Perancangan Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Untuk Cegah Penyakit

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Taqwa Inderakesuma Ghifari

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 November 1985 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Merital : Belum Menikah

Alamat : Jalan Pulau Mentawai 7. No 189 Perumnas III, Bekasi Timur

No Telepon : 08562163150

Email : agiep_crew_desavisual@yahoo.com

PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

- Sekolah Dasar Bani Saleh I (Lulus tahun 1998) - SLTP Bani Saleh I (Lulus tahun 2001)

- SMAN 8 Bekasi (Lulus tahun 2004)

- Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia (Lulus tahun 2010) Seminar dan Pelatihan

- Seminar 1001 Ide, Universitas Komputer Indonesia (2008) - Workshop Fotografi, Universitas Padjajaran (2008)

- Jambore Fotografi, Jogjakarta (2007)

PENGALAM AN KERJA

CV.Process Creative, Bandung (2008-2009)


(2)

KEAHLIAN & KEMAMPUAN Hand Drawing

Adobe Photoshop Adobe Illustrator Adobe Flash Corel Draw


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diare tetap menjadi penyakit pembunuh kedua bagi anak-anak di bawah lima tahun di Indonesia, menyebabkan kematian lebih dari 10.000 anak setiap tahun. Salah satu penyebab utama angka kematian yang tinggi ini adalah minimnya akses terhadap air bersih dan layanan sanitasi, serta kepedulian yang rendah terhadap kebersihan. Cara paling efektif dan cepat untuk mencegah diare sekaligus menyelamatkan hidup anak-anak Indonesia adalah melalui Cuci Tangan Pakai Sabun yang benar.

Badan Kesehatan PBB World Health Organization (WHO) menjelaskan, kedua tangan adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Sebab tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan la ngsung dengan mulut dan hidung. Penyakit-penyakit yang umumnya timbul karena tangan yang berkuman, antara lain : diare, kolera, Insfeksi saluran pernapasan (ISPA), cacingan, flu, dan Hepatitis A.

Penelitian WHO juga menunjukkan bahwa mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting dapat mengurangi angka kejadian diare sampai 40%. Cuci tangan pakai sabun dengan benar juga dapat mencegah penyakit menular lainnya seperti tifus dan flu burung. Sedangkan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, seperti yang disampaikan United States Agency for International Development (USAID). Riset menunjukkan bahwa penyebab terbesar meninggalnya balita dan anak-anak Indonesia adalah penyakit diare dan ISPA.


(4)

Saat ini, pemahaman dan kepedulian untuk mempromosikan praktik cuci tangan pakai sabun dengan benar disejumlah kantor pemerintahan, LSM, lembaga donor dan sektor swasta semakin meningkat. Yang lebih penting lagi adalah hubungan yang akan terbentuk antara cuci tangan pakai sabun dan kegiatan perubahan perilaku higienis lain dengan proyek -proyek infrastruktur sanitasi skala besar. Masih dibutuhkan usaha - usaha untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap dampak positif yang akan muncul dari cuci tangan pakai sabun dengan menggandeng kantor-kantor pemerintah, LSM dan pihak swasta untuk bersama-sama mengkomunikasikan seruan aksi cuci tangan pakai sabun sebagai aktifitas sehari-hari semua orang.

Tangan adalah bagian dari tubuh manusia yang sangat sering menyebarkan infeksi. Tangan terkena kuman sewaktu kita bersentuhan dengan bagian tubuh sendiri, tubuh orang lain, hewan, atau permukaan yang tercemar. Walaupun kulit yang utuh akan melindungi tubuh dari infeksi langsung, kuman tersebut dapat masuk ke tubuh ketika tangan menyentuh mata, hidung atau mulut.

Cuci tangan belum menjadi budaya yang dilakukan masyarakat luas di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari saja, masih banyak yang mencuci tangan hanya dengan air sebelum makan, cuci tangan dengan sabun justru dilakukan setelah makan. Mencuci tangan saja adalah salah satu tindakan pencegahan yang menjadi perilaku sehat dan baru dikenal pada akhir abad ke 19.

Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci tangan, namun penggunaan


(5)

sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya melepasnya.

Di dalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit hidup. Efek lainnya adalah, tangan menjadi harum setelah dicuci dengan menggunakan sabun dan dalam beberapa kasus, tangan yang menjadi wangilah yang membuat mencuci tangan dengan sabun menjadi menarik untuk dilakukan.

Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan. Lebih sulit mengubah kebiasaan orang daripada memulai menumbuhkan kebiasaan mencuci tangan. Ada banyak penyakit yang bisa bersarang dalam tubuh bila kerap lalai mencuci tangan. Mulai dari bisul, jerawat, tifus, leptospirosis, jamur, polio, disentri, diare, kolera, cacingan, hepatitis A, SARS hingga flu burung.

Penyakit-penyakit ini dengan mudah memasuki tubuh lewat tangan yang tercemar kuman, virus, parasit. Entah saat memegang pintu, menekan tombol lift, bersalaman, memegang uang, kursi atau barang apa saja. Dari tangan yang tercemar, kuman masuk ke mulut lewat makanan yang kita pegang. Jadi tangan menjadi perantara tersebarnya kuman dari kotoran atau tinja ke mulut.

