AnalisisFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Perusahaan Sektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji hipotesis. Oleh karena itu,
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian
yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis hubungan suatu
variabel dengan variabel lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang
signifikan antara Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio,
dan Price to Book Value terhadap pendapatan (return) saham pada perusahaan
sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia dengan tahun
pengamatan perusahaan dari tahun 2011 sampai tahun 2015 dengan cara
mengunjungi website www.idx.co.id. Waktu penelitian yang dilakukan dimulai
dari bulan November 2016 sampai bulan Januari 2017.
3.3
Batasan Operasional
Penelitian ini memiliki batasan agar pokok penelitian yang diteliti tidak
melebar dari yang sudah ditentukan. Untuk itu peneliti menetapkan batasan
operasional sebagai berikut:
1. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan sektor properti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
2. Penelitian ini menggunakan data yang dipublikasikan oleh laporan keuangan
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2015.
3. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel independen meliputi Debt to Equity Ratio, Earning Per Share,
Price Earning Ratio, dan Price to Book Value.
b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pendapatan (return)
Saham.
3.4
Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran
Berikut ini adalah defenisi operasional dari variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham
merupakan perbandingan antara selisih closing price pada periode sekarang (t)
dan closing price pada periode sebelumnya (t-1) dengan closing price pada
periode sebelumnya (t-1). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
rasio dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus yang digunakan
sebagai berikut:
������ =
�� − ��−�
��−�
2. Variabel Independen
1. Debt to Equity Ratio (DER)
Merupakan rasio perbandingan antara total hutang dengan total modal
sendiri (ekuitas). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio
Universitas Sumatera Utara
dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus Debt to Equity Ratio
sebagai berikut:
��� =
����� �����
����� �������
2. Earning Per Share (EPS)
Merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan jumlah saham
yang beredar. Variabel ini dinyatakan dalam bentuk skala rasio dengan
satuan ukur adalah rupiah (Rp). Rumus Earning Per Share sebagai
berikut:
��� =
���� ������
������ ����� �������
3. Price Earning Ratio (PER)
Merupakan rasio perbandingan antara harga saham dengan laba per lembar
saham. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan
satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus Price Earning Ratio sebagai
berikut:
��� =
4. Price to Book Value (PBV)
����� �����
���
Merupakan rasio perbandingan antara harga saham dengan nilai buku
saham. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan
satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus Price to Book Value sebagai
berikut:
��� =
����� �����
����� ���� �����
Universitas Sumatera Utara
3.5
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor properti sebanyak
53 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2015.Dari
populasi tersebut, penelitian ini akan menggunakan sebagian perusahaan untuk
dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Dalam teknik ini, sampel harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Perusahaan sektor properti yang secara konsisten terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2011 – 2015.
2. Perusahaan tersebut selalu menyajikan laporan keuangan dan memiliki
kelengkapan data selama periode 2011 - 2015.
Jumlah populasi pada perusahaan properti yang memenuhi kriteria untuk
dijadikan sampel adalah sebanyak 17 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011 – 2015.Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No
Kode Perusahaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
APLN
ASRI
BAPA
BKDP
BSDE
CTRA
CTRP
CTRS
COWL
SCBD
Nama Perusahaan
Agung Podomoro Land Tbk.
Alam Sutera Realty Tbk.
Bekasi Asri Pemula Tbk.
Bukit Darmo Property Tbk.
Bumi Serpong Damai Tbk.
Ciputra Development Tbk.
Ciputra Property Tbk.
Ciputra Surya Tbk.
Cowell Development Tbk.
Danayasa Arthatama Tbk.
Universitas Sumatera Utara
11
12
13
14
15
16
17
DART
DUTI
DILD
PWON
RBMS
BKSL
SMRA
Duta Anggada Realty Tbk.
Duta Pertiwi Tbk.
Intiland Development Tbk.
Pakuwon Jati Tbk.
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
Sentul City Tbk.
Summarecon Agung Tbk.
Sumber: hasil data olahan, lampiran 1
3.6
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data time series untuk variabel return saham serta data tentang kinerja keuangan
perusahaan sektor properti yang menjadi sampel berupa data Debt to EquityRatio
(DER), Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price to
BookValue (PBV). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
Indonesian StockExchange (IDX) Yearly
Statistic yang dipublikasikan oleh
website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Periodesasi data
menggunakan data tahunan periode 2011 sampai dengan 2015.
3.7
Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder dan sampel
yang digunakan dengan metode purposive sampling, maka metode pengumpulan
data digunakan dengan teknik dokumentasi yang didasarkan pada laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh website Bursa Efek Indonesia periode tahun
2011-2015. Data return saham diperoleh dengan perhitungan menggunakan rumus
dari data harga saham pada Indonesian Stock Exchange Yearly Statistic,
sedangkan data DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earning per Share), PER
(Price Earning Ratio), dan PBV (Price to Book Value) diperoleh dengan cara
Universitas Sumatera Utara
mengutip secara langsung dari Indonesian Stock Exchange Yearly Statistic pada
saham‐saham perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2011-2015.
3.8
Teknik Analisis Data
Analisis data yaitu proses yang berkaitan dengan pengujian data dengan
menggunakan teknik statistik tertentu, dimana hasil dari pengujian tersebut
digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan (Erlina, 2011).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kuantitatif yang diolah dengan menggunakan EVIEWS. Teknik ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independen
terhadap variabel
depend en secara bersama-sama maupun parsial. Model analisis yang digunakan
adalah model analisis regresi data panel. Data panel adalah gabungan antar data
runtut waktu (time series) dengan data silang (cross section).
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan metode data panel (Gujarati
dan Porter, 2012:237) , yaitu:
1. Teknik estimasi data panel dapat mengatasi heterogenitas secara eksplisit
dengan memberikan variabel spesifik – subjek. Subjek tersebut mencakup unitunit mikro seperti individu, perusahan, negara bagian (state), dan negara
(country).
2. Dengan menggabungkan antara observasi time-series dan cross-section, data
panel memberi “lebih banyak informasi, lebih banyak variasi, sedikit
kolinearitas antar variabel, lebih banyak degree of freedom, dan lebih efisien.
Universitas Sumatera Utara
3. Dengan mempelajari observasi cross-section yang berulang-ulang, data panel
paling cocok untuk mempelajari dinamika perubahan.
4. Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang secara
sederhana tidak bisa dilihat pada data cross-section murni atau time-series
murni.
5. Data panel memudahkan untuk mempelajari model perilaku yang rumit.
6. Data panel dapat meminimumkan bias yang bisa terjadi jika kita mengagregasi
individu-individu atau perusahaan-perusahaan ke dalam agregasi besar.
Persaman regresi dengan data panel adalah sebagai berikut:
��� = � + �� � ��� + �� � ��� + �� � ��� + �� � ��� + ���
Keterangan:
Y
α
β1 , β2, β3, β4
X1
X2
X3
X4
e
= Pendapatan (return) saham
= Intercept
= Koefisien regresi
= Debt to Equity Ratio (DER)
= Earning Per Share (EPS)
= Price Earning Ratio (PER)
= Price to Book Value (PBV)
= error term
Terdapat dua tipe permodelan dalam mengestimasi data panel, yaitu: 1)
Model Efek Tetap : Fixed Effect Model (FEM), dan 2) Model Efek Random :
Random Effect Model (REM).
