Tahap perkembangan peserta didik dan

MAKALAH
TEORI DAN TAHAP – TAHAP PERKEMBANGAN

Oleh
Wahyu Yuvita Tri Rizki

(103)

Kholidaziah Wilatikta Imam Asfari (110)
Nina Nur Hasanah

(126)

Kriselda Amelia Galvani

(139)

Program Studi Pendidikan Matematika Tahun 2014-2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang


1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kelompok kami berhasil menyelesaikan makalah
Perkembangan Peserta Didik.
Makalah ini berisikan tentang Teori dari beberapa ahli mengenai tahap-tahap
pereambangan yang dialami oleh individu. Perkembangan yang memiliki banayak jenis
tahapan , pada akhirnya dibahas lebih mendalam mengenai perkembangan secara kognitif
yang dikemukakan oleh Piaget.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik yang telah mendidik kami melalui tugas ini, sehingga kami medapatkan banyak ilmu
dalam proses penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun senantiasa penulis butuhkan agar
bisa memperbaikinya.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin.


1

Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan..................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................1
BAB II Pembahasan.................................................................................2
A. Teori Tahapan Perkembangan Menurut Para Ahli.......................2
B. Tahap-tahap Perkembangan Individu............................................6
1. Tahap-tahap Perkembangan Kognitif......................................6
2. Tahap-tahap Perkembangan Secara Umum............................12
BAB III Penutup.......................................................................................14
A. Kesimpulan.....................................................................................14
B. Saran...............................................................................................14
Daftar Referensi ......................................................................................15

2


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses kehidupan, manusia mengalami proses pertumbuhan dan juga
perkembangan. Pengetahuan mengenai arti kata tumbuh dan berkembang telah dikaji
oleh banyak ilmuan. Teori-teori mengenai tahapn pertumbuhan peserta didik tentunya
sangan berguna bagi kondusifitas proses pengajaran terhadap individu. Seingga
pembelajaran mengenai teori tahapan peserta didikdan juga bagaimana proses
berjalannya perkembangan peserta didiksangat penting demi menunjang totalitas
pembentukan suatu individu dengan mutu SDM yang cukup baik.
Teori

mengenai

tahap

perkembangan

manusia


juga

dikelompokkan

berdasarkan intensitas pengkajian pada pokok kajian tertentu. Akan tetapi untuk
mempelajari lenih mendalam mengenai perkembanagn individu yang lebih mengarah
pada peserta didik, maka tahap perkebangan kognitif lah yang banyak dikaji dan
dipergunakan dalam pertimbangan-pertimbangan terhadap peserta didik.
“Pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk
kesadaran apriori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan perseptual,
oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut tinjauan biologi dan
antara fikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif.”Piaget, dalam Bringuier, 1980,
hlm. 110. Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan
kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan
lingkungannya.
Rumusan Masalah
1. Apa saja teori tahap perkembangan ?
2. Bagaimanakah tahap-tahap perkembangan?


C. Tujuan
1.

Menjelaskan teori para ahli mengnai tahap perkemmbangan.

2.

Menjelaskan tahap-tahap perkembangan individu secara kognitif.

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Perkembangan
Ada beberapa ahli yang memberikan teori mengenai perkembangan manusia.
Pendapat para ahli ini dikelompokkan berdasarkan tiga sisi pertimbangan , yaitu:
1. Berdasarkan analisis biologis.
a. Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai
dewasa itu ke dalam tiga tahapan. Setiap tahapan lamanya tujuh tahun, yaitu:
 Tahap 1. Dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa



bermain).
Tahap 2. Dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah



rendah).
Tahap 3. Dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja atau pubertas,

masa peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa).
b. Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu melewati
empat tahapan, yaitu:
 Tahap 1. Dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun; fullungs (pengisian)


periode I : Pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.
Tahap 2. Dari kirakira 3,0 sampai 7,0 tahun; streckungs (rentangan)
periode I , pada periode ini anak kelihatan langsing, memanjang atau




meninggi.
Tahap 3. Dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun ; fullungs



periode II; pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.
Thap 4. Dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; streckungs

periode II; pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.
c. Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu, yakni
sebagai berikut.
 Tahap 1. Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai



proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.
Tahap 2. Fase Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.
Tahap 3. Fase babyhood (bayi), mulai dari 2 minggu sampai usia 2




tahun.
Tahap 4. Fase Childhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa



remaja atau puber.
Tahap 5. Fase Adolensence/Puberty, mulai usia 11/13 tahun sampai
usia 21 tahun. A) Pre Adolensence, pada umumnya wanita usia 11
sampai 13 tahun sedangkan pria lebih lambat dari itu. B) Early
Adolensence, pada usia 16 sampai 17 tahun. C) Late Adolensence ,
2

masa perkembangan yang terakhir sampai masa kuliah di perguruan
tinggi.
2. Berdasarkan Didaktis
a. Cornelius berpendapat dari sisi pendidikan, pendidikan yang lengkap bagi
seseorang itu berlangsung dalam 4 jenjang, yaitu:

1. Sekolah Ibu (Scoola Materna), untuk anak-anak 0,0 sampai 6,0 tahun.
2. Sekolah Bahasa Ibu (Scoola Vernaculan), untuk anak-anak usia 6,0 sampai
12,0 tahun.
3. Sekolah Latin (Scoola Latina), untuk remaja usia 12,0 sampai 18,0 tahun.
4. Akademi (Academica), untuk pemuda pemudi usia 18,0 sampai 24,0 .
Pada setiap sekolah tersebut harus diberikan bahan pengajaran (bahan
pendidikan) yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dan harus
dipergunakan metode penyampaian yang sesuai dengan perkembangannya.
b. Rosseau berpendapat bahwa penahapan perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Tahap 1. 0,0 sampai 2,0 usia asuhan.
2. Tahap 2. 2,0 sampai 12,0 masa pendidikan jasmani dan latihan panca
indra.
3. Tahap 3. 12,0 sampai 15,0 periode pendidikan akal.
4. Tahap 4. 15,0 sampai 20,0 periode pendidikan watak dan pendidikan
agama.
3. Berdasarkan Psikologis.
a)
Menurut Oswald Kroh
Dengan menitik beratkan terjadinya kegoncangan psikis pada diri seseorang,
maka Kroh menyusun periodesasi perkembangan sebagai berikut :

1. Umur 0-3 tahun, disebut masa trots (kegoncangan) pertama, atau masa kanakkanak awal.
2. Umur 3-13 tahun, disebut masa trots kedua, yaitu masa keserasian anak untuk
memasuki sekolah.
3. Umur 13-akhir remaja, disebut masa trots ketiga, atau masa kematangan
seseorang.
b)
Menurut J. Havighurst, berpangkal dari analisis perubahan psikis seseorang,
1)
2)
3)
4)
5)

menurut Havighurst, perkembangan dapat disusun sebagai berikut :
Umur 0-6 tahun, adalah masa bayi dan masa anak kecil.
Umur 6-12 tahun, adalah masa kanak-kanak ata masa sekolah.
Umur 12-18 tahun, adalah masa remaja.
Umur 18-30 tahun, adalah masa dewasa awal.
Umur 30-50 tahun, adalah masa setengah baya, masa dewasa lanjut.
3


3)

6)
Umur 50 tahun keatas, adalah masa lanjut usia atau masa tua.1[18]
Menurut Charlotte Buhler, dalam buku Psikologis der Puberteitsjaran hasil
karyanya, membagi perkembangan anak menjadi lima fase, yakni :
a)
Fase I, umur 0-1 tahun, perkembangan sikap subjektif menuju objectif.
b)
Fase II, umur 1-4 tahun, makin meluasnya hubungan dengan benda-benda
sekitarnya, atau mengenal dunia secara subjectif.
c)
Fase III, umur 4-8 tahun, masa memasukkan diri dalam masyarakat secara
objectif, adanya hubungan diri dengan lingkungan sosial dan mulai
d)

menyadari akan kerja, tugas serta prestasi.
Fase IV, umur 8-13 tahun, munculnya minat kedunia objek sampai pada
puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan sekitarnya secara
sadar.

e)

Fase V, umur 13-19 tahun, masa penemuan diri dan kematangan yakni
Synthesa sikap subjectif dan objectif.

