Sabun Mandi Cahya Tri Rama 1106070905 re
MAKALAH TUGAS INDIVIDU
TEKNOLOGI OBAT DAN KOSMETIK
“SABUN MANDI PADAT”
CAHYA TRI RAMA
1106070905
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan buku makalah mengenai “Sabun Mandi
Padat” ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan yang berarti.
Makalah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Dewi Tristantini, sebagai dosen pengampu mata kuliah Teknologi Obat
dan Kosmetik.
2. Orang tua yang telah memberikan semangat, doa, serta dukungan materi
maupun spiritual.
3. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Maka, penulis mohon maaf jika masih terdapat beberapa kesalahan
baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Sekian dan terima kasih.
Depok, Mei 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DEFINISI DAN KOMPOSISI SABUN MANDI PADAT
1
1.1 Definisi Sabun Manii
1
1.2 Sejarah Sabun Manii
2
1.3 Definisi ian Tujuan Penggunaan Sabun Manii Paiaa 4
1.4 Manfaaa Sabun Manii
5
1.5 Komposisi Bahan Kimia Sabun Manii Paiaa
6
1.2.1 Minyak/Lemak
7
1.2.1.1 Jenis-jenis Minyak
7
1.2.2 Alkali
11
1.2.3 Bahan Pendukung
12
1.3 Komposisi Bahan Herbal Sabun Manii Paiaa
14
1.4 Perbeiaan Sabun Baaang iengan Sabun Cair
16
PEMBUATAN DAN PEMAKAIAN SABUN MANDI PADAT 18
2.1 Dasar Teori
18
2.2 Cara Pembuaaan Sabun Manii Paiaa
19
2.2.1 Persiapan Bahan Baku
19
2.2.2 Persiapan Alat
19
2.2.3 Cara Pembuatan Sabun Padat
20
2.3 Cara Pemakaian Sabun Manii Paiaa
21
PENGEMASAN SABUN MANDI PADAT
23
3.1 Saabiliaas Sabun Manii Paiaa
23
3.2 Pengemasan Sabun Manii Paiaa
23
3.3 Penyebab ian Tania-Tania Kerusakan Sabun Manii
Paiaa
25
KESIMPULAN
26
DAFTAR PUSTAKA
27
iii
BAB I
DEFINISI DAN KOMPOSISI SABUN MANDI PADAT
1.1 Definisi Sabun Mandi
Pengertian dan definisi Sabun. Sabun adalah bahan yang digunakan
untuk mencuci, baik pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari
campuran alkali, dan trigliserida dari lemak. Sabun dibuat secara kimia melalui
reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan. Dalam proses ini asam
lemak akan terhidrolisa oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah. Sabun
tersebut kemudian akan di olah lagi untuk menyempurnakannya hingga kemudian
sampai ke kita. Sabun pada mulanya berbentuk batang. Lalu seiring dengan
kemajuan zaman, di buatlah sabun colek, sabun sintetis atau deterjen. Berikut ini
adalah skema reaksi penyabunan dalam proses pembuatan sabun.
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH => C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut
menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion. Sabun pada
umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan
utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi
pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik
(NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai
alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun
yang dihasilkan. Dalam sabun terdapat zat aktif yang di sebut surfaktan. Zat aktif
ini merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil
(suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi
menurunkantegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang
menempel pada permukaan bahan.
Sabun sudah terkenal sejak zaman dahulu kala. Sekelompok pakar
arkheologi menemukan sabun dalam bentuk tabung saat melakukan penggalian
dan setelah di teliti ternyata benda tersebut berasal dari zaman pras sejarah yaitu
2800 tahun sebelum masehi. Ini membuktikan bahwa sabun sudah di kenal orang
sejak zaman dahulu. Kemudian setelah di tilik balik melalui dokumen-dokumen
peninggalan sejarah, di ketahui bahwa sabun sudah di kenal di zaman Musa, di
zaman Yunani Kuno, Mesir Kuno hingga peradaban roma di mana orang mulai
kerajingan mandi sebagai salah satu bentuk menjaga kebersihan diri.
1
Di zaman modern, pembuatan sabun telah dikenal sejak abad 15. Di
Prancis di produksi sabun buatan tangan ber merk Marseilles. Lalu pada masa
revolusi Industri, Andrew Pears pada tahun 1789 menciptakan sabun transparan
berkualitas tinggi. Tahun 1865, William Shepphard menciptakan sabun cair.
Tahun 1898, B.J. Johnson mengembangkan sabun Palmolive yang pertama dan
yang paling terkenal di dunia. Bahkan hingga sekarang merek sabun Palmolive ini
masih dapat kita jumpai di pasaran. Meski tentu saja bukan palmolive yang itu.
Teknologi pembuatan sabun dunia terus menerus berkembang dan
mencapai titik puncaknya di masa perang dunia kedua. Ketika deterjen di
ciptakan oleh ilmuwan Amerika. Deterjen memiliki daya cuci yang tinggi karena
mengandung surfaktan sehingga dapat membersihkan baju dengan tingkat
kekotoran yang tinggi.
Hingga saat ini, kita sering menemui jenis-jenis sabun yang sering kita
gunakan di rumah tangga. baik untuk mencuci piring, mandi ataupun bersihbersih. Berdasarkan kegunaannya sabun di bedakan menjadi 3, yaitu:
1.
Sabun cuci, adalah sabun yang digunakan untuk mencuci. Ada yang
berbentuk batang, cair ataupun detergen.
2.
Sabun mandi, adalah sabun yang digunakan untuk mandi. Biasanya
berbentu padat dan cair.
3.
Sabun cukur, adalah sabun yang digunakan saat bercukur. Biasanya
memiliki busa yang banyak dan tahan lam.
1.2 Sejarah Sabun Mandi
Sejarah Awal Perkembangan Sabun Mandi - Sabun mandi adalah benda
wajib yang harus selalu tersedia di kamar mandi Anda. Sabun biasanya berbentuk
padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya.
Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana
publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif
mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara
berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu
mencuci atau membersihkan.
Sejarah sabun mandi pertama diketahui sejak abad ke 12 dan mulai
dikembangkan pada abad ke 17 oleh orang-orang inggris menggunakan soda abu,
pada awalnya orang mengenal bahan pembersih alami yang ada disekitar tempat
tinggal seperti air, lumpur, abu, batu apung dan lain-lain dengan kemampuan
2
yang tidak maksimal untuk membersihkan kotoran karena hanya bisa
menghilangkan kotoran diluar.
Sejarah
Awal
Adanya
Perkembangan
Sabun
Mandi
Di beberapa Negara seperti maroko penggunaan lumpur untuk membersihkan
badan sudah menjadi sebuah tradisi dikalangan bangsawan untuk merawat
kesehatan dan kehalusan kulit serta menjaga kulit tetap kencang dan awet muda,
salah satu produk ini masih digunakan dan beredar diklinik-klinik perawatan
kecantikan dengan nama ghassoul sebagai masker dan lulur mandi serta rambut
lumpur. Orang Yunani kuno menggunakan lilin untuk membersihkan tubuh dan
mengolesi minyak serta mencuci pakaian mereka hanya cukup dengan air di
sungai tanpa sabun.
Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri nenek moyang kita sudah
menggunakan sabun alami untuk membersihkan badan dan pakaian menggunakan
produk nabati dari cairan buah klerak dan sudah tak praktekan sendiri memang
bisa membersihkan kotoran untuk mandi.
Sebagaimana dalam sejarah perkembangannya sabun mulai diproduksi
secara besar-besaran sekitar tahun 1622, di amerika produk sabun mulai
memasyarakat sejak kedatangan pendatang dari inggris yang bisa membuat sabun
dan pada masa sebelum itu sabun merupakan produk mewah yang menghasilkan
pajak bagi pemerintah inggris pada masa pemerintahan raja james 1 pada abad ke
19 dan setelah pajak dihapuskan, sabun menjadi lebih banyak digunakan
masyarakat kelas bawah.
Produksi sabun skala komersial terjadi pada tahun 1791 sejak kimiawan
dari prancis mematenkan produk soda abu sebagai bahan baku utama sabun
mandi. Saat ini banyak produk sabun yang beredar di pasaran yang masih
menggunakan soda abu dan beberapa produsen menggunakan bahan alternative
selain soda abu untuk menghemat biaya dan ramah lingkungan serta aman bagi
kulit seperti KOH, SLS, ABS, dan lain-lain.
Produk-produk tambahan dalam sabun tersebut ada yang sudah dilarang
penggunaanya di luar negeri seperti ABS yang tidak mudah terurai oleh bakteri
pengurai, sebagian produsen sabun juga masih menggunakan soda abu atau soda
api/kaustik soda untuk menghemat biaya akan tetapi produk ini menyebabkan
kulit menjadi mengelupas dan perih jika mengenai kulit yang sensitive, untuk
mengujinya Anda bisa mengusapkan ke wajah dan biarkan beberapa menit, jika
merasa perih bisa jadi bahan baku sabun tersebut menggunakan kaustik soda, hal
ini jarang terjadi terhadap produk sabun herbal Karena sabun herbal selain
menggunakan bahan pilihan juga banyak mengandung herbal yang mampu
merawat kulit dan memberi kelembaban seperti minyak zaitun dan lain-lain.
3
1.3 Definisi dan Tujuan Penggunaan Sabun Mandi Padat
Sabun mandi padat merupakan surfaktan yang digunakan dengan air
untuk mencuci dan membersihkan. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air
bersabun secara mengikat partkel dalam suspense mudah dibawah oleh air bersih.
