Makalah H diplomatik hak istimewa dan ke

MAKALAH
(Untuk Memenuhi Tugas Hukum Diplomatik)

HAK ISTIMEWA DAN KEKEBALAN
PEJABAT KONSULER

OLEH :
KENDIS G. RUNTUNUWU
100711432

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2013

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
tuntunannya dalam setiap langkah kehidupan kita semua. Dan juga syukur patut
dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena makalah dengan judul Hak
Istimewa dan Kekebalan Pejabat Konsuler ini bisa disusun dan diselesaikan tepat
pada waktunya tidak lepas dari tuntunan Tuhan.

Makalah ini merupakan tugas Hukum Diplomatik dan membahas
mengenai hak istimewa konsuler, untuk itu besar harapan penulis bahwa makalah
ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan pengetahuan juga untuk
menjadi bahan dalam kegiatan belajar mengajar.
Kritikan dan saran yang membangun untuk penulis demi kemajuan
makalah ini sangat diharapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan

digunakan dengan sebaik-baiknya.

Manado, 13 Maret 2012
Penulis

ii

Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
I.


Pendahuluan......................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Perumusan masalah.......................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................2

II. Pembahasan......................................................................................................3
A. Hak istimewa dan kekebalan konsuler..........................................................3
B. Penyalahgunaan hak istimewa dan kekebalan konsuler...............................7
III.

Penutup..........................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8
Daftar Pustaka..........................................................................................................9

iii

I.


Pendahuluan
A. Latar belakang
Negara sebagai salah satu subyek hukum internasional memiliki kesamaan
dengan manusia, dimana manusia membutuhkan manusia lain untuk hidup
berdampingan. Sama halnya dengan manusia, Negara pun membutuhkan
untuk berhubungan dengan Negara lain. Berhubungan dengan Negara lain
pun merupakan salah satu syarat utama untuk terbentuknya suatu Negara
menurut hukum internasional.
Dengan adanya hubungan dengan Negara lain, maka dibutuhkan orangorang yang akan bertindak sebagai wakil dari suatu Negara yang
ditempatkan diwilayah Negara lain untuk dapat bertindak sebagai wakil
Negara maupun untuk melayani warga negaranya yang berada dinegara
lain. Orang-orang tersebut adalah para diplomat dan konsuler yang di
tempatkan di berbagai wilayah dinegara lain.
Khusus dalam bidang perdagangan, ekonomi, kebuyaan dan ilmu
pengetahuan ditangani oleh para konsuler. Mereka memiliki tugas untuk
mewakili negaranya dan melayani warga Negara yang ada diwilayahnya.
Dalam hal bertindak sebagai wakil dari suatu Negara tentunya para
konsuler mendapatkan pelayanan yang istimewa dalam menjalankan
tugasnya. Bukan hanya keistimewaan yang diberikan, tetapi juga para

pejabat konsuler mendapatkan kekebalan hukum.
Hak istimewa dan kekebalan yang dimiliki oleh para pejabat konsuler
tersebut menjadi hal yang menarik menurut penulis untuk diangkat dan
dibahas dalam makalah ini. Apasajakah hak istimewa dan kekebalan para
pejabat konsuler? Bagaimanakah bila pejabat konsuler menyalahgunakan
hak istimewa dan kekebalannya? Semua akan dibahas dalam makalah ini
dan makalah ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1

B. Perumusan masalah
Seperti yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang maka masalah
yang diangkat dalam masalah ini adalah tentang :
1. Apakah hak istimewa dan kekebalan para pejabat konsuler?
2. Apakah sanksi yang dikenakan bagi pejabat konsuler yang
menyalahgunakan hak istimewa dan kekbalannya?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui mengenai hak istimewa dan kekebalan
konsuler.

