makalah pendidik an kedinasan STAN.docx
MAKALAH
PENDIDIKAN KEDINASAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Formal
Dosen Pengampu Dra. M.D Niron, M.Pd.
Disusun oleh :
1. Aurora Agasi
MP B/ 13101241049
2. Debira Adhiyanti
MP B/ 13101341058
3. Fitri Nusi Vera
MP B/ 13101241060
4. Dian Meliya Ayu
MP B/ 13101241063
5. Theresia Ismi A.
MP B/ 13101244007
Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan modern saat ini sangat mendukung pelaksanaan pendidikan
yang berfokus pada pengembangan diri peserta didik. Peserta didik dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman yang membutuhkan kualitas
diri yang baik dan kompeten. Proses pendidikan di Indonesia memiliki jenis
pendidikan yang bervariasi dan menyesuaikan dengan kondisi peserta didik.
Salah satu jenis pendidikan yang mendukung kompetensi peserta didik
adalah pendidikan kedinasan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2010 tentang Pendidikan Kedinasan pasal 2, pendidikan kedinasan
berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai negeri dan
calon pegawai negeri pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK
dalam pelaksanaan tugas di lingkungan kerjanya dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Dalam pelaksanaan pendidikan kedinasan, pengelolaannya mendapat
keterkaitan khusus dengan kedinasan. Hal ini dikarenakan proses
pendidikannya mengacu pada aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh
kementerian atau LPNK. Oleh karena itu, pendidikan kedinasan memiliki
pengelolaan yang berbeda dengan proses pendidikan umum.
Pendidikan
kedinasan
dikelola
dan
diawasi
langsung
dibawah
kementerian atau LPNK terkait. Sumber pembiayaannya akan dikelola
langsung dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap peserta didik. Pendidikan
ini mendapat perhatian masyarakat yang cukup besar. Hal tersebut
dikarenakan jaminan kerja dan menjadi pegawai negeri sipil yang
menyebabkan setiap pembukaan pendaftaraan mahasiswa baru selalu
dibanjiri peminat dari berbagai daerah di Indonesia.
Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut penulis menyusun makalah
yang berjudul Pendidikan Kedinasan, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana analisis kondisi pada STAN?
2. Bagaimana kondisi harapan STAN?
3. Bagaimana strategi pengembangan STAN?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui analisis kondisi pada STAN.
2. Mengetahui kondisi harapan STAN.
3. Mengetahui strategi pengembangan STAN.
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan tersebut, penulis berharap dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pendidikan Formal. Penulisan ini dapat mengaplikasikan materi yang di
sampaikan pada proses perkuliahan.
2. Bagi Pembaca
Penulis berharap bahwa pembaca dapat mendapatkan referensi ilmu terkait
pendidikan kedinasan. Selain itu, dapat menjadi sumber pustaka untuk
penelitian yang terkait.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Landasan Pendidikan Kedinasan
Dalam suatu pelaksanaan pendidikan manapun tentunya memiliki landasan
sebagai pedoman dalam pelaksanaannya, salah satunya yaitu dalam pendidikan
kedinasan. Pendidikan kedinasan juga mempunyai landasan yuridis, yaitu
sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pendidikan
Kedinasan.
2. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 160 Tahun 2004 Tentang
Kurikulum Pendidikan Kedinasan dalam Departemen dalam Negeri.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada bagian kedelapan pasal 29 mengenai pendidikan
kedinasan yang berbunyi:
a. Pendidikan
kedinasan
diselenggarakan
oleh
merupakan
departemen
pendidikan
atau
profesi
lembaga
yang
pemerintah
nondepartemen.
b. Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan
calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
c. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal
dan nonformal.
d. Ketentuan mengenai pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
B.
Hakikat Pendidikan Kedinasan
1. Pengertian Pendidikan Kedinasan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2010 tentang Pendidikan Kedinasan, pengertian pendidikan kedinasan
adalah pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh Kementerian,
kementerian lain, atau lembaga pemerintah nonkementerian yang berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan
tugas kedinasan bagi pegawai negeri dan calon pegawai negeri.
Selain itu, menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan kedinasan merupakan pendidikan
profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah
non departemen.
Dari beberapa pengertian di atas, disimpulkan bahwa pendidikan
kedinasan adalah suatu pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh
departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen yang bertujuan untuk
mempersiapkan
dan meningkatkan
kemampuan
pelaksanaan
tugas
kedinasan bagi calon pegawai maupun pegawai.
2. Tujuan, Fungsi dan Karakteristik Pendidikan Kedinasan
Tujuan umum pendidikan kedinasan sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional yakni mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara khususnya keterampilan yang diperlukan oleh
Departeman
atau
Lembaga
pemerintah
nondeparetemen
yang
bersangkutan.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia mengklasifikasikan pendidikan tinggi dalam dua
kategori yakni pendidikan akademik yang diarahkan pada penguasaan
pengetahuan dan pendidikan profesional yang diarahkan pada kesiapan
penerapan keahlian tertentu.
Tujuan khusus pendidikan kedinasan adalah:
a. Meningkatkan kemampuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk
dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi
kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan
instansinya.
b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaru dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.
d. Menciptakan
kesamaan
visi
dan
dinamika
pola
pikir
dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pengembangan demi
terwujudnya kepemerintahan yang baik.
Fungsi pendidikan kedinasan sejalan fungsi pendidikan nasional yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
mampu melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepada departemen
atau lembaga pemerintah nondepartemennya untuk memberikan pelayanan
publik yang terbaik.
Pendidikan kedinasan pada dasarnya berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi
pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga
pemerintah non departemen.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2010 tentang
Pendidikan
Kedinasan
pasal
2,
pendidikan
kedinasan
berfungsi
meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai negeri dan calon
pegawai negeri pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK dalam
pelaksanaan tugas di lingkungan kerjanya dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Karakteristik pendidikan kedinasan menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pendidikan Kedinasan pasal 3 mencakup 3
hal, yaitu sebagai berikut:
a. Pendidikan
kedinasan
merupakan
pendidikan
yang
bertujuan
meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang
keahlian tertentu agar mampu meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas
pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK tempat mereka bekerja.
b. Pendidikan
masyarakat
kedinasan
dan
berorientasi
kebutuhan
profesi
pada
kepentingan
tertentu
dari
pelayanan
Kementerian,
kementerian lain atau LPNK.
c. Kemampuan dan keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan standar kompetensi lulusan pendidikan kedinasan yang
disesuaikan
dengan
standar
nasional
pendidikan
dengan
mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya.
4. Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Peserta Didik Pendidikan Kedinasan
a. Pendidik
Pendidik pada satuan pendidikan kedinasan terdiri atas dosen dan instruktur
atau widyaiswara yang merupakan seseorang yang karena pendidikan
dan/atau keahliannya diangkat oleh Kementerian, kementerian lain, LPNK
terkait, dan/atau oleh satuan pendidikan atau penyelenggara pendidikan
kedinasan dengan tugas utama mengajar dan/atau melatih peserta didik pada
program pendidikan kedinasan yang bersangkutan.
b. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan pada satuan pendidikan kedinasan terdiri atas tenaga
penunjang akademik dan pengelolaan satuan pendidikan. Tenaga penunjang
akademik pada pendidikan kedinasan adalah seseorang yang karena
pendidikan dan/atau keahliannya diangkat oleh Kementerian, kementerian
lain, LPNK terkaut, dan/atau oleh satuan pendidikan atau penyelenggara
pendidikan kedinasan dengan tugas utama mengajar dan/atau melatih peserta
didik pada program pendidikan kedinasan yang bersangkutan. Tenaga
penunjang akademik sekurang-kurangnya terdiri atas peneliti, pengembang
di bidang pendidikan kedinasan, pustakawan, pranata komputer, laboran,
dan teknisi sumber belajar. pengelola satuan pendidikan terdiri atas
pimpinan lembaga, pembantu pimpinan, dan unsure penunjang pengelolaan
satuan pendidikan.
c. Peserta Didik
Syarat bagi peserta didik pendidikan kedinasan yaitu:
1) Pegawai negeri dan calon pegawai negeri pada Kementerian,
kementerian lain, atau LPNK;
2) Memiliki ijazah sarjana (S-1) atau yang setara; dan
3) Memenuhi persyaratan penerimaan peserta didik pendidikan kedinasan
sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan kedinasan.
Peserta didik pendidikan kedinasan memiliki kewajiban dan hak.