Sabun mandi padat merupakan jenis sediaan padat, sabun ini biasanya digunakan
untuk mandi karena bersifat ekonomis dan penggunaannya yang relatif lebih
sedikit disbanding sabun cair. Pada prinsipnya, sabun mandi padat terbuat dari
bahan dasar lemak (fatty acid) dan basa kuat melalui proses kimia yang disebut
reaksi substitusi. Pada sabun mandi padat alkali yang digunakan merupakan
natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan
kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Pembahasan mengenai pembuatan sabun
mandi padat akan dijelaskan pada nanti pada subbab proses pembuatan sabun
mandi padat.
Gambar 1.1 Produk Obat Kumur
(Sumber: http://microsite.kidnesia.com/faktabaru/index.php/component/
content/article/1-fakta-baru/883-lebih-suka-sabun-padat)
Sabun mandi padat biasanya digunakan sebagai pembersih karena air
murni tidak dapat menghapus atau menghilangkan kotoran pakaian/barang yang
berminyak, atau terkena pengotor organik lainnya. Pada dasarnya, sabun
memungkinkan minyak dan air untuk bercampur sehingga kotoran berminyak
dapat dihilangkan selama pencucian. Saat percampuran terjadi, sabun sediaan
apapun (seperti padat atau cair) akan mempunyai sifat yang sama dalam hal
membersihkan. Tetapi, jika kita membedakan jenis-jenis sediaan yang ada itu
4
akan berpengaruh terhadap faktor higienitas, kelembaban, dan harga dari sabun
tersebut.
Sifat-sifat sabun:
Sabun merupakan garam alkali dari asam lemak suku tinggi
sehingga akan dihidrolisi parsial oleh air yang menyebabkan
larutan sabun dalam air bersifat basa
Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan
buih, peristiwa ini tidak akan terjadi dari air sadah. Sabun
menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air
mengendap
Sabun mempunyai sifat membersihkan
1.4 Manfaat Sabun Mandi
Sabun memang sangat penting digunakan untuk kesehatan tubuh dan
tangan. Namun, tahukah Anda bahwa ternyata sabun juga bermanfaat bagi rumah
tangga. Untuk apa saja? Berikut 8 manfaat sabun bagi rumah tangga:
1. Pembasmi serangga
Selama berabad-abad, sabun juga telah digunakan sebagai pestisida, zat
pembunuh hama pada tanaman. Namun, jangan menggunakan lebih dari 2 sendok
makan sabun ke dalam 3,8 liter air karena terlalu banyak sabun bisa mematikan
tumbuhan. Zat yang terdapat pada sabun bisa merusak sel membran serangga,
mematikannya dengan membuat mereka dehidrasi.
2. Pembersih lantai kayu
Sabun juga bisa Anda gunakan untuk membersihkan lantai yang terbuat
dari kayu. Namun, sabun harus berbahan alami dan mengandung banyak emolien,
Sabun dengan kandungan emolien sangat baik untuk membersihkan lantai kayu
rumah sehingga membuatnya mengkilap.
3. Pelicin karat
Gosokkan sabut pada mur atau baut yang berkarat untuk membuatnya
kembali berfungsi dengan baik. Bisa juga Anda pergunakan untuk engsel pintu
yang engselnya berderit. Pakailah sabun untuk melicinkan engselnya dan
meredam bunyinya.
4. Pembersih bahan kulit
5
Sabun kuda atau pelana merupakan bahan zaman dulu yang bisa
digunakan untuk membetrsihkan bahan-bahan kulit. Anda bisa membuatnya
dengan cara mencampurkann bahan-bahan, seperti 56 gram minyak jojoba, 56
gram minyak zaitun, 28 gram parutan atau irisan sabun, 84 gram air, dan 28 gram
alkohol. Panaskan minyak jojoba, zaitun, dan sabun dengan suhu medium.
Setelah semuanya mencair, angkat dari kompor dan tambahkan air serta alkohol.
Setelah itu, aduk hingga semua bahan tercampur rata. Olahan ini bisa bertahan
hingga 6 bulan jika Anda meletakkannya di dalam toples dengan tutup yang rapat.
5. Pencuci pakaian
Hampir setiap orang mencuci bajunya dengan menggunakan detergen.
Jika Anda memiliki kualitas air rumah yang baik, maka lebih baik menggunakan
sabun batangan berbahan alami untuk mencuci pakaian. Pada dasarnya, sabun
batangan sangat baik untuk membersihkan kotoran pada pakaian.
6. Pembersih kaca
Sabun juga bisa Anda gunakan untuk membersihkan kaca yang baru.
Setelah itu, Anda bisa membersihkannya dengan cuka. Saat kaca dibersihkan
dengan sabun, hasilnya nampak bersih dan tidak kusam.
7. Anti kutu pada hewan peliharaan
Sabun dan air bisa Anda gunakan untuk membasmi kutu pada hewan
peliharaan di mana kutu akan luruh bersama air setelah bulu hewan disabuni.
Namun, jangan lupa juga untuk menyisir bagian kepala hewan saat disabuni.
Tujuannya adalah agar kutu tidak berpindah ke bagian yang tidak terkena sabun.
8. Pembersih serba guna
Sabun adalah alkalin dan dikombinasikan dengan beberapa mineral,
seperti baking soda, borak, atau washing soda yang bisa dipergunakan untuk
beragam pekerjaan bersih-bersih.
1.5 Komposisi Bahan Kimia Sabun Mandi Padat
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun
padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan
dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium
hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium
hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga
6
mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan
sabun yang lebih keras dari pada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji
katun.
Sebenarnya setiap sabun yang ada dipasaran memilki komposisi bahan
yang berbeda-beda. Namun, bahan aktif yang digunakan selalu sama yaitu suatu
minyak/lemak dan alkali.
1.2.1 Minyak/Lemak
Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa
ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang
digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan
lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair
pada temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat.
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa
trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan
sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18.
Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan
iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun
menjadi keras dan sulit terlarut dalam air. Kandungan asam lemak tak jenuh,
seperti oleat, linoleat, dan linolenat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun
mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam
lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah
daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun
yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur
tinggi.
1.2.1.1 Jenis-jenis Minyak
Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan
sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi,
spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah
larut), dan lain-lain. Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam
proses pembuatan sabun di antaranya :
1.
Tallow. Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh
industri pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow
ditentukan dari warna, titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak),
kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow
dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi
dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun
7
cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat
dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer
pada tallow umumnya di atas 40°C. Tallow dengan titer di bawah 40°C
dikenal dengan nama grease.
Gambar 1.2 Tallow
(Sumber: http://thepaleolist.com/2013/02/08/is-tallow-paleo/)
2.
Lard. Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung
asam lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh
seperti stearat (35 ~ 40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard
harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi
ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan
mudah berbusa.
Gambar 1.3 Lard
(Sumber:
http://www.theguardian.com/lifeandstyle/wordofmouth/2011/feb/15/con
sider-lard)
3.
Palm Oil (minyak kelapa sawit). Minyak kelapa sawit umumnya
digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat
diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit
berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna
karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100%
8
minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu,
jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak
kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
Gambar 1.4 Palm Oil
(Sumber: http://www.treehugger.com/sustainable-agriculture/norwaycuts-palm-oil-consumption-64-protect-rainforest.html)
4.
Coconut Oil (minyak kelapa). Minyak kelapa merupakan minyak nabati
yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa
berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang
dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak
jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan
terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga
memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
Gambar 1.5 Coconut Oil
(Sumber: http://coconut-oil-pulling.net/)
5.
Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit). Minyak inti kelapa sawit
diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan
asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan
sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan
asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih
rendah daripada minyak kelapa.
9
Gambar 1.6 Palm Kernel Oil
(Sumber: http://www.treehugger.com/corporate-responsibility/seventhgeneration-buys-sustainable-palm-kernel-oil-credits-for-its-entireproduct-line.html)
6.
Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin). Minyak sawit stearin adalah
minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak
sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak
terbesar dalam minyak ini adalah stearin.
Gambar 1.7 Palm Oil Stearine
(Sumber: http://www.tradekorea.com/products/palm_stearin.html)
7.
Marine Oil. Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut.
Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi,
sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan
sebagai bahan baku.
10
Gambar 1.8 Marine Oil
(Sumber: http://www.monition.com/marine-oil-analysis.html)
8.
Castor Oil (minyak jarak). Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan
digunakan untuk membuat sabun transparan.
Gambar 1.9 Castor Oil
(Sumber: http://phrophro.com/castor/faq/)
9.
Olive oil (minyak zaitun). Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah
zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna
kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang
keras tapi lembut bagi kulit.
Gambar 1.10 Olive Oil
(Sumber: http://www.just-health.net/Olive-Oil-For-Skin.html)
11
10. Campuran minyak dan lemak. Industri pembuat sabun umumnya
membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang
berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki
sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam
laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut
dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow
akan memperkeras struktur sabun.
Gambar 1.11 Campuran Minyak dan Lemak
(Sumber: http://fuelled4life.org.nz/tips/fats-and-oils1)
1.2.2 Alkali
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah
NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa
dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling
banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam
pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu
soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan
asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa
tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang
dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu
menurunkan kesadahan air. Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak
kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum
digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah
tangga. Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun
dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.
1.2.3 Bahan Pendukung
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses
penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan
gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan
tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.
12
1.
NaCl. NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun.
Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan
NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur
sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau
padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan
gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena
kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus
bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang
berkualitas.
2.
Bahan aditif. Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke
dalam sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun
sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara lain :
Builders, Fillers inert, Anti oksidan, Pewarna,dan parfum.
a.
