Makalah isd penduduk masyarakat dan kebu
UNIVERSITAS GUNADARMA
MAKALAH ILMU DASAR SOSIAL
Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
Disusun Oleh:
Andhika Rahman 66217795
Daftar Is
Kata Pengantar........................................................................................................... 3
BAB I...................................................................................................................... 4
Pendahuluan.............................................................................................................. 4
A.
Latar Belakang.................................................................................................. 4
B.
Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................... 5
Pembahasan............................................................................................................... 5
A.
Penyebaran Penduduk Di Muka Bumi.....................................................................5
a.
Transmigrasi................................................................................................. 5
b.
Imigrasi....................................................................................................... 5
c.
Emigrasi...................................................................................................... 5
B.
Jumlah Penduduk Dalam Sejarah...........................................................................7
C.
Masalah Kependudukan Di Indonesia...................................................................12
D.
Kebijaksanaan Kependudukan............................................................................. 13
E.
Kependudukan dan Pembangunan........................................................................14
F.
Kependudukan Keluarga Berencana dan Agama......................................................14
BAB III.................................................................................................................. 15
Penutup.................................................................................................................. 15
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 15
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 16
Lampiran................................................................................................................ 17
Gambar 1. Pertumbuhan Penduduk Pearl..................................................................................9
Gambar 2. Pertumbuhan Penduduk Gini.................................................................................10
Gambar 3. Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050..................................................11
2
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah
dilimpahkan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan” dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.
Didalam makalah ini saya membahas beberapa topik pembahasan seperti Penyebaran
Penduduk Di Muka Bumi, Jumlah Penduduk Dalam Sejarah, Masalah Kependudukan Di
Indonesia, Kebijaksanaan Kependudukan, Kependudukan dan Pembangunan, Kependudukan
Keluarga Berencana dan Agama.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh kerena itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk menambah kesempurnaan makalah ini.
3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penulisan karya ilmiah adalah hal yang mendasar dan wajib dipahami khususnya oleh setiap
mahasiswa untuk menjadi syarat nilai akhir semester. Selain itu makalah ini dapat membantu
perkembangan pikir mahasiswa dan kepribadian agar memperoleh wawasan yang lebih luas
khususnya materi penduduk, masyarakat, dan kebudayaan dan ciri kepribadian yang
diharapkan dari setiap golongan terpelajar Indonesia.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penyebaran penduduk di muka bumi
b. Bagaimana jumlah penduduk dalam sejarah
c. Apa itu Kependudukan Keluarga Berencana dan Agama, Kependudukan dan
Pembangunan, Kebijaksanaan Kependudukan
4
BAB II
Pembahasan
A. Penyebaran Penduduk Di Muka Bumi
Penyebaran penduduk dapatlah diartikan pindahnya penduduk dari satu tempat ke tempat lain
oleh apa pun sebabnya, yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya
dengan yaitu dengan migrasi atau emigrasi dan transmigrasi.
a. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat
penduduk (kota) ke daerah lain (desa) di dalam wilayah Indonesia. Penduduk yang
melakukan transmigrasi disebut transmigran. Tujuan transmigrasi adalah untuk
memindahkan jutaan orang Indonesia dari pulai Jawa, Bali, dan Madura yang
padat penduduknya ke pulau-pulau Indonesia yang penduduknya sedikit demi
menciptakan kepadatan penduduk yang sama rata. Transmigrasi akan
mengentaskan kemiskinan dengan memberikan lahan dan kesempatan baru bagi
para pendatang. Contoh penduduk dari pulau Jawa pindah ke pulau Papua atau
penduduk di Pulau Madura pindah ke Pulau Kalimantan.
b. Imigrasi
Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara-bangsa ke negara lain, di
mana ia bukan merupakan warga negara. Imigrasi merujuk pada perpindahan
untuk menetap permanen ke suatu negara lain yang di lakukan imigran, sedangkan
turis dan pendatang untuk jangka waktu yang lumayan pendek tidak dianggap
sebagai imigran. Contoh orang Amerika yang ingin menetap ke Indonesia secara
permanen.
c. Emigrasi
Emigrasi adalah tindakan meninggalkan negara asal seseorang atau wilayah untuk
menetap di negara lain. Emigrasi sama seperti imigrasi tapi dari perspektif negara
asal. Gerakan manusia sebelum pembentukan batas-batas politik atau dalam satu
negara, disebut migrasi. Beragam alasan orang untuk beremigrasi. Beberapa
diantaranya adalah alasan agama, kebebasan politik atau ekonomi atau melarikan
diri. Dan lainnya memiliki alasan pribadi seperti pernikahan. Beberapa orang yang
tinggal di iklim dingin memilih untuk pindah ke iklim hangat. Orang yang
5
melakukan emigrasi disebut emigran. Contoh orang Indonesia pergi ke Amerika
dan menjadi tenaga kerja Indonesia.
Penyebaran penduduk dapatlah diartikan pindahnya penduduk dari satu tempat ke tempat lain
oleh apapun sebabnya, yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya
dengan imigrasi atau emigrasi dan transmigrasi.
Penyebaran penduduk juga tidak terlepas dari konsep tentang kemajuan masyarakat atau
kemajuan kebudayaan manusia yang dengan lambat berkembang dari bentuk- bentuk
bersahaja ke bentuk- bentuk yang kompleks. Mulai dari tingkat masyarakat berburu atau
tingkat liar (savage), tingkat beternak atau tingkat barbar (barbarism), dan tingkat pertanian
ketika berkembang peradaban (civilization). Dengan perkembangan kebudayaan ini otomatis
akan terjadi penyebaran penduduk yang erat hubungannya dengan faktor ekologis. Bilamana
menemukan daerah subur, disitu peradaban akan berkembang dan penduduk menetap.
Contoh daerah Euphrat dan Tigris merupakan lembah yang pernah dialami penduduk yang
cukup padat.
Kalau dilihat secara umum, terjadinya migrasi-migrasi itu ada yang lambat, otomatis, cepat
dan mendadak. Hal ini sejajar dengan perkembangan makhluk manusia yang selalu
membanyak jumlahnya dan menginginkan tempat-tempat yang baru di muka bumi.Kalau
melihat rekontruksi W. Howells Nampak bahwa migrasi-migrasi besar penduduk dunia
antara 80.000 sM sampai 1.000 sM cenderung menyusuri pantai- pantai di setiap benua dan
membuat garis spiral dengan arah ke pedalaman.