4) Menurut seorang psikolog, Jean Piaget dalam teori psikologi perkembangan,
kecerdasan berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan
dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar
pada kenyataan.
1. Tahap Sensori Motor. Tahap ini merupakan tahap pertama. Tahap ini
dimulai sejak lahir sampai usia 2 tahun.
2. Tahap Pemikiran Pra-Operasional. Tahap ini berada pada rentang usia
antara 2-7 tahun.
3. Tahap Operasi berfikir Kongkret. Tahap ini berada pada rentang usia 7-11
tahun.
4. Tahap Operasi berfikir Formal. Tahap operasional formal adalah periode
terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami
anak dalam usia 11 tahun dan terus berlanjut sampai dewasa.
Teori perkembangan ini lah yang disebut teori perkembangan kognitif
yang banyak dipelajari untuk pengetahuan dalam perkembangan rasional
individu yang berpengaruh besar pada kehidupan individu.Kognitif adalah
salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif
diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan
1
4

(knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa
(analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti
persoalan

yang

menyangkut

kemampuan

untuk

mengembangkan

kemampuan rasional (akal).

B. Tahapan –tahapan perkembangan.
1. Tahap-tahap Perkembangan Kognitif
Piaget juga yakin bahwa individu melalui empat tahap dalam memahami
dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berfikir yang
khas/berbeda. Tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget adalah sebagai berikut:
1. Tahap Sensori Motor.
Tahap ini merupakan tahap pertama. Tahap ini dimulai sejak lahir sampai
usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia
dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan
mendengar) dengan tindakan-tindakan fisik.
Dengan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan kemampuankemampuan melakukan gerak motorik dalam bentuk refleks ini, maka seorang
bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan dunianya.
Piaget membagi tahap sensori motor ini kedalam 6 periode, yaitu:
a. Periode

1:

Penggunaan

Refleks-Refleks

(Usia

0-1

bulan)

Refleks yang paling jelas pada periode ini adalah refleks menghisap (bayi
otomatis menghisap kapanpun bibir mereka disentuh) dan refleks
mengarahkan kepala pada sumber rangsangan secara lebih tepat dan
terarah.

Misalnya

jika

pipi

kanannya

menggerakkan kepala kearah kanan.
b. Periode
2:
Reaksi
Sirkuler

disentuh,

Primer

(Usia

maka
1-4

ia

akan
bulan)

Reaksi ini terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman baru dan
berusaha mengulanginya. Contoh: menghisap jempol.
Pada contoh menghisap jempol, bayi mulai mengkoordinasikan
1).Gerakan motorik dari tangannya dan 2).Penggunaan fungsi penglihatan
untuk melihat jempol.
5

c. Periode

3:

Reaksi

Sirkuler

sekunder

(Usia

4-10

bulan)

Reaksi sirkuler primer terjadi karena melibatkan koordinasi bagian-bagian
tubuh bayi sendiri, sedangkan reaksi sirkuler sekunder terjadi ketika bayi
menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa menarik diluar dirinya.
d. Periode 4: Koordinasi skema-skema skunder (Usia 10-12 bulan)
Pada periode ini bayi belajar untuk mengkoordinasikan dua skema terpisah
untuk mendapatkan hasil. Contoh: suatu hari Laurent (anak Piaget) ingin
memeluk kotak mainan, namun Piaget menaruh tangannya ditengah jala.
Pada awalnya Laurent mengabaikan tangan ayahnya. Dia berusaha
menerobos atau berputar mengelilinginya tanpa menggeser tangan
ayahnya. Ketika Piaget tetap menaruh tangannya untuk menghalangi
anaknya, Laurent terpaksa memukul kotak mainan itu sambil melambaikan
tangan, mengguncang tubuhnya sendiri dan mengibaskan kepalanya dari
satu sisi ke sisi lain. Akhirnya setelah beberapa hari mencoba, Laurent
berhasil menggerakkan perintang dengan mengibaskan tangan ayahnya
dari jalan sebelum memeluk kotak mainan. Dalam kasus ini, Laurent
berhasil mengkoordinasikan dua skema terpisah yaitu: 1). Mengibaskan
perintang 2). Memeluk kotak mainan.
e. Periode
5:
Reaksi
Sirkuler Tersier

(Usia

12-18

bulan)

