Masalah meningkatkan rentabilitas perusahaan melalui kebijaksanaan kredit pada perusahaan pembuat alat pemadam api , PT.X. Repository - UNAIR REPOSITORY

  B A B - I P E N D A H 0 1 U A N

  1* Pandan^an Umum Seperti -diketahui bahwa sampai saat ini Indone­ sia masih tergolong dalam katagori negara yang sedang ber kembang* Untuk meninggalkan predikat ini pemerintah Indo-r nesia telah melaksanakan berbagai pembangunan yang dilaku kan secara bertahab yang tertuang dalam Repelita.

  Pemerintali dengan sistem perekonomiannya yang lebih terbu ka juga telah mengundang fihak swasta dan asing unt-uk . - ikut ambil bagian dalam mempercepat laju perputaran roda- pembangunan, Ban pada Pelita ketiga yang sedang dilaksana kan ini telah terdapat banyak kemajuan diberbagai bidang. Dengan ditandai semakin banyak berdirinya : pabrik-pabrik gedung-gedung, serta sarana untuk keperluan masyarakat, - seperti ; gedung olah-raga, sekolah-sekolah, hotel-hotel, pasar-pasar, pertokoan dan sebagainya. Dalam upaya memba- ngun semuanya itu, tentu melibatkan sejumlah dana yang sa ngat besar guna diinvestasikan pada bangunan, peralatan,- mesin-mesin, pembangkit .tenaga dan alat-alat pembantu pro ses produksi, yang sangat mahal harganya* Dana tersebut - adanya sangat terbatas dan akan merupakan suatu alterna - tive investment, baik ditinjau dari fihak pemerintah mau- pun dari fihak swasta. Hanya perbedaannya bila fihak peme rintah lebih mengutamakan social motive, maka fihak swas-

  1

  2 ta lebih menitik beretkan pad a profit motive. lepas dari kedua hal tersebut diatas, tentunya se- mua investasi ini dihsrapkan paling tidak akan habis ni - lainya sejalan dengan habisnya nilai ekonomis investasi - tersebut. Untuk itulah suatu usaha penjagaan dan penyela- matan fisik dari investasi ini sangat diperlukan, Ag^r de mikian dapat diharapkan investasi tersebut dapat niengha - silkan pendapatan sesuai dengan: taksiran umur ekonomis - yang diharapkan. Diantara sekia.n banyak bahaya yang dapat menghancurkan nilai fisik suatu investasi terutama dise - babkan karena terbakar. Disinilah diperlukan suatu alat - yang dapat menolong menyelamatkan dan menjaga, atau pa­ ling tidak mengurangi kerugi an akibat bahaya kebakaran - tersebut.

  Kebutuhan akan alat pemadam api bagi suatu bangu - nan pabrik, hotel, pertokoa.n( pasar-pasar, gedung sekolah perumahan dan lain-lain adalah mutlak. Kita tidak dapat - menyandarkan diri pada bantuan Pasukan Pemadam Kebakaran

  (H'lK) semata. Fasilitas PKK yang kurang memadai, meluas - V nya wilayah perkotaan, lalu lintas yang semakin padat, le tak dan tingginya bangunan, serta jauhnya bangunan dari - sumur-eumur PMK, menyebabkan api yang semula kecil, bila tidak segera dapat diatasi sendiri mungkin akan menjadi - penyebab segala kebakaran yang hebat, yang meminta korban tidak sedikit harta benda bahkan nyawa. Bukti-bukti telah banyak berbicara.

  3 Dengan alasan diatas dapatlah dimengerti "bahwa prospek pemasaran alat pemadam api cukuplah terang. Akan tetapi dengpn prospek yang cukup menguntungkan tersebut - ternyata juga mengundang konsekwensi' yang lain, yaitu se- makin banyaknya fihak lain yang ingin berusaha memasuki - pasaran alat pemadam api yang cukup potensiil tersebut*

  Disinilah awal timbulnya persaingan.

  Selama keadaan pasar belum jenuh, maka berapapun - volume produksi yang diprodusir oleh sebuah perusahaan

  d i

  sertai dengan usaha. pemasaran secukupnya akan dapat terse rap oleh pasar. Akan tetapi keadaan telah berubah. Meski- keadsan pasar masih memungkinkan untuk menyerap hasil pro duksi perusahaan, pesaing telah banyak bermunculan. Disi- ni timbul kesulitan bagi perusahaan, terutama dalam hal - yang menyangkut pemasaran produk perusahaan. Untuk sebuah perusahaan yang telah berjalan sudah barang tentu tidak sedikit investasi yang tertana.m didalamnya, baik yang ter tanam dalam aktiva lancar terlebih lagi pada aktiva te - tapnya. Agar perusahaan dapat bertahan hidup, dan bahkan bila mungkin berkembe.ng maka perlu dihasilkan profit. De­ ngan profit ini banyak yang dapat diperbuat oleh perusaha an, misalnya : untuk membayar beban bunga pinjamannya, memberikan kontra prestasi bagi faktor-faktor produksi - yang digunakannya, dan sebagainya yang pada jangka pan - jangnya adalah mencapai tujuan perusahaan yaitu maximali-

  4

  aasi kekayaan (wealth). Banyak cara yang dapat ditempuh - perusahaan untuk menghasilkan profit tersebut, a.ntara la­ in dengpin usaha untuk memperbesar volume penjualan produk

  I

  s >

  nya. Usaha untuk memperbesar volume-penjualan ini dapat dilakukan dengan cara memilih channel distribution yang - tepat, menetapkan harga jual yang menguntungkan, memper - baiki kwalitas produk, dan melakukan kegiatan promosi,

  Pada umumnys. bila demand masih lebih besar dari pada sup­ ply, maka masih memungkinkan bagi perusahaan untuk memper besar volume penjualan produknya dengan cara-cara seperti yang disebutkan diatas.

