PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI NUKLIR TERAPAN – BANDUNG
PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI NUKLIR TERAPAN – BANDUNG
Sedarmayanti
Guru Besar Universitas Dr. Soetomo Surabaya/Dosen Luar Biasa STIA-LAN e-mail: sedarmayanti@yahoo.co.id
Ertis Lita Elianie
Pegawai di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan – Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTNT-BATAN) Bandung e-mail: ertislita@gmail.com
Abstrak
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan – Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTNT-BATAN) Bandung merupakan salah satu Satuan Kerja di BATAN, wajib menyelenggarakan penatausahaan barang persediaan, sebagai pelaksana penyelenggaraan tugas dan fungsi BATAN. Dalam rangka menjamin tertib penggunaan, pengguna barang harus melakukan penatausahaan barang persediaan meliputi: pembukuan, inventarisasi dan pelaporan atas semua barang persediaan yang diperoleh BATAN dan/atau satuan kerja di BATAN untuk ditetapkan status penggunaannya.
Masalah dalam penelitian ini adalah bahwa kondisi saat ini penatausahaan barang persediaan di PSTNT-BATAN Bandung masih kurang optimal, sehingga mengakibatkan penatausahaan barang persediaan masih belum efektif. Dimensi dan indikator dalam penelitian ini adalah:
1. Kompetensi, terdiri dari: a. Pengetahuan, b. Keterampilan, c. Sikap.
2. Efektivitas, terdiri dari: a. Ketetapan waktu, b. Kualitas Kerja, c. Kualitas kerja. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Jumlah responden dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sebanyak 148 orang, namun mengingat jumlah populasi cukup besar, maka penulis mengambil sampel berjumlah
60 responden, dan untuk teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Sedangkan untuk teknik pengolahan data, penulis menggunakan pentransformasian data ordinal ke interval kemudian melalukan uji validitas serta reliabilitas, menganalisis secara deskriptif, dan melakukan uji signifikan dengan uji t. Hasil analisis pengaruh kompetensi pegawai terhadap efektivitas penatausahaan barang persediaan di PSTNT-BATAN Bandung, menunjukkan bahwa kondisi kompetensi pegawai di PSTNT-BATAN Bandung yang ditinjau dari pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) adalah sudah cukup baik. Sedangkan hasil dari analisis efektivitas penatausahaan barang persediaan ditinjau dari ketepatan waktu, kuantitas kerja dan kualitas kerja menunjukkan hasil yang cukup baik.
Saran penulis mengenai kompetensi pegawai adalah perlu terus ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan, workshop, coaching atau hal lain yang sifatnya merupakan peningkatan pengetahuan berkaitan dengan penatausahaan barang persediaan, sedangkan untuk efektivitas penatauasahaan barang persediaan harus ditingkatkan dalam ketepatan waktu pelaporan sehingga dalam pelaporan penatausahaan barang persediaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Kata Kunci: Kompetensi, penatausahaan, inventarisasi.
Influence of Employees' Competence on Stockpile Administering Effectiveness at Bandung Center for Applied Nuclear Science and Technology
Abstract
The Bandung Center for Applied Nuclear Science and Technology (PSTNT-BATAN) as one among other work units at the National Nuclear Energy Agency, has the responsibility to conduct stockpile administering. For the sake of orderliness, the users should administer the use of BATAN’s stockpiles comprising the bookkeeping, inventory, and report to get the utilization identification.
Jurnal
Volume XII | Nomor 2 | Agustus 2015
Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Penatausahaan Barang Persediaan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - Bandung
} Sedarmayanti dan Ertis Lita Elianie
The problem identification in this research was that the stockpile administering at the PSTNT-BATAN was not optimal. The dimensions and indicators to be researched embraced: 1. Competence: a. Knowledge, b. Skills, c. Attitudes. 2. Effectiveness: a. Timeliness, b. Quality of work, c. Quantity of work.
In this resesarch, the writer employed a descriptive, quantitative method. The population consisted of 148 people and the samples were composed of 60 respondents. The data were collected through questionnaires and interviews. After tested for their validity and reliability, they were analyzed by transforming ordinal data into interval ones and by using t test. The results showed that the employees’ competence (knowledge, skills and attitudes) were within the category ‘good enough’. The stockpile administering effectiveness (timeliness, quality of work, and quantity of work) was also rated within the category ‘good enough’.
The researcher recommends that the employees’ competence should be improved through trainings, workshops, coachings, or other kinds of human resource development programs concerning stockpile administering. Meanwhile, the stockpile administering effectiveness ought to be improved in term of the timeliness in the utilization report.
Keyword: Competence, administering, inventory
A. PENDAHULUAN
penatausahaan barang persediaan pada suatu instansi pemerintah merupakan suatu hal
Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan atau organisasi dalam
yang sangat penting, bahkan tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa efisien dan efektifnya
mengelola, mengatur dan memanfaatkan pegawai agar pegawai lebih produktif untuk
suatu instansi pemerintah dapat dilihat dari bagaimana tatakelola barang persediaanya.
mencapai tujuan bersama. Pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai sejak
Sejalan dengan itu maka penatausahaan barang perekrutan, penyeleksian, pengklasifikasian, persediaan dalam suatu instansi pemerintah
penempatan dan pengembangan pegawai. harus mendapat perhatian yang sungguh- sungguh dari semua pihak terkait dalam
Mengelola sumber daya manusia secara profesional, diharapkan mampu menciptakan
instansi tersebut.
Satuan Kerja Pusat Sains dan Teknologi pegawai yang dapat bekerja secara produktif.
