Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah
penduduknya sangat besar. Pertumbuhan penduduk yang sangat besar dengan
persebaran tidak merata serta rendahnya kualitas penduduk juga menjadi sumber
permasalahan yang berkaitan dengan kependudukan di Indonesia. Pertumbuhan
penduduk yang pesat dan tidak merata serta tanpa diimbangi dengan pencapaian
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi mengakibatkan muculnya
berbagai permasalahan-permasalahan kependudukan, antara lain kemiskinan,
kesehatan, pengangguran dan lain-lain.
Pertumbuhan penduduk yang sangat besar dengan persebaran tidak merata
diserta rendahnya kualitas penduduk juga menjadi sumber permasalahan yang
berkaitan dengan kependudukan di Indonesia. Berbagai permasalahan ini
mengakibatkan muculnya berbagai permasalahan-permasalahan baru di bidang
kependudukan

yang


antara

lain,

kemiskinan,

kesehatan,

pengangguran.

Keselarasan jumlah penduduk yang besar akan menuntut adanya keselarasan
terhadap segi kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Akan timbul
permasalahan-permasalahan menyangkut penduduk di sebuah negara apabila
terjadi ketimpangan yang nyata antara jumlah penduduk yang besar dengan
dukungan sumber daya manusia yang relatif rendah. Kedua aspek itulah yang
perlu dijaga keseimbangannya agar permasalahan-permasalahan tidak mudah
mencuat dan mengganggu stabilitas pembangunan di suatu negara. Ketepatan dan

1
Universitas Sumatera Utara


ketersediaan data-data tentang penduduk yang lengkap dalam pembangunan di
negara kita merupakan aspek yang memegang peran yang sangatlah penting. Ini
menuntut kerja keras para penyelenggara negara mulai dari tingkat pusat sampai
ke tingkat yang paling bawah di dalam mengumpulkan dan menjamin
ketersediaan data penduduk yang dibutuhkan dalam rangka dukungan informasi
mengenai kependudukan yang baik untuk pihak yang berwenang dalam
merumuskan suatu kebijakan di Indonesia.
Berkaitan

dengan

pembangunan

kependudukan,

pembangunan

administrasi kependudukan sebagai sebuah sistem merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari administrasi pemerintahan dan administrasi negara dalam

memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan terhadap hak-hak
individu penduduk. Perlindungan tersebut berupa pelayanan publik melalui
penerbitan dokumen kependudukan, seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK),
Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan akta-akta catatan sipil,
termasuk Akta Kelahiran. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar, serta
maraknya berbagai kejahatan kriminal dan terorisme baik dalam skala nasional
maupun internasional, dengan pemalsuan dokumen identifikasi kependudukan
(termasuk paspor, Kartu Keluarga, dan lain-lain), diperlukan adanya penataan
agar administrasi kependudukan dapat lebih tertib dari tahun ke tahun dan terpadu
secara nasional.

Meningkatnya

ketertiban

dan

keterpaduan

administrasi


kependudukan akan sangat berguna bagi perumusan kebijakan, perencanaan dan
pelaksanaan berbagai program pembangunan. Kemajuan teknologi informasi
dalam

mendukung

berbagai

kegiatan,

termasuk

pelayanan

administrasi

kependudukan merupakan suatu tuntutan yang tidak bisa diabaikan.

2

Universitas Sumatera Utara

Menyikapi berbagai permasalahan ini, pemerintah berusaha memperoleh
data tentang kependudukan di Indonesia yang akurat untuk mampu membuat
pemetaan yang tepat, guna menanggulangi masalah kependudukan baik di tingkat
lokal maupun nasional. Tetapi hingga saat ini, perolehan data kependudukan di
Indonesia masih sangat tergantung pada hasil sensus dan survei atau data
administrasi yang diperoleh secara periodik dan masih bersifat agregat (makro).
Kebutuhan data mikro penduduk berguna untuk identifikasi calon pemilih pemilu,
penyaluran dana jaringan pengaman sosial, bantuan untuk penduduk miskin,
beasiswa untuk wajib belajar dan kegiatan perencanaan pembangunan dirasakan
masih belum akurat karena tidak diperoleh dengan cara registrasi.
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan suatu
sistem informasi berbasis web yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan
memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi dibidang
kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi di dalam menyelenggarakan
layanan kependudukan. Dengan adanya pengelolaan data secara online, maka
kelemahan-kelemahan pengolahan data secara menyeluruh dapat diatasi. Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) sendiri memberikan banyak
manfaat antara lain, hasil perhitungan dan pengelolaan data statistik tersebut dapat