Migrasi yang lambat terjadi pada kelompok manusia yang pindah dari Benua Asia ke Benua
Amerika pada akhir zaman Glasial ke-4. Selama beribu- ribu tahun lamanya binatang
maupun manusia mulai pindah ke utara. Migrasi yang cepat dan mendadak diakibatkan oleh
bermacam sebab, misalnya karena bencana alam, wabah, perubahan mata pencaharian, dan
peperangan. Ada juga yang disebabkan oleh peristiwa khusus seperti pelayaran bangsa cina
di Asia Timur dan Asia Tenggara, pelayaran bangsa Arab, dari Asia Barat ke Afrika Utara,
pelayaran bangsa Eropa ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika.
Ada dua faktor yang mempengaruhi penyebaran penduduk, yaitu faktor pendorong dan faktor
penarik. Faktor pendorong dapat disebabkan oleh alasan ekonomi, politis dan agama.
Contohnya orang Vietnam yang mengungsi, orang Yahudi yang kembali ke Cina setelah
Perang Dunia II, orang islam di India yang beremigrasi massal ke Pakistan. Faktor penarik
sifatnya umum, misal propaganda suatu Negara untuk menarik para imigran. Selanjutnya,
6
Petersen mengemukakan adanya migrasi primitif, penyebaran yang tidak tentu seperti
mencari makan (food-gathering) dan berburu (barbar), berkelana (wandering) dan
berkelompok menjelajahi suatu wilayah (ranging). Semua migrasi ini disebabkan oleh
dorongan ekologis, sebagai hubungan antara alam dengan manusia. Pada zaman modern
motif migrasi adalah adanya revolusi industri, korban perang, atau membuka daerah
pertanian baru.
Menurut ahli demografi yang mengamati dinamika penduduk Indonesia secara makro,
penduduk Indonesia bersifat highly immobile, tidak banyak berpindah-pindah untuk menetap
di luar daerah kelahiran mereka kalau tidak terpaksa atau dipaksa untuk pindah. Istilah
berpindah ini disebut migrasi, yaitu perpindahan ke luar dari batas daerah kebudayaan
seseorang. Pengertian ini lebih tepat untuk kondisi migrasi di Indonesia, yang pada umumnya
mobilitas penduduk Indonesia bersifat merantau dengan tujuan mencari mata pencaharian
yang lebih baik, bersifat sementara dan punya harapan kembali ke kampung halaman.
Migrasi yang tidak berdasarkan sikap serta harapan untuk kembali ke kampung halaman asli,
terjadi pada masyarakat batak toba akibat terlalu padat penduduknya sekitar tahun 1930.
B. Jumlah Penduduk Dalam Sejarah
Dalam arti luas penduduk atau populasi adalah sejumlah makhluk sejenis yang mendiami
atau menduduki suatu tempat tertentu. Mempelajari penduduk pada hakikatnya mengadakan
pendekatan terhadap tiga sudut pandang, yaitu:
a. Untuk memperoleh data penduduk yang nyata
b. Untuk memperoleh penafsiran tabiat sosial
c. Untuk melakukan aksi sosial, yaitu mengetahui secara komprehensif dengan
mengkombinasikan ketiga sigi tersebut.
Adapun ilmu yang menggumuli masalah penduduk adalah demografi (demography),
merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau
penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi
dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk , terutama tentang kelahiran,
perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah,
persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari
waktu kewaktu. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Archille Guillard pada tahun 1855
dalam karyanya yang berjudul “elements de statistique humaine, ou demographie comparree”
atau elements of human statistics or comparative demography (dalam Iskandar,1994).
7
Ada dua sudut pandang dalam teori kependudukan ini, yaitu dari segi sosial dan segi
naturalistik. Sudut pandang dari segi sosial dimuali oleh Thomas Robert Malthus (Inggris
1766-1804), yang menyatakan bahwa kemelaratan disebabkan oleh tidak adanya
keseimbangan antara pertambahan penduduk dengan pertambahan pangan.
Pokok tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung
melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam dia punya esai yang orisinal, Malthus
menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia bilang, penduduk cenderung
tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya)
sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara "deret hitung" (misalnya, dalam
deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Dalam terbitan-terbitan belakangan, Malthus
menekankan lagi tesisnya, tetapi tidak sekaku semula, dengan hanya berkata bahwa
penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan
makanan. Dari kedua bentuk uraian tesis itu, Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas
manusia akan kejeblos ke dalam rawa-rawa kemiskinan dan berada ditubir kelaparan. Dalam
jangka panjang, tak ada kemajuan teknologi yang dapat mengalihkan keadaan itu, karena
kenaikan suplai makanan terbatas.
Sudut pandang dari segi naturalistik menyatakan, bahwa pertumbuhan penduduk ditentukan
oleh bahan makanan yang bergantung dari lingkungan, sehingga dikenal adanya teori
ekonomi lingkungan seperti:
1. Teori Pearl
Pearl mengemukakan teori universal tentang pertumbuhan penduduk yang didasarkan atas
dugaan atau asumsi biologi dan geografi. Tiap penduduk mula-mula mengalami pertambahan
atau kenaikan jumlah sangat lambat, yang makin lama makin cepat, mencapai titk tengah
daur, dan kemudian makin berkurang pertambahannya hingga mencapai akhir dari daur.
Pertumbuhan daur tersebut mengikuti kurva normal.
Jadi mula-mula jumlah penduduk sedikit, bertambah hingga makin lama makin banyak tetapi
akhirnya tidak bertambah lagi. Pada teori Malthus yang menyebabkan berhentinya
pertambahan penduduk ialah makin banyaknya kematian akibat kekurangan makan,
kelaparan, penyakit dan lain-lainya, kalau pada toeri Pearl penyebab berhentinya
pertambahan penduduk adalah kepadatan penduduk. Arah pertumbuhan penduduk mengikuti
kurva normal tersebut akibat pengaruh kepadatan di ruang hidup.
8
Kesimpulan ini diperolehnya dari penelitian lalat di dalam botol yang diubah-ubah ukuran
besarnya, dan pada penelitian organisme lain. Kepadatan di dalam ruang mempengaruhi
tingkat reproduktivitas, semakin padat penduduknya semakin berkurang tingkat kelahirannya.