  Akan tetapi dalam pasar yang bersaing tentunya di­ perlukan cara-cara yang dapat dipertanggung jawabkan se - cara ekonomis untuk mencapai tujuan tersebut. Ban salah satu jalan yang sering ditempuh perusahaan untuk memper - besar volume penjualan produknya ialah : melaksanakan ke- bijaksanaan penjualan kredit atas produknya. Seperti juga yang dilakukan oleh Perusahaan Pembuat Alat Pemadam Api - P.T. X. Tentu saja harapan dengan ditempuhnya kebijaksana an penjualan kredit ini adalah kenaikan delain volume pen- jualannya, sehingga dengan demikian dapat diharapkan ada- nya peningkatan dalam pendapatan perusahaan yang akan ter cermin pula dengan adanya peningkatan dalam rentabilitas perusahaan. Hal ini penting artinya bagi perusahaan, me - ngingat adanya kenaikan-kenaikan pula dalam biaya operasi

  5 perusahaan. Tujuennya jelas bahwa jangan sampai operas! - perusahaan terganggu dan dalam jangka panjangnya adalah a gar perusahaan tetap survive.

  Akan tetapi bila kebijaksanaan kredit yang ditem- puh perusahaan tiaak dilaksanakan dengan baik, tidak mus- tahii bahwa bukan keuntungan yang didapat, tetapi justru operasi perusahaan yang akan tersendat.

  2. Penjelasan Judul Judul yang penulis ketengahkan dalam skripsi ini ialah : MASAIAH MENINGKATKAK RENTABILITAS PERUSAHAAN MELA

  LUI KEBIJAKSANAAN KREDIT, PADA PERUSAHAAN PEKEUAT AIAT PE MADAM API P.T. X.

  Adapun penjelasan dari judul tersebut adalah seba gai berikut :

  • Kasalah,adalah sesuatu hal yang harus dipecahkan, karenanya merupakan suatu keharusan untuk dicari- kan jalan keluarnya.
  • Meningkatkan, dapat diartikan : menaikan/memper - tinggi, atau menjadikan semakin besar.
  • Rentabilitas, adalah perbandingan antara laba de­ ngan aktiva atau modal yang dipergunakan untuk - menghasilkan laba tersebut, yang diukur dalam per iode tertentu. Dalam skripsi ini yang penulis mak sudkan adalah Rentabilitas Ekonomis, yaitu perban

  6 dingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan- laba tersebut, yang diukur dalam periode tertentu

  • Perusahaan, yaitu suatu bentuk badan usaha yang - merapunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
  • Melalui, dapat diartikan: melewati/menempuh, da - lam hal ini dapat diartikan; jalan yang ditem
  • Kebijaksanaan, dapat diartikan dengan pimpinan - dan cara bertindak.
  • Kredit/Penjualan kredit, ialah suatu cara penju - alan barang/jasa, kepada langganan/pe'mbeli, yang dilakukan dengan ada perbedaan waktu antara saat penyerahan barang dengan penerimaan pembayaran da ri penyerahan barang tersebut.
  • Perusahaan Pembuat Alat Pemadam Api, P,T. X, ada lah nama badan usaha yang membuat se;]enis alat pe madam api merek X.

  Adapun penjelasan secara jnenyeluruh dari judul skripsi ini adalah, bahwa untuk meningkatkan Rentabilitas Ekono - nomis suatu perusahaan, dalam arti mencapai suatu prosen- tase yang menguntungkan dari laba usaha bila dibandingkan aktiva/modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba - usaha tersebut, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pi- antaranya ialah: melaksanakan kebijaksanaan penjualan se-

  7 cara kredit. Akan tetapi bila kebijaksanaan penjualan se­ cara kredit yang dilakukan perusahaan tidak dilaksanakan sesuai dengan menejemen piutang yang baik, dalam arti pe­ rusahaan tidak membuat syarat kredit yang menguntungkan, memberikan kredit kepada pelanggan yang kurang tepat, ti­ dak memonitor piutang-piutang yang telah terjadi akibat penjualan kredit tersebut, dan tidak membuat anggaran pe- ngumpulan piutangnya, maka akan'"merupakan masalah yang men jadikan piutang perusahaan semakin menumpuk dan sulit un­ tuk ditagih, dan pada gilirannya nanti rentabilitas ekono mis perusahaan akan semakin turun.

  3. Alasan Pemilihan Judul Judul ini penulis pilih berdasarkan pengamatan pa da perusahaan, bahwa masalah rentabilitas merupakan masa lah yang penting akan tetapi sering diabaikan. Merupakan suatu hal yang menarik umtuk mengetahui secara lebih men- dalam tentang masalah penerapan penjualan secara kredit - dan pengaruhnya terhadap rentabilitas perusahaan, baik se cara teoritis, maupun secara praktis. Penulis beranggapan bahwa rentabilitas merupakan masalah yang penting bagi pe rusahaan, bahkan dapat dikatakan lebih penting dari pada masalah laba. Karana pencapaian laba yang besar belum ten tu merupakan ukuran dan menjadi jaminan bahwa perusahaan telah bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat diketa a

  hui dengan membandingkan laba yang diperoleh, dengan keka yaan/aktiva yang dipergunakan untuk menghasilkan laba ter sebut, atau dengan kata lain dengan menghitung rentabili­ tas ekonomisnya. Dengan demikian maka yang harus diperha- tikan oleh perusahaan ialah bukan saja bagaimana usahanya untuk dapat memperbesar laba, tetapi penting pula diperha tikan usaha-usaha untuk meningkatkan rentabilitas ekono - misnya.

  4. Tujuan Penyusunan Tujuan penyusunan skripsi ini dimaksudks.n untuk - mengetahui sejauh mana kebijaksanaan penjualan kredit yang telah diterapkan oleh perusahaan, dan pengaruhnya - terhadap rentabilitas ekonomis perusahaan.

  Fenulis mencoba untuk membandingkan kebijaksanaan yang telah ditempuh oleh perusahaan ini dengan teori-teo- ri yang terdapat dalam ilmu pembelanjaan dan dari materi- materi kuliah yang telah penulis terima, sehingga diketa- hui bila ada penyimpangan-penyimpangan didalam melaksana- ka.n kebi jaksanaan penjualan kredit tersebut. SelanjAtnya akan penulis bahas dan coba untuk memecahkannya berda.sar- kan teori-teori yang telah ada agar dapat dipergunakan o- leh fihak perusahaan untuk mengambil langkah seperlunya - untuk mengurangi kesulitan yang selama ini dihadapi.

