Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Dan Nilai Pasar Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Teori yang dijadikan dasar dalam menjelaskan pengaruh antara modal
intlektual dengan kinerja keuangan, pertumbuhan dan nilai pasar adalah
stakeholder theory dan resorce based theory. Keuda teori ini dapat menjelaskan
bahwa perlakuan, pengukuran, penilaian, dan pelopran modal intelektual
dilakukan

oleh

perusahaan

dengan

dasar

agar

perusahaan


mampu

mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya yang dimilikinya kepada
para stakeholder perusahaan.
2.1. Stakeholder Theory
Stakeholder Theory lebih mempertimbangkan posisi stakeholder yang
dianggap powerfull daripada hanya posisi shareholder saja. Menurut teori ini,
manajemen sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap
penting oleh para stakeholder mereka dan kemudian melaporkan kembali aktivitas
tersebut kepada stakeholder. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi bahan
pertimbangan utama bagi manajemen perusahaan dalam mengungkapkan dan atau
tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan. Manajemen
perusahaan bertanggung jawab melaksanakan kegiatan yang memberikan
keuntungan bagi stakeholder dan melaporkan kegiatan tersebut kepada
stakeholder. Dalam teori ini kelompok stakeholder mempunyai kedudukan lebih
tinggi daripada manajemen perusahaan. Dalam hal ini yang dimaksud kelompok
stakeholder adalah seluruh pemangku kepentingan perusahaan antara lain

Universitas Sumatera Utara


pemegang saham, pelanggan, distributor, pemerintah, masyarakat umum dan
kreditur.
Hubungan antara modal intelektual dengan kinerja keuangan perusahaan,
pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar dapat dijelaskan dalalm teori ini,
manajemen perusahaan harus dapat mengelolah modal intelektual dalam hal ini
seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital),
aset fisik (physical capital) maupun structural capital. Apabila seluruh sumber
daya yang dimiliki perusahaan dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik maka
akan menciptakan value added bagi perusahaan sehingga dapat berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar.
Penciptaan value added yang dilakukan oleh manajemen perusahaan bertujuan
untuk kepentingan para stakeholder sesuai dengan teori ini.
Teori stakeholder dipandang dari kedua bidang, yaitu dari bidang etika
(moral) maupun bidang manajerial.

Bidang etika beragumen bahwa seluruh

stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh organisasi, dan
manajer harus mengelolah organisasi untuk keuntungan seluruh stakeholder
(Deegan, 2004 dalam Solikhah, 2010). Bidang manajerial dari teori stakeholder

berpendapat bahwa kekuatan stakeholder

untuk mempengaruhi manajemen

perusahaan harus dipandang sebagai fungsi dari tingkat pengendalian stakeholder
atas sumber daya yang dibutuhkan organisasi (Zimmerman, 1986 dalam Ulum,
2008).

Universitas Sumatera Utara

2.2. Resourced Based Theory
Dalam Resourced Based Theory membahas bagaimana perusahaan tersebut
dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Perusahaan
akan mencapai keunggulan kompetitif apabila perusahaan dapat mengelola dan
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan baik.
Dalam konteks menjelaskan penelitian ini, Resourced Based Theory dapat
menjelaskan bahwa perusahaan yang dapat mengelola modal intelektual dengan
maksimal dalam hal ini seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik
karyawan (human capital), aset fisik (physical capital) maupun structural capital.
Apabila seluruh sumber daya intelektual yang dimiliki perusahaan dapat dikelola

dan dimanfaatkan dengan baik maka akan menciptakan value added bagi
perusahaan sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan,
pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar.
Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa menurut pandangan Resourced Based
Theory perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif yang berasal dari kinerja
keuangan, pertumbuhan dan nilai pasar perusahaan yang baik dengan cara
memiliki, menguasai dan memanfaatkan aset-aset strategis yang penting. Asetaset yang dimaksud adalah aset berwujud dan aset tidak berwujud.
2.3. Modal Intelektual
Menurut Bontis et al. (2008) menyatakan bahwa pada umumnya para
peneliti membagi IC menjadi tiga komponen, yaitu:

human capital (HU),

structural capital (SC) dan customer capital (CC). Selanjutnya menurut Bontis et
al. (2000), secara sederhana HC mencerminkan individual knowledge stock yang

Universitas Sumatera Utara

dipresentasikan oleh karyawannya terhadap perusahaan.