Diare, infeksi mata, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), flu burung dan flu babi, termasuk dalam penyakit yang menular dengan cepat. Meski demikian, penyakit-penyakit tersebut sebenarnya bisa dicegah dengan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun. Sayangnya, meski mudah dan murah, cuci tangan dengan sabun belum menjadi budaya


(6)

yang dilakukan seluruh masyarakat. Menurut Bank Dunia, perilaku cuci tangan dengan sabun atau CTPS menurut Departemen Kesehatan kurang dipromosikan sebagai tindakan pencegahan. Departemen Kesehatan RI sendiri sekarang sudah mulai memasukkan cuci tangan dengan air bersih dan sabun dalam elemen penting peningkatan kesehatan anak Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Cuci tangan pakai sabun memberikan banyak sekali manfaat bagi kesehatan. Perilaku cuci tangan pakai sabun sangat penting untuk masyarakat. Setelah dilakukan penelitian dapat di peroleh beberapa indentifikasi masalah diantaranya :

1. Kurangnya sosialisasi kegiatan cuci tangan pakai sabun kepada masyarakat khususnya pada anak yang menyebabkan kurang pedulinya akan kegiatan cuci tangan pakai sabun.

2. Kegiatan mencuci tangan pakai sabun belum berjalan dengan baik antara lain karena informasi, promosi dan segi fasilitas nya yang kurang memadai.

1.3 Fokus Masalah

Fokus masalah yang terlihat adalah perilaku di masyarakat khususnya siswa dan siswi Sekolah Dasar (SD) dalam melakukan cuci tangan pakai sabun. Dengan demikian dari fokus permasalahan yang sudah di simpulkan maka dibuat suatu perancangan sistem komunikasi untuk menyadarkan khususnya siswa/i SD dan umumnya para orang tua yaitu dengan cara membiasakan perilaku cuci tangan pakai sabun sebagai bagian dari kesehatan di masyarakat khususnya di lingkungan sekolah dan di dalam keluarga.


(7)

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan kampanye ini adalah, agar kegiatan cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit ini bisa menjadi sebuah budaya sehat bagi keluarga khususnya anak dan memberikan pengetahuan betapa pentingnya kegiatan cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit bagi kesehatan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.

1.5 Kata Kunci

1.5.1 Mencuci Tangan

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.

Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara -negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.

1.5.2 Sabun

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana -sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di


(8)

negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci.

Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun (mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti bakteri seringkali dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa sabun antiseptik atau disinfektan tertentu dapat membuat seseorang rentan pada organisme umum yang berada di alam.

Perbedaan antara sabun antiseptik dan sabun biasa adalah, sabun ini mengandung zat anti bakteri umum seperti triklosan yang memiliki daftar panjang akan resistensinya terhadap organisme tertentu. Namun zat ini tidak resisten untuk organisme yang tidak terdapat didaftar, sehingga mereka mungkin tidak seefektif apa yang diiklankan.

Perilaku merupakan penyebab terbesar masalah kesehatan ini, untuk membentuk perilaku yang sehat seharusnya dimulai sejak dini, karena itu mencuci tangan seharusnya masuk dalam pendidikan kesehatan di sekolah dan di rumah. Dalam hal ini peran orangtua dan tenaga pendidik sangat diharapkan. Cuci tangan menggunakan sabun berperan besar dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat, karena menjadi sehat artinya berperilaku sehat. Cuci tangan perlu menjadi gaya hidup. Pasalnya dari kebiasaan sederhana ini kualitas kesehatan pun akan meningkat. Kebiasaan ini penting dimulai sejak kanak-kanak.


(9)

1.5.3 Penyakit

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya gangguan pada makhluk hidup, gangguan kesehatan kesehatan tersebut disebabkan oleh bakteri, virus, atau kelainan sistem faal atau jaringan pada organ tubuh. Penyakit juga bisa disebabkan oleh kebiasaan yang buruk atau sesuatu yang mendatangkan keburukan. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter.

1.5.4 Kampanye

Kampanye menurut Yongky Safanayong dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu (2006) adalah suatu kegiatan promosi, komunikasi atau rangkaian pesan terencana yang khususnya spesifik atau memecahkan masalah kritis, bisa masalah komersial, bisa juga masalah non komersial, seperti masalah sosial, budaya, politik, lingkungan hidup/ekologi.

Kampanye menurut Rogers & Storey (1987 [2004]:7) dalam buku Manjemen Kampanye mendefinisikan kampanye sebagai ”serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”.

Dalam hal ini komunikasi sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi yang tepat tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun pada masyarakat umum khususnya anak-anak dan orang tua.


(10)

Kampanye sosial menurut Ramlan dalam Destian (2006:19) adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah-masalah sosial masyarakat dan juga bersifat nonkomersial. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang terjadi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media kampanye adalah media yang digunakan dalam berkampanye yang berfungsi untuk menyampaikan pesan atau infomasi yang akan disampaikan dalam kampanye tersebut, sehingga bisa diterima dan mengenai sasaran yang dituju seperti poster, billboard, spanduk, brosur, iklan majalah, video dan lain-lain.


(11)

BAB II

CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

2.1 Pengertian Cuci Tangan

Menurut Dr. Handrawan Nadesul, (2006) tangan adalah media utama bagi penularan kuman-kuman penyebab penyakit. Akibat kurangnya kebiasaan cuci tangan, anak-anak merupakan penderita tertinggi dari penyakit diare dan penyakit pernapasan. Hingga tak jarang berujung pada kematian.

