Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel Yakuza Moon karya Shoko Tendo

12

BAB II
TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “YAKUZA MOON”, STUDI
PRAGMATIK DAN SEMIOTIK

2.1 Definisi Novel
Novel berasal dari bahasa Itali, yaitu Novella. Secara harfiah, novella
berarti sebuah “barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai “cerita
pendek dalam bentuk prosa” (Abrams, dikutip Nurgiyantoro. 1995:9). Novel
umumnya terdiri dari sejumlah bab yang masing-masing berisi cerita yang
berbeda. Hubungan antarbab kadang kadang merupakan hubungan sebab akibat,
bab yang satu merupakan kelanjutan dari bab-bab yang lain.
Menurut Kosasih (2011:223) novel adalah karya sastra yang mengisahkan
sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Kisah
novel berawal dari kemunculan suatu persoalan yang di alami tokoh hingga tahap
penyelesaiannya. Novel memberi gambaran tentang tokoh-tokoh, tentang
peristiwa, dan tentang latarnya secara fisik, seolah-olah dapat dilihat, dapat diraba,
serta dapat didengar. Di samping itu, novel juga menghadirkan pengetahuan
tentang hal-hal yang terdalam, yang tidak dapat dilihat tidak dapat dipegang, tidak
dapat didengar melainkan dapat dirasakan oleh batin yang diperoleh secara tersirat

dari gambaran tokoh, peristiwa dan tempat yang dilukiskan.
Ada juga karya sastra fiksi atau novel yang berdasarkan diri pada fakta.
Karya fiksi yang demikian oleh Abrams dalam Nurgiyantoro(1995:4) digolongkan
12

Universitas Sumatera Utara

13

sebagai fiksi nonfiksi (nonfiction fiction), yang terdiri atas (1) fiksi historis
(historical fiction), atau novel histories, jika yang menjadi dasar penulisan fakta
sejarah; (2) fiksi biografis (biographical fiction) atau novel biografis; jika yang
menjadi dasar penulisan fakta biogarafis dan (3) fiksi sains (science fiction) atau
novel sains, jika yang menjadi dasar penulisan fakta ilmu pengetahuan.
Nurgiyantoro (1995: 18-19) membagi novel dalam dua kategori, yaitu
novel populer dan novel serius. Novel populer adalah novel yang populer pada
masanya dan banyak penggemarnya, khusunya pembaca dikalangan remaja. Ia
menampilkan masalah- masalah yang aktual dan selalu menzaman, namun hanya
pada tingkat permukaan. Novel populer tidak menampilkan permasalahan
kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. novel

populer umumnya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman. Novel populer
cepat dilupakan orang, apalagi dengan munculnya novel-novel baru yang lebih
populer pada masa sesudahnya.
Novel serius adalah novel yang sanggup memberikan serba kemungkinan.
Untuk membaca novel serius, untuk memahaminya dengan baik, diperlukan daya
konsentrasi yang tinggi dan disertai dengan kemampuan untuk itu. Pengalaman
dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan dalam novel jenis ini diungkapkan
sampai ke inti hakikat kehidupan yang universal. Novel serius disamping
memberikan hiburan, juga terimplisit tujuan untuk memberikan pengalaman yang
berharga kepada pembaca, atau paling tidak mengajaknya untuk meresapi dan
merenungkan

secara

lebih

sunggh-sungguh

tentang


permasalahan

yang

dikemukakan.

Universitas Sumatera Utara

14

Jadi berdasarkan penjelasan definisi novel diatas, maka penulis menarik
kesimpulan bahwa novel yang menjadi objek kajian penelitian penulis adalah
novel biografis dan novel serius. Dikatakan demikian karena novel “Yakuza
Moon” karya Shoko Tendo ini menceritakan tentang dirinya sendiri yang
berusaha untuk menemukan jalan hidupnya dan menata ulang kembali
kehidupannya. Di dalam novel ini pengarang menceritakan semua kejadiankejadian yang dialaminya dan orang-orang disekitarnya.
2.2 Resensi Novel “Yakuza Moon”
Novel dibangun dari sejumlah unsur, dan setiap unsur akan saling
berhubungan secara saling menentukan, yang kesemuanya itu akan menyebabkan
novel tersebut menjadi sebuah karya yang bermakna, hidup. Unsur-unsur tersebut

adalah tema, alur, latar, penokohan dan sudut pandang.
2.2.1

Tema
Menurut Fananie (2000:84), Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup

pengarang yang telah melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Karena sastra
merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam
karya sastra bisa sangat beragam. Tema bisa berupa moral, etika, agama, sosial,
budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Namun,
tema bisa merupakan pandangan pengarang, ide atau keinginan pengarang dalam
menyiasati persoalan yang muncul.
Berdasarkan pengertian tema diatas, tema yang diangkat dalam novel
“Yakuza Moon” ini adalah bagaimana perjuangan seorang wanita untuk lepas dari
kehidupan yang menyesatkannya, menata kembali kehidupannya yang sudah