Builders (Bahan Penguat)
Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara
mengikat mineral mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan bahan
lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan
dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga membantu
menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan
dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan dan
mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan
sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat,
natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit.
b.
Fillers Inert (Bahan Pengisi)
Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran
bahan baku. Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak atau
memperbesar volume. Keberadaan bahan ini dalam campuran bahan
baku sabun semata mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada umumnya,
sebagai bahan pengisi sabun digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang
sering digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra sodium
pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih,
berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air.
c.
Pewarna
Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini
ditujukan agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk
mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik.
13
Biasanya warna-warna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau
maupun orange.
d.
Parfum
Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum
memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk
sabun. Artinya, walaupun secara kualitas sabun yang ditawarkan bagus,
tetapi bila salah memberi parfum akan berakibat fatal dalam
penjualannya. Parfum untuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning
kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam
gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum =
1,1ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam
dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umum
mempunyai aroma yang sudah dikenal umum di masyarakat seperti
aroma mawar dan aroma kenanga. Pada umumnya, produsen sabun
menggunakan jenis parfum yang ekslusif. Artinya, aroma dari parfum
tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya.
Kekhasan parfum ekslusif ini diimbangi dengan harganya yang lebih
mahal dari jenis parfum umum. Beberapa nama parfum yang digunakan
dalam pembuatan sabun diantaranya bouquct deep water, alpine, dan
spring flower.
1.3 Komposisi Bahan Herbal Sabun Mandi Padat
Pada dasarnya bahan herbal merupakan bahan alami yang dapat
digunakan menjadi sabun. Konsep yang dimiliki juga tidak jauh berbeda yaitu
adalah sebuah minyak dicampurkan dengan sebuah senyawa alkali. Kita dapat
melihat pada tabel 1.1 bahan-bahan yang biasanya digunakan dalam sabun-sabun
herbal.
Tabel 1.1 Bahan yang digunakan untuk Sabun Herbal
No
Jenis
Keterangan
1
Lulur Lemon
Menghaluskan dan mengangkat sel kulit mati
2
Apel
Mencegah kerut dan komedo pada kulit
14
3
Bengkoang
Memutihkan kulit
4
Coklat
Mengangkat sel kulit mati
5
Kemangi
Mengharumkan dan merawat organ vital wanita
6
Ketimun
Mengencangkan dan mengurangi kadar minyak pada kulit
7
Kopi
Menghaluskan kulit, menyembuhkan luka, menyamarkan
selulit
8
Kunyit
Menghilangkan jamur, gatal, dan kutu air
9
Lengkuas
Membasmi jamur dan panu pada kulit
10
Limau
Menghilangkan jerawat
11
Alpukat
Melembabkan dan merawat kulit
12
Madu
Meremajakan kulit dan menghilangkan flek
13
Pegagan
Mencegah dan mengurang selulit
14
Sereh
Menghilangkan capek, pegal, dan gejala rematik
15
Sirih
Antibiotok alami, menyegarkan dan menghilangkan bau
badan
16
Strawberry
Mengencangkan otot payudara dan kulit
17
Susu
Memutihkan , mencegah flek, dan kaki pecah-pecah
18
The hijau
Mencerahkan kulit
19
Wortel
Nutrisi & Antioksidan alami bagi kulit serta mencegah kanker
kulit
20
Zaitun
Melembabkan dan menghaluskan kulit
21
Anggur
Membantu melarutkan lemak dan melangsingkan tubuh
22
Kayu manis
Mencegah dan mengobati jerawat, mencerahkan kulit,
melembabkan dan melembutkan kulit
15
23
Aloevera
Mengendalikan minyak berlebih, mencegah dan
menghilangkan jerawat
24
Beras
Melindungi kulit dari bahaya sinar UV, exfiolating, dan
membuat kulit menjadi lebih cerah
25
Biji bunga
matahari
Mengurangi & mencegah keriput, serta bercak flek hitam,
menghaluskan dan meregenerasi kulit wajah
26
Cengkeh
Menghangatkan tubuh dan mencegah infeksi kuman
27
Labu kuning
Sebagai anti peradangan dan sumber vitamin C
28
Rosella
Mengurangi keriput pada kulit dan mengangkat sel-sel kulit
mati
29
Kopi Susu
Sebagai mencerahkan, menjaga kelembutan dan kelembaban
kulit, menghilangkan selulit, dan mengikis lemak dibawah
kulit
30
Mix Fruit
Sebagai anti oksidan dan sumber vitamin C, menjaga
kelembutan dan kelembaban kulit
31
Pepaya
Untuk mengatasi jerawat, pemutih, pencerah kulit, bekas luka
dan bintik hitam
32
Brokoli
Mengurangi kerusakan dan peradangan kulit
33
Jahe
Menormalkan kulit berminyak dan mengangkat sel kulit mati
34
Tomat
Mengecilkan pori-pori dan membuat kulit bercahaya
35
Secang
Menghaluskan kulit terutama anak diatas satu tahun karena
biang keringat, & menyenyakan tidur
(Sumber: http://www.sabunherbal.net/beranda/)
16
1.4 Perbedaan Sabun Batang dengan Sabun Cair
Meskipun terkesan sepele, membiasakan diri mencuci tangan dengan
sabun juga memiliki pengaruh yang besar terhadap terinfeksinya tubuh dari
bakteri loh. Setelah Anda melakukan aktivitas di luar ruangan, bakteri
berkembang pesat dan dengan mudah menjangkit tubuh lewat sentuhan. Untuk
menghindari hal demikian, diperlukan kebiasaan untuk rutin mencuci tangan
dengan sabun.
Dalam keberadaannya, sabun terdiri dari jenis sabun batangan dan sabun
cair. Meskipun memiliki manfaat yang sama untuk menyingkirkan bakteri di kulit
tangan dan anggota tubuh lainnya, ada beberapa kekurangan dan kelebihan di
kedua jenis sabun tersebut.
Sabun batangan:
1. Sabun batangan cenderung terbuka, hal tersebut memingkinkan bakteri lebih
mudah untuk berkembang.
2. Sabun batangan juga biasanya tergenang di dalam wadah penyimpanan. Hal
tersebut juga memudahkan sabun batangan untuk terkontaminasi bakteri yang
berbahaya.
3. Saat sabun batangan digunakan pada tangan yang kotor, sabun tersebut justru
akan meninggalkan bakteri yang membahayakan di sabun tersebut.
4. Sabun batangan bisa kering dan sulit untuk digunakan membersihkan tangan.
Sabun yang kering juga lebih mudah ditempeli kotoran dan kuman.
Sabun cair:
1. Cairan sabun terdapan dalam wadah yang tertutup. Sehingga tidak mudah
terkontaminasi kuman, seperti halnya sabun batangan.
2. Sabun cair lebih mudah dan efisien untuk digunakan. Ini akan menghemat
waktu penggunaannya.
3. Sabun cair lebih mudah dalam penggunaannya, sehingga akan menghemat
sabun dan juga air.
17
18
BAB II
PEMBUATAN DAN PEMAKAIAN SABUN MANDI PADAT
2.1 Dasar Teori
Trigliserida terdiri dari tiga gugus asam lemak yang terikat pada gugus
gliserol. Asam lemak terdiri dari rantai karbon panjang yang berakhir dengan
gugus asam karboksilat pada ujungnya. Gugus asam karboksilat terdiri dari
sebuah atom karbon yang berikatan dengan dua buah atom oksigen. Satu
ikatannya terdiri dari ikatan rangkap dua dan satunya merupakan ikatan tunggal.
Setiap atom karbon memiliki gugus asam karboksilat yang melekat, maka
dinamakan “tri-gliserida”.
Apabila trigliserida direaksikan dengan alkali (sodium hidroksida atau
kalium hidroksida), maka ikatan antara atom oksigen pada gugus karboksilat dan
atom karbon pada gliserol akan terpisah. Proses ini disebut “saponifikasi”. Atom
oksigen mengikat sodium yang berasal dari sodium hidroksida sehingga ujung
dari rantai asam karboksilat akan larut dalam air. Garam sodium dari asam lemak
inilah yang kemudian disebut sabun. Sedangkan gugus OH dalam hidroksida akan
berikatan dengan molekul gliserol, apabila ketiga gugus asam lemak tersebut
lepas maka reaksi saponifikasi dinyatakan selesai. Reaksi tersebut sebagai
berikut:
Trigliserida biasanya disebut juga “fat” atau lemak jika berbentuk padat
pada suhu kamar, dan disebut minyak (oil) bila pada suhu kamar berbentuk cair.
Trigliserida tidak larut dalam air, hal ini dapat dibuktikan bila kita mencampurkan
air dan minyak, akan terlihat keduanya tidak akan bercampur.
Sabun disebut sodium stearat dengan rumus kimia C17H35COO – Na + dan
merupakan hydrocarbon rantai panjang dengan 10 sampai 20 atom Carbon. Dapat
digunakan untuk membersihkan karena bersifat polar, merupakan komponen
ionik yang larut dalam air dan tidak larut dalam larutan organik, yaitu minyak.
Lemak dan minyak yang digunakan untuk membuat sabun terdiri dari 7
asam lemak yang berbeda. Apabila semua ikatan karbon dalam asam lemak terdiri
dari ikatan tunggal disebut asam lemak jenuh, sedangkan bila semua atom karbon
berikatan dengan ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak
jenuh dapat dikonversikan menjadi asam lemak jenuh dengan menambahkan
atom hydrogen pada lokasi ikatan rangkap. Jumlah asam lemak yang tak jenuh
19
dalam pembuatan sabun akan memberikan pengaruh kelembutan pada sabun yang
dibuat.