Kewajiban
peserta
didik
pendidikan
kedinasan
yaitu
mematuhi
peraturan/ketentuan pada satuan pendidikan; menjaga kewibawaan dan
nama baik penyelenggara pendidikan kedinasan, Kementerian, kementerian
lain, atau LPNK terkait, dan satuan pendidikan kedinasan yang
bersangkutan; dan memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan,
ketertiban, dan keamanan. Hak peserta didik pendidikan kedinasan yaitu
memperoleh biaya pendidikan kedinasan sesuai dengan keahlian tertentu
yang diikutinya; memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan untuk
menunjang proses pembelajaran; mendapat bimbingan dari pendidik dan
tenaga kependidikan dalam rangka penyelesaian studinya; dan memperoleh
layanan informasi mengenai program pendidikan yang diikutinya serta hasil
belajarnya.
C.
Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan Kedinasan
Jalur pendidikan kedinasan terdiri dari pendidikan formal dan non
formal yang diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka.
Keberadaan pendidikan tinggi kedinasan diperuntukkan bagi para pegawai dan
calon pegawai negeri yang telah bekerja di lingkungan departemen dan LPND
dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya aparatur sehingga
mampu melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat di instansinya masing-masing. Hal ini berbeda
dengan pendidikan tinggi umum yang diperuntukkan bagi masyarakat umum
yang belum bekerja, mengarahkan peserta didiknya untuk menguasai
pengetahuan yang menekankan pada aspek kognitif dan afektif.
Jalur pendidikan formal dalam pengertian jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang dalam pendidikan kedinasan terdiri atas pendidikan
menengah, akademi, sekolah tinggi, dan institut. Contoh:
1. Tingkat menengah: Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA), Sekolah
Pembangunan Pertanian (SPP) di bawah pemerintah daerah, sebelumya
berada di bawah Deparetemen Pertanian. Sekolah Kehutanan Menengah
Atas (SKMA) di bawah pemerintah daerah, sebelumnya di bawah
Departemen Kehutanan.
2. Tingkat Akademi: Akademi Pertanian di bawah Departemen Pertanian,
Akademi Kehutanan di bawah Departemen Kehutanan selanjutnya kedua
akademi tersebut menjadi di bawah Pemerintah Daerah Provinsi, akademi
Perhubungan Darat di bawah Departemen Perhubungan, akademi Teknik
Pekerjaan Umum dan Tenaga Departemen PU, Akademi Militer Nasional
atau Akademi Angkatan Bersenjata di bawah Departemen Hankam,
Akademi Kepolisian di bawah Kepolisian Negara, dan lain-lain.
3. Tingkat perguruan tinggi: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di
bawah Departemen Keuangan, Pendikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di
bawah Kepolisian Negara, Sekolah Tinggi Ilmuy Administrasi (STIA) di
bawah Lembaga Administrasi Negara, Sekolah Tinggi Pemerintahan dalam
Negeri (STPDN) atau Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)yang
merupakan penggabungan dari Akademi Pemerintahan dalam Negeri
(APDN) dan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) di bawah Departemen dalam
Negeri.
Jalur pendidikan nonformal dalam pengertian jalur pendidikan di luar
pendidikan formal diselenggarakan secara terstruktur dan berjenjang dalam
pendidikan Kedinasan terdiri dari berbagai pendidikan dan pelatihan baik
struktural maupun teknis dan fungsional. Ada dua jenis pendidikan dan
pelatihan
yang
ada
pada
departemen
dan
lembaga
pemerintah
nondepartemen yakni:
1. Diklat Prajabatan adalah diklat wajib bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) sebelum diangkat sebagai Pegawai Negeri sipil (PNS) yang terdiri
dari:
a. Diklat Prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan I
b. Diklat Prajabatan golongan II untuk menjadi PNS golongan II
c. Diklat Prajabatan golongan III untuk menjadi PNS golongan III
2. Diklat dalam Jabatan terdiri dari:
a. Diklat kepemimpinan, terdiri dari Diklat Kepemimpinan (Diklatpim)
IV, III, II, dan I
b. Diklat
fungsional,
dimaksudkan
untuk
mencapai
persyaratan
kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional
masing-masing. Jenis dan jenjang diklat fungsional untuk masing-
masing jabatan fungsional ditetapkan oleh Instansi Pembina Jabatan
Fungsional yang bersangkutan. Diklat fungsional di lingkungan
Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah yaitu: Diklat
Analisis Kepegawaian, Diklat Analisis Kebutuhan Diklat, diklat
Pengelolaan Keuangan daerah, dan lain-lain
c. Diklat teknis, dimaksudkan untuk mencapai persyaratan kompetensi
teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Jenis dan jenjang
Diklat Teknis ditetapkan oleh Instansi Teknis yang bersangkutan.
D.
Penyelenggaraan Pendidikan Kedinasan
Program pendidikan kedinasan hanya menerima peserta didik pegawai
negeri dan calon pegawai negeri. Peserta didik pendidikan kedinasan adalah
pegawai negeri dan calon pegawai negeri yang diberi tugas atau izin oleh
Kementerian, kementerian lain, atau lembaga pemerintah non kementerian
yang bersangkutan untuk mengikuti pendidikan kedinasan.
Program pendidikan kedinasan yang merupakan program pendidikan
profesi setelah program sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dapat
diselenggarakan di dalam dan/atau di luar satuan pendidikan yang ada pada
Kementerian, kementeran lain, atau LPNK terkait baik pada jalur pendidikan
formal maupun pada jalur pendidikan nonformal yang diselenggarakan dengan
beban belajar 36 sampai dengan 40 satuan kredit semester setelah program
sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dihitung dari beban belajar kegiatan
tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri yang sebagian beban
belajar itu dapat diperoleh dari hasil penilaian belajar melalui pengalaman atau
pengumpulan kredit dari satuan pendidikan yang lain.
Pendidikan kedinasan pada jalur pendidikan formal diselenggarakan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan,
sedangkan
pendidikan kedinasan pada jalur pendidikan nonformal dapat diselenggarakan
dalam bentuk kursus, pendidikan dan pelatihan, atau bentuk lain yang sejenis.
Penjurusan pada pendidikan kedinasan dilaksanakan dalam bentuk
program spesialisasi yang ditetapkan oleh Kementerian, kementerian lain, atau
LPNK terkait, sedangkan program studi pada pendidikan kedinasan
dikembangkan dengan memperhatikan tujuan program studi yang akan dicapai,
kompetensi lulusan peserta didik yang diharapkan, kontribusi terhadap
pembangunan nasional, kontribusi terhadap kebutuhan masyarakat, dan
keunggulan pendidikan kedinasan tersbeut. Penjurusan dan program studi
pendidikan kedinasan disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan kedinasan ditetapkan
oleh satuan pendidikan nasional dengan melibatkan asosiasi profesi dengan
mengacu pada standar isi dan berlaku secara nasional. Kurikulumnya
dikembangkan oleh satuan pendidikan kedinasan sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian, kementerian lain, atau LPNK.
Standar kompetensi lulusan pendidikan kedinasan dikembangkan oleg satuan
pendidikan yang bersangkutan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan dan
dapat diperkaya sesuai dengan kebutuhan. Standar Nasional Pendidikan
digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
E.
Proses Pendidikan Kedinasan
1. Kurikulum
Kurikulum pendidikan kedinasan mengacu kepada standar kompetensi
jabatan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pengguna lulusan, penyelengara diklat, peserta, dan alumni
diklat, serta unsur ahli lain. Kurikulum disusun berdasarkan KD
pendidikan berbasis ilmu, seni praktik, dan etika pemerintahan dengan
berpedoman pada pola ilmiah pokok ssebagai berikut:
a. Pola ilmiah pokok yang menjadi sandaran dalam penyelenggaraan
program dan kegiatan pendidikanyang berproses pada ilmu yang
memancarkan keluasan ilmu, kehandalan praktek, kreativitas seni,
kesempurnaan etika dan keindahan estetikadalam proses pelayanan
masyarakat oleh pemerintah
b. Karakteristik
pola
ilmiah
dimaksud
adalah
membangun
kepemerintahan yang baik dengan karakteristik; partisipasi, keadilan
yang menjunjung tinggi HAM, transparansi, responsif, menjadi
perantara kepentingan uang berbeda untuk memperoleh pilihan
terbaik bagi kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebijakan
maupun prosedur, kesempatan yang sama, penggunaan sumber-
sumber daya yang tersedia sebaik mungkin, akuntabel, dan memiliki
viisi strategis serta yang terpenting adalah bebas dari KKN.
c.
Pola ilmiah tersebut meliputi:
1) Bidang pendidikan
2) Bidang penelitian
3) Bidang pengabdian kepada masyarakat
2. Sistem Pembelajaran
Pada umumnya proses pembelajaran pada pendidikan kedinasan terdiri
dari:
a.
Pre tes, Proses, dan Post tes
Pembelajaran dalam pendidikan kedinasan selalu diawali dengan
pre tes yang biasanya dilaksanakan secara tertulis dan hasilnya segera
dicermati sebelum proses pembelajaran. Pre tes berfungsi:
1) Mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki atau dikuasai
peserta didikmengenai bahan ajar yang akan dijadikan topik dalam
proses pembelajaran
2) Mengetahui dari mana proses pembelajaran dimulai
3) Menyiapkan peserta didik dalam proses pembelajaran
4) Mengetahui
tingkat
kemajuan
peserta
didik
sebagai
hasil
pembelajaran dengan membandingkan pre tes dengan post tes.