2. Untuk memenuhi tugas Hukum Diplomatik
D. Manfaat
1. Untuk memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam
bidang Hukum Diplomatik khususnya mengenai hak istimewa dan
kekebalan konsuler.
2. Untuk menjadi bahan pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar matakuliah Hukum Diplomatik.

2

II.

Pembahasan
A. Hak istimewa dan kekebalan konsuler
Dalam mempelajari sesuatu tentunya pertama yang perlu diketahui adalah
definisi atau pengertian untuk memudahkan dalam memahami materimateri selanjutnya.

Maka menurut Kamus Umus Politik dan Hukum,

pejabat konsuler atau konsul adalah orang yang diangkat dan ditugaskan

sebagai wakil pemerintah suatu Negara di negara lain untuk mengurus
berbagai kepentingan perdagangan atau warga negaranya ditempat ia
ditugaskan.
Hubungan atau lembaga konsuler sebenarnya tumbuh dan berkembang
sebelum adanya sistem perwakilan diplomatik. Konsuler lahir sebagai
akibat dari kegiatan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan para
pedagang, terutama di city-states Yunani dan kota lain di Timur Tengah,
pedagang-pedagang dari kota atau negeri yang sama biasanya berkumpul
jadi satu dan terpisah dari masyarakat asli, mereka mendirikan gedunggedung administrasi, kantor-kantor rumah bahkan gereja dan tetap tunduk
pada ketentuan-ketentuan negeri asal mereka. Kemudian kelompok ini
mendapatkan semacam otonomi dan hak untuk mempunyai hakim-hakim
khusus yang pada abad ke-12 mulai dikenal sebagai konsul. Pada abad ke13 dan 14, sistem konsuler ini semakin berkembang, bahkan konsul bukan
lagi diangkat oleh para pendatang, namun juga dikirim secara khusus oleh
masing-masing negara untuk mengurus kegiatan-kegiatan niaga dan
kepentingan-kepentingan lain dari orang-orang yang sebangsa ditempat
yang sama. Masuk abad ke-17, disaat berkembangnya sistem perwakilan
diplomatik, dan tidak sesuainya lagi fungsi konsuler di bidang sipil dan
pidana dengan kedaulatan teritorial negara penerima, maka peranan
lembaga konsul agak meredup. Bagian kedua abad ke-8, seiring dengan
pesatnya perkembangan perdagangan internasional, perkapalan dan

pelayaran, peran lembaga konsuler menonjol kembali dan dilakukannya
beberapaperubahan-perubahan dari tugas dan

3

fungsi lembaga

konsuler. Selanjutnya keberadaan lembaga konsuler berkembang bersama
sistem perwakilan diplomatik untukmengurusi kegiatan perdagangan,
transportasi dan warganegara mereka. Setelah PD II, ketentuan-ketentuan
hubungan konsuler yang awanya berupa persetujuan bilateral dan telah
menjadi hukum kebiasaan mulai dikodifikasikan. Setelah melalui upaya
yang berat, akhirnya pada tanggal 24 April 1963 lahirlah The Vienna
Convention on Consular Relations yang dilengkapi dengan Optional
Protocol Concerning Acquisition of Nationality dan The Optional Protocol
Concerning the Compulsory Settlement of Disputes. Indonesia sendiri
telah meratifikasi konvensi tersebut melalui UU Nomor 1 Tahun 1982
pada tanggal 25 Januari 1982.
Sebagai orang yang ditugaskan sebagai wakil Negara maka pejabat
konsuler memiliki beberapa fungsi yang diatur dalam Konvensi Wina

1963 yaitu :
1. Melindungi kepentingan negara pengirim dan kepentingan
warga negara yang berada di negara penerima;
2. Memajukan hubungan niaga, ekonomi, kebudayaan dan ilmu
pengetahuan;
3. Mengamati keadaan dan perkembangan di bidang perdagangan,
ekonomi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan di negara
penerima;
4. Mengeluarkan paspor dan surat jalan kepada warganegara
pengirim, visa atau surat-surat lainnya dan membantu
warganegara pengirim;
5. Bertindak sebagai notaris dan pejabat catatan sipil;
6. Melaksanakan hak pengawasan dan pemeriksaan terhadap
kapal-kapal negara pengirim;
7. Fungsi-fungsi lainnya yang tidak dilarang oleh hukum dan
peraturan-peraturan negara penerima.

