HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0 – 6 BULAN SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT DI POSYANDU MERPATI 1, 2 DAN 3 DI KELURAHAN JATIMURNI, KECAMATAN PONDOK MELATI, BEKASI

Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(1); Januari 2015

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI
USIA 0 – 6 BULAN SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT DI POSYANDU
MERPATI 1, 2 DAN 3 DI KELURAHAN JATIMURNI,
KECAMATAN PONDOK MELATI, BEKASI
Debora Priskila1, Vitalis Ramun1
1

Program Studi D3 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin
Alamat korespondensi:
Prodi D3 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin, Jln. Raya Pondok Gede No. 23 – 25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550.
Telp: 08999826173, email: debora_priskila@ymail.com

ABSTRAK
Persentase menyusui eksklusif semakin menurun dengan meningkatnya kelompok usia bayi. Pada bayi yang berusia 5
bulan menyusui eksklusif hanya 15,3%, menyusui predominan 1,5% dan menyusui parsial 83,2%. Tujuan penelitian
ini untuk membuktikan hubungan pola pemberian ASI dengan status gizi bayi usia 0 – 6 bulan di Posyandu Merpati 1,
2 dan 3 di Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Bekasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu
yang menyusui dan bayi usia 0 – 6 bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dan wawancara
yang dilakukan kepada ibu menyusui.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan p
value masing – masing yaitu untuk tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu mengenai ASI dengan p value = 0,191,
tingkat pendidikan dengan sikap gizi ibu mengenai ASI dengan p value = 0,283, usia bayi dengan pola pemberian ASI
dengan p value = 0,120, pengetahuan ibu mengenai dengan pola pemberian ASI dengan p value 1,000, sikap gizi ibu
mengenai ASI dengan pola pemberian ASI dengan p value = 1,000, status pekerjaan ibu dengan pola pemberian ASI
dengan p value = 0,382, paritas dengan pola pemberian ASI dengan p value = 0,139, pola pemberian ASI dengan
status gizi bayi dengan p value = 1,000.
Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Karakteristik Bayi, Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu, Status Pekerjaan, Paritas,
Pola Pemberian ASI, Status Gizi Bayi.
PENDAHULUAN
Pola pemberian makanan pada bayi yang baik dan
benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir
sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui
anak sampai umur 24 bulan. ASI merupakan makanan
bayi yang terbaik dan setiap bayi berhak mendapatkan
ASI. Cakupan ASI nasional adalah 80% (Departemen
Kesehatan RI, 2010).
Kecenderungan cakupan pemberian ASI eksklusif 0
– 6 bulan dan bayi yang menyusui sampai 6 bulan hasil
Susenas 2004 – 2012 dari tahun ke tahun cakupan

pemberian ASI eksklusif 0 – 6 bulan selalu lebih tinggi
dibandingkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan. Sementara
itu, berdasarkan laporan dinas kesehatan provinsi tahun
2013, sebaran cakupan pemberian ASI eksklusif pada
bayi 0 – 6 bulan sebesar 54,3%. Pemberian ASI eksklusif
untuk bayi yang berusia 29 tahun yang berjumlah 19 orang dengan
persentase 61,3%, sedangkan ibu dengan usia 20-29
tahun berjumlah 12 orang dengan persentase 38,7%. Dari
31 ibu yang menyusui, sebagian besar telah berusia >29
tahun yang menurut yang mana secara psikologis
seseorang pada usia tersebut sudah memiliki kepribadian
yang matang atau dewasa (Cerdasari, 2012).
2. Distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu.
Gambar 2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu

Berdasarkan grafik di atas sebagian besar tingkat
pendidikan ibu adalah SMA (menengah) yang berjumlah
20 orang dengan persentase 64,5%, ibu dengan tingkat
pendidikan SMA (tinggi) berjumlah 5 orang dengan

persentase 16,1%.
Dari 31 orang ibu yang menyusui sebanyak 20
orang dengan tingkat pendidikan SMA (menengah)
bekerja sebagai ibu rumah tangga, 6 orang dengan tingkat
pendidikan SMA (tinggi) sebanyak 4 orang bekerja sebagai
pegawai swasta/pegawai negeri, dan hanya 1 orang yang
bekerja sebagai ibu rumah tangga.

3. Distribusi frekuensi usia bayi 0 – 6 bulan.
Gambar 3
Distribusi Frekuensi Usia Bayi 0 – 6 Bulan

Berdasarkan grafik diatas sebagian besar bayi
berusia 1 – 3 bulan, yaitu sebanyak 18 orang dengan
persentase 58,1%, sedangkan bayi yang berusia 4 – 6
bulan berjumlah 13 orang dengan persentase 41,9%.
Dari 18 bayi yang berusia 1 – 3 bulan, 10 orang
berjenis kelamin laki – laki, dan 8 orang berjenis kelamin
perempuan. Dari 13 bayi yang berusia 4 – 6 bulan, 7
orang berjenis kelamin laki – laki dan 6 orang berjenis

kelamin perempuan.
4. Distribusi frekuensi jenis kelamin bayi usia 0 – 6
bulan.
Gambar 4
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Bayi Usia 0 –
6 Bulan

Berdasarkan grafik diatas sebagian besar jenis
kelamin bayi adalah laki – laki yaitu sebanyak 17 orang
dengan persentase sebesar 54,8%, sedangkan perempuan
sebanyak 14 orang dengan persentase sebesar 45,2%.
Dari 17 bayi dengan jenis kelamin laki – laki, 10 orang
dengan usia antara 1 – 3 bulan, dan 7 orang dengan usia
antara 4 – 6 bulan. Dari 14 bayi dengan jenis kelamin
perempuan, 8 orang dengan usia antara 1 – 3 bulan, dan 6
orang dengan usia antara 4 – 6 bulan.
5. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu.
Berdasarkan grafik dibawah sebagian besar ibu
memiliki pengetahuan yang baik mengenai ASI yaitu 21
orang dengan persentase sebesar 67,7%, sedangkan ibu

14

Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(1); Januari 2015
yang memiliki pengetahuan yang kurang mengenai ASI
sebanyak 10 orang dengan persentase sebesar 32,3%.
Dari 31 orang ibu sebanyak 10 orang memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai ASI, namun dari 10
orang tersebut tidak semua berpendidikan SMA (tinggi), dari 4 orang ibu yang

8. Distribusi frekuensi paritas.
Paritas merupakan jumlah anak yang pernah
dilahirkan hidup, yaitu kondisi yang menggambarkan
kelahiran sekelompok atau beberapa kelompok wanitas
selama masa reporoduksi.
Gambar 8
Distribusi Frekuensi Paritas

Berdasarkan grafik diatas sebagian besar paritas
ibu adalah ≥2 yang berjumlah 19 orang dengan
persentase sebesar 61,3%, sedangkan paritas ibu