Pengaruh Market Timing Ability dan Stock Selection Skill terhadap Kinerja Reksa Dana Saham

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Reksa Dana
Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).
Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi. Definisi tersebut menjelaskan tiga hal yaitu, Pertama, adanya
dana yang dimiliki oleh masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan
dalam portofolio efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola manajer investasi.
Dengan demikian, dana yang dihimpun dalam reksa dana merupakan dana
bersama yang diinvestasikan oleh masyarakat pemodal. Sedangkan manajer
investasi adalah pihak yang dipercaya oleh masyarakat pemodal untuk mengelola
dana tersebut.
Reksa dana adalah sertifikat yang menyatakan bahwa pemiliknya
menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (Manajer Investasi), untuk
digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal. Dengan
demikian, membeli reksa dana dapat disamakan dengan menabung. Perbedaannya
adalah surat tanda menabung tidak dapat diperjualbelikan, sedangkan reksa dana
bisa diperjualbelikan. Reksa dana jenis open end bisa dijual kembali kepada

manajer investasi, sedangkan reksa dana jenis close end bisa dijual di pasar
sekunder.

9

Reksa dana dapat menyediakan dua fasilitas yang sulit dipenuhi oleh
pemodal, yaitu sebagai berikut (Rivai, et al., 2007:945) :
1. Reksa dana menciptakan skala ekonomis dalam berinvestasi, yaitu melalui
penggabungan dana antara pemodal satu dengan pemodal yang lain untuk
menciptakan investasi dalam skala yang besar.
2. Reksa dana menyediakan tenaga profesional pengelola investasi efek secara
kolektif.

2.1.2 Jenis Reksa Dana
Bagi investor reksa dana, memahami jenis reksa dana adalah sesuatu yang
sangat penting, karena setiap jenis reksa dana memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, dimana setiap investor dapat memilih dan menyesuaikan maksud
tujuan investasi yang diinginkan, toleransi atas tingkat risiko yang akan dihadapi
serta kondisi keuangan yang dimilikinya berdasarkan dari masing-masing
karakteristik dari setiap jenis reksa dana yang beredar saat ini. Jenis-jenis reksa

dana, yaitu (Simatupang, 2010:194) :
1. Reksa Dana Saham
Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas
atau saham. Reksa dana ini mengupayakan untuk memperoleh capital gain
dalam jangka panjang. Dengan komposisi saham sebagai komposisi utama
dalam portofolio reksa dana saham, maka secara teoritis pergerakan harga atau
nilai aktiva bersih reksa dana saham akan lebih fluktuatif atau lebih berisiko
dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya, namun sejalan dengan tingkat

10

risiko yang relatif lebih tinggi tersebut, dalam jangka panjang reksa dana
saham akan memberikan potensi pertumbuhan nilai aktiva bersih yang lebih
besar dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang portofolio efeknya
sekurang-kurangnya 80% terdiri dari efek-efek yang bersifat utang. Reksa dana
ini mengkhususkan pada efek yang memberikan pendapatan secara tetap.
Umumnya reksa dana pendapatan tetap di Indonesia memanfaatkan instrumen
obligasi sebagai bagian terbesar dari investasinya. Komposisi demikian pada

umumnya sangat menarik bagi investor yang konservatif terhadap risiko karena
secara teoritis transaksi perdagangan instrumen obligasi relatif jauh lebih stabil
daripada saham.
3. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang adalah reksa dana dimana portofolio asetnya terdiri dari
sekurang-kurangnya 80% dalam bentuk efek bersifat utang jangka pendek
dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Reksa dana ini mengutamakan
investasi pada jenis-jenis efek di pasar uang dengan orientasi pendapatan
jangka pendek, seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan suratsurat utang jangka pendek lainnya. Dengan komposisi aset yang didominasi
efek pasar uang, maka secara teoritis reksa dana pasar uang relatif akan lebih
aman atau lebih kecil tingkat risikonya dari semua jenis reksa dana yang
beredar saat ini, seperti misalnya reksa dana saham ataupun reksa dana
pendapatan tetap dan tentu perlu disadari bahwa sejalan dengan tingkat risiko

