Pendekatan Filsafat dalam Pendidikan dan

PENDEKATAN FILSAFAT DALAM
PENDIDIKAN DAN
PANDANGAN ESENSIALISME
DALAM PENDIDIKAN
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. KHOTIBUL UMAM
2. IRNADA ALANATI
3. SITI FATIMATUS ZAHRO’

Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Pendidikan dalam Analisis Filsafat
Pengertian yang luas dari pendidikan
sebagaimana dikemukakan oleh Lodge, yaitu
bahwa: “life is education, and education is
life”, akan berarti bahwa seluruh proses
hidup dan kehidupan manusia itu adalah
proses pendidikan segala pengalaman
sepanjang hidupnya merupakan dan
memberikan pengaruh pendidikan baginya.


Analisa filsafat menggunakan berbagai macam pendekatan
yang sesuai dengan permasalahannya. Pendekatan
(approach) yang digunakan antara lain:
 Pendekatan secara spekulatif, yang disebut juga sebagai
cara pendekatan reflektif, berarti memikirkan,
mempertimbangkan, juga membeyangkan dan
menggambarkan.
 Pendekatan normatif, artinya nilai atau aturan dan
ketentuan yang berlaku dan dijunjung tinggi dalam hidup
dan kehidupan manusia.

 Pendekatan analisa konsep, artinya pengertian atau tangkapan
seseorang terhadap sesuatu objek. Setiap orang mempunyai
pengertian atau tangkapan yang berbeda-beda mengenai yang sama,
tergantung pada perhatian, keahlian dan kecendrungan masingmasing.
 Analisa ilmiah terhadap realitas kehidupan sekarang yang actual
(scientific analysis of current life) penedekatan ii sasarannya adalah
masalah-masalah kependidikan yang actual, yang menjadi problem
masa kini, dengan menggunakan metode ilmiah dapat di

diskripsikan dan kemudian di pahami permasalan-permasalahan
yang hidup dan berkembang dalam masayrakat dan dalam proses
pendidikan serta aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
pendidikan.

Filsafat Pendidikan dalam studinya
menggunakan metode: a) metode
rasionalistik, b) metode empirik, c)
metode intuisi, d) metode reflektif,
e) metode historis, dan f) metode
analisis sintetis serta hermeneutika.

Rasionalistik
Rasionalistik, suatu paham yang mengedepankan
rasio. Sehingga paham ini dalam menganalisis
fenomena (alam) berpegang pada kemampuan akal
pikiran belaka. Adapun langkah-langkah berpikir
rasionalitik sbb: 1). Tidak menerima begitu saja atas
sesuatu yang belum diakui kebenarannya; 2).
Menganalisis dan mengklasifikasi secara teliti; 3).

Diawali sasaran yang paling sederhana dan mudah
menuju yang kompleks; 4). Tiap masalah dibuat uraian
yang sempurna dan dilakukan pengkajian kembali
secara umum. Lankah-langkah tersebut dapat dipahmi
bahwa
untuk
mengambil
suatu
kesimpulan
memerlukan analisis secara teliti dan seksama, dan
pengkajian ulang sehingga kecil kemungkinan terjadi
bias.

Empirik
Metode
ini
dalam
menganalisis
fenomena-fenomena
yang

ada
berdasarkan pengalaman, observasi dan
penelitian/ eksperimen. Pengalaman
menjadi sesuatu yang utama, baik yang
dihasilkan melalui observasi, penelitian
atau
ekperimen.
Rasio
menjadi
pendukungnya dari pengalaman. Metode
ini dikedepankan dalam dunia ilmu
pengetahuan yang dapat diuji kembali
kebenerannya di lain waktu

Intuisi
Intuisi memiliki kadar lebih tinggi
dibanding intelek. Namun intuisi ini sulit
untuk dibuktikann secara empirik, sulit
pula diukur. Sehingga sering disingkirkan
sebagai metode berpikir khususnya di

dunia ilmu pengetahuan.

Reflektif
Reflektif: suatu cara berfikir yang dimulai dari
adanya problem-problem yang dihadapkan
kepadanya untuk dipecahkan. Problem-problem
yang ada menjadi titik berangkat pemikirannya,
tanpa adanya problem-problem aktifitas
refleksi pun sulit dilakukan. Berdasar problemproblem yang dihadapi akan melahirkan hasil
pemecahannya. Perjalanan roda pendidikan
selalu dihadapkan problem-problem yang terus
meneruak muncul karena pendidikan suatu
yang terus berkembang. Dan problem yang
besar tidak lain adalah kenyataan.