digunakan sebagai bahan perumusan dan penyempurnaan kebijakan, strategi dan
program bagi penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan di bidang kualitas,
kuantitas, dan mobilitas penduduk serta kepentingan pembangunan lainnya.
Pengelolaan pendaftaran penduduk merupakan tanggung jawab pemerintah
kota/kabupaten, dimana dalam pelaksanaannya diawali dari desa/kelurahan untuk
pendaftaran penduduk, hingga setiap warga terdaftar secara administrasi sebagai

3
Universitas Sumatera Utara

warga negara Indonesia dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan. Dalam pelayanan tersebut perlu dilakukan dengan
benar dan cepat agar penduduk mendapat pelayanan yang memuaskan.
Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem
dari sistem administrasi negara, yang mempunyai peranan penting dalam
pemerintahan dan pembangunan. Penyelenggaraan administrasi kependudukan
diarahkan pada pemenuhan hak asasi setiap orang di bidang pelayanan
administrasi kependudukan, pemenuhan data statistik kependudukan secara
nasional, regional, dan lokal serta dukungan terhadap pembangunan sistem

administrasi kependudukan guna meningkatkan pemberian pelayanan publik tanpa
diskriminasi.
Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara. Kabupaten Pakpak Bharat dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten
Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara.
Dengan dikeluarkannya undang-undang tersebut, maka Kabupaten Pakpak Bharat
resmi terbentuk menjadi satu kabupaten otonom dengan 8 (delapan) kecamatan,
yaitu Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Tinada, Kecamatan
Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Pagindar, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu,
Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, dan Kecamatan Siempat Rube dengan
Ibukota Kabupaten adalah Salak.
Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu daerah
yang telah menerapkan sistem administrasi kependudukan, itu terlihat dari adanya

4
Universitas Sumatera Utara

Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta Peraturan Daerah Nomor 2

Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
Permasalahan yang ada di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat
jika dilihat dari sisi teknis adalah pengurusan Kartu Tanda Penduduk elektronik
(KTP-e). Permasalahan ini masih kurang efektif dan efisien dalam memfasilitasi
atau membenahi sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Salak, Kabupaten
Pakpak Bharat, seperti penghapusan penduduk yang datang dan pergi, perangkat
atau personil perencanaan mengalami kendala (trouble) dan adanya dualisme.
Pelaksanaan kepengurusan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat belum berjalan dengan
efektif

dan

efisien

dikarenakan

pelaksanaan


kepengurusan

administrasi

kependudukan masih sacara manual melainkan belum menggunakan sistem
online. Selain itu, pegawai atau staf di bagian Seksi Tata Pemerintahan masih
kurang memadai, hal ini dapat berdampak buruk bagi masyarakat karena
kepengurusan administrasi kependudukan tidak berjalan dengan baik dan lancar.
Salah satu latar belakang dibuatnya sistem administrasi kependudukan
tentunya untuk mampu melakukan pemetaan yang tepat tentang komposisi
penduduk, kepadatan penduduk, masalah kemiskinan yang dihadapi penduduk di
pelosok serta melihat kemajuan apa yang telah mampu dicapai oleh pemerintah
untuk menanggulangi kemiskinan dan kesehatan di Kecamatan Salak, Kabupaten
Pakpak Bharat. Tentunya tujuan ini juga perlu adanya koordinasi dengan dinas
lain yang bersangkutan.

5
Universitas Sumatera Utara

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) diharapkan mampu

memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang telah terdaftar di
Departemen Dalam Negeri (Depdagri) untuk memudahkan pemerintah pusat dan
daerah guna melihat permasalahan penduduk yang ada serta menjaga agar proyek
pembangunan di daerah memang telah tepat sasaran. Namun hingga saat ini masih
ada masyarakat yang belum memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) tersebut
sehingga masih banyak masyarakat yang belum masuk hitungan ataupun
perkiraan dapat dibantu oleh pemerintah. Selain itu, masyarakat yang terdapat di
wilayah pelosok sering kali belum terjangkau pelayanan publik yang disediakan
oleh pemerintah daerah, seperti kesehatan dan pendidikan sehingga belum
tercapai standar pelayanan minimum yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang
implementasi program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
secara langsung di lapangan dan mengambil judul penelitian “Implementasi
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kecamatan Salak,
Kabupaten Pakpak Bharat.”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kecamatan Salak, Kabupaten
Pakpak Bharat?”