Proses pembelajaran diupayakan dapat dilaksanakan dalam
suasana dan kondisi yang menyenangkan bagi peserta didik maupun
pendidiknya. Pendidikan kedinasan dikatakan efektif jika pada
hasilnya terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik
seluruhnya sesuai tujuan pendidikan dan atau latihan. Metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran adalah ceramah bervariasi,
pendalaman materi, studi kasus, diskusi, dan penulisan kertas kerja
yang didasarkan pada pendekatan pendidikan andragogi.
Setelah melakukan proses pembelajaran, peserta didik pendidikan
kedinasan juga menjalani post tes untuk menilai keberhasilan
pembelajaran.
b.
Persyaratan Peserta
Persyaratan peserta pendidikan dan pelatihan jabatan PNS
(Keputusan Ketua LAN Nomor 304A/IX/6/4/1995 pasal 13 ayat 1, 2,
dan 4) yaitu:
1) Peserta diklat bersifat selektif dan merupakan penugasan dengan
memperhatikan rencana pengembangan karir PNS, dalam jabatan
struktural tertentu
2) Persyaratan Umum : memiliki potensi untuk berkembang,
dedikasi dan loyalitas terhadap tugas dan organisasi; berprestasi
dalam melaksanakan tugas; sehat jasmani rohani; dan minat tinggi
mengikuti diklat.
3) Penyeleksi adalah Tim seleksi Peserta Diklat (TPSD)instansi atas
usul pimpinan unit calon peserta.
c.
Jumlah dan Komposisi Peserta
Jumlah peserta didik tiap kelas maksimal 40 orang yang berasal
dari Instansi lembaga Penyelenggara Diklat yang bersangkutan dan
Instansi Pusat dan Daerah lainnya yang dikoordinasikan oleh instansi
pembina.
d.
Prosedur Seleksi
1) Didasarkan pada tersedianya formasi jabatan struktural sesuai
eselon tertentu
2) Pelaksanaan seleksi dengan tiap instansi membentuk Tim Selesi
Peserta Diklat Instansi (TSPDI)
3) TSPDI bersama Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan
(Baperjakat). Instansi merekomendasikan calon peserta diklat
4) Peserta diklat diprioritaskan bagi yang telah menduduki jabatan
struktural sesuai diklat yang akan dijalani
5) Harus memperhatikan formasi jabatan struktural yang tersedia
6) Penetapan peserta diklat dalam bentuk surat keputusanpenetapan
peserta diklat oleh Pembina Kepegawaian Instansi
7) Pemanggilan peserta diklat untuk mengikuti diklat \
.Mata Pendidikan dan Pelatihan
Kelompok Mata pendidikan dan pelatihan pendidikan kedinasan
yaitu:
1) Kelompok Sikap dan Kepribadian atau Perilaku
2) Kelompok Kepemimpinan dan Pemberdayaan Sumber Daya
3) Kelompok Visi dan Misi
4) Kalompok administrasi dan Manajemen
5) Kelompok Penerapan dan aktualisasi
e. Evaluasi
Evaluasi program pendidikan dan pelatihan dilakukan melalui
penilaian terhadap peserta didik meliputi sikap dan penguasaan
materi, penyelenggara, dan pendidik (dosen, widyaiswara) dan pasca
diklat.
F.
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) adalah sekolah tinggi
kedinasan
dibawah Departemen
Keuangan
milik
Pemerintah,
yang
menyelenggarakan pendidikan Diploma bidang keuangan. Tujuannya di
didirikan untuk mendidik mahasiswa supaya pengetahuan di bidang akutansi
dan keuangan sector public untuk mempersiapkan mahasiswa agar menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdisiplin, berakhlak, dan penuh dedikasi.
Berdirinya STAN berdasarkan keputusn Presiden No. 45 Tahun 1974,
dan Keputusan Presiden No. 12 Tahun 1967 pada tanggal 17 Maret 1975
melalui
surat
keputusan
NO.13495/MPK/1975
diperolah
izin
penyelenggaraan pendidikan akuntan dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
dan sekarang pengelolaannya dilimpahkan kepada Kepala
Direktur STAN dengan surat Tugas dari Kepala Badan Keuangan.
Pada tanggal 22 Januari 2010 pemerintah telah menerbitkan PP No.14
Tahun 2010 tentang pendidikan kedinasan, PP ini merupakan turunan dari
UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional kementrian dalam
PP ini adalah Kementrian Pendidikan Nasional namun Kementrian lain
adalah Kementrian yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan
pendidikan dinas.
Syarat untuk memperoleh izin pendirian satuan pendidikan kedinasan
(menurut PP No.14 tahun 2010 pasal 17) paling sedikit memiliki:
1. Kurikulum
2. Pendidik dan tenaga pendidik
3. Sarana dan prasarana pendidkansumber pembiayaan untuk kelangsungan
pendidikan paling sedikit unntuk 1 tahunakademik berikutnya.
4. Sistem evaluasi dan sertifikasi
5. Sistem manajemen dan proses pendidikan
6. Kekhususan pendidikan kedinasan
7. Dasar hukum penyelenggaraan kedinasan.
Latar belakang dibentuk Pendidikan Kedinasan (STAN) ini karena
adanya kebutuhan pegawai kementrian/lembaga akan pegawai yang
berkompeten sesuai tugas dan fungsinya khususnya di Kementrian
Keuangan. Selama menempuh pendidkian Kedinasan pembaiyaan gratis
karena ditanggung atau dibiayai oleh Pemerintah khususnya Kementrian
terkait yang menaungi bidan pendidikan Kedinasan tersebut menggunakan
dana APBN.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Kondisi dan Kondisi Harapan
1. Raw Input
No
1.
Kondisi
Animo peserta didik
mengalami penurunan
sekitar 10-20 % dalam
waktu tiga tahun
terakhir
Penyebab
Karena munculnya isu
bahwa
output
yang
dihasilkan terlibat tindakan
korupsi dan pencucian
uang, beberapa kasus
tersebut
di
ekspos
dibeberapa media sehingga
menimbulkan image buruk
2.
Daya tampung peserta Banyak
lulusan
yang
didik baru menurun
belum ditempatkan karena
lowongan di pemerintahan
tidak sebanding dengan
jumlah
lulusan
yang
dihasilkan serta adanya
moratorium PNS
2. Instrumental Input
N
o
1.
Komponen
Kurikulum
2.
Pembiayaan
3.
Pendidik
Harapan
Diharapkan
setiap
lulusan memiliki sikap
baik dan iman yang
kuat sehingga tidak
akan tergiur untuk
melakukan
tindakan
korupsi atau tindak
pidana lainnya.
Semua lulusan dapat
ditempatkan
sesuai
bidang keahliannya
Kondisi
Penyebab
Harapan
Kurikulum
yang
digunakan sesuai dengan
peraturan terbaru tentang
Pendidikan
Kedinasan
dan dikembangkan oleh
satuan
pendidikan
kedinasan sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
kementerian
Seluruh
biaya
Pendidikan
Kedinasan
ditanggung
oleh
kementerian terkait dan
dana APBN
Karena
sudah
mengacu
pada
peraturan
pemerintah terbaru
Kurikulum yang
digunakan sesuai
dengan
perkembangan
zaman
sehingga
dapat
menjaga
kualitas
pendidikan
Tenaga
mayoritas
Karena
dana
pendidikan didukung
oleh
Kementerian
terkait
Dana
yang
diberikan
tidak
mengalami
keterlambatan
dalam
pemberiannya
sehingga
proses
pendidikan tidak
terhambat
pendidik Karena kurangnya Peningkatan
senior atau pembukaan
pembukaan
4.
mendekati masa usia
pensiun
sehingga
keilmuannya
kurang
berkembang
sesuai
dengan
kemajuan
pendidikan
Sarana dan Sarana dan prasarana
Prasarana
pendidikan
sudah
lengkap
lowongan pekerjaan lowongan
kerja
bagi dosen baru
bagi dosen baru
Karena sarana dan
prasarana didukung
penuh
oleh
Kementerian terkait
Meningkatkan
kualitas sarana dan
prasarana
pendidikan
3. Enviromental Input
N
o
1.
Komponen
Pemerintah
2.
Masyarakat
Kondisi
Penyebab
Harapan
Banyak lulusan
yang
masih
menunggu untuk
di tempatkan
Masyarakat
terlalu
percaya
oleh apa yang
dipublikasikan
dimedia
Adanya peraturan Penyerapan tenaga
moratorium PNS
kerja sesuai dengan
jumlah lulusan
Penyebab
Harapan
Banyaknya kasus Tidak adanya lulusan
korupsi
dan yang terlibat korupsi
pencucian uang
atau pencucian uang
sehingga masyarakat
dapat
memiliki
kepercayaan lagi
4. Proses
N
o
1.
