Kajian Manajemen Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Ditinjau Dari Latar Belakang Pendidikan Masyarakat Studi Kasus: Perumahan Nasional Simalingkar, Medan

ABSTRAK
Sampah merupakan salah satu problem kota-kota besar di Indonesia, hal yang
sama juga dialami oleh pemukiman yang ada dikota Medan.
Perumnas Nasional Simalingkar Medan dengan jumlah penduduk sekitar 8.628
KK, yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, merupakan salah satu
penyumbang sampah bagi kota Medan, maka kajian ini bertujuan untuk mencari satu
solusi bagaimana mereduksi sampah sehingga mengurangi beban Tempat Pemerosesan
Akhir Sampah yang ada di desa Namo Bintang maupun Desa Terjun sebagai Tempat
Pemerosesan Akhir Sampah Medan. Kajian ini akan melihat apakah ada hubungan
yang signifikan antar tingkat pendidikan masyarakat terhadap kepedulian masyarakat
dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan terhadap manajemen yang diterapkan
saat ini, sehingga diperoleh satu konsep pengelolaan sampah yang ideal pada
perumahan Simalingkar.
Jenis penelitian ini adalah deskritif kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud
mendiskripsikan fenomena yang terjadi pada daerah kajian. Teknik pengumpulan data
meliputi pengumpalan data primair yang diantaranya adalah observasi, wawancara dan
kuesioner, serta dokumentasi, didukung dengan data data dari instansi terkait sebagai
data sekunder untuk pembanding dalam analisis kajian.
Hasil kajian menyimpulkan bahwa salah satu penyebab belum direduksinya
sampah pemukiman yang dibuang ke TPA adalah belum diterapkannya pengelolaan
sampah ditingkat lingkungan sebagai sumber sampah tersebut, sampah masih dibuang

seluruhnya ke TPA, namun gambaran pemahaman masyarakat bahwa sampah masih
punya niali ekonomis cukup tinggi (82.40%) dan kesadaran masyarakat bahwa
pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab pemerintah dengan masyarakat juga
cukup tinggi (75.58 %) kedua hal ini merupakan indikator bahwa masyarakat dapat
dilibatkan dalam pengelolaan sampah pada sumbernya untuk mengurangi beban TPA
Namo Bintang dan Desa Terjun.
Saran untuk jangka pendek adalah dengan menambah peralatan pengangkut
sampah dipemukiman sebanding dengan jumlah personil, dan pemerintah
berkoordinasi dengan lurah dan tokoh masyarakat melakukan sosialisasi dan
pembentukan Tim Pengelola Sampah Lingkungan, melakukan pelatihan teknis
pengelolaan sampah lingkungan menjadi kompos, melakukan kordinasi dengan
instansi terkait untuk kesinambungan pengelolaan sampah ditingkat lingkungan guna
me”reduce” sampah rumah tangga yang selama ini seluruhnya menjadi beban TPA

Universitas Sumatera Utara

Kata kunci : sampah rumah tangga,manajemen, peran serta masyarakat,

ABSTRACT
Waste has become one of the problems in big towns in Indonesia; the same is

true for what occurs in some residential areas in Medan.
Perum Perumnas (National Housing) Simalingkar, Medan, with the population
of 8,628 that consists of various educational backgrounds, constitutes one of the areas
which has big waste problem. Therefore, this research was aimed to find the solution
of how to reduce waste at the landfill of Namo Bintang village and at the landfill of Air
Terjun village, Medan, whether there was any significant correlation between people’s
education and their awareness of handling kitchen and yard waste and on its
management so that the concept of how to treat waste ideally at Perumnas Simalingkar
could be made.
The research used descriptive qualitative method in which it described the
phenomena which occurred at the research fields. The data comprised the primary
data such as observation, interviews, questionnaires, and documentation, supported by
the data from the related agencies as the comparison to the analysis.
The result of the research showed that one of the reasons why the kitchen and
yard waste thrown away to the landfill had not been reduced was that the management
of handling the waste in residential areas was not implemented yet, for the entire waste
was thrown away to the landfills. However, people’s awareness of the economical
value of the waste was still high (82.40%) and their awareness that the management
of handling waste was the responsibility of both the government and the community
was also high (75.58%) which indicated that community could be involved in managing

waste at their own neighborhood in order to reduce waste at the landfills of Namo
Bintang village and Terjun village.
It is recommended that, in short term, garbage carts in residential areas should
be added so that they would be balanced with the number of workers. It is also
recommended that the government should coordinate with village heads and other
public figures to socialize and to establish Neighborhood Waste Management Team,
to conduct technical training about how to manage kitchen and yard waste to be
compost, and to coordinate with the related agencies for the sustainability of waste
management in residential areas in order to “reduce” kitchen and yard waste which
to date was entirely thrown away to landfills.

Keywords: Kitchen and Yard Waste, Management, Community Participation

Universitas Sumatera Utara