2.2 Cara Pembuatan Sabun Mandi Padat
Dalam proses pembuatan/manufaktor sabun mandi padat cair, terdapat
beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu: persiapan bahan baku, persiapan alat,
dan cara pembuatannya.
2.2.1 Persiapan Bahan Baku
1.
Minyak atau Lemak – Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat
menjadi sabun. Cari yang mudah saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak
Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai…
2.
NaOH / KOH – Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Bisa
beli di toko bahan kimia, ambil yang teknis saja.
3.
Air – Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan.
Air dari pam tidak bagus, banyak mengandung mineral.
4.
Essential dan Fragrance Oils – Sebagai pengharum. Beli di toko bahan
kimia atau lainnya.
5.
Pewarna – Untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna
makanan.
6.
Zat Aditif – Rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena dapat
ditambahkan pada saat “trace”.
2.2.2 Persiapan Alat
1.
Sebuah masker sederhana - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH /
KOH saja.
2.
Kacamata - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
3.
Sepasang sarung tangan karet - Dipakai selama pembuatan sabun.
4.
Botol plastik - Untuk wadah air.
5.
Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram).
6.
Kantong plastik kecil - Untuk menimbang NaOH/KOH.
20
7.
Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen - Untuk menuangkan
NaOH / KOH dan mengaduknya.
8.
Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene - Untuk tempat larutan
NaOH/KOH dengan air.
9.
Wadah dari plastik - Untuk menimbang serta tempat air dan minyak.
10. Kain - Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun.
11. Plastik tipis - Untuk melapisi cetakan.
12. Cetakan.
13. Blender dengan tutupnya.
14. Kain - Untuk menutup blender.
2.2.3 Cara Pembuatan Sabun Padat
Cara pembuatan :
1.
Siapkan cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang yang diminyaki,
baki plastik yang dialasi plastik tipis atau pipa PVC yang diminyaki.
Siapkan cetakan yang cukup untuk menampung semua hasil pembuatan
sabun
Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang
dilapisi plastik tipis, bahkan pipa PVC bisa dipakai. Jika menggunakan
pipa PVC tutup bagian bawah dengan plastik yang diikat dengan karet
gelang, semprotkan minyak ke dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah
mengeras buka tutupnya, dorong lalu potong akan menghasilkan sabun
yang bulat.
2 (dua) Resep Sabun Padat :
Resep#1 - sabun padat 235 g Minyak Zaitun
150 g Minyak Kelapa
100 g Minyak Sawit
74 g NaOH – Natrium hidroksida + 210 g Air
10 cc fragrance + pewarna
(Proses Pada Suhu ruangan)
Resep#2 - sabun padat
21
250 g Minyak Sawit
140 g Minyak Kelapa
100 g Minyak Jagung
75.5 g NaOH – Natrium hidroksida + 210 g Air
10 cc fragrance + pewarna
(Proses Pada Suhu ruangan)
1.
Timbang air dan NaOH / KOH, sesuai dengan Resep. Larutkan NaOH /
KOH ke dalam air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah
aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastikpoliproplen). Jangan menuangkan air ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH
/ KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama
larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya,
simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan
didapatkan larutan yang jernih.
2.
Timbang minyak (Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun,
Minyak Jagung, Minyak Kedelai...) sesuai dengan Resep.
3.
Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.
4.
Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.
5.
Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari
cipratan
dan
proses
pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau
badan anda. Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap
“trace”. “Trace” adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan
merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika
campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok,
maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah
mengapa dinamakan “trace”.
6.
Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau
aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.
7.
Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk
insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari.
Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan
sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.
22
2.3 Cara Pemakaian Sabun Mandi Padat
Cara pemakaian obat kumur agar dapat digunakan secara efektif adalah sebagai
berikut;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menyiapkan sabun mandi padat yang sudah dibuka dari bungkusnya
Membilas tubuh dengan air secara merata
Gosokan sabun mandi tersebut ke seluruh badan hingga mengeluarkan
busa
Bilas badan menggunakan air hingga tidak terdapat busa lagi
Mengeringkan badan menggunakan handuk agar tubuh tidak basah
kembali
Hindari ruangan ber-AC untuk membuat kulit tidak menjadi cepat kering
kembali
23
BAB III
PENGEMASAN SABUN MANDI PADAT
3.1 Stabilitas Sabun Mandi Padat
Sabun yang belum dipakai dapat disimpan pada tempat dengan sirkulasi
udara yang baik, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari secara
langsung, sejuk, dan tidak lembab. Jangan menyimpan sabun didalam kulkas
karena bersifat lembab. Sebenarnya, sabun tidak memiliki masa kadaluarsa yang
pasti. Jika disimpan dengan benar, justru sabun akan menjadi semakin padat,
karena kadar airnya menguap. Ini akan membuat sabun menjadi lebih awet
ketidak dipakai dan tidak mudah lembek. Dan semakin lama, sabun akan semakin
lembut di kulit. Karena kandungan airnya yang berkurang, ukurannya juga
menjadi lebih kecil.
3.2 Pengemasan Sabun Mandi Padat
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual,
dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi
dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di
samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan
atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam
penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau
pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu
bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya.
Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal
sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara
tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah
yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah banyak
inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan
kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen
produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser metode pengemasan
tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia.
Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu
dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk
ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan mentah, metoda
24
pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam
penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/
penumpukan.
Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya
perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing,
benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini
identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan
keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan
pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau
standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka
kesalahan dalam hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain
kemasan dan kesalahan dalam memilih jenis kemasan, dapat diminimalisasi.
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki
sifat-sifat :
Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi
kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa
produk yang dikemas.
Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).
Kuat dan tidak mudah bocor.
Relatif tahan terhadap panas.
Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.
Bahan pengemas sabun mandi padat biasanya adalah kertas seperti
kardus kecil. Kertas ini berbentuk persegi yang dapat mengurangi kerusakan
akibat benturan dari sabun tersebut. Sabun padat pada umumnya berbentuk oval.
Didalam dari kemasan kertas ini biasanya sabun diselimuti lagi dengan kemasan
lainnya yaitu kertas lilin. Ini melindungi sabun dari air yang pada akhirnya akan
membuat umur sabun semakin panjang dan tidak mudah lembek.
25
Gambar 3.1 Kemasan Sabun Padat
(Sumber: simpeldesain.blogspot.com)
Gambar diatas merupakan gambar kemasan luar sabun. Saat kemasan
tersebut dibuka maka kita akan melihat sabun tersebut dilapisi oleh kertas lilin
yang melindungi Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan
dasarnya adalah lilin parafin dengan titik cair 46-74 oC dan dicampur polietilen
(titik cair 100-124oC) atau petrolatum (titik cair 4052oC). Kertas ini dapat
menghambat air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas
lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain.
3.3 Penyebab dan Tanda-Tanda Kerusakan Sabun Mandi Padat
Sabun mandi padat memiliki umur simpan yang sangat lama, bahkan
disebutkan bahwa sabun mandi padat yang telat melewati masa kadaluarsanya
tetap aman untuk dipakai. Sabun mandi yang semakin lama disimpan maka kadar
airnya akan semakin berkurang. Saat digunakan pun sabun mandi yang sudah
cukup lama disimpan dapat lebih menghaluskan kulit. Kadar air yang tinggi dapat
menyebabkan sabun menjadi rusak karena mikroorganisme akan berkumpul pada
sabun yang berkondisi lembab tersebut. Makanya kita harus menghindari ruangan
yang lembab saat menyimpan sabun. Dengan kondisi sabun yang lembab maka
sabun akan menjadi lebih lembek dan tidak layak pakai.
Sabun mandi padat juga dapat rusak dengan kenanya benturan, namun
itu tidak berpengaruh terhadap kondisi yang berada didalamnya. Kondisinya yang
penyok hanya akan membuat pengguna lebih sulit untuk menyabuni dirinya.
Kemasan yang miliki volum lebih besar dari pada sabun akan membantu sabun
tidak mudah penyok.
26
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sabun mandi padat merupakan sediaan sabun berbentuk padat yang
biasanya menggunakan senyawa alkali natrium hidroksida (NaOH).
Komposisi utama bahan kimia dari sabun mandi padat yaitu adalah
minyak/lemak, senyawa alkali, dan senyawa tambahan (pewangi,
antikuman)
Komposisi dari bahan alami pada dasarnya tidak berbeda dengan bahan
kimia tetapi kita menggunakan bahan alami yang seperti ada pada Tabel
1.1
Proses pembuatan dari sabun adalah saponifikasi
Sabun mandi padat dikemas dengan kertas seperti kardus yang memiliki
volume lebih besar dibanding sabun itu sendiri
Umur dari sabun mandi padat hingga 2 tahun tetapi tidak ada kadaluarsa
pasti dari sabun mandi padat
Tanda-tanda kerusakan dari sabun mandi padat adalah bentuknya yang
berbentuk menjadi lembek
27
DAFTAR PUSTAKA
Anneken, David J, 2006. Encyclopedia of Industrial Chemistry. 1st ed.
Weinheim: Wiley-VCH.
Anonim, 2014. Cara Membuat Sabun Mandi.
(http://kerajinanhomeindustry.blogspot.com/2013/)
Cavitch, Susan Miller, 1994. The Natural Soap Book. 1st ed. Houston: Storey
Publicing.
Dewi Anggriani, dkk. 2010.Identifikasi Kemasan Pangan. Supervisor Jaminan
Mutu Pangandirektorat Program Diplomainstitut Pertanian Bogor 2010 Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru
Willcox, Michael, 1996. Poucher's Perfumes, Cosmetics, and Soaps. 5th ed.
Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.
28
TEKNOLOGI OBAT DAN KOSMETIK
“SABUN MANDI PADAT”
CAHYA TRI RAMA
1106070905
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan buku makalah mengenai “Sabun Mandi
Padat” ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan yang berarti.
Makalah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Dewi Tristantini, sebagai dosen pengampu mata kuliah Teknologi Obat
dan Kosmetik.
2. Orang tua yang telah memberikan semangat, doa, serta dukungan materi
maupun spiritual.
3. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Maka, penulis mohon maaf jika masih terdapat beberapa kesalahan
baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Sekian dan terima kasih.
Depok, Mei 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DEFINISI DAN KOMPOSISI SABUN MANDI PADAT
1
1.1 Definisi Sabun Manii
1
1.2 Sejarah Sabun Manii
2
1.3 Definisi ian Tujuan Penggunaan Sabun Manii Paiaa 4
1.4 Manfaaa Sabun Manii
5
1.5 Komposisi Bahan Kimia Sabun Manii Paiaa
6
1.2.1 Minyak/Lemak
7
1.2.1.1 Jenis-jenis Minyak
7
1.2.2 Alkali
11
1.2.3 Bahan Pendukung
12
1.3 Komposisi Bahan Herbal Sabun Manii Paiaa
14
1.4 Perbeiaan Sabun Baaang iengan Sabun Cair
16
PEMBUATAN DAN PEMAKAIAN SABUN MANDI PADAT 18
2.1 Dasar Teori
18
2.2 Cara Pembuaaan Sabun Manii Paiaa
19
2.2.1 Persiapan Bahan Baku
19
2.2.2 Persiapan Alat
19
2.2.3 Cara Pembuatan Sabun Padat
20
2.3 Cara Pemakaian Sabun Manii Paiaa
21
PENGEMASAN SABUN MANDI PADAT
23
3.1 Saabiliaas Sabun Manii Paiaa
23
3.2 Pengemasan Sabun Manii Paiaa
23
3.3 Penyebab ian Tania-Tania Kerusakan Sabun Manii
Paiaa
25
KESIMPULAN
26
DAFTAR PUSTAKA
27
iii
BAB I
DEFINISI DAN KOMPOSISI SABUN MANDI PADAT
1.1 Definisi Sabun Mandi
Pengertian dan definisi Sabun. Sabun adalah bahan yang digunakan
untuk mencuci, baik pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari
campuran alkali, dan trigliserida dari lemak. Sabun dibuat secara kimia melalui
reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan. Dalam proses ini asam
lemak akan terhidrolisa oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah. Sabun
tersebut kemudian akan di olah lagi untuk menyempurnakannya hingga kemudian
sampai ke kita. Sabun pada mulanya berbentuk batang. Lalu seiring dengan
kemajuan zaman, di buatlah sabun colek, sabun sintetis atau deterjen. Berikut ini
adalah skema reaksi penyabunan dalam proses pembuatan sabun.
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH => C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut
menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion. Sabun pada
umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan
utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi
pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik
(NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai
alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun
yang dihasilkan. Dalam sabun terdapat zat aktif yang di sebut surfaktan. Zat aktif
ini merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil
(suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi
menurunkantegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang
menempel pada permukaan bahan.
Sabun sudah terkenal sejak zaman dahulu kala. Sekelompok pakar
arkheologi menemukan sabun dalam bentuk tabung saat melakukan penggalian
dan setelah di teliti ternyata benda tersebut berasal dari zaman pras sejarah yaitu
2800 tahun sebelum masehi. Ini membuktikan bahwa sabun sudah di kenal orang
sejak zaman dahulu. Kemudian setelah di tilik balik melalui dokumen-dokumen
peninggalan sejarah, di ketahui bahwa sabun sudah di kenal di zaman Musa, di
zaman Yunani Kuno, Mesir Kuno hingga peradaban roma di mana orang mulai
kerajingan mandi sebagai salah satu bentuk menjaga kebersihan diri.
1
Di zaman modern, pembuatan sabun telah dikenal sejak abad 15. Di
Prancis di produksi sabun buatan tangan ber merk Marseilles. Lalu pada masa
revolusi Industri, Andrew Pears pada tahun 1789 menciptakan sabun transparan
berkualitas tinggi. Tahun 1865, William Shepphard menciptakan sabun cair.
Tahun 1898, B.J. Johnson mengembangkan sabun Palmolive yang pertama dan
yang paling terkenal di dunia. Bahkan hingga sekarang merek sabun Palmolive ini
masih dapat kita jumpai di pasaran. Meski tentu saja bukan palmolive yang itu.
Teknologi pembuatan sabun dunia terus menerus berkembang dan
mencapai titik puncaknya di masa perang dunia kedua. Ketika deterjen di
ciptakan oleh ilmuwan Amerika. Deterjen memiliki daya cuci yang tinggi karena
mengandung surfaktan sehingga dapat membersihkan baju dengan tingkat
kekotoran yang tinggi.
Hingga saat ini, kita sering menemui jenis-jenis sabun yang sering kita
gunakan di rumah tangga. baik untuk mencuci piring, mandi ataupun bersihbersih. Berdasarkan kegunaannya sabun di bedakan menjadi 3, yaitu:
1.
Sabun cuci, adalah sabun yang digunakan untuk mencuci. Ada yang
berbentuk batang, cair ataupun detergen.
2.
Sabun mandi, adalah sabun yang digunakan untuk mandi. Biasanya
berbentu padat dan cair.
3.
Sabun cukur, adalah sabun yang digunakan saat bercukur. Biasanya
memiliki busa yang banyak dan tahan lam.
1.2 Sejarah Sabun Mandi
Sejarah Awal Perkembangan Sabun Mandi - Sabun mandi adalah benda
wajib yang harus selalu tersedia di kamar mandi Anda. Sabun biasanya berbentuk
padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya.
Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana
publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif
mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara
berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu
mencuci atau membersihkan.
Sejarah sabun mandi pertama diketahui sejak abad ke 12 dan mulai
dikembangkan pada abad ke 17 oleh orang-orang inggris menggunakan soda abu,
pada awalnya orang mengenal bahan pembersih alami yang ada disekitar tempat
tinggal seperti air, lumpur, abu, batu apung dan lain-lain dengan kemampuan
2
yang tidak maksimal untuk membersihkan kotoran karena hanya bisa
menghilangkan kotoran diluar.
Sejarah
Awal
Adanya
Perkembangan
Sabun
Mandi
Di beberapa Negara seperti maroko penggunaan lumpur untuk membersihkan
badan sudah menjadi sebuah tradisi dikalangan bangsawan untuk merawat
kesehatan dan kehalusan kulit serta menjaga kulit tetap kencang dan awet muda,
salah satu produk ini masih digunakan dan beredar diklinik-klinik perawatan
kecantikan dengan nama ghassoul sebagai masker dan lulur mandi serta rambut
lumpur. Orang Yunani kuno menggunakan lilin untuk membersihkan tubuh dan
mengolesi minyak serta mencuci pakaian mereka hanya cukup dengan air di
sungai tanpa sabun.
Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri nenek moyang kita sudah
menggunakan sabun alami untuk membersihkan badan dan pakaian menggunakan
produk nabati dari cairan buah klerak dan sudah tak praktekan sendiri memang
bisa membersihkan kotoran untuk mandi.
Sebagaimana dalam sejarah perkembangannya sabun mulai diproduksi
secara besar-besaran sekitar tahun 1622, di amerika produk sabun mulai
memasyarakat sejak kedatangan pendatang dari inggris yang bisa membuat sabun
dan pada masa sebelum itu sabun merupakan produk mewah yang menghasilkan
pajak bagi pemerintah inggris pada masa pemerintahan raja james 1 pada abad ke
19 dan setelah pajak dihapuskan, sabun menjadi lebih banyak digunakan
masyarakat kelas bawah.
Produksi sabun skala komersial terjadi pada tahun 1791 sejak kimiawan
dari prancis mematenkan produk soda abu sebagai bahan baku utama sabun
mandi. Saat ini banyak produk sabun yang beredar di pasaran yang masih
menggunakan soda abu dan beberapa produsen menggunakan bahan alternative
selain soda abu untuk menghemat biaya dan ramah lingkungan serta aman bagi
kulit seperti KOH, SLS, ABS, dan lain-lain.
Produk-produk tambahan dalam sabun tersebut ada yang sudah dilarang
penggunaanya di luar negeri seperti ABS yang tidak mudah terurai oleh bakteri
pengurai, sebagian produsen sabun juga masih menggunakan soda abu atau soda
api/kaustik soda untuk menghemat biaya akan tetapi produk ini menyebabkan
kulit menjadi mengelupas dan perih jika mengenai kulit yang sensitive, untuk
mengujinya Anda bisa mengusapkan ke wajah dan biarkan beberapa menit, jika
merasa perih bisa jadi bahan baku sabun tersebut menggunakan kaustik soda, hal
ini jarang terjadi terhadap produk sabun herbal Karena sabun herbal selain
menggunakan bahan pilihan juga banyak mengandung herbal yang mampu
merawat kulit dan memberi kelembaban seperti minyak zaitun dan lain-lain.
3
1.3 Definisi dan Tujuan Penggunaan Sabun Mandi Padat
Sabun mandi padat merupakan surfaktan yang digunakan dengan air
untuk mencuci dan membersihkan. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air
bersabun secara mengikat partkel dalam suspense mudah dibawah oleh air bersih.