Menurut Kusnoputranto, (1997) mengatakan bahwa kebersihan perorangan (hygiene) adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempengaruhi kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia. Sanitasi lingkungan adalah usaha pengedalian dari semua faktor - faktor lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan hal - hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.

Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak, punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan manusia serta membuat tangan menjadi harum baunya. Mencuci tangan merupakan kebiasaan yang sederhana, yang me mbutuhkan pelatihan yang minim dan tidak membutuhkan peralatan. Selain itu, mencuci tangan merupakan cara terbaik untuk menghindari sakit. Kebiasaan sederhana ini hanya membutuhkan sabun dan air.

Mencuci tangan yang baik dan sehat membutuhkan beberapa peralatan sebagai berikut di bawah ini :

1. Sabun / antiseptic. 2. Air bersih.


(12)

2.1.1 Pentingnya Mencuci Tangan Memakai Sabun

Mantan Menteri Kesehatan, Dr. dr. Siti Fadilah Supari mengatakan bahwa kebiasaan mencuci tangan dengan air saja, tidak cukup untuk melindungi seseorang dari kuman penyakit yang menempel di tangan. Terlebih bila mencuci tangan tidak dibawah air mengalir. Berbagi kobokan sama saja saling berbagi kuman. Kebiasaan itu harus ditinggalkan. Mencuci tangan pakai sabun terbukti efektif dalam membunuh kuman yang menempel di tangan. Gerakan nasional cuci tangan pakai sabun dilakukan sebagai bagian dari kebijakan pemerintah untuk pengendalian risiko penyakit yang berhubungan dengan lingkungan seperti diare dan penyakit kecacingan. (Hr. S uara Karya 18/6/06).

Sama halnya dengan Erman (2007) yang mengatakan bahwa, untuk mengatasi kuman dibutuhkan pengertian akan pentingnya kebiasaan mencuci tangan oleh siapapun. Bukan hanya sekedar mencuci tangan saja melainkan juga menggunakan sabun dan dilakukan di bawah air yang mengalir karena sabun bisa mengurangi atau melemahkan kuman yang ada di tangan.

Dewan kota Franklin di New Jersey, Amerika sudah mengesahkan peraturan tentang cuci tangan melalui system voting dengan suara bulat, untuk membantu kesehatan masyarakat di kota tersebut. Peraturan Dewan kota Franklin tentang cuci tangan diantaranya adalah pada semua kamar mandi harus dalam kondisi bersih/sehat secara terus menerus, menyediakan air panas dan air dingin, dan penyediaan tissue WC juga sabun tangan beserta alat-alat pengeringan tangan. Peraturan ini sebagai sarana pendidikan pedagang eceran pinggir jalan di dalam praktek penyediaan WC yang bersih.


(13)

Anggota Dewan, Shirley Eberle, sebagai salah satu anggota Badan Penasihat dari Bidang Kesehata n, mengatakan, bahwa peraturan ini akan membantu kota menjadi sehat dan mengatakan bahwa WC umum yang sudah terdapat sabun akan mendorong orang-orang untuk mencuci tangan mereka. Menurut Pusat-pusat Pencegahan dan Kendali Penyakit (Centers for Disease Control / CDC), cuci tangan adalah tindakan paling utama dan menjadi satusatunya cara mencegah serangan dari penyakit. Cuci tangan adalah murah, mudah, dan untuk mencegah penyakit. Dan pencegahan penyakit adalah yang paling penting dari itu semua. (Journal of Environmental Health, 2006).

Tujuan utama dari cuci tangan secara higienis adalah untuk menghalangi transmisi patogen-patogen kuman dengan cepat dan secara efektif. (Carl A Osborne, 2008). Kebersihan tangan yang tidak memenuhi syarat juga berkontribusi menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti Salmonella dan infeksi E. Coli. Menurut data CDC and The American Society for Microbiology (2005).

Menurut Iswara (2007), mencuci tangan dalam upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangatlah penting dan mudah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Mencuci tangan menjadi penting jika ditinjau dari:

1. Kulit tangan banyak kontak dengan berbagai aktivitas, benda dan lingkungan.

2. Kuman dapat terdapat di kulit jari, sela kuku, kulit telapak tangan.

3. Kontak mulut dan tangan saat makan / minum. 4. Dapat menimbulkan penyakit saluran cerna.


(14)

Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai sabun menurut Handayani , dkk (2000).

1. Sebelum dan setelah makan. 2. Setelah ganti pembalut.

3. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan.

4. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan. 5. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan. 6. Sebelum dan setelah mengiris sesuatu.

7. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.

8. Setelah menangani sampah.

9. Sebelum memasukkan atau mencopot lensa kontak. 10. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet,

warnet, wartel, dan lain - lain).