Dalam kegiatan atau aktivitas berorganisasi, Nuklir Terapan – Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTNT–BATAN) Bandung
manajemen sumber daya manusia mempunyai tujuan dan aktivitas yang dilakukan sehari-hari
sebagai salah satu Satuan Kerja di BATAN, wajib menyelenggarakan penatausahaan
guna menunjang tercapainya tujuan organisasi. Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah
barang persediaan meliputi: pembukuan, untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi inventarisasi dan pelaporan. Sebagai pelaksana
organisasi dalam mencapai tujuan, sedangkan penyelenggaraan tugas dan fungsi BATAN dan/atau satuan kerja di BATAN, dalam
aktivitas manajemen sumber daya manusia secara umum adalah tindakan-tindakan yang
rangka menjamin tertib penggunaan, pengguna barang harus melaporkan kepada pengelola
diambil untuk membentuk satuan kerja yang efektif dalam suatu organisasi. Aktivitas tersebut
barang atas semua persediaan yang diperoleh BATAN dan/atau satuan kerja di BATAN
meliputi persiapan dan penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan
untuk ditetapkan status penggunaannya. Tujuan penatausahaan barang persediaan
SDM. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang sangat pesat memacu
adalah menyediakan informasi akurat dan tepat waktu tentang persediaan dan mengamankan
manusia untuk berpikir secara rasional. Manusia diberi kemampuan untuk berpikir
transaksi persediaan melalui pencatatan, pemrosesan dan pelaporan transaksi keuangan
secara rasional dengan akal pikirannya, mampu belajar, merancang dan membangun ilmu
yang konsisten.
Berdasarkan Undang-Undang (UU) pengetahuan dan teknologi untuk kelancaran
suatu aktivitas pekerjaan dalam organisasi. Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 42 menyatakan:
Suatu organisasi akan sulit mencapai tujuan yang telah ditetapkan, apabila tidak didukung
1. Menteri Keuangan mengatur pengelolaan Barang Milik Negara.
oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan berkembangnya ilmu 2. Menteri/Pimpinan Lembaga adalah Peng- guna Barang bagi kementerian negara/
pengetahuan dan teknologi maka dalam lembaga yang dipimpinnya.
Jurnal Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Volume XII | Nomor 2 | Agustus 2015
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Penatausahaan Barang Persediaan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - Bandung
} Sedarmayanti dan Ertis Lita Elianie
3. Kepala kantor dalam lingkungan Menurut PSAP05 (Pernyataan Standar kementerian negara/lembaga adalah
Akuntansi Pemerintah No. 05) Lampiran VII Kuasa Pengguna Barang dalam lingkungan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia kantor yang bersangkutan.
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Akuntansi Selanjutnya dalam UU nomor 1 tahun 2004
Persediaan, disebutkan bahwa persediaan menyatakan:
mencakup barang atau perlengkapan yang
1. Pasal 44 menyatakan: Pengguna Barang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya dan/atau Kuasa Pengguna Barang
barang habis pakai seperti: alat tulis kantor, wajib mengelola dan menatausahakan
barang tak habis pakai seperti: komponen barang milik negara yang berada dalam
peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai penguasaannya dengan sebaik-baiknya.
seperti: komponen bekas.
2. Pasal 51 ayat (2) menyatakan: Menteri/ Penatausahaan barang persediaan meliputi pembukuan, inventarisasi dan
Pimpinan Lembaga/Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna
pelaporan persediaan dimaksudkan agar semua barang persediaan yang berada dalam
Anggaran, menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang
penguasaan pengguna barang dan yang berada dalam pengelolaan pengelola barang tercatat
dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja yang berada dalam
dengan baik. Untuk mengetahui jumlah dan nilai serta kondisi barang persediaan yang
tanggung jawabnya. sebenarnya, yang berada dalam penguasaan Barang Milik Negara (BMN) merupakan
pengguna barang dan agar semua data dan bagian dari aset pemerintah yang berwujud.
informasi mengenai barang persediaan dapat Barang Milik Negara dapat dikelompokkan
disajikan dan disampaikan kepada pihak yang menjadi aset lancar dan aset tetap. Aset lancar
berkepentingan dengan akurat sebagai bahan adalah aset yang diharapkan untuk segera
penyusunan neraca pemerintah pusat. direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk
Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak
kemampuan sumber daya manusia terampil tanggal pelaporan. BMN yang masuk dalam
sebagai penatausaha barang persediaan, agar kategori aset lancar adalah persediaan.
dalam penatausahaannya efektif dan efisien. Aset pemerintah adalah sumber daya
Untuk mendapatkan SDM yang terampil maka ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
dibutuhkan adanya pendidikan dan pelatihan, pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa
karena melalui pendidikan dan pelatihan akan lalu dan darimana manfaat ekonomi dan/
diperoleh SDM yang mampu melaksanakan atau sosial di masa depan diharapkan dapat
pekerjaan sesuai tugas dan fungsinya, yaitu diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
terampil serta mempunyai sikap dan perilaku masyarakat, serta dapat diukur dengan satuan
yang baik. Pentingnya penatausahaan barang uang.
persediaan dan usaha meningkatkan efisiensi Sesuai Peraturan Direktur Jenderal
memanfaatkan sarana dan aset negara yang Perbendaharaan Nomor: PER-40/PB/2006,
berbentuk barang tidak bergerak, maka usaha tentang Pedoman Akuntansi Persediaan, bahwa
untuk meningkatkan ketertiban administrasi Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk
penatausahaan barang persediaan perlu barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
didukung oleh sumber daya manusia yang untuk mendukung kegiatan operasional
memiliki pengetahuan, skill yang tinggi, pemerintah, dan barang-barang yang sehingga dalam melaksanakan tugas dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan
terjadi kesalahan.
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Demikian juga pegawai di PSTNT– Tujuan penyusunan pedoman penata-
BATAN Bandung dalam melaksanakan usahaan barang persediaan adalah memberi
tugasnya, dituntut memiliki profesionalisme petunjuk kepada organisasi yang terkait
tinggi untuk mendukung pelaksanaan dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
pekerjaan penatausahaan barang persediaan. persediaan agar organisasi memiliki persepsi
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka sama sehingga tercapai keseragaman dalam
perlu ada pembinaan secara intensif guna penatausahaan barang persediaan.
meningkatkan efektivitas penatausahaan
Jurnal
Volume XII | Nomor 2 | Agustus 2015
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Penatausahaan Barang Persediaan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - Bandung
} Sedarmayanti dan Ertis Lita Elianie
barang persediaan. Upaya dalam meningkatkan Selanjutnya Stoner (1992:8), mengemuka kompetensi pegawai PSTNT-BATAN kan bahwa: “Management is the process of Bandung dimulai dengan mengidentifikasi
planning, organizing, leading and controlling the dan menginventarisasikan kekuatan dan
efforts of organization members and of using all kelemahan sumber daya manusia yang ada saat
other organizational resources to achieve stated ini, baik aspek kuantitas maupun kualitasnya.
organizational goals”. Pendapat tersebut diarti- Salah satu pola peningkatan kompetensi yang
kan bahwa manajemen merupakan suatu proses dilaksanakan PSTNT-BATAN Bandung adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan melalui pengembangan sumber daya manusia
dan pengawasan kegiatan para anggota dan teknis, agar pegawai mampu dan siap
organisasi serta penggunaan sumber daya yang menghadapi permasalahan dalam pelaksanaan
ada untuk mencapai tujuan organisasi yang kerja yang diembannya.
telah ditetapkan.