11

dari reksa dana pasar uang yang rendah tersebut, para investor juga harus
bersedia menerima keuntungan yang relatif juga lebih rendah dari seluruh jenis
reksa dana lainnya.
4. Reksa Dana Campuran

Reksa dana campuran adalah yang komposisi portofolionya tidak mengacu
kepada komposisi sekurang-kurangnya 80% untuk saham, surat utang dan
pasar uang pada masing-masing reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap
atau reksa dana pasar uang, reksa dana campuran dapat melakukan investasi
baik pada efek utang maupun ekuitas atau saham dan pasar uang dengan porsi
yang berbeda-beda. Tujuan produk reksa dana campuran dimaksudkan agar
manajer investasi dapat lebih fleksibel melakukan diversifikasi terhadap
portofolio efek reksa dana yang dikelolanya karena tidak diikat oleh ketentuan
yang mengharuskan apakah portofolio reksa dana yang dikelolanya apakah
harus dominan dalam bentuk saham-saham, surat utang jangka panjang atau
produk pasar uang seperti halnya pada reksa dana saham, pendapatan tetap dan
pasar uang.
5. Reksa Dana Terproteksi
Menurut Peraturan Bapepam LK No.IV.C.4. Reksa dana terproteksi adalah
reksa dana yang memberikan jaminan kepada para investor bahwa dana yang
diinvestasikannya tidak akan mengalami kerugian, karena dana yang
diinvestasikan para investor pada produk reksa dana terproteksi diharapkan
sekurang-kurangnya tetap sama dengan jumlah investasi awal. Hal ini
dimungkinkan karena adanya ketentuan yang mempersyaratkan bahwa aset


12

dari portofolio reksa dana terproteksi wajib diinvestasikan ke dalam efek
hutang atau obligasi yang layak investasi serta investor tidak dapat melakukan
redemption atau mencairkan unit pernyertaan sebelum jatuh tempo. Adapun
usul penerbitan reksa dana terproteksi pada saat itu ditujukan untuk mengatasi
permasalahan reksa dana pendapatan tetap pada Tahun 2005 yang mengalami
penurunan nilai aktiva bersih reksa dana secara drastis dikarenakan terjadinya
gelombang redemption masal yang menyebabkan para investor reksa dana
pendapatan tetap pada saat itu diperkirakan mengalami kerugian investasi
antara 30-50% dalam waktu yang relatif sangat singkat.
6. Reksa Dana Penjaminan
Reksa dana penjaminan adalah reksa dana yang memberikan jaminan atas nilai
investasi awal pada saat jatuh tempo. Namun penjaminan bukan oleh manajer
investasi, tetapi melalui penjaminan oleh pihak ketiga seperti bank, asuransi
dan sebagainya. Investasi reksa dana penjaminan adalah pada efek utang
dengan peringkat layak investasi, sekurang-kurangnya 80% dari nilai aktiva
bersih. Namun, reksa dana penjaminan belum ada diterbitkan pada pasar modal
di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih sulitnya perusahaan asuransi
menentukan tingkat risiko yang terkait dengan premi asuransi yang akan

diberikan.
7. Reksa Dana Indeks
Reksa dana indeks adalah reksa dana yang portofolio efeknya terdiri atas efek
yang menjadi bagian dari suatu indeks yang menjadi acuannya. Sekurang-