3.8.1 Analisis Regresi Data Panel
3.8.1.1 Uji Hausman (Pemilihan Model Regresi Data Panel)
Uji Hausman dapat didefinisikan sebagai pengujian statistik untuk
memilih apakah Fixed Effect Model atau Random Effect Model yang paling tepat
digunakan. Pengujian uji Hausman dilakukan dengan hipotesis berikut:
Universitas Sumatera Utara
H0
: Random Effect Model
H1
: Fixed Effect Model
Uji Hausman akan mengikuti distribusi chi-squares sebagai berikut:
�
� = ����(�) − ��
Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi Statistic chi squares dengan
degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen.
Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kristisnya atau hasil dari
Hausman test nya signifikan, maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah Fixed
Effect Model, sedangkan bila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya
atau hasil dari Hausman test nya tidak signifikan, maka H0 diterima dan model
yang tepat adalah Random Effect Model.
3.8.1.2 Model Efek Tetap : Fixed Effect Model (FEM)
Fixed Effect Model memperkenankan heterogenitas antar subjek dengan
memberi setiap entitas nilai intersep tersendiri. Dalam model ini, slope koefisien
tetap antar individu dan antar waktu.
Teknik fixed effect model adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk mengungkap adanya perbedaan intersep.
Variabel dummy digunakan sebagai variabel bebas. Persamaan Fixed Effect
Model dengan variabel dummy:
��� = �� + �� ���� + �� ���� + �� ���� + �� ���� + ⋯ + �� ���� + ���
Dimana:
���� = Variabel dummy
Universitas Sumatera Utara
Model FEM digunakan apabila data panel yang dimiliki mempunyai
jumlah waktu (time-series) lebih besar dibanding jumlah individu (cross-section).
3.8.1.3 Model Efek Random : Random Effect Model (REM)
Pada Fixed Effect Model perbedaan antar individu dan antar waktu
dicerminkan melalui intercept, sedangkan pada Random Effect Model perbedaan
antar individu dan antar waktu dicerminkan melalui error. Model REM digunakan
apabila data panel mempunyai jumlah waktu (time series) yang digunakan lebih
kecil dibanding jumlah individu (cross-section).
Persamaan Random Effect Model:
��� = � + ���� + ��� ;
��� = ��� + ��� + ���
Dimana:
= Variabel terikat untuk perusahaan ke-i dan waktu ke-t
���
= Variabel bebas untuk perusahaan ke-i dan waktu ke-t
���
= Komponen error cross-section
���
= Komponen error time-series
���
= Komponen error gabungan
���
3.8.2 Pengujian Hipotesis
3.8.2.1 Koefisien Determinasi (�� )
Koefisien
determinasi
R2 pada
intinya
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya
koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 . Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).
Universitas Sumatera Utara
3.8.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara simultan atau bersama-sama. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut :
1. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
2. Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
Penentuan besarnya F hitung menggunakan rumus :
������� =
Keterangan :
R
= Koefisien determinan
n
= Jumlah observasi
k
= Jumlah variabel
�� /(� − �)
(� − �� )(� − �)
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :
1. Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung < F tabel. Artinya variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung > F tabel. Artinya variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
Hasil uji signifikansi F dapat dilihat berdasarkan nilai p-value (sig), yaitu:
1. Jika nilai sig. F-stat > 0.05 maka Ho diterima
2. Jika nilai sig. F-stat < 0.05 maka Ho ditolak
Universitas Sumatera Utara
3.8.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut:
1. Ho = b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
2. Ho = b1 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Untuk menilai t hitung digunakan rumus :
������� =
��������� ������� ��
������� ������� ��
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :
1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel. Artinya variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung > t tabel. Artinya variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil uji signifikansi parsial (uji t) dapat dilihat melalui nilai signifikansi,
yaitu:
1. Jika nilai sig. t-stat > 0.05, maka Ho diterima
2. Jika nilai sig. t-stat < 0.05, maka Ho ditolak
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PENELITIAN
4.1
Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan objek penelitian
pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2015. Melalui tahap purposive sampling, diperoleh 17 perusahaan sektor
properti yang dijadikan sampel dan time series 5 tahun sehingga jumlah observasi
sebanyak 85 data. Variabel independen yang digunakan yaitu Debt to Equity Ratio
(DER), Earning Per Share (EPS), Price Earing Ratio (PER) dan Price to Book
Value (PBV). Variabel dependen yang digunakan yaitu Pendapatan (return)
saham.
4.2
Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan
informasi mengenai variabel-variabel penelitian seperti Debt to Equity Ratio
(DER) , Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to Book
Value (PBV), dan return saham. Analisis statistik deskriptif memberikan suatu
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai mean, nilai median, nilai
minimum, nilai maksimum dan standar deviasi dari masing-masing variabel
penelitian. Hasil analisis deskriptif yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1
Analisis Deskriptif
Return
DER
EPS
PER
PBV
Mean
0.17
0,85
70,12
21,58
1,70
Median
0.13
0,74
42,00
14,80
1,42
Maximum
2.25
2,27
515,00
214,60
5,92
Minimum
-0.62
0,08
-43,00
-25,15
0,13
Std. Dev.
0.445417
0,526036
96,65777
32,51196
1,182107
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 3
Dari tabel di atas masing-masing variabel dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. VariabelReturn saham
Pada tabel di atas dinyatakan nilai meanReturn saham sebesar 0,17 dengan
nilai standar deviasi sebesar 0,445417. Nilai maksimum Return saham sebesar
2,25 dimiliki oleh perusahaan Duta Anggada Realty Tbk.pada tahun 2012.
Sedangkan nilai minimum sebesar -0,62 dimiliki oleh perusahaan Intiland
Development Tbk. pada tahun 2011. Nilai rata-rata (mean) return saham
perusahaan sektor properti tahun 2011-2015 lebih kecil dibandingkan nilai
standar deviasinya. Hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran data tidak
normal.
2. Variabel Debt to Equity Ratio (DER)
Tabel diatas menyatakan nilai mean Debt to Equity Ratio sebesar 0,85 dengan
nilai standar deviasinya sebesar0,526036. Nilai DER maksimum sebesar 2,27
dimiliki oleh perusahaan Summarecon Agung Tbk. pada tahun 2011.
Sedangkan nilai DER minimum sebesar 0,08 dimiliki oleh perusahaan Ristia
Bintang Mahkotasejati Tbk. pada tahun 2011 dan 2012. Nilai rata rata Debt to
Universitas Sumatera Utara
Equity Ratio lebih besar dibandingkan nilai standar deviasinya. Hal ini
menyatakan bahwa penyebaran data normal.
3. Variabel Earning Per Share (EPS)
Tabel 4.1 menyatakan bahwa nilai rata rata EPS sebesar 70,12 dengan nilai
standar deviasi sebesar 96,65777. Nilai EPS tertinggi sebesar 515 dimiliki
oleh perusahaan Danayasa Arthatama Tbk. Pada taun 2013. Nilai EPS
terendah sebesar -43 dimiliki oleh perusahaan Ristia Bintang Mahkotasejati
Tbk. pada tahun 2013. Nilai rata rata EPS pada 17 perusahaan sektor properti
lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasinya. Hal ini mengindikasikan
bahwa penyebaran data tidak normal.
4. Variabel Price Earning Ratio (PER)
Berdasarkan tabel 4.1, nilai mean Price Earning Ratio sebesar 21,58 dengan
nilai standar deviasi sebesar 32,51196. Nilai maksimum PER sebesar 214,60
dimiliki oleh perusahaan Danayasa Arthatama Tbk. pada tahun 2014 dan nilai
minimum PER sebesar -25,15 dimiliki oleh perusahaan Bukit Darmo Property
Tbk. pada tahun 2015. Nilai mean Price Earning Ratio (PER) lebih kecil dari
standar deviasi menunjukkan bahwa penyebaran data tidak normal.