Sehingga menjadi faktor yang memperlambat pertumbuhan penduduk. Jadi kepadatan
penduduk secara otomatis akan mempengaruhi kemampuan untuk membuat keturunan.
Gambar 1. Pertumbuhan Penduduk Pearl
Apabila sistem ekonomi berubah, misalnya pertanian bergeser menjadi industri, dimulailah
daur baru, yaitu daur kurva normal baru dan daur baru ini dapat juga mengganti daur lama
sebelum yang lama menyelesaikan siklusnya
2. Teori Gini
Pertumbuhan penduduk oleh Gini dipandang dari sudut pandang statistik biologi, dan ia
percaya bahwa kecenderungan reproduksi penduduk secara keseluruhan atau sebagian
keluarga mengikuti kurva parabolik metematika.
Penduduk mengalami tingkat muda pada permulaan dengan pertumbuhan cepat, kemudian
mencapai kedewasaan, menjadi tua dan menurun jumlahnya. Jadi penduduk mengalami
pertumbuhan dan keruntuhan, dan pertambahan penduduk itu tidak dibatasi oleh persediaan
bahan makanan yang diperlukan, melainkan oleh hokum biologi yang mengatur
pertumbuhan. Sebagai bukti ada banyak bangsa yang mengalami keruntuhan sebelum
mncapai batas makanan yang diperlukan.
Pertumbuhan penduduk yang mula-mula cepat dan kemudian berkurang disebabkan oleh
perubahan-perubahan pada ketuaan manusia itu sendiri. Sel-sel tumbuh manusia mengalai
tingkat-tingkat muda, dewasa, dan tua, serta sel benih yang ada pada manusia mengalami hal
serupa, hanya kurun waktunya lebih panjang.
9
Gambar 2. Pertumbuhan Penduduk Gini
Selama fase pertumbuhan mula-mula, ketuaan penduduk makin besar, hal ini disebabkan
karena ketuaan itu merupakan warisan, sehingga setiap generasi akan mempunyai tingkat
ketuaan lebih dari generasi sebelumnya. jika kewredian menjadi lebih besar, penduduk
bertambah lebih cepat, tetapi kemudian tenaga reproduksi mengalami “keausan natural”.
Keausan ini disebut metabolisme demografi, jadi setelah penduduk makin cepat
pertambahannya, persaingan di dalam hidup makin hebat yang secara otomatis mengurangi
tanaga hidupnya, sampai akhirnya tak dapat bereproduksi.
3. Teori Sosial
Teori ini dikemukakan oleh Arsene Dumont yang kemudian disebut dengan teori Dumont
yang menekankan pada faktor kebudayaan. Dumont mendasarkan teorinya pada studi
pertumbuhan penduduk di Prancis pada akhir abad 19, dan menyebutnya “teori kapilaritas
sosial”. Kapilaritas adalah gejala naiknya air atau minyak dalam pembuluh sempit, seperti
naiknya minyak dalam sumbu kompor. Demikian pula orang mempunyai kecenderungan
untuk naik mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam lingkunagan sosialnya. Dalam proses
naik ini, ia makin lama makin kurang suka untuk memproduksi anak, dan makin lepas dari
lingkungan natural dan keluarganya, dan selanjutnya juga dari kesejahteraan bangsanya.
Yang menjadi perhatian orang ialah mencapai status yang makin tinggi dengan cara-cara
yang menguntungkan dirinya, tanpa memikirkan apakah itu merugikan masyarakat atau
bangsa. Dumont percaya kapilaritas sosial mudah berlaku dalam masyarakat yang
memungkinkan permindahan dari kelas ke kelas yang lebih tinggi lebih mudah. Ia juga
mengatakan bahwa gerakan dari kelas ke kelas tersebut merupakan akibat langsung dari
turunnya tingkat kelahiran, karena ia mengatakan: “Perkembangan jumlah dalam suatu
bangsa berbanding terbalik dengan perkembangan perorangannya”.
10
Kapilaritas sosial hanya mungkin berlangsung di dalam negara-negara yang tidak mempunyai
hambatan untuk pindah kelas. Pada bangsa yang kelas-kelasnya sangat ketat seperti India,
kapilaritas sosial kurang berlaku.
11
4. Transisi Demografi
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah
Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050
Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran
tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.
a. Pada keadaan 1.0
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami
tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga
kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian
12
penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra
intervensi/pembangunan).
b. Pada keadaan 2.0
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi,
misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi
makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga
kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi
angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan
terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada
periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
c. Pada keadaan 3.0
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka
sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka
turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga
pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada
pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85
%.
d. Pada keadaan 4.0
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang
menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah
atau tanpa pertumbuhan.
C. Masalah Kependudukan Di Indonesia
Dalam proses pembangunan, upaya mengendalikan kependudukan di Indonesia perlu
memperhitungkan beberapa determinasi pembangunan, diantaranya lapangan kerja,
pendidikan, kesehatan, penyediaan pangan, kebutuhan pokok, industrialisasi, pengolahan
energi, dan lingkungan pembangunan daerah.
Profil demografi kependudukan Indonesia meliputi ciri pokok dan sifat kependudukannya,
yaitu jumlah yang besar, pertumbuhan cukup tinggi, penyebaran tidak mereata, struktur umur
muda, dan sifat sosial ekonomi yang mencerminkan keterbelakangan.
Diantara kelima ciripokok di atas, yang paling menonjol ialah masalah penyebaran penduduk
yang tidak merata. Lebih dari 60% pendudul Indonesia tinggal di Pulau Jawa, yang luasnya
hanya sekitar 7% dari luas Indonesia. Turunnya angka presentase penduduk yang tinggal di
13
Jawa terutama disebabkan oleh tingkat pertambahan alamiah penduduk di luar Jawa lebih
tinggi dari pada di Jawa.