Pada periode 4, bayi memisahkan dua tindakan untuk mencapai satu hasil
tunggal. Pada periode 5 ini bayi bereksperimen dengan tindakan-tindakan
yang berbeda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda. Contoh: Suatu
hari Laurent tertarik dengan meja yang baru dibeli Piaget. Dia
memukulnya dengan telapak tangannya beberapa kali. Kadang keras dan
kadang lembut untuk mendengarkan perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh
tindakannya.
f. Periode
6:

Permulaan

Berfikir

(Usia

18-24

bulan)

Pada periode 5 semua temuan-temuan bayi terjadi lewat tindakan fisik,
pada periode 6 bayi kelihatannya mulai memikirkan situasi secara lebih
internal sebelum pada akhirnya bertindak. Jadi, pada periode ini anak
mulai bisa berfikir.dalam mencapai lingkungan, pada periode ini anak
sudah mulai dapat menentukan cara-cara baru yang tidak hanya
berdasarkan rabaan fisis dan internal, tetapi juga dengan koordinasi
internal dalam gambaran atau pemikirannya.
5. Tahap Pemikiran Pra-Operasional
6

Tahap ini berada pada rentang usia antara 2-7 tahun. Pada tahap ini anak
mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar atau simbol.
Menurut Piaget, walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara simbolis
melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu untuk melaksanakan “
Operation (operasi) ”, yaitu tindakan mental yang diinternalisasikan yang
memungkinkan anak-anak melakukan secara mental yang sebelumnya dilakukan
secara fisik.
Perbedaan tahap ini dengan tahap sebelumnya adalah “ kemampuan anak
mempergunakan simbol”. Penggunaan simbol bagi anak pada tahap ini tampak
dalam lima gejala berikut:
a) Imitasi tidak langsung
Anak mulai dapat menggambarkan sesuatu hal yang dialami atau
dilihat, yang sekarang bendanya sudah tidak ada lagi.Jadi pemikiran anak
sudah tidak dibatasi waktu sekarang dan tidak pula dibatasi oleh tindakantindakan indrawi sekarang.
Contoh: anak dapat bermain kue-kuean sendiri atau bermain pasarpasaran. Ini adalah hasil imitasi.
b) Permainan Simbolis
Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru
kejadian yang pernah dialami.
Contoh: anak perempuan yang bermain dengan bonekanya, seakanakan bonekanya adalah adiknya.
c)

Menggambar
Pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan
gambaran mental.Unsur pada permainan simbolis terletak pada segi
“kesenangan” pada diri anak yang sedang menggambar.Sedangkan unsur
gambaran mentalnya terletak pada “usaha anak untuk memulai meniru sesuatu
yang riel”.

7

Contoh: anak mulai menggambar sesuatu dengan pensil atau alat tulis
lainnya.

d) Gambaran Mental
Merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman
yang lampau.Gambaran mental anak pada tahap ini kebanyakan statis. Anak
masih mempunyai kesalahan yang sistematis dalam mengambarkan kembali
gerakan atau transformasi yang ia amati.
Contoh yang digunakan Piaget adalah deretan lima kelereng putih dan
hitam.
e) Bahasa Ucapan
Anak menggunakan suara atau bahasa sebagai representasi benda atau
kejadian. Melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain tentang
peristiwa kepada orang lain.
6. Tahap Operasi berfikir Kongkret
Tahap ini berada pada rentang usia 7-11 tahun.tahap ini dicirikan dengan
perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis.
Anak sudah mengembangkan operasi logis. Proses-proses penting selama tahapan
ini adalah:
a. Pengurutan
Yaitu kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran,
bentuk, atau ciri lainnya.Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran,
mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang
paling kecil.
b. Klasifikasi