4

Maka dalam menjalankan berbagai fungsi dan tugasnya dimana para

konsul bertindak sebagai wakil Negara maka mereka diberikan pelayanan
terbaik dari Negara penerima dan juga diberikan beberapa hak istimewa
dan kekebalan yang hanya dimiliki oleh para pejabat konsuler.
Hak istimewa dan kekebalan para pejabat konsuler seperti yang tercantum
dalam Konvensi Wina 1963 adalah sebagai berikut :
1. Kekebalan kantor konsuler
2. Kekebalan alat komunikasi dan kekebalan berkomunikasi
3. Kekebalan pribadi pejabat konsuler
4. Kekebalan fiskal
5. Pembebasan dari pembayaran pajak pribadi
6. Pembebasan bea masuk
Pertama, kantor konsuler tidak boleh diganggu gugat dan sama halnya
dengan kantor diplomat, kantor konsuler tidak boleh dimasuki oleh para
petugas Negara tanpa seizing dari kepala pejabat konsuler.

Dengan

demikian Negara penerima dituntut untuk melakukan berbagai tindakan
yang dianggap perlu untuk menjaga dan menjamin perlindungan terhadap
kantor-kantor konsuler. Selain menjaga kantor-kantor konsuler, Negara

penerima pun berkewajiban untuk melindungi tempat-tempat kediaman
para pejabat konsuler.

Perlindungan terhadap kantor-kantor konsuler

secara lebih rinci diatur dalam pasal 31 Konvensi Wina 1963.
Kedua, kekebalan alat komunikasi dan kekebalan berkomunikasi artinya
suatu

konsulat

diberikan

kebebasan

dalam

berkomunikasi

dan


menggunakan alat-alat komunikasinya sendiri. Juga konsulat dibebaskan
untuk menggunakan kurir, kantong konsulat, dan kode atau sandi rahasia
dalam berkomunikasi.
Ketiga, kekebalan pribadi penjabat konsuler artinya seorang konsul
diberikan kekebalan pribadi dimana ia yang bertugas sebagai wakil dari
pemerintah negaranya harus dilindungi dalam menjalankan tugas-tugas

5

resminya. Perlindungan terhadap diri pejabat konsuler bertujuan untuk
menunjang dan memperlancar para pejabat konsuler dalam menjalankan
segala tugasnya. Maka Negara penerima berkewajiban untuk melindungi
para pejabat konsuler.
Keempat, kekebalan fiskal yang dimaksud dalam Konvensi Wina 1963
adalah kekebalan terhadap pungutan pajak bagi gedung-gedung yang
digunakan oleh pejabat konsuler. Gedung yang dimaksud dalam hal ini
selain kantor konsulat adalah tempat kediaman. Jadi gedung, rumah atau
tempat yang dimiliki atau disewa oleh Negara pengirim dibebaskan dari
pungutan pajak. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi penggunaan jasa, seperti
pungutan terhadap jasa air dan listrik.
Kelima, pembebasan dari pembayaran pajak pribadi dimana pejabat
konsuler dibebaskan dari pungutan pajak langsung yang dipungut oleh
pemerintah Negara setempat maupun pemerintah daerah tempat ia berada.
Alasan dari pembebasan pajak ini adalah pajak langsung adalah pajak
yang diwajibkan bagi penduduk setempat, jadi pajak tersebut tidak
semestinya dipungut dari seorang asing yang kebetulan berada ditempat
tersebut karena sedang melaksanakan tugas. Tetapi untuk pungutan pajak
tidak langsung seperti pungutan terhadap pajak makanan, barang atau jasa
tetap dikenakan bagi pejabat konsuler.
Keenam, pembebasan bea masuk dimana barang-barang yang diimport
oleh Negara pengirim untuk kepentingan resmi konsulat dibebaskan dari
bea masuk dengan alasan bahwa barang-barang tersebut adalah milik
Negara pengirim dan digunakan untuk kepentingan resmi Negara pengirim
untuk itu bebas dari yurisdiksi Negara penerima. Tetapi terdapat beberapa
persyaratan yang diberikan oleh Negara penerima demi melindungi
kepentingannya.