Disamping pertumbuhan, penyebaran dan kepadatan komposisi umur penduduk juga
memegang peranan penting dalam mengkaji sifat-sifat kependudukan. Contoh kasusnya
seperti ini, misalnya susunan umur dan kelamin penduduk hasil sensus 1961, 1971, 1980
dapat diketahui bahwa ketiga referensi waktu itu, jumlah penduduk yang berumur dibawah
15 tahun berturut-turut ialah 42,1%, 44%, dan 40,8%. Dan yang memiliki kelaziman umur
yang muda lebih dari 15% dari kelas umur di bawah 15 tahun. Keadan demikian mempunyai
implikasi dalam hal beban tenaga produktif bagi tenaga yang tidak produktif atau rasio beben
tanggungan. Rasio beban tanggunagn biasanya dihutung demikian
jumlah penduduk usia 15−59 tahun
Rasio beban Tanggungan = jumlah penduduk usiakurang dari15 tahun danlebih dari 59 tahun
D. Kebijaksanaan Kependudukan
Ada dua alasan, mengapa corak kebijaksanaan kependudukan Indonesia berbeda dengan
tuntutan kebijak sanaan kependudukan masa kini. Pertama, karena di masa lampau penduduk
dipandang lebih sebagai potensi nasional. Kedua, ada perasaan bahwa tanah air kita kayaraya, masih amat luas daratan maupun lautannya untuk menampung kepadatan penduduk.
Pertumbuhan penduduk di Dindonesia masih sangat wajar dibandingkan dengan Taiwan,
Singapura, dan Tiongkok. Dan kedua pernyataan tersebut tidak selalu benar.
Pertambahan penduduk hanya akan memperluas pasar bila di lakukan bersamaan dengan
pertambahan daya beli dan pertambahan pendapatan. Anggapan bahwa Indonesia masih luas,
kaya-raya, dan berkepadatan penduduk dibawah negara-negara berpenduduk banyak lainnya,
itu masih kurang tepat. Tidak semua bagian di Indonesia memiliki kesuburan yang sama.
Seperti Pulau jawa, di Pulau Jawa datarannya sangat subur karena memiliki banyak gunung
berapi yang masih aktif.
Semua masalah yang dikemukakan di atas dapat diselesaikan dengan teknologi untuk
memberi kesuburan tanah yang sudah ada dan beberapa cara untuk memeratakan kepadatan
penduduk. Dengan dasar beranjak sama seperti kebijaksanaan penyebaran penduduk
umumnya, penyebaran urbanisasi supaya lebih seimbang, dapat diusahakan. Dekonsentrasi
wewenang dan pengambilan keputusan pada tingkat pemerintahan lebih rendah disamping
dekonsentrasi arahan investasi, akan merangsang inisiatif dan persaingan sehat diantara
pusat-pusat kegiatan ekonomi didaerah. Pada gilirannya pesaing itu akan berpengaruh pada
pola urbanisasi.
14
E. Kependudukan dan Pembangunan
Proses pembangunan sebenarnya merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan,
supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri bergantung
kepada manusia dan struktur sosialnya. Jadi, bukan hanya yang dikonsepsikan sebagai usaha
pemerintah belaka. Pembangunan bergantung kepada suatu innerwill, proses emansipasi diri.
Suatu partisipasi kreatif dalam proses pembangunan hanya menjadi mungkin karna proses
pendewasaan. Jadi, umumnya pembangunan adalah suatu proses peningkatan yang terusmenerus pendapatan per jiwa penduduk. Hal ini tercapai berkat peningkatan produktivitas per
jiwa penduduk.
F. Kependudukan Keluarga Berencana dan Agama
GBHN tahun 1988 bab VI menyatakan bahwa program keluarga berencana diperluas ke
seluruh wilayah dan masyarakat termasuk daerah-daerah permukiman baru. Dan peningkatan
jumlah dan pemeliharaan kelestarian peserta keluarga berencana. Hal ini menandakan bahwa
program keluarga berencana merupakan program nasional, yang mau tidak mau harus
dilaksanakan demi pembangunan di bidang sosial.
Program keluarga berencana (KB) ini, dimulai oleh kepeloporan Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) yang dimulai tahun 1957, meskipun pesan Kb-nya sudah
disampaikan sejak tahun 1952 melalui radio di Yogyakarta. Kemudian melalui simposium,
kongres, dan sebagainya. Maka pada tahun 1968 berdirilah lembaga KB Nasional (LKBN).
Selanjutnya masuklah program KB ke dalam Pelita I disertai berdirinya BKKBN (Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) tahun 1970, sebagai pengganti LKBN.
Prof. Dr. H.A. Mukti Ali dalam mengamati kependudukan dalam konteksnya dengan agama,
meliputi tiga hal pokok, yaitu:
1.
Masalah keluarga berencana
2.
Pendidikan kependudukan
3.
Peranan pemimpin agama dan tokoh agama
15
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari
hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut
metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat dipertanggung
jawabkan. Dari hasil membaca buku M. Munandar Soelaeman, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Analisis sosio logis proses demografi, merupakan suatu kajian yang kompleks,
integral dari sosiologi demografi, sehingga sifat hubungan variabelnya adalah
reversibel. Kecenderungan migrasi ada hubungannya dengan integral sosial,
kohesi sosial, dan norma sosial.
2. Analisis gerak sosial tingkat makro meliputi hal sebagai berikut: volume gerak
penduduk berkaitan dengan kondisi sosial, ekonomi dan fisik daerah asalnya.
Arah gerak penduduk lebih banyak terjadi pada daerah/desa yang terbuka.
Tipologi gerak penduduk adalah komutasi dan sirkulasi. Faktor pendorong
terjadinya gerak penduduk adalah tinggkat kehidupan yang rendah dan faktor
penarik karena kota sebagai sumber pekerjaan dan pasar tenaga kerja.
3. Analisis gerak penduduk pada tingkat makro diperoleh hal-hal sebagai berikut:
motivasi gerak penduduk adalah sebagai akibat tersedianya waktu luang, tidak ada
pekerjaan didesa, alasan ekonomi dan konflik nilai dengan keluarga. Pengambilan
keputusan untuk gerak penduduk disebabkan oleh adanya peluang berupa “orang
yang membantu” (keluarga, kerabat dekat atau teman) serta adanya perbedaan
atau tingkat upah buruh didesa dengan dikota.
16
Daftar Pustaka
M. Munandar Soelaeman, Dr, ILMU SOSIAL DASAR, REFIKA ADITAMA, Mei 1986.
http://blogpki.blogspot.co.id/2013/06/transisi-demografi.html
http://kuliahadministrasinegara.blogspot.co.id/2013/09/teori-kependudukan.html
17
Lampiran
Gambar 1 pertumbuhan penduduk Pearl
Gambar 2 pertumbuhan penduduk Gini
Gambar 3 Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050
18
MAKALAH ILMU DASAR SOSIAL
Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
Disusun Oleh:
Andhika Rahman 66217795
Daftar Is
Kata Pengantar........................................................................................................... 3
BAB I...................................................................................................................... 4
Pendahuluan.............................................................................................................. 4
A.