13

kurangnya 80% dari nilai aktiva bersih diinvestasikan pada efek yang
merupakan bagian dari kumpulan efek yang ada dalam indeks tersebut.
8. Reksa Dana Syariah
Reksa dana syariah muncul karena semakin tingginya keinginan masyarakat
untuk berinvestasi terhadap produk-produk investasi yang berpedoman pada
kaidah-kaidah Islam. Reksa dana syariah merupakan produk keuangan yang
harus mengacu pada sistem keuangan Islam. Misalnya tidak diinvestasikan
pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang produknya bertentangan
dengan Syariah Islam, seperti pabrik makanan atau minuman yang
mengandung alkohol, rokok, jasa keuangan konvensional seperti produk
perbankan yang menggunakan bunga sebagai imbal hasilnya. Dewan Syariah
Nasional (DSN) dibawah majelis ulama telah mengeluarkan daftar nama-nama
perusahaan yang tercatat di bursa dan masuk kriteria Syariah Islam serta

tercatat dalam Jakarta Islamic Index (JII) maupun dalam Daftar Efek Syariah
(DES).
9. Reksa Dana Exchange Trade Fund
Reksa dana exchange trade fund adalah suatu bentuk reksa dana dimana aset
portofolionya didasarkan pada suatu indeks tertentu. Kemudian unit
penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek dengan
menggunakan jasa broker seperti halnya saham yang dicatatkan dan
diperdagangkan di Bursa Efek. Exchange trade fund dikategorikan seabgai
suatu reksa dana karena seluruh aset portofolio reksa dana dikelola oleh
manajer investasi dan disimpan oleh bank kustodian, aset portofolio reksa dana

14

ini mengacu pada suatu indeks tertentu seperti halnya reksa dana indeks yaitu
reksa dana yang mendasarkan kinerjanya pada indeks tertentu.
10. Reksa Dana Real Estat (Dire)
Reksa dana real estat adalah satu jenis reksa dana dimana manajer investasi
membeli dan mengelola gedung, seperti misalnya gedung perkantoran atau
apartemen. Selanjutnya para investor akan menerima secara periodik
pendapatan dari uang sewa gedung tersebut, setelah dikurangi biaya

pengelolaan gedung.

2.1.3 Bentuk Hukum Reksa Dana
Bentuk hukum reksa dana terbagi menjadi dua, yaitu (Rivai, et al.,
2007:948) :
1. Reksa Dana Berbentuk Perseroan (Corporate Type)
Dalam bentuk ini, perusahaan penerbit reksa dana menghimpun dana dengan
menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal
maupun di pasar uang, bentuk ini mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT).
b. Pengelolaan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara direksi
perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk.
c. Penyimpanan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara manajer
investasi dengan bank kustodian.

15

2. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Kolektif (Contractual Type)
Bentuk kontrak investasi kolektif adalah sebagai kontrak antara manajer

investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, di
mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola investasi kolektif
dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.
Bentuk ini bercirikan sebagai berikut:
a. Bentuk hukumnya adalah kontrak investasi kolektif.
b. Pengelolaan reksa dana dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan
kontrak.
c. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank kustodian
berdasarkan kontrak.

2.1.4 Sifat Reksa Dana
Reksa dana terdiri dari dua sifat, yaitu sebagai berikut (Rivai, et al.,
2007:947) .
1. Reksa Dana Terbuka
Reksa dana ini dapat menjual unit penyertaannya secara terus menerus
sepanjang masih ada investor yang berminat membeli. Sebaliknya, investor
dapat menjual kembali unit penyertaannya kepada manajer investasi kapan saja
yang diinginkan.
Disebut reksa dana terbuka karena:
a. Memungkinkan dan membuka kesempatan bagi investor baru yang akan

melakukan investasi setiap saat dengan membeli unit-unit penyertaan reksa
dana.