HC ini termasuk

kompetensi, komitmen dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Selanjutnya
Bontis et al, menyebutkan bahwa SC meliputi seluruh non-human storehouses of
knowledge dalam organisasi.
Marr et al. (2001) dalam definisi IC yang dikutip oleh Solikhah (2010)
menjelaskan bahwa IC merupakan sekelompok aset pengetahuan yang merupakan
atribut organisasi dan berkontribusi signifikan untuk meningkatkan posisi
persaingan dengan menambahkan nilai bagi stakeholder. Sedangkan Smedlund et
al. (2005) dalam Solikhah (2010) secara ringkas mewacanakan modal intelektual
sebagai kapitabilitas organisasi untuk menciptakan, melakukan transfer, dan
mengiplementasikan pengetahuan.
Sebenarnya masih banyak definisi dari modal intelektual manurut pakar dan
kalangan bisnis, namun banyak para praktisi yang menyatakan bahwa intellectual
capital terdiri dari tiga elemen utama (Stewart 1998, Sveiby 1997, Saint-Onge
1996, Bontis 2000) yang dikutip dari Suwarjuwono dan Kadir (2003) yaitu:
1. Human Capital (HC)
Human capital merupakan lifeblood dalam intellectual capital. Pada human
capital inilah terdapat sumber innovation dan improvement. Akan tetapi HC
merupakan komponen yang sulit diukur (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).

Innovation dan improvement adalah merupakan hasil dari pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia
perusahaan.

Perusahaan yang mempunyai sumber daya manusia dengan

pengetahuan,

keterampilan

dan

kompetensi

yang

unggul,

maka


dapat

Universitas Sumatera Utara

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga mencapai keunggulan
kompetitif. Apabila human capital dapat diolah dan dimanfaatkan dengan baik,
maka human capital akan menjadi sumber daya kunci perusahaan.
2. Structural Capital atau Organizational Capital (modal organisasi)
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam
memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha
karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis
secara

keseluruhan,

misalnya:

sistem

operasional


perusahaan,

proses

manufakturing, budaya organisasi, filosofi dan semua bentuk intellectual property
yang dimiliki perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).
3. Relational Capital (RC) atau Customer Capital (CC)
Relational capital merupakan hubungan yang harmonis association network
yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para
pemasok, pelanggan dan juga pemerintah dan masyarakat. Relational Capital
muncul dari berbagai bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah
nilai bagi perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).
2.4. Value Added Intellectual Cooficient (VAIC)
Pada tahun 1998 seseorang bernama Pulic menemukan pengukuran secara
tidak langsung modal intelektual yaitu Metode Value Added Intellectual
Cooficient (VAIC), pengukuran ini bertujuan menyajikan informasi tentang
efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak
berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan.


(VAIC) merupakan

Universitas Sumatera Utara

pengukuran untuk mengukur kinerja

modal intelektual perusahaan dengan

perhitungan yang mudah karena datanya ada dalam laporan keuangan.
Model ini dimulai dengan menghitung value added (VA). Value added
adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan
menunjukan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA
dapat dihitung dengan menghitung selisih output dan input.
Komponen utama dari VAIC yang dikembangkan Pulic (1998) tersebut
dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA – Value
Added Capital Employed), human capital (VAHU – Value Added Human
Capital), dan structural capital (STVA – Structural Capital Value Added).
1. VACA
Value Added of Capital Employed (VACA) merupakan indikator dalam
VAICTM untuk mengukur nilai tambah yang diciptakan oleh pemanfaatan satu