6
Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk

mengetahui

bagaimana

Implementasi

Sistem

Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kecamatan Salak, Kabupaten
Pakpak Bharat.
2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dialami dalam Implementasi
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kecamatan
Salak, Kabupaten Pakpak Bharat.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat
penelitian yang dimaksud mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Manfaat Secara Ilmiah
Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir
ilmiah, sistematis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dan
menuliskan karya ilmiah di lapangan berdasarkan kajian-kajian teori dan
aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.
2. Manfaat Secara Praktis
Diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca
tentang Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat.

7
Universitas Sumatera Utara

3. Manfaat Secara Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara
langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan sehingga dapat
menambah bahan kajian perbandingan bagi yang tertarik dalam bidang ini.

1.5. Kerangka Teori

Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang adanya
hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami
sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu
kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu
cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.
Menurut Kerlinger yang dikutip dari Efendi, Sofian (2012:35), teori adalah
serangkaian konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial secara sistematis dengan cara mengonstruksi hubungan antara
konsep dan proposisi dengan menggunakan asumsi dan logika tertentu.
Dalam studi penelitian perlu adanya kejelasan titik tolak atau landasan
berfikir untuk memecahkan dan membahas masalah. Untuk itu perlu disusun
suatu kerangka teori sebagai pedoman yang menggambarkan darimana sudut
masalah itu disorot (Nawawi, 1992:149).
Menurut Rianto (dalam Singarimbun, 2008:29), kerangka teori/teoritical
frame work adalah kerangka berfikir kita yang bersifat teoritis atau konseptual
mengenai masalah yang kita teliti. Teori merupakan proposisi atau asumsi yang
telah dibuktikan kebenarannya. Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan
atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat

8
Universitas Sumatera Utara

membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Adapun kerangka teori
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.5.1. Implementasi

Menurut Mazmanian dan Sabatier (Wahab, 2004:64) yang dimaksud
dengan implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya
dalam bentuk undang undang, namun dapat pula berbentuk perintah perintah atau
keputusan keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.
Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasi masalah yang ingin diatasi,
menyebutkan secara tegas tujuan/sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara
untuk menstrukturkan/mengatur proses implementasinya.
Proses ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu,
biasanya diawali dengan tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output
kebijaksanaan dalam bentuk pelaksanaan keputusan oleh badan (instansi)
pelaksanaan, kesedian dilaksanakan keputusan tersebut oleh kelompok sasaran,
dampak nyata, baik yang dikehendaki atau yang tidak, dari output tersebut,
dampak keputusan sebagai dipersepsikan oleh badan badan yang mengambil
keputusan dan akhirnya perbaikan perbaikan penting (atau upaya untuk
melakukan perbaikan perbaikan) terhadap undang- undang/ peraturan yang
bersangkutan.
Meter dan Horn (Wibawa, 1994:15), mendefinisikan implementasi
kebijakan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta baik
secara individu maupun kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
sebagaimana yang dirumuskan didalam kebijakan.

9
Universitas Sumatera Utara

Mazmanian dan Sabatier (dalam Wahab, 1991:51), menyatakan bahwa
implementasi adalah apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program
dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi
kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah
disahkannya

usaha-usaha

untuk

mengadministrasikannya

maupun

untuk

menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.
Lain daripada itu Patton dan Sawicki (dalam Tangkilisan, 2003:78),
berpendapat bahwa implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang
diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif
mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan
kebijakan yang telah diseleksi. Sehingga dengan mengorganisir, seorang eksekutif
mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber daya, unit-unit dan teknik
yang dapat mendukung pelaksanaan program, serta melakukan interpretasi
terhadap perencanaan yang dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah
bagi realisasi program yang dilaksanakan.
Ada tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi
keputusan menurut Tangkilisan (2003:18), yaitu:
1. Penafsiran, yaitu merupakan yang menerjemahkan makna program ke
dalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan.
2. Organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan
program kedalam tujuan kebijakan.
3. Penerapan, yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan,
upah dan lain- lainnya.