Universitas Sumatera Utara

15


berantakan dan semangat hidupnya ditengah-tengah permasalahan kehidupan
keluarganya.
2.2.2

Alur (plot)
Alur atau plot ialah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yabg

disusun satu per satu dan saling berhubungan hukum sebab akibat dari awal
sampai akhir cerita (Aminuddin, 2000:89). Alur dalam karya sastra umumnya
adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
Tasrif dalam Nurgiyantoro (1995:149), membedakan tahapan plot menjadi
lima bagian. Kelima tahapan itu adalah sebagai berikut :
1. Tahap situation (tahap penyituasian), pada tahap ini berisi pengenalan
tokoh(-tokoh) cerita dan situasi latar.
2. Tahap generating circumstances (tahap pemunculan konflik), masalahmasalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai
dimunculkan.
3. Tahap

rising


action

(tahap

peningkatan

konflik),

konflik

yang

dimunculkan pada tahap sebelumnya berkembang. Peristiwa yang menjadi
inti cerita semakin mencengkam dan menegangkan.
4. Tahap climax (tahap klimaks), konflik atau pertentangan-pertentangan
yang terjadi, yang dilakui dan ditimpahkan para tokoh mencapai titik
puncak.
5. Tahap denouement (tahap penyelesaian), konflik yang telah mencapai
klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan.


Universitas Sumatera Utara

16

Menurut susunannya plot terbagi dalam dua jenis, yaitu plot lurus atau
maju (progresif) dan plot sorot-balik, mundur (flash back). Plot lurus atau maju
(progresif) adalah jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis,
yaitu secara runtut cerita dimulai dari dari tahap awal (penyituasian, pengenalan,
pemunculan

konflik),

tengah

(konflik

meningkat,

klimaks),


dan

akhir

(penyelesaian). Sedangkan plot sorot-balik, mundur (flash back) , yaitu kejadian
yang tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap awal (yang benarbenar merupakan awal cerita secara logika), melainkan mungkin dari tahap tengah
atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan.
Berdasarkan uraian tersebut, alur dalam novel “Yakuza Moon” adalah
peristiwa alur maju. Peristiwa yang terjadi dalam novel tersebut dimulai saat
tokoh utama Shoko dengan masa kanak-kanaknya dan berakhir pada saat tokoh
Shoko Tendo dewasa yang menjadi seorang penulis.
2.2.3

Latar (Setting)
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyaran pada

pengertian tempat, hubungan waktu, dan tempat lingkungan sosial yang terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan, Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:216).
Latar dalam cerita sangat mempengaruhi pembentukan tingkah laku dan cara

berpikir tokoh. Menurut Nurgiyantoro (1995:227), latar dapat dibedakan dalam
tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial-budaya. Ketiga unsur itu masingmasing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara
sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan
yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara

17

1. Latar tempat
Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah fiksi ataunon fiksi. Unsur yang dipergunakan
mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu,
mungkin lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.
Dalam novel “Yakuza Moon”, lokasi tempat berlangsungnya cerita
adalah kota Sakai, Osaka, Yokohama – Jepang.
2. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi atau non
fiksi. Latar waktu mengacu pada hari, tanggal, bulan, tahun bahkan zaman

tertentu yang melatarbelakangi cerita tersebut. Latar novel “Yakuza
Moon” terjadi pada tahun 1968-1998, yaitu era Showa.
3. Latar Sosial
Latar sosial- budaya menyaran pada hal-hal yang berhubungan
dengan perilaku kehidupan soial masyarakat disuatu tempat yang
diceritakan dalam karya fiksi.Tata cara kehidupan sosial masyarakat
mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Tata
cara kehidupan sosial masyarakat dapat berupa kebiasaan hidup, adat
istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap
dan lain-lain. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh

Universitas Sumatera Utara

18

yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah dan tinggi. (Nurgiyantoro,
1998: 233-234).
Novel Yakuza Moon, berlatar tempat di Jepang. Karakteristik dan
nilai-nilai budaya dalam masyarakat Jepang sudah ditanamkan sejak jaman
dulu sampai di jaman modern sekarang. Pola pikir, pandangan hidup dan

semangat juang rakyat Jepang membuahkan hasil yang memuaskan.
Sekarang Jepang menjadi bangsa yang unggul dalam tekhnologi dan
Industri. Semangat juang yang tinggi dalam masyarakat Jepang dikenal
dengan bushido. Bushido dikenal sebagai tata cara samurai untuk
menunjukkan perilaku tradisional Jepang yang ideal. Dalam etika Bushido
ada ajaran moral yang terkait dengan keadilan, keberanian, kebaikan hati,
kesopanan, kesungguhan hati, kehormatan, kesetiaan dan pengendalian
diri. ( Benedict, 1982:333).
Bushido merupakan etika yang dipengaruhi oleh ajaran Budha Zen.
Zen merupakan moral dan filosofi Samurai. Zen merupakan agama dan
kepercayaan yang mengajarkan bahwa tidak ada tenggang waktu (jeda)
dari perbuatan yang telah dimulai dan harus diselesaikan. Etika Zen adalah
“langsung, percaya pada diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sendiri.
Selain dilandasi oleh etika Zen, bushido juga dilandasi oleh etika
Confusius. Ajaran Confusius mengatur harmonisasi hubungan antara
sesama manusia, hubungan manusia dengan makhluk lain yang ada di
dunia dan hubungan alam dengan semesta. Selain didasari oleh Zein dan

Universitas Sumatera Utara

19

Confusius, bushido juga dipengaruhi oleh ajaran Shinto yang mengajarkan
kesetiaan pada kaisar.
(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266).
Walaupun Samurai telah ditiadakan dan peperangan tidak terjadi lagi di
Jepang, ajaran bushido pada jaman modern masih dilakasanakan dan diwariskan
kepada generasi muda melalui pendidikan rumah dan di sekolah-sekolah. Nilainilai tersebut yaitu :
1. Gi ( Integritas)
Gi dalam moral Bushido yaitu etika samurai yang berkaitan dengan
kemampuan untuk memecahkan masalah dan keputusan yang tepat
berdasarkan pada alasan-alasan yang rasional sehingga hasil yang
diperoleh merupakan sesuatu ketetapan yang adil. Gi merupakan dasar dari
keseluruhan sikap mental terkait dengan pikiran, perkataan dan perbuatan
dalam

menegakkan

kejujuran

dan

kebenaran

(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)
Integritas akan melahirkan kepercayaan. Kepercayaan adalah
modal sosial untuk menciptakan organisasi dan hubungan bisnis yang baik
serta besar. Dalam Gi apa yang ada di hati, yang kita ucapkan yang kita
pikirkan dan yang kita lakukan adalah sama. (Agustius 2010:50)
2. Yu ( Keberanian)
Yu adalah sifat samurai dalam berani menghadapi kesulitan dan
kegagalan. Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk

Universitas Sumatera Utara

20

bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercaya meski mendapat berbagai
tekanan dan kesulitan. Untuk mendapat kebenaran, diperlukan rasa
keberanian dan keteguhan hati (Agustian, 2010:64)
Seseorang yang batinnya memang pemberani akan menunjukkan
loyalitas dan kasih sayang pada majikannya dan orang tua. Mereka juga
mempunyai kesabaran, sikap toleran serta menghadapi apa saja. -Kode
samurai- (Agustian, 2010:65)
3. Makoto – Shin ( Kejujuran dan Keikhlasan)
Jujur dan tulus ikhlas merupakan kode etik samurai yang berarti
berkata atau membeikan informasi yang sesuai dengan kenyataan dan
kebenaran. Pelanggaran makato-shin merupakan sanksi yang dihindari
karena akan merusak nama baik pribadi, keluarga, lembaga atau
masyarakat

dan

bangsa

(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)
4. Jin ( Murah Hati)
Makna Jin adalah murah hati, mencintai sesama dan simpati. Bushido
memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang).
Samurai yng memiliki kemampuan tempur yang hebat, dia juga harus
memiliki sifat murah hati, memiliki kepedulian sosial yang tinggi
Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal memaafkan.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266