2.
Kondisi
Sistem
pembelajaran Sistem pembelajaran sudah Meningkatkan
sistem
yang dilakukan sudah sesuai
dengan
peraturan Pembelajaran
yang
baik
pemerintah
digunakan
sehingga
pembelajaran
dapat
terlaksana dan sesuai
dengan
tujuan
pengembangan
akademik
dan
keterampilan
Metode
Pembelajaran Adanya
dukungan
dari Peserta
didik
lebih
sesuai dengan standar pemerintah mengenai biaya termotivasi
untuk
yang telah ditentukan
dan fasilitas yang memadai berprestasi
dan
sehingga
terwujuda meningkatkan
pembelajaran yang efektif
kemampuan akademik
dan keterampilan
5. Output
No Kondisi
1. Lulusan yang siap kerja
langsung ditempatkan
dilembaga-lembaga
pemerintah
2.
Penyebab
Karena lulusan telah meiliki
keahlian dan keterampilan
sesuai dengan bidang keahlian
yang dibutuhkan
Harapan
Meningkatkan kualitas
akademik
dan
kepribadian
sesuai
dengan
kebutuhan
lapangan pekerjaan
Beberapa lulusan terbaru Kebijakan moratorium CPNS Lulusan yang belum
masih
menunggu mengakibatkan berkurangnya diangkat menjadi CPNS
penempatan
pengangkatan PNS
dapat
ditempatkan
dilapangan kerja lain
sesuai
dengan
keahliannya
B. Visi, Misi dan Tujuan STAN
1. Visi dan Misi
a. Visi STAN :
Menjadi perguruan tinggi terbaik di bidang keuangan dan akuntansi sektor
publik.
b. Misi STAN :
1) Menghasilkan tenaga ahli dalam bidang keuangan dan akuntansi sektor
publik yang bermoral tinggi dan berwawasan global
2) Melaksanakan penelitian di bidang keuangan dan akuntansi sektor publik
3) Melaksanakan pengabdian masyarakat di bidang keuangan dan akuntansi
sektor publik
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Pendidikan kedinasan STAN bertujuan untuk mendidik mahasiswa agar
memiliki pengetahuan, keahlian dan ketrampilan dalam setiap bidang
spesialisasinya masing-masing dan juga mempersiapkan mahasiswa agar
menjadi pegawai negri Depkeu yang berdisiplin tinggi, berakhlak tinggi, dan
penuh dedikasi. Tujuan lain adalah mendidik mahasiswa/i supaya mempunyai
pengetahuan dan keahlian di bidang keuangan akuntansi sektor publik.
b. Tujuan Khusus
Pendidikan kedinasan STAN bertujuan untuk melaksanakan sebagian tugas
pokok BPPK di dalam bidang pendidikan program diploma bidang keuangan.
A. Strategi Pengembangan STAN
Analisis SWOT
1. Strenght (Kekuatan)
a. Biaya pendidikan gratis atau rendah
b. Fasilitas lengkap dan berstandar
c. Karir dijamin oleh kementerian keuangan
2. Weakness (Kelemahan)
a. Senioritas dalam proses pendidikan
b. Masa tunggu lulusan yang cukup lama
3. Opportunity (Peluang)
a. Banyak lapangan pekerjaan yang disediakan oleh Kemenkeu untuk lulusan
STAN
b. Jumlah peminat STAN masih tinggi dan tersebar di seluruh Indonesia
4. Treath ( Ancaman)
a. Moratorium CPNS
b. Banyak perguruan tinggi yang membuka jalur pendidikan di bidang
ekonomi dan akuntansi
B. Rencana Strategis Pengembangan STAN
N
o
1.
Aspek
Indikator
Strategi Pelaksanaan
Standar Isi
1) Ketersediaan kurikulum
untuk setiap program studi
1) Ada
nya
2.
Standar Proses
2) Kesesuaian kurikulum mata
kuliah pengembangan
dan
pengecekan kurikulum yang
tersedia
Kurikulum
evaluasi
dengan
program
studi yang ditawarkan
2) Mensosialisakan
kepribadian (MPK) dengan
untuk
kurikulum yang berlaku
kurikulum
secara nasional
kurikulum nasional
upaya
menyesuaikan
MPK
dengan
Proses pembelajaran 1) Materi pengajaran relevan
dengan
matakuliah
yang
diajarkan
1) Adanya tim penilai yang
mengecek relevansi mata
kuliah
dengan
materi
pengajaran
2) Silabus
disusun
oleh
pendidik untuk setiap mata
kuliah
2) Adanya tim pengawasan
silabus dari perencanaan
hingga
evaluasi
pembelajaran
3) Perkuliahan
dilaksanakan
sesuai jadwal
3) Adanya tim piket yang
mengawasi
kehadiran
pendidik dan peserta didik
3.
Standar Kompetensi Lulusan
Sikap
Memiliki
akhlah
dan
pekerti yang luhur
Pengetahuan
budi Memaksimalkan
mata
kuliah
kepribadian
Menguasai materi pembelajaran Mengadakan
sebagaimana yang tercantum selesai
dalam
Keterampilan
susunan
pengembangan
evaluasi
setiap
pembelajaran
dan
program menilai
pengajaran
Memiliki keterampilan
penerapan
keberhasilan
pembelajaran
yang Mengadakan
praktek
kerja
memadai untuk melaksanakan lapangan yang teroganisir untuk
tugas di lingkungan instansi melatih
4.
a.
akademik
kompetensi
Kinerja
Kependidikan
Tenaga Memilki
dan pendidik secara berkala baik
secara
kinerja
umum,akademik
kompetensi
pelayanan Mengadakan
peserta didik yang baik
penjaminan
peningkatan
pelayanan
5.
kerja
pemerintah
peserta didik
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kinerja Pendidik
Pendidik memenuhi kualifikasi Evaluasi terhadap hasil kinerja
umum,
b.
keterampilan
Standar Sarana dan Prasarana
dan
pelatihan
mutu
dan
kompetensi
Perabot
dan
Pendidikan
Alat Jumlah memadai dan kualitas Melakukan pengecekan berkala
yang baik
dan
melakukan
penambahan
untuk menunjang pembaharuan
Ruang Kelas
Memiliki
fasilitas
memadai
peralatan
yang Melakukan
standarisasi
minimum ruangan kelas yang
layak digunakan
6.
Standar Pengelolaan
Otonomi
Keberhasilan
Pengelolaan
otonomi
penerapan Adanya tim pengawasan yang
dalam
pengelolaan memantau
akademik
7.
jalannya
otonomi
pengelolaan
Standar Pembiayaan
Gaji Pegawai
Biaya yang dikeluarkan sesuai Adanya tim pemantau proses
dengan jadwal pemberian
penggunaan biaya tetap agar
dapat
dialokasikan
sesuai
dengan kebutuhan di lapangan
8.
Standar Penilaian Pendidikan
Hasil Ujian
Peserta didik
ujian
melaksanakan Setiap ujian menetapkan KKM
tertulis,
ujian (kriteria ketuntasan minimal)
komprehensif, PKL dan karya yang terus ditingkatkan
tulis ilmiah
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan kedinasan memiliki komponen yang perlu dilakukan analisis kondisi
dan kondisi harapan berkelanjutan seperti raw input, instrumental input,
environmental input, process, output. STAN memiliki peluang yang tinggi untuk
tetap bersaing dengan perguruan tinggi yang menawarkan program studi sejenis.
Selain itu, STAN memiki ancaman yakni moratorium CPNS. Hal tersebut,
menyebabkan STAN harus melakukan rencana pengembangan strategis yang
melingkupi 8 standar pendidikan nasional.
B. Saran
Berdasarkan hal tersebut, penulis menyarankan agar STAN dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan jaman. STAN harus mampu melakukan pengembangan diri
yang berkelanjutan agar peminat yang tinggi tidak menyebabkan STAN
mengabaikan upaya pembaharuan.
DAFTAR PUSTAKA
Izza.
(2014).
Strategi
Pengembangan
Profesionalitas.
(online).
http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/strategi-pengembanganprofesionalitas.html. Diakses pada tanggal 9 November 2015 pukul
09.15.
Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/ PMK.01/2007 Tentang Standar
Pelayanan Minimum Sekolah Tinggi Akuntasi Negara.
Sofyan
Sauri.
(2013).
Strategi
Pembangunan
Bidang
Pendidikan.
(online).
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195
604201983011-SOFYAN_SAURI/makalah2/
STRATEGI_PEMBANGUNAN_BIDANG_PENDIDIKAN_revisi.pdf.
Diakses pada tanggal 9 November 2015 pukul 09.17.