Terwujudnya prestasi kerja pegawai yang Koontz & O’Donnel (1992:3) mengemuka efektif merupakan suatu usaha kegiatan dalam
kan bahwa:
rangka terlaksananya kegiatan penatausahaan “Management is getting done things done barang persediaan, meliputi penyelesaian
through people bringing about this coordinating kerja secara tepat waktu, kuantitas kerja dan
of group activity the manager, as a manager plans, kualitas kerja sesuai dengan standar yang telah
organizer, staff, direct and control the activities other ditetapkan.
people”.
Kondisi penatausahaan barang persediaan Pendapat tersebut, diartikan bahwa: di PSTNT-BATAN Bandung saat ini masih
manajemen merupakan suatu usaha untuk kurang optimal, sehingga mengakibatkan
mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan penatausahaan barang persediaan masih belum
dari beberapa orang, kemudian pimpinan efektif, hal ini dapat dilihat dalam fenomena
mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas sebagai berikut:
atau kegiatan anggota organisasi, melalui
1. Tingkat pengetahuan pegawai dalam perencanaan, pengorganisasian, penempatan, melakukan penatausahaan barang per sediaan
pengarahan dan pengendalian untuk mencapai masih kurang, mengakibatkan penatausahaan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan barang persediaan kurang efektif dan efisien.
sebelumnya.
Hal ini mungkin disebabkan oleh latar
2. Sumber Daya Manusia
belakang pendidikan petugas penatausahaan barang persediaan di PSTNT-BATAN
Sumber Daya Manusia merupakan Bandung yang kurang sesuai.
kemampuan yang dimiliki setiap manusia.
2. Keterampilan pegawai dalam pelaksanaan Sumber Daya Manusia terdiri dari daya pikir kerja masih kurang optimal, hal ini di-
dan daya fisik, tegasnya kemampuan setiap indikasikan pegawai belum pernah
manusia ditentukan oleh daya pikir dan daya mengikuti pendidikan dan pelatihan
fisiknya.
penatausahaan barang persediaan. Menurut Hasibuan (2008:244): “Sumber daya
3. Target penyelesaian pekerjaan masih manusia adalah kemampuan terpadu dari daya belum sepenuhnya tercapai sesuai dengan
pikir dan daya fisik yang dimiliki individu”. Daya waktu yang telah ditentukan, antara lain
pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal dalam pembuatan laporan persediaan.
dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan)”.
Hadari Nawawi (Sajidiman, 2001:2) mengemukakan Sumber Daya Manusia adalah:
B. LANDASAN TEORI
1. Manajemen
1. Manusia yang bekerja dilingkungan suatu Pengertian manajemen menurut pendapat
organisasi (disebut juga personil, tenaga Hasibuan (2008:9), menyatakan manajemen
kerja, pekerja atau karyawan). adalah:
2 Potensi manusia sebagai penggerak “Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
3. Potensi yang merupakan aset dan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
berfungsi sebagai modal (non material/ tujuan tertentu”.
non finansial) di dalam organisasi bisnis, 254
Jurnal
Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Volume XII | Nomor 2 | Agustus 2015
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Penatausahaan Barang Persediaan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - Bandung
} Sedarmayanti dan Ertis Lita Elianie
yang dapat diwujudkan menjadi potensi directing and controlling, maintenance and nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam
separation of human resource to the end that mewujudkan eksistensi organisasi.
individual, organizational and societal objectives are
4. Manusia sebagai sumber daya bersifat accomplished” . Pendapat tersebut diartikan bahwa potensial/abstrak, tidak dapat diukur
Manajemen Personalia adalah perencanaan, dari jumlahnya. Potensi ini merupakan
pengorganisasian, pengarahan, dan proses dari hasil interaksi substansi
pengendalian dari pengadaan, pengembangan fisik dan psikis, berupa kemampuan
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,
mencipta, kemampuan mengkhayal, dan pemberhentian karyawan, dengan maksud kemampuan berpikir yang menghasilkan
terwujudnya tujuan perusahaan, individu dan gagasan, kreativitas, inisiatif, kemampuan
masyarakat.
memecahkan masalah, memprediksi, Lebih lanjut Suwatno (2001:5) menyatakan wawasan kemasa depan, keterampilan dan
bahwa manajemen sumber daya manusia adalah: keahlian, dan lain-lain.
“Proses kegiatan mengatur relasi sumber daya Berdasarkan pengertian di atas, Sumber
manusia dalam organisasi secara efektif dan Daya Manusia merupakan kapasitas yang
efisien agar tercapai tujuan organisasi, individu, dimiliki individu berupa keselarasan daya pikir
dan masyarakat”.
dan daya fisik. Sumber daya manusia menjadi Gomes (2003:2) mengemukakan unsur pertama dan utama dalam setiap aktivitas
manajemen sumber daya manusia adalah: “Suatu yang dilakukannya. Sumber daya manusia
gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur juga merupakan aset yang sangat menentukan
manusia sebagai sumber daya manusia yang dalam mencapai suatu tujuan dan keberhasilan
cukup potensial, yang perlu dikembangkan organisasi.
sedemikian rupa, sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi oganisasi dan
3. Manajemen Sumber Daya Manusia
bagi pengembangan dirinya”.