11. Pulang bepergian dan setelah bermain. 12. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.

2.1.2 Bahaya Jika Tidak Mencuci Tangan

Disamping manfaat secara kesehatan yang telah terbukti, banyak orang tidak melakukannya sesering yang seharusnya bahkan setelah ke kamar mandi. Jika tidak mencuci tangan memakai sabun, kita dapat menginfeksi diri sendiri terhadap kuman dengan menyentuh mata, hidung atau mulut. Dan kita juga dapat menyebarkan kuman ke orang lain dengan menyentuh mereka atau dengan menyentuh permukaan yang mereka sentuh juga seperti handel pintu. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan termasuk demam biasa (common cold), flu dan beberapa kelainan sistem


(15)

pencernaan seperti diare. Kebersihan tangan yang kurang juga menyebabkan penyakit terkait makanan seperti infeksi Salmonella dan E.coli. Beberapa mengalami gejala yang mengganggu seperti mual, muntah, diare. (Lestari, 2008).

2.1.3 Cara Mencuci Tangan Yang Baik

Menurut Center’s for Disease Control (CDC) and The American Society for Microbiology (2005) berikut langkah-langkah cuci tangan yang tepat:

1. Basahi tangan dengan air mengalir yang hangat, pakailah sabun secara rata.

2. Gosokan kedua tangan minimal 10-15 detik, merata hingga ke jari-jemari dan siku.

3. Bilas dengan air, kemudian keringkan tangan dengan handuk bersih atau tisu sekali pakai.

4. Jika berada difasilitas umum, biarkan air tetap mengalir saat selesai. Saat tangan sudah kering, pakailah kertas tisu untuk menekan/memutar keran.

2.2 Jenis - Jenis Penyakit

Menurut Dr. Handrawan Nadesul ada sekitar 20 jenis penyakit yang bisa hinggap di tubuh akibat tidak mencuci tangan dengan baik dan benar. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan karena kurang pedulinya terhadap kegiatan cuci tangan pakai sabun, diantaranya :

1. Diare.

Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat mengurangi angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja


(16)

dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini.

Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor.

Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah : Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%).

2. Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA).

ISPA adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernafasan ini dengan dua langkah:

1. Dengan melepaskan patogen-patogen pernafasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan. 2. Dengan menghilangkan pathogen (kuman penyakit)

lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernafasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktek-praktek menjaga kesehatan dan kebersihan seperti - mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil - dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi


(17)

saluran pernafasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 persen.

3. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit.

Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernafasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.

2.3 Kajian Permasalahan

Berdasarkan permasalahan yang ada maka dengan merancang kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun untuk Cegah Penyakit dapat lebih memberikan pengetahuan dan menumbuhkan rasa peduli di diri sendiri, keluarga dan masyarakat terhadap kegiatan cuci tangan pakai sabun.

Cuci tangan pakai sabun adalah perilaku sehat dan pelayanan jasa sanitasi yang menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit. Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi dan fasilitas yang memadai.

Oleh karena itu dengan cara melakukan sosialisasi cuci tangan pakai sabun dan memberikan fasilitas kepada masyarakat khususnya keluarga dapat menjadi solusi atas kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Yang lebih penting lagi adalah hubungan yang akan terbentuk antara Cuci Tangan Pakai Sabun dan kegiatan perubahan perilaku higienis lain dengan proyek-proyek infrastruktur sanitasi berskala besar.


(18)

2.4 Segmentasi 1. Geografis

Secara geografis kampanye ini ditujukan untuk masyarakat menengah yang belum memahami betapa pentingnya cuci tangan pakai sabun yang dikarenakan kurangnya sosialisasi, penyuluhan, pendidikan dan fasilitas yang memadai.

2. Demografis

Secara demografis target yang ditujukan pada kampanye ini dibagi dua, yaitu primer dan sekunder. Primer adalah siswa/i Sekolah Dasar (SD) dan sekunder adalah para orang tua (ayah dan ibu) jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

3. Psikografis

Psikografis target kampanye ini adalah siswa/i SD yang aktif belajar dan bermain di lingkungan sekolah maupun di rumah.


(19)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Komunikasi

Konsep jenis kegiatan kampanye yang digunakan yaitu kampanye yang berorientasi pada tujuan - tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Menurut istilah Kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah – masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik terkait (Venus, 2004 : 11).

Dalam perancangan kampanye cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit adalah bersifat persuasif, dimaksudkan untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis.

Strategi perancangan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menggambarkan atau melukiskan kepada siswa/i SD betapa penting dan mudahnya cuci tangan pakai sabun yang dapat dilakukan di sekolah maupun di rumah.

2. Menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya cuci tangan pakai sabun sejak dini, sehingga dapat mengajak suluruh keluarga dan masyarakat untuk menerapkan hidup bersih dan sehat.

3.1.1 Tujuan Komunikasi

Kampanye cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit ini bertujuan memberikan informasi yang jelas mengenai betapa penting kegiatan cuci tangan pakai sabun dan meningkatkan dukungan secara global sekaligus dukungan lokal untuk penerapan cuci tangan pakai sabun dalam tatanan kehidupan keluarga sehari - hari khususnya anak.


(20)

3.1.2 Tema Dasar Komunikasi

Mengingatkan siswa/i SD untuk menyadari akan pentingnya perilaku budaya cuci tangan pakai sabun pada lingkungan di sekitarnya, baik di sekolah maupun di rumah.