10
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi
kebijakan adalah suatu proses yang dinamis yang melibatkan upaya pembuat
kebijakan untuk mempengaruhi perilaku pelaksanaan kebijakan, dimana
pelaksana kebijakan melakukan aktifitas atau kegiatan sehingga pada akhirnya
akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan
itu sendiri.

1.5.1.1. Model Implementasi Kebijakan yang Digunakan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model George Edwards
III yang dianggap mempengaruhi, antara lain:
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu urat nadi dari sebuah organisasi
agar program-programnya tersebut dapat direalisasikan dengan tujuan
serta sasarannya. Komunikasi ialah sarana untuk menyebarluaskan
informasi, baik dari atas ke bawah maupun sebaliknya. Komunikasi
dilakukan untuk menghidari distorsi implementasi. Sementara itu,
koordinasi menyangkut persoalan bagaimana praktik pelaksanaan
kekuasaan. Koordinasi berarti adanya kerjasama yang saling terkait
dan saling mendukung antar pelaksana kebijakan dalam guna
pencapaian tujuan implementasi kebijakan.
2. Sumber Daya
Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak memadai (jumlah dan
kemampuan) berakibat tidak dapat dilaksanakannya program secara
sempurna karena mereka tidak bisa melakukan pengawasan dengan

11
Universitas Sumatera Utara

baik. Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung
dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber
daya menunjukkan setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya
yang memadai, baik sumber daya manusia, fasilitas dan finansial.
Ketersediaan sumber daya mempengaruhi efektivitas implementasi
suatu program kebijakan. Oleh karena itu, dinas-dinas yang memiliki
tugas dalam mempertimbangkan sumber daya yang sudah tersedia
sebelumnya.
3. Disposisi
Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi
kebijakan adalah sikap implementor. Jika implementor setuju dengan
bagian-bagian isi dari kebijakan, maka mereka akan melaksanakan
dengan senang hati tetapi jika pandangan mereka berbeda dengan
pembuat kebijakan maka proses implementasi akan mengalami
banyak masalah. Ada tiga bentuk sikap atau respon implementor
terhadap kebijakan, yaitu:
1. Kesadaran pelaksana
2. Petunjuk/arahan pelaksana untuk merespon program kearah
penerimaan atau penolakan
3. Intensitas dari respon tersebut
Para pelaksana mungkin memahami maksud dan sasaran program
namun seringkali mengalami kegagalan dalam pelaksanaan program secara
tepat karena mereka menolak tujuan yang ada di dalamnya sehingga secara
sembunyi mengalihkan dan menghindari implementasi program.

12
Universitas Sumatera Utara

4. Struktur Birokrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.
Salah satu aspek struktur yang penting dari organisasi adalah adanya
Standard Operating Procedures (SOP) menjadi pedoman bagi setiap
implementor untuk bertindak struktur organisasi yang prosedur
birokrasi cukup rumit dan kompleks.

1.5.2. Sistem

Pada dasarnya suatu sistem merupakan sekelompok unsur yang
berhubungan erat satu dengan lainnya dan memiliki satu tujuan tertentu. Sebuah
sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil yang masing-masing
melakukan fungsi khusus yang penting untuk medukung sistem yang lebih besar,
tempat subsistem-subsistem tersebut berada.
Menurut Kumorotomo (1994:8), sistem dapat diartikan sebagi suatu
kumpulan atau himpun dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang
terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu.
Secara umum sebuah sistem yang ideal memiliki unsur-unsur (Odgers, 2005
dalam Sukoco, 2007:32) sebagai berikut: masukan (input), pengolahan
(processing), keluaran (output), umpan balik (feedback), dan pengawasan.
Keberadaan tiap unsur tersebut di atas sangatlah penting, karena masing-masing
memainkan peranan yang penting dalam menjalankan sistem.
Sementara itu, menurut James O’brien (2006:9), sistem adalah
sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai

13
Universitas Sumatera Utara

tujuan bersama dengan menerima input (masukan) serta menghasilkan output
(keluaran) dalam proses tranformasi yang teratur.
Menurut S. Prajudi Atmosudirdjo (2005:15), mengemukakan suatu
sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang
berkaitan dan terhubung satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur
tersebut merupakan suatu kesatuan pemprosesan atau pengolahan yang tertentu.
Sistem dapat didefenisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau
elemen atau sub-sistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan
cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu
fungsi guna mencapai suatu tujuan (Sutanta, 2003:4). Suatu sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu (Paulus, 2005:23).
Jadi, kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pengertian sistem di
atas adalah sistem merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya satu
dengan yang lain, yang berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu.

1.5.3. Informasi

Informasi sering diartikan sebagai data. Informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi pengguna dan
penerimanya serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan pada saat sekarang
dan pada saat yang akan datang. Selain itu Informasi merupakan fakta-fakta atau

14
Universitas Sumatera Utara

data yang diproses sedemikian atau proses transformasi sehingga berubah menjadi
informasi.
Informasi juga dapat diartikan sebagai suatu data yang telah disusun
sedemikian

rupa

sehingga

bermakna

dan

bermanfaat

karena

dapat

dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunakan intuk membuat suatu
keputusan. Biasanya informasi terdiri dari selected data atau sorted data yaitu data
yang terpilih atau terpilah, tergabung dan disusun sesuai dengan kebutuhan
pemakai data (Kadir, A. 2003).
Menurut Gordon B. Davis (1993:28), informasi adalah data yang telah
diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi yang menerimanya dan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang. Menurut
Jogiyanto (2007:25) mengemukakan bahwa informasi sebagai:
1. Data yang diolah
2. Menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya
3. Menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact
and entity)
4. Digunakan untuk pengambilan keputusan
Syarat-syarat tentang informasi yang lebih rinci diuraikan oleh Parker
(dalam Kumorotomo, 1994:11), yaitu:
1. Ketersediaan
Syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah tersedianya informasi
itu sendiri.Informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak
memanfaatkannya.

15
Universitas Sumatera Utara

2. Mudah Dipahami
Informasi harus memudahkan pembuatan keputusan, baik yang
menyangkut pekerjaan rutin maupun keputusan-keputusan yang bersifat
strategis.
3. Relevansi
Informasi

yang

diperlukan

benar-benar

relevan

(sesuai

dengan

kebutuhan) dengan permasalahan, misi, dan tujuan organisasi.
4. Bermanfaat
Sebagai konsekuensi dari syarat relevansi, informasi juga harus
bermanfaat bagi organisasi. Karena itu informasi juga harus dapat tersaji
ke dalam bentuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan oleh
organisasi yang bersangkutan.
5. Ketepatan Waktu
Informasi harus tersedia tepat pada waktunya. Terutama pada saat
organisasi membutuhkan informasi ketika manajer hendak mebuat
keputusan-keputusan krusial.
6. Keandalan
Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan
kebenarannya. Pengolahan data atau pemberi informasi harus dapat
menjamin tingkat kepercayaan yang tinggi atas informasi yang disajikan.
7. Akurasi
Informasi bersih dari kesalahan dan kekeliruan.Ini juga berarti informasi
harus jelas secara akurat mencerminkan makna yang terkandung dari data
pendukungnya.

16
Universitas Sumatera Utara

8. Konsisten
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajian
karena konsistensi merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan
keputusan.

1.5.4. Sistem Informasi

Menurut Oetomo (2002:11), mendefenisikan sistem informasi sebagai
kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu
kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta
mendistribusikan informasi. Sedangkan Sistem informasi menurut George
(2004:4) adalah pengembangan sistem informasi yang sesuai memerlukan
perpaduan dari berbagai pengetahuan tentang sistem komputer, sistem informasi
dan pengetahuan tentang bagaimana merancang sebuah sistem informasi serta
bagaimana memperoleh sistem komputer yang diperlukan.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
merupakan kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan
teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan
mendukung pembuatan keputusan dan kontrol organisasi. Sistem informasi yang
baik harus memiliki sistematika yang jelas, ringkas, dan sederhana mulai dari
tahap pemasukan data, pengolahan dengan prosedur yang ditentukan, penyajian
informasi yang akurat, interpretasi yang tepat dan distribusinya.
Adapun komponen dalam sistem informasi, antara lain:
1. Hardware, terdiri dari komputer, periferal (printer) dan jaringan.