Latar Belakang.................................................................................................. 4
B.
Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................... 5
Pembahasan............................................................................................................... 5
A.
Penyebaran Penduduk Di Muka Bumi.....................................................................5
a.
Transmigrasi................................................................................................. 5
b.
Imigrasi....................................................................................................... 5
c.
Emigrasi...................................................................................................... 5
B.
Jumlah Penduduk Dalam Sejarah...........................................................................7
C.
Masalah Kependudukan Di Indonesia...................................................................12
D.
Kebijaksanaan Kependudukan............................................................................. 13
E.
Kependudukan dan Pembangunan........................................................................14
F.
Kependudukan Keluarga Berencana dan Agama......................................................14
BAB III.................................................................................................................. 15
Penutup.................................................................................................................. 15
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 15
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 16
Lampiran................................................................................................................ 17
Gambar 1. Pertumbuhan Penduduk Pearl..................................................................................9
Gambar 2. Pertumbuhan Penduduk Gini.................................................................................10
Gambar 3. Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050..................................................11
2
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah
dilimpahkan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan” dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.
Didalam makalah ini saya membahas beberapa topik pembahasan seperti Penyebaran
Penduduk Di Muka Bumi, Jumlah Penduduk Dalam Sejarah, Masalah Kependudukan Di
Indonesia, Kebijaksanaan Kependudukan, Kependudukan dan Pembangunan, Kependudukan
Keluarga Berencana dan Agama.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh kerena itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk menambah kesempurnaan makalah ini.
3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penulisan karya ilmiah adalah hal yang mendasar dan wajib dipahami khususnya oleh setiap
mahasiswa untuk menjadi syarat nilai akhir semester. Selain itu makalah ini dapat membantu
perkembangan pikir mahasiswa dan kepribadian agar memperoleh wawasan yang lebih luas
khususnya materi penduduk, masyarakat, dan kebudayaan dan ciri kepribadian yang
diharapkan dari setiap golongan terpelajar Indonesia.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penyebaran penduduk di muka bumi
b. Bagaimana jumlah penduduk dalam sejarah
c. Apa itu Kependudukan Keluarga Berencana dan Agama, Kependudukan dan
Pembangunan, Kebijaksanaan Kependudukan
4
BAB II
Pembahasan
A. Penyebaran Penduduk Di Muka Bumi
Penyebaran penduduk dapatlah diartikan pindahnya penduduk dari satu tempat ke tempat lain
oleh apa pun sebabnya, yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya
dengan yaitu dengan migrasi atau emigrasi dan transmigrasi.
a. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat
penduduk (kota) ke daerah lain (desa) di dalam wilayah Indonesia. Penduduk yang
melakukan transmigrasi disebut transmigran. Tujuan transmigrasi adalah untuk
memindahkan jutaan orang Indonesia dari pulai Jawa, Bali, dan Madura yang
padat penduduknya ke pulau-pulau Indonesia yang penduduknya sedikit demi
menciptakan kepadatan penduduk yang sama rata. Transmigrasi akan
mengentaskan kemiskinan dengan memberikan lahan dan kesempatan baru bagi
para pendatang. Contoh penduduk dari pulau Jawa pindah ke pulau Papua atau
penduduk di Pulau Madura pindah ke Pulau Kalimantan.
b. Imigrasi
Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara-bangsa ke negara lain, di
mana ia bukan merupakan warga negara. Imigrasi merujuk pada perpindahan
untuk menetap permanen ke suatu negara lain yang di lakukan imigran, sedangkan
turis dan pendatang untuk jangka waktu yang lumayan pendek tidak dianggap
sebagai imigran. Contoh orang Amerika yang ingin menetap ke Indonesia secara
permanen.
c. Emigrasi
Emigrasi adalah tindakan meninggalkan negara asal seseorang atau wilayah untuk
menetap di negara lain. Emigrasi sama seperti imigrasi tapi dari perspektif negara
asal. Gerakan manusia sebelum pembentukan batas-batas politik atau dalam satu
negara, disebut migrasi. Beragam alasan orang untuk beremigrasi. Beberapa
diantaranya adalah alasan agama, kebebasan politik atau ekonomi atau melarikan
diri. Dan lainnya memiliki alasan pribadi seperti pernikahan. Beberapa orang yang
tinggal di iklim dingin memilih untuk pindah ke iklim hangat. Orang yang
5
melakukan emigrasi disebut emigran. Contoh orang Indonesia pergi ke Amerika
dan menjadi tenaga kerja Indonesia.
Penyebaran penduduk dapatlah diartikan pindahnya penduduk dari satu tempat ke tempat lain
oleh apapun sebabnya, yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya
dengan imigrasi atau emigrasi dan transmigrasi.
Penyebaran penduduk juga tidak terlepas dari konsep tentang kemajuan masyarakat atau
kemajuan kebudayaan manusia yang dengan lambat berkembang dari bentuk- bentuk
bersahaja ke bentuk- bentuk yang kompleks. Mulai dari tingkat masyarakat berburu atau
tingkat liar (savage), tingkat beternak atau tingkat barbar (barbarism), dan tingkat pertanian
ketika berkembang peradaban (civilization). Dengan perkembangan kebudayaan ini otomatis
akan terjadi penyebaran penduduk yang erat hubungannya dengan faktor ekologis. Bilamana
menemukan daerah subur, disitu peradaban akan berkembang dan penduduk menetap.
Contoh daerah Euphrat dan Tigris merupakan lembah yang pernah dialami penduduk yang
cukup padat.
Kalau dilihat secara umum, terjadinya migrasi-migrasi itu ada yang lambat, otomatis, cepat
dan mendadak. Hal ini sejajar dengan perkembangan makhluk manusia yang selalu
membanyak jumlahnya dan menginginkan tempat-tempat yang baru di muka bumi.Kalau
melihat rekontruksi W. Howells Nampak bahwa migrasi-migrasi besar penduduk dunia
antara 80.000 sM sampai 1.000 sM cenderung menyusuri pantai- pantai di setiap benua dan
membuat garis spiral dengan arah ke pedalaman.