Sabun mandi padat merupakan jenis sediaan padat, sabun ini biasanya digunakan
untuk mandi karena bersifat ekonomis dan penggunaannya yang relatif lebih
sedikit disbanding sabun cair. Pada prinsipnya, sabun mandi padat terbuat dari
bahan dasar lemak (fatty acid) dan basa kuat melalui proses kimia yang disebut
reaksi substitusi. Pada sabun mandi padat alkali yang digunakan merupakan
natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan
kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Pembahasan mengenai pembuatan sabun
mandi padat akan dijelaskan pada nanti pada subbab proses pembuatan sabun
mandi padat.
Gambar 1.1 Produk Obat Kumur
(Sumber: http://microsite.kidnesia.com/faktabaru/index.php/component/
content/article/1-fakta-baru/883-lebih-suka-sabun-padat)
Sabun mandi padat biasanya digunakan sebagai pembersih karena air
murni tidak dapat menghapus atau menghilangkan kotoran pakaian/barang yang
berminyak, atau terkena pengotor organik lainnya. Pada dasarnya, sabun
memungkinkan minyak dan air untuk bercampur sehingga kotoran berminyak
dapat dihilangkan selama pencucian. Saat percampuran terjadi, sabun sediaan
apapun (seperti padat atau cair) akan mempunyai sifat yang sama dalam hal
membersihkan. Tetapi, jika kita membedakan jenis-jenis sediaan yang ada itu
4
akan berpengaruh terhadap faktor higienitas, kelembaban, dan harga dari sabun
tersebut.
Sifat-sifat sabun:
Sabun merupakan garam alkali dari asam lemak suku tinggi
sehingga akan dihidrolisi parsial oleh air yang menyebabkan
larutan sabun dalam air bersifat basa
Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan
buih, peristiwa ini tidak akan terjadi dari air sadah. Sabun
menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air
mengendap
Sabun mempunyai sifat membersihkan
1.4 Manfaat Sabun Mandi
Sabun memang sangat penting digunakan untuk kesehatan tubuh dan
tangan. Namun, tahukah Anda bahwa ternyata sabun juga bermanfaat bagi rumah
tangga. Untuk apa saja? Berikut 8 manfaat sabun bagi rumah tangga:
1. Pembasmi serangga
Selama berabad-abad, sabun juga telah digunakan sebagai pestisida, zat
pembunuh hama pada tanaman. Namun, jangan menggunakan lebih dari 2 sendok
makan sabun ke dalam 3,8 liter air karena terlalu banyak sabun bisa mematikan
tumbuhan. Zat yang terdapat pada sabun bisa merusak sel membran serangga,
mematikannya dengan membuat mereka dehidrasi.
2. Pembersih lantai kayu
Sabun juga bisa Anda gunakan untuk membersihkan lantai yang terbuat
dari kayu. Namun, sabun harus berbahan alami dan mengandung banyak emolien,
Sabun dengan kandungan emolien sangat baik untuk membersihkan lantai kayu
rumah sehingga membuatnya mengkilap.
3. Pelicin karat
Gosokkan sabut pada mur atau baut yang berkarat untuk membuatnya
kembali berfungsi dengan baik. Bisa juga Anda pergunakan untuk engsel pintu
yang engselnya berderit. Pakailah sabun untuk melicinkan engselnya dan
meredam bunyinya.
4. Pembersih bahan kulit
5
Sabun kuda atau pelana merupakan bahan zaman dulu yang bisa
digunakan untuk membetrsihkan bahan-bahan kulit. Anda bisa membuatnya
dengan cara mencampurkann bahan-bahan, seperti 56 gram minyak jojoba, 56
gram minyak zaitun, 28 gram parutan atau irisan sabun, 84 gram air, dan 28 gram
alkohol. Panaskan minyak jojoba, zaitun, dan sabun dengan suhu medium.
Setelah semuanya mencair, angkat dari kompor dan tambahkan air serta alkohol.
Setelah itu, aduk hingga semua bahan tercampur rata. Olahan ini bisa bertahan
hingga 6 bulan jika Anda meletakkannya di dalam toples dengan tutup yang rapat.
5. Pencuci pakaian
Hampir setiap orang mencuci bajunya dengan menggunakan detergen.
Jika Anda memiliki kualitas air rumah yang baik, maka lebih baik menggunakan
sabun batangan berbahan alami untuk mencuci pakaian. Pada dasarnya, sabun
batangan sangat baik untuk membersihkan kotoran pada pakaian.
6. Pembersih kaca
Sabun juga bisa Anda gunakan untuk membersihkan kaca yang baru.
Setelah itu, Anda bisa membersihkannya dengan cuka. Saat kaca dibersihkan
dengan sabun, hasilnya nampak bersih dan tidak kusam.
7. Anti kutu pada hewan peliharaan
Sabun dan air bisa Anda gunakan untuk membasmi kutu pada hewan
peliharaan di mana kutu akan luruh bersama air setelah bulu hewan disabuni.
Namun, jangan lupa juga untuk menyisir bagian kepala hewan saat disabuni.
Tujuannya adalah agar kutu tidak berpindah ke bagian yang tidak terkena sabun.
8. Pembersih serba guna
Sabun adalah alkalin dan dikombinasikan dengan beberapa mineral,
seperti baking soda, borak, atau washing soda yang bisa dipergunakan untuk
beragam pekerjaan bersih-bersih.
1.5 Komposisi Bahan Kimia Sabun Mandi Padat
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun
padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan
dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium
hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium
hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga
6
mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan
sabun yang lebih keras dari pada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji
katun.
Sebenarnya setiap sabun yang ada dipasaran memilki komposisi bahan
yang berbeda-beda. Namun, bahan aktif yang digunakan selalu sama yaitu suatu
minyak/lemak dan alkali.
1.2.1 Minyak/Lemak
Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa
ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang
digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan
lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair
pada temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat.
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa
trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan
sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18.
Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan
iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun
menjadi keras dan sulit terlarut dalam air. Kandungan asam lemak tak jenuh,
seperti oleat, linoleat, dan linolenat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun
mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam
lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah
daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun
yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur
tinggi.
1.2.1.1 Jenis-jenis Minyak
Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan
sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi,
spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah
larut), dan lain-lain. Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam
proses pembuatan sabun di antaranya :
1.
Tallow. Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh
industri pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow
ditentukan dari warna, titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak),
kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow
dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi
dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun
7
cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat
dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer
pada tallow umumnya di atas 40°C. Tallow dengan titer di bawah 40°C
dikenal dengan nama grease.
Gambar 1.2 Tallow
(Sumber: http://thepaleolist.com/2013/02/08/is-tallow-paleo/)
2.
Lard. Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung
asam lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh
seperti stearat (35 ~ 40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard
harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi
ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan
mudah berbusa.
Gambar 1.3 Lard
(Sumber:
http://www.theguardian.com/lifeandstyle/wordofmouth/2011/feb/15/con
sider-lard)
3.
Palm Oil (minyak kelapa sawit). Minyak kelapa sawit umumnya
digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat
diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit
berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna
karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100%
8
minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu,
jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak
kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
Gambar 1.4 Palm Oil
(Sumber: http://www.treehugger.com/sustainable-agriculture/norwaycuts-palm-oil-consumption-64-protect-rainforest.html)
4.
Coconut Oil (minyak kelapa). Minyak kelapa merupakan minyak nabati
yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa
berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang
dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak
jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan
terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga
memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
Gambar 1.5 Coconut Oil
(Sumber: http://coconut-oil-pulling.net/)
5.
Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit). Minyak inti kelapa sawit
diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan
asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan
sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan
asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih
rendah daripada minyak kelapa.
9
Gambar 1.6 Palm Kernel Oil
(Sumber: http://www.treehugger.com/corporate-responsibility/seventhgeneration-buys-sustainable-palm-kernel-oil-credits-for-its-entireproduct-line.html)
6.
Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin). Minyak sawit stearin adalah
minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak
sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak
terbesar dalam minyak ini adalah stearin.
Gambar 1.7 Palm Oil Stearine
(Sumber: http://www.tradekorea.com/products/palm_stearin.html)
7.
Marine Oil. Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut.
Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi,
sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan
sebagai bahan baku.
10
Gambar 1.8 Marine Oil
(Sumber: http://www.monition.com/marine-oil-analysis.html)
8.
Castor Oil (minyak jarak). Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan
digunakan untuk membuat sabun transparan.
Gambar 1.9 Castor Oil
(Sumber: http://phrophro.com/castor/faq/)
9.
Olive oil (minyak zaitun). Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah
zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna
kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang
keras tapi lembut bagi kulit.
Gambar 1.10 Olive Oil
(Sumber: http://www.just-health.net/Olive-Oil-For-Skin.html)
11
10. Campuran minyak dan lemak. Industri pembuat sabun umumnya
membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang
berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki
sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam
laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut
dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow
akan memperkeras struktur sabun.
Gambar 1.11 Campuran Minyak dan Lemak
(Sumber: http://fuelled4life.org.nz/tips/fats-and-oils1)
1.2.2 Alkali
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah
NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa
dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling
banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam
pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu
soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan
asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa
tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang
dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu
menurunkan kesadahan air. Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak
kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum
digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah
tangga. Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun
dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.
1.2.3 Bahan Pendukung
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses
penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan
gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan
tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.
12
1.
NaCl. NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun.
Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan
NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur
sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau
padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan
gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena
kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus
bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang
berkualitas.
2.
Bahan aditif. Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke
dalam sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun
sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara lain :
Builders, Fillers inert, Anti oksidan, Pewarna,dan parfum.
a.