Dalam aktivitas organisasi, manusia Berdasarkan beberapa definisi tersebut,
sebagai penentu segala sesuatu dibidang dapat disimpulkan bahwa: manajemen pekerjaan, sekaligus sebagai perencana dan
sumber daya manusia merupakan suatu pelaku utama dalam keberhasilan organisasi
proses pengelolaan manusia (pegawai) sebagai tersebut. Sebagaimana yang diutarakan oleh
suatu sumber daya yang penting dalam suatu Mangkunegara (2007: 2) bahwa: “Manajemen
organisasi (perusahaan) yang dimulai dari Sumber Daya Manusia merupakan suatu
perekrutan, pengembangan, pemeliharaan, dan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasi-
pemutusan hubungan kerja ke arah tercapainya an, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
tujuan individu dan tujuan organisasi. Dengan pengadaan, pengembangan, pemberian balas
demikian manusia (pegawai) perlu dikelola jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan
agar menghasilkan sumber daya yang maksimal pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai
dalam membantu tercapainya tujuan organisasi. tujuan organisasi”.
4. Kompetensi
Noe dan Premeaux (2000:28) mengemuka- kan: “Human resource management is the
Moeheriono (2012:6) mengemukakan utilization of the firm’s human resources to achieve
bahwa: “Kompetensi adalah karakteristik organization’s goals”. Pernyataan tersebut dapat
dasar yang terdiri: pengetahuan (knowledge), diartikan bahwa Manajemen Sumber Daya
keterampilan (skill) dan sikap (attitude) Manusia adalah pendayagunaan Sumber Daya
sebagai alat penentu untuk memprediksikan Manusia untuk mencapai tujuan organisasi.
keberhasilan kerja seseorang pada suatu posisi Sedangkan Hasibuan (2008:10), ber
tertentu”.
pendapat bahwa: “Manajemen Sumber Daya Sedangkan Spencer (dalam Moeheriono, Manusia adalah ilmu dan seni mengatur
2012:6) mengemukakan bahwa: ”Kompetensi hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan efisien membantu terwujudnya tujuan
berkaitan dengan efektivitas kinerja individu perusahaan, karyawan dan masyarakat”.
dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar Flippo (Sajidiman, 2005:4) menyatakan:
individu yang memiliki hubungan kausal atau “Personnel management is the planning, organizing,
sebagai sebab akibat dengan kriteria yang
Jurnal
Volume XII | Nomor 2 | Agustus 2015
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Penatausahaan Barang Persediaan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - Bandung
} Sedarmayanti dan Ertis Lita Elianie
dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima Selanjutnya Toha (1998:116) menjelaskan atau superior di tempat kerja atau pada situasi
pengertian kemampuan kerja sebagai berikut: tertentu”.
“Kemampuan kerja merupakan salah Berdasarkan dari definisi kompetensi
satu unsur dalam kematangan yang berkaitan tersebut, mengandung beberapa makna di
dengan pengetahuan dan keterampilan yang dalamnya sebagai berikut:
diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan
a. Karakteristik
characteristic), kompetensi adalah bagian Berdasarkan beberapa pendapat, dapat dari kepribadian yang mendalam dan
disimpulkan bahwa pada dasarnya kemampuan melekat pada seseorang serta mempunyai
sudah ada dan dimiliki oleh setiap orang. perilaku yang dapat diprediksi pada
Kemudian melalui upaya dan cara yang tepat berbagai keadaan tugas pekerjaan.
kemampuan dapat dikembangkan, diantaranya
b. Hubungan kausal (causally related), melalui pendidikan dan pelatihan sehingga berarti kompetensi dapat menyebabkan
terbentuk suatu kompetensi yang efektif yang atau digunakan untuk memprediksikan
sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan kinerja seseorang, artinya jika mempunyai
organisasi.
kompetensi yang tinggi maka akan Armstrong (1996:189) memberikan definisi
mempunyai kinerja tinggi pula (sebab akibat).
kompetensi sebagai berikut:
c. Kriteria (criterian referenced), yang dijadikan “Competence is a wide concept which sebagai acuan, bahwa kompetensi secara
embodies the ability to transfer skill and knowledge nyata akan memprediksikan seseorang
to new situations within the occupational area. In dapat bekerja dengan baik, harus terukur
encompasses organization and planning of work, dan spesifik atau terstandar.
innovation and coying with non routine activities. It
Menurut Echols dan Hassan (1995:132): includes those qualities of personal effectiveness that “Kompetensi merupakan terjemahan dari are required in the workplace to deal with co-workers
managerd and customers”.
bahasa Inggris “Competence” yang berarti: Dari pengertian tersebut menunjukkan
kecakapan, kemampuan, dan kompetensi. bahwa kompetensi tidak hanya pada Dengan demikian dapat diartikan sebagai kemampuan”. Pendapat tersebut menyatakan kemampuan bekerja yang didasarkan pada
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh bahwa kemampuan merupakan modal bagi dari pendidikan dan pelatihan, tetapi juga pegawai untuk berbuat banyak bagi organisasi. hubungan kerja yang harmonis antara sesama Dimana kemampuan terbagi atas kecakapan,
rekan kerja.
ketangkasan, dan keterampilan, namun Menurut Harris dan DeSimone (1994: 64): demikian kemampuan saja tidak cukup untuk “Skills are similar to abilities, but differ in mendukung pegawai menyelesaikan pekerjaan that they combine abilities with capabilities that sepenuhnya, melainkan juga harus didukung are developed as a result of training and experience, oleh dedikasi tinggi. skills are often categorized as psychomotor activities, Sedangkan dalam Keputusan Kepala whereas abilities tend to be more cognitive, and Badan Kepegawaian Negara Nomor: 43/ skills are typically measured in terms of the ease and KEP/2001 tentang Standar Kompetensi Jabatan precision evident in the performance of some task”. Struktural Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa: ”Kompetensi adalah kemampuan dan Berdasarkan pengertian tersebut,
menunjukkan bahwa keterampilan mirip karakteristik yang dimiliki oleh seseorang
dengan kemampuan, namun berbeda dalam pegawai negeri sipil berupa pengetahuan, yang menggabungkan kemampuan dengan keahlian dan sikap/perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya”. kemampuan yang dikembangkan sebagai hasil
dari pelatihan dan pengalaman, keterampilan Selanjutnya menurut PP No. 31 Tahun
sering dikategorikan sebagai kegiatan 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional: “Kompetensi kerja adalah kemampuan psikomotor, sedangkan kemampuan cenderung
lebih kognitif, dan keterampilan biasanya kerja setiap individu yang mencakup aspek diukur dari segi kemudahan dan presisi jelas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”. dalam kinerja beberapa tugas.