3.1.3 Materi Pesan

Dalam penyampaiannya, perancangan media kampanye ini memerlukan materi yang akan disampaikan sebagai pesan dari kegiatan kampanye. Adapun materi yang akan disampaikan adalah :

1. Memberikan informasi tentang langkah-langkah atau cara-cara cuci tangan pakai sabun yang baik dengan cara mengadakan acara penyuluhan dan sosialisasi cuci tangan pakai sabun serta menyediakan fasilitas kepada Sekolah Dasar, sehingga nantinya dapat mempengaruhi perilaku siswa/i, serta keluarga dan masyarakat.

3.1.4 Strategi Kreatif

Strategi pengemasan media kampanye sosial cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit, disampaikan berupa poster yang dikemas dengan gambar ilustrasi kartun dan tifografi yang sesuai. Agar kampanye ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan maka kampanye harus dilakukan dengan seefektif mungkin dan sekreatif mungkin. Hal ini perlu dilakukan untuk menarik target sasaran agar bisa terpengaruh oleh kampanye ini.

1.1.4.1 Pembuatan Tag line Visual

Konsep strategi kreatif dalam pembuatan tag line visual didasarkan dari hasil penelitian di lapangan yaitu kurang kesadaran dari orang tua terhadap perilaku anak-anaknya kepada kesehatan, maka tag


(21)

line dari kampanye ini adalah “perilaku kecil berdampak besar”, yang mempunyai arti sebagai berikut :

1. Cuci tangan pakai sabun merupakan sebuah perilaku kecil yang harus dilakukan sedini mungkin, diawali dari perilaku kecil inilah nantinya kita dapat melakukan perubahan besar terhadap kesehatan para siswa/i SD untuk menjadi lebih sehat.

1.1.4.2 Pencarian Gagasan Visual

Pencarian gagasan visual berawal dari pesan yang akan disampaikan melalui kampanye ini, yaitu: “Memberikan pemahaman tentang perilaku cuci tangan pakai sabun dan bagaimana cara yang baik dan benar dalam melakukannya kepada anak – anak melalui orang tau maupun guru sehingga dapat mempengaruhi kehidupan disekitarnya”, karena anak-anak adalah peniru yang baik dan nantinya cuci tangan pakai sabun dapat dijadikan kebiasaan.

Kemudian mencari apa yang harus disampaikan yaitu dengan cara pendekatan psikologis. Gambaran yang ingin ditampilkan dari gagasan visual kampanye ini adalah agar memunculkan psikologis atau kesan sewaktu melihat visual maupun bahasanya dan memotivasi target sasaran untuk lebih teringat akan pentingnya kesehatan.


(22)

1.1.4.3 Materi Visual

Materi visual berawal dari tag line yang akan disampaikan melalui kampanye ini, yaitu: “perilaku kecil berdampak besar” dan juga cara atau langkah – langkah cuci tangan yang baik dan benar, serta waktu-waktu penting untuk cuci tangan pakai sabun yang dilakukan secara berulang-ulang pada bermacam-macam media pendukung yang dikemas secara menarik sehingga dapat mengubah perilaku dan kebiasaan untuk selalu melakukan cuci tangan pakai sabun di enam waktu penting.

3.1.5 Strategi Media

Strategi media yang diterapkan mengacu pada konsep dan strategi kampanye periklanan terpadu, yang dipakai pada perancangan ini. Konsep ini menekankan bahwa kekuatan media terletak pada pemilihan media serta kapan dan di mana media tersebut ditayangkan atau dimuat, sehingga akan menciptakan suatu momen yang tepat untuk membangun respon emosional khalayak sasarannya.

Dan dengan pengulangan pesan walau dengan nada pesan dan bentuk yang berbeda-beda namun tepat dan memiliki sebuah kesatuan maksud dari pesan yakni, memberikan pemahaman terhadap anak-anak tentang perilaku cuci tangan pakai sabun yang sangat berdampak besar bagi kesehatannya.

3.1.6 Pemilihan Media

Didasarkan pada permasalahan yang dihadapi, maka dalam pemilihan suatu media diharapkan dapat menjadi solusi dan menjawab permasalahan. Media yang digunakan terbagi pada dua jenis yaitu media primer dan media sekunder serta


(23)

bagaimana mekanisme dan penempatan media-media tersebut dalam masyarakat.

1.1.6.1. Media Primer 1. Poster

Disini poster dianggap sebagai salah satu media yang dianggap cukup efektif untuk penyampaian pesan kampanye sosial tentang cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit. Poster adalah media dua dimensi, dengan format satu halaman yang digunakan untuk menyampaikan informasi, data, jadwal atau penawaran-penawaran, dan dapat digunakan untuk mempromosikan orang, sebab, tempat, produk, perusahaan, jasa atau organisasi. Karena poster mampu menciptakan kesan tersendiri dan dapat memberikan pengaruh pada yang melihatnya melalui pesan visual yang menarik dan pesan verbal yang lugas sehingga sedikit banyak mampu menyampaikan pesan melalui informasi yang dimuat pada poster-poster tersebut. Poster juga bertujuan untuk menarik perhatian target audience, maka poster- poster kampanye ini dipasang di tempat tempat yang strategis yang ada di lingkungan Sekolah Dasar.

2. Spanduk

Media ini memberikan pesan yang lebih lugas dan jelas dengan mengutamakan informasi sehingga sasaran dapat langsung mengerti pada pesan yang disampaikan.