Universitas Sumatera Utara

21

5. Rei ( Hormat dan santun kepada orang lain)
Sikap samurai dalam bersikap santun kepada orang lain yang tulus
yang di tujukan kepada semua orang, kepada atasan, pimpinan, dan orang
tua. Sikap hormat dan santun tercermin dalam sikap duduk, cara bicara,
cara menghormati dengan menundukkan badan dan kepala.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266
Makna kehormatan adalah kebahagian bukan mendapatkan sesuatu,
tapi kebahagiaan memberikan sesuatu ( Soichiro Honda dalam Agustian,
2010:90)
6. Meiyo ( Menjaga nama baik)
Meiyo adalah etika samurai untuk menjaga nama baik dan kehormatan.
Seorang samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga
dengan cara perilaku terhormat. Penghormatan samurai ditujukan kepada
atasan/majikan, orang tua dan keluarga. Kehormatan dan harga diri
seorang samurai diekspresikan dalam bentuk sikap dan kekokohan mereka
memegang dan mempertahankan prinsip kehidupan yang mereka yakini.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266
7. Chungi (Kesetiaan pada pemimpin)
Chungi merupakan etika Samurai yang berkaitan dengan kesetiaan
pada pimpinan. Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam
melaksanakan tugas. Kesetiaan dilakukan untuk menjaga nama baik dan

Universitas Sumatera Utara

22

kehormatan pimpinan, atasan dan juga nama baiknya sendiri. Agustian
(2010 :118).
Seorang ksatria mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melakukan
pelayanan tugas (Kode Samurai)
2.4.2 Penokohan (perwatakan)
Menurut Jones dalam Nurgiyantoro (1995: 165) penokohan adalah
pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah
cerita.tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai
pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja yang ingin disampaikan oleh
pengarang.
Tokoh cerita, menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:165) adalah
orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif yang ditafsirkan
memiliki

memiliki

kualitas

moral

dan

kecenderungan

tertentu

seperti

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh cerita
menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampaian pesan, amanat,
moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Penokohan
dalam novel “Yakuza Moon” adalah sebagai berikut:
1. Shoko Tendo adalah tokoh utama dalam novel “Yakuza Moon” yang
merupakan anak dari seorang bos Yakuza. Ia anak yang memiliki sifat
jujur, keteguhan hati, penyayang. Tapi akibat salah dalam bergaul, Shoko
menjadi Yanki, anak berandalan yang kecanduan narkoba dan seks.

Universitas Sumatera Utara

23

2. Hiroyashu adalah ayah dari Shoko Tendo dan bos dari Yakuza. Hiroyashu
memiliki sifat yang keras, tetapi disisi lain Hiroyashu adalah seorang yang
baik hati dan penyayang.
3. Maki adalah kakak perempuan Shoko. Maki memiliki sifat manja dan
setia.
4. Na-Chan adalah adik Shoko yang mempunyai sifat sayang, sopan dan
peduli dengan Shoko.
5. Taka adalah suami dari Shoko Tendo. Taka juga berasal dari anggota
Yakuza. Taka adalah sosok pekerja keras dan penyayang.

2.2.5 Sudut Pandang
Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1998: 248) Sudut pandang atau
view of point menyaran pada cara dan pandangan yang dipergunakan pengarang
sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Menurut Aminuddin (2000 : 96) sudut pandang adalah kedudukan atau
posisi pengarang dalam cerita tersebut. Dengan kata lain, posisi pengarang
menempatkan dirinya dalam cerita tersebut dan dari titik pandang ini, pembaca
mengikuti jalan ceritanya dan memahami temanya. Ada beberapa jenis sudut
pandang (point of view):
1. Pengarang sebagai tokoh utama. Sering juga posisi yang demikian disebut
sudut pandang orang pertama aktif. Disini pengarang menuturkan dirinya
sendiri.

Universitas Sumatera Utara

24

2.

Pengarang sebagai tokoh bawahan atau sampingan. Disini pengarang ikut
melibatkan diri dalam cerita. Akan tetapi, ia mengangkat tokoh utama.
Dalam posisi yang demikian itu sering disebut sudut pandang orang
pertama pasif.