Jurnal Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Volume XII | Nomor 2 | Agustus 2015
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Penatausahaan Barang Persediaan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - Bandung
} Sedarmayanti dan Ertis Lita Elianie
d. Job role environment skills , yaitu keterampilan digunakan dan diimplementasikan di dalam
Definisi kompetensi yang relevan dapat
untuk bekerja sama serta memelihara organisasi menurut Anntoniete D. Lucia
kenyamanan lingkungan kerja. dan Richard Lapsinger (dalam Christine
e. Transfer skills, keterampilan untuk Manopo, 2011: 12) adalah: “Model kompetensi
beradaptasi dengan lingkungan kerja baru. menggambarkan kombinasi perilaku antara
pengetahuan, keterampilan, dengan karakteristik yang diperlukan untuk menunjukkan perannya
b. Indikator Kompetensi
dalam organisasi secara efektif dan kinerja yang Kompetensi menurut Green (1999:5) yaitu: sesuai di dalam organisasi”.
“An individual competency is different from Pengertian lain kompetensi menurut
organizational competencies, capabilities, values, Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2002
and priorities”. Dijelaskan bahwa kompetensi perubahan atas PP No. 100 Tahun 2000 tentang
individu berbeda dengan kompetensi, Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam
kapabilitas, nilai dan prioritas organisasi. Jabatan Struktural adalah:
Menurut Ruky (2006:103) elemen-elemen “Kemampuan dan karakteristik yang
kompetensi adalah sebagai berikut: dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan,
a. Motif (motif). Motif adalah sesuatu keterampilan, dan sikap perilaku yang
yang secara konsisten dipikirkan atau diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya,
dikehendaki oleh seseorang, selanjutnya sehingga PNS tersebut dapat melaksanakan
tugasnya secara professional, efektif dan efisien”. akan mengarahkan, membimbing, dan memilih suatu perilaku tertentu terhadap
Bertolak dari beberapa pengertian tersebut, sejumlah aksi atau tujuan. dapat disimpulkan bahwa pengetahuan,
b. Karakteristik pribadi (traits). Karakter keterampilan dan sikap perilaku seseorang pribadi adalah karakteristik fisik atau pegawai adalah merupakan faktor yang sangat respons yang dilakukan secara konsisten penting dalam penentuan kompetensinya terhadap suatu situasi atau informasi. untuk menduduki jabatan tertentu. Tanpa
c. Konsep diri (self concept). Konsep diri mempertimbangkan faktor-faktor tersebut,
pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya adalah perangkat sikap, sistem nilai atau citra diri yang dimiliki seseorang.
tidak akan dapat berhasil dengan baik sebagaimana yang diharapkan.
d. Pengetahuan (knowledge). Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang
a. Dimensi Kompetensi
terhadap suatu area spesifik tertentu. Untuk mengukur kompetensi seorang
e. Keterampilan (skill). Keterampilan pegawai, dapat dilihat dari pengetahuan,
adalah kemampuan untuk mengerjakan keterampilan dan sikap yang ditunjukkan
serangkaian tugas fisik atau mental oleh pegawai yang bersangkutan melalui
tertentu
perilakunya. Lima dimensi kompetensi yang harus
5. Efektivitas
dimiliki oleh semua individu, terutama untuk
a. Pengertian Efektivitas
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya pada suatu organisasi, yaitu sebagai berikut:
Pada umumnya efektivitas sering dihubungkan
dengan
efisiensi dalam
a. Task skills , yaitu keterampilan untuk pencapaian tujuan organisasi. Padahal suatu
melaksanakan tugas-tugas rutin sesuai tujuan atau sasaran yang telah tercapai sesuai dengan standar di tempat kerja.
dengan rencana dapat dikatakan efektif, tetapi
b. Task management skills , yaitu keterampilan belum tentu efisien. Walaupun terjadi suatu untuk mengelola serangkaian tugas yang
peningkatan efektivitas dalam suatu organisasi berbeda yang muncul dalam pekerjaan.
maka belum tentu itu efisien. Jelasnya, jika
c. Contingency management skills, yaitu sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai keterampilan mengambil tindakan yang
dengan yang direncanakan sebelumnya dapat cepat dan tepat bila timbul suatu masalah
dikatakan efektif. Jadi bila suatu pekerjaan itu dalam pekerjaan.
tidak selesai sesuai waktu yang telah ditentukan, maka dapat dikatakan tidak efektif. Efektivitas
Jurnal
Volume XII | Nomor 2 | Agustus 2015
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Penatausahaan Barang Persediaan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - Bandung
} Sedarmayanti dan Ertis Lita Elianie
merupakan gambaran tingkat keberhasilan Tingkat efektivitas juga dapat diukur atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang
dengan membandingkan antara rencana yang telah ditetapkan dan adanya keterkaitan antara
telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah nilainilai yang bervariasi. Hal tersebut juga
diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil sejalan dengan pendapat yang dikemukakan
pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul
tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja
tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka mengenai pengertian efektivitas yaitu:
hal itu dikatakan tidak efektif. “Efektivitas berkaitan dengan pencapaian
Efektivitas juga merupakan pengukuran unjuk kerja yang maksimal dalam arti pencapaian
dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan target yang berkaitan dengan tepat waktu,
yang telah ditentukan sebelumnya, merupakan kuantitas dan kualitas” (Sedarmayanti, 2009:97).
sebuah pengukuran dimana suatu target Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna.
telah tercapai sesuai dengan apa yang telah Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat
direncanakan. Adapun ukuran efektivitas untuk dari efektif adalah efektivitas.
suatu organisasi atau lembaga dapat dilihat
Pengertian efektivitas menurut dari beberapa kriteria: a. Ketepatan Waktu, b. Handayaningrat (1996:16) adalah sebagai
Kuantitas Kerja, c. Kualitas Kerja berikut:
dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya” Pendapat
C. METODE
Handayaningrat mengartikan efektivitas sebagai Metode penelitian adalah pembahasan suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang
mengenai konsep teoritik berbagai metoda, telah direncanakan sebelumnya secara matang.