PENDIDIKAN KEDINASAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Formal
Dosen Pengampu Dra. M.D Niron, M.Pd.
Disusun oleh :
1. Aurora Agasi
MP B/ 13101241049
2. Debira Adhiyanti
MP B/ 13101341058
3. Fitri Nusi Vera
MP B/ 13101241060
4. Dian Meliya Ayu
MP B/ 13101241063
5. Theresia Ismi A.
MP B/ 13101244007
Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan modern saat ini sangat mendukung pelaksanaan pendidikan
yang berfokus pada pengembangan diri peserta didik. Peserta didik dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman yang membutuhkan kualitas
diri yang baik dan kompeten. Proses pendidikan di Indonesia memiliki jenis
pendidikan yang bervariasi dan menyesuaikan dengan kondisi peserta didik.
Salah satu jenis pendidikan yang mendukung kompetensi peserta didik
adalah pendidikan kedinasan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2010 tentang Pendidikan Kedinasan pasal 2, pendidikan kedinasan
berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai negeri dan
calon pegawai negeri pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK
dalam pelaksanaan tugas di lingkungan kerjanya dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Dalam pelaksanaan pendidikan kedinasan, pengelolaannya mendapat
keterkaitan khusus dengan kedinasan. Hal ini dikarenakan proses
pendidikannya mengacu pada aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh
kementerian atau LPNK. Oleh karena itu, pendidikan kedinasan memiliki
pengelolaan yang berbeda dengan proses pendidikan umum.
Pendidikan
kedinasan
dikelola
dan
diawasi
langsung
dibawah
kementerian atau LPNK terkait. Sumber pembiayaannya akan dikelola
langsung dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap peserta didik. Pendidikan
ini mendapat perhatian masyarakat yang cukup besar. Hal tersebut
dikarenakan jaminan kerja dan menjadi pegawai negeri sipil yang
menyebabkan setiap pembukaan pendaftaraan mahasiswa baru selalu
dibanjiri peminat dari berbagai daerah di Indonesia.
Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut penulis menyusun makalah
yang berjudul Pendidikan Kedinasan, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana analisis kondisi pada STAN?
2. Bagaimana kondisi harapan STAN?
3. Bagaimana strategi pengembangan STAN?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui analisis kondisi pada STAN.
2. Mengetahui kondisi harapan STAN.
3. Mengetahui strategi pengembangan STAN.
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan tersebut, penulis berharap dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pendidikan Formal. Penulisan ini dapat mengaplikasikan materi yang di
sampaikan pada proses perkuliahan.
2. Bagi Pembaca
Penulis berharap bahwa pembaca dapat mendapatkan referensi ilmu terkait
pendidikan kedinasan. Selain itu, dapat menjadi sumber pustaka untuk
penelitian yang terkait.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Landasan Pendidikan Kedinasan
Dalam suatu pelaksanaan pendidikan manapun tentunya memiliki landasan
sebagai pedoman dalam pelaksanaannya, salah satunya yaitu dalam pendidikan
kedinasan. Pendidikan kedinasan juga mempunyai landasan yuridis, yaitu
sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pendidikan
Kedinasan.
2. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 160 Tahun 2004 Tentang
Kurikulum Pendidikan Kedinasan dalam Departemen dalam Negeri.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada bagian kedelapan pasal 29 mengenai pendidikan
kedinasan yang berbunyi:
a. Pendidikan
kedinasan
diselenggarakan
oleh
merupakan
departemen
pendidikan
atau
profesi
lembaga
yang
pemerintah
nondepartemen.
b. Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan
calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
c. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal
dan nonformal.
d. Ketentuan mengenai pendidikan kedinasan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
B.
Hakikat Pendidikan Kedinasan
1. Pengertian Pendidikan Kedinasan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2010 tentang Pendidikan Kedinasan, pengertian pendidikan kedinasan
adalah pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh Kementerian,
kementerian lain, atau lembaga pemerintah nonkementerian yang berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan
tugas kedinasan bagi pegawai negeri dan calon pegawai negeri.
Selain itu, menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan kedinasan merupakan pendidikan
profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah
non departemen.
Dari beberapa pengertian di atas, disimpulkan bahwa pendidikan
kedinasan adalah suatu pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh
departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen yang bertujuan untuk
mempersiapkan
dan meningkatkan
kemampuan
pelaksanaan
tugas
kedinasan bagi calon pegawai maupun pegawai.
2. Tujuan, Fungsi dan Karakteristik Pendidikan Kedinasan
Tujuan umum pendidikan kedinasan sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional yakni mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara khususnya keterampilan yang diperlukan oleh
Departeman
atau
Lembaga
pemerintah
nondeparetemen
yang
bersangkutan.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia mengklasifikasikan pendidikan tinggi dalam dua
kategori yakni pendidikan akademik yang diarahkan pada penguasaan
pengetahuan dan pendidikan profesional yang diarahkan pada kesiapan
penerapan keahlian tertentu.
Tujuan khusus pendidikan kedinasan adalah:
a. Meningkatkan kemampuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk
dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi
kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan
instansinya.
b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaru dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.
d. Menciptakan
kesamaan
visi
dan
dinamika
pola
pikir
dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pengembangan demi
terwujudnya kepemerintahan yang baik.
Fungsi pendidikan kedinasan sejalan fungsi pendidikan nasional yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
mampu melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepada departemen
atau lembaga pemerintah nondepartemennya untuk memberikan pelayanan
publik yang terbaik.
Pendidikan kedinasan pada dasarnya berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi
pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga
pemerintah non departemen.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2010 tentang
Pendidikan
Kedinasan
pasal
2,
pendidikan
kedinasan
berfungsi
meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai negeri dan calon
pegawai negeri pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK dalam
pelaksanaan tugas di lingkungan kerjanya dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Karakteristik pendidikan kedinasan menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pendidikan Kedinasan pasal 3 mencakup 3
hal, yaitu sebagai berikut:
a. Pendidikan
kedinasan
merupakan
pendidikan
yang
bertujuan
meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang
keahlian tertentu agar mampu meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas
pada Kementerian, kementerian lain, atau LPNK tempat mereka bekerja.
b. Pendidikan
masyarakat
kedinasan
dan
berorientasi
kebutuhan
profesi
pada
kepentingan
tertentu
dari
pelayanan
Kementerian,
kementerian lain atau LPNK.
c. Kemampuan dan keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan standar kompetensi lulusan pendidikan kedinasan yang
disesuaikan
dengan
standar
nasional
pendidikan
dengan
mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya.
4. Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Peserta Didik Pendidikan Kedinasan
a. Pendidik
Pendidik pada satuan pendidikan kedinasan terdiri atas dosen dan instruktur
atau widyaiswara yang merupakan seseorang yang karena pendidikan
dan/atau keahliannya diangkat oleh Kementerian, kementerian lain, LPNK
terkait, dan/atau oleh satuan pendidikan atau penyelenggara pendidikan
kedinasan dengan tugas utama mengajar dan/atau melatih peserta didik pada
program pendidikan kedinasan yang bersangkutan.
b. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan pada satuan pendidikan kedinasan terdiri atas tenaga
penunjang akademik dan pengelolaan satuan pendidikan. Tenaga penunjang
akademik pada pendidikan kedinasan adalah seseorang yang karena
pendidikan dan/atau keahliannya diangkat oleh Kementerian, kementerian
lain, LPNK terkaut, dan/atau oleh satuan pendidikan atau penyelenggara
pendidikan kedinasan dengan tugas utama mengajar dan/atau melatih peserta
didik pada program pendidikan kedinasan yang bersangkutan. Tenaga
penunjang akademik sekurang-kurangnya terdiri atas peneliti, pengembang
di bidang pendidikan kedinasan, pustakawan, pranata komputer, laboran,
dan teknisi sumber belajar. pengelola satuan pendidikan terdiri atas
pimpinan lembaga, pembantu pimpinan, dan unsure penunjang pengelolaan
satuan pendidikan.
c. Peserta Didik
Syarat bagi peserta didik pendidikan kedinasan yaitu:
1) Pegawai negeri dan calon pegawai negeri pada Kementerian,
kementerian lain, atau LPNK;
2) Memiliki ijazah sarjana (S-1) atau yang setara; dan
3) Memenuhi persyaratan penerimaan peserta didik pendidikan kedinasan
sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan kedinasan.
Peserta didik pendidikan kedinasan memiliki kewajiban dan hak.