16

b. Dalam hal-hal investor yang ingin menarik kembali investasinya, manajer
investasi bersedia membeli kembali unit penyertaan tersebut.
Reksa dana terbuka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Investor dapat membeli dan menjual kembali reksa dana kepada perusahaan
reksa dana tanpa dibatasi oleh jumlah efek yang diterbitkan.
b. Harga saham pada saat transaksi jual atau beli didasarkan pada nilai aktiva
bersih.
c. Perhitungan nilai aktiva bersih yang merupakan nilai pasar wajar dari efek
dalam portofolio dilakukan paling sedikit satu kali dalam sehari. Hasil
perhitungan ini menunjukkan nilai satu lembar saham di dalam portofolio
reksa dana. Nilai aktiva bersih portofolio reksa dana yang telah dihitung
wajib diumumkan.
2. Reksa Dana Tertutup
Karateristiknya antara lain adalah hanya dapat menjual saham reksa dana
kepada investor sampai batas jumlah modal dasar yang telah ditetapkan dalam

anggaran dana perseroan. Disebut reksa dana tertutup karena:
a. Tertutup dalam hal jumlah saham yang dapat diterbitkan atau dalam hal
menerima masuknya pemodal baru.
b. Tidak dapat membeli kembali saham-sahamnya yang telah dijual kepada
pemodal sehingga, untuk memberikan peluang dan jaminan likuiditas
kepada investor, saham reksa dana tertutup dicatatkan di bursa efek. Dengan
demikian, jual beli reksa dana dilakukan di bursa efek.

17

Reksa dana tertutup memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Jumlah saham yang diterbitkan tetap dan tidak mengatur penerbitan saham
baru.
b. Harga saham reksa dana tertutup tidak hanya ditentukan oleh nilai aktiva
bersihnya saja, tetapi juga ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
tersebut di bursa.
c. Perusahaan reksa dana tidak dapat membeli kembali saham yang diterbitkan
olehnya.
d. Transaksi saham reksa dana tertutup dilakukan di bursa dan di luar bursa.

2.1.5 Pengertian Manajer Investasi
Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, manajer investasi
adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah.
Tugas manajer investasi adalah mengelola portofolio efek atas kepentingan
nasabah, mengelola reksa dana, mengadakan riset atas efek, menganalisa
kelayakan investasi. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa manajer
investasi adalah pihak yang terkait langsung dalam pengelolaan suatu portofolio
reksa dana dan pihak yang sangat strategis untuk memberikan return bagi nasabah
(Simatupang, 2010:164).

2.1.6 Pengertian Bank Kustodian
Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995. Bank kustodian
adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan

18

dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya. Pihak yang dapat bertindak sebagai bank kustodian adalah Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), perusahaan efektif dan bank umum yang
telah memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Simatupang, 2010:166).

2.1.7 Pengertian Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Nilai aktiva bersih adalah ukuran dari suatu portofolio efek suatu reksa
dana. Kinerja suatu produk reksa dana dapat dilihat dari nilai aktiva bersih
masing-masing reksa dana yang menjadi satuan dari nilai aset suatu reksa dana.
Secara umum, nilai aktiva bersih reksa dana sangat bergantung kepada kinerja
sekuritas yang menjadi portofolio reksa dana yang bersangkutan yaitu apabila
harga pasar dari aset-aset yang menjadi portofolio reksa dana mengalami
kenaikan, otomatis nilai aktiva bersih reksa dana yang bersangkutan juga akan
mengalami kenaikan dan sebaliknya apabila aset-aset dalam portofolio reksa dana
mengalami penurunan di pasar maka otomatis total nilai aktiva bersih yang
bersangkutan juga akan mengalami penurunan (Simatupang. 2010:158).

19

2.1.8 Keuntungan Investasi di Reksa Dana
Keuntungan dalam melakukan investasi pada reksa dana antara lain sebagai
berikut (Rivai, et al., 2007:948) :
1. Manajer Profesional
Pengelola reksa dana pada umumnya terdiri atas orang-orang yang
berpengalaman dan ahli di bidang pasar uang dan pasar modal. Karena dikelola
oleh manajer investasi yang andal, ia mencari peluang investasi yang paling
baik untuk reksa dana tersebut. Pada prinsipnya, manajer investasi bekerja
keras untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham atau unit
reksa dana, sedangkan pilihan investasi itu sendiri dipengaruhi oleh tujuan
investasi dari reksa dana tersebut.
2. Likuiditas
Investor yang membeli reksa dana terbuka dapat menjual kembali kepada
penerbitnya setiap saat dan penerbit secara hukum wajib membelinya sesuai
dengan harga pasar yang berlaku saat itu. Dengan demikian, reksa dana jauh
lebih likuid dibandingkan dengan saham atau obligasi yang diperdagangkan di
bursa efek, karena untuk menjual saham harus menemukan pembeli yang
berminat sesuai dengan jumlah dan harga yang disepakati lebih dahulu. Dalam
hal ini yang paling sesuai adalah reksa dana untuk saham-saham yang telah
dicatatkan di bursa di mana transaksi terjadi setiap hari, tidak seperti deposito
berjangka atau sertifikat deposito periode tertentu.