Migrasi yang lambat terjadi pada kelompok manusia yang pindah dari Benua Asia ke Benua
Amerika pada akhir zaman Glasial ke-4. Selama beribu- ribu tahun lamanya binatang
maupun manusia mulai pindah ke utara. Migrasi yang cepat dan mendadak diakibatkan oleh
bermacam sebab, misalnya karena bencana alam, wabah, perubahan mata pencaharian, dan
peperangan. Ada juga yang disebabkan oleh peristiwa khusus seperti pelayaran bangsa cina
di Asia Timur dan Asia Tenggara, pelayaran bangsa Arab, dari Asia Barat ke Afrika Utara,
pelayaran bangsa Eropa ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika.
Ada dua faktor yang mempengaruhi penyebaran penduduk, yaitu faktor pendorong dan faktor
penarik. Faktor pendorong dapat disebabkan oleh alasan ekonomi, politis dan agama.
Contohnya orang Vietnam yang mengungsi, orang Yahudi yang kembali ke Cina setelah
Perang Dunia II, orang islam di India yang beremigrasi massal ke Pakistan. Faktor penarik
sifatnya umum, misal propaganda suatu Negara untuk menarik para imigran. Selanjutnya,
6
Petersen mengemukakan adanya migrasi primitif, penyebaran yang tidak tentu seperti
mencari makan (food-gathering) dan berburu (barbar), berkelana (wandering) dan
berkelompok menjelajahi suatu wilayah (ranging). Semua migrasi ini disebabkan oleh
dorongan ekologis, sebagai hubungan antara alam dengan manusia. Pada zaman modern
motif migrasi adalah adanya revolusi industri, korban perang, atau membuka daerah
pertanian baru.
Menurut ahli demografi yang mengamati dinamika penduduk Indonesia secara makro,
penduduk Indonesia bersifat highly immobile, tidak banyak berpindah-pindah untuk menetap
di luar daerah kelahiran mereka kalau tidak terpaksa atau dipaksa untuk pindah. Istilah
berpindah ini disebut migrasi, yaitu perpindahan ke luar dari batas daerah kebudayaan
seseorang. Pengertian ini lebih tepat untuk kondisi migrasi di Indonesia, yang pada umumnya
mobilitas penduduk Indonesia bersifat merantau dengan tujuan mencari mata pencaharian
yang lebih baik, bersifat sementara dan punya harapan kembali ke kampung halaman.
Migrasi yang tidak berdasarkan sikap serta harapan untuk kembali ke kampung halaman asli,
terjadi pada masyarakat batak toba akibat terlalu padat penduduknya sekitar tahun 1930.
B. Jumlah Penduduk Dalam Sejarah
Dalam arti luas penduduk atau populasi adalah sejumlah makhluk sejenis yang mendiami
atau menduduki suatu tempat tertentu. Mempelajari penduduk pada hakikatnya mengadakan
pendekatan terhadap tiga sudut pandang, yaitu:
a. Untuk memperoleh data penduduk yang nyata
b. Untuk memperoleh penafsiran tabiat sosial
c. Untuk melakukan aksi sosial, yaitu mengetahui secara komprehensif dengan
mengkombinasikan ketiga sigi tersebut.
Adapun ilmu yang menggumuli masalah penduduk adalah demografi (demography),
merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau
penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi
dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk , terutama tentang kelahiran,
perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah,
persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari
waktu kewaktu. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Archille Guillard pada tahun 1855
dalam karyanya yang berjudul “elements de statistique humaine, ou demographie comparree”
atau elements of human statistics or comparative demography (dalam Iskandar,1994).
7
Ada dua sudut pandang dalam teori kependudukan ini, yaitu dari segi sosial dan segi
naturalistik. Sudut pandang dari segi sosial dimuali oleh Thomas Robert Malthus (Inggris
1766-1804), yang menyatakan bahwa kemelaratan disebabkan oleh tidak adanya
keseimbangan antara pertambahan penduduk dengan pertambahan pangan.
Pokok tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung
melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam dia punya esai yang orisinal, Malthus
menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia bilang, penduduk cenderung
tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya)
sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara "deret hitung" (misalnya, dalam
deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Dalam terbitan-terbitan belakangan, Malthus
menekankan lagi tesisnya, tetapi tidak sekaku semula, dengan hanya berkata bahwa
penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan
makanan. Dari kedua bentuk uraian tesis itu, Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas
manusia akan kejeblos ke dalam rawa-rawa kemiskinan dan berada ditubir kelaparan. Dalam
jangka panjang, tak ada kemajuan teknologi yang dapat mengalihkan keadaan itu, karena
kenaikan suplai makanan terbatas.
Sudut pandang dari segi naturalistik menyatakan, bahwa pertumbuhan penduduk ditentukan
oleh bahan makanan yang bergantung dari lingkungan, sehingga dikenal adanya teori
ekonomi lingkungan seperti:
1. Teori Pearl
Pearl mengemukakan teori universal tentang pertumbuhan penduduk yang didasarkan atas
dugaan atau asumsi biologi dan geografi. Tiap penduduk mula-mula mengalami pertambahan
atau kenaikan jumlah sangat lambat, yang makin lama makin cepat, mencapai titk tengah
daur, dan kemudian makin berkurang pertambahannya hingga mencapai akhir dari daur.
Pertumbuhan daur tersebut mengikuti kurva normal.
Jadi mula-mula jumlah penduduk sedikit, bertambah hingga makin lama makin banyak tetapi
akhirnya tidak bertambah lagi. Pada teori Malthus yang menyebabkan berhentinya
pertambahan penduduk ialah makin banyaknya kematian akibat kekurangan makan,
kelaparan, penyakit dan lain-lainya, kalau pada toeri Pearl penyebab berhentinya
pertambahan penduduk adalah kepadatan penduduk. Arah pertumbuhan penduduk mengikuti
kurva normal tersebut akibat pengaruh kepadatan di ruang hidup.
8
Kesimpulan ini diperolehnya dari penelitian lalat di dalam botol yang diubah-ubah ukuran
besarnya, dan pada penelitian organisme lain. Kepadatan di dalam ruang mempengaruhi
tingkat reproduktivitas, semakin padat penduduknya semakin berkurang tingkat kelahirannya.