Hermaneutik
Hermeneutik suatu alat atau metode
pengkajian untuk mendapatkan
pemahaman pengetahuan atau kebenaran.
Metode-metode tersebut tidak selalu

pas/relevan dan dapat digunakan disetiap
obyek kajian. Untuk itu penggunaan
metode harus mempertimbangkan
relevansi bahan yang menjadi obyek
pengkajian, penemuan atau pengembangan
pendidikan, sehingga akan menghasilkan
kesimpulan yang benar dan tidak bias.

Pengertian Esensialisme
Esensialisme merupakan aliran filsafat yang lebih
merupakan perpaduan ide filsafat idealism-objektif disatu
sisi dan realism objektif disisi lainnya. Oleh karean itu
wajar jika ada yang mengatakan Plato sebagai peletak asasasas filosof aliran ini, sedangkan Aristoteles dan
Democritos sebagai peletak dasar-dasarnya. Namun
demikian kemunculan aliran ini di dasari oleh filsafat
idealism Plato dan realisme Aristoteles, bukan berarti aliran
ini lebur kedalam paham esensialisme. Sebagai aliran
filsafat, Esensialisme telah lahir sejak zaman Renaissance,
bahkan sejak zaman Plato dan Aristoteles.


TOKOH-TOKOH MENYEBARLUASKAN
ESENSIALISME
1. Desiderius Erasmus, humanis Belanda yang
hidup pada akhir abad 15
2. Johan Amos Comenius (1592-1670).
3. John Locke (1632-1704.
4. Johann Henrich Pestalozzi (1746-1827.
5. Johann Friederich Frobel (1782-1852.
6. Johann Friederich Herbert (1776-1841.
7. William T. Harris (1835-1909).

Pandangan Esensialisme Dan Penerapannya
Di Bidang Pendidikan Antara Lain:
 Mengenai Belajar
Belajar adalah proses penyesuaian diri indivividu
dengan lingkungan dalam pola stimulus dan respon.
Dalam hal ini tugas guru adalah sebagai agen untuk
memperkuat pembentukan kebiasaan dalam rangka
penyesuaian
dengan

lingkungan
tersebut.
Berdasarkan konsep ini para esensialis sangat yakin
bahwa belajar mesti didasarkan pada disiplin dan
kerja keras yang ketat. Hal disebabkan proses belajar
akan berlangsung baik dengan adanya dedikasi yang
tinggi untuk meraih tujuan yang lebih jauh.

 Mengenai Kurikulum
Kurikulum dalam pandangan esensialisme adalah
kurikulum yang kaya, bertingkat, sistematis yang
didasarkan pada satu kesatuan pengetahuan yang
tidak terjabarkan lagi, pada sikap yang berlaku
pada suatu kebudayaan demokratis.
Kurikulum pada dasarnya harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan anak, yang
utama adalah kajian-kajian tentang segala hal yang
esensial yang meliputi metode ilmiah dunia,
lingkungan manusia, budaya dan alamiah serta
apresiasi terhadap seni.


 Mengenai Peserta didik
Peserta didik adalah mahluk rasional dalam
penguasaan fakta dan keterampilan-keterampilan
pokok yang siap siaga melakukan latihan-latihan
intelektif. Peserta didik disini merupakan objek dari
pendidikan sifatnya menerima apa yang diajar oleh
pendidik, sebab peserta didik dianggap belum
mampu mengidentifikasikan dirinya..

 Mengenai Pendidik
Peranan Pendidik kuat dalam mempengaruhi dan
mengewasi kegiatan-kegiatan peserta didik dalam
proses belajar . Pendidik berperan sebagai mediator
antara dunia masyarakat atau orang dewasa dengan
dunia anak. Maka pendidik harus disiapkan agar
mampu melaksanakan perannya sebagai pengarah
proses belajar. Adapun secara moral guru haruslah
orang berakhlak baik yang dapat dipercaya, sebab
pendidik merupakan contoh dalam pengawalan nilainilai. Dengan demikian inisiatif dalam pendidikan

ditekankan pada guru, bukan pada peserta didik

Terima Kasih
Wassalamu’alaikum Wr.Wb