  9

  5. Sistematika Skripsi Pembahasan didalam skripsi ini mempunyai sistema- tika sebagai berikut :

  • Kata Pengantar - Daftar Isi - Daftar Tabel - Daftar Gambar - Daftar Dampiran - Bab I : Pendahuluan

  10 Bab I. Pendahuluan.

  Didalam bab ini diuraikan tentang pandangan urnum, penjelasan judul, alasan pemilihan judul, tujuan penyusunan, sistematika skripsi, serta metodolo- gi, yang mencakup: permasalahan, hipotesa kerja, scope analisa, serta prosedur pengumpulan dan pe ngolaban data.

  Bab II. Pengertian Teoritis Dari Rentabilitas Ban Piu - tang Bab ini terdiri dari tiga sub - bab sebagai ber- ikut : 1. Dasar-Dasar Pengertian Rentabilitas

  Sub-bab ini terdiri dari lima sub-sub bab, yaitu 1.1. Difinisi Rentabilitas.

  Diuraikan tentang difinisi dan peng­ ertian rentabilitas menurut beberapa orang penulis.

  1.2. Arti Pentingnya Rentabilitas.

  Diuraikan tentang arti pentinpnya penggunaan rentabilitas sebagai cara untuk menilai efisiensi penggunaan dana.

  1.3. Jenis Rentabilitas.

  Diuraikan tentang jenis rentabilitas serta diberikan penjelasan tentang -

  11 perbedaan dalam cara mengukurnya.

  1.4. Hubungan Berbagai Factor Yang Mempenga- ruhi Earning Power.

  Diberikan gambaran tentang hubungan ber bagai factor yang mempengaruhi earning- power.

  1.5. Cara-Cara Untuk Memperbesar Earning Po­ wer .

  Diuraikan tentang beberapa cara yang da pat digunakan untuk memperbesar earning power yang berkaitan dengan keadaan yang dihadapi perusahaan.

  2. Dasar-Dasar Pengertian Piutang Sub bab ini terdiri dari enam sub-sub bab, yaitu 2.1. Difinisi Piutang.

  Diuraikan tentang difinisi piutang menu rut beberapa orang penulis.

  2.2. Jenis Piutang.

  Diuraikan tentang jenis piutang seperti yang nampak dalam neraca.

  2.3. Factor-Factor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Investasi Dalam Piutang.

  Diuraikan tentang factor-factor yang da pat menjadi penyebab besarnya investasi dalam piutang.

  2.4. Biaya-Eiaya Ysng Perlu Diperhatikan Da.-

  12 lam Kenjalankan Kebijaksanaan Penjualan Kredit. Diuraikan tentang biaya-biaya yang timbul dalam menjalankan kebijaksanaan penjualan kredit .

  2.5. Resiko-Resiko Yang Timbul Akibat Dilaksa- nakannya Kebijaksanaan Penjualan Kredit.

  Diuraikan tentang resiko yang timbul bila perusahaan melaksanakan penjualan kredit.

  2.6. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Da'- lam Melaksanakan Kebijaksanaan Penjualan Kredit. Diuraikan tentang pengaruh pemberian dan penambahan syarat kredit terhadap biaya dan besarnya pendapatan, serta ^ertimban£ an yang perlu diperhatikan dalam mengubah syarat kredit.

  3. Hubungan Antara Rentabilitas Ekonomis Deng­ an Piutang.

  Sub bab ini terdiri dari satu sub-sub bab.

  3.1. Kengurangi Resiko likuiditas Piutanp Seba gai Cara Untuk Meningkatkan Rentabilitas- Ekonomis♦

  Diuraikan tentang cara-cara untuk nemper- kecil resiko likuiditas piutang, karena cara ini dapat untuk meningkatkan rentabi litas ekonomis perusahaan.

  13 Bab III. Pelaksanaan Kebijaksana.an Kredit Ban Pengaruh - nya Terhadap Rentabilitas perusahaan, Pada Per­ usahaan Pem'buat Alat Pemadam Api P.T. X. Bidala.m babini akan diuraikan tentang gambaran urnum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, pe rubahan dan perkembangan usaha, keadaan perusa­ haan saat ini, serta pelaksanaan kebijaksanaan kredit yang telah diterapkan perusahaan, dan pe ngaruhnya terhadap rentabilitas perusahaan.

  Bab

  IV. Analisa Terhadap Pelaksanaan Kebijaksa.naan Kre­ dit Yang'Ditempuh Perusahaan Ban Pengaruhnya/ Akibatnya Terhadap Rentabilitasnya.

  Bidalam bab ini dilakukan analisa terhadap pelak sanaan kebijaksanaan kredit perusahaan dan penga ruhnya terhadap rentabilitas(ekonorcjs) perusaha- an.Analisa terhadap rentabilitas(ekonomis) per - usahaa.n dan faktor-iaktor yang menjadi penyebab turunnya rentabilitas(ekonomis)perusa.haa,n, serta analisa terhadap likuiditas piutang perusahaan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan rente bilitas(ekonomis) perusahaan.

  Bab V. Kesimpulan Ban Saran. Bab ini terdiri dari : 1. Kesimpulan

  2. Saran Seb&gai penutup dari penulisan skripsi ini, penu

  14 lis akan memberikan kesimpulan berdasarkan bab-bab yang men dahuluinya, dsn dari kesimpulan ini. akan diberikan saran, - dengan harapan dapat dipakai oleh fihak perusahaan untuk me ngurangi kesulitan yang dihadapi selama ini. Baftar Kepustakaan.

  . Ketodologi.

  6 6,1. Permasalahan.

  Perusahaan Pembuat Alat Pemadam Api P.T. X,meru- pakan salah satu perusahaan penghasil alat pemadam api me rek X. Sejak tahun 1978, perusahaan telah menerapkan ke- bijaksanaan penjualan kredit yang baru dalam menjual pro­ duknya. Yaitu sebelum tahun 1978, diterapkan kebijaksanaan penjualan kredit dengan jangks waktu pembayaran selama ti- ga puluh hari,maka mulai tahun 1978, ditempuh suatu kebi - jaksanaan baru dalam penjualan produknya, yaitu dengan mem berikan kelonggar?,n dalam waktu pembayaran menjadi enam pu luh hari. Kebijaksanaan ini ditempuh berdasarkan kebiasaan membayar para langganan, dan dengan alasan untuk memperta- hankan langganan lama, serta dalam usaha untuk memperbesar volume penjualan produknya, yaitu dengan cara mencari pe - langgan baru, dalam arti pelanggan yang belufti pernah meng- gunakan alat pemadam api merek X, atau para pemakai alat pemadam api merek lain. Tujuan untuk meningkatkan volume penjualan ternyata berhasil.