Kewajiban
peserta
didik
pendidikan
kedinasan
yaitu
mematuhi
peraturan/ketentuan pada satuan pendidikan; menjaga kewibawaan dan
nama baik penyelenggara pendidikan kedinasan, Kementerian, kementerian
lain, atau LPNK terkait, dan satuan pendidikan kedinasan yang
bersangkutan; dan memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan,
ketertiban, dan keamanan. Hak peserta didik pendidikan kedinasan yaitu
memperoleh biaya pendidikan kedinasan sesuai dengan keahlian tertentu
yang diikutinya; memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan untuk
menunjang proses pembelajaran; mendapat bimbingan dari pendidik dan
tenaga kependidikan dalam rangka penyelesaian studinya; dan memperoleh
layanan informasi mengenai program pendidikan yang diikutinya serta hasil
belajarnya.
C.
Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan Kedinasan
Jalur pendidikan kedinasan terdiri dari pendidikan formal dan non
formal yang diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka.
Keberadaan pendidikan tinggi kedinasan diperuntukkan bagi para pegawai dan
calon pegawai negeri yang telah bekerja di lingkungan departemen dan LPND
dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya aparatur sehingga
mampu melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat di instansinya masing-masing. Hal ini berbeda
dengan pendidikan tinggi umum yang diperuntukkan bagi masyarakat umum
yang belum bekerja, mengarahkan peserta didiknya untuk menguasai
pengetahuan yang menekankan pada aspek kognitif dan afektif.
Jalur pendidikan formal dalam pengertian jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang dalam pendidikan kedinasan terdiri atas pendidikan
menengah, akademi, sekolah tinggi, dan institut. Contoh:
1. Tingkat menengah: Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA), Sekolah
Pembangunan Pertanian (SPP) di bawah pemerintah daerah, sebelumya
berada di bawah Deparetemen Pertanian. Sekolah Kehutanan Menengah
Atas (SKMA) di bawah pemerintah daerah, sebelumnya di bawah
Departemen Kehutanan.
2. Tingkat Akademi: Akademi Pertanian di bawah Departemen Pertanian,
Akademi Kehutanan di bawah Departemen Kehutanan selanjutnya kedua
akademi tersebut menjadi di bawah Pemerintah Daerah Provinsi, akademi
Perhubungan Darat di bawah Departemen Perhubungan, akademi Teknik
Pekerjaan Umum dan Tenaga Departemen PU, Akademi Militer Nasional
atau Akademi Angkatan Bersenjata di bawah Departemen Hankam,
Akademi Kepolisian di bawah Kepolisian Negara, dan lain-lain.
3. Tingkat perguruan tinggi: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di
bawah Departemen Keuangan, Pendikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di
bawah Kepolisian Negara, Sekolah Tinggi Ilmuy Administrasi (STIA) di
bawah Lembaga Administrasi Negara, Sekolah Tinggi Pemerintahan dalam
Negeri (STPDN) atau Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)yang
merupakan penggabungan dari Akademi Pemerintahan dalam Negeri
(APDN) dan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) di bawah Departemen dalam
Negeri.
Jalur pendidikan nonformal dalam pengertian jalur pendidikan di luar
pendidikan formal diselenggarakan secara terstruktur dan berjenjang dalam
pendidikan Kedinasan terdiri dari berbagai pendidikan dan pelatihan baik
struktural maupun teknis dan fungsional. Ada dua jenis pendidikan dan
pelatihan
yang
ada
pada
departemen
dan
lembaga
pemerintah
nondepartemen yakni:
1. Diklat Prajabatan adalah diklat wajib bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) sebelum diangkat sebagai Pegawai Negeri sipil (PNS) yang terdiri
dari:
a. Diklat Prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan I
b. Diklat Prajabatan golongan II untuk menjadi PNS golongan II
c. Diklat Prajabatan golongan III untuk menjadi PNS golongan III
2. Diklat dalam Jabatan terdiri dari:
a. Diklat kepemimpinan, terdiri dari Diklat Kepemimpinan (Diklatpim)
IV, III, II, dan I
b. Diklat
fungsional,
dimaksudkan
untuk
mencapai
persyaratan
kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional
masing-masing. Jenis dan jenjang diklat fungsional untuk masing-
masing jabatan fungsional ditetapkan oleh Instansi Pembina Jabatan
Fungsional yang bersangkutan. Diklat fungsional di lingkungan
Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah yaitu: Diklat
Analisis Kepegawaian, Diklat Analisis Kebutuhan Diklat, diklat
Pengelolaan Keuangan daerah, dan lain-lain
c. Diklat teknis, dimaksudkan untuk mencapai persyaratan kompetensi
teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Jenis dan jenjang
Diklat Teknis ditetapkan oleh Instansi Teknis yang bersangkutan.
D.
Penyelenggaraan Pendidikan Kedinasan
Program pendidikan kedinasan hanya menerima peserta didik pegawai
negeri dan calon pegawai negeri. Peserta didik pendidikan kedinasan adalah
pegawai negeri dan calon pegawai negeri yang diberi tugas atau izin oleh
Kementerian, kementerian lain, atau lembaga pemerintah non kementerian
yang bersangkutan untuk mengikuti pendidikan kedinasan.
Program pendidikan kedinasan yang merupakan program pendidikan
profesi setelah program sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dapat
diselenggarakan di dalam dan/atau di luar satuan pendidikan yang ada pada
Kementerian, kementeran lain, atau LPNK terkait baik pada jalur pendidikan
formal maupun pada jalur pendidikan nonformal yang diselenggarakan dengan
beban belajar 36 sampai dengan 40 satuan kredit semester setelah program
sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dihitung dari beban belajar kegiatan
tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri yang sebagian beban
belajar itu dapat diperoleh dari hasil penilaian belajar melalui pengalaman atau
pengumpulan kredit dari satuan pendidikan yang lain.
Pendidikan kedinasan pada jalur pendidikan formal diselenggarakan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan,
sedangkan
pendidikan kedinasan pada jalur pendidikan nonformal dapat diselenggarakan
dalam bentuk kursus, pendidikan dan pelatihan, atau bentuk lain yang sejenis.
Penjurusan pada pendidikan kedinasan dilaksanakan dalam bentuk
program spesialisasi yang ditetapkan oleh Kementerian, kementerian lain, atau
LPNK terkait, sedangkan program studi pada pendidikan kedinasan
dikembangkan dengan memperhatikan tujuan program studi yang akan dicapai,
kompetensi lulusan peserta didik yang diharapkan, kontribusi terhadap
pembangunan nasional, kontribusi terhadap kebutuhan masyarakat, dan
keunggulan pendidikan kedinasan tersbeut. Penjurusan dan program studi
pendidikan kedinasan disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan kedinasan ditetapkan
oleh satuan pendidikan nasional dengan melibatkan asosiasi profesi dengan
mengacu pada standar isi dan berlaku secara nasional. Kurikulumnya
dikembangkan oleh satuan pendidikan kedinasan sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian, kementerian lain, atau LPNK.
Standar kompetensi lulusan pendidikan kedinasan dikembangkan oleg satuan
pendidikan yang bersangkutan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan dan
dapat diperkaya sesuai dengan kebutuhan. Standar Nasional Pendidikan
digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
E.
Proses Pendidikan Kedinasan
1. Kurikulum
Kurikulum pendidikan kedinasan mengacu kepada standar kompetensi
jabatan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pengguna lulusan, penyelengara diklat, peserta, dan alumni
diklat, serta unsur ahli lain. Kurikulum disusun berdasarkan KD
pendidikan berbasis ilmu, seni praktik, dan etika pemerintahan dengan
berpedoman pada pola ilmiah pokok ssebagai berikut:
a. Pola ilmiah pokok yang menjadi sandaran dalam penyelenggaraan
program dan kegiatan pendidikanyang berproses pada ilmu yang
memancarkan keluasan ilmu, kehandalan praktek, kreativitas seni,
kesempurnaan etika dan keindahan estetikadalam proses pelayanan
masyarakat oleh pemerintah
b. Karakteristik
pola
ilmiah
dimaksud
adalah
membangun
kepemerintahan yang baik dengan karakteristik; partisipasi, keadilan
yang menjunjung tinggi HAM, transparansi, responsif, menjadi
perantara kepentingan uang berbeda untuk memperoleh pilihan
terbaik bagi kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebijakan
maupun prosedur, kesempatan yang sama, penggunaan sumber-
sumber daya yang tersedia sebaik mungkin, akuntabel, dan memiliki
viisi strategis serta yang terpenting adalah bebas dari KKN.
c.
Pola ilmiah tersebut meliputi:
1) Bidang pendidikan
2) Bidang penelitian
3) Bidang pengabdian kepada masyarakat
2. Sistem Pembelajaran
Pada umumnya proses pembelajaran pada pendidikan kedinasan terdiri
dari:
a.
Pre tes, Proses, dan Post tes
Pembelajaran dalam pendidikan kedinasan selalu diawali dengan
pre tes yang biasanya dilaksanakan secara tertulis dan hasilnya segera
dicermati sebelum proses pembelajaran. Pre tes berfungsi:
1) Mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki atau dikuasai
peserta didikmengenai bahan ajar yang akan dijadikan topik dalam
proses pembelajaran
2) Mengetahui dari mana proses pembelajaran dimulai
3) Menyiapkan peserta didik dalam proses pembelajaran
4) Mengetahui
tingkat
kemajuan
peserta
didik
sebagai
hasil
pembelajaran dengan membandingkan pre tes dengan post tes.