unit dari modal fisik. Pulic (1998) mengatakan bahwa setiap pemanfaatan satu
unit dari CE (capital Employed) menghasilkan keuntungan yang lebih besar
daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam
memanfaatkan CE-nya. Pemanfaatan CE yang lebih baik merupakan bagian dari
modal intelektual perusahaan.
Untuk mempunyai keunggulan kompetitif, perusahaan membutuhkan
sebuah kemampuan dalam pengelolaan aset berwujud maupun aset tak berwujud.
Apa VACA merupakan bentuk dari kemampuan perusahaan dalam mengelola
sumber dayanya yang berupa capital asset. Dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Universitas Sumatera Utara

capital asset yang baik, maka perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan,
pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar.
2. VAHU
Value Added Human Capital (VAHU) menunjukan berapa banyak VA
dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan
antara VA dengan HC mengidikasikan kemampuan HC untuk menciptakan nilai
di dalam perusahaan.
Perusahaan harus dapat mengelola sumber daya yang berkualitas dengan

maksimal sehingga dapat menciptakan value added dan keunggulan kompetitif
perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
3. STVA
Structul Capital Value Added (STVA) menunjukan kontribusi structural
capital (SC) dalam penciptaan nilai.

STVA mengukur jumlah SC yang

dibutuhkan untuk menghasilkan Rp 1 dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang independen
sebagaimana HC dalam proses penciptaan nilai. Artinya semakin besar kontribusi
HC dakam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal
tersebut. Lebih lanjut Pulic menyatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC.

2.5. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu tampilan atau keadaan
secara utuh atas keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Kinerja
keuangan merupakan gambaran atas kondisi keuangan sebuah perusahaan, Sawir
(2005) yang dikutip oleh Solikhah (2010).

Perusahaan memanfaatkan

Universitas Sumatera Utara

sumberdaya strategisnya dengan baik, maka perusahaan itu diyakini mampu
menciptakan suatu nilai tambah dan keunggulan kompetitif yang nantinya akan
bermuara pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Peningkatan kinerja
keuangan akan memberikan keuntungan bagi stakeholder.
Kinerja keuangan pada penelitian ini diukur dengan beberapa indikator
antara lain Return on Asset (ROA), Asset Turn Over (ATO) dan Return on Equty
(ROE).
1. Return on Asset (ROA)
Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya dengan tanpa mengindahkan dari sumber mana modal tersebut
berasal atau keseluruhan modal (Djarwanto, 2001). Rasio ini merupakan rasio
yang terpenting diantara rasio rentabilitas / profitabilitas yang lainnya. ROA
atau ROI diperoleh dengan cara membandingkan antara Net Income After Tax
(NIAT) terhadap total asset. Aktiva suatu

perusahaan

di

danai

oleh

pemegang saham dan kreditor, sehingga aktiva tersebut akan menjadi
modal kerja bagi perusahaan dalam melakukan usahanya.
2. Asset Turnover (ATO)
Merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa
besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa
aset.

Semakin tinggi rasio ini, maka semakin efisien penggunaan aset dan

semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas (Halim, 2007). Total asset

Universitas Sumatera Utara

turnover sendiri merupakan rasio antara penjualan dengan total aktiva yang
mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan.
3. Return on Equity (ROE)
Menurut Sartono (2001), ROE merupakan pengembalian hasil atau ekuitas
yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas investasi
dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Menurut Ang
(1997) dalam Ulum (2008), bahwa menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba atau keuntungan bersih. Besarnya ROE sangat dipengaruhi
oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh
maka akan semakin mengingkatkan ROE.

2.6. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan size (Kallapur dan Trombley, 2001) dalam Solikhah (2010).
Keberhasilan pertumbuhan dan keberlangsungan perusahaan akan terwujud jika
suatu perusahaan dapat mengelola sumber daya intelektual dengan maksimal.
Maka, pemanfaatan sumber daya intelektual secara efektif dan efisien akan
mendorong pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan diukur dengan
indikator earning growth (EG) dan asset growth (AG). Earning growth (EG)
merupakan kenaikan laba bersih perubahan dari tahun sebelumnya ke tahun
berikutnya. Asset gwoth (AG) merupakan kenaikan total aset perubahan dari
tahun sebelumnya ke tahun berikutnya.