  15 Akan tetapi karena kebijaksanaan penjualan kredit

  yang dilaksanakan ini tidak sesuai dengan azas menejemen - piutang yang baik, maka bukan saja saldo piutangnya yang semakin bertambah dari tahun ketahun, tetapi rentabilitas perusahaan juga semakin turun,

  6.2 Hipotesa Kerja Berpangkal dari permasalahan yang dihadapi persa- haan tersebut, maka penulis mengajukan hipotesa sebagai be rikut : Apabila perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan kreditnya berdasarkan menejemen piutang yang baik, dalam arti bahwa :

  Perusahaan telah membuat syarat kredit yang mengun tungkan, memberikan kredit kepada langganan yang tepat, memonitor piutang-piutang yang telah diberi kan kepada langganan dan kebiasaan membayar para langganan, serta melakukan penagihan-penagihan se­ bagai tindak lanjut dari pengutnpulan piutangnya, maka selain volume penjualan produknya yang sema - kin naik, rentabilitas perusahaarpun juga akan se­ makin meningkat.

  6.3. Scope Analisa Pembahasan dalam scope analisa ini penulis batasi sampai sejauh mana upaya yang telah dilakukan perusahaan

  16 dalam .meningkatkan rentabilitasnya, melalui kebijaksanaan kredit yang telah diterapkan selama ini.

  6.4. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data Pengumpulan data untuk keperluan penyusunan skri£ si ini dilakukan dengan cara melakukan peninjauan pendahu luan kepada Perusahaan Pembuat Alat Pemadam Api P.T. X,- mengadakan wawancara dengan fihak yang berv/enang dalam pe rusahaan untuk mengetahui permasalahan yang ada,- kemudian dilakukan survey kepustakaan untuk melengkapi data guna keperluan analisa teoritis,memisahkan data, dengan hanya mengambil d^ta yang relevan, dilanjutkan dengan melengkapi kekurangan data, baik data dari perusahaan maupun data ke­ pustakaan. Data tersebut dikumpulkan dan dilakukan analisa untuk menyusun konsep skripsi, dan pada akhirnya dilakukan penyajian skripsi.

  PENGERTIAH TEORITIS DARI RENTABILITAS DAN PIUTANG B A E' II

  1. Dasar-Dasar Pengertian Rentabilitas Sejak perusahaan mulai melakukan kegiatan usaha - nya, maka sejak itu pula perusahaan berusaha untuk menca pai apa yang menjadi tujuannya. Dan untuk mencapai apa - yajig menjadi tujuannya tersebut perusahaan tidak segan - segan untuk melakukan pengorbanan. Pengorbanan itu dapat berupa : pembelian aktiva tetap, penyediaan alat-alat - dan fasilitas produksi, penyediaan bahan bakuf menggaji karyawan, termasuk juga melakukan investasi dalam piu - tang. Semua pengorbanan ini tentunya diharapkan dapat - memberikan pendapatan yang menguntungkan bagi perusaha - an.

  Untuk mengetahui seberapa besar pendapatan terse­ but dibandingkan dengan pengorbanan yang telah dilaku - kan, maka perlu dilakukan pengukuran, agar dengan demiki an dapatlah diketahui bahwa pendapatan yang dihasilkan - memang dilakukan dengan pengorbanan yang menguntungkan, dalam arti dapat dipertanggung jawabkan secara ekonomis.

  Dan sebagai alat pengukur yang dapat dipergunakan untuk menilai be sarnya pendapatan dibanding dengan besarnya p^e ngorbanan yang telah dilakukan untuk menghasilkan penda­ patan tersebut dalam hal ini penulis ketengahkan sebagai

  Rentabilitas.

  

17

  1b 1.1, Difinisi Rentabilitas

  Kenurut Bambang Riyanto dalam bukunya : Dasar-Dssar Pembelanjaan Perusahaan dijelaskan sebagai berikut :

  "Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perban - dingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain ren­ tabilitas a.dalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu"

  1 Dengan penjelasan ini dapatlah diterangkan bahwa yang di-

  perlukan untuk mengukur rentabilitas haruslah ada sejumlah aktiva modal, dimana modal tersebut digunakan untuk mengha silkan laba/pendapatan selsuua. periode tertentu. Sedangkan cara mengukurnya ialah dengan membandingkan pendapatan yang diperoleh dari penggunaan modal, dengan besarnya mo­ dal yang dipergunakan untuk menghasilkan pendapatan tcrse- but dalam suatu periode tertentu. Alex.S Kitisemito dalam bukunya Pembelanjaan Perusahaan - memberikan penjelasan tentang rentabilitas sebagai beri - kut :

  "Yang disebut rentabilitas adalah kemampuan suatu - perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibanding kan dengan modal yang dipergunakan dan dinyatakan dalam prosentase ( % ) n

  2 Jadi dengan demikian tidak selalu suatu perusahaan yang -

  "^Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelan.jaan Perusa - hsan, Edisi Revisi, Yayasan Badan Penerbit Gajah Kada, - 1577. halaman. 27.

2 Alex S. Nitisemito, Pembelan.jaan Perusahaan,Ghalia Indonesia, 1976, halaman. 45.

  19

  mempunyai keuntungan lebih tinggi secare otomatie depat - menyebabkan tingkat rentabilitasnya menjadi tinggi pula.

  Hal ini &kan tergemtung dari besarnya modal yang dipergu- nakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.

  1,2. Arti Fentingnya Rentabilitas.

  Karens tingkat rentabilitas mencerminks.n kemampuan modal peruse.ha.an untuk menghasilkan keuntungan, maka de - ngan demikian tingkat rentabilitas yang tinggi dapat meru pakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula dalam opera- si perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, Arti pentin£ nya. rentabilitas ini diterangkan oleh Ba.mbang Kiyanto da­ lam bukunya. Dasar-Dasar Pembelan;jaan Perusahaan sebagai - berikut :

  "Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas ada'iah lebih penting dari pada masalah laba, kare na laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan efisi- en. Efisiensi baru dapat diketahui dengan memban- dingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau de - ngan kata lain ialah menghitung rentabilitasnya. Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan ialah tidak hanya bagaimana usahanya - untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Berhubung dengan itu maka bagi perusahaan pada - umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mendapat - kan titik rentabilitas yang maximal dari pada la­ ba yang maximal”

3 Bambang Riyanto, op cit, halaman. 29

  20 1.3. Jenis Rentabilitas.