Builders (Bahan Penguat)
Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara
mengikat mineral mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan bahan
lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan
dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga membantu
menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan
dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan dan
mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan
sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat,
natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit.
b.
Fillers Inert (Bahan Pengisi)
Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran
bahan baku. Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak atau
memperbesar volume. Keberadaan bahan ini dalam campuran bahan
baku sabun semata mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada umumnya,
sebagai bahan pengisi sabun digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang
sering digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra sodium
pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih,
berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air.
c.
Pewarna
Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini
ditujukan agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk
mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik.
13
Biasanya warna-warna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau
maupun orange.
d.
Parfum
Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum
memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk
sabun. Artinya, walaupun secara kualitas sabun yang ditawarkan bagus,
tetapi bila salah memberi parfum akan berakibat fatal dalam
penjualannya. Parfum untuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning
kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam
gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum =
1,1ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam
dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umum
mempunyai aroma yang sudah dikenal umum di masyarakat seperti
aroma mawar dan aroma kenanga. Pada umumnya, produsen sabun
menggunakan jenis parfum yang ekslusif. Artinya, aroma dari parfum
tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya.
Kekhasan parfum ekslusif ini diimbangi dengan harganya yang lebih
mahal dari jenis parfum umum. Beberapa nama parfum yang digunakan
dalam pembuatan sabun diantaranya bouquct deep water, alpine, dan
spring flower.
1.3 Komposisi Bahan Herbal Sabun Mandi Padat
Pada dasarnya bahan herbal merupakan bahan alami yang dapat
digunakan menjadi sabun. Konsep yang dimiliki juga tidak jauh berbeda yaitu
adalah sebuah minyak dicampurkan dengan sebuah senyawa alkali. Kita dapat
melihat pada tabel 1.1 bahan-bahan yang biasanya digunakan dalam sabun-sabun
herbal.
Tabel 1.1 Bahan yang digunakan untuk Sabun Herbal
No
Jenis
Keterangan
1
Lulur Lemon
Menghaluskan dan mengangkat sel kulit mati
2
Apel
Mencegah kerut dan komedo pada kulit
14
3
Bengkoang
Memutihkan kulit
4
Coklat
Mengangkat sel kulit mati
5
Kemangi
Mengharumkan dan merawat organ vital wanita
6
Ketimun
Mengencangkan dan mengurangi kadar minyak pada kulit
7
Kopi
Menghaluskan kulit, menyembuhkan luka, menyamarkan
selulit
8
Kunyit
Menghilangkan jamur, gatal, dan kutu air
9
Lengkuas
Membasmi jamur dan panu pada kulit
10
Limau
Menghilangkan jerawat
11
Alpukat
Melembabkan dan merawat kulit
12
Madu
Meremajakan kulit dan menghilangkan flek
13
Pegagan
Mencegah dan mengurang selulit
14
Sereh
Menghilangkan capek, pegal, dan gejala rematik
15
Sirih
Antibiotok alami, menyegarkan dan menghilangkan bau
badan
16
Strawberry
Mengencangkan otot payudara dan kulit
17
Susu
Memutihkan , mencegah flek, dan kaki pecah-pecah
18
The hijau
Mencerahkan kulit
19
Wortel
Nutrisi & Antioksidan alami bagi kulit serta mencegah kanker
kulit
20
Zaitun
Melembabkan dan menghaluskan kulit
21
Anggur
Membantu melarutkan lemak dan melangsingkan tubuh
22
Kayu manis
Mencegah dan mengobati jerawat, mencerahkan kulit,
melembabkan dan melembutkan kulit
15
23
Aloevera
Mengendalikan minyak berlebih, mencegah dan
menghilangkan jerawat
24
Beras
Melindungi kulit dari bahaya sinar UV, exfiolating, dan
membuat kulit menjadi lebih cerah
25
Biji bunga
matahari
Mengurangi & mencegah keriput, serta bercak flek hitam,
menghaluskan dan meregenerasi kulit wajah
26
Cengkeh
Menghangatkan tubuh dan mencegah infeksi kuman
27
Labu kuning
Sebagai anti peradangan dan sumber vitamin C
28
Rosella
Mengurangi keriput pada kulit dan mengangkat sel-sel kulit
mati
29
Kopi Susu
Sebagai mencerahkan, menjaga kelembutan dan kelembaban
kulit, menghilangkan selulit, dan mengikis lemak dibawah
kulit
30
Mix Fruit
Sebagai anti oksidan dan sumber vitamin C, menjaga
kelembutan dan kelembaban kulit
31
Pepaya
Untuk mengatasi jerawat, pemutih, pencerah kulit, bekas luka
dan bintik hitam
32
Brokoli
Mengurangi kerusakan dan peradangan kulit
33
Jahe
Menormalkan kulit berminyak dan mengangkat sel kulit mati
34
Tomat
Mengecilkan pori-pori dan membuat kulit bercahaya
35
Secang
Menghaluskan kulit terutama anak diatas satu tahun karena
biang keringat, & menyenyakan tidur
(Sumber: http://www.sabunherbal.net/beranda/)
16
1.4 Perbedaan Sabun Batang dengan Sabun Cair
Meskipun terkesan sepele, membiasakan diri mencuci tangan dengan
sabun juga memiliki pengaruh yang besar terhadap terinfeksinya tubuh dari
bakteri loh. Setelah Anda melakukan aktivitas di luar ruangan, bakteri
berkembang pesat dan dengan mudah menjangkit tubuh lewat sentuhan. Untuk
menghindari hal demikian, diperlukan kebiasaan untuk rutin mencuci tangan
dengan sabun.
Dalam keberadaannya, sabun terdiri dari jenis sabun batangan dan sabun
cair. Meskipun memiliki manfaat yang sama untuk menyingkirkan bakteri di kulit
tangan dan anggota tubuh lainnya, ada beberapa kekurangan dan kelebihan di
kedua jenis sabun tersebut.
Sabun batangan:
1. Sabun batangan cenderung terbuka, hal tersebut memingkinkan bakteri lebih
mudah untuk berkembang.
2. Sabun batangan juga biasanya tergenang di dalam wadah penyimpanan. Hal
tersebut juga memudahkan sabun batangan untuk terkontaminasi bakteri yang
berbahaya.
3. Saat sabun batangan digunakan pada tangan yang kotor, sabun tersebut justru
akan meninggalkan bakteri yang membahayakan di sabun tersebut.
4. Sabun batangan bisa kering dan sulit untuk digunakan membersihkan tangan.
Sabun yang kering juga lebih mudah ditempeli kotoran dan kuman.
Sabun cair:
1. Cairan sabun terdapan dalam wadah yang tertutup. Sehingga tidak mudah
terkontaminasi kuman, seperti halnya sabun batangan.
2. Sabun cair lebih mudah dan efisien untuk digunakan. Ini akan menghemat
waktu penggunaannya.
3. Sabun cair lebih mudah dalam penggunaannya, sehingga akan menghemat
sabun dan juga air.
17
18
BAB II
PEMBUATAN DAN PEMAKAIAN SABUN MANDI PADAT
2.1 Dasar Teori
Trigliserida terdiri dari tiga gugus asam lemak yang terikat pada gugus
gliserol. Asam lemak terdiri dari rantai karbon panjang yang berakhir dengan
gugus asam karboksilat pada ujungnya. Gugus asam karboksilat terdiri dari
sebuah atom karbon yang berikatan dengan dua buah atom oksigen. Satu
ikatannya terdiri dari ikatan rangkap dua dan satunya merupakan ikatan tunggal.
Setiap atom karbon memiliki gugus asam karboksilat yang melekat, maka
dinamakan “tri-gliserida”.
Apabila trigliserida direaksikan dengan alkali (sodium hidroksida atau
kalium hidroksida), maka ikatan antara atom oksigen pada gugus karboksilat dan
atom karbon pada gliserol akan terpisah. Proses ini disebut “saponifikasi”. Atom
oksigen mengikat sodium yang berasal dari sodium hidroksida sehingga ujung
dari rantai asam karboksilat akan larut dalam air. Garam sodium dari asam lemak
inilah yang kemudian disebut sabun. Sedangkan gugus OH dalam hidroksida akan
berikatan dengan molekul gliserol, apabila ketiga gugus asam lemak tersebut
lepas maka reaksi saponifikasi dinyatakan selesai. Reaksi tersebut sebagai
berikut:
Trigliserida biasanya disebut juga “fat” atau lemak jika berbentuk padat
pada suhu kamar, dan disebut minyak (oil) bila pada suhu kamar berbentuk cair.
Trigliserida tidak larut dalam air, hal ini dapat dibuktikan bila kita mencampurkan
air dan minyak, akan terlihat keduanya tidak akan bercampur.
Sabun disebut sodium stearat dengan rumus kimia C17H35COO – Na + dan
merupakan hydrocarbon rantai panjang dengan 10 sampai 20 atom Carbon. Dapat
digunakan untuk membersihkan karena bersifat polar, merupakan komponen
ionik yang larut dalam air dan tidak larut dalam larutan organik, yaitu minyak.
Lemak dan minyak yang digunakan untuk membuat sabun terdiri dari 7
asam lemak yang berbeda. Apabila semua ikatan karbon dalam asam lemak terdiri
dari ikatan tunggal disebut asam lemak jenuh, sedangkan bila semua atom karbon
berikatan dengan ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak
jenuh dapat dikonversikan menjadi asam lemak jenuh dengan menambahkan
atom hydrogen pada lokasi ikatan rangkap. Jumlah asam lemak yang tak jenuh
19
dalam pembuatan sabun akan memberikan pengaruh kelembutan pada sabun yang
dibuat.