8

Kemampuan

untuk

memberi

nama

dan

mengidentifikasi

serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik
lain,

termasuk

gagasan

bahwa

serangkaian

benda-benda

dapat

menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi
memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua
benda hidup dan berperasaan).
c. Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan
lagi menganggap gelas lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding
gelas kecil yang tinggi.
d. Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat
diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan
cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4,
jumlah sebelumnya.
e. Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda
adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau
benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi gelas yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke
gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak
dengan isi gelas lain.
f. Penghilangan sifat Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain
(bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai
contoh, Lala menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan
ruangan, kemudian Baim memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah
itu baru Lala kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan
mengatakan bahwa Lala akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam
9

kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam
laci oleh Baim.
7. Tahap Operasi berfikir Formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif
dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia 11 tahun dan terus
berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan
untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari
informasi yang tersedia.
Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti
logis, dan nilai.Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat
terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa
secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan
perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan
sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai
seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
Pada tahap ini, remaja telah memiliki kemampuan untuk berpikir
sistematis, yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan suatu
persoalan. Contoh: ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka jika
penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam tahap operasi berpikir
kongkret,

ia

akan

berkesimpulan

bahwa

bensinnya

habis.

Ia

hanya

menghubungkan sebab akibat dari satu rangkaian saja. Sebaliknya pada remaja
yang berada pada tahap berfikir formal, ia akan memikirkan beberapa
kemungkinan yang menyebabkan mobil itu mogok. Bisa jadi karena businya mati,
atau karena platinanya, dll.
Seorang remaja pada tahap ini sudah mempunyai ekuilibrum yang tinggi,
sehingga ia dapat bepikir fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan
persoalan yang kompleks. Remaja dapat berfikir fleksibel karena dapat melihat
semua unsur dan kemungkinan yang ada.Dan remaja dapat berfikir efektif karena
dapat melihat pemikiran mana yang cocok untuk persoalan yang dihadapi.

10

Dimulai dari tahap ini juga individu mengalami tahap pengembangan intelektual yang cukup
signifikan. Menurut Robert Stenberg, kecerdasan teerdiri dari tiga aspek atau dikenal dengan
triarkis teori (triarthic theory), yaitu :
Componential Intelligence (Kecerdasan Komponensial) berarti bahwa kemampuan untuk
meggunakan strategi pemrosesan informasi internalketika individu mengidentifikasi dan
berpikir tentang pemecahan masalah dan mengevaluasi hasil
Eexperiential Intelligence (Kecerdasan Eksperiensial) adalah kemampuan mentransfer
pembelajaran secara efektif untuk memperoleh keterampilan baru melalui proses
membandingkan informasi lama dengan informasi baru.
Contextual Intelligence (Kecerdasan Kontekstual) adalah kemampuan untuk menerapakan
keceerdasan prakits mengenai kondisi sekitarnya, termasuk memiliki kepedulian sosial dan
budaya.
Pada tahap ini juga terjadi pengembangan moral dan penilaian untuk menentukan mana yang
benar dan mana yang salah. Lawrence Kohlberg mengemukakan suatu teori perkembangan
moral manusia dengan tiga tingkat yang terdiri dari enam tahap, yaitu:


Tingkat pertama, moralitas prakonventional (preconventional morality) dilakukan
dengan alasan moral dan perilaku (tahap 1) dan kepentingan non-empatetik
(nonempathetic) diiri sendiri (tahap 2)



Tingkat kedua, moralitas konvensional (conventional morality) mengacu pada
kesesuaian dan membantu orang lain (tahap 3), serta mematuhi hukum dan menjaga
ketertiban (tahap 4).



Tingkat ketiga, moralitas pasca konvensional (postconventional morality) terkait
dengan sifat relatif menerima dan berubah dari peraturan dan perundang-undangan
(tahap 5), serta mengarahkan perhatian hati nurani dengan hak asasi manusia (tahap 6)

2. Tahap-tahap Perkembangan Secara Umum.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka secara umum tahap/fase perkembangan
individu yaitu :
11

1. Masa usia pra sekolah (0 – 6 tahun)
Masa ini terbagi 2 yaitu : masa vital masa dimana individu menggunakan fungsi –
fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya, dan masa estetik
(keindahan) adalah masa perkembangan rasa keindahan dimana dalam masa ini
perkembangan anak yang terutama adalah fungsi pancainderanya.
2. Masa usia sekolah dasar (6 – 12 tahun)
Masa ini disebut juga masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Masa ini
diperinci menjadi 2 fase, yaitu :