6

Demikianlah berbagai hak istimewa dan kekebalan yang dimiliki oleh
pejabat konsuler yang diberikan oleh Konvensi Wina 1963 sebagai
penghormatan terhadap mereka yang merupakan wakil Negara.

B. Penyalahgunaan hak istimewa dan kekebalan konsuler
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa pejabat konsuler diberikan hak
istimewa dan kekebalan dalam menjalankan tugasnya, maka dalam
pelaksaanaannya sering ditemui celah dan akhirnnya hak istimewa dan
kekebalan tersebut disalahgunakan.
Dalam hal penyalahgunaan hak istimewa dan kekebalan seperti

yang

diberikan pada diplomat negara penerima setiap waktu dan tanpa
penjelasan dapat memberitahu negara pengirim bahwa kepala perwakilan
atau salah seorang anggota staf diplomatiknya adalah persona non-grata
dan karena itu harus dipanggil kembali atau mengakhiri tugasnya di
perwakilan. Disamping itu berbeda dengan pejabat diplomatik, pejabat
konsuler tidak selalu kebal dari yurisdiksi peradilan lokal, sipil maupun
kriminal. Namun praktik negara pada umumnya mengakui bahwa seorang
konsul yang melakukkan suatu perbuatan dalam pelaksanaan tugasnya
secara resmi tidak dapat dituntut dan dibebaskan dari yurisdiksi lokal.
Alasannya ialah seoarang konsul yang melaksanakan tugas tugasnya
bertindak atas negara pengirim dan karena itu tidak bisa di tuntut tanpa
seijin negara yang bersangkutan. Prinsip ini kemudian ditegaskan oleh
pasal 43 ayat 1 Konfensi. Itu berarti bahwa untuk setiap perbuatan diluar
pelaksanaan fungsi resmi, seorang konsul dapat diajukan kepengadilan
seperti orang – orang biasa lainnya.

7

III.

Penutup
A. Kesimpulan
Pejabat konsuler adalah orang yang ditempatkan disuatu Negara untuk
bertindak sebagai wakil pemerintahnya dan melayani warga Negara
ditempat ia ditugaskan. Dalam menjalankan tugasnya pejabat konsuler
diberikan Hak istimewa dan kekebalan yang diatur oleh Konvensi Wina
1963 dimana Negara penerima berkewajiban untuk menjamin dan
melindungi hak istimewa dan kekebalan pejabat konsuler tersebut.
Ketika hak istimewa dan kekebalan tersebut disalah gunakan oleh para
pejabat konsuler maka pejabat konsuler bebas dari yurisdiksi Negara
penerima, tetapi pejabat konsuler tidak sepenuhnya bebas dari yurisdiksi
Negara penerima karena perbuatan-perbuatan yang diluar tugas resminya
dapat diadili sesuai dengan yurisdiksi Negara penerima dan dapat dibawa
kehadapan pengadilan local, sipil maupun kriminal sama seperti orang
biasa lainnya.

8

Daftar Pustaka

Sumbu, Telly. dkk. Kamus Umum Politik dan Hukum. Jakarta : Jala Permata
Aksara. 2010.
http://iwank-thea.blogspot.com
http://rosyidiheaven.blogspot.com
http://bayuyudhaprasetya.wordpress.com
http://mahendraputra.net

9