3. Pengarang hanya sebagai pengamat yang berada di luar cerita. Disini
pengarang menceritakan orang lain dalam segala hal.
Dalam hal ini, sudut pandang pengarang Shoko Tendo dalam novelnya
“Yakuza Moon” adalah sebagai tokoh utama. Shoko Tendo adalah sebagai
pengarang novel dan menceritakan kisahnya sendiri yang menjadi tokoh utama.

2.3 Studi Pragmatik dan Semiotik dalam Sastra
2.3.1 Studi Pragmatik
Pendekatan

pragmatik

adalah

pendekatan

yang

didasarkan

oleh

pembacanya. Sebuah karya sastra memiliki keindahan dan kegunaan berdasarkan
dari pembacanya. Pembaca berperan dalam hal menerima, memahami, dan
menghayati karya sastra. Pada tahap tertentu, pendekatan pragmatik memiliki
hubungan dengan sosiologi. Banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa ditemukan
dalam karya sastra. Sastra sebagai produk budaya manusia berisi nilai-nilai yang
hidup dan berlaku dalam masyarakat. Masalah-masalah terjadi pada masyarakat
dapat dipecahkan melalui pendekatan pragmatik berupa tanggapan masyarakat
dalam karya sastra.

Universitas Sumatera Utara

25

Karya sastra sangat erat hubungannya dengan pembaca, karena karya
sastra ditujukan kepada pembaca. Pembacalah yang menentukan makna dan nilai
dalam suatu karya sastra. Apakah dalam karya sastra tersebut memberikan ajaran,
kesenangan dan menggerakkan pembaca.

Karya sastra itu mempunyai nilai

karena ada pembaca yang menilai (Endraswara, 2008:116).
Pendekatan pragmatik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
teori Horatius. Jika dikaitkan dengan pandangan Horatius dalam Endraswara (
2008:116) mengatakan bahwa fungsi sastra hendaknya memuat dulce (indah) dan
utile (berguna). Dalam pragmatik sastra ada fungsi memberikan ajaran,
memberikan kenikmatan, atau memberikan gambaran kepada pembaca untuk
mendapatkan manfaat dan mampu mengubah dirinya.
Berdasarkan uraian diatas, pendekatan pragmatik dalam karya sastra
sepenuhnya bergantung pada kemampuan pembaca dalam menyikapi dan
mengambil nilai-nilai yang bermanfaat dalam karya sastra tersebut.
2.3.2 Studi Semiotik
Menurut Pradopo dalam Endraswara (2003:119) semiotik adalah ilmu
tentang tanda-tanda. Saussure dalam Nurgiyantoro (1995:43) berpendapat bahwa
bahasa sebagai sebuah sistem tanda memiliki dua unsur yang tak terpisahkan yaitu
signifier dan signified, signifiant dan signifie, atau penanda dan petanda dimana
wujud penanda (signifiant) dapat berupa bunyi-bunyi ujaran atau huruf-huruf
tulisan, sedangkan petanda (signifie) berupa gagasan, konseptual, atau makna
yang terkandung dalam pertanda tersebut.

Universitas Sumatera Utara

26

Semiotik menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan
kebudayaan merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturanaturan dan konvensi yang memungkinkan tanda tersebut mempunyai arti. Tanda
itu sendiri adalah sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting.
Pertama, tanda harus dapat diamati, dalam arti tanda itu dapat ditangkap. Kedua,
tanda harus menunjukkan pada sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan
mewakili dan menyajikan Endraswara (63:2013)
Pragmatik sangat berhubungan dengan semiotik, karena hubunngan
pragmatik merupakan hubungan makna dan pelambangan. Ia dipakai untuk
mengkaji, misalnya, signifiant tertentu mengacu pada signifie tertentu, baris-baris
kata dan kalimat tertentu mengungkapkan makna tertentu, peristiwa-peristiwa
tertentu mengingatkan peristiwa-peristiwa yang lain, melambangkan gagasan
tertentu, atau menggambarkan suasana kejiwaan tokoh (Todorov dalam
Nurgiyantoro, 1995: 47).
Dengan demikian, uraian tentang kajian semiotik yang berupa notasi
simbol-simbol kemudian dicoba untuk menjelaskan fungsi dan maknanya. Dalam
hal ini, kajian semiotik ini penulis pergunakan untuk dapat menjelaskan makna
dalam novel “Yakuza Moon”
2.4 Sekilas Tentang Biografi Pengarang
Shoko Tendo lahir tahun 1968 pada musim dingin di Toyonaka sebelah
utara Osaka. Ayahnya bernama Hiroyashu dan ibunya bernama Satomi. Shoko
anak ke tiga dari empat bersaudara. Kakak lelakinya, Daiki yang berbeda usia dua
belas tahun darinya. Maki, kakak perempuannya yang hanya terpaut dua tahun