Sehingga menjadi faktor yang memperlambat pertumbuhan penduduk. Jadi kepadatan
penduduk secara otomatis akan mempengaruhi kemampuan untuk membuat keturunan.
Gambar 1. Pertumbuhan Penduduk Pearl
Apabila sistem ekonomi berubah, misalnya pertanian bergeser menjadi industri, dimulailah
daur baru, yaitu daur kurva normal baru dan daur baru ini dapat juga mengganti daur lama
sebelum yang lama menyelesaikan siklusnya
2. Teori Gini
Pertumbuhan penduduk oleh Gini dipandang dari sudut pandang statistik biologi, dan ia
percaya bahwa kecenderungan reproduksi penduduk secara keseluruhan atau sebagian
keluarga mengikuti kurva parabolik metematika.
Penduduk mengalami tingkat muda pada permulaan dengan pertumbuhan cepat, kemudian
mencapai kedewasaan, menjadi tua dan menurun jumlahnya. Jadi penduduk mengalami
pertumbuhan dan keruntuhan, dan pertambahan penduduk itu tidak dibatasi oleh persediaan
bahan makanan yang diperlukan, melainkan oleh hokum biologi yang mengatur
pertumbuhan. Sebagai bukti ada banyak bangsa yang mengalami keruntuhan sebelum
mncapai batas makanan yang diperlukan.
Pertumbuhan penduduk yang mula-mula cepat dan kemudian berkurang disebabkan oleh
perubahan-perubahan pada ketuaan manusia itu sendiri. Sel-sel tumbuh manusia mengalai
tingkat-tingkat muda, dewasa, dan tua, serta sel benih yang ada pada manusia mengalami hal
serupa, hanya kurun waktunya lebih panjang.
9
Gambar 2. Pertumbuhan Penduduk Gini
Selama fase pertumbuhan mula-mula, ketuaan penduduk makin besar, hal ini disebabkan
karena ketuaan itu merupakan warisan, sehingga setiap generasi akan mempunyai tingkat
ketuaan lebih dari generasi sebelumnya. jika kewredian menjadi lebih besar, penduduk
bertambah lebih cepat, tetapi kemudian tenaga reproduksi mengalami “keausan natural”.
Keausan ini disebut metabolisme demografi, jadi setelah penduduk makin cepat
pertambahannya, persaingan di dalam hidup makin hebat yang secara otomatis mengurangi
tanaga hidupnya, sampai akhirnya tak dapat bereproduksi.
3. Teori Sosial
Teori ini dikemukakan oleh Arsene Dumont yang kemudian disebut dengan teori Dumont
yang menekankan pada faktor kebudayaan. Dumont mendasarkan teorinya pada studi
pertumbuhan penduduk di Prancis pada akhir abad 19, dan menyebutnya “teori kapilaritas
sosial”. Kapilaritas adalah gejala naiknya air atau minyak dalam pembuluh sempit, seperti
naiknya minyak dalam sumbu kompor. Demikian pula orang mempunyai kecenderungan
untuk naik mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam lingkunagan sosialnya. Dalam proses
naik ini, ia makin lama makin kurang suka untuk memproduksi anak, dan makin lepas dari
lingkungan natural dan keluarganya, dan selanjutnya juga dari kesejahteraan bangsanya.
Yang menjadi perhatian orang ialah mencapai status yang makin tinggi dengan cara-cara
yang menguntungkan dirinya, tanpa memikirkan apakah itu merugikan masyarakat atau
bangsa. Dumont percaya kapilaritas sosial mudah berlaku dalam masyarakat yang
memungkinkan permindahan dari kelas ke kelas yang lebih tinggi lebih mudah. Ia juga
mengatakan bahwa gerakan dari kelas ke kelas tersebut merupakan akibat langsung dari
turunnya tingkat kelahiran, karena ia mengatakan: “Perkembangan jumlah dalam suatu
bangsa berbanding terbalik dengan perkembangan perorangannya”.
10
Kapilaritas sosial hanya mungkin berlangsung di dalam negara-negara yang tidak mempunyai
hambatan untuk pindah kelas. Pada bangsa yang kelas-kelasnya sangat ketat seperti India,
kapilaritas sosial kurang berlaku.
11
4. Transisi Demografi
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah
Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050
Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran
tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.
a. Pada keadaan 1.0
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami
tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga
kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian
12
penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra
intervensi/pembangunan).
b. Pada keadaan 2.0
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi,
misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi
makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga
kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi
angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan
terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada
periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
c. Pada keadaan 3.0
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka
sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka
turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga
pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada
pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85
%.
d. Pada keadaan 4.0
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang
menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah
atau tanpa pertumbuhan.
C. Masalah Kependudukan Di Indonesia
Dalam proses pembangunan, upaya mengendalikan kependudukan di Indonesia perlu
memperhitungkan beberapa determinasi pembangunan, diantaranya lapangan kerja,
pendidikan, kesehatan, penyediaan pangan, kebutuhan pokok, industrialisasi, pengolahan
energi, dan lingkungan pembangunan daerah.
Profil demografi kependudukan Indonesia meliputi ciri pokok dan sifat kependudukannya,
yaitu jumlah yang besar, pertumbuhan cukup tinggi, penyebaran tidak mereata, struktur umur
muda, dan sifat sosial ekonomi yang mencerminkan keterbelakangan.
Diantara kelima ciripokok di atas, yang paling menonjol ialah masalah penyebaran penduduk
yang tidak merata. Lebih dari 60% pendudul Indonesia tinggal di Pulau Jawa, yang luasnya
hanya sekitar 7% dari luas Indonesia. Turunnya angka presentase penduduk yang tinggal di
13
Jawa terutama disebabkan oleh tingkat pertambahan alamiah penduduk di luar Jawa lebih
tinggi dari pada di Jawa.