Proses pembelajaran diupayakan dapat dilaksanakan dalam
suasana dan kondisi yang menyenangkan bagi peserta didik maupun
pendidiknya. Pendidikan kedinasan dikatakan efektif jika pada
hasilnya terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik
seluruhnya sesuai tujuan pendidikan dan atau latihan. Metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran adalah ceramah bervariasi,
pendalaman materi, studi kasus, diskusi, dan penulisan kertas kerja
yang didasarkan pada pendekatan pendidikan andragogi.
Setelah melakukan proses pembelajaran, peserta didik pendidikan
kedinasan juga menjalani post tes untuk menilai keberhasilan
pembelajaran.
b.
Persyaratan Peserta
Persyaratan peserta pendidikan dan pelatihan jabatan PNS
(Keputusan Ketua LAN Nomor 304A/IX/6/4/1995 pasal 13 ayat 1, 2,
dan 4) yaitu:
1) Peserta diklat bersifat selektif dan merupakan penugasan dengan
memperhatikan rencana pengembangan karir PNS, dalam jabatan
struktural tertentu
2) Persyaratan Umum : memiliki potensi untuk berkembang,
dedikasi dan loyalitas terhadap tugas dan organisasi; berprestasi
dalam melaksanakan tugas; sehat jasmani rohani; dan minat tinggi
mengikuti diklat.
3) Penyeleksi adalah Tim seleksi Peserta Diklat (TPSD)instansi atas
usul pimpinan unit calon peserta.
c.
Jumlah dan Komposisi Peserta
Jumlah peserta didik tiap kelas maksimal 40 orang yang berasal
dari Instansi lembaga Penyelenggara Diklat yang bersangkutan dan
Instansi Pusat dan Daerah lainnya yang dikoordinasikan oleh instansi
pembina.
d.
Prosedur Seleksi
1) Didasarkan pada tersedianya formasi jabatan struktural sesuai
eselon tertentu
2) Pelaksanaan seleksi dengan tiap instansi membentuk Tim Selesi
Peserta Diklat Instansi (TSPDI)
3) TSPDI bersama Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan
(Baperjakat). Instansi merekomendasikan calon peserta diklat
4) Peserta diklat diprioritaskan bagi yang telah menduduki jabatan
struktural sesuai diklat yang akan dijalani
5) Harus memperhatikan formasi jabatan struktural yang tersedia
6) Penetapan peserta diklat dalam bentuk surat keputusanpenetapan
peserta diklat oleh Pembina Kepegawaian Instansi
7) Pemanggilan peserta diklat untuk mengikuti diklat \
.Mata Pendidikan dan Pelatihan
Kelompok Mata pendidikan dan pelatihan pendidikan kedinasan
yaitu:
1) Kelompok Sikap dan Kepribadian atau Perilaku
2) Kelompok Kepemimpinan dan Pemberdayaan Sumber Daya
3) Kelompok Visi dan Misi
4) Kalompok administrasi dan Manajemen
5) Kelompok Penerapan dan aktualisasi
e. Evaluasi
Evaluasi program pendidikan dan pelatihan dilakukan melalui
penilaian terhadap peserta didik meliputi sikap dan penguasaan
materi, penyelenggara, dan pendidik (dosen, widyaiswara) dan pasca
diklat.
F.
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) adalah sekolah tinggi
kedinasan
dibawah Departemen
Keuangan
milik
Pemerintah,
yang
menyelenggarakan pendidikan Diploma bidang keuangan. Tujuannya di
didirikan untuk mendidik mahasiswa supaya pengetahuan di bidang akutansi
dan keuangan sector public untuk mempersiapkan mahasiswa agar menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdisiplin, berakhlak, dan penuh dedikasi.
Berdirinya STAN berdasarkan keputusn Presiden No. 45 Tahun 1974,
dan Keputusan Presiden No. 12 Tahun 1967 pada tanggal 17 Maret 1975
melalui
surat
keputusan
NO.13495/MPK/1975
diperolah
izin
penyelenggaraan pendidikan akuntan dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
dan sekarang pengelolaannya dilimpahkan kepada Kepala
Direktur STAN dengan surat Tugas dari Kepala Badan Keuangan.
Pada tanggal 22 Januari 2010 pemerintah telah menerbitkan PP No.14
Tahun 2010 tentang pendidikan kedinasan, PP ini merupakan turunan dari
UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional kementrian dalam
PP ini adalah Kementrian Pendidikan Nasional namun Kementrian lain
adalah Kementrian yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan
pendidikan dinas.
Syarat untuk memperoleh izin pendirian satuan pendidikan kedinasan
(menurut PP No.14 tahun 2010 pasal 17) paling sedikit memiliki:
1. Kurikulum
2. Pendidik dan tenaga pendidik
3. Sarana dan prasarana pendidkansumber pembiayaan untuk kelangsungan
pendidikan paling sedikit unntuk 1 tahunakademik berikutnya.
4. Sistem evaluasi dan sertifikasi
5. Sistem manajemen dan proses pendidikan
6. Kekhususan pendidikan kedinasan
7. Dasar hukum penyelenggaraan kedinasan.
Latar belakang dibentuk Pendidikan Kedinasan (STAN) ini karena
adanya kebutuhan pegawai kementrian/lembaga akan pegawai yang
berkompeten sesuai tugas dan fungsinya khususnya di Kementrian
Keuangan. Selama menempuh pendidkian Kedinasan pembaiyaan gratis
karena ditanggung atau dibiayai oleh Pemerintah khususnya Kementrian
terkait yang menaungi bidan pendidikan Kedinasan tersebut menggunakan
dana APBN.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Kondisi dan Kondisi Harapan
1. Raw Input
No
1.
Kondisi
Animo peserta didik
mengalami penurunan
sekitar 10-20 % dalam
waktu tiga tahun
terakhir
Penyebab
Karena munculnya isu
bahwa
output
yang
dihasilkan terlibat tindakan
korupsi dan pencucian
uang, beberapa kasus
tersebut
di
ekspos
dibeberapa media sehingga
menimbulkan image buruk
2.
Daya tampung peserta Banyak
lulusan
yang
didik baru menurun
belum ditempatkan karena
lowongan di pemerintahan
tidak sebanding dengan
jumlah
lulusan
yang
dihasilkan serta adanya
moratorium PNS
2. Instrumental Input
N
o
1.
Komponen
Kurikulum
2.
Pembiayaan
3.
Pendidik
Harapan
Diharapkan
setiap
lulusan memiliki sikap
baik dan iman yang
kuat sehingga tidak
akan tergiur untuk
melakukan
tindakan
korupsi atau tindak
pidana lainnya.
Semua lulusan dapat
ditempatkan
sesuai
bidang keahliannya
Kondisi
Penyebab
Harapan
Kurikulum
yang
digunakan sesuai dengan
peraturan terbaru tentang
Pendidikan
Kedinasan
dan dikembangkan oleh
satuan
pendidikan
kedinasan sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
kementerian
Seluruh
biaya
Pendidikan
Kedinasan
ditanggung
oleh
kementerian terkait dan
dana APBN
Karena
sudah
mengacu
pada
peraturan
pemerintah terbaru
Kurikulum yang
digunakan sesuai
dengan
perkembangan
zaman
sehingga
dapat
menjaga
kualitas
pendidikan
Tenaga
mayoritas
Karena
dana
pendidikan didukung
oleh
Kementerian
terkait
Dana
yang
diberikan
tidak
mengalami
keterlambatan
dalam
pemberiannya
sehingga
proses
pendidikan tidak
terhambat
pendidik Karena kurangnya Peningkatan
senior atau pembukaan
pembukaan
4.
mendekati masa usia
pensiun
sehingga
keilmuannya
kurang
berkembang
sesuai
dengan
kemajuan
pendidikan
Sarana dan Sarana dan prasarana
Prasarana
pendidikan
sudah
lengkap
lowongan pekerjaan lowongan
kerja
bagi dosen baru
bagi dosen baru
Karena sarana dan
prasarana didukung
penuh
oleh
Kementerian terkait
Meningkatkan
kualitas sarana dan
prasarana
pendidikan
3. Enviromental Input
N
o
1.
Komponen
Pemerintah
2.
Masyarakat
Kondisi
Penyebab
Harapan
Banyak lulusan
yang
masih
menunggu untuk
di tempatkan
Masyarakat
terlalu
percaya
oleh apa yang
dipublikasikan
dimedia
Adanya peraturan Penyerapan tenaga
moratorium PNS
kerja sesuai dengan
jumlah lulusan
Penyebab
Harapan
Banyaknya kasus Tidak adanya lulusan
korupsi
dan yang terlibat korupsi
pencucian uang
atau pencucian uang
sehingga masyarakat
dapat
memiliki
kepercayaan lagi
4. Proses
N
o
1.