20

3. Pelayanan bagi Pemegang Saham
Reksa dana biasanya menawarkan daya tarik kepada pemegang sahamnya
misalnya dengan menjanjikan untuk melakukan reinvestasi terhadap dividen
dan capital gain secara otomatis yang seharusnya diterima investor.
4. Biaya Rendah
Hal ini disebabkan karena perusahaan reksa dana biasanya mengelola dana
dalam jumlah yang besar.
5. Diversifikasi
Investasi dalam reksa dana tidak menempatkan seluruh dana di dalam suatu
peluang investasi, dengan tujuan untuk membagi risiko. Manajer investasi
memilih berbagai macam saham sehingga kinerja satu saham tidak akan
menpengaruhi keseluruhan kinerja reksa dana. Pada umumnya, reksa dana
mempunyai kurang lebih 30 sampai 60 jenis saham dari berbagai perusahaan.
Jika investor membeli sendiri saham secara langsung, maka investor hanya
dapat membeli satu jenis saham saja, nilai dari portofolio investor tersebut
tentunya akan sangat bergantung pada kinerja harga saham tersebut. Jika
kinerjanya baik, akan mendapatkan keuntungan. Namun, jika harga saham
tersebut jatuh, maka investor akan mendapatkan kerugian yang persentasenya
sebesar investasi tersebut. Diversifikasi memberikan keseimbangan dengan
memberikan batasan maksimum atas investasi pada suatu jenis saham.
Selain yang diuraikan sebelumnya, beberapa keuntungan lain yang dapat
diperoleh melakukan investasi di reksa dana yaitu:
a. Investasi dapat dilakukan dengan dana yang relatif sedikit.

21

b. Dividen diperoleh dari penerbit reksa dana.
c. Capital gain diperoleh dari penjualan portofolio reksa dana.
d. Risiko akan tersebar melalui pembentukan portofolio efek.
e. Akses investasi lebih banyak walaupun dengan dana yang terbatas.
f. Saham reksa dana dapat dijual kembali setiap saat pada reksa dana terbuka.
g. Kenaikan nilai aktiva bersih yang diperoleh dari hasil penjualan reksa dana
di pasar sekunder atau nilai pembelian kembali oleh perusahaan reksa dana.
h. Pembagian uang tunai dilakukan secara berkala.
i. Terbebas dari pekerjaan administrasi dan analisis investasi karena sudah
dikelola oleh manajer investasi.

2.1.9 Risiko Investasi di Reksa Dana
Risiko utama dalam reksa dana antara lain sebagai berikut (Rivai, et al.,
2007:952) :
1. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik
Sistem ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan terhadap
perubahan ekonomi internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik
di dalam maupun di luar negeri atau peraturan khususnya di bidang pasar uang
dan pasar modal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia, yang secara tidak langsung akan memengaruhi kinerja portofolio
reksa dana.

22

2. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan
Nilai unit penyertaan reksa dana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau
penurunan nilai aktiva bersih reksa dana. Penurunan dapat disebabkan, antara
lain oleh:
a. Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya.
b. Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan pembelian dan
penjualan.
c. Risiko wanprestasi oleh pihak-pihak terkait. Risiko ini dapat terjadi apabila
rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya. Rekan usaha
dapat termasuk, tetapi tidak terbatas pada emiten, pialang, bank kustodian,
dan agen penjual.
3. Risiko Likuiditas
Penjualan kembali (pelunasan) tergantung pada likuiditas dari portofolio atau
kemampuan dari manajer investasi untuk membeli kembali (melunasi) dengan
menyediakan uang tunai.
4. Risiko Kehilangan Kesempatan Transaksi Investasi pada saat Pengajuan Klaim
Asuransi
Dalam hal terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga dan
aset reksa dana yang disimpan di bank kustodian, bank kustodian dilindungi
oleh asuransi yang akan menanggung biaya penggantian surat-surat berharga
tersebut. Selama tenggang waktu penggantian tersebut, manajer investasi tidak
dapat melakukan transaksi investasi atas surat-surat berharga tersebut.

23

Kehilangan kesempatan melakukan transaksi investasi ini dapat berpengaruh
terhadap nilai aktiva bersih per unit penyertaan.

2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ahmad dan Samajpati (2010) yang berjudul Evaluation of Stock
Selection Skills and Market Timing Abilities of Indian Fund Managers . Hasil
penelitiannya menyatakan stock selection skill dan market timing ability
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana.
Low (2012) melakukan penelitian dengan judul

Market Timing and

Selectivity Performance: A Cross Sectional Analysis of Malaysian Unit Trust
Funds . Hasil penelitiannya menyatakan market timing ability dan stock selection
skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana.
Winingrum (2011) melakukan penelitian dengan judul

Analisis Stock

Selection Skills, Market Timing Ability, Size Reksa Dana, Umur Reksa Dana dan
Expense Ratio Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2006-2010 . Hasil penelitiannya menyatakan secara
simultan stock selection skills, market timing ability, size reksa dana, umur reksa
dana dan expense ratio berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Pengujian parsial menyatakan stock selection skills dan market timing ability
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Size reksa
dana berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Umur reksa dana berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja reksa

24

dana saham. Rasio biaya berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
kinerja reksa dana saham.
Putri (2014) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Stock
Selection Skill, Market Timing Ability, Expense Ratio dan Tingkat Risiko terhadap
Kinerja Reksa Dana Saham (Studi Pada Reksa Dana Saham Jenis KIK Periode
2009-2013) . Hasil penelitiannya menyatakan menunjukkan bahwa market timing
ability, stock selection skill, expense ratio dan tingkat risiko secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Secara terpisah stock
selection skill dan market timing ability berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja reksa dana saham, Expense ratio berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja reksa dana saham, sedangkan tingkat risiko
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Syahid (2015) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Stock
Selection Skill, Market Timing Ability, Fund Longevity, Fund Cash Flow dan
Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana. Hasil penelitiannya menyatakan variabel
market timng ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa
dana saham. Stock selection skill berpengaruh negatif dan signifikan. Fund
longevity dan fund size berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja
reksa dana saham. Cash flow berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
kinerja reksa dana saham.

25

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No

Nama/Tahun

Judul Penelitian

1

Ahmad dan
Samajpati
(2011)

Evaluation of Stock
Selection Skills and
Market Timing
Abilities of Indian
Fund Managers

2

3

Low
(2011)

Winingrum
(2011)

Market Timing and
Selectivity
Performance: A
Cross Sectional
Analysis of
Malaysian Unit
Trust Funds

Analisis Stock
Selection Skills,
Market Timing
Ability, Size Reksa
Dana, Umur Reksa
Dana dan Expense
Ratio Terhadap
Kinerja Reksa Dana
Saham yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Periode Tahun 20062010

Variabel
Penelitian
Variabel
Dependen:
Kinerja Reksa
Dana
Variabel
Independen:
Stock Selection
Skills, Market
Timing Ability
Variabel
Dependen:
Kinerja Reksa
Dana
Variabel
Independen:
Stock Selection
Skills, Market
Timing Ability
Variabel
Dependen:
Kinerja Reksa
Dana Saham
Variabel
Independen:
Stock Selection
Skills, Market
Timing Ability,
Size Reksa
Dana, Umur
Reksa Dana,
dan Expense
Ratio

Teknik
Analisis
Hasil Penelitian
Data
Regresi 1. Stock
Selection
Skills
Linear
berpengaruh positif dan
Berganda
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana.
2. Market
Timing
Ability
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana.

Regresi 1. Stock
Selection
Skills
Linear
berpengaruh positif dan
Berganda
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana.
2. Market
Timing
Ability
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana.

Regresi 1. Stock
Selection
Skills
Linear
berpengaruh positif dan
Berganda
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham.
2. Market
Timing
Ability
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham.
3. Size
Reksa
Dana
berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham.
4. Umur
Reksa
Dana
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham.
5. Expense Ratio berpengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap Kinerja Reksa
Dana Saham,

26

Tabel Lanjutan 2.1
No

Nama/Tahun

Judul Penelitian

4

Putri
(2014)

Analisis Pengaruh
Market Timing
Ability, Stock
Selection Skill,
Expense Ratio dan
Tingkat Risiko
terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham
(Studi Pada Reksa
Dana Saham Jenis
KIK Periode 20092013)

5

Syahid
(2015)

Analisis Pengaruh
Stock Selection
Skill, Market
Timing Ability,
Fund Longevity,
Fund Cash Flow
dan Fund Size
terhadap Kinerja
Reksa Dana.

Variabel
Penelitian
Variabel
Dependen:
Kinerja Reksa
Dana Saham
Variabel
Independen:
Market Timing
Ability, Stock
Selection Skill,
Expense Ratio,
dan Tingkat
Risiko

Variabel
Dependen:
Kinerja Reksa
Dana Saham
Variabel
Independen:
Stock Selection
Skill, Market
Timing Ability,
Fund
Longevity,
Fund Cash
Flow dan
Fund Size

Teknik
Analisis
Hasil Penelitian
Data
Regresi 1. Stock
Selection
Skill
Linear
berpengaruh positif dan
Berganda
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham.
2. Market
Timing
Ability
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham,
3. Expense Ratio berpengaruh
negatif
dan
signifikan
terhadap Kinerja Reksa
Dana Saham,
4. Tingkat Risiko berpengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap Kinerja Reksa
Dana Saham
Regresi 1. Market
Timing
Ability
Linear
berpengaruh positif dan
Berganda
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham.
2. Stock
Selection
Skill
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham.
3. Fund Logevity dan Fund
Size berpengaruh negatif
dan
tidak
siginifikan
terhadap Kinerja Reksa
Dana Saham.
4. Fund
Cash
Flow
berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap
Kinerja Reksa Dana Saham.

27

2.3 Kerangka Konseptual
2.3.1 Pengaruh Market Timing Ability terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
Market timing ability adalah kemampuan manajer investasi dalam
melakukan penyesuaian portofolio aset untuk mengantisipasi perubahan atau
pergerakan yang akan terjadi pada harga pasar secara umum. Kemampuan ini
akan memberi return yang lebih besar kepada investor (Knight dan Satchell,
2002:3).

2.3.2 Pengaruh Stock Selection Skills terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
Stock selection skill adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih
saham-saham yang tepat yang akan dimasukkan atau dikeluarkan dari portofolio
reksa dana sehingga memberikan tingkat pengembalian (return) yang lebih baik
dari tingkat pengembalian pasar serta meningkatkan kinerja reksa dana itu sendiri.
Karena pemilihan efek-efek yang baik di masa mendatang akan memberi
keuntungan pada investor atas dana yang diinvestasikan pada reksa dana (Knight
dan Satchell, 2002:3).

Market Timing Ability
Kinerja Reksa Dana
Stock Selection Skill
(
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

28

2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah
Market Timing Ability dan Stock Selection Skill berpengaruh positif terhadap
Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia.

29