5. Variabel Price to Book Value (PBV)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai mean PBV sebesar 1,70 dengan nilai
standar deviasi sebesar 1,182107. Nilai maksimum PBV sebesar 5,92 dimiliki
oleh Pakuwon Jati Tbk. pada tahun 2012 dan nilai minimum sebesar 0,13
dimiliki oleh perusahaan Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. pada tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
Nilai rata-rata PBV lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi menyatakan
bahwa penyebaran data normal.
4.3
Uji Hausman
Uji Hausman dapat didefinisikan sebagai pengujian statistik untuk memilih
apakah Fixed Effect Model atau Random Effect Model yang paling tepat
digunakan. Hasil uji Hausman dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Uji Hausman
Test Summary
Chi-Square
Statistic
Chi-Square
tabel
Prob.
Cross-section random
11.265825
4
0.0237
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 4
Berdasarkan tabel hasil uji Hausman diatas menunjukkan bahwa nilai
probabilitas
Chi − Square statistik lebih
besar
daripada
Chi −
Squaretabel (11.265825> 4) dan nilai probabilitas Cross-section random sebesar
0.0237< 0.05, maka H0 ditolak sehingga model estimasi yang digunakan adalah
Fixed Effect Model.
4.4
Hasil EstimasiFixed Effect Model (FEM)
Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan metode Fixed Effect
Model (FEM) pada program Eviews, maka dihasilkan model persamaan regresi
data panel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3
Koefisien Variabel
Variabel
C
DER
EPS
PER
PBV
Coefficient
-0.287402
-0.131912
0.001814
-0.000915
0.272802
Std. Error
0.215881
0.189000
0.000786
0.001646
0.067551
t-Statistic
-1.331296
-0.697948
2.308754
-0.555872
4.038471
Prob.
0.1878
0.4877
0.0242
0.5802
0.0001
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 5
Berdasarkan hasil estimasi diatas, diperoleh persamaan regresi data panel
sebagai berikut:
Y it = -0.287402 – 0.131912DER it + 0.001814EPS it - 0.000915PER it +
0.272802PBV it + е it
Interpretasi dari hasil estimasi diatas yaitu:
1.
Konstanta
Berdasarkan hasil estimasi diketahui koefisien konstanta sebesar -0.287402.
Hal ini berarti apabila variabel bebas bernilai konstan maka return sahamakan
menurun sebesar 0.287402, ceterisparibus. Signifikansi yang diperoleh
sebesar0.1878>0.05, maka konstanta tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan hasil estimasi diketahui bahwa koefisien variabel Debt to Equity
Ratio sebesar -0.131912. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity
Ratio mempunyai pengaruh yang negatif terhadap return saham. Hal ini
berarti apabila Debt to Equity Ratio mengalami peningkatan 1 satuan maka
akan terjadi penurunan return saham 0.131912satuan. Signifikansi yang
diperoleh sebesar 0.4877>0.05, makaDebt to Equity Ratiotidak berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan Nathaniel (2008) yang menyatakan bahwa variabel Debt to
Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Artinya, meningkat atau menurunnya debt to Equity Ratio tidak
secara
signifikan dapat meningkatkan atau menurunkan return saham yang diperoleh.
3. Earning Per Share (EPS)
Hasil estimasi diatas menyatakan bahwa koefisien variabel Earning Per Share
0.001814satuan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Earning Per Share
mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham. ini berarti apabila
Earning Per Share mengalami peningkatan 1 satuan maka akan terjadi
peningkatan return saham 0.001814satuan. Signifikansi yang diperoleh
sebesar 0.0242< 0.05, maka Earning Per Share berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Christanty (2009) dan Savitri (2012) yang menyatakan bahwa
variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Artinya, jika Earning Per Share mengalami peningkatan maka return
saham yang diperoleh juga akan meningkat.
4. Price Earning Ratio (PER)
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh maka dapat diketahui koefisien
variabel Price Earning Ratio sebesar -0.000915. Hal ini menunjukkan bahwa
bahwa variabel Price Earning Ratio mempunyai pengaruh yang negatif
terhadap return saham. Ini berarti apabila Price Earning Ratio mengalami
peningkatan 1 satuan maka akan terjadi penurunan return saham 0.001666
Universitas Sumatera Utara
satuan. Signifikansi yang diperoleh sebesar 0.5802> 0.05, maka Price Earning
Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian
tersebut didukung olehAnisa (2015) yang menyatakan bahwa variabel Price
Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
(return) saham. Artinya, meningkat atau menurunnya Price Earning Ratio
tidak secara signifikan mampu meningkatkan atau menurunkan retrun saham.
5.
Price to Book Value (PBV)
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh dapat diketahui koefisien varibel
Price to Book Value sebesar 0.272802. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
Price to Book Value mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. Ini
berarti apabila Price to Book Value mengalami peningkatan 1 satuan maka
akan terjadi peningkatan return saham 0.272802satuan. Signifikansi yang
diperoleh sebesar 0.0001< 0.05, maka Price to Book Value berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nathaniel (2008) dan Arista (2012)
menunjukkan bahwa variabel Price to Book Value (PBV)
berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Artinya, meningkatnya Price to Book
Value secara signifikan dapat meningkatkan return saham.
4.5
Pengujian Hipotesis
4.5.1 Koefisisen determinasi
Hasil estimasi koefisisen determinasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4
Koefisien Determinasi
Variabel Independen
Variabel Dependen
R-square
DER, EPS, PER, PBV
Return
0.427639
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 5
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh dengan menggunakan program
eviews, dihasilkan nilai koefisien determinasi (�2 ) sebesar 0.427639, ini berarti
secara keseluruhan variabel Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price
Earning Ratio, dan Price to Book Value mampu menjelaskan variabel return
saham sebesar 42,76% dan sisanya sebesar 57,24% dijelaskan oleh variabel lain di
luar penelitian.
4.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji signifikansi Simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel Independen ( DER, EPS, PER, dan PBV) terhadap variabel dependen
(return saham) secara bersama-sama atau simultan. Hasil estimasi uji signifikansi
simultan (Uji F) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Signifikansi Simultan
Variabel
Independen
DER, EPS,
PER, PBV
Variabel
Dependen
Return
F
Hitung
2.39
Sig.
F
0.004479
Keterangan
Signifikan
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 5
Berdasarkan hasil estimasi diatas dapat diketahui nilai F hitung sebesar
2,39 dan nilai signifikansi sebesar 0.004479. Dengan demikian dapat disimpulkan
nilai signifikansi F lebih kecil dari alpha 5% (0.004479< 0.05), maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang berarti variabel independen (DER, EPS, PER, dan PBV)
Universitas Sumatera Utara
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
(return saham) pada tingkat kepercayaan 95%.
4.5.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel Independen ( DER, EPS, PER, dan PBV) terhadap variabel dependen
(return saham) secara parsial. Hasil estimasi uji signifikansi parsial (Uji t) dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Signifikansi Parsial
Variabel
Independen
Konstanta
DER
EPS
PER
PBV
Koefisien
-0.287402
-0.131912
0.001814
-0.000915
0.272802
t-Statistic
-1.331296
-0.697948
2.308754
-0.555872
4.038471
Prob.
0.1878
0.4877
0.0242
0.5802
0.0001
Keterangan
Non signifikan
Non signifikan
Signifikan
Non signifikan
Signifikan
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 5
Interpretasi dari hasil estimasi diatas yaitu:
1. Debt to Equity ratio (DER)
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan diperoleh nilai t-statistik yang
bertanda negatif sebesar -0.697948dengan nilai probability sebesar 0.4877.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai probability t-stat variabel
DER lebih besar dari � (0.4877> 0.05) sehingga Ho diterima. Ini berarti
variabel DER secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
return saham perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI pada tingkat
kepercayaan 95%.
Universitas Sumatera Utara
2. Earning Per Share (EPS)
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan diperoleh nilai t-statistik yang
bertanda positif sebesar 2.308754dengan nilai probability sebesar0.0242.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai probability t-stat variabel
EPS lebih kecil dari � (0.0242< 0.05) sehingga Ha diterima. Ini berarti
variabel EPS secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI pada tingkat
kepercayaan 95%.
3. Price Earning Ratio (PER)
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan diperoleh nilai t-statistik yang
bertanda negatif sebesar -0.555872dengan nilai probability sebesar0.5802.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai probability t-stat variabel
PER lebih besar dari � (0.5802> 0.05) sehingga Ho diterima. Ini berarti
variabel PER secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
return saham perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI pada tingkat
kepercayaan 95%.
4. Price to Book Value (PBV)
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan diperoleh nilai t-statistik yang
bertanda positif sebesar 4.038471dengan nilai probability sebesar0.0001.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai probability t-stat variabel
PBV lebih kecil dari � (0.0001> 0.05) sehingga Ha diterima. Ini berarti
variabel PBV secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
returnsaham perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI pada tingkat
kepercayaan 95%.
4.6
Analisis Pembahasan
4.6.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
Debt to Equity Ratio selama periode penelitian secara parsial berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap return saham atau dengan kata lain H1 ditolak. Hasil
peneitian ini didukung oleh penelitian Nathaniel (2008) yang meneliti pengaruh
Debt to Equity Ratio terhadap return saham pada perusahaan sektor properti
menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap
terhadap
return
saham.
Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
meningkatnyaDebt to Equity Ratiotidak secara signifikan dapat meningkatkan
return saham yang diperoleh. Artinya, semakin meningkatnya Debt to Equity
Ratio menunjukkan semakin besarnya hutang perusahaan dan ketergantungan
perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) sehingga menyebabkan tingginya
tingkat resiko perusahaan. Hal tersebut menyebabkan investor cenderung untuk
tidak menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga permintaan
terhadap saham perusahaan tersebut akan mengalami penurunan yang berakibat
pada penurunan harga saham yang selanjutnya akan berdampak pada penurunan
return saham.
Beberapa peneliti yang melakukan penelitian di perusahaan selain sektor
properti mengatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Hasil penelitian Anisa (2015) menyatakan bahwa variabel Debt to
Universitas Sumatera Utara
Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
(return) saham, selanjtnya hasil penelitian Christanty (2009) dan Arista(2012)
menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pendapatan (return) saham.
Hasil penelitian yang menyatakan Debt to Equity Ratio signifikan atau
tidak signifikan terhadap return saham disebabkan karena perbedaan sampel yang
digunakan dalam penelitian.
4.6.2 Pengaruh Earning Per Share terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
Earning Per Share selama periode penelitian secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham atau dengan kata lain H2 diterima. Hal ini
mengindikasikan bahwa meningkatnya Earning Per share dapat meningkatkan
return saham. Ini berarti, jika Earning Per share perusahaan sektor properti
meningkat, maka semakin besar laba yang akan dibagikan kepada pemegang
saham. Dengan besarnya laba yang diperoleh menunjukkan tingkat resiko yang
diterima pemegang saham juga kecil sehingga menarik perhatian investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan sektor properti. Hal tersebut akan
meningkatkan harga saham dan return saham yang diperoleh juga akan
meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
christanty (2009) dan savitri (2012) yang menyatakan bahwa variabel Earning
Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap return sahamdan bertolak
belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nathaniel (2008) dan Arista
Universitas Sumatera Utara
(2012) yang menyatakan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (return) saham.
4.6.3 Pengaruh Price Earning Ratio terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
Price Earning Ratio selama periode penelitian berpengaruh negatif dan tidak
signifikan secara parsial atau dengan kata lain H3 ditolak. Hal ini
mengindikasikan apabila terjadi peningkatan Price Earning Ratio maka tidak
secara signifikan mampu meningkatkan return saham yang diperoleh. Artinya,
jika Price Earning Ratio suatu perusahaan tinggi maka memungkinkan
pertumbuhan laba perusahaan yang semakin tinggi sehingga resiko yang diperoleh
semakin kecil. Hal tersebut menyebabkan permintaan terhadap saham perusahaan
meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan harga saham. Akan tetapi, apabila
Price Earning Ratio terlau tinggi akan mengindikasikan harga saham yang
ditawarkan terlalu tinggi atau tidak rasional sehingga investor tidak tertarik untuk
menanamkan modalnya di perusahaan tersebut karena kemungkinan harga saham
tersebut sudah mencapai puncaknya sehingga besar kemungkinan harga saham di
masa yang akan datang akan menurun. Akibatnya return saham yang diperoleh
akan menurun.
Hasil peneltian tesebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Anisa (2015) menyatakan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap pendapatan (return) saham dan menentang
penelitian Christanty (2009) dan Savitri (2012) yang menyatakan bahwa variabel
PriceEarning Ratio (PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
pendapatan (return) saham. Perbedaan dalam hasil penelitian disebabkan karena
adanya perbedaan sampel dan periode waktu yang digunakan dalam penelitian.
4.6.4 Pengaruh Price to Book Value terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
Price to Book Value selama periode penelitian berpengaruh positif dan signifikan
secara parsial atau dengan kata lain H4 diterima. Hal ini mengindikasikan apabila
Price to Book Value mengalami peningkatan maka secara signifikan dapat
meningkatkan return saham yang diperoleh. Ini berarti, semakin tinggi rasio Price
to Book Value perusahaan sektor properti maka semakin baik prospek perusahaan
tersebut. Jika prospek perusahaan baik maka semakin kecil resiko yang diterima
pemegang saham sehingga akan meningkatkan harga saham dan return saham
yang diperoleh.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Nathaniel (2008) dan Arista (2012) yang menunjukkan bahwa variabel Price to
Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
(return) saham dan bertolak belakang dengan penelitian Anisa (2015) yang
menunjukkan bahwa Variabel Price to Book Value (PBV) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap pendapatan (return) saham.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap return saham.
2. Variabel Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham.
3. Variabel Price Earning Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap return saham.
4. Variabel Price to Book Value berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham.
Nilai koefisien determinasi (�2 ) sebesar 0.427639, ini berarti secara
keseluruhan variabel Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price Earning
Ratio, dan Price to Book Value mampu menjelaskan variabel return saham
sebesar 42,76% dan sisanya sebesar 57,24% dijelaskan oleh variabel lain di luar
penelitian.
b.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan
beberapa masukan untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah sampel
penelitian dengan periode yang lebih panjang agar diperoleh hasil yang
lebih jelas.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel penelitian
yang mempengaruhi return saham seperti Net Profit Margin, Dividen
Payout Ratio, Return On Asset dan lain sebagainya.
3. Untuk perusahaan disarankan untuk memperhatikan pergerakan
Earning Per Sharedan Price to Book Value karena kenaikan atau
penurunan Earning Per Share dan Price to Book Value mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji hipotesis. Oleh karena itu,
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian
yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis hubungan suatu
variabel dengan variabel lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang
signifikan antara Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio,
dan Price to Book Value terhadap pendapatan (return) saham pada perusahaan
sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia dengan tahun
pengamatan perusahaan dari tahun 2011 sampai tahun 2015 dengan cara
mengunjungi website www.idx.co.id. Waktu penelitian yang dilakukan dimulai
dari bulan November 2016 sampai bulan Januari 2017.
3.3
Batasan Operasional
Penelitian ini memiliki batasan agar pokok penelitian yang diteliti tidak
melebar dari yang sudah ditentukan. Untuk itu peneliti menetapkan batasan
operasional sebagai berikut:
1. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan sektor properti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
2. Penelitian ini menggunakan data yang dipublikasikan oleh laporan keuangan
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2015.
3. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel independen meliputi Debt to Equity Ratio, Earning Per Share,
Price Earning Ratio, dan Price to Book Value.
b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pendapatan (return)
Saham.
3.4
Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran
Berikut ini adalah defenisi operasional dari variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham
merupakan perbandingan antara selisih closing price pada periode sekarang (t)
dan closing price pada periode sebelumnya (t-1) dengan closing price pada
periode sebelumnya (t-1). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
rasio dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus yang digunakan
sebagai berikut:
������ =
�� − ��−�
��−�
2. Variabel Independen
1. Debt to Equity Ratio (DER)
Merupakan rasio perbandingan antara total hutang dengan total modal
sendiri (ekuitas). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio
Universitas Sumatera Utara
dengan satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus Debt to Equity Ratio
sebagai berikut:
��� =
����� �����
����� �������
2. Earning Per Share (EPS)
Merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan jumlah saham
yang beredar. Variabel ini dinyatakan dalam bentuk skala rasio dengan
satuan ukur adalah rupiah (Rp). Rumus Earning Per Share sebagai
berikut:
��� =
���� ������
������ ����� �������
3. Price Earning Ratio (PER)
Merupakan rasio perbandingan antara harga saham dengan laba per lembar
saham. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan
satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus Price Earning Ratio sebagai
berikut:
��� =
4. Price to Book Value (PBV)
����� �����
���
Merupakan rasio perbandingan antara harga saham dengan nilai buku
saham. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan
satuan ukurannya adalah persen (%). Rumus Price to Book Value sebagai
berikut:
��� =
����� �����
����� ���� �����
Universitas Sumatera Utara
3.5
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor properti sebanyak
53 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2015.Dari
populasi tersebut, penelitian ini akan menggunakan sebagian perusahaan untuk
dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Dalam teknik ini, sampel harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Perusahaan sektor properti yang secara konsisten terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2011 – 2015.
2. Perusahaan tersebut selalu menyajikan laporan keuangan dan memiliki
kelengkapan data selama periode 2011 - 2015.
Jumlah populasi pada perusahaan properti yang memenuhi kriteria untuk
dijadikan sampel adalah sebanyak 17 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011 – 2015.Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No
Kode Perusahaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
APLN
ASRI
BAPA
BKDP
BSDE
CTRA
CTRP
CTRS
COWL
SCBD
Nama Perusahaan
Agung Podomoro Land Tbk.
Alam Sutera Realty Tbk.
Bekasi Asri Pemula Tbk.
Bukit Darmo Property Tbk.
Bumi Serpong Damai Tbk.
Ciputra Development Tbk.
Ciputra Property Tbk.
Ciputra Surya Tbk.
Cowell Development Tbk.
Danayasa Arthatama Tbk.
Universitas Sumatera Utara
11
12
13
14
15
16
17
DART
DUTI
DILD
PWON
RBMS
BKSL
SMRA
Duta Anggada Realty Tbk.
Duta Pertiwi Tbk.
Intiland Development Tbk.
Pakuwon Jati Tbk.
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
Sentul City Tbk.
Summarecon Agung Tbk.
Sumber: hasil data olahan, lampiran 1
3.6
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data time series untuk variabel return saham serta data tentang kinerja keuangan
perusahaan sektor properti yang menjadi sampel berupa data Debt to EquityRatio
(DER), Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price to
BookValue (PBV). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
Indonesian StockExchange (IDX) Yearly
Statistic yang dipublikasikan oleh
website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Periodesasi data
menggunakan data tahunan periode 2011 sampai dengan 2015.
3.7
Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder dan sampel
yang digunakan dengan metode purposive sampling, maka metode pengumpulan
data digunakan dengan teknik dokumentasi yang didasarkan pada laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh website Bursa Efek Indonesia periode tahun
2011-2015. Data return saham diperoleh dengan perhitungan menggunakan rumus
dari data harga saham pada Indonesian Stock Exchange Yearly Statistic,
sedangkan data DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earning per Share), PER
(Price Earning Ratio), dan PBV (Price to Book Value) diperoleh dengan cara
Universitas Sumatera Utara
mengutip secara langsung dari Indonesian Stock Exchange Yearly Statistic pada
saham‐saham perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2011-2015.
3.8
Teknik Analisis Data
Analisis data yaitu proses yang berkaitan dengan pengujian data dengan
menggunakan teknik statistik tertentu, dimana hasil dari pengujian tersebut
digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan (Erlina, 2011).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kuantitatif yang diolah dengan menggunakan EVIEWS. Teknik ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independen
terhadap variabel
depend en secara bersama-sama maupun parsial. Model analisis yang digunakan
adalah model analisis regresi data panel. Data panel adalah gabungan antar data
runtut waktu (time series) dengan data silang (cross section).
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan metode data panel (Gujarati
dan Porter, 2012:237) , yaitu:
1. Teknik estimasi data panel dapat mengatasi heterogenitas secara eksplisit
dengan memberikan variabel spesifik – subjek. Subjek tersebut mencakup unitunit mikro seperti individu, perusahan, negara bagian (state), dan negara
(country).
2. Dengan menggabungkan antara observasi time-series dan cross-section, data
panel memberi “lebih banyak informasi, lebih banyak variasi, sedikit
kolinearitas antar variabel, lebih banyak degree of freedom, dan lebih efisien.
Universitas Sumatera Utara
3. Dengan mempelajari observasi cross-section yang berulang-ulang, data panel
paling cocok untuk mempelajari dinamika perubahan.
4. Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang secara
sederhana tidak bisa dilihat pada data cross-section murni atau time-series
murni.
5. Data panel memudahkan untuk mempelajari model perilaku yang rumit.
6. Data panel dapat meminimumkan bias yang bisa terjadi jika kita mengagregasi
individu-individu atau perusahaan-perusahaan ke dalam agregasi besar.
Persaman regresi dengan data panel adalah sebagai berikut:
��� = � + �� � ��� + �� � ��� + �� � ��� + �� � ��� + ���
Keterangan:
Y
α
β1 , β2, β3, β4
X1
X2
X3
X4
e
= Pendapatan (return) saham
= Intercept
= Koefisien regresi
= Debt to Equity Ratio (DER)
= Earning Per Share (EPS)
= Price Earning Ratio (PER)
= Price to Book Value (PBV)
= error term
Terdapat dua tipe permodelan dalam mengestimasi data panel, yaitu: 1)
Model Efek Tetap : Fixed Effect Model (FEM), dan 2) Model Efek Random :
Random Effect Model (REM).
3.8.1 Analisis Regresi Data Panel
3.8.1.1 Uji Hausman (Pemilihan Model Regresi Data Panel)
Uji Hausman dapat didefinisikan sebagai pengujian statistik untuk
memilih apakah Fixed Effect Model atau Random Effect Model yang paling tepat
digunakan. Pengujian uji Hausman dilakukan dengan hipotesis berikut:
Universitas Sumatera Utara
H0
: Random Effect Model
H1
: Fixed Effect Model
Uji Hausman akan mengikuti distribusi chi-squares sebagai berikut:
�
� = ����(�) − ��
Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi Statistic chi squares dengan
degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen.
Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kristisnya atau hasil dari
Hausman test nya signifikan, maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah Fixed
Effect Model, sedangkan bila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya
atau hasil dari Hausman test nya tidak signifikan, maka H0 diterima dan model
yang tepat adalah Random Effect Model.
3.8.1.2 Model Efek Tetap : Fixed Effect Model (FEM)
Fixed Effect Model memperkenankan heterogenitas antar subjek dengan
memberi setiap entitas nilai intersep tersendiri. Dalam model ini, slope koefisien
tetap antar individu dan antar waktu.
Teknik fixed effect model adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk mengungkap adanya perbedaan intersep.
Variabel dummy digunakan sebagai variabel bebas. Persamaan Fixed Effect
Model dengan variabel dummy:
��� = �� + �� ���� + �� ���� + �� ���� + �� ���� + ⋯ + �� ���� + ���
Dimana:
���� = Variabel dummy
Universitas Sumatera Utara
Model FEM digunakan apabila data panel yang dimiliki mempunyai
jumlah waktu (time-series) lebih besar dibanding jumlah individu (cross-section).
3.8.1.3 Model Efek Random : Random Effect Model (REM)
Pada Fixed Effect Model perbedaan antar individu dan antar waktu
dicerminkan melalui intercept, sedangkan pada Random Effect Model perbedaan
antar individu dan antar waktu dicerminkan melalui error. Model REM digunakan
apabila data panel mempunyai jumlah waktu (time series) yang digunakan lebih
kecil dibanding jumlah individu (cross-section).
Persamaan Random Effect Model:
��� = � + ���� + ��� ;
��� = ��� + ��� + ���
Dimana:
= Variabel terikat untuk perusahaan ke-i dan waktu ke-t
���
= Variabel bebas untuk perusahaan ke-i dan waktu ke-t
���
= Komponen error cross-section
���
= Komponen error time-series
���
= Komponen error gabungan
���
3.8.2 Pengujian Hipotesis
3.8.2.1 Koefisien Determinasi (�� )
Koefisien
determinasi
R2 pada
intinya
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya
koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 . Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).
Universitas Sumatera Utara
3.8.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara simultan atau bersama-sama. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut :
1. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
2. Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
Penentuan besarnya F hitung menggunakan rumus :
������� =
Keterangan :
R
= Koefisien determinan
n
= Jumlah observasi
k
= Jumlah variabel
�� /(� − �)
(� − �� )(� − �)
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :
1. Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung < F tabel. Artinya variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung > F tabel. Artinya variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
Hasil uji signifikansi F dapat dilihat berdasarkan nilai p-value (sig), yaitu:
1. Jika nilai sig. F-stat > 0.05 maka Ho diterima
2. Jika nilai sig. F-stat < 0.05 maka Ho ditolak
Universitas Sumatera Utara
3.8.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut:
1. Ho = b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
2. Ho = b1 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Untuk menilai t hitung digunakan rumus :
������� =
��������� ������� ��
������� ������� ��
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :
1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel. Artinya variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung > t tabel. Artinya variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil uji signifikansi parsial (uji t) dapat dilihat melalui nilai signifikansi,
yaitu:
1. Jika nilai sig. t-stat > 0.05, maka Ho diterima
2. Jika nilai sig. t-stat < 0.05, maka Ho ditolak
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PENELITIAN
4.1
Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan objek penelitian
pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2015. Melalui tahap purposive sampling, diperoleh 17 perusahaan sektor
properti yang dijadikan sampel dan time series 5 tahun sehingga jumlah observasi
sebanyak 85 data. Variabel independen yang digunakan yaitu Debt to Equity Ratio
(DER), Earning Per Share (EPS), Price Earing Ratio (PER) dan Price to Book
Value (PBV). Variabel dependen yang digunakan yaitu Pendapatan (return)
saham.
4.2
Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan
informasi mengenai variabel-variabel penelitian seperti Debt to Equity Ratio
(DER) , Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Price to Book
Value (PBV), dan return saham. Analisis statistik deskriptif memberikan suatu
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai mean, nilai median, nilai
minimum, nilai maksimum dan standar deviasi dari masing-masing variabel
penelitian. Hasil analisis deskriptif yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1
Analisis Deskriptif
Return
DER
EPS
PER
PBV
Mean
0.17
0,85
70,12
21,58
1,70
Median
0.13
0,74
42,00
14,80
1,42
Maximum
2.25
2,27
515,00
214,60
5,92
Minimum
-0.62
0,08
-43,00
-25,15
0,13
Std. Dev.
0.445417
0,526036
96,65777
32,51196
1,182107
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 3
Dari tabel di atas masing-masing variabel dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. VariabelReturn saham
Pada tabel di atas dinyatakan nilai meanReturn saham sebesar 0,17 dengan
nilai standar deviasi sebesar 0,445417. Nilai maksimum Return saham sebesar
2,25 dimiliki oleh perusahaan Duta Anggada Realty Tbk.pada tahun 2012.
Sedangkan nilai minimum sebesar -0,62 dimiliki oleh perusahaan Intiland
Development Tbk. pada tahun 2011. Nilai rata-rata (mean) return saham
perusahaan sektor properti tahun 2011-2015 lebih kecil dibandingkan nilai
standar deviasinya. Hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran data tidak
normal.
2. Variabel Debt to Equity Ratio (DER)
Tabel diatas menyatakan nilai mean Debt to Equity Ratio sebesar 0,85 dengan
nilai standar deviasinya sebesar0,526036. Nilai DER maksimum sebesar 2,27
dimiliki oleh perusahaan Summarecon Agung Tbk. pada tahun 2011.
Sedangkan nilai DER minimum sebesar 0,08 dimiliki oleh perusahaan Ristia
Bintang Mahkotasejati Tbk. pada tahun 2011 dan 2012. Nilai rata rata Debt to
Universitas Sumatera Utara
Equity Ratio lebih besar dibandingkan nilai standar deviasinya. Hal ini
menyatakan bahwa penyebaran data normal.
3. Variabel Earning Per Share (EPS)
Tabel 4.1 menyatakan bahwa nilai rata rata EPS sebesar 70,12 dengan nilai
standar deviasi sebesar 96,65777. Nilai EPS tertinggi sebesar 515 dimiliki
oleh perusahaan Danayasa Arthatama Tbk. Pada taun 2013. Nilai EPS
terendah sebesar -43 dimiliki oleh perusahaan Ristia Bintang Mahkotasejati
Tbk. pada tahun 2013. Nilai rata rata EPS pada 17 perusahaan sektor properti
lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasinya. Hal ini mengindikasikan
bahwa penyebaran data tidak normal.
4. Variabel Price Earning Ratio (PER)
Berdasarkan tabel 4.1, nilai mean Price Earning Ratio sebesar 21,58 dengan
nilai standar deviasi sebesar 32,51196. Nilai maksimum PER sebesar 214,60
dimiliki oleh perusahaan Danayasa Arthatama Tbk. pada tahun 2014 dan nilai
minimum PER sebesar -25,15 dimiliki oleh perusahaan Bukit Darmo Property
Tbk. pada tahun 2015. Nilai mean Price Earning Ratio (PER) lebih kecil dari
standar deviasi menunjukkan bahwa penyebaran data tidak normal.