Universitas Sumatera Utara

2.7. Nilai Pasar
Nilai pasar terjadi karena masuknya konsep modal intelektual yang
merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan (Abidin,
2000).

Nilai pasar merupakan persepsi pasar yang berasal dari stakeholder

(investor dan kreditur) terhadap kondisi keuangan perusahaan dan biasanya
tercermin pada nilai pasar saham perusahaan.

Semakin baik persepsi pasar,

semakin baik pula nilai pasar saham perusahaan. Nilai pasar adalah keseluruhan
nilai saham yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain, nilai pasar adalah
jumlah yang harus dibayar untuk memiliki saham di perusahaan tersebut. Naik
turunya nilai pasar perusahaan dipengaruhi oleh nilai buku perusahaan, tingkat
laba, gambaran ekonomi, serta spekulasi dan kepercayaan diri pada kemampuan
perusahaan dalam menciptakan nilai.

Dalam hubungannya dengan teori

stakeholder, dijelaskan bahwa seluruh aktifitas perusahaan mencapai keunggulan
bersaing dan nilai tambah. Investor akan memberikan penghargaan lebih kepada
perusahaan yang mampu menciptakan nilai tambah secara berkesinambungan.
Dimana hal tersebut sesuai dengan pandangan Resouce-Based Theory. Nilai pasar
perusahaan diukur dengan indikator price to book value ratio (PTB).
Price to book (PTB) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh atau selisih
antara nilai pasar perusahaan dengan nilai bukunya. Jika ternyata selisih antara
nilai pasar dengan nilai buku perusahaan terlalu jauh (cukup signifikan), maka
menandakan bahwa terdapat “hidden asset” yang tidak tercantum dalam laporan
keuangan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

2.8. Penelitian Terdahulu
Di Indonesia penelitian tentang modal intelektual sudah banyak dilakukan.
Beberapa penelitian di Indonesia menunjukan adanya pengaruh positif antara
modal intelektual dengan kinerja perusahaan dan nilai pasar perusahaan. Ulum
(2008) meneliti pengaruh antara modal intelektual dengan kinerja keuangan
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selam tahun 2004-2006.

Hasil

penelitian didapat bahwa terdapat pengaruh modal intelektual terhadap kinerja
keuangan perusahaan.

Murti (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh

modal intelektual terhadap kinerja keuangan. Hasilnya terdapat pengaruh positif
antara modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Beberapa penelitian di Indonesia juga menunjukan tidak adanya pengaruh
positif antara modal intelektual dengan kinerja keuangan perusahaan dan nilai
pasar. Kuryanto (2008) meneliti pengaruh modal intelektual terhadap kinerja
perusahaan yang listing di BEI pada tahun 2000-2004. Hasil dari penelitian
tersebut adalah bahwa modal intelektual tidak berhubungan positif dengan kinerja
keuangan perusahaan. Pramelasari (2010) meneliti pengaruh modal intelektual
terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan. Hasilnya modal intelektual
tidak berpengaruh terhadap MtBV dan kinerja keuangan (ROA, ROE, dan EP).
Solikhah (2010) meneliti implikasi intellectual capital terhadap financial
performance, growth, dan market value.

Hasilnya adalah modal intelektual

terbukti signifikan berpengaruh posisitf terhadap kinerja keuangan perusahaan dan
pertumbuhan perusahaan tetapi berpengaruh negatif terhadap nilai pasar
perusahan.