17
Universitas Sumatera Utara

2. Software, merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan
aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas
tertentu.
3. Brainware adalah faktor manusia yang memiliki latar belakang
pendidikan teknis komputer yang dapat dibedakan menurut keahliaannya,
system analyst, programmer dan operator.
4. Prosedur,

dokumentasi

prosedur/proses

sistem,

buku

penuntun

operasional (aplikasi) dan teknis.

1.5.5. Administrasi

Menurut The Liang Gie (dalam Daryanto, 2005:7), administrasi adalah
segenap

rangkaian

kegiatan

penataan

terhadap

pekerjaan

pokok

yang

dilaksanakan oleh sekelompok orang dalam bekerjasama untuk mecapai tujuan
tertentu. Kegiatan kerja sama yang dilakukan sekelompok orang harus
berdasarkan pembagian kerja sebagaimana yang telah ditentukan dengan
menggunakan sumber daya dan sarana untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Senada dengan itu Nawawi (dalam Syafiie, 2009:5) mengemukakan
bahwa administrasi adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses
pengendalian usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan
bersama yang telah ditetapkan. Proses kerja sama tersebut selalu terikat pada
kondisi, waktu, dan tempat. Dalam penyelenggaraan administrasi terkandung
pemikiran bahwa semakin lama proses administrasi itu berlangsung harus
diupayakan tercapainya tingkat dan mutu pekerjaan yang semakin meningkat.

18
Universitas Sumatera Utara

Menurut William H. Newman, administrasi adalah pedoman/petunjuk,
kepemimpinan dan pengawasan dari usaha-usaha kelompok atau individuindividu guna tercapainya tujuan bersama. Sedangkan menurut Leonard D. White,
administrasi adalah suatu proses yang pada umumnya terdapat pada semua
kelompok, negara, swasta, sipil, militer, usaha besar maupun kecil dan
sebagainya.
Dari beberapa pengertian diatas terdapat unsur-unsur dari administrasi
tersebut menurut Siagian (2008:3) yang terdiri dari:
1. Adanya dua orang manusia atau lebih karena seseorang tidak dapat
bekerja sama dengan dirinya sendiri
2. Adanya tujuan, tujuan merupakan suatu sasaran atau target yang hendak
dicapai secara bersama-sama
3. Adanya tugas yang hendak dilaksanakan sehingga terbentuklah
kerjasama

Adapun tujuan dari administrasi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan ikhtisar-ikhtisar informasi yang dianalisa mengenai
aktivitas-aktivitas

operasional

yang terdapat

dalam

kantor

atau

perusahaan
2. Mengendalikan volume dan arus dana yang beredar
3. Membantu sistem pengendalian untuk manajemen perusahaan/kantor dan
memberikan atau menyediakan informasi keuangan

19
Universitas Sumatera Utara

Selain itu, fungsi dari administrasi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat bukti
2. Sebagai alat perhitungan dan pertanggungjawaban
3. Sebagai alat untuk mengambil keputusan
4. Sebagai alat untuk menetapkan hasil-hasil operasional perusahaan
5. Sebagai alat untuk memenuhi ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
anggaran dasar Peraturan Undang-undang, Peraturan Pemerintah dan
perjanjian dengan pihak ketiga

1.5.6. Kependudukan

Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan,
persebaran, mobilitas, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik,
ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan (Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan).
Ilmu kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang
lebih luas daripada demografi, karena sejumlah ahli demografi telah
menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal,
demografi murni dan demografi teoritis.
Dalam mempelajari demografi, ada tiga hal terpenting yang perlu
diperhatikan, seperti cacah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan
migrasi. Sedangkan dua faktor penunjang lainnya yang penting adalah mobilitas
sosial dan tingkat perkawinan.