(24)

1.1.6.2 Media Sekunder

1. Buku Belajar Mewarnai

Media ini bersifat pembelajaran kepada target khalayak dengan ilustrasi yang dikemas secara menarik dan melatih kreatifitas yaitu belajar mewarnai gambar dan tetap memberikan influence tentang 6 waktu penting cuci tangan pakai sabun, yang diharapkan kedepannya dapat menjadi kebiasaan.

2. Kalender

Media ini juga bersifat pembelajaran kepada target khalayak dengan ilustrasi yang dikemas secara menarik dan tetap memberikan influence tentang 6 waktu penting cuci tangan pakai sabun dan 6 langkah cuci tangan pakai sabun yang diharapkan menjadi motivasi untuk hidup lebih sehat.

3. Tempat Minum

Material yang di gunakan yaitu kertas stiker dengan teknis produksi print.

4. Media Gimmick

Media ini digunakan karena biayanya relatif lebih murah, serta media ini langsung dapat sampai ke target sasaran. Diaplikasikan melaui media-media yang memiliki kegunaan seperti : pin, stiker, penggaris dan botol minuman.


(25)

3.2 Strategi Penyebaran Media

3.2.1 Pertimbangan Dasar Penyebaran Media

Pertimbangan dasar dari penyebaran media ini merupakan fase dari pemberian informasi yang paling terpenting dalam penyebaran media lebih teraratur. Dengan kata lain pada bagian ini merupakan suatu pertimbangan yang didasari atas terciptanya suatu bentuk keselarasan dalam penyebaran media.

3.2.2 Tahap-tahap Perencanaan

Dalam perencanaan perancangan media kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Untuk Cegah Penyakit ini dibutuhkan beberapa tahapan dalam pembuatan event tersebut.

1. Pra Event perancangan media kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Untuk Cegah Penyakit.

Agar acara tersebut berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan persiapan yang cukup serius dan matang agar segala sesuatunya berjalan dengan lancar dan maksimal. Maka dari itu telah direncanakan media apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan event tersebut.

3.2.3 Acara Penyebaran Media Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Untuk Cegah Penyakit.

Sebuah acara penyebaran akan berjalan dengan lancar apabila segala sesuatunya terkoordinir dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan susunan acara yang perlu direncanakan. Berikut adalah tabel dari susunan acara dan pembagian waktu penyebaran media kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Untuk Cegah Penyakit, yang akan di buat untuk penyebaran selama 1 tahun dimulai pada bulan Oktober 2010 sampai dengan September 2011.


(26)

Gambar 3.1 Jadwal Kampanye

Gambar 3.2 Jadwal Distribusi

3.3 Konsep Visual Perancangan Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Untuk Cegah Penyakit

3.3.1 Format Desain

Format desain yang digunakan bersifat asimetris, dimana letak unsur-unsur visual berbeda-beda. Baik gambar, headline, ataupun teks letaknya berubah sesuai komposisi yang digunakan pada setiap media.


(27)

3.3.2 Lay Out

Lay out yang digunakan pada setiap media kampanye yaitu portrait dan landscape. Unsur-unsur pendukung kampanye seperti logo sponsor atau lembaga ditempatkan di kanan bawah.

3.3.3 Tipografi

Poster yang memvisualisasikan keluarga, langkah dan waktu tepat cuci tangan dan tagline “perilaku kecil berdampak besar” serta jenis huruf yang digunakan adalah Arial Rounded MT Bold dan Kid Kosmic yang mempunyai karakteristik yang tegas, bersahabat dan mudah dibaca. Berikut jenis huruf yang dipilih :

Arial Rounded MT Bold

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890!@#$%^&*()_+{}:”<>?

Kid kosmic

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890!@#$%&*()_+:”<>?

3.3.4 Ilustrasi

Ilustrasi digunakan untuk memperjelas dan mempertegas pesan yang ingin disampaikan dalam perancangan media kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun untuk Cegah Penyakit, namun ilustrasi juga bisa digunakan sebagai daya tarik visual. Ilustrasi yang digunakan merupakan olahan dari sketsa ilustrasi dari sebuah keluarga yang kemudian di buat dengan olahan digital berupa vektor. Ilustrasi yang kemudian di olah digital


(28)

menjadi vektor digunakan agar lebih mudah menyampaikan pesan-pesan visual tersebut terhadap anak-anak.

3.3.5 Warna

Warna memiliki daya tarik yang kuat dan menciptakan makna tersendiri. Warna juga dapat mengurangi rasa bosan, atau pun dapat membangkitkan semangat pada objek. Dengan mempertimbangkan keharmonisan, adapun warna-warna yang digunakan dalam perancangan media kampanye Cuci Ta ngan Pakai Sabun Untuk Cegah Penyakit ini adalah :

1. Biru, warna biru diambil dari warna air yang mempunyai makna ketenangan, kepercayaan, keamanan, kebersihan, dan keteraturan.

2. Coklat, warna coklat muda diambil dari warna tangan yang bersih dan mempunyai makna kenyamanan dan daya tahan.


(29)

3.3.6 Konsep Logo

Mengambil bentuk tangan dan gelembung busa yang dihasilkan ketika mencuci tangan, pengambilan bentuk tangan dan gelembung busa ini agar tidak jauh dari konsep tentang cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit yang kemudian disederhanakan menjadi logo.