2.
Kondisi
Sistem
pembelajaran Sistem pembelajaran sudah Meningkatkan
sistem
yang dilakukan sudah sesuai
dengan
peraturan Pembelajaran
yang
baik
pemerintah
digunakan
sehingga
pembelajaran
dapat
terlaksana dan sesuai
dengan
tujuan
pengembangan
akademik
dan
keterampilan
Metode
Pembelajaran Adanya
dukungan
dari Peserta
didik
lebih
sesuai dengan standar pemerintah mengenai biaya termotivasi
untuk
yang telah ditentukan
dan fasilitas yang memadai berprestasi
dan
sehingga
terwujuda meningkatkan
pembelajaran yang efektif
kemampuan akademik
dan keterampilan
5. Output
No Kondisi
1. Lulusan yang siap kerja
langsung ditempatkan
dilembaga-lembaga
pemerintah
2.
Penyebab
Karena lulusan telah meiliki
keahlian dan keterampilan
sesuai dengan bidang keahlian
yang dibutuhkan
Harapan
Meningkatkan kualitas
akademik
dan
kepribadian
sesuai
dengan
kebutuhan
lapangan pekerjaan
Beberapa lulusan terbaru Kebijakan moratorium CPNS Lulusan yang belum
masih
menunggu mengakibatkan berkurangnya diangkat menjadi CPNS
penempatan
pengangkatan PNS
dapat
ditempatkan
dilapangan kerja lain
sesuai
dengan
keahliannya
B. Visi, Misi dan Tujuan STAN
1. Visi dan Misi
a. Visi STAN :
Menjadi perguruan tinggi terbaik di bidang keuangan dan akuntansi sektor
publik.
b. Misi STAN :
1) Menghasilkan tenaga ahli dalam bidang keuangan dan akuntansi sektor
publik yang bermoral tinggi dan berwawasan global
2) Melaksanakan penelitian di bidang keuangan dan akuntansi sektor publik
3) Melaksanakan pengabdian masyarakat di bidang keuangan dan akuntansi
sektor publik
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Pendidikan kedinasan STAN bertujuan untuk mendidik mahasiswa agar
memiliki pengetahuan, keahlian dan ketrampilan dalam setiap bidang
spesialisasinya masing-masing dan juga mempersiapkan mahasiswa agar
menjadi pegawai negri Depkeu yang berdisiplin tinggi, berakhlak tinggi, dan
penuh dedikasi. Tujuan lain adalah mendidik mahasiswa/i supaya mempunyai
pengetahuan dan keahlian di bidang keuangan akuntansi sektor publik.
b. Tujuan Khusus
Pendidikan kedinasan STAN bertujuan untuk melaksanakan sebagian tugas
pokok BPPK di dalam bidang pendidikan program diploma bidang keuangan.
A. Strategi Pengembangan STAN
Analisis SWOT
1. Strenght (Kekuatan)
a. Biaya pendidikan gratis atau rendah
b. Fasilitas lengkap dan berstandar
c. Karir dijamin oleh kementerian keuangan
2. Weakness (Kelemahan)
a. Senioritas dalam proses pendidikan
b. Masa tunggu lulusan yang cukup lama
3. Opportunity (Peluang)
a. Banyak lapangan pekerjaan yang disediakan oleh Kemenkeu untuk lulusan
STAN
b. Jumlah peminat STAN masih tinggi dan tersebar di seluruh Indonesia
4. Treath ( Ancaman)
a. Moratorium CPNS
b. Banyak perguruan tinggi yang membuka jalur pendidikan di bidang
ekonomi dan akuntansi
B. Rencana Strategis Pengembangan STAN
N
o
1.
Aspek
Indikator
Strategi Pelaksanaan
Standar Isi
1) Ketersediaan kurikulum
untuk setiap program studi
1) Ada
nya
2.
Standar Proses
2) Kesesuaian kurikulum mata
kuliah pengembangan
dan
pengecekan kurikulum yang
tersedia
Kurikulum
evaluasi
dengan
program
studi yang ditawarkan
2) Mensosialisakan
kepribadian (MPK) dengan
untuk
kurikulum yang berlaku
kurikulum
secara nasional
kurikulum nasional
upaya
menyesuaikan
MPK
dengan
Proses pembelajaran 1) Materi pengajaran relevan
dengan
matakuliah
yang
diajarkan
1) Adanya tim penilai yang
mengecek relevansi mata
kuliah
dengan
materi
pengajaran
2) Silabus
disusun
oleh
pendidik untuk setiap mata
kuliah
2) Adanya tim pengawasan
silabus dari perencanaan
hingga
evaluasi
pembelajaran
3) Perkuliahan
dilaksanakan
sesuai jadwal
3) Adanya tim piket yang
mengawasi
kehadiran
pendidik dan peserta didik
3.
Standar Kompetensi Lulusan
Sikap
Memiliki
akhlah
dan
pekerti yang luhur
Pengetahuan
budi Memaksimalkan
mata
kuliah
kepribadian
Menguasai materi pembelajaran Mengadakan
sebagaimana yang tercantum selesai
dalam
Keterampilan
susunan
pengembangan
evaluasi
setiap
pembelajaran
dan
program menilai
pengajaran
Memiliki keterampilan
penerapan
keberhasilan
pembelajaran
yang Mengadakan
praktek
kerja
memadai untuk melaksanakan lapangan yang teroganisir untuk
tugas di lingkungan instansi melatih
4.
a.
akademik
kompetensi
Kinerja
Kependidikan
Tenaga Memilki
dan pendidik secara berkala baik
secara
kinerja
umum,akademik
kompetensi
pelayanan Mengadakan
peserta didik yang baik
penjaminan
peningkatan
pelayanan
5.
kerja
pemerintah
peserta didik
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kinerja Pendidik
Pendidik memenuhi kualifikasi Evaluasi terhadap hasil kinerja
umum,
b.
keterampilan
Standar Sarana dan Prasarana
dan
pelatihan
mutu
dan
kompetensi
Perabot
dan
Pendidikan
Alat Jumlah memadai dan kualitas Melakukan pengecekan berkala
yang baik
dan
melakukan
penambahan
untuk menunjang pembaharuan
Ruang Kelas
Memiliki
fasilitas
memadai
peralatan
yang Melakukan
standarisasi
minimum ruangan kelas yang
layak digunakan
6.
Standar Pengelolaan
Otonomi
Keberhasilan
Pengelolaan
otonomi
penerapan Adanya tim pengawasan yang
dalam
pengelolaan memantau
akademik
7.
jalannya
otonomi
pengelolaan
Standar Pembiayaan
Gaji Pegawai
Biaya yang dikeluarkan sesuai Adanya tim pemantau proses
dengan jadwal pemberian
penggunaan biaya tetap agar
dapat
dialokasikan
sesuai
dengan kebutuhan di lapangan
8.
Standar Penilaian Pendidikan
Hasil Ujian
Peserta didik
ujian
melaksanakan Setiap ujian menetapkan KKM
tertulis,
ujian (kriteria ketuntasan minimal)
komprehensif, PKL dan karya yang terus ditingkatkan
tulis ilmiah
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan kedinasan memiliki komponen yang perlu dilakukan analisis kondisi
dan kondisi harapan berkelanjutan seperti raw input, instrumental input,
environmental input, process, output. STAN memiliki peluang yang tinggi untuk
tetap bersaing dengan perguruan tinggi yang menawarkan program studi sejenis.
Selain itu, STAN memiki ancaman yakni moratorium CPNS. Hal tersebut,
menyebabkan STAN harus melakukan rencana pengembangan strategis yang
melingkupi 8 standar pendidikan nasional.
B. Saran
Berdasarkan hal tersebut, penulis menyarankan agar STAN dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan jaman. STAN harus mampu melakukan pengembangan diri
yang berkelanjutan agar peminat yang tinggi tidak menyebabkan STAN
mengabaikan upaya pembaharuan.
DAFTAR PUSTAKA
Izza.
(2014).
Strategi
Pengembangan
Profesionalitas.
(online).
http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/strategi-pengembanganprofesionalitas.html. Diakses pada tanggal 9 November 2015 pukul
09.15.
Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/ PMK.01/2007 Tentang Standar
Pelayanan Minimum Sekolah Tinggi Akuntasi Negara.
Sofyan
Sauri.
(2013).
Strategi
Pembangunan
Bidang
Pendidikan.
(online).
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195
604201983011-SOFYAN_SAURI/makalah2/
STRATEGI_PEMBANGUNAN_BIDANG_PENDIDIKAN_revisi.pdf.
Diakses pada tanggal 9 November 2015 pukul 09.17.