Universitas Sumatera Utara

No

1

2

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul
Variabel
Penelitian
Penelitian

Peneliti

Chen
al.(2005)

et An
Emprical VAIC
Investigation of
The
Relationship
Between
Intellectual
Capital
And
Firm’s Market
Value
And
Financial
Performance

Ihyaul Ulum,
Imam Ghozali
dan
Anis
Chairiri (2008)

VAIC
Intellectual
Capital
dan
Kinerja
Keuangan
Perusahaan,
suatu analisis
dengan
pendekatan
Partial Least
Square

Metode
Analisis
Data

Hasil
Penelitian

Korelasi
dan
regresi

- Intellectual
capital
berpengaruh
positif
terhadap nilai
pasar dan
kinerja
keuangan
perusahaan
- Biaya
research dan
development
berpengaruh
terhadap
kinerja
keuangan
- Biaya iklan
tidak
berpengaruh
terhadap nilai
pasar, kinerja
keuangan
perusahaan
- Hanya ROA
yang
signifikan
untuk
menjelaskan
variabel
kinerja
keuangan
perusahaan
- Terdapat
pengaruh IC
(VAICTM)
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan
- Terdapat
pengaruh IC
(VAICTM)
terhadap
kinerja
keuangan

Partial
Least
Square
(PLS)

Universitas Sumatera Utara

(Lanjutan)

3

Yosi
Metta Pengaruh
Pramelasari
Intellectual
(2010)
Capital
Terhadap Nilai
Pasar
dan
Kinerja
Keuangan
Perusahaan

4

Badingatus
Solikhah,
Abdul
Rohman,
Wahyu
Meiranto
(2010)

VAIC

Implikasi
VAIC
Intellectual
Capital
terhadap
Financial
Performance,
Growth
dan
Market Malue,
studi empiris
dengan
pendekatan
simplistic
specification

perusahaan
masa depan
- Tidak ada
pengaruh
ROGIC
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan
masa depan.
Regresi
- Intellectual
capital tidak
linear
berpengaruh
berganda
terhadap
MtBV dan
kinerja
keuangan
(ROA,ROE
dan EP).
- Tidak terdapat
perbedaan
MtBV antara
perusahaan
High-IC
dengan
perusahaan
Low-IC
Partial
Least
Square
(PLS)

- Modal
intelektual
terbukti
signifikan
berpengaruh
posisitf
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan
- Modal
intelekrual
terbukti
signifikan
berpengaruh
posisitf
terhadap
pertumbuhan
perusahaan
- Modal
intelektual
tidak terbukti

Universitas Sumatera Utara

(Lanjutan)

5

Anugraheni
Cahyaning
Murti (2010)

Analisis
VAIC
Pengaruh
Modal
Intelektual
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
(Studi
Pada
Perusahaan
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia

Partial
Least
Square
(PLS)

berpengaruh
positif
terhadap nilai
pasar
perusahaan
- Kontribusi
modal
intelektual
terhadap
kinerja
keuangan,
pertumbuhan
perusahaan
dan nilai pasar
perusahaan
bebreda untuk
masingmasing
industri.
- Terdapat
pengaruh
posistif IC
(VAIC)
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan.
- Terdapat
pengaruh IC
(VAIC) secara
posisitf
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan
masa depan.
- Tidak ada
pengaruh
positif ROGIC
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan
masa depan
- Kontribusi IC
untuk sebuah
kinerja masa
depan
perusahaan
akan berbeda

Universitas Sumatera Utara

(Lanjutan)

6

Benny
Pengaruh
Kuryanto dan Modal
Intelektual
Muchamad
Terhadap
Syafaruddin
Kinerja
(2008)
Perusahaan

VAIC

Partial
Least
Square
(PLS)

sesuai dengan
jenis
industrinya.
- IC tidak
memiliki
hubungan
terhadap ROE,
EPS, dan ASR
- IC tidak
memiliki
hubungan
terhadap
kinerja
perusahaan
yang listing di
BEI

2.9. Kerangka Konseptual
Bagaimanapun modal intelekual diyakini dapat berperan penting dalam
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga perusahaan dapat tetap
bertumbuh dan meningkatkan nilai perusahaan. Ulum (2008), Diez et al. (2010),
dan Solikhah (2010) telah membuktikan bahwa IC mempunyai pengaruh yang
posistif terhadap kinerja keuangan dan pertumbuhan perusahaan. Dari penelitian
Solikhah (2010), belum didapat bukti bahwa IC mempengaruhi harga pasar dari
perusahaan dengan menggunakan VAICTM yang diformulasikan oleh Pulic (1998)
sebagai ukuran kemampuan intelektual perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Sehingga model kerangka konseptual dalam penelitian ini nampak seperti
pada Gambar 2.1.