5. Variabel Price to Book Value (PBV)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai mean PBV sebesar 1,70 dengan nilai
standar deviasi sebesar 1,182107. Nilai maksimum PBV sebesar 5,92 dimiliki
oleh Pakuwon Jati Tbk. pada tahun 2012 dan nilai minimum sebesar 0,13
dimiliki oleh perusahaan Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. pada tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
Nilai rata-rata PBV lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi menyatakan
bahwa penyebaran data normal.
4.3
Uji Hausman
Uji Hausman dapat didefinisikan sebagai pengujian statistik untuk memilih
apakah Fixed Effect Model atau Random Effect Model yang paling tepat
digunakan. Hasil uji Hausman dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Uji Hausman
Test Summary
Chi-Square
Statistic
Chi-Square
tabel
Prob.
Cross-section random
11.265825
4
0.0237
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 4
Berdasarkan tabel hasil uji Hausman diatas menunjukkan bahwa nilai
probabilitas
Chi − Square statistik lebih
besar
daripada
Chi −
Squaretabel (11.265825> 4) dan nilai probabilitas Cross-section random sebesar
0.0237< 0.05, maka H0 ditolak sehingga model estimasi yang digunakan adalah
Fixed Effect Model.
4.4
Hasil EstimasiFixed Effect Model (FEM)
Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan metode Fixed Effect
Model (FEM) pada program Eviews, maka dihasilkan model persamaan regresi
data panel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3
Koefisien Variabel
Variabel
C
DER
EPS
PER
PBV
Coefficient
-0.287402
-0.131912
0.001814
-0.000915
0.272802
Std. Error
0.215881
0.189000
0.000786
0.001646
0.067551
t-Statistic
-1.331296
-0.697948
2.308754
-0.555872
4.038471
Prob.
0.1878
0.4877
0.0242
0.5802
0.0001
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 5
Berdasarkan hasil estimasi diatas, diperoleh persamaan regresi data panel
sebagai berikut:
Y it = -0.287402 – 0.131912DER it + 0.001814EPS it - 0.000915PER it +
0.272802PBV it + е it
Interpretasi dari hasil estimasi diatas yaitu:
1.
Konstanta
Berdasarkan hasil estimasi diketahui koefisien konstanta sebesar -0.287402.
Hal ini berarti apabila variabel bebas bernilai konstan maka return sahamakan
menurun sebesar 0.287402, ceterisparibus. Signifikansi yang diperoleh
sebesar0.1878>0.05, maka konstanta tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan hasil estimasi diketahui bahwa koefisien variabel Debt to Equity
Ratio sebesar -0.131912. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity
Ratio mempunyai pengaruh yang negatif terhadap return saham. Hal ini
berarti apabila Debt to Equity Ratio mengalami peningkatan 1 satuan maka
akan terjadi penurunan return saham 0.131912satuan. Signifikansi yang
diperoleh sebesar 0.4877>0.05, makaDebt to Equity Ratiotidak berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan Nathaniel (2008) yang menyatakan bahwa variabel Debt to
Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Artinya, meningkat atau menurunnya debt to Equity Ratio tidak
secara
signifikan dapat meningkatkan atau menurunkan return saham yang diperoleh.
3. Earning Per Share (EPS)
Hasil estimasi diatas menyatakan bahwa koefisien variabel Earning Per Share
0.001814satuan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Earning Per Share
mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham. ini berarti apabila
Earning Per Share mengalami peningkatan 1 satuan maka akan terjadi
peningkatan return saham 0.001814satuan. Signifikansi yang diperoleh
sebesar 0.0242< 0.05, maka Earning Per Share berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Christanty (2009) dan Savitri (2012) yang menyatakan bahwa
variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Artinya, jika Earning Per Share mengalami peningkatan maka return
saham yang diperoleh juga akan meningkat.
4. Price Earning Ratio (PER)
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh maka dapat diketahui koefisien
variabel Price Earning Ratio sebesar -0.000915. Hal ini menunjukkan bahwa
bahwa variabel Price Earning Ratio mempunyai pengaruh yang negatif
terhadap return saham. Ini berarti apabila Price Earning Ratio mengalami
peningkatan 1 satuan maka akan terjadi penurunan return saham 0.001666
Universitas Sumatera Utara
satuan. Signifikansi yang diperoleh sebesar 0.5802> 0.05, maka Price Earning
Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian
tersebut didukung olehAnisa (2015) yang menyatakan bahwa variabel Price
Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
(return) saham. Artinya, meningkat atau menurunnya Price Earning Ratio
tidak secara signifikan mampu meningkatkan atau menurunkan retrun saham.
5.
Price to Book Value (PBV)
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh dapat diketahui koefisien varibel
Price to Book Value sebesar 0.272802. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
Price to Book Value mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. Ini
berarti apabila Price to Book Value mengalami peningkatan 1 satuan maka
akan terjadi peningkatan return saham 0.272802satuan. Signifikansi yang
diperoleh sebesar 0.0001< 0.05, maka Price to Book Value berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nathaniel (2008) dan Arista (2012)
menunjukkan bahwa variabel Price to Book Value (PBV)
berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Artinya, meningkatnya Price to Book
Value secara signifikan dapat meningkatkan return saham.
4.5
Pengujian Hipotesis
4.5.1 Koefisisen determinasi
Hasil estimasi koefisisen determinasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4
Koefisien Determinasi
Variabel Independen
Variabel Dependen
R-square
DER, EPS, PER, PBV
Return
0.427639
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 5
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh dengan menggunakan program
eviews, dihasilkan nilai koefisien determinasi (�2 ) sebesar 0.427639, ini berarti
secara keseluruhan variabel Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price
Earning Ratio, dan Price to Book Value mampu menjelaskan variabel return
saham sebesar 42,76% dan sisanya sebesar 57,24% dijelaskan oleh variabel lain di
luar penelitian.
4.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji signifikansi Simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel Independen ( DER, EPS, PER, dan PBV) terhadap variabel dependen
(return saham) secara bersama-sama atau simultan. Hasil estimasi uji signifikansi
simultan (Uji F) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Signifikansi Simultan
Variabel
Independen
DER, EPS,
PER, PBV
Variabel
Dependen
Return
F
Hitung
2.39
Sig.
F
0.004479
Keterangan
Signifikan
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 5
Berdasarkan hasil estimasi diatas dapat diketahui nilai F hitung sebesar
2,39 dan nilai signifikansi sebesar 0.004479. Dengan demikian dapat disimpulkan
nilai signifikansi F lebih kecil dari alpha 5% (0.004479< 0.05), maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang berarti variabel independen (DER, EPS, PER, dan PBV)
Universitas Sumatera Utara
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
(return saham) pada tingkat kepercayaan 95%.
4.5.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel Independen ( DER, EPS, PER, dan PBV) terhadap variabel dependen
(return saham) secara parsial. Hasil estimasi uji signifikansi parsial (Uji t) dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Signifikansi Parsial
Variabel
Independen
Konstanta
DER
EPS
PER
PBV
Koefisien
-0.287402
-0.131912
0.001814
-0.000915
0.272802
t-Statistic
-1.331296
-0.697948
2.308754
-0.555872
4.038471
Prob.
