitoring
dan
mengevaluasi
sekolah, usaha yang dilakukan kepala sekolah yaitu
47
melalui pembinaan rutin setiap seminggu sekali.
Teknologi CCTV juga dimanfaatkan kepala sekolah
dalam memonitoring sekolah. Jika terdapat hasil
monitoring yang tidak diinginkan kepala sekolah
langsung mengevaluasinya. Hasil evaluasi kepala
sekolah
disampaikan
pembinaan.
secara
Namun,
lisan
belum
pada
semua
saat
sekolah
memanfaatkan CCTV. Kepala sekolah masih kurang
cekatan
dalam
memanfaatkan
perkembangan
teknologi yang semakin maju.
Tugas
manajerial
kepala
sekolah
dalam
mengelola sekolah antara lain adalah mengelola
guru dan staff serta peserta didik. Usaha kepala
sekolah dalam mengelola guru dan staff dalam
rangka pendayagunaan mutu SDM secara optimal
yaitu melalui IHT, pengiriman diklat, seminar,
workshop,
dan
penataran.
Sedangkan
dalam
mengelola peserta didik adalah menciptakan kelas
unggulan dan program pengembangan potensi diri
melalui ekstrakurikuler sekolah. Dengan adanya
kelas unggulan diharapkan dapat menumbuhkan
motivasi siswa dalam belajar.
Dalam mengelola sarana prasarana usaha yang
dilakukan adalah menjaga, memanfaatkan dan
melengkapi sarana prasarana. Dengan keterbatasan
dana kepala sekolah berusaha melengkapi sarana
prasarana dengan menjalin hubungan kerjasama
dengan pihak luar sekolah. Akan tetapi, usaha
kepala sekolah dalam mengelola sistem informasi
sekolah masih kurang kreatif. Sistem informasi
yang semakin canggih saat ini tidak dimanfaatkan
48
secara optimal. Kepala sekolah masih menggunakan
cara
tradisional
dalam
menyebarkan
informasi
sekolah.
Berdasarkan uraian di atas diperoleh bahwa,
kemampuan
kepala
sekolah
secara
maksimal
berada pada aspek menyusun perencanaan sekolah,
menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif,
serta
dalam
memonitoring
dan
mengevaluasi
program sekolah. Kepala sekolah masih kurang
mampu dalam mengembangkan organisasi sekolah,
memimpin sekolah, memanfaatkan perkembangan
teknologi, serta dalam mengelola sekolah.
49