Universitas Sumatera Utara

27

lebih tua dari Shoko. Dan Natsuki adik perempuannya yang lima tahun lebih
muda darinya.
Shoko mendapatkan perlakuan yang tidak baik dilingkungan tempat
tinggalnya karena status Shoko sebagai putri dari seorang bos Yakuza.Shoko,
seorang putri dari pemimpin Gangster “Yakuza”, Memiliki kekayaan dan
kekuasaan hingga mempunyai banyak aset bisnis. Disamping menjadi bos
Yakuza, ayahnya menjalani tiga bisnis lainnya: kontraktor pekerjaan umum,
perusahaan kontruksi bangunan dan perusahaan real estatet. Pada usia dua belas
tahun Shoko terjerumus ke pergaulan yang salah, dia mengikuti jejak kakaknya
yang terlebih dahulu menjadi seorang Yanki.Yanki adalah sebutan untuk anak liar
yang mengecat putih rambutnya dan kebut-kebutan mobil atau motor dengan
knalpot

tanpa

peredam

suara.Shoko menghabiskan masa remajanya dalam

pergaulan dunia obat-obatan keras dan seks. Hidupnya telah dipenuhi oleh
kekerasan, kecanduan narkoba dan pemerkosaan
Pada usia tujuh belas tahun Shoko bekerja disebuah bar kecil. Shoko
menjalin hubungan dengan laki-laki beristri selama tiga tahun. Dan pada usia dua
puluh tahun, Shoko menjadi hostest dan kembali menjalin hubungan dengan
seorang Yakuza yang sudah memiliki istri. Shoko menjadi selingkuhan Yakuza
dan diperlakukan dengan kasar. Karena kehidupan Shoko yang dijadikan wanita
simpanan, Shoko menato seluruh tubuhnya dengan gambar Jigaku Dayu (pelacur
kelas atas di jaman Muromachi) yang menjadi motivasinya untuk merubah
kehidupan agar memberikan kekuatan mental dan kepercayaan diri untuk bangkit
dari keterpurukan kehidupan yang telah ia jalani selama ini.

Universitas Sumatera Utara

28

Pada usia dua puluh dua tahun Shoko menikah dengan anggota Yakuza
bernama Takamitsu. Mereka memulai kehidupannya dari bawah. Shoko kembali
menjadi hostest dan Taka menjadi pegawai disebuah game center. Karena
kesibukan masing- masing, Shoko dan Taka jarang bertemu. Shoko bekerja keras
untuk membantu keluarganya, menyerahkan uang untuk Maki, kakakya dan uang
untuk ayahnya berobat. Shoko tidak mau menjadi beban buat Taka, karena alasan
tersebut Taka dan Shoko bercerai. Selama Shoko berpisah dari Taka, Shoko tetap
menjadi hostest dan berada di peringkat pertama. Tetapi dia memutuskan untuk
meninggalkan dunia hostest dan memutuskan untuk menjadi penulis.
Tahun 2002, Shoko mulai mengerjakan buku Yakuza na Tsuki atau yang
dikenal dengan Yakuza Moon dan selesai pada tahun 2004. Shoko menulis
biografinya, Yakuza Moon “Memoar Seorang Putri Gangster Jepang”, yang telah
terjual hampir 100.000 eksemplar saat itu. Dalam buku Yakuza Moon yang setebal
245 halaman dalam edisi terjemahan dia menceritakan kembali kisah hidupnya.
Buku Yakuza Moon sudah diterjemahkan dalam enam belas bahasa. Diantaranya
Indonesia, Inggris, Belanda, Italia, Rumania, Thailand.
Sekarang Shoko tinggal dengan putri semata wayangnya dan menjadi
seorang pengarang. Shoko menerbitkan novel barunya yang berkisah tentang
seorang anggota yakuza yang mengabdi pada seorang ketua atau oyabun, namun
akhirnya dikeluarkan, lalu bunuh diri.

Universitas Sumatera Utara