  Cara menilai rentabilitas suatu perusahaan dapat bermacara-macam, hal ini sangat tergantung dari faktor yang mempengaruhi besarnya rentabilitas tersebut yaitu : laba/pendapatan yang dihasilkan dan aktiva/modal yang di- gunakan untuk menghasilkan pendapatan tersebut.

  Seperti diketahui bahwa baik pendapatan maupun mo­ dal perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapa­ tan tersebut dapat terjadi dan berasal dari : pendapatan dari hasil operasi perusahaan atau dari hesil non operasi perusahaan, pendapatan sesudah atau sebelum pajak. Sedans kan modalpun dapat berasal dari penggunaan modal sendiri atau modal sendiri plus modal dari luar perusahaan. -iaka

  1

  dengan demikian dapat dijumpai pengukuran yang bermacam - macam terhadap besarnya rentabilitas. Namun secara umuir. rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu : 1.3.1. Rentabilitas Ekonomis.

  1.3*2. Rentabilitas Modal Sendiri.

  1.3.1. Rentabilitas Ekonomis. lalah perbandingan antsra laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk aenghasil kan laba tersebut yang diukur dalam periode tertentu.

  1.3.2. Rentabilitas Modal Sendiri.

  21 Ialah perbandingan antar? jumlah laba yang terse -

  dia bagi pemilik modal sendiri di satu fihak dengan jum - lah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain fihak yang diukur dalam periode tertentu. Contoh yang menjelaskan perbedaan antara Rentabilitas Eko nomis dengan Rentabilitas Modal Sendiri adalah sebagai be rikut :

  Sebuah perusahaan pembuat alat-alat rumah tangga - bekerjja dengan modal sendiri sebesar....Rp. 600.,000,- dan dengan bantuan modal luar .......... Rp. 500.000,- jumlah modal seluruhnya .......... Rp,1.100.000,- dari seluruh jumlah modal tersebut diinvestasikan dalam - surat-surat berharga .......... Rp. 100.000,-

  1

  jadi jurclah modal yang dioperasikan ..... Hp. . . ,-

  1 000 000

  pendapatan dari surat-surat berharga=10% . Rp. 10.000,- keuntungan dari hasil operasi perusahaan . Rp. 200.000,- bunga pinjaman modal luar = 10^ ........ Rp. 50.000,- pajak perusahaan .......... Rp. 60.000,-

  Perhitungan Rentabilitas Ekonomis Rentabilitas Eko»o„is . menghasilkan pendapatan

  • . . e 20^

  200 000 . . 1000 000

  Perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri

  22 Rentabilitas Kodal Sendiri

  pendapatan dari hasil operasi - (bunga modal _____________________ a.sing + pa.jak pendapatan) modal sendiri v u u r m r = 90.000. i cm/

  = 18%

  Penulis tidak membedakan mana ysJig lebih penting dari ke- dua perhitungan tersebut diatas (Rentabilitas Ekonomis ms upun Rentabilitas Modal Sendiri) tetapi menurut penulis - karena :

  • pajak yang dibebankan kepada perusahaan besar/ke cilnya tergantung dari pendapatan yang dicapai,
  • dan pengukuran efisiensi perusahaan mestinya ha- rus secara keseluruhan, tidak terbatas pada mo - dal sendiri seja karena dalam kenyataan modal - yang dipergunakan perusahaan sering bukan banya berasal dari modalnya sendiri tetapi dengan ban- tuan modal asing/luar.

  Maka dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pe - nilaian berdasarkan Rentabilitas Ekonomis* dimana di

  

dal am literatur Anglosax sering disebut sebagai Earning -

Power.

  Bambang Riyanto dalam bukunya Basar-Basar Pembelanjaan P_e rusahaan menjelaskan pendapat Howard and Upton dalam buku nya yang berjudul : Introduction to Business finance bah-

  wa,

  23 "Earning Power is the ability of given investment to earn return from its use" 4

  Sedangkan R W Johnson dalam bukunya Financial Management menjelaskan bahwa, "Earning Power is ratio of net operating income to the net operating assets"

  5 Dari kedua pendapat tersebut jelaslah bahwa yang dimaksud

  dengan Earning Power tidak lain ialah Rentabilitas Ekono­ mis .

  1.4. Hubungan Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Earning - Power.

  R VJ Johnson dalam bukunya Financial Management mem berikan gambaran hubungan berbagai faktor yang mempengaru hi Earning Power sebagai berikut : ^Bambang Riyanto, op clt, halaman. 29.

  5 Robert W. Johnson, Financial Management, Fourt - Edition, Allyn and Bacon, Inc., Boston, I974,halamaji.37. \

  24 GAKBAR 1 RELATIONSHIP OF FACTORS AFFECTING EARNING POWER

  Sales Cost of Goods Sold. Minus Net•Opera­ ting Income Plus

  Selling Operating Divided By Expenses Expenses

  Net•Opera­ ting Kargin Plus „ Sales*

  Adainistrative Earning Multiplyed Power. By.

  • Sales Cash Plus Working Divided By Turn Over Capital Accounts .

  1 Receivable Operating Plus Plus Assets Inventories

  Fixed Assets

  Sumber : Robert W. Johnson, Financial Management, Fourt Edition, Allyn and Bacon, Inc., Boston, halaman 40.

  25 Bari gambar tersebut dapatlah'dibaca bahwa : Earning I-’ower = Met Operating Kargin x Turn Over, sedang- kan Net Operating Margin *= Jncome ^an

  S &I s 0ver “ 5pera"'tTng~Asset s' denSan demikia« rake Earning Fo w _ Ket Operating Income ____ Sales____

  Sales Operating Assets ^et Op Income Operating Assets

  Bari sini dapatlah diketahui bahwa ada tiga. faktor pen - ting yang mempengaruhi Ket Operating Kargin dan Turn Over yaitu : - Sales ; Ket Operating Income; dan Operating Assets.