Return on Asset
Kinerja Keuangan

Asset Turn Over

Return on Eqity
Modal
Intelektual

Pertumbuhan
Perusahaaan

Earning Growth

Asset Growth
Nilai Pasar
Perusahaan

Price to Book
Value

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.9.1. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu tampilan atau keadaan secara utuh atas
keuangan perusahaan selama periode atau kurun waktu tertentu.

Kinerja

keuangan merupakan gambaran atas kondisi keuangan suatu perusahaan (Sawir,
2005) dalam Yosi (2010).

Sebagian besar dari hasil-hasil penelitian, seperti

misalnya penelian Tan et al. (2007) dan Chen et al. (2005) menunjukan bahwa
modal intelektual (IC) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Perusahaan yang mampu mengelola sumber daya intelektualnya diyakini mampu
menciptakan value added serta mampu menciptakan competitive advantage
dengan melakukan inovasi, penelitian dan pengembangan yang akan bermuara

Universitas Sumatera Utara

terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Hal tersebut senada dengan
konsep Resource-Based Theory.
Sedangkan dari sudut pandang Stakeholder Theory dinyatakan bahwa
manajer korporasi akan berusaha memperoleh value added (nilai tambah) yang
selanjutnya akan didistribusikan kembali kepada seluruh stakeholder.

Oleh

karena itu, para stakeholder akan berperan sebagai kontrol dalam rangka
penggunaan dan pengelolaan sumber daya perusahaan termasuk sumber daya
intelektual.
2.9.2.

Pengaruh Modal Intelektual terhadap Pertumbuhan Perusahaan
(Firm’s Growth)
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk

meningkatkan size (Kallapur dan Trombley, 2001).

Menurut pandangan

Stakeholder Thory dan Resouce-Based Theory, keberhasilan pertumbuhan dan
keberlangsungan perusahaan akan bergantung pada pengembangan sumber daya
baru sama seperti mengeksploitasi sumber daya yang lama. Dengan demikian,
pemanfaatan sumber daya intelektual secara efektif dan efisien akan mendorong
kemampuan pengembangan bagi perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan Chen et al. (2005) memberikan bukti
empiris bahwa Modal Intelektual (VAIC) berpengaruh terhadap pertumbuhan
perusahaan.
2.9.3.

Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar Perusahaan
(Firm’s Market Value)

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil penelitian Chen et al. (2005), diketahui bahwa investor cenderung
akan membayar tinggi atas saham perusahaan yang memiliki sumber daya
intelektual yang lebih dibandingkan terhadap perusahaan dengan sumber daya
intelektual yang rendah.

Harga yang dibayar oleh investor tersebut

mencerminkan nilai perusahaan. Market value terjadi karena masuknya konsep
modal intlektual yang merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan nilai
suatu perusahaan (Abidin, 2000).
Dalam hubungannya dengan teori stakeholder, dijelaskan bahwa seluruh
aktivitas

perusahaan bermuara

pada penciptaan nilai (value creation).

Kepemilikan serta pemanfaatan sumber daya intelektual memungkinkan
perusahaan mencapai keunggulan bersaing dan nilai tambah.

Investor akan

memberikan penghargaan lebih kepada perusahaan yang mampu menciptakan
nilai tambah secara berkesinambungan.

Dimana hal tersebut sesuai dengan

pandangan Resource-Based Theory.

2.10. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual, maka dihipotesiskan sebagai berikut:
1. Modal intelektual berpengaruh signifikan atau tidak signifikan terhadap kinerja
keuangan

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Modal intelektual berpengaruh signifikan atau tidak signifikan terhadap
pertumbuhan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Modal intelektual berpengaruh signifikan atau tidak signifikan terhadap nilai
pasar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara