NTP modul 7 auditriskandmateriality rev sept2016 2018

8

PEMERIKSAAN AKUTANSI

MATERIALITY AND AUDIT RISK
YULAZRI M.AK., CA., CPA
FAK EKONOMI & BISNIS

VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA
UNGGUL

Materi Sebelum UTS
PENGANTAR AUDIT
AUDIT PROSES
TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT
BUKTI AUDIT
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
STANDAR AUDIT
LAPORAN AUDIT

Materi Setelah UTS

MATERIALITAS DAN AUDIT RISK
INTERNAL CONTROL
PENILAIAN IC DAN TEST IC
PERENCANAAN DAN AUDIT PROGRAM
KODE ETIK PROFESI
KEWAJIBAN HUKUM
DAMPAK TI PADA PROSES AUDIT

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
 Mahasiswa

memahami tahapan proses audit.

 Mahasiswa

memahami proses perencanaan a

udit.
 Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi dasa
r dari analisa laporan keuangan (analytical rev

iew)

Proses/tahapan
audit
previous
Plannin
g

Field
work

Reporti
ng

Risk
respon
d

Reporti
ng


new
Risk

Perencanaan
audit

Audit should be plan

Summary of General Standards
(before 2013)
10 Pernyataan standar
Generally Accepted Auditing Standards

General : 3

Field Work : 3

Reporting : 4


1. Adequate training1. Proper planning1. Statements prepared in
and proficiency
and supervision accordance with GAAP
2. Independence in 2. Internal control2. Circumstances when
mental attitude
understanding
GAAP not followed
3. Due professional 3. Sufficient
3. Adequacy of disclosures
care
competent
4. Expression of opinion
evidence
on financial statements
9

Standar Audit

Prinsip
Umum dan

Tanggung
Jawab
SA 200
SA 210
SA 220
SA 230
SA 240
SA 250
SA 260
SA 265

Penilaia
n
Risiko
dan
Respons
terhadap
Risiko
yang
Dinilai


SA 300
SA 315
SA 320
SA 330
SA 402
SA 450

Bukti Audi
t
SA 500
SA 501
SA 505
SA 510
SA 520
SA 530
SA 540
SA 550

Penggunaa

n Hasil
Pekerjaa
n Pihak
Lain
SA 600
SA 610
SA 620

Kesimpul
an Audit
dan
Pelapora
n
SA 700

Area
Khusu
s
SA 800


SA 705

SA 805

SA 706

SA 810

SA 710
SA 720

SA 560
SA 570
SA 580

1
0

PENILAIAN RISIKO


Resiko audit
 Adalah

konsep dasar pertama yang mend
asari proses audit
 2 jenis resiko yang dihadapi auditor dalam
melaksanakan audit laporan keuangan yai
tu :
- risiko audit (audit risk) dan
- risiko penugasan atau perikatan (enga
gement risk)

Resiko audit
 Adalah

resiko yang timbul bahwa auditor
tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya
atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material


Resiko penugasan (engagement risk)


Adalah eksposur terhadap auditor untuk mengalami
kekalahan atau pencemaran praktek profesionalnya
karena ligitasi (tuntutan hukum), publisitas yang
buruk, dan peristiwa lain yang timbul dalam
hubungannya dengan laporan keuangan yang
diaudit dan dilaporkan

Jenis salah saji
Salah saji (mistatement) laporan keuangan :
 Selisih antara jumlah, klasifikasi atau penyajian
elemen Lap Keu
 Penghilangan elemen, akun, atau hal lainnya
 Penjelasan laporan keuangan tidak sesuai
 Penghilangan informasi yang disyaratkan untu
k dijelaskan sesuai dengan PABU


Penyebab Salah saji :
 Kekeliruan

(error)
 Kecurangan (fraud)

Error (kekeliruan)
 Kesalahan

dalam pengumpulan atau
pengolahan data yang menjadi sumber
penyusunan laporan keuangan
 Estimasi akuntansi yang tidak masuk
akal yang timbul dari kecerobohan atau
salah tafsir fakta
 Kekeliruan dalam penerapan akuntansi
yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi
atau pengungkapan

Fraud (kecurangan)
 Mencakup

salah saji yang disengaja,
dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis :
- Salah saji dari kecurangan dalam
laporan keuangan
- Salah saji yang timbul dari perlakuan
tidak semestinya terhadap aktiva

Fraud


Laporan keuangan :
- Manipulasi, pemalsuan atau penggantian catatan akuntansi atau

dokumen pendukung laporan keuangan
- Penyajian yang salah atau penghilangan yang disengaja dalam
laporan keuangan
- Penerapan yang salah disengaja atas penerapan prinsip akuntansi

Terhadap aktiva :
- Menggelapkan uang yang diterima
- Mencuri aset
- Menyebabkan entitas membayar barang atau jasa yang tidak
diterima

Perbedaan Error dan fraud

Apakah kesalahan tersebut
disengaja atau tidak

Audit Risk Model
AR=IR x CR x DR
AR = Audit Risk
IR = Inherent Risk
CR = Control Risk
DR = Detection Risk = SAR x SSR
SAR = Substantive Analysis Risk
SSR = Substantive Sampling Risk

Audit Risk Model
AR=IR x CR x DR
AR
DR =
IR x CR
resiko auditee

Audit Risk Model
AR=IR x CR x DR
AR = Audit Risk = 0.8 x 0.6 x 0.1 = 0.05
IR = Inherent Risk : 80%
CR = Control Risk : 60%
DR = Detection Risk : 10%

Audit Risk Model
AR

IR

CR

DR

Sangat rendah

Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Rendah

Tinggi

Sedang

Sedang

Tinggi

Rendah

Sedang

risk

IR

CR

DR

Audit risk
Inherent risk

Control risk

Fraud risk

Detection risk

Audit Risk Model
 AR

= audit risk / resiko audit = resiko aud
itor gagal memodifikasi pendapatnya ata
s laporan keuangan yang mengandung s
alah saji meterial

Inherent Risk (IR)

Resiko bawaan (kelemahan dari asersi
atas salah saji material diasumsikan
tidak ada pengendalian internal yang
terkait.

Control Risk (CR)

Resiko pengendalian, resiko salah saji
material yang dapat terjadi di suatu
asersi tidak akan dicegah atau
dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian internal.

Detection Risk (DR)

Resiko deteksi, resiko bahwa auditor
tidak dapat mendeteksi salah saji ma
terial yang ada dalam suatu asersi.

Use of the Audit Risk Model
1.

2.

3.

Menetapkan tingkat resiko yang
direncanakan.
Menentukan resiko bawaan dan resiko
pengendalian.
Menyelesaikan persamaan resiko audit
untuk tingkat resiko deteksi yang tepat.

Materiality (materialitas)
Adalah besarnya informasi akuntansi yang
apabila terjadi penghilangan atau salah saji,
dilihat dari keadaan yang melingkupinya
mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi
pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan atas informasi tersebut.

Tahapan penerapan materialitas
 Step

1: Menetapkan pertimbangan awal
materialitas.
 Step 2: Menentukan salah saji yang
dapat ditoleransi.
 Step 3: Memperkirakan kemungkinan
salah saji dan membandingkan dengan
materialitas.

Materialitas
Menetapkan pertimbangan awal
Pertimbangan awal materialitas:
Jumlah maksimum yang diyakini auditor bahwa
terdapat salah saji dalam laporan keuangan
dan masih tidak mempengaruhi pengambilan
keputusan pengguna
Materialitas merupakan konsep relatif bukan
mutlak

Dasar kuntitatif dalam menentukan
materialitas







Total aktiva
Total pendapatan
Laba bersih sebelum pajak
Laba bersih operasi yang berkelanjutan
Laba kotor
Rata-rata laba bersih sebelum pajak selama tiga
tahun
Dalam praktek biasa digunakan adalah 3 – 5% dari laba
bersih sebelum pajak

Materialitas
Berikut ini pedoman penentuan materialitas awal dalam kisaran
prosentase.
􀂃 Klien yang kondisi keuangan stabil: 5% - 10% dari laba bersih sebelum
pajak;
􀂃 Klien dengan kondisi keuangan tidak stabil atau break even: 0.5% - 1%
dari pendapatan;
􀂃 Klien dengan bisnis masih dalam tahap pengembangan: 0.5% - 1% dari
total aktiva;
􀂃 Klien yang mengalami kerugian berturut-turut dan mengalami masalah
likuiditas keuangan: 1% - 5% dari total ekuitas.

Planning materiality (rencana
materialitas)
 Materialitas

yang ditentukan dalam
pembuatan rencana
 Materialitas yang dihitung pada awal
perencanaan
 Perhitungan dengan menggunakan tabel

Perhitungan materialitas
Diketahui :
Total aktiva : USD 950,484,000
Total pendapatan : USD 925,000,000
Total aktiva > Total pendapatan
Gunakan tabel perhitungan materiality (panduan
AICPA)
Hitungan : 826,000,000 + ( 650,484,000 x 0,00145)
= 1,769,000

Salah saji yang dapat ditoleransi
(tolarable error = TE )
 TE

= Jumlah pertimbangan awal mengenai materialitas

yang dialokasikan ke akun-akun dalam dalam laporan
keuangan
 Salah

saji yang bisa diterima (tolerable
misstatement) ditetapkan sebesar 25% -75%
dari materialitas awal.
 TE = 50% atau 60% x planning materiality


Contoh : 50% x 1,769,000 = 885,000

Materialitas
Auditor mengambil keputusan berdasarkan
kepada tingkat meterialitas informasi
tersebut berpengaruh kepada pendapatnya
Jika informasi tersebut tidak material maka
akan diabaikan
Jika informasi tersebut material dan
mempengaruhi pendapatnya, maka
pendapat auditor akan berpengaruh

Tingkatan materialitas
Tidak material. Auditor dapat memberikan
Unqualified Opinion
Material. Keputusan tergantung kepada
informasi tersebut, jika laporan secara
keseluruhan adalah wajar, auditor memberikan
Qualified opinion
Sangat material. Auditor memberikan
pendapat tidak wajar atau tanpa pendapat

Hubungan antara materialitas
dan jenis opini
Tingkat
materialitas

Pengaruh terhadap
keputusan yang dibuat

Jenis opini

Tidak material

Tidak mempengaruhi keputusan
yang dibuat oleh pengguna laporan

Wajar tanpa syarat

material

Mempengaruhi keputusan
pengguna laporan hanya jika
informasi salah saji sangat penting
bagi keputusan tertentu,
Keseluruhan laporan keuangan
masih wajar

Wajar dengan
pengecualian

Sangat material

Sebagian besar atau seluruh
keputusan yang dibuat oleh
pengguna laporan sangat
dipengaruhi oleh kesalahan
penyajian tersebut

Tidak memberikan
pendapat (disclaimer)
atau pendapat tidak
wajar (adverse)

Penyimpangan dari laporan audit baku
Kondisi

Tidak
material

Material

Prinsip akuntansi tidak
diterapkan secara konsisten

Pendapat wajar tanpa
pengecualian

Pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan tambahan paragrap
penjelasan

Keraguan besar tentang
kelangsungan hidup entitas

Pendapat wajar tanpa
pengecualian

Pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan tambahan paragrap
penjelasan

Penyimpangan dari prinsip
akuntansi berterima umum atau
prinsip akuntansi lain yang
dapat dibenarkan

Pendapat wajar tanpa
pengecualian

Pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan tambahan paragrap
penjelasan

Penekanan atas suatu hal
(empasis of a matter)

Pendapat wajar tanpa
pengecualian

Pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan tambahan paragrap
penjelasan

Penggunaan hasil audit auditor
lain

Pendapat wajar tanpa
pengecualian

Pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan modifikasi kata-kata

Penyimpangan dari laporan audit baku
dengan tingkat materialitas berbeda
Kondisi

Material,
Berpengaruh
keseluruhan

Tidak
material

Material,
Tidak pengaruh
secara keseluruhan

Lingkup audit
dibatasi oleh
klien atas
keadaan

Pendapat wajar
tanpa pengecualian

Pengecualian pada
paragrap lingkup, paragrap
tambahan dan pendapat
wajar dengan pengecualian

Pendapat tidak
memberikan pendapat

Laporan
keuangan tidak
disusun sesuai
dengan PABU

Pendapat wajar
tanpa pengecualian

Paragraf dan pendapat
wajar dengan pengelualian

Pendapat tidak wajar

Auditor tidak
independen

Pendapat tidak
memberikan
pendapat, tanpa
mempertimbangkan
tingkat materialitas

Pendapat tidak
memberikan pendapat,
tanpa mempertimbangkan
tingkat materialitas

Pendapat tidak
memberikan pendapat,
tanpa
mempertimbangkan
tingkat materialitas