kelebihan dan kelemahannya, yang dalam Menurut Sumaryadi (2005:105) efektivitas
karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan adalah: “Tingkat pencapaian tujuan/sasaran
metoda yang digunakan (Sedarmayanti, 2002: organisasi sesuai dengan yang ditetapkan,
25). Selain itu metode penelitian juga dapat seberapa baik pekerjaan yang dilakukan,
mempermudah dalam menganalisis faktor- sejauhmana seseorang menghasilkan keluaran
faktor yang berhubungan dengan pokok sesuai dengan yang diharapkan”.
permasalahan, sehingga akan diperoleh suatu Pendapat Sumaryadi mengartikan apabila
gambaran atau jawaban yang objektif. sesuatu pekerjaan dapat dilakukan dengan
Menurut Sugiyono (2013:18): metode baik sesuai dengan yang direncanakan, dapat
penelitian merupakan “cara ilmiah untuk dikatakan efektif tanpa memperhatikan waktu,
mendapatkan data dengan tujuan dan tenaga dan yang lain.
kegunaan tertentu, valid dan reliabel dengan Menurut Ulber Silalahi (2011:416)
tujuan agar dapat ditemukan, dibuktikan efektivitas adalah: “Kemampuan untuk memilih
dan dikembangkan suatu pengetahuan, tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran yang tepat
sehingga dapat digunakan untuk memahami, dalam mencapainya”. Efektivitas menunjuk
memecahkan dan mengantisipasi masalah”. pada keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran
Penelitian ini menggunakan pendekatan organisasional, sehingga efektivitas digambarkan
kuantitatif. Menurut Sedarmayanti dan Hidayat sebagai satu ukuran sejauh mana sebuah
“Metode penelitian organisasi mewujudkan tujuan-tujuannya.
Syarifudin
kuantitatif adalah suatu penelitian/metode yang
b. Ukuran Efektivitas didasari oleh falsafah positivism yaitu ilmu yang
calid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati, Mengukur efektivitas organisasi bukan terukur, menggunakan logika matematika dan suatu hal yang sangat sederhana, karena membuat generalisasi atas rerata”. efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut Berdasarkan tujuan penelitiannya, pandang dan tergantung pada siapa yang penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi, menilai serta menginterpretasikannya. Bila yang menurut Silalahi (1997:5354) bermaksud dipandang dari sudut produktivitas, maka untuk menjelaskan tentang hubungan antara seorang manajer produksi memberikan dua atau lebih gejala atau variabel. Dan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas berdasarkan strategi pengumpulan data, dan kuantitas (output) barang dan jasa. penelitian ini adalah penelitian survei.
Jurnal
Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Volume XII | Nomor 2 | Agustus 2015
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Penatausahaan Barang Persediaan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - Bandung
} Sedarmayanti dan Ertis Lita Elianie
Kerlinger (dalam Sugiyono, 2013:34) responden yaitu pegawai di PSTNT- mengemukakan bahwa: “Penelitian survei
BATAN Bandung.
merupakan penelitian yang dilakukan pada
2) Wawancara
populasi besar maupun populasi kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel
Black dan Champion (2001: 308) yang diambil dari populasi tersebut, untuk
mengemukakan bahwa: “Wawancara menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi
adalah suatu kegiatan komunikasi dan hubungan-hubungan antar variabel
verbal dengan tujuan mendapatkan sosiologis maupun psikologis”.
informasi”. Dalam Penelitian ini, penulis Menurut Sedarmayanti dan Hidayat
menggunakan wawancara terstruktur Syarifudin (2002:33): “Penelitian survei adalah
dengan mewawancarai Kepala PSTNT- penelitian yang dilakukan pada populasi besar
BATAN Bandung.
maupun kecil, daya yang dipelajari diambil dari
b. Instrumen Penelitian
populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan Berdasarkan uraian mengenai teknik kejadian-kejadian relative, distribusi dan
pengumpulan data di atas, maka instrumen hubungan antar variabel, sosiologis maupun
yang digunakan dalam penelitian ini adalah psikologis”.
kuesioner dan wawancara.
a) Kuesioner: adalah suatu daftar yang ingin memahami suatu fenomena yang terjadi
Metode survei digunakan karena peneliti
berisikan rangkaian pertanyaan mengenai dalam organisasi dengan harapan penemuan
sesuatu masalah atau bidang yang akan penelitian dapat digunakan untuk menjelaskan
diteliti untuk memperoleh data. fenomena yang terjadi dalam organisasi tersebut
merupakan panduan (STIA LAN Bandung, 2007: 33). Selain itu
b) Wawancara:
pertanyaan secara tertulis yang akan dalam pengumpulan datanya pun diambil pada
diajukan pewawancara kepada orang waktu yang bersamaan dengan jumlah yang
yang akan diwawancarai. Fungsi dari cukup besar, seperti yang diungkapkan oleh
panduan wawancara adalah membantu Winarno Surakhmad (dalam Arikunto, 2002: 88)
pewawancara untuk bertanya pada ”bahwa pada umumnya survei merupakan cara
responden, agar diperoleh hasil yang sesuai mengumpulkan data dari sejumlah unit atau
dengan yang dibutuhkan dalam penelitian. individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan. Jumlahnya bisa cukup besar”.
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengumpulan Data
1. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Transformasi Data
a. Teknik Pengumpulan Data Untuk memudahkan perhitungan secara
matematis, maka skala yang dibutuhkan Teknik pengumpulan data yang penulis
minimal berskala interval. Pada penelitian ini pergunakan dalam penelitian ini adalah:
jumlah pilihan sebanyak 4. Jawaban skala 1-4 1)
Kuesioner/Angket tersebut pada proses analisis data dimasukkan pada jenis data ordinal. Untuk mengubah
Sugiono (2013:72) mengemukakan bahwa: “Kuesioner merupakan teknik skala ordinal ke skala interval maka perlu
ditransformasi terlebih dahulu. pengumpulan data yang dilakukan dengan
Metode yang digunakan untuk men- cara memberi seperangkat pertanyaan
transformasi skala ordinal ke skala interval atau pernyataan tertulis kepada responden
adalah Method of Successive Interval (MSI). untuk dijawabnya’. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila Tahapan menggunakan MSI menurut Setiawan
(2006: 33-34) adalah:
peneliti tahu dengan pasti variabel yang
Menentukan frekuensi setiap respon. akan diukur dan cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar
2) Menentukan proporsi setiap respon dengan di wilayah yang luas”. Pada penelitian ini,
membagi frekuensi dengan jumlah sampel. penulis menggunakan angket tertutup
3) Menjumlahkan proporsi secara berurutan sebagai teknik pengumpulan data. Angket
untuk setiap respon sehingga diperoleh ini nantinya akan diberikan kepada 60
proporsi kumulatif.