  Sedangkan yang dimaksud dengan Sales, Ket Operating Inco­ me dan Operating Assets ini dijelaskan oleh K V/ Johnson - sebagai berikut :

  "Sales : it would be preferable to use net sales - rather than gross sales, which would normally in­ clude some returns and allowance"

  6

  "Operating Assets : these are all the assets (net- of allowance for bad debts, depreciaton, and so - on) used in the operation of business to produce- the normal operating income"

  7

  ^Robert W. Johnson, loc cit

7 Ibid, halaman. 37.

  26 "Net Operating Income : this includes all net inco me "before taxes produces by operating asset's and- excludes any items of non operating income, such as rental income from leased property, and non o- perating expenses such as interest payment. In o- ther words, the operating assets produce a stream of known as operating income, and the non opera - ting assets produce a stream of income known as - non operating income"

  8 Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh H V/ Johnson

  dan gambar

  1

  yang menjelaskan hubungan berbagai faktor - yang mempengaruhi Earning Power, dapatlah kemudian dicari jalan bagaimana usaha yang harus dilakukan untuk memperbe sar Earning Power.

  Karena seperti diketahui bahwa Earning Power merupakan - pencerminan efisiensi dari pada penggunaan dana untuk men capai pendapatan. Maka dengan Earning Power yang semakin- tinggi akan dicapai efisiensi yang tinggi pula.

  1.5* Cara-Cara Untuk Memperbesar Earning Power.

  1 .

  5

  . Mengusahaka.n kenaikan net sales lebih besar dari pada kenaikan operating expenses.

  • 1

  1 .

  5

  . Mengusahakan penurunan sales dengan harapan hal ini disertai dengan turunnya operating expenses yang jauh Icoih besar. 1.5*3* Mengusahakan kenaikan net sales yang jauh - lebih tinggi dari pada kenaikan operating - assets. 1.5*4. Menurunkan net sales dengan harapan opera - ting assets dapat diturunkan lebih banyak.

  • 2

  V,'. Johnson, op clt, halaman 37

  27

  1.5.5. Kengusphakan kenaik*n profit margin dan se- kalip,us menaikkan turn over of operating - assets. Dari kelirr.a carp yang dapat dilakukan untuk memperbesar - Earning Power tersebut diatas, sengaja penulis hanya mem- bahas dua cara saja yaitu cara : . . . dan cara . . .

  1

  5

  1

  1

  5

  3 Hal ini penulis lakukan karena cara yang penulis pilih -

  tersebut mempunyai kaitan dengan cara-cara yang ditempuh oleh perusahaan untuk memperbesar Earning Powernya, seper ti yang akan diuraikan dalam bab tiga.

  1.5.1. Ca.ra Memperbesar Earning Power Dengan Kengusaha.kan Kengikkan Ket Sales Lebih Besar Dari Pada Kenaikan Operating Expenses, Kenaikkan net sales dapat dicapai dengan dua cara yaitu :

  • menaikkan tingkat harga dengan menjual pada volu me penjualan tetap, dan
  • memperbesar volume penjualan dalam unit, dan de­ ngan menjual pada tingkat harga tetap.

  Sebagai ilustrasi dari penerapan cara diatas akan diberi­ kan contoh sebagai berikut : sebuah beroperasi dengan modal sendiri sebesar-

  Rp. 5.000.000,- tambahan modal dari luar .......... . Rp. 2.000*000,- jumlah seluruh modal .................. Rp. 7*000.000,-

  28 modal yang diinvestasikan dalam surat berharga. laba kotor tiap bulan . keuntungan diluar usaha modal usaha

  Rp. 1.000.000,- Rp. 6.000.000,- Rp. 500,000,- Rp. 75.000,- laba kotor perusahaan sendiri tiap bulan. Rp. 425.000,- jumlah biaya usaha selama satu hulan (tidak termasuk he - ban bunga tetap dan pajak perseroan) .... Rp. 175.000,- laba bersih perusahaan sebelum pajak dan beban bunga tiap jadi Earning Power atau Rentabilitas Ekonomisnya »

  Apabila perusahaan menginginkan kenaikan laba kotor dari usaha pokoknya yang dicapai dengan meningkatkan penjualan nya menjadi Rp. 650.000,- tiap bulan, dan kenaikan opera­ ting expensesnya dipertahankan sampai batas Rp. 250.000,- tiap bulan, maka Earning Powernya menjadi :

  Dari penerapan cara diatas^ terdapat dua variabel yang ha- rus diperhatikan yaitu :

  Rp. 250.000,- 650.000. - 250.000

  6 . ft oTooo.

  x

  100 %

  = 6,7

  %

  • Penjualan yang harus ditingkatkan sehingga laba kotor hasil usaha juga dapat ditingkatkan.
  • Operating expenses ditekan sedemikian rupa se hingga prosentase kenaikannya jangan sampai sama bulan menjadi

  29 dengan prosentase kenaikan laba kotor hasil usa- ha. Nampaknya meningkatkan penjualan dengan mena.ikkan harga - jual per unit sulit untuk dilaksanakan oleh perusahaan ka rena banyaknya saingan, disamping juga harus memperhati - kan nilai guna barang yang dijual serta days, beli konsu - men.

  Sedangkan cara untuk meningkatkan penjualan pada - harga tetap ini dapat dicapai oleh perusahaan bila diser- tai dengan peningkatan eXisiensi.‘Dimana eXisiensi terse­ but harus dikaitkan dengan pengeluaran operating expenses yang dilakukan perusahaan. Perusahaan harus mampu mengen- dalikan operating expensesnya sedemikian rupa sehingga da pat dipastikan bahwa operating expenses yang telah dike - luarkan dapat digunakan untuk mencapai tingkat eXisiensi- yang tinggi yang menjamin bahwa :

  • Bagian penjualan telah melaksanakan kegiatan pe­ masaran yang intensiX dan terarah
  • Bagian administrasi telah melakukan tugasnya de­ ngan baik.

  Kamun ada asumsi yang tidak boleh dilupakan, yaitu pada - saat dilakukan peningkatan eXisiensi, kapasitas produksi perusahaan harus belum digunakan seluruhnya, Sehingga ti­ dak perlu dilakukan penambahan me sin untuk mencapai ting­ kat kapasitas produksi tertentu apabila ada peningkatan

  30 dalam penjualan.

  Bila karena adanya peningkatan dalam unit penjualan harus disertai dengan penambahan kapasitas mesin (mesin baru), maka dapatlah diduga bahwa pada tahsip awal dari pada pen£ gunaan mesin tersebut tentu perusahaan tidak akan dapat - bekerja dengan efisien, dan pembahasan dalam teori ini - menjadi kurang relevan.