12

1. Masa kelas – kelas rendah sekolah dasar
Sifat – sifat yang umum pada masa ini biasanya anak tunduk pada peraturan – peraturan
tradisional, adanya kecenderungan memuji diri sendiri, suka membanding – banding
kan dirinya dengan anak yang lain.
2. Masa kelas – kelas tinggi sekolah dasar
Sifat – sifat khas anak dalam masa ini antara lain : adanya minat terhadap kehidupan
praktis sehari – hari, amat realistic (ingin mengetahui dan belajar), biasanya anak gemar
membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama – sama.
Masa keserasian berekolah diakhiri dengan masa yang disebut poeral. Sifat – sifat khas anak
pada masa poeral ini menurut para ahli yaitu :
1. Ditujukan untuk berkuasa (sikap, tingkah laku, dan perbuatan)
2. Ekstraversi (berorientasi keluar dirinya, misalnya mencari teman sebaya untuk
memenuhi kebutuhan fisiknya).
3. Masa usia sekolah menengah (12 – 18 tahun) Masa ini dapat diperinci menjadi beberapa
masa, yaitu :
a. Masa praremaja (remaja awal), masa ini ditandai oleh sifat – sifat negatif pada si
remaja sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif seperti tidak tenang, kurang
suka bekerja, pesimistik.
b. Masa remaja (remaja madya), pada masa ini remaja mencari sesuatu yang dipandang
bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja – puja, dan ia membutuhkan teman yang
dapat memahami dan menolongnya saat suka maupun duka.
c. Masa remaja akhir, masa ini remaja dapat menentukan pendirian hidupnya.
4. Masa usia mahasiswa (18 – 25 tahun)
Masa usia mahasiswa biasanya berusia 18 – 25 tahun, dan pada masa inilah remaja
memiliki pemantapan pendirian hidup.

BAB III
PENUTUP

13

A.

Kesimpulan
Dari banyak pendapat mengenai teori tahap perkembangan manusia, teori
tahapan yang dikemukakan Piaget dianggap paling mengena terhadap proses
pendidikan anak, karena tahap perkembangan kognitif dari Piaget menjeasakan t
Piaget membangun teorinya berdasarkan pada konsep Skema yaitu, stuktur mental
atau kognitif ntang proses terbentuknya nalar atau rasional anak terhadap
lingkungannya yang menyebabkan seseorang secara intelektual beradaptasi dan
mengoordinasikan lingkungan sekitarnya. Skema pada prinsipnya tidak statis
melainkan selalu mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan kognitif
manusia. Berdasarkan asumsi itulah, Piaget berpendapat bahwa belajar merupakan
proses menyesuaikan pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah
dipunyai seseorang. Penekanan Piaget tentang betapa pentingnya fungsi kognitif
dalam belajar didasarkan pada tahap perkembangan kognitif manusia.
C. Saran
Sumbangan bagi praktek pendidikan untuk karya – karya Piaget mengenali
pengetahuan yang disosialisasikan dari sudut pandangan anak. Implementasi
kurikulum menjadi kurang oleh kenyataan bahwa teorinya tidak memasukan
hubungan antara berfikir logis dan pelajaran – pelajaran pokok seperti membaca dan
menulis.

Daftar Referensi
Danim, Sudarwan, 2011,Perkembangan Peserta Didik, Bandung. Penerbit: Alfabeta

14

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif diakses pada 1 April 2015 pukul
18.10
http://www.asikbelajar.com/2012/12/piaget-dan-teori-tahap-tahap.html

diakses

29 Maret

2015 12:05
http://atariuz.blogspot.com/2013/03/teori-perkembangan-kognitif-piaget.html

diakses

29

Maret 2015 13:14
http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget-danimplementasinya-dalam-pendidikan-346946.html diakses 29 Maret 2015 14:04
http://www.psikologizone.com/favicon.ico/Teori Kognitif Psikologi Perkembangan Jean
Piaget/29 Maret 2015 15.11
Mukhlis, Hirmaningsih, 2010, Teori Psikologi Perkembangan, Pekanbaru. Penerbit: Psikologi
Press
Santrock, John W.,2002, Life Span Development Perkembangan masa Hidup Jilid 1, Penerbit:
Erlangga.
Yusuf, Syamsul, 2001, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Penerbit: Rinea Cipta

15