Volume XII | Nomor 2 | Agustus 2015
Jurnal
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Penatausahaan Barang Persediaan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - Bandung
} Sedarmayanti dan Ertis Lita Elianie
4) Menentukan nilai Z untuk masing-
masing proporsi kumulatif yang dianggap
1 r b menyebar mengikuti sebaran normal baku.
Keterangan:
5) Menghitung Scale Value (SV) untuk masing- ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen masing respon. SV i Mengubah Scale Value rb = Korelasi product moment antara belahan
(SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1)
pertama dan kedua
dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil
D. HASIL PENELITIAN
sehingga diperoleh Transformed Scale Value (TSV).
1. Gambaran Umum Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan – Badan
b. Uji Validitas
Tenaga Nuklir Nasional (PSTNT-
Validitas adalah suatu ukuran yang
BATAN) Bandung
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau Pusat Sains dan Teknologi Nuklir kesahihan suatu instrumen penelitian. Suatu
Terapan – Badan Tenaga Nuklir Nasional instrumen yang valid dan sahih mempunyai
(PSTNT-BATAN) Bandung mempunyai tugas validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang
melaksanakan penelitian dan pengembangan di kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
bidang fisika bahan, fisika dan termohidrolika Menurut Arikunto (2002:145) “sebuah
reaktor, fisika radiasi dan lingkungan serta instrumen dikatakan valid apabila mampu
instrumentasi nuklir, senyawa bertanda dan mengukur apa yang diinginkan”. Hal ini
radiometri, pendayagunaan reaktor serta diperkuat dengan pendapat Sugiyono (2012:
melaksanakan pengendalian keselamatan 121) “Instrumen yang valid berarti alat ukur
kerja dan pelayanan kesehatan. Dalam yang digunakan untuk mendapatkan data
melaksanakan tugas, PSTNT-BATAN Bandung (mengukur) itu valid, valid berarti instrumen
menyelenggarakan fungsi:
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
a. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan yang hendak diukur”.
dibidang fisika bahan, fisika dan Kuesioner dikatakan valid jika r = 0,3. Jadi
termohidrolika reaktor, fisika radiasi dan kalau korelasi antara butir pernyataan dengan
lingkungan serta instmentasi nuklir. skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam
b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan instrumen tersebut dinyatakan tidak valid
di bidang senyawa bertanda dan (Sugiyono, 2012).
radiometri.
c. Uji Reliabilitas
c. Pelaksanaan pendayagunaan reaktor riset. Reliabilitas menunjukkan pada satu
d. Pelaksanaan pengendalian keselamatan pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
kerja dan pelayanan kesehatan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
e. Pelaksanaan urusan tata usaha pengumpul data karena instrumen itu sudah
f. Pelaksanaan pengamanan nuklir. baik (Arikunto, 2002: 154).
Uji reliabilitas dalam penelitian ini
2. Bagian/Bidang/Balai yang ada di PSTNT-
menggunakan teknik belah dua (split half)
BATAN Bandung
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Bagian Tata Usaha
1) Butir-butir instrumen jawaban dari
responden dibagi dua, yaitu ganjil dan Bagian Tata Usaha mempunyai tugas genap.
memberikan pelayanan teknis administratif
2) Skor data tiap kelompok disusun secara kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan sendiri-sendiri.
PSTNT-BATAN Bandung. Dalam melaksanakan tugas Bagian Tata Usaha menyelenggarakan
3) Data skor butirnya dijumlahkan sehingga
fungsi:
menghasilkan skor total.
1) Pelaksanaan urusan persuratan,
4) Skor total antara kelompok ganjil dan kepegawaian dan administrasi kegiatan genap dicari korelasinya.
5) Hasil korelasi tersebut dimasukan ke ilmiah, dokumentasi dan publikasi.
Pelaksanaan urusan keuangan. dalam rumus Spearman Brown, yaitu:
Jurnal Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Volume XII | Nomor 2 | Agustus 2015
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Penatausahaan Barang Persediaan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - Bandung
} Sedarmayanti dan Ertis Lita Elianie
3) Pelaksanaan urusan perlengkapan dan
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan rumah tangga.
di bidang pembuatan radioisotop untuk Bagian Tata usaha terdiri dari:
aplikasi berbagai bidang. 1)
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan dan Dokumentasi Ilmiah).
Subbagian PKDI (Persuratan, Kepegawaian
sintesis senyawa bertanda. 2)
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan 3)
Subbagian Keuangan.
Subbagian Perlengkapan. biodinamika dan biosintesis.
4) Pelaksanaan penelitian, pengembangan
b. Bidang Teknofisika
dan aplikasi teknik analisis radiometri. Mempunyai tugas melaksanakan penelitian
dan pengembangan di bidang fisika bahan, Bidang Senyawa Bertanda terdiri dari: fisika dan termohidrolika reaktor, fisika radiasi
1) Kelompok Teknologi Proses Radioisotop, dan lingkungan serta instrumentasi nuklir.
mempunyai tugas melaksanakan Dalam melaksanakan tugas Bidang Teknofisika
penelitian dan pengembangan pembuatan menyelenggarakan fungsi:
radioisotope dan senyawa bertanda. 1)
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan
2) Kelompok Sintesis Senyawa Bertanda, di bidang fisika bahan.
mempunyai tugas melaksanakan pe- 2)
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan nelitian dan pengembangan sintesis di bidang fisika dan termohidrolik reaktor.
senyawa bertanda dalam bidang kesehatan 3)
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan
dan industri.
3) Kelompok Biodinamika dan Biosintesis, 4)
di bidang fisika radiasi dan lingkungan.
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penelitian di bidang instrumentasi nuklir.
dan pengembangan biodinamika, baik Bidang Fisika terdiri dari:
biodistribusi maupun farmakokinetika
1) Kelompok Fisika Bahan, mempunyai senyawa bertanda pada hewan percobaan tugas melaksanakan penelitian dan
tikus dan mencit serta sintesis senyawa pengembangan di bidang fisika bahan
bioaktif (metabolit sekunder). untuk reaktor riset.
4) Kelompok Teknik Analisis Radiometri,
2) Kelompok Fisika dan Termohidrolik mempunyai tugas melaksanakan Reaktor, mempunyai tugas melaksanakan
penelitian, pengembangan dan aplikasi penelitian dan pengembangan di bidang
teknik analisis radiometri. fisika neutronik dan termohidrolik reaktor
Bidang Teknofisika dan Bidang Senyawa riset (reaktor TRIGA) dan reaktor daya.
Bertanda dan Radiometri masing-masing terdiri 3)
Kelompok Fisika Radiasi dan Lingkungan, dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi mempunyai tugas melaksanakan penelitian
dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok dan pengembangan di bidang fisika radiasi
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional dan lingkungan untuk proteksi radiasi dan
senior yang ditetapkan oleh kepala. Jenis dan keselamatan lingkungan.
jenjang jabatan tenaga fungsional diatur sesuai
4) Kelompok Instrumentasi Nuklir, mem- dengan peraturan perundang-undangan yang punyai tugas melaksanakan penelitian dan
berlaku. Jumlah tenaga fungsional ditentukan pengembangan di bidang instrumentasi
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. nuklir untuk reaktor, industri,
d. Bidang Reaktor
laboratorium, kedokteran, lingkungan dan proteksi radiasi.
Mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pendayagunaan reaktor riset.
c. Bidang Senyawa Bertanda dan Radiometri
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Reaktor Mempunyai tugas melaksanakan penelitian
menyelenggarakan fungsi:
dan pengembangan di bidang senyawa bertanda
1) Pelaksanaan operasi serta pengelolaan dan radiometri. Dalam melaksanakan tugas
elemen bahan reaktor dan akuntansi bahan Bidang Senyawa Bertanda dan Radiometri
nuklir.
menyelenggarakan fungsi:
2) Pengoperasian, perawatan dan pendaya-
gunaan reaktor.
Jurnal
Volume XII | Nomor 2 | Agustus 2015
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Penatausahaan Barang Persediaan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - Bandung
} Sedarmayanti dan Ertis Lita Elianie
Bidang Reaktor terdiri dari: perawatan komputer dan perangkatnya,
1) Subbidang Perencanaan Operasi dan instalasi sistem jaringan personal komputer, Akuntansi Bahan Bakar, mempunyai tugas
internet, listrik dan air serta membuat data melakukan perencanaan operasi serta
base peralatan dan program aplikasi. pengelolaan elemen bakar reaktor dan
f. Unit Pengamanan Nuklir
akuntansi bahan nuklir.
2) Sub bidang Operasi dan Perawatan Reaktor, Mempunyai tugas melakukan pengamanan mempunyai tugas melakukan pengoperasian,
instalasi nuklir, lingkungan dan personel di perawatan, dan pendaya gunaan reaktor
lingkungan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir mempunyai tugas melakukan perencanaan
Terapan – Badan Tenaga Nuklir Nasional operasi serta pengelolaan elemen bakar
(PSTNT-BATAN) Bandung
reaktor dan akuntansi bahan nuklir.
3. Visi dan Misi PSTNT-BATAN Bandung
e) Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan
a. Visi
(K3)
Terwujudnya pusat teknologi analisis Mempunyai tugas pengendalian
nuklir yang andal dan terpercaya. keselamatan kerja dan memberikan pelayanan
b. Misi
instrumentasi rancang bangun dan konstruksi,
perbaikan dan perawatan peralatan elektronik
penelitian, dan elektromekanik serta prasarana dan
1) Melaksanakan
pengembangan dan penerapan sarana penelitian. Dalam melaksanakan tugas,
(litbangrap) teknologi analisis nuklir Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan
di bidang radiometri, radiobiomedik menyelenggarakan fungsi:
dan termofisika nanofluida.
1) Pelaksanaan kegiatan proteksi radiasi,
2) Melaksanakan sistem manajemen pengendalian keselamatan kerja dan
mutu dalam teknologi analisis nuklir. penanggulangan kedaruratan nuklir.
E. PEMBAHASAN
2) Pelaksanaan pengelolaan limbah dan pengendalian keselamatan lingkungan.
Analisis Pengaruh Variabel Kompetensi
3) Pelaksanaan pelayanan rancang bangun, Pegawai (X) terhadap Variabel Efektivitas konstruksi, perbaikan dan perawatan
Penatausahaan Barang Persediaan (Y) instrumentasi.
Analisis pengaruh kompetensi pegawai terhadap efektivitas penatausahaan barang
4) Pelaksanaan pelayanan perbaikan dan persediaan dilakukan untuk menjawab pokok perawatan peralatan elektromekanik. permasalahan ketiga, yaitu bagaimanakah
5) Pelaksanaan pelayanan prasarana dan pengaruh kompetensi pegawai terhadap sarana litbang.
efektivitas penatausahaan barang persediaan di Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan
PSTNT-BATAN Bandung.
terdiri dari: Analisis deskriptif dari persepsi pegawai 1)
Sub bidang Keselamatan Kerja dan Proteksi dapat memprediksi dimensi-dimensi yang paling Radiasi, mempunyai tugas melakukan
berpengaruh terhadap variabel kompetensi kegiatan proteksi radiasi, pengendalian
pegawai dan efektivitas penatausahaan barang keselamatan kerja, penanggulangan
persediaan. Berdasarkan analisis deskriptif kedaruratan nuklir serta melakukan
variabel kompetensi pegawai (pengetahuan pengelolaan limbah dan pengemdalian
(knowledge), keterampilan (skill), sikap keselamatan lingkungan.
(attitude)), kualitas kerja merupakan dimensi yang paling berpengaruh terhadap variabel
2) Subbidang Keteknikan, mempunyai tugas kompetensi pegawai, dimana prosentase skor
melaksanakan pelayanan perbaikan dan penelitian untuk dimensi kualitas kerja berada perawatan instrumentasi dan mesin pendingin,