  1.5.3. Cara Memperbesar Earning Power Dengan Jalan Mengu- sahakan Kenaikan Net Sales .Yang Jauh Lebih fi‘inggi Dari Pada Kenaikan Operating Assets.

  Seperti yang terlihat pada gambar 1 di halaman

  24

  operating assets terdiri dari : fixed assets + working ca pital .sedangkan working capital sendiri terdiri dari : cash + accounts receivable + inventories. Karena Earning Power = x ‘

  = (turn over) x (net op margin) Dengan asuksi bahwa net operating margin adalah tetap, ma ka untuk memperbesar Earning Power, yang dapat dilakukan- ialah meningkatkan/memperbesar turn over,

  Dalam hal ini dapat dilakukan dengan memperkecil -

  ■1

  operating assets. Dan oleh karena sebagaian dari pada ope rating assets ini berupa accounts receivable, maka dalam

  • uraian ini cara yang dilakukan untuk memperbesar turn ver ini dilakukan dengan memperkecil accounts receivable. Dalam kenyataan dapat dilakukan dengan usaha untuk meng -

  31 hindari tertumpuknya danc. dalam accounts receivable* Seberapa besar pengaruh turunnya accounts receiva­ ble tersebut terhadap turn over, akan sangat tergantung - dari besarnya/porsi accounts receivable tersebut didalam operating asset dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mem- perkecilnya.

  ? * Pasar-Dasar Pengertian Piutang; Dengan semakin banyak tumbuhnya perusahaan-perusa- hsan baru, serta adanya perluasari kapasitas produksi dari perusahaan yang telah ada., maka persaingan diantara peru- sahaan-perusahsan yang memprodusir barang sejenis eulit - untuk dihindarkan, Hal ini tampak pula pada pemasaran pro duk alat peraadam api.

  Berbagai - cara digunakan dengan tujuan untuk menin£ kat volume penjualan baik dalam rupiah maupun dalam unit- yang terjual, seperti : melaksanakan kegiatan promosi yang intensif, mengadakan demonstrasi, pameran dan seba - gainya, tak terkecuali melakukan penjualan secara kredit.

  Nampaknya. cara menjual produk dengan kredit ini ba nyak menjadi pilihan perusahaan, karena terbukti cukup - berhasil untuk meningkatkan volume penjualan produkriya.

  Kebijaksanaan penjualan kredit adalah suatu kebi -

  i

  jaksanaan dalam penjualan barang, dimana pembeli merierima penyerahan barang oleh penjual, sedangkan pembayarannya -

  32 dilakukan dikemudian hari dalam waktu yang telah disepaka ti oleh kedua belab fihul:. Dengan adanya penjualan kredit ini maka timbullah piutang bagi perusahaan/penjuel yang - memberi kredit tersebut.

  2.1. Difinisi Piutang.

  Drs. S . Kunawir dalam bukunya Analisa Laporan Keu- angan menjelaskan bahwa : "Piutang dagang adalah tagihan kepada fihak lain -

  (kepada debitur atau langganan) sebagai akibat - adanya penjualan barang d&gangan secara kredit"

  9 Pada dasarnya piutang dapat timbul tidak hanya karena pen

  jualan barang dagangan secara kredit, tetapi dapat juga - timbul karena hal-hal lain, misalnya piutang kepada pega- wai, piutang karena penjualan aktiva tetap secara kredit, piutang karena adanya penjualan saham secara angsuran, atau adanya uang muka untuk pembelian atau kontrak kerja- lainnya.

  Tetapi seperti apa yang sud.ah dijelaskan oleh Drs. S ♦ Kunawir diatas tentang piutang, maka dalam uraian ini- penulie ha.nya akan membahas piutang dagang saja, yang da­ lam literatur disebut sebagai recivebles, seperti yang -

  . dikatakan oleh IK Brandt bahwa : . Kunawir, Analisa. Laporan Keuanflan, Liberty, Yogyakarta., 1979* halaman 14.

  33 "Receivables are current assets arising from cre­ dit sales"

10 Juga dalam hal ini L K. Brandt membatasi piutang- piutang tersebut hanya kepada piutang dagang saja.

  Lebih lanjut dijelaskan juga oleh Drs. Indriyo, didalam- bukunya Menejemen Keuangan bahwa : "Piutang adalah merupakan aktiva atau kekayaan p£ rusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksa nakannya politik penjualan kredit. Politik penju alan kredit ini merupakan politik yang biasa di­ lakukan dalam dunia. bisnis, untuk merangsang mi- nat para langganan, Jadi politik ini sengaja di­ lakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar - hasil penjualannya"

11 Maka dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa piutang-

  yang dimaksudkan harus berasal dari penjualan barang da- gangan perusahaan kepada pembeli secara kredit, yang me­ rupakan usaha pokok perusahaan/penjual.

  2.2. Jenis-Jenis Piutang.

  Dalam neraca yang disajikan untuk maksud-maksud - laporan keuangan, sering dijumpai bahwa ada dua jenis pi utang atau receivables yaitu : Accounts Receivable dan - Notes Receivable.

  10 ' Louis K Brandt, Analysis for Financial Manage - ment, Prentice- Hall.Inc., Englewood-Cliffs, New Jersey,

  1572, halaman

  201 .

  j

  11

  Indriyo, Managemen Keuangan, Unit Penerbit Aka- demi Keuangan Dan Bisnis {AKBy,_Yogyakarta, 1980, hala - man 45.

  34 Dalam 'bukunya Financial Management and Policy, van Horne menyebutkan bahwa :

  "Accounts Receivable represent the extension of - open account credit by one firm to other and indi viduals"

  12

  ‘ Jadi menurut pendapat van Horne ini, accounts receivable mewekili kredit dagang atau kredit penjual yang diberikan oleh suatu. perusahaan kepada perusahaan lain atau kepada- individu sebagai akibat adanya transaksi jual beli dianta ra mereka. Pendapat ini diperjelas lag! didalam Dictiona­ ry fo;r Accounting yang menyebutkan bahva :

  "Accounts Receivable is aclaim againts adebtor ge­ nerally on open account, its application usually- limited to uncollected amounts of completed sale of goods and services, distinguishedfrom deposits and other items not arising out of everyday tran­ sactions" 13

  Demikianlah, jadi piutang dagang yang dimaksud adalah me- rupakan suatu tagihan akibat diberikannya kredit oleh pen jual kepada pembeli yang tergadi dari kegiatan/transaksi- dagang perusahaan sehari-hari yang harus dipisahkan de - ngan tagihan yang lain.