Tipografi atau pemilihan huruf dalam kampanye ini adalah jenis huruf san serif. Dengan tujuan keterbacaan pemilihan huruf yang khas dan huruf yang digunakan pada logo kampanye ini adalah “Arial Rounded MT Bold, dimana jenis huruf tersebut memiliki karakteristik yang tegas, bersahabat dan mudah dibaca.Berikut jenis huruf yang dipilih :

Arial Rounded MT Bold

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890!@#$%^&*()_+{}:”<>?


(30)

Warna biru pada warna gelembung dan tulisan Cuci tangan pakai sabun diambil dari warna air yang mempunyai makna ketenangan, kepercayaan, keamanan, kebersi han, dan keteraturan. Warna coklat muda pada tangan diambil dari warna tangan itu sendiri mempunyai makna kenyamanan dan daya tahan.


(31)

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1 Media Primer 1. Poster

Konsep poster pertama menggunakan kekuatan teks dan visual, penekanan pada poster ini adalah sebuah keluarga yang selalu mengingat 6 (enam) waktu penting cuci tangan pakai sabun, yaitu : setelah ke kamarmandi, setelah bersin, setelah memegang binatang, setelah bermain, sebelum memegang adik bayi, sebelum dan sesudah makan. Dengan enam waktu penting tersebut kita dan keluarga dapat terbebas dari penyakit. Pada headline di tempatkan pada posisi atas agar dapat terbaca jelas dan di bawah nya terdapat sub headline yang berfungsi sebagai pendukung dari headline, lalu ada body text yang berfungsi sebagai penjelas yang lebih rinci dari headline dan sub headline yang diberikan kepada target khalayak.

Material yang di gunakan yaitu Art Paper 260 gram dengan ukuran A2 (594mm x 420mm), teknis produksi cetak separasi.


(32)

Konsep poster kedua tidak berbeda dengan poster pertama yaitu menggunakan kekuatan teks dan visual, penekanan pada poster ini adalah sebuah anak yang sedang melakukan langkah-langkah cuci tangan pakai sabun yaitu: basahi kedua telapak tangan, beri sabun, gosok telapak dan jari-jari tangan, bilas dengan air bersih, keringkan dengan handuk atau tissu, tutup keran air dengan menggunakan tissu. Maksud dari poster ini adalah memberitahukan cara dan langkah0langkah cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar. Pada headline di tempatkan pada posisi atas agar dapat terbaca jelas dan di bawah nya terdapat sub headline yang berfungsi sebagai pendukung dari headline, lalu ada body text yang berfungsi sebagai penjelas yang lebih rinci dari headline dan sub headline yang diberikan kepada target khalayak.

Material yang di gunakan yaitu Art Paper 260 gram dengan ukuran A2 (594mm x 420mm), teknis produksi cetak separasi.


(33)

Konsep poster ketiga menggunakan kekuatan teks dan visual, penekanan pada poster ini adalah sebuah ajakan untuk mengikuti acara penyuluhan atau sosialisasi kampanye cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit. Pada headline di tempatkan pada posisi atas agar dapat terbaca jelas dan di bawah nya terdapat sub headline yang berfungsi sebagai pendukung dari headline, lalu ada body text yang berfungsi sebagai penjelas yang lebih rinci dari headline dan sub headline yang diberikan kepada target khalayak.


(34)

2. Spanduk

Media ini tidak jauh berbeda dengan kinerja poster, hanya saja penempatannya yang berbeda. Disini terdapat dua buah spanduk dimana kedua spanduk ini diletakkan saling bertolak belakang dan ditempatkan didepan gerbang sekolah yang fungsinya ketika target khalayak masuk akan melihat dan mengingat 6 waktu penting mencuci tangan dan ketika para target khalayak pulang akan melihat 6 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar.

Material yang di gunakan yaitu bahan Vinyl paper dengan ukuran 3m x 1m, teknis produksi print.


(35)

3. Flayer

Material yang di gunakan yaitu bahan Art paper dengan ukuran 10 cm x 21cm, teknis produksi print.


(36)

4.2 Media Sekunder

1. Buku Saku Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun

Media ini bersifat pembelajaran untuk di gunakan atau di bawa sehari-hari.

Gambar 4.6 Buku Saku Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun

Material yang di gunakan yaitu Art Paper dengan ukuran 7,5 cm x 10,5 cm, teknis produksi print.


(37)

2. Ambient Media (Gerobak Dagang)

Media ini bersifat selalu mengingatkan kembali kapan waktu penting untuk mencuci tangan pakai sabun.

Gambar 4.7 Ambient Media (Gerobak Dagang)

3. Flag Chain

Material yang di gunakan yaitu Vinyl dengan 21 cm x 29 cm, teknis produksi print.


(38)

4. Buku Belajar Mewarnai

Media ini bersifat pembelajaran kepada target khalayak dengan ilustrasi yang dikemas secara menarik dan melatih kreatifitas yaitu belajar mewarnai gambar dan tetap memberikan influence tentang 6 waktu penting cuci tangan pakai sabun, yang diharapkan nanti kedepannya menjadi kebiasaan.

Material yang di gunakan yaitu Manila / Concorde dengan ukuran A4 (297mm x 210mm), teknis produksi print.