20
Universitas Sumatera Utara

Dari ketiga komponen dan dua faktor penunjang tersebut, kemudian
digunakan sebagai variabel (perubah) yang dapat menerangkan hal tentang jumlah
dan distribusi penduduk pada tempat tertentu. Informasi tentang kependudukan
sangat berguna bagi berbagai pihak di dalam masyarakat.
Bagi pemerintah, informasi tentang kependudukan sangat membantu di
dalam menyusun perencanaan, baik untuk pendidikan, perpajakan, kesejahteraan,
pertanian, pembuatan jalan-jalan atau bidang lainnya. Bagi para pengusaha
industri dapat menggunakan informasi tentang kependudukan untuk perencanaan
produksi dan pemasaran.

1.5.7. Administrasi Kependudukan

Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan
penertiban dalam penertiban dokumen data kependudukan melalui pendaftaran
penduduk dan catatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan
serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor
lain. Administrasi kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan dapat
diselenggarakan sebagai bagian dari penyelenggaraan administrasi negara.
Administrasi kependudukan bertujuan untuk:
1. Memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen
penduduk untuk setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting
yang dialami penduduk
2. Memberikan perlindungan status hak sipil penduduk
3. Menyediakan data dan informasi kependudukan secara nasional
mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil pada berbagai

21
Universitas Sumatera Utara

tingkatan akurat, lengkap, mutakhir dan mudah diakses sehingga menjadi
acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya
4. Mewujudkan tertib administrasi kependudukan secara nasional dan
terpadu
5. Menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor
terkait

dalam

penyelenggaraan

setiap

kegiatan

pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan
Dengan demikian, administrasi kependudukan merupakan hal yang
sangat penting untuk dilaksanakan mulai dari satuan pemerintahan terkecil seperti
desa/ kelurahan hingga pada skala nasional. Pengelolaan Administrasi
kependudukan memiliki fungsi strategis sebagai dukungan informasi tentang
kependudukan bagi pembuatan kebijakan dalam rangka pelayanan publik serta
kepentingan warga untuk mengakses informasi hasil administrasi Kependudukan
tersebut.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan, setiap penduduk mempunyai hak untuk memperoleh sebagai
berikut:
1. Dokumen Kependudukan
2. Pelayanan yang sama dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil
3. Perlindungan atas data pribadi
4. Kepastian hukum atas kepemilikan dokumen
5. Informasi mengenai data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil
atas dirinya atau keluarganya

22
Universitas Sumatera Utara

6. Ganti rugi serta pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil serta pendayagunaan data
pribadi oleh Instansi Pelaksana

1.5.8. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah sistem informasi yang memanfaatkan
teknologi

informasi

dan

komunikasi

untuk

memfasilitasi

administrasi

kependudukan di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu
kesatuan. Dalam hal meliputi:
1. Penduduk, yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
2. Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh
instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti
autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil.
3. Data kependudukan adalah data perseorangan atau data agregat yang
terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan catatan
sipil.
4. Pendaftaran penduduk adalah pencatatan biodata, pencatatan atas laporan
peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk tentang administrasi
kependudukan serta penertiban dokumen kependudukan berupa kartu
identitas atau surat keterangan penduduk.

23
Universitas Sumatera Utara

5. Pencatatan sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh
seseorang dalam register pencatatan sipil pada instansi pelaksana.
Dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) terdapat
tiga komponen, diantaranya yaitu:
1. Pendaftaran Penduduk
Sarana untuk membangun basis data dan menerbitkan identitas bagi
setiap penduduk dewasa dengan mencantumkan nomor penduduk sebagai
identitas tunggal. Dari kegiatan pendaftaran penduduk ini kemudian
diterbitkan tiga dokumen, yaitu Biodata Penduduk, Kartu Keluarga (KK)
dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
2. Pencatatan Sipil
Merupakan sarana untuk mencatat peristiwa penting yang dialami
penduduk dan perlu dilegalisir oleh negara melalui penerbitan dokumen
yang sah menurut hukum dalam bentuk akta catatan sipil. Beberapa
peristiwa penting yang harus dilaporkan, diantaranya:
a. Kelahiran
b. Kematian
c. Perkawinan
d. Perceraian
e. Pengesahan Anak
3. Pengelolaan Informasi Kependudukan
Pengelolaan data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil
melalui suatu media atau alat yang akan menjadikannya sebagai
informasi tentang perkembangan penduduk dari waktu ke waktu. Karena

24
Universitas Sumatera Utara

outputnya informasi, maka komponen ini sering disebut juga sebagai
pengelolaan informasi.
Dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), database
antara kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan Departemen Dalam Negeri
(Depdagri) akan terhubung dan terintegrasi. Seseorang tidak bisa memiliki
identitas ganda dengan adanya Nomor Identitas Kependudukan (NIK). Sebab,
nomor bersifat unik dan akan keluar secara otomatis ketika instansi pelaksana
memasukkannya ke database kependudukan.