2.2 Cara Pembuatan Sabun Mandi Padat
Dalam proses pembuatan/manufaktor sabun mandi padat cair, terdapat
beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu: persiapan bahan baku, persiapan alat,
dan cara pembuatannya.
2.2.1 Persiapan Bahan Baku
1.
Minyak atau Lemak – Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat
menjadi sabun. Cari yang mudah saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak
Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai…
2.
NaOH / KOH – Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Bisa
beli di toko bahan kimia, ambil yang teknis saja.
3.
Air – Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan.
Air dari pam tidak bagus, banyak mengandung mineral.
4.
Essential dan Fragrance Oils – Sebagai pengharum. Beli di toko bahan
kimia atau lainnya.
5.
Pewarna – Untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna
makanan.
6.
Zat Aditif – Rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena dapat
ditambahkan pada saat “trace”.
2.2.2 Persiapan Alat
1.
Sebuah masker sederhana - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH /
KOH saja.
2.
Kacamata - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
3.
Sepasang sarung tangan karet - Dipakai selama pembuatan sabun.
4.
Botol plastik - Untuk wadah air.
5.
Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram).
6.
Kantong plastik kecil - Untuk menimbang NaOH/KOH.
20
7.
Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen - Untuk menuangkan
NaOH / KOH dan mengaduknya.
8.
Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene - Untuk tempat larutan
NaOH/KOH dengan air.
9.
Wadah dari plastik - Untuk menimbang serta tempat air dan minyak.
10. Kain - Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun.
11. Plastik tipis - Untuk melapisi cetakan.
12. Cetakan.
13. Blender dengan tutupnya.
14. Kain - Untuk menutup blender.
2.2.3 Cara Pembuatan Sabun Padat
Cara pembuatan :
1.
Siapkan cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang yang diminyaki,
baki plastik yang dialasi plastik tipis atau pipa PVC yang diminyaki.
Siapkan cetakan yang cukup untuk menampung semua hasil pembuatan
sabun
Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang
dilapisi plastik tipis, bahkan pipa PVC bisa dipakai. Jika menggunakan
pipa PVC tutup bagian bawah dengan plastik yang diikat dengan karet
gelang, semprotkan minyak ke dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah
mengeras buka tutupnya, dorong lalu potong akan menghasilkan sabun
yang bulat.
2 (dua) Resep Sabun Padat :
Resep#1 - sabun padat 235 g Minyak Zaitun
150 g Minyak Kelapa
100 g Minyak Sawit
74 g NaOH – Natrium hidroksida + 210 g Air
10 cc fragrance + pewarna
(Proses Pada Suhu ruangan)
Resep#2 - sabun padat
21
250 g Minyak Sawit
140 g Minyak Kelapa
100 g Minyak Jagung
75.5 g NaOH – Natrium hidroksida + 210 g Air
10 cc fragrance + pewarna
(Proses Pada Suhu ruangan)
1.
Timbang air dan NaOH / KOH, sesuai dengan Resep. Larutkan NaOH /
KOH ke dalam air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah
aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastikpoliproplen). Jangan menuangkan air ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH
/ KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama
larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya,
simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan
didapatkan larutan yang jernih.
2.
Timbang minyak (Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun,
Minyak Jagung, Minyak Kedelai...) sesuai dengan Resep.
3.
Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.
4.
Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.
5.
Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari
cipratan
dan
proses
pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau
badan anda. Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap
“trace”. “Trace” adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan
merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika
campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok,
maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah
mengapa dinamakan “trace”.
6.
Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau
aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.
7.
Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk
insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari.
Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan
sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.
22
2.3 Cara Pemakaian Sabun Mandi Padat
Cara pemakaian obat kumur agar dapat digunakan secara efektif adalah sebagai
berikut;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menyiapkan sabun mandi padat yang sudah dibuka dari bungkusnya
Membilas tubuh dengan air secara merata
Gosokan sabun mandi tersebut ke seluruh badan hingga mengeluarkan
busa
Bilas badan menggunakan air hingga tidak terdapat busa lagi
Mengeringkan badan menggunakan handuk agar tubuh tidak basah
kembali
Hindari ruangan ber-AC untuk membuat kulit tidak menjadi cepat kering
kembali
23
BAB III
PENGEMASAN SABUN MANDI PADAT
3.1 Stabilitas Sabun Mandi Padat
Sabun yang belum dipakai dapat disimpan pada tempat dengan sirkulasi
udara yang baik, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari secara
langsung, sejuk, dan tidak lembab. Jangan menyimpan sabun didalam kulkas
karena bersifat lembab. Sebenarnya, sabun tidak memiliki masa kadaluarsa yang
pasti. Jika disimpan dengan benar, justru sabun akan menjadi semakin padat,
karena kadar airnya menguap. Ini akan membuat sabun menjadi lebih awet
ketidak dipakai dan tidak mudah lembek. Dan semakin lama, sabun akan semakin
lembut di kulit. Karena kandungan airnya yang berkurang, ukurannya juga
menjadi lebih kecil.
3.2 Pengemasan Sabun Mandi Padat
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual,
dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi
dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di
samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan
atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam
penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau
pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu
bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya.
Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal
sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara
tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah
yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah banyak
inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan
kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen
produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser metode pengemasan
tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia.
Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu
dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk
ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan mentah, metoda
24
pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam
penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/
penumpukan.
Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya
perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing,
benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini
identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan
keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan
pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau
standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka
kesalahan dalam hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain
kemasan dan kesalahan dalam memilih jenis kemasan, dapat diminimalisasi.
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki
sifat-sifat :
Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi
kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa
produk yang dikemas.
Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).
Kuat dan tidak mudah bocor.
Relatif tahan terhadap panas.
Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.
Bahan pengemas sabun mandi padat biasanya adalah kertas seperti
kardus kecil. Kertas ini berbentuk persegi yang dapat mengurangi kerusakan
akibat benturan dari sabun tersebut. Sabun padat pada umumnya berbentuk oval.
Didalam dari kemasan kertas ini biasanya sabun diselimuti lagi dengan kemasan
lainnya yaitu kertas lilin. Ini melindungi sabun dari air yang pada akhirnya akan
membuat umur sabun semakin panjang dan tidak mudah lembek.
25
Gambar 3.1 Kemasan Sabun Padat
(Sumber: simpeldesain.blogspot.com)
Gambar diatas merupakan gambar kemasan luar sabun. Saat kemasan
tersebut dibuka maka kita akan melihat sabun tersebut dilapisi oleh kertas lilin
yang melindungi Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan
dasarnya adalah lilin parafin dengan titik cair 46-74 oC dan dicampur polietilen
(titik cair 100-124oC) atau petrolatum (titik cair 4052oC). Kertas ini dapat
menghambat air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas
lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain.
3.3 Penyebab dan Tanda-Tanda Kerusakan Sabun Mandi Padat
Sabun mandi padat memiliki umur simpan yang sangat lama, bahkan
disebutkan bahwa sabun mandi padat yang telat melewati masa kadaluarsanya
tetap aman untuk dipakai. Sabun mandi yang semakin lama disimpan maka kadar
airnya akan semakin berkurang. Saat digunakan pun sabun mandi yang sudah
cukup lama disimpan dapat lebih menghaluskan kulit. Kadar air yang tinggi dapat
menyebabkan sabun menjadi rusak karena mikroorganisme akan berkumpul pada
sabun yang berkondisi lembab tersebut. Makanya kita harus menghindari ruangan
yang lembab saat menyimpan sabun. Dengan kondisi sabun yang lembab maka
sabun akan menjadi lebih lembek dan tidak layak pakai.
Sabun mandi padat juga dapat rusak dengan kenanya benturan, namun
itu tidak berpengaruh terhadap kondisi yang berada didalamnya. Kondisinya yang
penyok hanya akan membuat pengguna lebih sulit untuk menyabuni dirinya.
Kemasan yang miliki volum lebih besar dari pada sabun akan membantu sabun
tidak mudah penyok.
26
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sabun mandi padat merupakan sediaan sabun berbentuk padat yang
biasanya menggunakan senyawa alkali natrium hidroksida (NaOH).
Komposisi utama bahan kimia dari sabun mandi padat yaitu adalah
minyak/lemak, senyawa alkali, dan senyawa tambahan (pewangi,
antikuman)
Komposisi dari bahan alami pada dasarnya tidak berbeda dengan bahan
kimia tetapi kita menggunakan bahan alami yang seperti ada pada Tabel
1.1
Proses pembuatan dari sabun adalah saponifikasi
Sabun mandi padat dikemas dengan kertas seperti kardus yang memiliki
volume lebih besar dibanding sabun itu sendiri
Umur dari sabun mandi padat hingga 2 tahun tetapi tidak ada kadaluarsa
pasti dari sabun mandi padat
Tanda-tanda kerusakan dari sabun mandi padat adalah bentuknya yang
berbentuk menjadi lembek
27
DAFTAR PUSTAKA
Anneken, David J, 2006. Encyclopedia of Industrial Chemistry. 1st ed.
Weinheim: Wiley-VCH.
Anonim, 2014. Cara Membuat Sabun Mandi.
(http://kerajinanhomeindustry.blogspot.com/2013/)
Cavitch, Susan Miller, 1994. The Natural Soap Book. 1st ed. Houston: Storey
Publicing.
Dewi Anggriani, dkk. 2010.Identifikasi Kemasan Pangan. Supervisor Jaminan
Mutu Pangandirektorat Program Diplomainstitut Pertanian Bogor 2010 Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru
Willcox, Michael, 1996. Poucher's Perfumes, Cosmetics, and Soaps. 5th ed.
Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.
28