(39)

5. Kalender

Media ini juga bersifat pembelajaran kepada target khalayak dengan ilustrasi yang dikemas secara menarik dan tetap memberikan influence tentang 6 waktu penting cuci tangan pakai sabun dan 6 langkah cuci tangan pakai sabun yang diharapkan nanti kedepannya menjadi kebiasaan.

Material yang di gunakan yaitu Art paper 260 gram dengan ukuran 21cm x 14cm, teknis produksi print.


(40)

6. Tempat Minum

Gambar 4.11 Botol Air Minum

Material yang di gunakan yaitu kertas stiker dengan teknis produksi print.

7. Pin

Ukuran diameter 6cm dan 4.5cm, menggunakan bahan pelastik dengan teknis produksi print.


(41)

8. Penggaris

Material yang di gunakan yaitu kertas stiker dengan ukuran 5cm x 33cm dan teknis produksi print.

Gambar 4.13 Penggaris 6 Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun

9. Kaos


(42)

10. Stiker

Gambar 4.15 Stiker Cuci Tangan Pakai Sabun

Material yang di gunakan yaitu kertas stiker dengan ukuran 7cm x 5cm dan teknis produksi print.

11. Jam Puzzle

Material yang di gunakan yaitu kertas stiker dengan ukuran 24cm x 24cm dan teknis produksi print.


(43)

12. Tas

Gambar 4.17 Tas Cuci Tangan Pakai Sabun

13. Meja Belajar

Ukuran diameter 6cm dan 4.5cm, menggunakan bahan pelastik dengan teknis produksi print.


(44)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE CUCI TANGAN PAKAI

SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

DK 38315 Tugas Akhir Semester I 2009/2010

Oleh:

Taqwa Inderakesuma Ghifari 51904031

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Connor Z. 2007 (April). Menjaga Kebersihan. Ahli Gizi. Tersedia di : http://www.nutritionnutrition.com/Indonesia.html.

Curtis, V, & Cairncross, S. (2003). Effect of Washing Hands with Soap on Diarrhea Risk in the Community: A Systematic Review. Lancet Infectious Diseases 3: 5 275 – 81.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Batuk, pilek, demam belum tentu flu biasa (3th ed). [Leaflet]. Surya: Author.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Hari cuci tangan pakai sabun sedunia (HCTPS) kedua 15 oktober 2009. Jakarta: Author.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Panduan Penyelenggaraan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS).

Indrisari, Devi. (2009). 100 % Sembuh Tanpa Dokter : A - Z Deteksi, Obati dan Cegah Penyakit. Jakarta.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (1998). Penyakit. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Vol. 4.

Safanayong, Yongky. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta Barat : PT ARTE INTERMEDIA.

Siswono. 2006 (8 Februari). Cegah Penyakit Menular dengan Hidup Sehat. Gizi.net. Tersedia di: http://www.republika.co.id. 2006.

The Pharmaceutical Journal pp. 985-989 (1999). A short history of soap. John A. Hunt, PhD, FRPharmS.


(46)

Venus, Antar, Drs, M.A. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(1)

8. Penggaris

Material yang di gunakan yaitu kertas stiker dengan ukuran 5cm x 33cm dan teknis produksi print.

Gambar 4.13 Penggaris 6 Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun

9. Kaos


(2)

10. Stiker

Gambar 4.15 Stiker Cuci Tangan Pakai Sabun

Material yang di gunakan yaitu kertas stiker dengan ukuran 7cm x 5cm dan teknis produksi print.

11. Jam Puzzle

Material yang di gunakan yaitu kertas stiker dengan ukuran 24cm x 24cm dan teknis produksi print.


(3)

12. Tas

Gambar 4.17 Tas Cuci Tangan Pakai Sabun

13. Meja Belajar

Ukuran diameter 6cm dan 4.5cm, menggunakan bahan pelastik dengan teknis produksi print.


(4)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE CUCI TANGAN PAKAI

SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

DK 38315 Tugas Akhir Semester I 2009/2010

Oleh:

Taqwa Inderakesuma Ghifari 51904031


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Connor Z. 2007 (April). Menjaga Kebersihan. Ahli Gizi. Tersedia di : http://www.nutritionnutrition.com/Indonesia.html.

Curtis, V, & Cairncross, S. (2003). Effect of Washing Hands with Soap on Diarrhea Risk in the Community: A Systematic Review. Lancet Infectious

Diseases 3: 5 275 – 81.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Batuk, pilek, demam belum tentu flu biasa (3th ed). [Leaflet]. Surya: Author.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Hari cuci tangan pakai sabun sedunia (HCTPS) kedua 15 oktober 2009. Jakarta: Author.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Panduan Penyelenggaraan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS).

Indrisari, Devi. (2009). 100 % Sembuh Tanpa Dokter : A - Z Deteksi, Obati

dan Cegah Penyakit. Jakarta.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (1998). Penyakit. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Vol. 4.

Safanayong, Yongky. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta Barat : PT ARTE INTERMEDIA.

Siswono. 2006 (8 Februari). Cegah Penyakit Menular dengan Hidup Sehat. Gizi.net. Tersedia di: http://www.republika.co.id. 2006.

The Pharmaceutical Journal pp. 985-989 (1999). A short history of soap. John A. Hunt, PhD, FRPharmS.


(6)

Venus, Antar, Drs, M.A. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.