1.5.8.1. Tujuan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Menurut

Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2006

tentang

Administrasi Kependudukan, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) bertujuan:
1. Meningkatkan

kualitas

pelayanan

pendaftaran

penduduk

dan

pencatatan sipil.
2. Menyediakan data dan informasi skala nasional dan daerah mengenai
hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang akurat, lengkap,
mutakhir dan mudah di akses.
3. Mewujudkan pertukaran data secara sistematik melalui sistem
pengenal tunggal dengan tetap menjamin kerahasiaan.

25
Universitas Sumatera Utara

1.5.8.2. Manfaat Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Menurut Wahab, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) memilki beberapa manfaat antara lain:
1. Tercapainya tertib administratif kependudukan, karena dengan adanya
Nomor Induk Kependudukan (NIK), maka permasalahan seperti Kartu
Tanda Penduduk (KTP) ganda tidak akan terjadi.
2. Tercapainya efisiensi dan efektivitas dalam layanan publik (short
timeresponse), sehingga masyarakat tidak perlu repot harus bolakbalik untuk mengurus kepentingan mereka.
3. Terbangunnya landasan bagi pengembangan sistem di masa yang akan
datang menuju integrasi secara menyeluruh yang diharapkan dapat
diterapkan di semua provinsi di Indonesia secepatnya.

1.5.8.3. Peranan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) mempunyai
peranan, antara lain:
1. Perekaman, pengiriman dan pengolahan data hasil pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil.
2. Penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK) nasional.
3. Memfasilitasi validasi dan verifikasi individu penduduk untuk
pelayanan publik lainnya.

26
Universitas Sumatera Utara

4. Penyajian data dan informasi yang mutakhir bagi instansi terkait
dalam rangka perencanaan pembangunan dan pelaksanaan program
pemerintah.

1.6. Definisi Konsep

Dalam Singarimbun (2008:34), konsep diartikan sebagai generalisasi dari
sekelompok fenomena tertentu sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan
berbagai fenomena yang sama. Tujuan diperlukannya konsep adalah untuk
mendapatkan pembatasan yang jelas dari variabel yang akan diteliti. Adapun
definisi konsep dalam penelitian ini adalah:
1. Implementasi adalah suatu proses yang dinamis yang melibatkan upaya
pembuat kebijakan untuk mempengaruhi perilaku pelaksanaan kebijakan,
dimana pelaksana kebijakan melakukan aktifitas atau kegiatan sehingga
pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan
atau sasaran kebijakan itu sendiri.
2. Implementasi kebijakan menurut George C. Edwards III merupakan
sebuah proses pelaksanaan kebijakan yang telah diputuskan oleh
pemerintah untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan
sasaran kebijakan. Model implementasi kebijakan yang digunakan dalam
penelitian ini dipengaruhi oleh empat variabel, yaitu:
1. Komunikasi
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi

27
Universitas Sumatera Utara

3. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan sistem
informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memfasilitasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan
instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.
4. Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
adalah pelaksanaan sistem informasi atau aplikasi yang ditujukan untuk
memfasilitasi pelayanan kependudukan, seperti pendaftaran penduduk,
pencatatan sipil (kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, dan
pengesahan anak), dan pengelolaan informasi kependudukan.

28
Universitas Sumatera Utara

1.7. Sistematika Penulisan

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep,
definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II

METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang

gambaran

umum mengenai

karakteristik lokasi penelitian yang ditemukan di lapangan.
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama penelitian di
lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis.
BAB V

ANALISIS DATA
Bab ini memuat analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian
dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti.

BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran, bagian kesimpulan berisi
jawaban atas masalah yang dikemukakan dan pemecahan masalah
yang dikemukakan dalam bentuk saran.

29
Universitas Sumatera Utara