Disamping pertumbuhan, penyebaran dan kepadatan komposisi umur penduduk juga
memegang peranan penting dalam mengkaji sifat-sifat kependudukan. Contoh kasusnya
seperti ini, misalnya susunan umur dan kelamin penduduk hasil sensus 1961, 1971, 1980
dapat diketahui bahwa ketiga referensi waktu itu, jumlah penduduk yang berumur dibawah
15 tahun berturut-turut ialah 42,1%, 44%, dan 40,8%. Dan yang memiliki kelaziman umur
yang muda lebih dari 15% dari kelas umur di bawah 15 tahun. Keadan demikian mempunyai
implikasi dalam hal beban tenaga produktif bagi tenaga yang tidak produktif atau rasio beben
tanggungan. Rasio beban tanggunagn biasanya dihutung demikian
jumlah penduduk usia 15−59 tahun
Rasio beban Tanggungan = jumlah penduduk usiakurang dari15 tahun danlebih dari 59 tahun
D. Kebijaksanaan Kependudukan
Ada dua alasan, mengapa corak kebijaksanaan kependudukan Indonesia berbeda dengan
tuntutan kebijak sanaan kependudukan masa kini. Pertama, karena di masa lampau penduduk
dipandang lebih sebagai potensi nasional. Kedua, ada perasaan bahwa tanah air kita kayaraya, masih amat luas daratan maupun lautannya untuk menampung kepadatan penduduk.
Pertumbuhan penduduk di Dindonesia masih sangat wajar dibandingkan dengan Taiwan,
Singapura, dan Tiongkok. Dan kedua pernyataan tersebut tidak selalu benar.
Pertambahan penduduk hanya akan memperluas pasar bila di lakukan bersamaan dengan
pertambahan daya beli dan pertambahan pendapatan. Anggapan bahwa Indonesia masih luas,
kaya-raya, dan berkepadatan penduduk dibawah negara-negara berpenduduk banyak lainnya,
itu masih kurang tepat. Tidak semua bagian di Indonesia memiliki kesuburan yang sama.
Seperti Pulau jawa, di Pulau Jawa datarannya sangat subur karena memiliki banyak gunung
berapi yang masih aktif.
Semua masalah yang dikemukakan di atas dapat diselesaikan dengan teknologi untuk
memberi kesuburan tanah yang sudah ada dan beberapa cara untuk memeratakan kepadatan
penduduk. Dengan dasar beranjak sama seperti kebijaksanaan penyebaran penduduk
umumnya, penyebaran urbanisasi supaya lebih seimbang, dapat diusahakan. Dekonsentrasi
wewenang dan pengambilan keputusan pada tingkat pemerintahan lebih rendah disamping
dekonsentrasi arahan investasi, akan merangsang inisiatif dan persaingan sehat diantara
pusat-pusat kegiatan ekonomi didaerah. Pada gilirannya pesaing itu akan berpengaruh pada
pola urbanisasi.
14
E. Kependudukan dan Pembangunan
Proses pembangunan sebenarnya merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan,
supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri bergantung
kepada manusia dan struktur sosialnya. Jadi, bukan hanya yang dikonsepsikan sebagai usaha
pemerintah belaka. Pembangunan bergantung kepada suatu innerwill, proses emansipasi diri.
Suatu partisipasi kreatif dalam proses pembangunan hanya menjadi mungkin karna proses
pendewasaan. Jadi, umumnya pembangunan adalah suatu proses peningkatan yang terusmenerus pendapatan per jiwa penduduk. Hal ini tercapai berkat peningkatan produktivitas per
jiwa penduduk.
F. Kependudukan Keluarga Berencana dan Agama
GBHN tahun 1988 bab VI menyatakan bahwa program keluarga berencana diperluas ke
seluruh wilayah dan masyarakat termasuk daerah-daerah permukiman baru. Dan peningkatan
jumlah dan pemeliharaan kelestarian peserta keluarga berencana. Hal ini menandakan bahwa
program keluarga berencana merupakan program nasional, yang mau tidak mau harus
dilaksanakan demi pembangunan di bidang sosial.
Program keluarga berencana (KB) ini, dimulai oleh kepeloporan Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) yang dimulai tahun 1957, meskipun pesan Kb-nya sudah
disampaikan sejak tahun 1952 melalui radio di Yogyakarta. Kemudian melalui simposium,
kongres, dan sebagainya. Maka pada tahun 1968 berdirilah lembaga KB Nasional (LKBN).
Selanjutnya masuklah program KB ke dalam Pelita I disertai berdirinya BKKBN (Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) tahun 1970, sebagai pengganti LKBN.
Prof. Dr. H.A. Mukti Ali dalam mengamati kependudukan dalam konteksnya dengan agama,
meliputi tiga hal pokok, yaitu:
1.
Masalah keluarga berencana
2.
Pendidikan kependudukan
3.
Peranan pemimpin agama dan tokoh agama
15
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari
hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut
metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat dipertanggung
jawabkan. Dari hasil membaca buku M. Munandar Soelaeman, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Analisis sosio logis proses demografi, merupakan suatu kajian yang kompleks,
integral dari sosiologi demografi, sehingga sifat hubungan variabelnya adalah
reversibel. Kecenderungan migrasi ada hubungannya dengan integral sosial,
kohesi sosial, dan norma sosial.
2. Analisis gerak sosial tingkat makro meliputi hal sebagai berikut: volume gerak
penduduk berkaitan dengan kondisi sosial, ekonomi dan fisik daerah asalnya.
Arah gerak penduduk lebih banyak terjadi pada daerah/desa yang terbuka.
Tipologi gerak penduduk adalah komutasi dan sirkulasi. Faktor pendorong
terjadinya gerak penduduk adalah tinggkat kehidupan yang rendah dan faktor
penarik karena kota sebagai sumber pekerjaan dan pasar tenaga kerja.
3. Analisis gerak penduduk pada tingkat makro diperoleh hal-hal sebagai berikut:
motivasi gerak penduduk adalah sebagai akibat tersedianya waktu luang, tidak ada
pekerjaan didesa, alasan ekonomi dan konflik nilai dengan keluarga. Pengambilan
keputusan untuk gerak penduduk disebabkan oleh adanya peluang berupa “orang
yang membantu” (keluarga, kerabat dekat atau teman) serta adanya perbedaan
atau tingkat upah buruh didesa dengan dikota.
16
Daftar Pustaka
M. Munandar Soelaeman, Dr, ILMU SOSIAL DASAR, REFIKA ADITAMA, Mei 1986.
http://blogpki.blogspot.co.id/2013/06/transisi-demografi.html
http://kuliahadministrasinegara.blogspot.co.id/2013/09/teori-kependudukan.html
17
Lampiran
Gambar 1 pertumbuhan penduduk Pearl
Gambar 2 pertumbuhan penduduk Gini
Gambar 3 Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050
18