  12James Van Horne, Financial Management And Policy,

  Fith Edition, Prentice-Ball InternationalV Inc, London,

  1980 , halaman 422.

  1

  ^ Eric I Kohler, A Dictionary For Accountans, Fith

  Edition, Frentice-Hall Inc , KngTewood ftew YorK, halaman

  15 .

  35 Sedangkan yang dimaksud dengan Notes Receivable - ialah : merupakan piutang yang berupa VJesel Tagifc, yang - berasal dari penjualan barang dagangan perusahaan. Kotes-

  Receivable ini merupakan bukti tertulis pengakuan berhu- tang dari debitur, dan merupakan hak deri krediturnya un­ tuk menagih sejumlah uang tertentu kepada debiturnya pada suatu jangka waktu yang telah ditentukan.

  Bagi pembeli/langganen yang menyelesaikan tra.nsak- sinya dengan Notes Receivable, akan mcn.jadi petunjuk umum bahwa pembeli secara.finansiil tidak sekuat langganan la- in yang membeli barang dagangan atas dasar open account.

  Berdasarkan penjelasan diatas dapatlah dikstakan - bahwa baik Account*' Receivable maupun Notes Receivable - adalah merupakan piutang-piutang dagang yang berasal dari penjualan barang-barang dagangan perusahaan, dan dalam ne raca digolongkan kedalam Current Assets.

  2.3. Faktor-Faktor Yang Kempengaruhi Besar Kecilnya Inves ta.si Dalam Piutang.

  Bambang Riyanto didalam bukunya : Dasar-Dasar Pem- ■ belanjaan Perusahaan menjelaskan, bahwa fa.ktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang- adalah : -

  "2.3.1. Volume penjualan kredit 2.3.2. syarat pembayaran penjualan kredit

  2.3.3. ketentuan tentang pembatasan kredit 2-3.4. kebijaksanaan dalam r.engumpulkan piutang 2.3.5. kebiacsaan men.bp.yar para langganan"

  14 2.3.1. Volume Penjualan Kredit.

  Dengan sernakin besarnya proporsi penjualan krecit dari keseluruhan volume penjualan yang dilakukan peruss- haan akan memperbesar jumlsh investasi dalam piutang, 2.3.2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit.

  Syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembaya ran ketat berarti bahwa perusahaan lebih. mengutamakar. ke selamatan kreditnya dari pada pertimbangan profitability!

  2.3.3. Ketentuan Tentang lembstasan Kredit.

  Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetap­ kan batas maximal atau plafond bagi kredit yang diberi - kan kepada para langganannya. Kakin tinggi plafond yang- ditetapkan bagi masing-masing langganan, berarti makin - besar pula dana yang harus diinvestasikan dalam piutang. Demikian pula ketentuan mengenai siapa yang dapat diberi kan kredit. Kakin selektif memilih langganan yang dapat-

  Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Peru­ sahaan, Edisi Revisi, Yayasan Bsdan Penerbit Gajah Kada, Iogyakarta, 1977, halaman 76.

  31

  diberikan kredit akan memperkecil jumlah investasi dalarn- piutang. Dengan demikian maka pembatasan kredit disini - bersifat kuantits.tif dan kualitatif.

  2.3.4. Kebijaksanaan Dalam Kengumpulkan Piutang.

  Perusahaan dapat menjslankan kebijaksanaan pengum- pulari piutang dengan cara aktif dan pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif akan mempunyai pengeluaran yang lebih besar untuk- membiayai aktivitas pengumpulan piutangnya dibancingkan - perusahaan lain yang menjalankan kebijaksa'naan pengumpul- an piutang secara pasif.

  2.3.5* Kebiasaan Membayar Para Langganan.

  Kebiasaaii membayar para langganan ini sangat ter- gantung dari' syarat kredit yang diberikan perusahaan.

  Apabila sye.rat kredit tersebut mengandung tawaran dis count, berarti akan menarik untuk pembayaran yang diperce pat,dan banyak langganan yang mengambil discount ini, ber arti akan semakin banyak piutang perusahaan yang berubah- menjadi uang kas, sebaliknya apabila banyak langganan yang membayar pada akhir periode kredit maka akan semakin banyak dana perusahaan yang tertanam dalam piutang.

  2.4. Biaya*Biaya Yang Perlu Diperhatikan Dalam Plenjalan - kan Kebijaksanaan Kredit.

  38 Dengan tertanamnya sebagian dana perusahaan dalam-. piutang akibat melaksanakan kebijaksanaan penjualan kre­ dit, maka perlu diperhitungkan adanya biaya-biaya yang - berhubungan dengan penggunaan dana tersebut. Sametz, da - lam bukunya : Financial Management and Analytical Appro - ach menyebutkan, biaya-biaya tersebut sebagai :

  "2.4.1. Carrying cost (biaya pengadaan)

  2.4.2. Routine collection cost (biaya penagihan - rutin)

  2.4.3. Past due collection cost (biaya penagihan- lewat waktu)"

  15 2.4.1. Carrying Cost (Biaya Pengadaan).

  Dengan dilaksanakannya kebijaksanaan penjualan kre dit maka perusahaan telah melakukan investasi dari sebagi an dananya kedalam piutang untuk suatu jangka waktu ter - tentu, yaitu jangka waktu sampai piutang tersebut jatuh - tempo. Apabila dana tersebut terlalu lama terikat dalam - piutang, berarti perusahaan tidak dapat menggunakan dana- itu untuk diinvestasikan kedalam usaha lain yang mungkin dapat memberikan pendapatan yang lebih menguntungkan, Ja- di^ perusahaan telah kehilangan kesempatan untuk mengguna­ kan dana tersebut bagi usaha-usaha lain yang mungkin da - pat menghasilkan pendapatan yang lebih menguntungkan, ka­ rena tertanamnya dana perusahaan dalam piutang.

  IS Robert Linsay and Arnold V.’ Sametz, ffinancial-

  Kanagement and Analytical Approach, Richard I) Irwin.Inc, Homewood Illinois, Reviced Eaition, 1967 f halaman 108.