0.1878
0.4877
0.0242
0.5802
0.0001
Keterangan
Non signifikan
Non signifikan
Signifikan
Non signifikan
Signifikan
Sumber: Hasil Olahan Data Eviews, Lampiran 5
Interpretasi dari hasil estimasi diatas yaitu:
1. Debt to Equity ratio (DER)
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan diperoleh nilai t-statistik yang
bertanda negatif sebesar -0.697948dengan nilai probability sebesar 0.4877.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai probability t-stat variabel
DER lebih besar dari � (0.4877> 0.05) sehingga Ho diterima. Ini berarti
variabel DER secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
return saham perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI pada tingkat
kepercayaan 95%.
Universitas Sumatera Utara
2. Earning Per Share (EPS)
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan diperoleh nilai t-statistik yang
bertanda positif sebesar 2.308754dengan nilai probability sebesar0.0242.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai probability t-stat variabel
EPS lebih kecil dari � (0.0242< 0.05) sehingga Ha diterima. Ini berarti
variabel EPS secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI pada tingkat
kepercayaan 95%.
3. Price Earning Ratio (PER)
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan diperoleh nilai t-statistik yang
bertanda negatif sebesar -0.555872dengan nilai probability sebesar0.5802.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai probability t-stat variabel
PER lebih besar dari � (0.5802> 0.05) sehingga Ho diterima. Ini berarti
variabel PER secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
return saham perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI pada tingkat
kepercayaan 95%.
4. Price to Book Value (PBV)
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan diperoleh nilai t-statistik yang
bertanda positif sebesar 4.038471dengan nilai probability sebesar0.0001.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai probability t-stat variabel
PBV lebih kecil dari � (0.0001> 0.05) sehingga Ha diterima. Ini berarti
variabel PBV secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
returnsaham perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI pada tingkat
kepercayaan 95%.
4.6
Analisis Pembahasan
4.6.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
Debt to Equity Ratio selama periode penelitian secara parsial berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap return saham atau dengan kata lain H1 ditolak. Hasil
peneitian ini didukung oleh penelitian Nathaniel (2008) yang meneliti pengaruh
Debt to Equity Ratio terhadap return saham pada perusahaan sektor properti
menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap
terhadap
return
saham.
Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
meningkatnyaDebt to Equity Ratiotidak secara signifikan dapat meningkatkan
return saham yang diperoleh. Artinya, semakin meningkatnya Debt to Equity
Ratio menunjukkan semakin besarnya hutang perusahaan dan ketergantungan
perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) sehingga menyebabkan tingginya
tingkat resiko perusahaan. Hal tersebut menyebabkan investor cenderung untuk
tidak menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga permintaan
terhadap saham perusahaan tersebut akan mengalami penurunan yang berakibat
pada penurunan harga saham yang selanjutnya akan berdampak pada penurunan
return saham.
Beberapa peneliti yang melakukan penelitian di perusahaan selain sektor
properti mengatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Hasil penelitian Anisa (2015) menyatakan bahwa variabel Debt to
Universitas Sumatera Utara
Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
(return) saham, selanjtnya hasil penelitian Christanty (2009) dan Arista(2012)
menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pendapatan (return) saham.
Hasil penelitian yang menyatakan Debt to Equity Ratio signifikan atau
tidak signifikan terhadap return saham disebabkan karena perbedaan sampel yang
digunakan dalam penelitian.
4.6.2 Pengaruh Earning Per Share terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
Earning Per Share selama periode penelitian secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham atau dengan kata lain H2 diterima. Hal ini
mengindikasikan bahwa meningkatnya Earning Per share dapat meningkatkan
return saham. Ini berarti, jika Earning Per share perusahaan sektor properti
meningkat, maka semakin besar laba yang akan dibagikan kepada pemegang
saham. Dengan besarnya laba yang diperoleh menunjukkan tingkat resiko yang
diterima pemegang saham juga kecil sehingga menarik perhatian investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan sektor properti. Hal tersebut akan
meningkatkan harga saham dan return saham yang diperoleh juga akan
meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
christanty (2009) dan savitri (2012) yang menyatakan bahwa variabel Earning
Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap return sahamdan bertolak
belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nathaniel (2008) dan Arista
Universitas Sumatera Utara
(2012) yang menyatakan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (return) saham.
4.6.3 Pengaruh Price Earning Ratio terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
Price Earning Ratio selama periode penelitian berpengaruh negatif dan tidak
signifikan secara parsial atau dengan kata lain H3 ditolak. Hal ini
mengindikasikan apabila terjadi peningkatan Price Earning Ratio maka tidak
secara signifikan mampu meningkatkan return saham yang diperoleh. Artinya,
jika Price Earning Ratio suatu perusahaan tinggi maka memungkinkan
pertumbuhan laba perusahaan yang semakin tinggi sehingga resiko yang diperoleh
semakin kecil. Hal tersebut menyebabkan permintaan terhadap saham perusahaan
meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan harga saham. Akan tetapi, apabila
Price Earning Ratio terlau tinggi akan mengindikasikan harga saham yang
ditawarkan terlalu tinggi atau tidak rasional sehingga investor tidak tertarik untuk
menanamkan modalnya di perusahaan tersebut karena kemungkinan harga saham
tersebut sudah mencapai puncaknya sehingga besar kemungkinan harga saham di
masa yang akan datang akan menurun. Akibatnya return saham yang diperoleh
akan menurun.
Hasil peneltian tesebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Anisa (2015) menyatakan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap pendapatan (return) saham dan menentang
penelitian Christanty (2009) dan Savitri (2012) yang menyatakan bahwa variabel
PriceEarning Ratio (PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
pendapatan (return) saham. Perbedaan dalam hasil penelitian disebabkan karena
adanya perbedaan sampel dan periode waktu yang digunakan dalam penelitian.
4.6.4 Pengaruh Price to Book Value terhadap return saham
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
Price to Book Value selama periode penelitian berpengaruh positif dan signifikan
secara parsial atau dengan kata lain H4 diterima. Hal ini mengindikasikan apabila
Price to Book Value mengalami peningkatan maka secara signifikan dapat
meningkatkan return saham yang diperoleh. Ini berarti, semakin tinggi rasio Price
to Book Value perusahaan sektor properti maka semakin baik prospek perusahaan
tersebut. Jika prospek perusahaan baik maka semakin kecil resiko yang diterima
pemegang saham sehingga akan meningkatkan harga saham dan return saham
yang diperoleh.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Nathaniel (2008) dan Arista (2012) yang menunjukkan bahwa variabel Price to
Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
(return) saham dan bertolak belakang dengan penelitian Anisa (2015) yang
menunjukkan bahwa Variabel Price to Book Value (PBV) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap pendapatan (return) saham.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap return saham.
2. Variabel Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham.
3. Variabel Price Earning Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap return saham.
4. Variabel Price to Book Value berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham.
Nilai koefisien determinasi (�2 ) sebesar 0.427639, ini berarti secara
keseluruhan variabel Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price Earning
Ratio, dan Price to Book Value mampu menjelaskan variabel return saham
sebesar 42,76% dan sisanya sebesar 57,24% dijelaskan oleh variabel lain di luar
penelitian.
b.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan
beberapa masukan untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah sampel
penelitian dengan periode yang lebih panjang agar diperoleh hasil yang
lebih jelas.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel penelitian
yang mempengaruhi return saham seperti Net Profit Margin, Dividen
Payout Ratio, Return On Asset dan lain sebagainya.
3. Untuk perusahaan disarankan untuk memperhatikan pergerakan
Earning Per Sharedan Price to Book Value karena kenaikan atau
penurunan Earning Per Share dan Price to Book Value mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara